LAPORAN AKHIR
LAPORAN PERENCANAAN
DAN
NOTA PERHITUNGAN
DESA
: COT PAYA
KECAMATAN : BAITUSSALAM
KABUPATEN : ACEH BESAR
LAPORAN AKHIR
LAPORAN PERENCANAAN
DAN
NOTA PERHITUNGAN
PEKERJAAN
NOMOR KONTRAK
: 074/20/III/2006
TANGGAL
: 1 MARET 2006
NOMOR DIPA
: 0001.0.l/094-01.0/I/2006
31 Desember 2005
TAHUN ANGGARAN
: 2006
DESA
: COT PAYA
KECAMATAN : BAITUSSALAM
KABUPATEN
: ACEH BESAR
PT. WASTUWIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
Laporan Perencanaan
Kata Pengantar
Banda Aceh,
April 2006
PT. Wastuwidyawan
Laporan Perencanaan
Daftar Isi
Kata Pengantar ....
Daftar Isi .
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB
BAB
BAB
BAB
Hal
i
ii
vii
ix
I
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sasaran
Lingkup Pekerjaan
....
Kebijakan dan Strategi Penanganan
..
Sumber Dana .
I-1
I-1
I-2
I-2
I-3
I-4
II
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
II-1
II-2
II-3
II-3
II-4
II-4
II-4
III
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
SURVEY TOPOGRAFI
Umum
III-1
III-1
III-1
III-2
III-2
III-3
III-3
III-3
IV
4.1.
IV-1
IV-1
IV-1
IV-2
IV-2
IV-2
IV-3
IV-6
IV-6
IV-6
IV-6
IV-7
4.2.
4.3.
4.4.
ii
BAB
Laporan Perencanaan
4.5.
V
5.1.
KRITERIA PERENCANAAN
Perencanaan Jalan
IV-8
IV-8
IV-10
IV-11
IV-13
IV-14
IV-16
IV-18
V-1
V-2
V-3
V-5
V-5
V-6
V-6
V-6
V-7
V-7
V-8
V-8
V-9
V-10
V-10
V-12
V-12
V-14
V-16
V-17
V-17
V-18
V-18
V-19
V-20
V-20
V-21
V-22
V-23
V-24
V-25
V-26
V-27
V-28
V-32
V-32
V-33
iii
5.2.
5.3.
5.4.
5.5
5.6
Laporan Perencanaan
Drainase
.
5.2.1. Maksud dan Tujuan
...
5.2.1.1 Maksud
...
5.2.1.2 Tujuan
...
5.2.2. Ruang Lingkup Pekerjaan
..
5.2.3. Pengertian
5.2.4. Persyaratan-persyaratan
..
5.2.5. Ketentuan-ketentuan
...
5.2.5.1 Umum
...
5.2.5.2 Saluran Samping Jalan
.....
5.2.6. Gorong-gorong Pembuang Air ..
5.2.7. Menentukan Debit Aliran
..
5.2.8. Penampang Basah Saluran dan Gorong-gorong ....
5.2.9. Tinggi Jagaan Saluran
5.2.10. Kemiringan Saluran dan Gorong-gorong
.
5.2.11. Kemiringan Tanah
5.3.3.1 Fungsi
...
5.3.3.2 Pemasangan Pipa Distribusi
.....
5.3.3.3 Pekerjaan Galian
. .....
5.3.4. Pekerjaan Pengurugan.
5.3.5. Pekerjaan pemasangan pipa.
..
5.3.6. Testing Pekerjaan Pipa
5.3.7. Pekerjaan Penggelontoran atau Flushing ..
5.3.8. Lapisan pelindungan pipa
5.6.1 Umum
V-35
V-35
V-35
V-35
V-35
V-35
V-36
V-36
V-36
V-37
V-38
V-40
V-48
V-50
V-50
V-51
V-52
V-52
V-52
V-53
V-53
V-54
V-54
V-55
V-56
V-60
V-60
V-60
V-61
V-61
V-62
V-62
V-63
V-65
V-69
V-69
V-69
V-69
V-74
V-76
V-78
V-78
V-80
V-81
V-83
V-85
V-85
V-85
V-87
iv
Laporan Perencanaan
5.6.4
5.7
5.8
BAB
VI
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
Perancangan .
5.6.4.1 Umum .
5.6.4.2 Karakteristik Suplai
..
5.6.4.3 Macam Kebutuhan Listrik
.
5.6.4.4 Suplai Darurat
5.6.4.5 Kondisi Lingkungan
...
5.6.5 Pemasangan Kabel Bawah Tanah
..
5.6.5.1 Umum .
5.6.5.2 Persilangan dan Pendekatan Kabel Tanah Dengan
Kabel Tanah Instalasi Telekomunikasi ....
5.6.5.3 Persilangan dan Pendekatan Kabel Tanah Dengan
Jalan Kereta Api dan Jalan Raya
....
5.6.5.4 Persilangan dan Pendekatan Kabel Tanah Dengan
Saluran Air dan Bangunan Pengairan ....
5.6.5.5 Pendekatan Kabel Tanah Dengan
Instalasi Listrik Diatas Tanah ....
5.6.5.6 Kabel Tanah yang Keluar dari Tanah
....
Kriteria Perencanaan Telepon ..
Kriteria Perencanaan Lansekap.
5.8.1 Relasi antara Desain Tapak dengan Alam ...........................
5.8.2 Ruang Kawasan
5.8.3 Pohon/Tanaman Setempat dan Lokal ..................................
ANALISA PERHITUNGAN
Analisa Perhitungan Struktur Jalan
6.1.1. Data Yang Diperlukan
6.1.2. Standar Perencanaan
6.1.3. Penggunaan Nomogram.
6.1.4. Pelaksanaan
6.1.5. Bagan Alir Perencanaan Teknis Jalan ...
6.1.6. Flowchart Perencanaan Perkerasan Jalan Baru.
6.1.7. Data-data Teknis Perencanaan
6.1.8. Analisa Perhitungan Perencanaan Jalan Baru.
Analisa Perhitungan Drainase.
6.2.1. Tahapan Perhitungan..
6.2.1.1. Perhitungan Hidrologi dan Debit aliran (Q)..
6.2.1.2. Perhitungan dimensi saluran dan
bangunan pelengkap..
6.2.2. Bagan Alir Perhitungan..
6.2.3. Perhitungan Hidrologi dan Dimensi Saluran.
6.2.4. Perhitungan Volume Pekerjaan.
Analisa Perhitungan Air Bersih .
6.3.1. Proyeksi Jumlah Penduduk dan
Pengembangan Sistim Sarana Air Bersih..
6.3.2. Rencana Pengembangan Sistim Air Bersih Pedesaan...
Analisa Perhitungan Air Kotor
6.4.1. Jamban Umum
6.4.1.1. Bangunan Atas..
6.4.1.2. Bangunan Bawah..
6.4.1.3. Bidang Resapan
V-89
V-89
V-90
V-90
V-90
V-90
V-91
V-91
V-92
V-93
V-94
V-95
V-95
V-96
V-97
V-97
V-97
V-98
VI-1
VI-1
VI-1
VI-3
VI-4
VI-6
VI-7
VI-9
VI-9
VI-10
VI-10
VI-10
VI-11
VI-13
VI-15
VI-15
VI-16
VI-19
VI-20
VI-23
VI-23
VI-23
VI-25
VI-25
BAB
Laporan Perencanaan
6.5.
6.6.
6.7.
6.8.
VII
PENUTUP
7.1
7.2
Kesimpulan .
Saran-saran .
VI-26
VI-28
VI-29
VI-31
VI-31
VI-33
VII-1
VII-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
Laporan Perencanaan
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1.1.
Tabel 5.1.2.
Tabel 5.1.3.
Tabel 5.1.4.
Tabel 5.1.5.
Tabel 5.1.6.
Tabel 5.1.7.
Tabel 5.1.8.
Tabel 5.1.9.
Koefisien Distribusi
V-8
V-8
V-9
V-12
V-13
V-13
V-14
V-16
V-17
Tabel 5.2.1.
Tabel 5.2.2.
V-37
Tabel 5.2.3.
Tabel 5.2.4.
Tabel 5.2.5.
Tabel 5.2.6.
Tabel 5.2.7.
Tabel 5.2.8.
Tabel 5.2.9.
Tabel 5.3.1.
Tabel 5.3.2.
Tabel 5.3.3.
Tabel 5.3.4.
V-37
V-38
V-41
V-42
V-43
V-45
V-46
V-48
V-54
V-57
V-58
Tabel 5.3.6.
Tabel 5.3.7.
Tabel 5.3.8.
Tabel 5.3.9.
Tabel 5.4.1.
Tabel 5.4.2.
Tabel 5.4.3.
Tabel 5.4.4.
V-74
V-76
V-77
V-77
Tabel 5.5.1.
Tabel 5.5.2.
V-80
V-83
Tabel 5.3.5.
V-59
V-59
V-60
V-60
V-61
V-63
vii
Tabel 6.1.1.
Tabel 6.2.1.
Tabel 6.2.2.
Tabel 6.2.3
Tabel 6.2.4.
Tabel 6.2.5.
Tabel 6.2.6
Tabel 6.2.7.
Tabel 6.2.8.
Tabel 6.2.9.
Tabel 6.2.10.
Tabel 6.2.11.
Laporan Perencanaan
VI-#
VI-#
VI-#
VI-#
VI-#
VI-#
VI-#
VI-#
VI-#
VI-#
VI-#
VI-#
viii
Laporan Perencanaan
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1.
III-2
Gambar 5.1.
Potongan Melintang Jalan
III-2
V-6
V-11
Gambar 5.2.1.
Gambar 5.2.2.
Gambar 5.2.3.
Gambar 5.2.4.
Gambar 5.2.5.
Gambar 5.2.6.
Pematah Arus ..
Bagian Gorong-gorong
V-36
V-38
V-39
V-40
V-44
V-51
Gambar 5.5.1.
Gambar 5.5.2.
Gambar 5.5.3.
Gambar 5.5.4.
Gambar 5.5.5.
Gambar 5.5.6.
Gambar 5.5.7.
V-78
V-79
V-81
V-81
V-82
V-83
V-83
VI-#
ix
Laporan Perencanaan
Bab I
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Bencana Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember
2004, telah menyebabkan beberapa wilayah Kota/Kabupaten di Provinsi NAD telah
mengalami kerusakan berat yang diakibatkan oleh bencana tersebut. Kerusakan berat ini
terjadi hampir di seluruh sektor kegiatan perkotaan, pedesaan termasuk sarana dan
prasarana (infrastruktur) di tempat tersebut. Untuk mempercepat/menanggulangi kesulitan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dari sarana dan prasarana yang hancur maka
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Propinsi Aceh-Nias telah membuat program
kegiatan guna mempercepat pemulihan atau merehabilitasi dan merekonstruksi kembali
sarana dan prasarana yang hancur tersebut.
Untuk merealisasikan percepatan pemulihan kondisi pedesaan tersebut, diperlukan adanya
tahapan-tahapan yang jelas dari Tahapan awal dengan perencanaan masterplannya sampai
dengan pelaksanaan fisiknya.
Untuk mendukung tahapan tersebut diperlukan adanya tindak lanjut melalui rencana Detail
Engineering Design (DED) yang sifatnya mendesak. Dengan penyusunan DED ini
diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sarana
dan prasarana yang hancur, sehingga masyarakat pedesaan tersebut dapat menikmati
kembali dan beraktifitas seperti semula.
1.2.
I-1
Laporan Perencanaan
Adapun Tujuannya adalah mempercepat pemulihan kawasan pedesaan akibat gempa bumi
dan tsunami agar kondisi desa dapat berfungsi kembali seperti sedia kala dan memacu
terciptanya desa yang lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya.
1.3.
Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah tersusunnya suatu dokumen Detail Engineering Design
(DED) Infrastruktur Desa untuk Jalan, Drainase, Air Bersih, Air Kotor, Persampahan,
Listrik, Telepon dan Lansekap sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan.
1.4.
Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan Penyusunan DED Infrastruktur Desa ini meliputi 32 Lokasi desa yang
termasuk dalam penyusunan DED ini yang tersebar di beberapa kecamatan dan berada di 3
Daerah Tingkat II yaitu Kota Banda Aceh , Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Aceh
Jaya.
Adapun tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut :
i)
Survey Teknis
I-2
Laporan Perencanaan
Setelah program kegiatan berupa usulan kegiatan tersusun, maka tindak lanjut dari usulan
program kegiatan tersebut di sempurnakan oleh Konsultan untuk dibuat Detail Engineering
Design (DED). Dari DED itulah yang nantinya digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
teknis dalam kegiatan fisik/konstruksi.
1.6.
Sumber Dana
Sumber dana kegiatan penyusunan Detail Engineering Design (DED) Infrastruktur Desa di
Propinsi NAD ini berasal dari APBN - P tahun 2006 yang dikoordinasikan dibawah Satuan
Kerja (Satker) Perencanaan Umum, Perencanaan Teknis dan Manajemen Rantai
Pengadaan, Bappeda Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
I-3
Laporan Perencanaan
Bab II
Kondisi Eksisting
2.1. Jaringan Jalan
Desa Cot Paya terletak diantara desa Desa Lam Bada Lhok, Desa Kajhu, Desa Klieng Cot Aron,
Desa Lam Glumpang.
Akses menuju Desa Cot Paya melalui Jl. Raya Banda Aceh Jl. Krueng Raya. Dari Jalan Raya
Banda Aceh Krueng Raya menuju desa dihubungkan melalui jalan utama desa (Jl. Simpang
Bata),yang merupakan jalan poros desa dengan lebar 3,5 m - 5 m. Untuk akses menuju desa
disekitar dihubungkan dengan jalan lokal yang menuju desa-desa
tersebut. Sedangkan untuk pergerakan didalam desa dilayani oleh
jalan-jalan lingkungan dengan lebar 3 4 m. Konstruksi perkerasan
jalan yang ada sebelum terjadi tsunami pada umumnya menggunakan
konstruksi perkerasan aspal, sebagian lagi masih
Kondisi jaringan jalan tersebut setelah terjadi stunami mengalami kerusakan, dimana konstruksi
perkerasan aspal rusak, terkelupas, dan bergelombang.
Nama Jalan
Klasifikasi
Lokal
Konstruksi
(m)
(m)
3,5
Aspal
Kondisi Pasca
Tsunami
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
Lokal
Aspal
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
3 Jl. Komplek
Lokal
Aspal
Perumahan Polayasa
4 Jl. Komplek
Perumahan Polayasa
Aspal terkelupas
Aspal
Lingkungan
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
Gg.1
5 Jl. Komplek
Lingkungan
Aspal
Aspal terkelupas
II - 1
Laporan Perencanaan
Lebar ROW
No
Nama Jalan
Klasifikasi
Konstruksi
(m)
(m)
Kondisi Pasca
Tsunami
Pondasi jalan terangkat
Perumahan Polayasa
Gg.2
6 Jl. Komplek
Lingkungan
Aspal
Perumahan Polayasa
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
Gg.3
7 Jl. Komplek
Lingkungan
Aspal
Perumahan Polayasa
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
Gg.4
8 Jl. Komplek
Lingkungan
Aspal
Perumahan Polayasa
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
Gg.5
9 Jl. Komplek
Lingkungan
Aspal
Perumahan Polayasa
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
Gg.6
10 Jl. Komplek
Lingkungan
Aspal
Perumahan Polayasa
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
Gg.7
11 Lorong I
Lingkungan
Aspal
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
12 Lorong II
Lingkungan
Aspal
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
13 Lorong III
Lingkungan
Aspal
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
14 Lorong IV
Lingkungan
Aspal
Aspal terkelupas
Pondasi jalan terangkat
II - 2
Laporan Perencanaan
2.2. Drainase
Sistem drainase yang ada di Desa Cot Paya
pengaliran air hujan dan air limbah rumah tangga dari area tangkapan dialirkan secara gravitasi ke
tempat yang lebih rendah menuju ke saluran pembuang primer ( sungai ) dan menuju ke laut.
Jaringan drainase yang ada di Desa Cot Paya berupa saluran tersier di sisi jalan dengan lebar 0.5
m dengan konstruksi batu kali yang berfungsi sebagai pengumpul air dari
blok-blok kawasan untuk dialirkan menuju ke saluran sekunder dengan
lebar 1.5 m dengan konstruksi batu kali. Sebagai penampung utama air
hujan untuk Desa Cot Paya adalah sungai yang mengalir ke laut.
Kondisi saat ini masih terjadi genangan pada bagian jalan yang
elevasinya rendah. Setelah terjadi tsunami kondisi konstruksi saluran sekunder dan tersier
mengalami kerusakan dan tertimbun Lumpur.
Panjang
(m)
(m)
1 Saluran Sekunder
1,5
300
2 Saluran Tersier
0.5
700
0.5
No
Klasifikasi
Unit
Konstruksi
Kondisi Pasca
Tsunami
Batu kali
- Rusak berat
Batu kali
Rusak berat
Batu kali
Rusak berat
1.00
lingkungan)
2.4. Persampahan
Sistem pembuangan sampah di Desa Cot Paya sebelum tsunami tidak dikelola dan tidak terdapat
prasarana pembuangan sampah yang memadai. Pembuangan sampah pada umumnya dilakukan
II - 3
Laporan Perencanaan
dengan dibakar pada musim kemarau dan ditimbun pada musim penghujan. Sebagian masih
dibuang ke halaman rumah maupun di sembarang tempat.
2.6. Listrik
Sebelum terjadi tsunami kebutuhan energi untuk penerangan dan energi lainnya untuk penduduk
Desa Cot Paya diperoleh dari jaringan listrik PLN.
Setelah terjadi tsunami jaringan PLN terputus total dengan tingkat kerusakan mencapai 100 %.
Saat ini jaringan PLN sudah terbangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di Meunasah dan Barak
Penampungan warga.
2.7. Telepon
Jaringan telepon di desa Cot Paya mengalami kerusakan, sebelum tsunami jaringan telepon
dilayani oleh PT. Telkom, dengan jaringan kabel melalui tiang besi. Untuk saat ini sudah tidak ada
lagi layanan telepon kabel.
II - 4
Laporan Perencanaan
Bab III
Survey Topografi
3.1.
Umum
Yang dimaksudkan Survey Topografi disini adalah kegiatan di lapangan berupa pekerjaan
pengukuran trace jalan dan saluran drainase pada lokasi pekerjaan yang meliputi
pengukuran poligon dan sipat datar di seluruh lokasi pekerjaan. Adapun tujuannya adalah
untuk mendapatkan gambaran umum secara lengkap tentang kondisi lapangan baik kondisi
prasarana maupun teffrainnya.
Data topografi yang tersedia untuk lokasi rencana didapatkan dari peta masterplan hasil
perencanaan Desa (Village Planning).
Pekerjaan survey topografi ini meliputi pekerjaan pemasangan Benchmark (BM) sebagai
titik tetap, pengukuran titik kontrol vertikal dan horisontal, pembuatan tampang
memanjang dan melintang jalan dan saluran.
3.2.
3.3.
III - 1
Laporan Perencanaan
3.5.
Potongan Melintang
Pembuatan potongan melintang jalan dan drainase dilakukan lebih utama untuk keperluan
perencanaan. Potongan melintang dilakukan tiap jarak 50 m dan untuk tikungan/belokan
tiap jarak 25 meter atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Oleh karena itu data yang ditampilkan harus lengkap. Untuk potongan melintang jalan,
data yang ditampilkan adalah :
1. Elevasi as jalan
2. Elevasi tepi jalan
3. Elevasi dasar saluran tepi kiri
4. Elevasi dasar saluran tepi kanan
5. Jarak antar titik.
III - 2
3.6.
Laporan Perencanaan
Pengambaran
Penggambaran hasil pengukuran yang dilakukan adalah :
Pengambaran potongan memanjang jalan
Penggambaran Potongan melintang jalan skala 1 : 100
3.6.2.
III - 3
Laporan Perencanaan
Bab IV
Review
Perencanaan Desa
4.1.
4.1.1.
4.1.2.
Dusun T. Meuriah,
Dusun Siyung-yung,
Dusun T. Idrus,
Batas Desa :
Utara
Timur
Barat
Selatan
Luas Desa
25,00 Ha
Faktor
Korban Jiwa dari musibah tsunami dan
gempa
Selamat dari musibah tsunami dan gempa
Tingkat Kerusakan
31 %
69 %
Perumahan
a.
Hancur
100 %
100 %
IV - 1
Laporan Perencanaan
a.
Jalan
90 %
b.
Drainase
95 %
c.
Sanitasi
95 %
d.
Air Bersih
95 %
f.
Listrik
100 %
g.
Telepon
100 %
4.2.
4.2.1.
Kerangka Utama
Untuk skala wilayah sekitarnya (kecamatan), yang menjadi kerangka utama wilayah :
a. Jalan Malahayati, menghubungkan antara Banda Aceh dengan Pelabuhan Malahayati.
b. Jalan Utama Desa, meliputi Jalan Simpang Bata, Jl. Kompleks Perumahan Polayasa
dan Jl. Lambaro Angan merupakan batas dengan desa Lambada Lhok serta jalan poros
utama yang menghubungkan dengan desa-desa di belakang.
c. Saluran Utama, berupa saluran Primer, menjadi batas dengan desa Kaju dan saluran
lingkungan di dalam Kompleks Perumahan Polayasa.
4.2.2.
Ruang Utama
Untuk skala wilayah sekitarnya (kecamatan) dan skala Desa, yang menjadi ruang utama
desa :
a. Pusat Desa, kawasan pelayanan masyarakat seperti: Masjid puskemas/polindes,
Gedung Wanita dan kantor kepala desa/geuchik menjadi pusat desa (civic center) yang
terpadu,
b. Tempat Pemakaman desa , Pemakaman Desa, sebagai area yang tidak dapat dirubah
ataupun dipindahkan
c. Kawasan ndustri Batu Bata, terdapat 17 pengusaha batu bata di desa Cot Paya, sektor
ini cukup dominan bagi pengembangan perekonomian penduduk.
d. Tambak cukup potensial dikembangkan di desa Cot Paya, hal ini didukung oleh letak
Desa yang berbatasan langsung dengan laut dan tersedianya lahan yang dapat
dikembangkan secara terpadu
IV - 2
Laporan Perencanaan
LOKASI
LUAS
AREA
(HA)
PROSENT.
THD LUAS
DESA
JUMLA
H UNIT
TYPE
BANGUNA
N
TYPOLOGI
PENANGANAN
RUMAH
NEGARA
DONOR
AREA PERUMAHAN
1.1
Perumahan Eksisting
Di kavling perumahan
eksisting
15 ha
60 %
167 unit
Minimal
rumah
Type 36
Landed
houses
Langsung
dibangun di atas
site rumah
IOM
1.2
Perumahan
Pengembangan Baru
2 ha
8%
12 unit
Minimal
rumah
Type 36
IOM
IOM
Di Sepanjang Jalan
Banda Aceh Malahayati
1.5 m
0.09 %
unit
Type
Bangunan
Ruko
AREA PERTAMBAKAN
Dusun
10 ha
petak
IV - 3
Pembangunan
baru
Belum ada
NO
4
Laporan Perencanaan
LUAS
AREA
(HA)
PROSENT.
THD LUAS
DESA
JUMLA
H UNIT
TYPE
BANGUNA
N
0.06 ha
Perbaikan perkebunan
1.5 ha
10 ha
0.1 ha
Bangunan
pendidikan
4.600 m
0.01 m
1
2
2 ha
LOKASI
TYPOLOGI
PENANGANAN
RUMAH
NEGARA
DONOR
Tambak
Bangunan
modern
Pembangunan
baru
Dijadikan sebagai
escape building 3
lantai
Belum ada
Bangunan
Bangunan
modern
Pembangunan
baru
Belum ada
Bangunan
kesehatan
Bangunan
modern
Pembangunan
baru
Belum ada
Belum ada
Belum ada
Belum ada
FASILITAS
PERIBADATAN
Rencana Meunasah dan
Masholla (juga berfungsi
sebagai escape building)
Belum ada
FASILITAS PENDIDIKAN
Tempat Pendidikan Anak
Usia Dini
TPA
Direhabilitasi area
pemakaman
Perbaikan lahan
Perkebunan
Penanaman
vegetasi di
sepanjang tepi
tambak
lokasi lama
FASILITAS KESEHATAN
Polindes/Posyandu
Di Pusat desa
IV - 4
NO
Laporan Perencanaan
LOKASI
LUAS
AREA
(HA)
PROSENT.
THD LUAS
DESA
1000 m2
JUMLA
H UNIT
TYPE
BANGUNA
N
TYPOLOGI
PENANGANAN
RUMAH
NEGARA
DONOR
Pancing
FASILITAS BALAI
MASYARAKAT
FASISILITAS SOCIAL
Pusat desa
Meuliga (Balai Pertemuan)
Kantor Desa
Balai PKK (Escape Building)
3Lantai
Bangunan
1
1
1
IV - 5
Bangunan
modern
Pembangunan
baru
Belum ada
4.4.
Laporan Perencanaan
Rencana pembuatan akses jalan kedaerah yang lebih aman, Escape Route.
No
Area
Penyelamatan
- Meunasah
Lokasi
Lokasi
Desa
meuasah
- Masjid
eksisting
- Sekolah Dasar
2
Fungsi
- Bangunan
Luas
Kapasitas
(m2)
(Jiwa)
3000m
1500
Tinggi
15-20m/
3 lantai
Peribadatan
- Escape
Building
Rencana Area
Di tengah
- Open space
penyelamatan
Gampong
- Lapangan
2 Ha
750
Tanah
lapang
Datar
Olah Raga
No
Bangunan
lantai
Tinggi atap
Masjid
3 lantai
12-20 m
Meunasah
3 lantai
12-20 m
Sekolah dasar
3 lantai
15-20 m
IV - 6
Laporan Perencanaan
No
VEGETASI
LOKASI PENANAMAN
dll
JUMLAH
JARAK
POHON
TANAM
5-10 m
5m
3-5 m
3-5 m
Pohon
Kedodondong
Pagar, Beringin,
pengembangan perumahan
Buah, dll
Kelapa,
Buah
Pinang,
4
pengembangan perumahan
Jalan lingkungan di area
perumahan eksisting dan
masing-masing teras rumah
IV - 7
Laporan Perencanaan
Di sekitar lingkungan SD
Di sekitar lingkungan Mesjid
5
Pohon Bakau,
0,5
Cemara Laut
2,5 m
5m
4.5.1.
d. Jalan Lingkungan, meliputi : Jl. Komplek Perumahan Polayasa ROW 6 m, Jl. Komplek
Perumahan Polayasa Gg. 1 ROW 6 m, Jl. Komplek Perumahan Polayasa Gg. 2 ROW 6
m, Jl. Komplek Perumahan Polayasa Gg. 3 ROW 6 m, Jl. Komplek Perumahan
Polayasa Gg. 4 ROW 6 m, Jl. Komplek Perumahan Polayasa Gg. 5 ROW 6 m, Jl.
Komplek Perumahan Polayasa Gg. 6 ROW 6 m, Jl. Komplek Perumahan Polayasa Gg.
7 ROW 6 m, Jl. Komplek Polayasa ROW 7 m, Lorong I ROW 4 m, Lorong II ROW 4
m, Lorong III ROW 4 m , Lorong IV ROW 4 m , Lorong V ROW 4 m, Lorong VI
ROW 4 m, Lorong VII ROW 4 m.
Klasifikas
i Jalan
ROW
(m)
Lebar
Efektif
(m)
GS
B
(m)
Lajur dan
Jalur Jalan
Pedestria
n
Kecepatan
maksimum
Jl.Raya
Banda
Aceh Krueng
Raya
10
2 lajur, 2
arah, tanpa
median
Tanpa
pedestrian
40 km/jam,
menampung
semua jenis
kendaraan
Jl. Utama
Desa
2 lajur, 2
arah, tanpa
median
Tanpa
pedestrian
30 km/jam,
menampung
semua jenis
kendaraan
Jalan
Lingkunga
n
4-6
3-5
1 lajur,
1arah, tanpa
median
Tanpa
pedestrian
20 km/jam,
kendaraan berat
dilarang
Jl. Raya
10
2 lajur, 2
Tanpa
40 km/jam,
IV - 8
Laporan Perencanaan
Banda
Aceh Krueng
Raya
arah, tanpa
median
pedestrian
menampung
semua jenis
kendaraan
b. Geometrik Jalan
Geometrik jalan pada kawasan direncanakan seperti pada tabel dibawah.
Klasifikasi Jalan
Jari-jari
Kemiringan
Kelandaian
Persimpangan (
Melintang
Rata-rata (%)
m)
(%)
Jalan Lingkungan
d. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan pada kawasan menggunakan perkerasan aspal. Kriteria struktur
perkerasan jalan di desa Cot Paya direncanakan seperti pada tabel di bawah.
Tabel : Rencana Struktur Tebal Perkerasan Jaringan Jalan Desa Cot Paya
No
Klasifikasi Jalan
Perkerasan
Lapis Atas
Lapis
Lapis
(cm)
Pondasi
Pondasi
Atas (cm)
Bawah
(cm)
Aspal
10
20
20
10
20
20
10
20
20
penetrasi
2
Jalan lokal
Aspal
penetrasi
Jalan lingkungan
Aspal
penetrasi
IV - 9
Laporan Perencanaan
f.
4.5.2.
Drainase
a. Jaringan dan Pola Aliran Drainase
Jaringan drainase pada kawasan direncanakan menggunakan pola aliran gravitasi,
dimana hirarki jaringan drainase adalah sebagai berikut :
1. Sebagai penampung utama aliran air dari kawasan adalah tambak/laut.
2. Di dalam kawasan direncanakan menggunakan saluran primer kawasan yang
berada melintang utara selatan kawasan, yang menampung aliran air dari drainase
sekunder dalam blok-blok kawasan dialirkan menuju tambak.
3. Drainase sekunder direncanakan sepanjang jalan pendidikan untuk pengumpul dari
saluran tersier.
4. Drainase tersier direncanakan pada tiap blok-blok kawasan.
5. Pada setiap persimpangan saluran dengan jalan digunakan box culvert atau goronggorong.
PT. WASTU WIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
IV - 10
Laporan Perencanaan
c. Dimensi Saluran
Perencanaan debit banjir rencana digunakan periode ulang 5 tahun, kemiringan dasar
saluran primer 0,0009 dan saluran sekunder 0,001. Sedangkan tinggi jagaan untuk
saluran primer adalah 1 m dan saluran sekunder 0,3 - 0,5 m.
Saluran primer pada kawasan direncanakan menggunakan dinding tegak dengan
konstruksi batu kali, sedangkan untuk saluran sekunder dan tersier menggunakan
dinding tegak dengan konstruksi beton.
Dimensi saluran pada kawasan direncanakan sebagai berikut :
1. Saluran Primer, lebar 2 m
2. Saluran sekunder, lebar 1- 1,2 m
3. Saluran tersier, lebar
tersier.
4.5.3.
Air Bersih
Kebutuhan air bersih untuk kawasan nantinya mengandalkan pasokan dari PDAM,
sedangkan perhitungan tingkat kebutuhan air bersih dan prasarananya berdasarkan
kebutuhan air/orang/hari.
IV - 11
Laporan Perencanaan
Penyediaan tandon air yang disuplai mobil tangki PDAM yang ditempatkan
pada tempattempat strategis.
2. Jangka Panjang
Sambungan Rumah ( SR ) 60 %
Hidran Umum ( HU ) 30 %
Sumber Lain 10 %
2. Jangka Panjang
0.7
0.6
0.1
0.5
Pasir Urug
Potongan Jaringan Perpipaan Air Bersih
IV - 12
4.5.4.
Laporan Perencanaan
Air Limbah
Rencana Penanganan dan Pengembangan Air Limbah
a. Pembuangan limbah domestik menggunakan sistem setempat (on site sanitation)
melalui penyediaan jamban keluarga di masing-masing rumah dilengkapi dengan
tangki septik dan bidang resapan, mengingat tingkat kepadatan penduduk kurang dari
200 jiwa/ha dan masih tersedianya lahan untuk tangki septik dan peresapan.
b. Air bekas mandi, cuci dan dapur disalurkan ke bidang resapan atau saluran
pembuangan.
ruang
Keb. Ruang
lumpur
ruang bebas
pemakai
(m3)
(jiwa)
basah
3
2 th
3 th
(m )
Ukuran (m)
air
(m3)
2 th
2 tahun
3 th
3 tahun
0.4
0.6
0.25
1.65
1.85
1.6
0.8
1.3
1.7
0.85
1.3
10
0.8
1.2
0.5
3.3
3.7
2.2
1.1
1.4
2.3
1.15
1.4
15
1.2
1.8
0.75
4.95
5.55
2.60
1.3
1.5
2.75
1.35
1.5
20
1.6
2.4
6.6
7.4
1.5
1.5
3.2
1.55
1.5
25
2.0
3.0
1.25
8.25
9.25
3.25
1.6
1.6
3.4
1.7
1.6
Tangki Septik
Bidang resapan
1.5 m
1.5 m
Sumur
1m
1m
3m
3m
Bangunan
(m/jam)
(l/m2/hr)
N=5
N=10
N=15
N=20
N=25
0.15
900
0.56
1.11
1.67
2.22
2.77
0.14
840
0.60
1.19
1.76
2.38
2.98
0.13
780
0.64
1.28
1.92
2.56
3.20
0.12
720
0.69
1.39
2.08
2.78
3.47
0.11
660
0.76
1.52
2.27
3.03
3.79
No
IV - 13
4.5.5.
Laporan Perencanaan
0.10
600
0.83
1.67
2.50
3.33
4.17
0.09
540
0.93
1.85
2.78
3.70
4.63
0.08
480
1.04
2.08
3.12
4.17
5.20
0.07
420
1.09
2.38
3.57
4.76
5.59
10
0.06
360
1.39
2.77
4.17
5.56
6.94
11
0.05
300
1.67
3.33
5.00
6.67
8.33
12
0.04
240
2.08
4.17
6.25
8.33
10.42
13
0.03
180
2.78
5.56
8.33
11.11
13.89
14
0.02
120
4.17
8.33
12.5
16.67
20.83
15
0.01
60
8.33
16.67
25.0
30.3
41.67
Persampahan
Sistem pengelolaan persampahan kawasan, meliputi organisasi dan manajemen, teknik
operasional, pembiayaan, peraturan maupun peran serta masyarakat baik melalui
penanganan terpusat maupun setempat.
Pewadahan
( tiap rumah, tong / bin )
Sarana Pengumpul
( gerobak sampah )
TPS
TPA
IV - 14
Laporan Perencanaan
Proyeksi Timbulan Sampah Dan Pelayanan Prasarana Persampahan Desa Cot Paya
No
Uraian
Tahun
Satuan
3
Jumlah Penduduk
Jiwa
Target Pelayanan
2005
2006
2007
2008
2009
2010
367
374
382
389
397
405
Jiwa
367
374
382
389
397
405
l/orang/hr)
m3/hr
0.44
0.45
0.45
0.46
0.47
0.48
m3/hr
0.14
0.14
0.14
0.14
0.15
0.15
m3/hr
0.07
0.07
0.08
0.08
0.08
0.08
m3/hr
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
0.04
l/orang/hr)
m3/hr
0.07
0.07
0.08
0.08
0.08
0.08
m3/hr
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.02
m3/hr
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.02
a. Permukiman (1,19
d. Perkantoran (0,1
l/orang/hr)
e. Fasilitas Umum (0,2
IV - 15
No
Laporan Perencanaan
Uraian
Tahun
Satuan
2005
2006
2007
2008
2009
2010
m3/hr
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.02
m3/hr
0.02
0.02
0.03
0.03
0.03
0.03
Jumlah Timbulan
m3/hr
0.81
0.82
0.85
0.86
0.88
0.92
unit
unit
Sarana
a. Tong/bin kapasitas 120
liter
c. Gerobak sampah kap. 1
m3
4.5.6.
Listrik
Rencana Penanganan dan pengembangan jaringan listrik kawasan adalah :
a. Jangka Pendek
1. Penyediaan Genset untuk supply tenaga listrik sesuai kebutuhan
2. Tingkat pelayanan daya listrik masingmasing rumah diasumsikan 100 watt (3
titik lampu @ 25 watt = cadangan).
3. Kebutuhan daya listrik untuk 164 unit rumah adalah 16.400 watt.
4. Genset yang diperlukan adalah 1unit kapasitas 20 KW.
b. Jangka Panjang
Penyediaan tenaga listrik melalui jaringan listrik PLN, dengan tingkat pelayanan daya
tiap masing-masing rumah :
-
Perumahan besar
: 1.300 watt
Perumahan sedang
: 900 watt
Perumahan kecil
: 450 watt
c. Jaringan kabel listrik menggunakan jaringan kabel bawah tanah mengikuti rute sisi
jalan guna mencapai pelanggan.
1. Jaringan kabel listrik bawah tanah direncanakan melalui penyediaan pipa PVC dia.
8 sebagai tempat kabel listrik dan manhole tipa jarak 20 m untuk pemasangan,
operasi dan pemeliharaan.
IV - 16
Laporan Perencanaan
Kebutuhan Beban
Listrik
Satuan
Perumahan
62
Kva/Ha
Pariwisata
66
Kva/Ha
Jasa Perdagangan
1200
Kva/Ha
150
Kva/Ha
Kondisi jaringan direncanakan sedemikian rupa supaya teratur dan aman terutama
di pemukiman padat,
Penempatan jaringan direncanakan mengikuti jaringan jalan yang ada, dan ditanam
di bawah tanah, dengan pembagian klasifikasi dalam jaringan primer, sekunder,
dan tersier.
Pekerjaan
Jenis
Type
Ukuran
Ket
LISTRIK
1
Jaringan
dibawah
Disesuaikan
dengan
tanah
standar Telkom
Lampu Jalan
Lampu Pedestrian
Panel Induk
standar
Panel pembagi
standar
standar
IV - 17
Laporan Perencanaan
Busbar
standar
Kabel
standar
Saklar Tungggal
standar
10
Saklar Ganda
standar
11
Stop
Kontak standar
Listrik
4.5.7.
Telepon
Untuk memenuhi kebutuhan telepon, jaringan yang melalui kawasan perencanaan agar
ditingkatkan baik jumlah maupun penyebarannya
sambungan telepon didasarkan pada standar yang berlaku. Penyediaan sambungan telepon
melalui jaringan listrik PT. TELKOM. Jaringan kabel telepon menggunakan jaringan
kabel yang ditanam dalam tanah mengikuti rute sisi jalan guna mencapai pelanggan.
Prasarana Telekomunikasi
Standar
17 SST/100 Penduduk
Wartel
30.000 penduduk
Kios Phone
Sub/pusat kegiatan
Telepon Umum
Coin
1000 penduduk
Kartu
1000 penduduk
IV - 18
Laporan Perencanaan
c. Jaringan kabel telepon bawah tanah direncanakan melalui penyediaan pipa PVC dia. 8
sebagai tempat kabel telepon yang dan listrik dan manhole tipa jarak 20 m untuk
pemasangan, operasi dan pemeliharaan.
IV - 19
Laporan Perencanaan
Bab VI
Analisa Perhitungan
6.1.
6.1.1.
: CBR.
b. Lalu-lintas
: Sifat-sifatnya.
d. Ketentuan-ketentuan lain
6.1.2.
Standart Perencanaan.
Perencanaan jalan Desa ini mengacu pada Pedoman perhitungan tebal perkerasan lentur
pada SKBI No. 2.3.26.1987 dan SK Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1987 tentang
Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, serta SNI No. 1732-1989-F, yaitu
tentang penggunaan nomogram sebagai berikut :
a. Nomogram yang ada dibuat berdasarkan analisa lalu lintas 10 tahun.
Untuk keadaan lalu lintas (umur rencana) tidak selama 10 tahun; nomogram tersebut
masih dapat digunakan dengan menggunakan faktor penyesuaian (FP).
FP =
UR
10
b. Cara Indonesia/Bina Marga ini hanya berlaku untuk material berbutir kasar (granular
material) dan tidak berlaku untuk batu-batu besar (telford).
Hal ini disebabkan karena cara Bina Marga ini didasari oleh teori yang menganggap
bahwa bahan perkerasan harus elastis isotropis (sifat sama untuk segala arah).
Dan juga mensyaratkan adanya pemeliharaan perkerasan yang terus menerus
(kontinyu).
c. Besaran-besaran yang dipergunakan.
-
Daya Dukung Tanah (DDT) : yaitu sekedar bilangan skala untuk menyatakan daya
dukung tanah dasar dan mempunyai korelasi khusus terhadap CBR, Group Index,
Kuat Tekan atau besaran lain yamg menyatakan kekuatan tanah dasar.
VI -1
Laporan Perencanaan
Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) : adalah jumlah kendaraan yang lewat pada
jalan yang direncanakan perhari rata-rata untuk dua jurusan/arah.
Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) : Jumlah lintasan kendaraan rata-rata pada tahun
permulaan pada jalur rencana dengan satuan as tunggal 8,16 ton (18.000 lbs = 18
kips) atau (18 Kips Single Axle Road).
Lintas Ekivalen Akhit (LEA) : Jumlah lintasan kendaraan rata-rata pada tahun
akhir dan masa pelayanan pada jalur rencana dengan as tunggal 8,16 ton.
Lintas Ekivalen Tengah (LET) : Jumlah lintasan kendaraan rata-rata selama masa
pelayanan pada jalur rencana dengan satuan as tunggal 8,16 ton.
Jalur Rencana : adalah suatu jalur dari jalan yang paling banyak (padat) dilewati
kendaraan.
Pada jalan dua jalur biasanya salah satu jalur; sedang pada jalan berjalur banyak
terpisah (multi lane divided) adalah pada jalur terluar.
Faktor Regional (FR) : Faktor koreksi sebagai akibat adanya perbedaan antara
kondisi lapangan yang dihadapi dengan kondisi AASHO Road Test yang antara
lain dapat meliputi : iklim, curah hujan, kondisi alignment/topografi, lalu lintas,
fasilitas drainase dan lain sebagainya.
IPo dan IPt : IPo adalah nilai IP pada awal tahun permulaan, sedangkan IPt adalah
IP pada akhir masa pelayanan. Pemilihan harga IPo dan IPt tergantung pada jenis
perkerasan dan klas jalan.
Pemilihan IPt menunjukkan tingkat kerusakan yang diijinkan/direncanakan pada
akhir masa pelayanan.
Faktor penyesuaian (FP) : adalah faktor koreksi sehubungan rencana yang kita
perhitungkan tidak sama dengan 10 tahun.
FP =
-
UR
10
Angka Ekivalen Beban (AE) : adalah besaran yang menyatakan jumlah lintasan as
tunggal 8,16 ton atau 18.000 lbs yang menyebabkan derajat kerusakan yang sama
dengan beban as yang mempunyai AE tersebut, bilamana lewat (lintasan) satu kali.
PT. WASTU WIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
VI -2
Laporan Perencanaan
Rumus AE :
4
BebanSumbuTunggal
As tunggal : AEtg =
8
.
160
kg
BebanSumbu Tunggal
As Tandem : AEtg =
8 .160 kg
x 0 .086
atau bagian dari kendaraan yang lewat dari jalur rencana dari keseluruhan
kendaraan yang lewat pada jalan yang dimaksud.
-
Indeks Tebal Perkerasan (ITP) : adalah besaran yang menyatakan nilai konstruksi
perkerasan yang besarnya tergantung pada tebal masing-masing lapisan serta
kekuatan relative dari lapisan-lapisan tersebut.
Rumus ITP :
Penggunaan Nomogram.
a. Hitung ADT masing-masing jenis kendaraan untuk tahun ke 0 dan untuk tahun ke n (n
= umur rencana).
ADTt =
ADTo + ADTn
2
VI -3
Laporan Perencanaan
FP =
f.
UR
10
g. Cari daya dukung tanah dasar (DDT) melalui grafik yang tersedia.
h. Pilih nomogram yang sesuai ( kombinasi IPo dan IPt ).
Jalan kelas tinggi IPo dan IPt perlu tinggi pula.
Jalan kelas sedang IPo dan IPt perlu sedang pula.
Jalan kelas rendah IPo dan IPt perlu rendah pula.
i.
j.
Dengan data DDT dan LER melalui nomogram yang sudah dipilih akan diperoleh ITP.
Melalui tabel yang tersedia tentukan jenis tiap lapisan perkerasan serta tebal minimum
dari masing-masing lapisan.
rencana
Pelaksanaan
ITP = a1 D1 + a 2 D2 + a3 D3
a1,a2,a3
D1,D2,D3
Angka 1, 2 dan3 : masing-masing untuk lapis permukaan, lapis pondasi dan lapis pondasi
bawah.
6.1.4.2. Metode Konstruksi Bertahap.
Metode perencanaan konstruksi bertahap didasarkan atas konsep sisa umur. Perkerasan
berikutnya direncanakan sebelum perkerasan pertama mencapai keseluruhan masa
fatique.
PT. WASTU WIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
VI -4
Laporan Perencanaan
Untuk itu tahap kedua diterapkan bila jumlah kerusakan (cumulative Damage) pada tahap
pertama sudah mencapai k.1.60%. Dengan demikian sisa umur tahap pertama tinggal
k.1. 40%.
Untuk menetapkan ketentuan diatas maka perlu dipilih waktu tahap pertama antara 25% 50% dari waktu keseluruhan. Misalnya : UR = 20 tahun, maka tahapI antara 5 10 tahun
dan tahap II 5 10 tahun.
Perumusan konsep sisa umur ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Jika pada akhir tahap I tidak ada sisa umur (sudah mencapai fatique, misalnya timbul
retak), maka tebal perkerasan tahap I didapat dengan memasukkan lalu lintas sebesar
LER1.
b. Jika pada akhir tahap II diinginkan adanya sisa umur k.1.40% maka perkerasan tahap I
perlu ditebalkan dengan memasukkan lalu lintas sebesar x LER1
c. Dengan anggapan sisa umur linear dengan sisa lalu lintas, maka :
X LER1
(tahap I plus)
LER1
+ 40% x LER1
(tahap I)
(sisa tahap I)
Diperoleh y = 2,5.
d. Jika pada akhir tahap I tidak ada sisa umur maka tebal perkerasan tahap II didapat
dengan memasukkan lalu lintas sebesar LER2.
e. Tebal perkerasan tahap I + II didapat dengan memasukkan lalu lintas sebesar y LER2.
Karena 60% y LER2 sudah dipakai pada tahap I maka:
Y LER2
VI -5
6.1.5.
Laporan Perencanaan
Start
` Beban lalu lintas
Benklement
Beam Test
Parameter Perencanaan
CBR
Geometrik
Inventory
Analisa Data
Lapangan
Menentukan
Unique Section
Tebal Perkerasan
Selesai
VI -6
6.1.6.
Laporan Perencanaan
Tabel 1
Jumlah jalur
E = angka ekivalensi
Diketahui :
- Konfigurasi beban
sumbu
- Sumbu tunggal / ganda
Fe = Faktor
Ekivalensi
C = koefisien
distribusi kend.
LEP = Lintas
Ekivalen
N
LHR
J =1
xC j xE j
LEA = Lintas
Ekivalen Akhir UR
LEA =
J =1
n = umur
rencana (tahun)
LHR J (1 + i ) UR xC j xE
LEA = Lintas
Ekivalen Tengah UR
FP = faktor
penyesuaian
II
Tabel 2
Tabel 3
LEP =
i = pertumbuhan
lalu lintas (%)
I (kend./hari)
LET =
LEP + LEA
2
LER= LETxFP
n
FP =
10
Tabel 4
IPo = Indeks
Permukaan awal
Grafis
DDT
CBR
Tabel 5
FR = faktor
regional
VI -7
Laporan Perencanaan
a1 ; a2 ; a 3
D2&D3
D1
No
Desain
Yes
selesai
VI -8
6.1.7.
Laporan Perencanaan
VI -9
Laporan Perencanaan
6.2.
6.2.1.
Tahapan Perhitungan
XT = X +
Sx
(YT Yn )(mm)
Sn
90%. Xt
( mm/jam )
4
I=
t1
= ( 2/3. 3,28 . L0 .
t2
nd
s
) 0,167
L
60V
VI -10
Tc
t1
Laporan Perencanaan
t2
C =
1
.C . I . A ( m 3 / detik )
3,6
2)
Q
( m2 )
V
VI -11
3)
Laporan Perencanaan
Hitung luas penampang basah yang paling ekonomis yang dapat menampung debit
yang dapat menampung debit maksimum, disesuaikan dengan bentuk selokan/goronggorong.
4)
5)
0.5 d ( m ).
w =
6)
Hitung kemiringan tanah pada lokasi yang akan dibuat saluran dengan rumus :
i
= (
V .n
)2
R2 / 3
Periksa kemiringan tanah pada lokasi yang akan dibuat saluran dengan rumus :
i
t1 t2
x 100 %
L
VI -12
6.2.2.
Laporan Perencanaan
Table . 5
Tetapkan Banjir
Rencana 5 Th
Tentukan Panjang
Daerah Pengaliran
Table . 6
Table . 7
Panjang
Daerah
Pengaliran
L.1 L.2 L.3
Tentukan
Xrt, Sx
dg Rumus Statistik
Rumus Gumbel
Sx
XT=x+
YT - Yn
Sn
Y
t
Y
n
Jenis bahan
Permukaan Daerah
Aliran
S
n
A1; A2; A3
C1; C2; C3
A = A1; A2; A3
XT
Kurva
basis
I=
90% XT
Waktu
Konsentrasi ( T C )
A1.C1+A2.C2+A3.C
R=
A
I
Rencana
Q=
1
3,6
C.I.A
VI -13
Laporan Perencanaan
Fd = Q / V
Rumus Penampang
Ekonomis
Luas Penampang
Ekonomis (Fe)
F d = Fe
Tinggi = h
Lebar = b
W = (0,5 d)
R=F/P
( i ) Lapangan
Rumus manning
i = (V . n / R2/3 )2
( i ) perhitungan
( i ) lap. = ( i ) perh.
( i ) lap ( i ) perh.
Tabel 4.
( i ) lap. = ( i ) perh.
Selokan dengan
pematah arus
Kemiringan Selokan
tanpa pematah arus
VI -14
6.2.3.
Laporan Perencanaan
2.
3.
4.
6.2.4.
5.
6.
Data hasil perhitungan intensitas hujan digambar dalam kurva basis (Gambar 6.2.1)
7.
8.
9.
10.
Plesteran 1 pc : 4 ps
Hasil perhitungan volume pekerjaan untuk masing-masing ruas jalan dapat dilihat pada
Laporan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
VI -15
6.3.
Laporan Perencanaan
Faktorharimaksimum : 1,1.
1.
c.
Lebar bersih 1 m
Kedalaman 1 rn
Bak pelepas tekanan harus dilengkapi dengan pipa penguras, pipa masuk pipa keluar
dan pipa peluap.
d. Konstruksi dari bak pelepas tekanan ini adalah sebagaimana yang diperlihatkan pada
gambar.
2.
Valve
Valve berfungsi menghentikan aliran dan mengatur aliran. Valve harus ditempatkan pada
tempat-tempat tertentu sehingga, jika ada kebocoran pipa, tidak semua sistim terganggu
PT. WASTU WIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
VI -16
Laporan Perencanaan
tetapi dengan menutup satu atau beberapa valve, daerah yang terganggu akibat kebocoran
tersebut dapat diperkecil.
Jika terdapat perbedaan ketinggian yang cukup besar antara jalur-jalur pipa/perbedaan sisa
tekanan yang cukup besar, valve perlu ditempatkan pada persimpangan jalur pipa tersebut.
3.
4.
Wash out.
Wash out berfungsi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran endapan yang ada didalam pipa.
Pada umumuya endapan akan terkumpul pada tempat-tcmpat terendah dan jalur-jalur pipa
sehingga wash out harus ditempatkan pada tempat-tempat terendah dari jalur pipa.
5.
b.
c.
d.
Pipa lubang peluap harus dipasang sedikit lebih tinggi danipada pipa masukan. Pipa
peluap sekaligus bisa berfungsi sebagai lubang hawa.
e.
Pipa peluap harus berdiameter cukup besar untuk melayani aliran maksimum yang
sudah diperhitungkan.
f.
Pipa peluap dan pipa keluaran ke jaringan distribusi harus memakai saringan.
g.
Pada bak penampung harus ada lubang (manhole) yang besarnya cukup untuk
dilewati orang masuk ke dalam bak.
h.
Atap/plafon bak penampung harus mempunyai kemiringan yang cukup sehingga air
hujan tidak tergenang di atasnya.
6.
Sambungan Rurnah.
Pelayanan dengan cara ini hanya mungkin dilakukan apabila debit air dapat mencukupi
kebutuhan seluruh penduduk yang dilayani, serta tingkat penghasilan masyarakat yang
sudah cukup tinggi bagi pembayaran reslribusi sambungan rumah. Dalam merencanakan
penggunaan sambungan langsung sebagai sistim pelayanan hal utama yang perlu
PT. WASTU WIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
VI -17
Laporan Perencanaan
8.
9.
10.
11.
VI -18
12.
Laporan Perencanaan
Hitung kehilangan tekanan per 1000 m (hf/1000) dengan menenggunakan rumus Hazen
William atau tabel Hazen William.
Rumus Hazen William:
Q = 0,282 x C x D 2,63 x S 0,54
Dimana :
Q = debit dalam m/s
S = koefesien kekasaran pipa ( 130 )
D = diameter pipa dalam m.
S = slope
13.
Detail Sambungan
Dalam membuat detail sambungan antara jalur-jalur pipa diperlukan accessories /
perlengkapan pipa. Jenis dan ukuran accesories yang disediakan dapat dilihat dalam
lampiran. Standard sambungan dan kebutuhan acccsories untuk bronkaptering, pelepas
tekanan, dan taping untuk kran umum.
14.
Jembatan Pipa
a.
b.
c.
Jika diijinkan oleh instansi yang berwenang, jembatan pipa ditempatkan pada
jembatan yang ada dengan ketentuan
6.3.1.
VI -19
Laporan Perencanaan
TABEL 6.3.1
KEBUTUHAN AIR BERSIH
NO
PDDK.
ZONA
(%)
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
10
11
12
13
14
15
ZONA I
233
2.00
237
242
247
252
257
262
267
273
278
284
289
ZONA II
206
2.00
210
215
219
223
228
232
237
242
247
252
257
Total
439
448
457
466
475
485
494
504
514
525
535
546
6.3.2.
2. Assesories
Jumlah assesories yang dibutuhkan antara lain seperti pada table berikut.
VI -20
Laporan Perencanaan
Tabel 6.3.2
Jumlah Assesories yang dibutuhkan Desa Cot Paya
No
Assesories
Bahan/Material
Jumlah
Satuan
Tee
PVC
42
Bh
Reducer
PVC
14
Bh
Gate Valve
Bronze
14
Bh
Water Meter
Bronze
79
Bh
Water Moor
PVC
14
Bh
Double Nipple
PVC
Bh
Elbow
PVC
12
Bh
Cap/Dop
PVC
Bh
DESCRIPTION
UNIT
2006
person
353
360
367
375
382
390
397
405
414
422
430
person
318
324
330
337
344
351
358
365
372
380
387
90.00
90.00
90.00
90.00
90.00
90.00
90.00
90.00
90.00
90.00
90.00
70.00
70.00
70.00
70.00
70.00
70.00
70.00
70.00
70.00
70.00
70.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
person
222
227
231
236
241
245
250
255
261
266
271
person
95
97
99
101
103
105
107
109
112
114
116
NO.
1
2
3
B.
C.
2016
Service connection
Person/con.
Person/con.
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
Connection
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
D.
1
Number of Connection
Domestik
a. Individual connection (IC)
VI -21
Connection
a. Governmental office
Connection
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
Connection
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
c. Religious facilities
Connection
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
Connection
11
13
15
17
19
21
23
25
96
105
114
123
132
141
150
159
168
177
187
Total Connection
E.
Water Consumption
Service by connection
ltr/p/day
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
ltr/p/day
25
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
a. Governmental office
ltr/Con/day
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
ltr/Con/day
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
c. Religious Centre
ltr/Con/day
1,500
1,500
1,500
1,500
1,500
1,500
1,500
1,500
1,500
1,500
1,500
d. Others
ltr/Con/day
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
29.1
30.1
30.7
31.3
32.0
32.6
33.3
33.9
34.6
35.3
36.0
Non Domestic
F.
Water Demand
Domestic demand
3
G.
1
2
H.
Laporan Perencanaan
m3/day
26.7
27.2
27.8
28.3
28.9
29.5
30.0
30.6
31.3
31.9
32.5
m3/day
2.4
2.9
3.0
3.0
3.1
3.2
3.2
3.3
3.3
3.4
3.5
57.5
66.5
75.5
84.5
93.5
102.5
111.5
120.5
129.5
138.5
147.5
36.0
38.0
40.0
Non Domestic
a. Governmental office
m3/day
20.0
22.0
24.0
26.0
28.0
30.0
32.0
34.0
m3/day
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
24.0
26.0
28.0
30.0
c. Religious
m3/day
22.5
25.5
28.5
31.5
34.5
37.5
40.5
43.5
46.5
49.5
52.5
d. Others
m3/day
5.0
7.0
9.0
11.0
13.0
15.0
17.0
19.0
21.0
23.0
25.0
m3/day
86.6
96.6
106.2
115.8
125.5
135.1
144.8
154.4
164.1
173.8
183.5
Production processeing
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
20.00
20.00
21.00
21.00
22.00
22.00
23.00
23.00
24.00
24.00
25.00
Water Losses
Production, distribution
m3/day
108.2
120.8
134.5
146.6
160.9
173.2
188.0
200.6
215.9
228.7
244.7
Net production
m3/day
109.3
122.0
135.8
148.1
162.5
175.0
189.9
202.6
218.1
231.0
247.1
m3/day
1.15
1.15
1.15
1.15
1.15
1.15
1.15
1.15
1.15
1.15
1.15
m3/day
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
m3/day
124.4
138.9
154.6
168.6
185.0
199.2
216.2
230.6
248.3
263.0
281.4
m3/hour
7.8
8.7
9.7
10.5
11.6
12.5
13.5
14.4
15.5
16.4
17.6
Production duration
hour
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
24.0
m3/day
124.4
138.9
154.6
168.6
185.0
199.2
216.2
230.6
248.3
263.0
281.4
ltr/sec
1.4
1.6
1.8
2.0
2.1
2.3
2.5
2.7
2.9
3.0
3.26
VI -22
6.4.
Laporan Perencanaan
6.4.1.
Jamban Umum
Direncanakan untuk 1 (satu) jamban umum digunakan untuk 5 KK atau 25 jiwa. Lokasi pembuatan
jamban umum direncanakan menyesuaikan dengan penempatan kran umum.
6.4.1.1.
Bangunan Atas
-
Pondasi
Pondasi rumah jamban adalah pondasi pasangan batu pecah atau batu karang dengan
ketentuan sebagai berikut :
Batu pecah harus keras, bersih dan tidak ada tanda-tanda pelapukan.
Batu karang harus keras, tidak terdapat tanda-tanda pelapukan, berwarna kuning putih
atau kuning muda, tidak berwarna hitam atau abu-abu.
Ukuran pondasi sesuai dengan gambar, perekat yang digunakan adalah perekat dengan
campuran 1 semen : 4 pasir.
Pasir yang digunakan harus bersih, berbutir tajam dan keras, sebelum pondasi dipasang,
pada dasar lubang galian diberi lapisan batu kosong setebal 10 cm.
Dinding
Dinding jamban adalah pasangan batu merah dengan tebal 0.5 bata. Bata merah yang
digunakan harus berkualitas baik, keras, berwarna merah tua, dengan ukuran standar.
Dinding diplester setebal 1,5 cm, kemudian sebelum dicat dinding harus diplamir terlebih
dahulu.
Dinding diperkuat oleh sloof, kolom dan ring balok, seperti pada gambar dengan ukuran 12
cm x 12 cm dan campuran beton 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil atau batu pecah.
VI -23
Laporan Perencanaan
Pembesian adalah besi beton berdiameter 8 mm untuk tulangan pokok dan diameter 6 mm
untuk sengkang dengan jarak 16 cm.
-
Lantai Jamban
Lantai jamban berupa beton tumbuk tanpa pembesian dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3
kerikil, setebal 5 cm.
Pada bagian tertentu dari lantai, diperlukan urugan pasir yang dapat untuk mencapai
ketinggian yang diinginkan. Lantai beton tumbuk harus diplester dengan campuran 1 semen :
2 pasir dengan ketebalan rata-rata 1,5 cm dengan kemiringan 2% ke arah drain.
Atap
Atap jamban adalah atap seng gelombang BJLS 27 yang berkualitas baik. Rangka atap kayu
Kamper atau yang sederajat dengan semua permukaan diserut halus dan bertumpu pada ring
balk serta diperkuat dengan angker besi beton 10 mm.
Rangka atap setelah terpasang, harus dilapisi meni kayu sampai merata, kemudian dicat
dengan cat minyak.
Pada salah satu sisi atap dipasang talang, yang terbuat dari seng plat BJLS 27 sehingga
pada saat hujan airnya dapat dialirkan ke reservoir agar dapat dipergunakan untuk keperluan
jamban dan talang tersebut ditahan oleh kait-kait penahan talang dari besi plat dengan ukuran
2 cm, tebal 2 mm yang dipasang pada setiap jarak 50 cm.
Pintu Kayu.
Kusen pintu terbuat dari kayu kamper yang diserut halus dan berukuran sesuai gambar serta
harus di meni dan dicat dengan cat minyak yang berkualitas baik.
Rangka pintu di bagian luar dilapisi triplek dengan ketebalan 3 mm dan bagian dalam dilapisi
dengan seng plat BJLS 27.
Pintu dicat dengan cat minyak berkualitas baik, setiap pintu papan bagian dalam dipasang
kunci selot dan dibagian luar dipasang kunci gembok.
Jendela
Jendela terbuat dari kayu kamper yang diserut halus dengan ukuran sesuai gambar, serta
dimeni dan dicat minyak berkualitas.
Closet
Closet yang digunakan adalah closet jongkok leher angsa berkualitas baik dan dihubungkan
ke tangki septic oleh pipa PVC dia. 100 mm class D.
Closet dipasang di atas pasangan bata ( seperti pada gambar ) dengan campuran perekat 1
semen : 2 pasir dan diplester setebal 1,5 cm dibagian dalam dengan campuran 1 semen : 2
pasir.
VI -24
6.4.1.2.
Laporan Perencanaan
Bangunan Bawah
Dasar tangki septic adalah beton tumbuk dengan campuran 1semen : 2 pasir : 3 batu pecah.
Dindingnya terbuat dari pasangan batu merah, dengan tebal setengah bata dan dengan campuran
1 semen : 4 pasir. Dinding dan dasar tangki septic bagian dalam diplester setebal 1.5 cm dengan
campuran 1 semen : 2 pasir.
Tutup tangki septic terbuat dari beton bertulang dengan campuran 1 semen : 2pasir : 3 batu
pecah, dengan tulangan besi beton diameter 10 mm yang dipasang setiap 15 cm.
Tangki septic dilengkapi juga dengan pipa inlet dan pipa outlet PVC clas D diameter 100 mm dan
pipa T diameter 100 mm pada bagian dalam dan juga dilengkapi dengan pipa hawa (udar) dengan
jenis pipa PVC, dengan diameter 0.75. Setelah pengecoran, beton dikeringkan dan ditutup
dengan bejas sak semen selama 7 hari dan disiram pada siang hari, jangan dibiarkan terlalu
kering.
Ukuran septic tank yang direncanakan sebagai berikut :
6.4.1.3.
Panjang
= 2,0 m
Lebar
= 1,0 m
Tinggi
= 1,2 m
Bidang Resapan
-
Untuk lebih jelas gambaran jamban umum, dapat dilihat dalam Album Gambar.
VI -25
6.5.
Laporan Perencanaan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Setelah kita mendapatkan data jumlah penduduk yang akan terlayani dan jumlah timbulan
sampah yang dihasilkan dari jumlah penduduk yang akan terlayani, maka kita dapat
mengetahui berapa jumlah timbulan sampah yang dihasilkan. Analisa di atas tersebut
merupakan bahan pertimbangan kita untuk memilih volume tempat pewadahan dan alat
pengangkutan sampah yang sesuai dengan jumlah timbulan yang di dapat.
Beberapa standard tempat pewadahan yang biasanya di pakai antara lain :
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis wadah
Kantong
Bin
Bin
Bin
Kontainer
Kontainer
Bin
Kapasitas
( liter )
10 40
40
120
240
1000
500
30 40
VI -26
Laporan Perencanaan
Cot Paya
Jumlah penduduk tahun 2006
Perkiraan laju pertumbuhan penduduk
Tahun perencanaan
Rencana yang akan dilayani
No
:
:
:
:
Uraian
387 jiwa
1.3% (asumsi)
5 tahun
100%
Satuan
2006
2007
Tahun Perencanaan
2008
2009
2010
2011
1 Jumlah penduduk
jiwa
392
397
402
408
413
jiwa
392
397
402
408
413
3 Timbulan sampah :
pemukiman =
1.19
466.52
472.58
478.73
484.95
491.25
pasar =
0.37
145.05
146.94
148.85
150.78
152.74
78.41
79.43
80.46
81.50
82.56
39.20
39.71
40.23
40.75
41.28
78.41
79.43
80.46
81.50
82.56
39.20
39.71
40.23
40.75
41.28
komersial =
0.2
liter /
perkantoran =
0.1
fasilitas umum =
0.2 orang /
jalan =
0.1
saluran =
0.3
117.61
119.14
120.69
122.26
123.85
kawasan industri =
0.1
39.20
39.71
40.23
40.75
41.28
lain - lain =
0.1
39.20
39.71
40.23
40.75
41.28
1042.80
1056.36
1070.09
1084.00
1098.09
hari
Total timbulan
Kebutuhan akan wadah dan alat pengangkutan
4 Tong / Bin
5 Gerobak
120 liter
buah
10
10
1 m3
buah
buah
2.25 m3
Catatan :
1. Kebutuhan akan wadah dan alat pengangkutan sampah ( tong, gerobak dan kontainer) pada
tahun 2008 dan 2010 tidak ada, karena pertimbangan umur pemakaian maksimal dari
barang tersebut pada tahun-tahun sebelumnya.(lihat tabel 5.5.2 jenis peralatan)
2. Kebutuhan akan gerobak dilebihkan dengan alasan adanya rotasi pemakaiannya.
6.6.
VI -27
Laporan Perencanaan
Analisa perhitungan listrik dilakukan dalam rangka menyiapkan jaringan listrik saja
beserta sarana penunjangnya yaitu box dan Casing sebagai penempatan kabel listrik.
Perencanaan mengacu pada Spesifikasi Teknis yang berlaku yaitu Peraturan Umum
Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 04-02252000) dari Badan Standarisasi Nasional. Namun demikian dalam pelaksanaannya nanti
mengikuti Sistem jaringan yang sudah ada di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
standar daerah atau peraturan pengatur lainnya yang dikeluarkan oleh PLN wilayah
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Penempatan box bawah tanah berfungsi untuk melindungi kabel dan memudahkan dalam
perbaikan bila terjadi kerusakan. Box terbuat dari pasangan batu bata pada sisi samping
dan ditutup dengan beton bertulang. Sedangkan Casing listrik terbuat dari pipa PVC type
D dengan diameter 3 atau 7,5 cm. Dimensi box dapat dilihat pada gambar pelaksanaan.
Untuk pemeliharaan, maka dibuat Manhole yang diletakkan tiap jarak 20 m dan di tempattempat persimpangan. Manhole berukuran 1 m x 1 m sehingga memudahkan untuk
pekerjaan perbaikan dan terbuat dari beton bertulang.
Rencana Penanganan dan pengembangan jaringan listrik kawasan desa adalah :
a. Jangka Pendek
1. Penyediaan Genset untuk supply tenaga listrik sesuai kebutuhan.
2. Tingkat pelayanan daya listrik masingmasing rumah diasumsikan 100 watt (3
titik lampu @ 25 watt + cadangan).
3. Genset yang diperlukan dengan kapasitas minimal 20 KW.
b. Jangka Panjang
Penyediaan tenaga listrik melalui jaringan listrik PLN, dengan tingkat pelayanan daya
tiap masing-masing rumah :
-
Perumahan besar
: 1.300 watt
Perumahan sedang
900 watt
Perumahan kecil
450 watt
c. Jaringan kabel listrik menggunakan jaringan kabel bawah tanah mengikuti rute sisi
jalan guna mencapai pelanggan.
d. Pemasangan lampu jalan.
e. Penanganan kebutuhan beban Listrik pada kawasan
Daya listrik yang digunakan bersumber dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sedangkan
jeringan dan lampu penerangan direncanakan sebagai berikut :
PT. WASTU WIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp. (0651) 23808
VI -28
Laporan Perencanaan
Kondisi jaringan direncanakan sedemikian rupa supaya teratur dan aman terutama di
pemukiman padat,
Lampu penerangan jalan ditempatkan pada beberapa ruas jalan, dimana ditempatkan
untuk tiang listrik dengan jarak diatur sedemikian dengan jalur lalu-lintas (jarak lampu
penerangan jalan tiap 20 m dan jarak lampu pedestrian tiap titik titik 10 m)
Penempatan jaringan direncanakan mengikuti jaringan jalan yang ada, dan ditanam di
bawah tanah, dengan pembagian klasifikasi dalam jaringan primer, sekunder, dan
tersier.
6.7.
Sambungan telepon didasarkan pada standar yang berlaku. Penyediaan sambungan telepon
melalui jaringan dari PT. TELKOM.
Tabel Standar Kebutuhan Fasilitas Telekomunikasi
No
1
Prasarana Telekomunikasi
Perdagangan dengan jasa, fasum, fasos,
Standar
17 SST/100 Penduduk
Wartel
Kios Phone
Telepon Umum
Coin
1000 penduduk
Kartu
1000 penduduk
VI -29
Laporan Perencanaan
6.8.
VI -30
Laporan Perencanaan
VI -31
Laporan Perencanaan
Bab VII
Penutup
7.1.
Kesimpulan
1. Setelah dilakukan perencanaan maka diperoleh besarnya biaya konstruksi untuk
masing-masing jenis pekerjaan infrastruktur. Perhitungan Biaya (Engineer Estimate)
ini mengacu pada harga satuan bahan dan upah yang dikeluarkan oleh Bappeda
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2006. Selanjutnya dibuat analisa harga
satuan untuk setiap item pekerjaan yang akan dilaksanakan. Secara lengkap
perhitungan Biaya dapat dilihat pada Laporan Rencana Anggaran Biaya.
2. Pelaksanaan pekerjaan masing-masing infrastruktur dapat dilaksanakan secara bertahap
disesuaikan dengan kebutuhan dan teknis di lapangan.
7.2.
Saran
1. Untuk mendapatkan mutu bangunan sesuai dengan yang direncanakan, kontraktor
harus cermat dalam membaca gambar dan pemilihan material.
2. Untuk infrastruktur jalan sistim pelaksanaan timbunan dipadatkan lapis demi lapis
dengan ketebalan maksimal 20 cm menggunakan alat pemadat.
3. Untuk jalan di daerah rawa sebelum ditimbun dilakukan pembersihan terhadap kotoran
yang ada pada dasar tanah.
4. Pekerjaan pembentukan jalan di daerah rawa dilakukan sampai lapis pondasi atas
(Agregat A), sambil menunggu proses konsolidasi selama 3 bulan.
5. Bahwa pada saat perencanaan dilakukan berdasarkan data eksisting, tetapi sebelum
pelaksanaan kemungkinan telah dilaksanakan pekerjaan infrastrukturnya oleh
berbagai pihak atau atas inisiatif warga masyarakat. Untuk mengantisipasi ini
Kontraktor dan Konsultan Supervisi harus mengadakan setting ulang terutama atas
elevasi jalan atau drainase agar mendapatkan hasil yang optimal. Ketidaksamaan
kondisi di lapangan dengan gambar rencana perlu disikapi sebagai sesuatu yang tetap
harus dilaksanakan. Sehingga harus segera diambil keputusan, mengingat program ini
sangat mendesak dan dinantikan oleh masyarakat desa.
VII - 1
Laporan Perencanaan
6.8.
6.8.1.
NAMA
LOKAL
KARAKTER
KHUSUS
Beringin
Ficus
Benjamina
Jambu Air
Eugenia
Aquea
NAMA LATIN
Angsana
Cemara laut
Casuarinaceae
Kedondong
Waru
Mangrove
KARAKTER
AKSEN
Asem Jawa
Mahoni
Rhizophora
Mucronata
WARNA
LOKASI
TINGGI TANAMAN
BUNGA
Jingga
BUAH
Coklat
TANAM
23m
DEWASA
8 - 12 m
Putih
Putih,
Merah &
Hijau
1-2m
6 - 10 m
Hijau
12m
Hijau
Ungu
Coklat
23m
8 20 m
Hijau
Putih
Hijau
1-2m
6 - 10 m
Hijau
Putih,
Kuning
12m
48m
Hijau
Jingga
Coklat
0,5 1 m
4 -8 m
Hijau
Jingga
Coklat
2m
10 15 m
Hijau
Putih
Hijau Coklat
12m
8 15 m
VI - 31
DAUN
Hijau
Hijau
Laporan Perencanaan
Pinang
Palem Raja
Kelapa
Kuning
Kuning,
Hijau
12m
8 15 m
Kuning Hijau
12m
8 15 m
Kuning Hijau
Kuning
Kuning,
Hijau
12m
8 15 m
TANAM
1-2 m
DEWASA
6 10 m
UKURAN
LUBANG
TANAM
50 x 50 x 100 cm
12m
56m
50 x 50 x 100 cm
4-5m
7 - 10 cm
30 40 cm
12m
46m
50 x 50 x 100 cm
5 m
Peneduh, estetika
7 10 cm
30 40 cm
1-2 m
56m
50 x 50 x 100 cm
8m
10 20 cm
40 50 cm
Kedondong
12m
56m
50 x 50 x 100 cm
5 - 10 m
7 - 10 cm
30 40 cm
Waru
12m
46m
50 x 50 x 100 cm
5 - 10m
Peneduh, estetika
7 10 cm
30 40 cm
0,5 1 m
56m
25 x 25 x 50 cm
2m
58 m
50 x 50 x 100 cm
0,5 2,5
cm
20 cm
30 40 cm
Asem Jawa
0,5 2,5
m
5 - 10 m
Mahoni
0, 5 2 m
34m
50 x 50 x 100 cm
5m
15 20 cm
30 40 cm
Pinang
0, 5 2 m
34m
50 x 50 x 100 cm
5m
15 20 cm
30 40 cm
Palem Raja
0, 5 2 m
34m
50 x 50 x 100 cm
5m
15 20 cm
30 40 cm
Kelapa
0, 5 2 m
34m
50 x 50 x 100 cm
5m
15 20 cm
30 40 cm
KARAKTER
TANAMAN
NAMA
LOKAL
KARAKTER
KHUSUS
Beringin
Jambu Air
NAMA LATIN
Ficus
Benjamina
Eugenia
Aquea
Angsana
Cemara laut
Mangrove
KARAKTER
AKSEN
Kuning Hijau
Casuarinaceae
Rhizophora
Mucronata
TAJUK DIAMETER
VI - 32
DIAMETER BATANG
JARAK
TANAM
FUNGSI TANAMAN
15 20 m
TANAM
10 20 cm
DEWASA
40 - 100 cm
25 35 cm
6.8.2.
Laporan Perencanaan
Rencana Lansekap
VI - 33
Laporan Perencanaan
DAFTAR PUSTAKA
1. Jalan
- Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen, SKBI 2.3.26. 1987, UDC : 625.73 (02), Departemen Pekerjaan Umum.
- Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, No.13 /1970, Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
- Spesifikasi dan Standard Jembatan Pelat Beton untuk Jembatan Jalan Raya, No.02/1969,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
2. Struktur
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI 2, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
- Perhitungan Lentur dengan cara n, UDC : 624.012.45:620.178, Direktorat Jenderal
Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
- Vademekum Lengkap Teknik Sipil, Imam Subarkah Ir, Idea Dharma, 1984.
3. Drainase
- Perencanaan dan Pelaksanaan Drainase, Modul P.6.4., Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Ir. Enus Yunus, April 2000.
- Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air, Imam Subarkah, Ir, 1980
- Hidrologi Terapan, Sri Harto Dipl.H Ir, 1983
4. Air Bersih
- Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Proyek Pemasangan Pipa Air Baku
Pejompongan, Laporan Akhir, April 1996, PT. Nusuno Karya Consultant.
5. Persampahan
- Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbunan dan Komposisi sampah
perkotaan, SK SNI M-36-1991 03, Departemen Pekerjaan Umum.
- Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, SK SNI T-13-1990-F, Departemen
Pekerjaan Umum.
- Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia, SK SNI
S-04-1993-03, Departemen Pekerjaan Umum.
6. Listrik
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), SNI 04-0225-2000.
7. Lain-lain
-
Penetapan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
SK Gubernur Provinsi NAD
Nomor : 050.205/414/2005, Tahun 2006, Biro
Perlengkapan Sekretariat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Penyesuaian Standar Barang dan Harga Satuan Barang Kebutuhan Pemerintah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, SK Gubernur Provinsi NAD Nomor : 050/023/2006, Biro
Perlengkapan Sekretariat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
PT. WASTUWIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp (0651) 23808
Laporan Perencanaan
Penyesuaian Standar Barang dan Harga Satuan Barang Kebutuhan Pemerintah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, SK Gubernur Provinsi NAD Nomor : 050/024/2006, Biro
Perlengkapan Sekretariat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Rencana dan Estimate Real Cost, Bachtiar Ibrahim H, Bumi Aksara, 1978.
Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, J.A.Mukomoko Ir, Kurnia Esa, 1977
PT. WASTUWIDYAWAN
Jl. Tumpang No. 3 Semarang 50232
Telp. (024) 8442614
Jl. Gabus No. 36 Banda Aceh
Telp (0651) 23808