Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
DAFTAR I S I
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................
10
10
12
20
20
24
26
2
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2.3.1 Landai Maksimum dan Panjang Landai Maksimum ............
27
28
30
33
34
34
34
34
35
44
50
50
54
54
55
60
62
62
64
66
66
3
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
3.5.2 Perhitungan Alinement Vertikal Patok 16 ............................
71
B AB I
PE N DAH U LUAN
1.1 Latar Belakang
Kostruksi jalan raya sebagai sarana transportasi adalah merupakan unsur yang
sangat penting dalam usaha meningkatkan kehidupan manusia untuk mencapai
kesejahteraannya. Dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai mahluk sosial manusia tidak
dapat hidup tanpa bantuan orang lain, maka dengan adanya prasarana jalan ini, maka
hubungan antara suatu daerah dengan daerah lain dalam suatu negara akan terjalin
dengan baik. Sarana yang dimaksud disini adalah sarana penghubung yang melalui
darat, laut dan udarah. Dari ketiga sarana tersebut, akan ditinjau prasarana yang melalui
darat.
Dalam perencanaan geometrik termasuk juga perencanaan tebal perkerasan jalan,
karena dimensi dari perkerasan merupakan bagian dari perencanaan geometrik sebagai
suatu perencanaan jalan seutuhnya.
Bertambahnya jumlah dan kualitas kendaraan dan berkembangnya pengetahuan
tentang kelakukan pengendara serta meningkatnya jumlah kecelakaan, menuntut
perencanaan geometrik supaya memberikan pelayanan maksimum dengan keadaan
bahaya minimum dan biaya yang wajar.
1.2 Maksud dan Tujuan
Jurusan Teknik Sipil PNUP
4
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Suatu perencanaan geometrik yang lengkap tidak saja memperhatikan keamanan
dan ekonomisnya biaya, tetapi juga nilai struturalnya. Kita harus lebih teliti dalam
memilih lokasi perencanaan geometrik sehingga suatu jalan menjadi nyaman.
Sebagai perencana, kita dituntut untuk menguasai teknik perencanaan geometrik
dan tata cara pembuatan konstruksi jalan raya serta memahami permasalahan dan
pemecahannya.
Yang dimaksud perkerasan lentur dalam perencanaan ini adalah perkerasan yang
umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapisan permukaan serta
bahan berbutir sebagai lapisan dibawahnya. Interpretasi, evaluasi dan kesimpulankesimpulan yang akan dikembangkan dari hasil penetapan ini, harus juga
memperhitungkan penerapannya secara ekonomis sesuai dengan kondisi setempat,
tingkat keperluan, kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis lainnya, sehingga
kontruksi jalan yang direncanakan itu adalah yang optimal.
Pada umumnya teknik perencanaan geometrik jalan raya dibagi atas tiga bagian
penting, yaitu :
1. alinyemen horizontal / trase jalan
2. alinyemen vertikal / penampang memanjang jalan
3. penampang melintang jalan
pembangunan yang baik antara alinyemen horizontal dan vertical memberikan
keamanan dan kenyamanan para pemakai jalan.
1.3 Ruang lingkup
Jurusan Teknik Sipil PNUP
5
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Perencanaan geometrik jalan raya
Dalam perencanaan geometrik yang kami laksanakan dalam tugas ini,
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
6
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
BAB I I
DASAR TE O R I
7
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan biaya juga
memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan.
2.1.2 Klasifikasi Jalan
Pada umumnya jalan raya dapat dikelompokkan dalam klasifikasi menurut
fungsinya, dimana pereturan ini mencakup tiga golongan penting, yaitu :
8
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2. Kelas II B
Merupakan jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan
dari penetrasi berganda atau yang setara dimana dalam komposisi lalu lintasnya
terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor.
3. Kelas II C
Merupakan jalan raya sekunder dua jalur denan konstruksi permukaan jalan dari
penetrasi tunggal, dimana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan
bermotor lambat dan kendaraan tak bermotor.
c. Jalan Lokal ( Penghubung )
Jalan penghubung adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan cirricirri perjalanan yang dekat, kecepatan rata- rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
Adapun tabel klasifikasi jalan raya adalah srbagai berikut :
KLASIFIKASI
JALAN
JALAN RAYA
UTAMA
I (A1)
KLASSIFIKASI MEDAN
II A (A2)
100
60
60
60
Minimum 2 (2x3,75)
II B (B1)
6.000 - 20.000
80
JALAN
PENGHUBUNG
100
80
40
40
II C (B2)
G
1500 - 8000
60
40
III
G
< 20.000
80
60
40
60
40
30
60
40
30
30
30
30
30
30
30
20
20
20
2x 3.50
2 x 3.00
3.50 - 6.00
1.5
2%
2%
2%
3%
4%
4%
6%
6%
6%
Aspal Beton
Penetrasi Berganda/
setaraf
Aspal beton
( hot mix )
10%
10%
560
350
210
Landai Maksimum
3%
5% 6%
10%
2.50
7%
1.50
1.00
3.50
4%
10%
210
115
50
5%
7%
8%
210
6%
115
8%
- 6.00
10%
50
115
50
30
10 %
6%
8%
10 %
9
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Tabel 2. 1 Tabel Klasifikasi Jalan Raya
Sumber : Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Dept. PU
10
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Pada umumnya
kendaraan, baik kendaraan cepat, kendaraan lambat, kendaraan berat, kendaraan ringan,
maupun kendaraan tak bermotor. Dalam hubungannya dengan kapasitas jalan, maka
jumlah kendaraan bermotor yang melewati satu titik dalam satu satuan waktu
mengakibatkan adanya pengaruh / perubahan terhadap arus lalu lintas. Pengaruh ini
diperhitungkan dengan membandingkannya terhadap [engaruh dari suatu mobil
penumpang dalam hal ini dipakai sebagai satuan dan disebut Satuan Mobil Penumpang
( Smp ).
Untuk menilai setiap kendaraan ke dalam satuan mobil penumpang ( Smp ),
bagi jalan di daerah datar digunakan koefisien di bawah ini :
Sepeda
0, 5
Mobil Penumpang
2, 5
Bus
11
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
dipertimbangkan pada besarnya volume serta sifat lalu lintas yang diharapkan akan
menggunakan jalan yang bersangkutan.
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Geometrik Jalan
Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus
ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberkan
pelayanan yang optimal kepada lalu lintas, sebab tujuan akhir dari perencanaan
geometrik ini adalah tersedianya jalan yang memerikan rasa aman dan nyaman kepada
pengguna jalan.
Dalam merencanakan suatu konstruksi jalan raya banyak factor yang menjadi
dasar atau pertimbangan sebelum direncanakannya suatu jalan. Factor itu antara lain :
1. Kendaraan Rencana
Dilihat dari bentuk, ukuran dan daya dari kendaraan kendaran yang
menggunakan jalan, kendaraan- kendaraan tersebut dapat dikelompokkan.
Ukuran kendaraan- kendaraan rencana adalah ukuran terbesar yang mewakili
kelompoknya. Ukuran lebar kendaraan akan mempengaruhi lebar jalur yang
dbituhkan. Sifat membelok kendaraan akan mempengaruhi perencanaan tikungan.
Daya kendaraan akan mempengaruhi tingkat kelandaian yang dipilih, dan tingi
tempat dududk ( jok ) akan mempengaruhi jarak pandang pengemudi.
Kendaraan yang akan digunakan sebagai dasar perencanaan geometric
disesuaikan dengan fungsi jalan dan jenis kendaraan yang dominan menggunakan
jalan tersebut. Pertimbangan biaya juga ikut menentukan kendaraan yang dipilih.
Jurusan Teknik Sipil PNUP
12
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2. Kecepatan Rencana Lalu Lintas
Kecepatan rencana merupakan factor utama dalam perencanaan suatu
geometric jalan. Kecepatan yaitu besaran yang menunjukkan jarak yang ditempuh
kendaraan dibagi waktu tempuh.
Kecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih untuk keperluan perencanaan
setiap bagian jalan raya seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak pandang
dll.
Kecepatan maksimum dimana kendaraan dapat berjalan dengan aman dan keamanan
itu sepenuhnya tergantung dari bentuk jalan, kecepatan rencana haruslah sesua
dengan tipe jalan dan keadaan medan.
Suatu jalan yang ada di daerah datar tentu saja memiliki design speed yang
lebih tinggi dibandingkan pada daerah pegunungan atau daerah perbukitan.
Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi kecepatan rencana tergantung
pada :
a. Topografi ( Medan )
Untuk perencanaan geometric jalan raya, keadaan medan memberikan batasan
kecepatan
13
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Adanya tanjakan yang cukup curam dapat mengurangi laju kecepatan dan
bila tenaga tariknya tidak cukup, maka berat kendaraan ( muatan ) harus dikurangi,
yang berarti mengurangi kapasitas angkut dan mendatangkan medan yang landai.
2. 2 Perencanaan Geometrik Jalan Raya
2.2.1 Perencanaan Alinyemen Horizontal ( Trase Jalan )
Dalam perencanaan jalan raya harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
jalan raya itu dapat memberikan pelayanan optimum kepada pemakai jalan sesuai
dengan fungsinya.
Untuk mencapai hal tersebut harus memperhatikan perencanaan alinyemen
horizontal ( trase jalan ) yaitu garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang peta
yang disebut dengan gambar situasi jalan.
Trase jalan terdiri dari gabungan bagian lurus yang disebut tangen dan bagian
lengkung yang disebut tikungan. Untuk mendapatkan sambungan yang mulus antara
bagian lurus dan bagian tikungan maka pada bagian- bagian tersebut diperlukan suatu
bagian pelengkung peralihan yang disebut spiral.
Bagian yang sangat kritis pada alinyemen horizontal adalah bagian tikungan,
dimana terdapat gaya yang akan melemparkan kendaraan ke luar dari tikungan yang
disebut gaya sentrifugal.
Beradasarkan hal tersebut di atas, maka dalam perencanaan alinyemen pada
tikungan ini agar dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengendara, maka
perlu dipertimbangkan hal- hal berikut :
Jurusan Teknik Sipil PNUP
14
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
a. Ketentuan- ketentuan dasar
Pada perencanaan geometrik jalan, ketentuan- ketentuan dasar ini tercantum pada
daftar standar perencanaan geometric jalan merupakan syarat batas, sehingga
penggunaannya harus dibatasi sedemikian agar dapat menghasilkan jalan yang
cukup memuaskan.
b. Klasifikadi medan dan besarnya lereng (kemiringan)
Klasifikasi dari medan dan besar kemiringan adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Medan
Datar ( D )
Bukit ( B )
Gunung ( G )
kemiringan (%)
0 - 9.9
10 - 24.9
> 25, 0
15
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Bentuk tikungan ini adalah jenis tikungan yang terbaik dimana mempunyai
jari- jari besar dengan sudut yang kecil. Pada pemakaian bentuk lingkaran penuh,
batas besaran R minimum di Indonesia ditetapkan oleh Bina Marga sebagai berikut :
Kecepatan rencana
( km/ jam )
( meter )
120
100
80
60
40
30
2000
1500
1100
700
300
100
TC
PI
Ec
L
CT
TC
1/2
1/2
16
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
= Sudut tangen ( o )
TC
= Tangent Circle
CT
= Circle Tangen
Ls
= 0
R
Et =
x R
1
Cos /2
Jurusan Teknik Sipil PNUP
Ts = Rx tan 1/2
17
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
C
Lc =
x 2R
360
Syarat Pemakaian :
a. Tergantung dari harga V rencana
b. C = 0
c. Lc
= 20
18
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Gambar 2. 2
SL
TC
Tangen Circle
ST
Ls
Sudut lengkungan
Tt
Et
Jarak tangen total yaitu jarak antara RP dan titik tangen busur lingkaran
V. e
- 2, 727
R. C
Jurusan Teknik
PNUP
28, Sipil
648 . Ls
s =
R
C = - 2 s
19
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
C
Lc =
x 2 R
360
P = Ls x
P*
K = Ls x K*
Tt
( R + P ) tg + K
( R + P )
Et =
- R
Cos
Syarat Pemakaian :
a. Ls min Ls
b. Apabila R untuk circle tidak memenuhi untuk kecepatan tertentu
c. C > 0
d. Lc > 20
e. L = 2 Ls + Lc < 2 Tt
Jurusan Teknik Sipil PNUP
20
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Catatan :
Untuk mendapatkan
nilai P* dan
3. Spiral Spiral ( S S )
Penggunaan lengkung spiral spiral dipakai apabila hasil perhitungan pada
bagian lengkung S C S tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan. Bentuk
tikungan ini dipergunakan pada tikungan yang tajam.
ST
TS
TS
RC
ES
SC SC
Os
Os
RC
RC
21
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Gambar 2. 3 Spiral spiral
s =
s . R
Ls =
28,648
Lc = 2 Ls
P = Ls . P*
K = Ls . K*
Tt = ( R + P ) tg + K
( R.P )
Et =
- R
Cos
22
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Syarat Pemakaian :
Kontrol perhitungan 2 Ls < 2 Tt
2. 2. 3 Penampang Melintang
Penampang melintang jalan adalah potongan suatu jalan tegak lurus pada as
jalan yang menunjukkan bentuk serta susunan bagian- bagian jalan yang bersangkutan
dalam arah melintang. Maksud dari penggambaran profil melintang disamping untuk
memperlihatkan bagian- bagianjalan juga untuk membantu dalam menghitung
banyaknya galian dan timbunan sesuai dengan rencana jalan dengan menghitung luas
penampang melintang jalan.
tikungan
23
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Dalam melakukan perubahan pada kemiringan melintang jalan, kita mengenal
tiga metode pelaksanaan, yaitu :
24
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
II
III
- e max
kanan
- e max
kiri
Bagian lurus
Jurusan Teknik Sipil PNUP
Bagian Lengkung
Bagian lurus
25
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
+en
-en
0%
Potongan I
-en
e maks.
Potongan II
Potongan II
II
III
Potongan I
- e max
kanan
- e max
kiri
Potongan II
Potongan III
26
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
TS
SC=CS
TS
Kiri
Sb.Jln
-2%
Kanan
LS
-2%
lurus maupun tikungan, prlu diadakan pelebaran pada perkerasan tikungan. Pelebaran
perkerasan pada tikungan tergantung pada :
Jurusan Teknik Sipil PNUP
27
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
a. Jari- jari tikungan ( R )
b. Sudut tikungan ( )
c. Kecepatan Tikungan ( Vr )
Rumus Umum :
B = n ( b + C ) + ( n 1 ) Td + Z
Dimana :
B
Td
kebebasan samping ( 0, 8 ) m
Rumus :
b' = 2, 4 + R -
R 2 - P2
Td = Teknik
R2 + ASipil
( 2 PPNUP
+A) R
Jurusan
0, 0105 . Vr
Z =
R
28
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Dimana :
R
Vr
keecepatan rencana
Rumus :
W = B - L
Dimana :
B
lebar jalan
Syarat :
Bila B 7 tidak perlu pelebaran
Bila B > 7 perlu pelebaran
Jurusan Teknik Sipil PNUP
29
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2. 3
melalui sumbu jalan. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka
yanah asli, sehingga memberikan gambaran terhadap kemampuan kendaraan naik atau
turun dan bermuatan penuh.
Pada alinyemen vertical bagian yang kritis adalah pada bagian lereng, dimana
kemampuan kendaraan dalam keadaan pendakian dipengaruhi oleh panjang kritis, landai
dan besarya kelandaian. Maka berbeda dengan alinyemen horizontal, disini tidak hanya
pada bagian lengkung, tetapi penting lurus yang pada umumnya merupakan suatu
kelandaian.
2. 3. 1 Landai Maksimum dan Panjang Maksimum Landai
Landai jalan adalah suatu besaran untuk menunjukkan besarnya kenaikan atau
penurunan vertical dalam satu satuan jarak horizontal ( mendatar ) dan biasanya
dinyatakan dalam persen ( % ).
Maksud dari panjang kritis landai adalah panjang yang masih dapat diterima
kendaraan tanpa mengakibatkan penurunan kecepatan truck yang cukup berarti. Dimana
untuk panjang kelandaian cukup panjang dan mengakibatkan adanya pengurangan
kecepatan maksimum sebesar 30 50 % kecepatan rencana selama satu menit
perjalanan.
Kemampuan kendaraan pada kelandaian umumnya ditentukan oleh kekuatan
mesin dan bagian mekanis dari kendaraan tersebut. Bila pertimbangan biaya menjadi
Jurusan Teknik Sipil PNUP
30
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
alasan untuk melampaui panjang kritis yang diizinkan, maka dapat diterima dengan
syarat ditambahkan jalur khusus untuk kendaraan berat.
2. 3. 2 Lengkung Vertikal
Pada setiap penggantian landai harus dibuat lengkung vertical yang memenuhi
keamanan, kenyamanan, dan drainage yang baik. Lengkung vertical yang digunakan
adalah lengkung parabola sederhana. Lengkung vertical adalah suatu perencanaan
alinyemen vertical untuk membuat suatu jalan tidak terpatah- patah.
a. Lengkung vertical cembung
LV
Jurusan Teknik Sipil PNUP
LV
31
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
LV
LV
LV
LV
32
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
LV
LV
tanda
( - ) pada
Bila % ikut serta dihitung maka rumus yang dipergunakan adalah seperti di atas.
G1 y
G2
=
300
2. 3. 3 Jarak Pandang
33
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Jarak pandang adalaha jarak dimana pengemudi dapat melihat benda yang
menghalanginya, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak dalam batas
mana pengemudi dapat melihat dan menguasai kendaraan pada satu jalur lalu
lintas. Jarak pandang bebas ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Jarak Pandang Henti ( dh )
Jarak pandang henti adalah jarak pandang minimum yang diperlukan
pengemudi untuk menghentikan kendaraan yang sedang berjalan setelah melihat
adanya rintangan pada jalur yang dilaluinya. Jarak ini merupakan dua jarak yang
ditempuh sewaktu melihat benda hingga menginjak rem dan jarak untuk berhenti
setelah menginjak rem.
Rumus :
dh = dp + dr
dp = 0, 287 . V . tr
V2
dr
=
254 ( fm L )
Dimana :
dh
dp
34
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
dr
jarak rem
Vr
kelandaian
Fm
- 0, 000625 . Vr + 0, 19
(+) =
pendakian
(-) =
penurunan
Dm = dl + d2 + d3 +
d4
Dimana :
Jurusan Teknik Sipil PNUP
35
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
dl
d2
d3
0,278. tr ( V m + . a. tr )
0, 278 . Vr. t2
d4
kecepatan rencana
tr
waktu ( 3, 7 4, 3 ) detik
t2
/3 . d2
alinyemen vertical
dan horizontal,
memungkinkan kita untuk menghitung banyaknya volume galian dan timbunan pada
suatu pekerjaan konstruksi jalan raya.
Langkah- langkah dalam menghitung volume galian dan timbunan adalah
sebagai berikut :
36
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
1. Penentuan station ( jarak patok ), sehingga diperoleh panjang orizontal jalan dari
alinyemen horizontal.
2. Menggambarkan profil memanjang yang memperlihatkan perbedaan muka tinggi
tanah asli dengan tinggi tanah asli dengan tinggi muka perkerasan yang akan
direncanakan.
3. Menggambarkan profil melintang pada setiap titik station sehingga dapat dihitung
luas penampang galian dan timbunan.
4. Menghitung volume galian dan timbunan dengan menggunakan cara koordinat.
Masukkan koordinat x dan y yang selanjutnya dijumlahkan masing masing titik.
Dari hasil perkalian tersebut untuk mendapatkan luasnya dikalikan hasil totalnya
lalu dikalikan dengan jarak patok untuk mendapatkan volume pekerjaan.
Uraian Umum
Jenis konstruksi perkerasan yang akan dibahas adalah konstruksi perkerasan
lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan
pengikat, lapisan- lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu
lintas ke tanah dasar.
2. 5. 2
Umur Rencana
37
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Umur rencana perekerasan jalan ditentukan atas dasar pertimbanganpertimbangan klasifikasi fungsional jalan, pola lalu lintas serta nilai ekonomi jalan yang
bersangkutan, yang tidak terlepas, yang tidak terlepas dari pola pengembangan wilayah.
2. 5. 3
Lalu Lintas
Lalu lintas harus dianalisa berdasarkan atas :
setempat
Kemungkinan perkembangan lalu lintas sesuai dengan kondisi dan potensipotansi social ekonomi daerah yang bersangkutan, serta daerah- daerah
lainnya yang berpengaruh terhadap jalan yang direncanakan, agar
pendugaan atas tingkat perkembangan lalu lintas ( I ) serta sifat- sifat
khususnya dapat dipertanggungjawabkan.
2. 5. 4
Konstruksi Jalan
Konstruksi jalan terdiri dari tanah dan perkerasan jalan. Penempatan besaran
rencana tanah dasar dan material- material yang akan menjadi bagian dari konstruksi
perkerasan, harus didasarkan atas penilaian hasil survey dan penyelidikan laboratorium
oleh seorang ahli.
Bagian perkerasan jalan umumnya meliputi :
Jurusan Teknik Sipil PNUP
38
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
LAPIS PERMUKAAN
LAPIS PONDASI ATAS
2. 5. 4. 1 Tanah Dasar
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari
sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar. Dari bermacam- macam cara pemeriksaan
untuk menentukan kekuatan tanah dasar, yang umum sigunakan adalah cara CBR.
39
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Dalam hal ini digunakan nomogram penetapan tebal perkerasan, maka harga CBR
tersebut dapat dikorelasikan terhadap daya dukung tanah ( DDT ).
Penentuan daya dukung tanah dasar berdasarkan evaluasi hasil pemeriksaan
laboratorium tidak dapat mencakup secara detail sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar
sepanjang suatu bagian jalan. Koreksi- koreksi perlu dilakukan baik dalam tahap
perencanaan detail maupun pelaksanaan sesuai dengan kondisi setempat.
2. 5. 4. 2 Lapis Pondasi Bawah (LPB)
Fungsi lapis pondasi bawah antara lain :
1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan
menyebarkan beban roda
2. Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisanlapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya
3. Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi
4. Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar
Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap
roda- roda alat- alat besar atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera
menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca.
40
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan
Bahan bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan awet
sehingga dapat menahan beban- beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk
digunakan sebagai bahan pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan
sebaik- baiknya sehubungan dengan persyaratan teknik.
Bahan alam yang dapat digunakan sebagai bahan pondasi antara lain batu
pecah, kerikil pecah, stabilisasi tanah dengan semen atau kapur.
2. 5. 4. 4 Lapis Permukaan (Surface Course)
Fungsi lapis pondasi permukaan antara lain :
1. Sebagai bagian perkerasan untuk menahan beban roda
2. Sebagai lapisan rapat air untuk melidungi badan jalan dari kerusakan akibat
cuaca
3. Sebagai lapisan aus
Bahan untuk lapisan permukaan umumnya sama dengan bahan untuk lapis
pondasi dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar
lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan bantuan
tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan beban roda lalu lintas.
2. 5. 5
41
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Jalur rencana merupakan salah satu jalur lalu lintas dari suatu ruas jalan raya,
yang menampung lalu lintas terbesar. Jika jalan tidak memiliki tanda batas
jalur
Jumlah Jalur ( m )
1 jalur
5, 50 m L < 8, 25 m
2 jalur
8, 25 m L < 11, 25 m
3 jalur
4 jalur
5 jalur
6 jalur
Koefisien distribusi (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada jalur rencana
ditentukan menurut tabel di bawah ini :
Kendaraan Ringan *
Jurusan Teknik Sipil PNUP
Kandaraan Berat **
42
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Jumlah Jalur
1 jalur
1 arah
1, 00
2 arah
1, 00
1 arah
1, 00
2 arah
1, 00
2 jalur
0, 60
0, 50
0, 70
0, 50
3 jalur
0, 40
0, 40
0, 50
0, 475
4 jalur
0, 30
0, 45
5 jalur
0, 25
0, 425
6 jalur
0, 20
0, 40
Keterangan :
*
** berat total 5 ton misalnya bus, truck, traktor, semi trailer, trailer
Tabel 2. 6 Tabel Koefisien distribusi
Sumber : Pedoman Penentuan Tebal Perkerasan, Dept. PU
2. 5. 5. 2 Angka Ekivalen
Angka ekivalen ( E ) masing- masing golongan beban sumbu
kendaraan ) ditentukan menurut rumus di bawah ini :
8160
( setiap
43
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2. 5. 5. 3 Lalu Lintas
1. Lalu lintas Harian Rata- rata ( LHR ) setiap jenis kendaraan ditentukan
pada awal umur rencana yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa
median atau masing- masing arah pada jalan dengan median
= C x LHRawal x E
UR
LER = LET x FP
FP =
10
44
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2. 5. 5. 5 Faktor Regional
Seperti diketahui bahwa rumus- rumus dasar daripada pedoman perencanaan
perkerasan ini diambil dari hasil percobaan AASHTO dengan kondisi percobaab
tertentu. Karena kanyataan di lapangan yang dihadapi mungkin tidak sama kondisinya
dengan kondisi AASHTO maka perlu diperhitungkan apa yang disebut factor regional
sebagai factor koreksi sehubungan dengan perbedaab kondisi tersebut. Kondisi yang
dimaksud antara lain keadaan lapangan dan iklim yang dapat memepengaruhi keadaan
pembebanan, daya dukung tanah dasar dan perkerasan.
Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini factor regional hanya
dipengaruhi oleh bentuk alinyemen (kelandaian dan tikungan), persentase kendaraan
berat dan yang berhenti, serta iklim dan curah hujan.
Jurusan Teknik Sipil PNUP
45
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2. 5. 5. 6 Indeks Permukaan
Ciri khas dari cara perencanaan perkerasan adalah dipergunakannya indeks
permukaan (IP) sebagai ukuran dasar dalam menentukan nilai perkerasan ditinjau dari
kepentingan lalu lintas, indeks permukaan ini menyatakan nilai dari kerataan/ kehalusan
serta kekokohan permukaan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi lalu
lintas yang lewat.
Adapun beberapa nilai IP serta artinya adalah sebagai berikut :
IP
= 1, 0
IP
= 1, 5
IP
= 2, 0
IP
= 2, 5
Dalam menentukan Indeks Permukaan (IP) pada akhir umur rencana, perlu
dipertimbangkan factor- factor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen
rencana (LER), menurut daftar di bawah ini :
Lokal
Klasifikasi Jalan
Kolektor
Arteri
Tol
1,0 1,5
1,5
1,5 2,0
10 100
1,5
1,5 2,0
2, 0
46
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
100 1000
1,5 2,0
2, 0
2,0 2,5
> 1000
1,0 2,5
2,5
Tabel 2. 7 LER dan klasifikasi fungsional jalan
2, 5
Ipo
>4
Roughness (mm/km)
< 1000
3,9 3,5
> 1000
3,9 3,5
< 2000
3,4- -3,0
> 2000
3,9 - 3,5
< 2000
3,4 3,0
> 2000
Burda
3,9 3,5
< 2000
Burtu
3,4 3,0
> 2000
Lapen
3,4 3,0
< 3000
2,9 2,5
> 3000
Lasbutag
HRA
Latasburn
2,9 2,5
Buras
2,9 2,5
Latasir
2,9 2,5
47
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Jalan Tanah
<2,4
Jalan Kerikil
<2,4
Tabel 2.8
Sumber : Pedoman Penentuan Tabel Perkerasan
2. 5. 6
D1D2D3
Angka-angka 1,2,3 masing- masing berarti lapis permukaan, lapis pondasi atas,
lapis pondasi bawah.
2. 5. 6.2 Koefisien Kekuatan Relatif
Koefisien kekuatan relatif
sebagai lapis permukaan, pondasi atas dan pondasi bawah ditentukan secara
korelasi sesuatu dengan marshall test, kuat tekan atau CBR.
Daftar dibawah ini menunjukkan nilai koefisien relatif dari tiap-tiap
lapisan .
Koefisien
Kekuatan
Relatif
a1
a2
a3
0,40
Kekuatan Bahan
MS
(Kg)
744
Kt
Kg/cm2
CBR
(%)
Jenis Bahan
48
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
0,35
0,32
0,30
0,35
0,31
0,28
0,26
0,30
0,26
0,25
0,20
590
454
340
744
590
454
340
340
340
0,28
0,26
0,24
0,23
0,19
0,15
0,13
0,15
0,13
0,14
0,12
0,14
0,13
0,12
LASTON
Asbuton
Hot Rolled Asphalt
Aspal macadan
LAPEN (mekanis)
LAPEN (manual)
LASTON ATAS
LAPEN (mekanis)
LAPEN (manual)
Stabilitas tanah dengan kapur
22
18
22
18
0,13
0,12
0,11
0,10
Catatan : Kuat Tekan stabilisasi tanah dengan semen diperiksa pada hari ke-7
Kuat Tekan stabilisasi tanah dengan kapur diperiksa pada hari ke- 21
Tabel 2.9
Sumber : Pedoman Penentuan tebal Perkerasan, Dept PU
Jurusan Teknik Sipil PNUP
49
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Minimum
Bahan
(cm)
<,3,00
Lapis pelindung/BURAS,BURTU,BURDA
3,00 6,70
LAPEN/aspal macadam,HRA,asbuton,LASTON
6, 1 7,49
7,5
LAPEN/aspal macadam,HRA,asbuton,LASTON
7,50 9,99
7,5
Lapis pelindung/BURAS,BURTU,BURDA
>10,00
10
LASTON
Tabel 2.10
Tabel Lapisan Permukaan
2. Lapis Pondasi
ITP
Tebal
Bahan
Minimum
(cm)
<3,00
15
Batu Pecah, Stabilitas tanah dengan semen,
Stabilitas tanah dengan kapur
3,00 - 7,49
20
Batu Pecah,Stabilitas tanah dengan semen,
Stabilitas tanah dengan kapur
10
LASTON ATAS
7,50 - 9,99
20*)
Batu Pecah, Stabilitas tanah dengan semen,
Stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam
15
LASTON ATAS
10,0 - 12,24
20
Batu Pecah, Stabilitas tanah dengan semen,
Jurusan Teknik Sipil PNUP
50
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
>12,25
25
Perencanaan
Geometrik
Penentuan
Klasifikasi Jalan
P
E
M
A
N
T
A
U
A
N
d
a
n
Alternatif
Rencana Perenc.
Jurusan Teknik Sipil PNUP
Geometrik
Alternatif
Terbaik
Perancangan
Penilaian Hasil Analisa
Perenc.Geometrik
Perenc.
Geometrik Jalan
Gambar
Jalan
51
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
V
A
L
U
A
S
I
P
E
L
A
K
S
A
N
A
A
N
GAMBAR
BAB III
PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN
3.1
kota A = 880 m dan tinggi kota B = 865 m yang dilihat dan dihitung berdasarkan garis
kontur yang tersediah dengan memakai skala 1:1000. Dalam menentukan tinggi dari
Jurusan Teknik Sipil PNUP
52
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
setiap petak pada trase jalan didasarkan pada letak patok pada gambar kontur yang kita
buat. Sedangkan untuk membuat kemiringan didasarkan pada beda tinggi antara 2 patok.
Pada pembuatan trase jalan nin didapatkan data sebagai berikut :
2+2,5+0,5+1,3+2,2+2,9+1+1,4+3,9+0,8+1+2,4+2,2+1+0,6+0,9+0,4+1,8+1
+0,9 +1,2+1+1+0,9+1,3+0,5+0,8
=
18
= 1,385
Jarak sebenarnya
= 1,385 x 10.000
= 138,5 m
Klasifikasi medan
Interval Kontur
x 100 %
Jarak rata rata
10
= 60 km/jam
= 30 m
Lebar perkerasan
= 2 x 3,00 m
= 2,5 m
53
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Lereng melintang bahu
=6%
= 10 %
= 210 m
Landai maksimum
=6%
x =
R
=
(29,1;6,7)
19,28
= 4,391 cm
R=
(2,6;2,6)
(22,8;0,4)
34,74
(26,6;2,3)
= 589,4 m
Tikungan I
(6,6;7)
x =
=
R
5,49
= 2,343 cm
R=
(3;6,5)
(6,4;3,4)
x
= 3,61 cm
Jurusan Teknik Sipil PNUP
54
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
(1,6;5)
(3,4;3,5)
= 361 m
(6,4;3,4)
(3;6,5)
1
(1,6;5)
(3,4;3,5)
(6,5 3,5)
1 = Arc Tg (3,4 3)
(3,5 3,4)
= 82,4050
= 1,9090
(22,8;0,4)
(26,6;2,3)
55
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
( 2,6 2,3)
= 3,4340
= 60,3960
Dicoba dengan F C
Jurusan Teknik Sipil PNUP
56
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Tidak memenuhi
Rc < R min.
Dicoba dengan S C - S
Memenuhi
Tidak memenuhi
c < 0o
Lc < 20 m
2Ls Lc <
Dicoba dengan S -S
Selesai
Bagan Proses Penentuan Jenis Tikungan
3.2.2 Perhitungan tikungan
Tikungan I
1. Dengan Full Circle (F C)
R = 361 m < 700 m Tidak memenuhi
2. Dengan Spiral Circle Spiral (S C S)
R = 361 m
V = 60 km/jam
Jurusan Teknik Sipil PNUP
Memenuhi
57
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Ls min. = 40 Tabel 1.1 (interpolasi)
e = 5,17 %
Ls = 0,022 x
V3
V xe
- 2,727 x
c
Rxc
Ls = 0,022 x
60x 0,0517
(60)3
- 2,727 x
0,4
361x 0,4
28,648 x Ls
28,648 x 40
=
= 3,1740
R
361
c = 2s
= 64,340 2(3,1740) = 77,9660 > 00 (OK)
Lc = 0,017453 x c x R
= 0,017453 x 77,966 x 361
= 491,227 m > 20 (OK) Jadi yang digunakan tikungan S-C-S.
Tikungan II
1. Dengan Full Circle (F C)
R = 589,4 m < 700 m Tidak memenuhi
2. Dengan Spiral Circle Spiral (S C S)
R = 589,4 m
V = 60 km/jam
Jurusan Teknik Sipil PNUP
58
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Ls min. = 40
e = 3,35 %
Ls = 0,022 x
V3
V xe
- 2,727 x
c
Rxc
Ls = 0,022 x
(60)3
60 x 0,0335
- 2,727 x
0,4
589,4 x 0,4
28,648 x 40
28,648 x Ls
=
= 1,9440
589,4
R
c = 2s
= 63,830 2(1,9440) = 59,9420 > 00 (OK)
Lc = 0,017453 x c x R
= 0,017453 x 59,942 x 589,4
= 616,61 m > 20 (OK) Jadi yang digunakan tikungan S-C-S.
Ls x 90
6,45 90
0,3140
R
3,14 x 589,4
c = - 2s
= 84,314 2(0,314)
Jurusan Teknik Sipil PNUP
59
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
= 83,686 0
Lc =
=
2s
R
180
84,314 2(0,314)
x 3,14 x 589,4
180
= 0,432 m
Dari tabel 4.1 diperoleh p* = 0,0157432 (interpolasi)
p = p* x Ls = 0,0157432 x 27,75 = 0,43 m
k = Ls
Ls 3
R x Sin s
40 R 2
= 27,75
(27,75)3
74,5 Sin 10,67 0
2
40(74,5)
= 13,8597
13,86 m
Es = (R+p) Sec R
= (74,5 + 0,432) Sec (.64,34) 74,5
= 14,023 m
Ts = (R+p) Tan +k
Jurusan Teknik Sipil PNUP
60
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
= (74,5 + 0,432) Tan (.64,34) + 13,0597
= 60,992
61 m
Tikungan II
Ls x 90
25 x 90
7,480
R
3,14 x 95,8
s =
c = - 2s
= 60,7 2(7,48)
= 45,740
Lc =
=
2s
R
180
60,7 2(7,48)
x 3,14 x 95,8
180
Ls 2
R (1 Cos s )
6R
252
25 x(1 Cos 7,480 )
=
6 x95,8
= 0,8746 m
Ls 3
k = Ls
R x Sin s
40 R 2
= 25
(25)3
95,8 Sin 7,480
40(95,8) 2
61
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
= 12,4861 12,50 m
Es = (R+p) Sec R
= (95,8 + 0,8746) Sec (.60,7) 95,8
= 16,23 m
Ts = (R+p) Tan +k
= (95,8 + 0,8746) Tan (.60,7) + 12,4861
= 69,091
69,1 m
R (m)
A
(0)
Ls
(m)
e
(%)
Os
(0)
Oc
(0)
I
II
74,5
95,8
64,34
60,70
27,75
25,00
5,985
4,790
10,67
7,48
43,00
45,74
Lc
(m)
55,88
76,44
b = 2,4 + R R 2 P 2
Td =
R 2 A(2 P A) R
L
(m)
P
(0)
k
(m)
Es (m)
111,38
126,44
0,432
0,875
13,86
12,49
14,032
16,227
Ts
(m)
61,0
69,1
62
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
0,105. Vr
Vr
Dimana :
B
Td
= Jarak ban muka dan ban belakang (jarak antara Gandar) = 6,1 m
Vr
= Kecepatan rencana
= Jari-jari tikungan
Rumus :
W = B Dimana :
B
= Lebar Total
a. Tikungan I
R1
= 361 m
Vr
= 60 km/jam
63
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
b = 2,4 + R R 2 P 2
2,4 361
(361) 2 (6,1) 2
= 2,348 m
Td =
R 2 A(2 P A) R
= 0,022 m
0,105. Vr
361
0,105 x60
361
= 0,332 m
B = n (b + c) + (n 1) Td + Z
2(2,348 0,8) (2 1)0,022 0,332
= 589,4 m
Vr
= 60 km/jam
2,4 589,4
b = 2,4 + R R 2 P 2
(589,4) 2 (6,1) 2
= 2,432 m
Td =
R 2 A(2 P A) R
(589,4) 2 1,2( 2.6,1 1,2 ) 589,4
64
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
= 0,014 m
Z
0,105. Vr
VR
0,105 x60
589,4
= 0,259 m
B = n (b + c) + (n 1) Td + Z
2( 2,432 0,8) ( 2 1)0,014 0,259
= 6,737 m > 6 m
W = B - L
= 6,737 - 6
= 0,737 m (Penambahan lebar tikungan)
3.4
Dimana :
Dp
dp
= 0,287 . V. tr
= Kecepatan (km/jam)
Tr
65
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Untuk Jalan mendaki (+) dan menurun (-)
dr
Vr
254(tm L)
Dimana :
Tm = Koefisien rencana (km/jam)
= 0,00065 . Vr + 0,19
= 0,00065 60 + 0,19
= 0,153 m
L
= Kelandaian 6 %
= 60 km/jam
dp
= 0,287 . V. tr
= 0,287 . 60 .2,5
= 41,7 m
dr
60 2
254(0,153 0,06)
= 66,541 m
dh
= dp + dr
= 41,7 + 66,541
= 108,241 m
= 41,7 m
dr
60 2
254(0,153 0,06)
= 66,541 m
dh
= dp + dr
= 41,7 + 66,541
= 108,241 m
Jurusan Teknik Sipil PNUP
66
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Untuk jalan menurun
dp
dr
= 41,7 m
=
60 2
254(0,153 0,06)
= 152,400 m
dh
= dp + dr
= 41,7 + 152,400
= 194,10 m
3.4.2
Dimana :
d1
d2
d3
d4
tr
t2
67
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
a
Vm = Kecepatan menyiap
Diketahui
Vr
= 60 km/jam
= 15 km/jam
= 2,268 detik
t1
= 3,68 detik
t2
= 9,44 detik
Vm = Vr + m
= 60 + 15
= 75 km/jam
d1
d2
= 0,278 . Vm . t2
= 0,287 . 75 . 9,422
= 202,809 m
d3
= 30 m
d4
= 3/4 . d2
= 2/3 . 202,809
= 135,206 m
dm = d1 + d2 + d3 + d4
= 64,089 + 202,809 + 30 + 135,206
= 432,104 m
68
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
69
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
V = 30 km/jam
Bentuk alinement adalah Cembung
a. Berdasarkan jarak pandang henti (dh)
Elevasi pada patok 10 (PVI) = 874,6 m
Stasiun pada patok 10 (PVI) = 0+250
Berdasarkan tabel lengkung vertikal cekung diperoleh panjang lengkung vertikal
LV = 20 m
EV
A.LV
800
EV
4,17 x 20
0,104 m
800
A. X 2
200.LV
Untuk X = LV
Untuk X = LV
Untuk X = LV
4,17 x 20
Y=
2
200(20)
Y=
Untuk X = LV
x 20
4
200(20)
4,17
4,17 x 20
Y=
4
200(20)
0,026
0,104
0,234
4,17 20
0,417
200(20)
2
Y=
LV
LV
LV
LV
-0,026
-0,104
-0,234
-0,417
70
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
= 0+250
Elevasi PVI
= Elevasi PVI + EV
= 874,6 + (-0,104)
= 874,704 m
STA LV
= Stasiun PVI LV
= (0+250) 20
= 0+260
= Stasiun PVI + LV
= (0+250) + 20
= 0+260
71
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
= 937,1
853,8
864,226
0+240
0+245
874,704
905,876
0+250
0+255
937,100
0+260
A.LV
800
EV
4,17 x15
0,078 m
800
A. X 2
200.LV
Untuk X = LV
Untuk X = LV
x15
4
200(15)
x15
2
200(15)
Y=
4,17
Y=
4,17
0,020
0,078
72
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Untuk X = LV
Untuk X = LV
Y=
x15
4
200(15)
4,17
0,176
4,1715
0,313
200(15)
2
Y=
LV
LV
LV
LV
-0,020
-0,078
-0,176
-0,313
= 0+250
Elevasi PVI
= Elevasi PVI + EV
= 874,6 + (-0,078)
= 874,678 m
STA LV
= Stasiun PVI LV
= (0+250) 15
73
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
= 0+253,75
Elevasi LV = Elevasi PVI + (G2 % . LV) Y
= 874,6 + (6,25 . 15) ( - 0,176)
= 890,213 m
STA PTV
= Stasiun PVI + LV
= (0+250) + 15
= 0+257,5
859
0+242,5
866,8
0+246,25
874,678
0+250
890,213
0+253,75
921,475
0+257,5
74
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Bentuk alinement adalah Cekung
a. Berdasarkan jarak pandang henti (dh)
Elevasi pada patok 10 (PVI) = 865 m
Stasiun pada patok 10 (PVI) = 0+400
Berdasarkan tabel lengkung vertikal cekung diperoleh panjang lengkung vertikal
LV = 25 m
EV
EV
A.LV
800
6,67 x 25
0,208 m
800
A. X 2
=
200.LV
1
x 25
4
200(25)
x 25
2
200( 25)
Y=
6,67
Untuk X = LV
Y=
6,67
Untuk X = LV
6,67 x 25
Y=
4
200(25)
Untuk X = LV
Untuk X = LV
0,052
0,208
0,469
6,67 25
0,834
200(25)
2
Y=
LV
LV
LV
LV
0,052
0,208
0,469
0,834
75
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Stasiun PLV = Stasiun PVI LV
= (0+400) . 25
= 0+387,5
Elevasi PLV = Elevasi PVI (G1 % . LV)
= 865 (6,67 . 25)
= 948,,375 m
STA LV = Stasiun PVI LV
= (0+400) 25
= 0+393,75
Elevasi LV = Elevasi PVI + (G1 % . LV) + Y
= 865 + (6,67 . 25) + 0,052
= 906,739 m
STA PVI
= 0+400
Elevasi PVI
= Elevasi PVI + EV
= 865 + 0,206
= 865,206 m
STA LV
= Stasiun PVI
LV
= (0+400) 25
= 0+406,255
Elevasi LV = Elevasi PVI + (G2 % . LV) + Y
= 865 + (0 . 25) + 0,052
= 865,052
STA PTV
= Stasiun PVI + LV
= (0+400) + 25
= 0+412,5
76
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
948,375
0+387,5
906,739
0+393,75
865,206
0+400
865,025
0+406,25
865
0+412,5