Anda di halaman 1dari 10

I.

Latar Belakang
Praktikum fisiologi spirometri merupakan hal wajib bagi mahasiswa
kedokteran yang bertujuan agar dapat melakukan dan memahami pengukuran volume
dan kapasitas udara pada paru-paru. Kemampuan menggunakan alat-alat pengukuran
kapasitas dan volume paru juga merupakan kemampuan yang wajib bagi setiap
mahasiswa kedokteran.

II.

Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengukur volume dan kapasitas paru menggunakan
spirometer dan peak flow meter.
2. Mahasiswa memahami spirometri statis.
3. Mahasiswa mampu mengukur saturasi oksigen menggunakan pluse oksimetri dan
dapat ngeinterptetasikan hasilnya.

III.

Pendahuluan
Valume udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu gerakan pernapasan dapat
diukur dengan spirometer. Yang dapat diukur secara langsung adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Volume tidal
Volume cadangan inspirasi
Volume cadangan ekspirasi
Kapasitas inspirasi
Kapasitas vital

Dengan mengetahui kapasitas vital, dapat diketahui fungsi paru-paru atau keadaan
saluran pernapasan. Besar kapasitas vital tergantung antara lain oleh sikap badan
sewaktu diukur, pekerjaan seseorang, umur, jenis kelamin, setatus keshatan, tinggi
badan, dan indeks massa tubuh.
Selain itu yang sering diukur dengan spirometri dinamis yaitu antara lain timed
vital capacity (TVC/Forced expiratory volume [FEV] ), yakni volume kapasitas vital
yang dikeluarkan sekuat-kuatnya dan secepatnya dalam waktu tertentu. Biasanya
waktu pengukuran satu atau sentengah detik. Dengan membandingkan besar volume
ini dengan kapasitas vital dapat diketahui ada tidaknya gangguan pernapasan. Yang
tidak dapat diukur secara langsung adalah volume residu. Untuk mengukur ini
diperlukan gas lain atau alat lain serta dipergunakan perhitungan sendiri.

IV.

Tinjauan Pustaka
Voume dan Kapasitas Paru-Paru

Metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan mencatat


volumeudara yang masuk dan keluar paru-paru, suatu proses yang disebut spirometri.
Spirometri initerdiri dari sebuah drum yang dibalikkan di atas bak air, dan drum
tersebut diimbangi olehsuatu beban. Dalam drum terdapat gas untuk bernapas,
biasanya udara atau oksigen; dansebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan
ruang gas. Apabila seseorang bernapas daridan kedalam ruangan ini, drum akan naik
turun dan terjadi perekaman yang sesuai di atasgulungan kertas yang berputar.
(tortora, 2009). Untuk memudahkan penjelasan mengenai peristiwa ventilasi paru,
maka udara dalam paru pada diagram dibagi menjadi empat volume dan empat
kapasitas, yang merupakan rata-rata pada laki-laki dewasa muda.

Pada gambar tersebut dituliskan empat volume paru, bila semuanya dijumlahkan,
samadengan volume maksimal paru yang mengembang. Arti dari masing-masing
volume iniadalah sebagai berikut:
1. Volume tidal
adalah volume yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernapasnormal; besarnya
kira-kira 500 mililiter pada laki-laki dewasa.
2. Volume cadangan inspirasi
adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan diatas volume tidal
normal bila dilakukan inspirasi kuat; biasanyamencapai 3000 mililiter.

3. Volume cadangan ekspirasi


adalah volume udara ekstra maksimal yang dapatdi ekspirasi melalui ekspirasi kuat
pada akhir ekspirasi tidal normal; jumlah normalnya adalah sekitar 1100 mililiter.
4. Volume residu
yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat;
volume ini besarnya kira-kira 1200 mililiter.
5. Kapasitas inspirasi
sama dengan volume tidal + volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kirakira 3500 ml) yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi
normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.

6. Kapasitas residu
fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi + volume residu. Ini adalah
jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal(kira-kira 2300
mililiter).
7. Kapasitas vital
sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal + volume cadangan ekspirasi.
Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru,
setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dankemudian mengeluarkan
sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 ml).
8. Kapasitas paru total
adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru sebesar mungkin dengan
inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 ml); jumlah inisama dengan kapasitas vital +
volume residu.(guyton & hall,2008, 499-500).
SATURASI OKSIGEN
Peran hemoglobin dalam pengangkutan oksigenPada keadaan normal, sekitar
97% oksigen yang diangkut dari paru ke jaringan, dibawa dalam campuran kimiawi
dengan hemoglobin di dalam sel darah merah. Sisanya sebanyak 3 persen diangkut
dalam bentuk terlarut dalam cairan plasma dan sel darah. Dengan demikian, pada
keadaan normal, oksigen dibawa ke jaringan hampir seluruhnyaoleh hemoglobin.
Gabungan Reversibel Antara Oksigen dan Hemoglobin
Sifat kimia hemoglobin yang telah menjelaskan bahwa molekul oksigen
bergabung secaralonggar dan reversibel dengan bagian heme dari hemoglobin. Bila
PO2 tinggi, sepertidalam kapiler paru, oksigen berikatan dengan hemoglobin, tetapi
bila PO2 rendah, sepetidalan kapiler jaringan, oksigen di lepaskan dari hemoglobin.
Ini adalah dasar untuk hampir seluruh pengangkutan oksigen dari paru ke jaringan.

Kurva Disosiasi Oksigen Hemoglobin


Kurva tersebut melukiskan kurva disosiasi oksigen hemoglobin, yang
memperlihatkan peningkatan progresif pada persentase hemoglobin yang terikat deng

an oksigen ketika PO2 meningkat, yang disebut persentase saturasi hemoglobin.


Karena darah yangmeninggalkan paru dan memasuki arteri sistemik biasanya
mempunyai PO2 kira-kira 95mmHg, kita dapat lihat dari kurva disosiasi bahwa
saturasi oksigen pada darah arterisistemik normalnya sekitar 97 %. Sebaliknya, pada
keadaan normal, PO2 darah vena yangkembali dari jaringan perifer kira-kira 40
mmHg dan saturasi hemoglobinnya kira-kira75%.
Jumlah Maksimum Oksigen yang Dapat Bergabung dengan Hemoglobin
Darah orang mengandung sekitar 15 gram hemoglobin dalam setiap 100 ml darah,
dansetiap gram hemoglobin dpat berikatan maksimal dengan 1,34 ml oksigen. Oleh
karenaitu, 15 dikali 1,34 sama dengan 20,1, yang berarti bahwa rata-rata, 15 gram
hemoglobin dalam 100 ml darah dapat bergabung dengan jumlah total hampir 20 ml
oksigen bilasaturasi hemoglobinnya 100 persen. Ini biasanya dinyatakan sebagai
volume
20 persen.kurva disosiasi oksigen hemoglobin untuk orang normal dapat juga dinyatak
andalam bentuk volume persen oksigen. (jeremy, 2007,14-15

V.

Alat Yang Dipakai


1. Spirometer
2. Peak Flow Meter
3. Pluse Oximetry
4. Stopwatch

VI.

Cara Kerja Alat


a. Spirometer (tidak dilakukan saat praktikum)
1. Mulut pipa pengukur dibersihkan dahulu dengan alkohol. Jarum spirometri
diletakan pada angka tiga.
2. Dengan menutup hidung masukan udara pernapasan melalui mulut pipa
pengukur.
3. Ukur volume tidal, lakukan pernapasan seperti biasa (pernapasan reflektoris)
tarik nafas dan masukan udara ekspirasi melalui mulut pipa (lakukan 3x).
4. Ukur volume cadangan ekspirasi, lakukan ekspirasi biasa dan setelah itu
ekspirasi sekuat-kuatnya melalui mulut pipa (lakukan 3x).
5. Ukur kapasitas inspirasi, lakukan inspirasi sekuat-kuatnya dan ekspirasi
samapai ekspirasi normal (lakukan 3x).
6. Mengukur kapasitas vital dilakukan dengan melaksanakan inspirasi sekuatkuatnya diikuti ekspirasi sekuat-kuatnya.
7. Hitung kapasitas vital prediksi dengan rumus Bladwin berikut ini:
Laki-laki
(27,63-[0,122 x umur(tahun)]x TB (cm) = ...... ml
Perempuan
(21,78-[0,101 x umur(tahun)]x TB (cm) = ...... ml

8. Hitung masing-masing volume dan kapasitas dari grafik dengan sekala 1 kotak
(0,8)=1L
b. Spirometer (saat praktikum)
1. Bersihkan mouthpiece dengan alkohol, tutuplah hidung dan masukan
mouthpiece ke dalam mulut.
2. Bernafaslah seperti biasa, tarik napas dan buang nafas secara reflektoris
melalui mouthpiece untuk mengukur volume tidal. Pastikan tidak ada udara
yang bocor.
3. Bernapaslah kuat-kuat, ekspirasi dan inspirasi masing-masing 3 kali, kemudian
bernapas seperti biasa 3 kali.
4. Hitunglah volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan
ekspirasi, kapasitas vital, dan kapasitas total dengan mengukur jumlah kotak.
c. Peak Flow Meter
1. Tempatkan jarum penunjuk pada angka nol.
2. Naracoba berdiri atau duduk dengan nyaman dengan posisi tegak.
3. Pegang peak flow meter secara mendatar, pastikan jari tidak menghalangi
gerakan jarum penunjuk.
4. Bernapaslah tiga kali, kemudian tarik napas sedalam-dalamnya, tempatkan
mouthpiece ke celah bibir, pastikan bibir tertutup dengan rapat, kemudian
tiuplah sekuat-kuatnya.
5. Lepaskan peak flow meter, catatlah angka yang ditunjuk oleh jaru penunjuk.
6. Lakukan percobaan sebanyak tiga kali, ambilah bacaan tertinggi sebagai hasil.
d. Pluse oksimetri
1. Naracoba duduk diam selama 5 menit, bernapaslah seperti biasa.
2. Tempatkan pluse oksimetri pada ibu jari atau jari telunjuk naracoba, tunggu
sekitar 10 detik, catat angka yang ditunjukan.
3. Naracoba diminta menahan napas (batas waktu tergantung kekeuatan
naracoba) dengan pluse oksimetri tetap terpasang pada ibu jari, catatlah angka
yang tertera setiap 10 detik.
VII. Hasil Percobaan
A. Data naracoba
a) Nama : I made Fritz, Rangga Bagakara, Patrick Kurniawan
b) Umur : 19 tahun , 18 tahun, 19 tahun
c) Jenis kelamin : L, L, L
d) Tinggi badan : 178cm, 182cm, 170cm
e) Berat Bdan
: 85, 72, 82 (Kg)
B. Keadaan Lingkungan
a. Suhu kamar
: 25o C
b. Kelembaban udara : 63%
c. Tekanan udara
: 760 mmHg
C. Posisi tubuh : duduk dan berdiri

D. Hasil
a. Spirometri
1. VT : 1125 ml
2. VCI : 2000ml
3. VCE
: 1000ml
4. KI : 3125 ml
5. KV : 4125 ml
6. KVP
: 4354 ml
b. Peak Flow Meter
1. 450
2. 500
3. 500
c. Pluse Oximetry
Detik

10

20

30

40

SO2
(%)

99

99

99

99

98

HR

64

63

62

63

71

VIII. Pembahasan
Spirometer
Berdasarkan hasil yang didapatkan di praktikum, volume tidal probandus adalah
1125ml atau 1,125 liter, Hasil tersebut merupakan hasil yang lebih tinggi dari jumlah
normal volume tidal yaitu 500 ml. Volume tidal tersebut dapat dipengaruhi jenis
kelamin, usia, umur, posisi tubuh saat diperiksa, dan bisa dikarenakan naracoba tidak
melakukan pernapasan vital yang benar. Hasil lain yang didapat adalah volume

cadangan inspirasi probandus yaitu 2000 ml atau 2 liter. Jumlah ini termasuk lebih
rendah dari normal karena jumlah normal karena jumlah normal nya adalah 3000 ml.
Hal ini juga dapat di pengaruhi oleh kondisi kesehatan probandus saat diperiksa atau
probandus tidak melakukan inspirasi dengan benar-benar maksimal seingga hasilnya
dibawah normal. Sedangkan volume cadangan ekspirasi adalah 1000 ml atau 1 liter.
Hasil tersebut masih sedikit dibawah normal (1100 ml) dikarenakan probandus
melakukan ekspirasi tidak secara maksimal saat melakukan percobaan. Dari hasilhasil tersebut kapasitas inspirasi probandus adalah 3125 ml, yaitu dari pertambahan
volume vital dan volume cadangan inspirasi. Dari hasil percobaan juga didapatkan
kapasitas vital 4125 ml. Hasil ini dibawah dari kapasitas vital prediksi yaitu 4354 ml
yang didapatkan dari rumus Baldwin untuk laki-laki (27,63 - [0,112 x umur]) x tinggi
badan. Banyak dari hasil percobaan kurang dari jumlah normal dikarenakan kesalahan
dari probandus dalam melakukan jenis inspirasi atau ekspirasi tidak sesuai dengan
yang diminta dalam percobaan.
Peak Flow Meter
Pada praktikum juga diukur volume dan kapasitas paru menggunakan alat peak flow meter.
Hasil yang dapat diketahui peak flow meter adalah volume udara yang dapat di
ekspirasikan probandus secara maksima atau kecepatan udara yang dapat dikeluarkan
probandus secara maksimall. Hasil yang didapatkan adalah 500 liter/ menit. Volume tersebut
adalah volume udara yang dapat di hempuskan probandus secara maksimal dan secepatcepatnya. Hasil yang didapatkan dari probandus tersebut temasuk normal. Setiap pasien asma
perlu dinilai kapasitas fungsi parunya dan fungsi paru yang tepat tidak selalu dapat ditentukan
berdasarkan beratnya gejala atau pemeriksaan fisik yang dilakukan. Dengan peak flow meter
tanda-tanda penyempitan sudah dapat diketahui secara dini sehingga dapat dilakukan
pencegahan.
Selain itu, alat ini juga berguna untuk mengetahuiapakah obat yang diberikan dokter pada
saat serangan asma sudah cukup atau belum. Jika dokter mengganti obat dengan obat lain,
maka dapat diketahui apakah obat baru tersebut bermanfaat atau tidak. Selain itu peak
flow meter dapat digunakan untuk mengetahui apakah asma telah stabil dan terkendali

Pulse Oksimetri
Dengan pulse oksimetri kita dapat menghitung saturasi oksigen. Hasil yang didapatkan
dapatdilihat pada hasil di atas. Berdasarkan hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa SO 2
dari menit ke 0 sampai menit ke 30 tetap setabil pada angka 99%, dan baru menurun saat
detik ke 40 yaitu menjadi 98%. Saturasi oksigen akan terus menurun saat probandus menahan
nafas, penurunan tersebut disebabkan karena saat pengukuran menggunkan pulse oksimetri,
probandus menahan napas, sehingga tidak ada udara yang masuk ke paru-paru probandus

sehingga oksigen didalam tubuh probandus berkurang,sehingga menyebabkan tekanan O2


menurun yang mengakibat kan kandungan oksigen di hemoglobin berkurang.
Selain SO2, yang dapat dilihat juga adalah heart rate probandus. Berdasarkan hasil
yangdidapat heart rate probandus meningkat, hal ini dapat disebabkan karena suplai oksigen
ketubuh berkurang, sedangkan kebutuhan oksigen tubuh tidak berkurang dan suplay oksigen
tidak ada karena probandus menahan nafas sehingga respon tubuh terhadap keadaan ini
adalah meningkatkan kecepatan jantung atau heart rate. Pada probandus peningkatan detak
jantung paling besar saat detik ke-40.

IX. Kesimpulan
1. Kesalahan dalam menggunakan spirometri kebnyakan disebabkan tidak mengertinya
probandus dalam mengatur pernapaannya agar sesuai dengan jenis pernapasan yang diminta.
2. Peak flow meter dapat digunakan untuk mendiagnosa adanya obstruksi jalan napasdan
asma serta melihat keberhasilan terapi bagi orang yang menjalani perawatanterhadap kondisikondisi tersebut.
3. Frekuensi dan volume udara yang keluar masuk saat ventilasi berpengaruh pada saturasi
oksigen pada darah sehingga berpengaruh pada frekuensi detak jantung.
4. Usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan, posisi seseorang saat melakukan tes
serta aktivitas seseorang merupakan faktor dimana volume tiap orang berbeda.

X. Daftar Pustaka
1. Guyton & hall. 2008. Buku ajar fisiologi kedoktera. Edisi 11. EGC: jakarta.
2. Jeremy P.T. Ward. 2007. At a Glance Sistem Respirasi. Edisi 2. Erlangga :jakarta.
3. Tortora, gerard. 2009. Principles of anatomy and physiology 12th Edition. John willey&
sons : america.

Anda mungkin juga menyukai