Kelompok : 3 (Kelas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai risalah terakhir, ajaran Islam diwahyukan berdasarkan pondasi
atau berlandaskan Tauhid. Semua konsep dan struktur ajaran Islam yang
terbangun, seperti konsep ilmu, adab, dan pendidikan, konsep ibadah, konsep
manusia, konsep kehidupan, konsep bernegara, dan lain sebagainya
bermuara pada landasan Tauhid.
Pengetahuan manusia diperoleh dari dua arah, yaitu dari atas dan dari
bawah.Dari atas maksudnya dari wahyu yang Allah turunkan kepada RasulNya, sedangkan dari bawah maksudnya dari realitas yang ada di alam ini
melalui pengamatan, pendengaran, perasaan, dan pengalaman.Wahyu yang
mengandung pengetahuan yang tak terhingga, yang tak pernah habis dikaji
sekalipun manusia melakukan pengkajian sepanjang sejarah kehidupannya.
Tanda-tanda ada-Nya Tuhan, memang dapat dikenali akal melalui
fenomena alam ini, tetapi siapa Tuhan itu, bagaimana Tuhan itu, dan apa
yang harus manusia lakukan kepada Tuhannya, adalah persoalan pelik yang
tidak mungkin diketahui secara pasti oleh akal manusia. Itulah sebabnya
Allah mengajarkan kepada manusia tentang apa yang tidak diketahuinya,
sedangkan pengetahuan itu diperlukan manusia dalam hidupnya.
Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, manusia hanyalah subyek
yang menemukan, mengolah, dan merumuskan sehingga lahir sebuah
teori.Manusia bukanlah pencipta, atau pembuat dari tidak ada menjadi
ada.Sekecil dan sesederhana apapun ilmu pengetahuan itu, sumbernya tetap
dari Allah SWT.Karena itu manusia dilarang menyembongkan diri, seakanakan dialah yang menghasilkan ilmu itu tanpa campur tangan Allah.Manusia
dilarang mengingkari ayat-ayat, bukti-bukti kebenaran yang Allah tunjukan
kepada manusia itu.
Maka untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bersumber dari
alam ini, Allah memerintahkan agar kita selalu menggalinya, melakukan
perjalanan, pengamatan, penelitian.Namun dalam malakukan hal tersebut,
kita tetap harus selalu mengaitkannya dengan sumber ilmu pengetahuan dari
Allah yaitu Al-Quran.Hal ini berkaitan dengan pandangan ilmu tauhid dalam
penggalian ilmu pengetahuan yang ada di alam ini.Sehingga dalam
penemuannya, ilmu pengetahuan yang baru tetap pada batasan ketauhidan
dalam Islam.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tauhid
Tauhid berasal dari kata wahhada-yuwahhidu-tawhidan, yang arti
harfiyahnya menyatukan, meng-Esakan, atau mengakui bahwa sesuatu itu
satu.Adapun yang dimaksud dengan makna harfiyah tersebut adalah mengEsakan atau mengakui dan menyakini akan ke-Esaan Allah SWT. Lawan dari
tauhid adalah syirik, yaitu menyekutukan atau membuat tandingan kepada
Allah SWT. Dengan demikian tauhid adalah mengakui dan menyakini keEsaan Allah SWT, dengan membersihkan keyakinan dan pengakuan tersebut
dari segala kemusyrikan. Maka bertauhid kepada Allah (tauhidullah) adalah
hanya mengakui hukum Allah SWT yang memiliki kebenaran mutlak, dan
diperanakkan. Allah SWT Tunggaldan berdiri sendiri, karna jika tidak, maka
Allah adalah sama seperti kita makhluk hidup, sungguh sesuatu hal yang
mustahil karna bagaimana mungkin seorang mkhluk hidup dapat membuat
keturunan yang beragam dan berbeda", dan bagaimana mungkin makhluk
hidup dapat menciptakan Langit yang secara ilmiah sampai saat ini tidak
diketahui ujungnya dan tidak dapat digapai oleh satupun makhluk hidup.
"wa lam yakun lahu kufwan ahad" Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia. di ayat ini juga memiliki maksud bahwa pencipta tak sama
dengan yang diciptakan. Sebagai contoh: sebuah meja tidak sama dengan
pembuat meja tersebut dalam sifat ataupun bentuk. Dan makna lain yang
terkandung dalam ayat ini adalah keagungan dan kesempurnaan yang hanya
dimiliki Allah SWT dengan Asmaul HusnaNya.
tidak ada tuhan, tidak ada kekuatan lain kecuali Allah, laa haula wa laa
quwwata illaa billaah. Itu berarti, sebelum meyakini Allah, kita wajib
mengingkari yang selain Allah.
Karena itu, karakteristik pertama manusia tauhid adalah sikap penolakannya
terhadap pedoman hidup yang datangnya bukan dari Allah. Dalam QS Al
Baqarah ayat 256 ditegaskan: Barangsiapa mengingkari, mengufuri, dan
menolak semua objek persembahan kecuali Allah, maka dia memegang tali
yang kokoh. Sebagai objek persembahan, Allah adalah sumber kebenaran.
Dengan meyakini Allah sebagai sumber kebenaran, manusia tauhid harus
berani mengatakan tidak pada semua ketidakbenaran. Ia harus berani
melawan kebatilan, kekufuran, kebobrokan, keburukan. Tiada rasa takut
untuk melakukan itu karena ketakutan hanya ditujukan kepada Allah.
Ketiadaan rasa takut itu juga mengandung makna pembebasan bagi
manusia. Manusia dibebaskan dari menyembah sesama manusia dan
mengalihkanya kepada menyembah Allah semata. Semuanya tak mempunyai
kewajiban mengamba pada manusia lain dan tak memiliki hak menundukkan
manusia lain. Hanya kepada Allah lah manusia wajib menghamba dan hanya
Allah yang berhak menuntut ketertundukan manusia.
Pembebasan itu adalah titik balik (turning point) paling penting dalam
sejarah kehidupan umat manusia. Betapa tidak, dengan pembebasan itu,
manusia tidak ada yang lebih tinggi dan juga tak ada yang lebih rendah
dibanding manusia lain. Semuanya dalam posisi setara. Semuanya
berkedudukan sama. Yang membedakannya hanya tingkat ketakwaannya (QS
Al Hujurat: 13).Kedua, manusia tauhid memiliki komitmen utuh pada
Tuhannya. Tauhid berarti komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus dari
segala sumber. Allah lah satu-satunya sumber nilai. Segala sesuatu
bersumber dari Allah dan segala sesuatu pasti akan kembali kepada Allah.
Apa yang dikehendaki Allah, akan menjadi pedoman manusia tauhid dalam
melangkahkan kaki menyusuri jalan kehidupan.
2.3 Peran Tauhid dalam Dunia Iptek
Perlu diketahui bahwa ajaran islam ada masalah-masalah yang termasuk
taabbudi(semata-mata ibadah) dan ada masalah taqulli(dapat diakali)
walaupun tidak semua demikian. Sebagai contoh berwudlu, mengapa dalam
berwudlu itu yang harus dibasuh hanya bagian-bagian tertentu saja, ini
namanya taabbudi.Akan tetapi berwudlu itu sendiri tidak bertentangan
dengan akal bahkan dapat dimengerti dan dicari hikmahnya, ini taqulli. Maka
antara wahyu Allah dan ilmu dapat bertemu dan ilmu dapat dapat
mendukung kebenaran wahyu, perpaduan kedua unsur ini adalah ajaran
islam.
Ilmu pengetahuan dilandaskan pada keyakinan bahwa pengalaman dan
upaya daya akal budi itu absah.Teori ilmu pengetahuan dipengaruhi dan
ditetapkan secara kuat oleh logika.Manusia memperoleh pengetahuan bukan
saja untuk menguasai alam tetapi juga membawa dia ke arah kehidupan
Menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar
Tauhid tidak hanya sekedar diketahui dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih
dari itu, ia harus dihayati dengan baik dan benar. Apabila tauhid telah
dimiliki, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan benar, kesadaran
seseorang akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah akan muncul
sendirinya. Hal ini nampak dalam pelaksanaan ibadat, tingkah laku, sikap,
perbuatan, dan perkataannya seharihari. Dengan demikian, kepercayaan
atau akidah merupakan pokok dan landasan berpikir bagi umat Islam.Apabila
tauhid hanya diketahui, tapi tidak dimiliki dan dihayati, ia hanya
menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan namun tidak
berpengaruh apaapa terhadap seseorang.Sebaliknya, jika seseorang hanya
memiliki jiwa tauhid ia akan menjadi sangat fanatik bahkan mungkin
terlempar ke luar dari ketauhian yang sebenarnya. Dengan demikian, maksud
dan tujuan tauhid bukanlah sekedar mengaku bertauhid saja, tetapi jauh dari
itu sebab tauhid mengandung sifatsifat:
1. Sebagian sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan.
2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka
untuk
mengerjakan ibadat dengan penuh keikhlasan.
3. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan
hidup yang
dapat menyesatkan.
4. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.
Dengan demikian, tauhid sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.
Ia tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan menyelamatkan
manusia dari kesesatan dan kemusyrikan, tetapi juga berpengaruh besar
terhadap pembentukan sikap dan perilaku keseharian seseorang. Ia tidak
hanya berfungsi sebagai akidah, tetapi berfungsi pula sebagai falsafah
hidup.Kehadiran tauhid sebagai ilmu merupakan hasil pengkajian para ulama
terhadap apa yang tersurat dan tersirat di dalam al quran dan hadits.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan
betapa pentingnya tauhid bagi seorang muslim, dan tidak sempurnanya iman
seseorang, bahkan termasuk orangorang yang ingkar apabila tidak
mentauhidkan Allah SWT.Dan pembahasan diatas juga menjelaskan akan
Keesaan yang hanya dimiliki Allah, yang wajib diyakini dan di amalkan oleh
DAFTAR PUSTAKA
Armas, Adnin. Makalah tentang; Konsep Ilmu Dalam Islam. Bahanbahan Mata Kuliah Islamic Worldview. 2008.