Hukum V
Hukum V
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
lurus terhadap "Horizontal Plane" (HP) dan "Front Plane" (FP). Garis vertikal yang
ditarik dari suatu titik, sifatnya horisontal dan tegak lurus terhadap bidang ini.
- Folding Line (FL) adalah garis khayal yang merupakan perpotongan dua bidang
proyeksi. Garis ini berfungsi sebagai sumber putar bidang proyeksi vertikal
sehingga kedudukannya menjadi horisontal. Prinsip ini merupakan salah satu dasar
dari proyeksi orthografi yang merubah gambaran tiga dimensi menjadi dua dimensi.
Keterangan :
A L : Struktur garis pada bidang ABCD
A K : Arah Penunjaman (Trend)
A-K / K-A : Arah Kelurusan (Bearing) = Azimuth NAK
: Penunjaman (Plunge)
: Rake (Pitch)
1. Garis jurus hasil pengukuran diplot dengan tepat sesuai arah pembacaan kompas
di titik lokasi dimana struktur bidang tersebut diukur.
2. Tanda arah kemiringan digambarkan pada tengah-tengah den tegak lurus garis
jurus searah jarum jam atau harga jurus ditambah 90 searah jarum jam. Panjang
tanda kemiringan ini kurang lebih sepertiga panjang garis jurus.
3. Tulis besar kemiringan pada ujung tanda kemiringan.
2.2.3 Cara Mengukur Struktur Bidang dengan Kompas Geologi.
1) Pengukuran Jurus
Bagian sisi kompas (sisi "E") ditempelkan pada bidang yang diukur.
Kedudukankompas dihorisontalkan, ditunjukkan oleh posisi level dari nivo "Mata
Sapi" ( Bull's Eye Level ), maka hargayang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah
harga jurus bidang yang diukur. Benlah tanda garis pada bidang tersebut sesuai
dengan arah jurusnya.
2) Pengukuran Kemiringan.
Kompas pada posisi tegaktempelkan sisi 'W' kompas pada bidang yang diukur
dengan posisi yang tegak lurus jurus pada garis jurus yang telah dibuat pada butir
(1). Kemudian Dinometer dieter sehingga gelembung udaranya tepat berada
ditengah (Posisi Level). Harga yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala
klinometer adalah besarnya sudut kemiringan dari bidang yang diukur.
3) Pengukuran Arah Kemiringan.
Tempelkan sisi "S" kompas pada bidang yang diukur. Posisikan kompas, sehingga.
horizontal (nivo "mata lembu" level), baca angka yang ditunjuk oleh jarum utara
kompas. Harga ini merupakan arah kemiringan (dip direction) dari bidang yang
diukur.
2.2.4 Aplikasi Metode Grafis I untuk Struktur Bidang
Aplikasi yang diuraikan disini meliputi pemecahan masalah-masalah struktur
bidang, antara lain :
1. Menentukan kemiringan semu.
2. Menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian yang
sama.
3. Menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian yang
berbeda.
4. Menentukan Kedudukan Bidang berdasarkan problems tiga titik (Three Point
Problems).
Maksudnya menentukan kedudukan bidang dari tiga titik yang diketahui posisi dan
ketinggiannya, dimana titik tersebut terletak pada bidang rata yang sama.Dan
bidang tersebut tidak terlipat / terpatahkan serta ketiga titik tersebut ketinggiannya
berbeda.
2.3 Struktur Garis
Seperti halnya struktur bidang, struktur garis dalam geologi struktur dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
Struktur garis rill adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat
diamati langsung dilapangan misalnya gores garis yang erdapat pada bidang sesar.
Struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya
ditafsirkan dari onentasi unsur- unsur struktur yang membentuk kelurusan atau
laniasi.
Berdasarkan seat pembentukanya struktur garis dapat dibedakan menjadi struktur
garis primer dan stn&w garis sekunder dari contoh-contoh struktur garis yang
disebutkan diatas yang termasuk struktur garis primer adalah liniasi atau
penjajaran mineral - mineral pada batuan beku tertentu ,arah liniasi struktur
sedimen dan yang termasuk struktur garis sekunder adalah gores-garis , liniasi
memanjang fragmen breksi sesar.garis poros lipatan dan kelurusan -kelurusan
topografi, sungai, dsb.
Kedudukan struktur garis dinyatakan dengan istilah istilah:
- Arah penujaman (Trend) penunjaman (Plunge).
- Arah kelurusan (Bearing) dan Rake atau Pitch.
2.3.1 Definisi Istilah istilah dalam struktur garis.
Arah penujaman (Trend) adalah jurus dari bidang vertical yang melalui garis dan
menunjukan arah penunjaman garis tersebut ( hanya menunjukkan suatu arah
tertentu).
Arah kelurusan (Bearing) adalah jurus dari bidang vertical yang melahn gar's tetapi
tidak menunjukan arah penunjaman garis tersebut (menunjukkan arah arah
dimana, salah satu arahnaya merupakan sudut pelurusnya).
Rake (Pith) adalah besar sudut antara garis dengan garis horisontal, yang diukur
pada bidang dimana garis tersebut terdapat besamya rake sama dengan atau lebih
kecil 90 .
Keterangan :
A-B : Jurus (Strike) bidang ABCD, diukur terhadap arah utara
: Kemiringan (Dip) bidang ABCD, diukur terhadap arah utara
: Kemiringan Semu (Apparent Dip)
O-A : Arah Kemiringan (Dip Direction)
kelurusan (arah limasi fragmen breksi sesar, arah kelurusan sungai, arah kelurusan
gawir sesar, d1l). Jadi yang perlu diukur hanya arah kelurusan (bearing) saja.
Pengukuran "Bearing".
1. Arah visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur garis yang akan
diukurmisalnya sumbu memanjang fragmen breksi sesar.
2. Pada posisi butir (1) levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horisontal),
make harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah"Bearing"nya.
2.3.4 Aplikasi metoda grafis I untuk struktur garis
Aplikasi yang akan dibahas disini meliputi pemecahan masalah-masalah struktur
garis antara lain :
1. Menentukan "Plunge" dan "Rake" sebuah garis pada suatu bidang.
2. Menentukan kedudukan struktur garis dari perpotongan dua bidang.
2.4 Tebal dan Kedalaman
Penentuan tebal dan kedalaman dalam geologi struktur pada dasarnya merupakan
aplikasi dari metode grafis dan goneometris.
2.4.1 Tebal
Tebal merupakan jarak tegak lures antara dua bidang yang sejajar, yang merupakan
batas lapisan batuan.
2.4.2 Pengukuran kedalaman pada arah tidak tegak lurus jurus lapisan
a. Dip searah dengan slope
o sin o)o. cos o. - sin d = I (tg
b. Dip berlawanan dengan slope
o + sin o)o. cos o. - sin d = I (tg
kontur.
b) Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng
maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan
membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.
c) Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus dimana
pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.
d) Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana kemumgan
lapisan lebih besar danpada kemiringan lereng akan membentuk pola smgkapan
dengan huruf "V" mengarah sama (searah) dengan arah kemiringan lereng.
e) Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng dimana besar
kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng , maka pola singkapannya
akan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng
/lembah.
f) Lapisan yang kemiringan nya searah dengan kemiringan lembah dan besarnya
kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng/lembah maka pola singkapan
tampak .
kemiringan lapisan nya adalah merupakan kemiringan lapisan semu (apparent dip)
yang besarnya sesuai dengan arah sayatan terhadap jurus lapisan batuan.
Rekonstruksi :
a) Perhatikan arah sayatan penampang terhadap jurus umum lapisan (tegak lurus
atau tidak).
b) Buat "base line" yang panjangnya sama dengan panjang garis penampang peta
geologi.
c) Buat "end line" dan berikan angka angka yang menunjukan ketinggian sesuai
dengan skalanya.
d) Buat "profile line" dengan cara mengeplot ketinggian garis kontur yang terpotong
garis penampang, dan kemudian hubungkan.
e) Gambarkan keadaan geologinya, meliputi batas lapisan, batas struktur dan
lainnya, yang terpotong oleh garis penampang.
2.6 Metoda Statistik
Metoda, statistik, yakni suatu metoda, yang diterapkan untuk mendapatkan kisaran
harga rata rata atau harga maksimum dari sejumlah data acak satu jenis struktur .
dari sim kemudian dapat diketahui kecenderungan kecenderungan, bentuk pola,
ataupun kedudukan umum dari jenis struktur yang sedang dianalisa .
Metoda, statistik yang sering atau umum dipakai dalam kegiatan analisa struktur,
terdiri dari 2 (dua) metoda, yang pengelompokannya, didasarkan etas banyaknya
parameter yang akan diketahui hasil statistiknya.
Metoda statistik dengan satu, parameter yakni pembuatan diagram yang
didasarkan atas, sejumlah data struktur yang hanya, memiliki satu, parameter saja.
Metoda statistik dengan dua parameter yakm pembuatan diagram --diagram,
bedasarkan sejumlah data struktur yang memiliki parameter.
2.6.1 Diagram Kipas
Tujuan diagram ini dimaksudkau untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur
unsur struktur yang data-datanya, hanya, terdiri dari satu unsure pengukuran.
Tabulasi data - data pengukuran yang terkumpul dimasukan kedalam suatu. table
(tabulasi data),dengan tujuan untuk mempermudah proses dalam pembuatan
diagramnya. Dalam hal ini jumlah data tidak terdapat batasan mengenai banyak
nya data yang harus dikumpulkan. Semakin banyak data lapangan dalam analisa,
make hasilnya akan mendekati keadaan sebenarnya.
sama, dengan interval yang bersangkutan. kemudian bagilah sisi paling luar dari
busur sesuai dengan pembagian arahnya. Melalui pembagian interval tersebut
tariklah garis- garis kearah pusat busur.
2.6.2. Diagram roset.
Tujuan diagram ini dimaksudkan untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur
unsur struktur yang data datanya hanya memiliki satu pengarahan.
Tabulasi data data pengukuran lapangan yang terkumpul dimasukan kedalam
suatu table dengan tujuan untuk mempermudah pembuatan diagramnya.
Pembuatan diagram roset
Pada prinsipnya cara pembuatan diagram roset ini sama dengann cara pembuatan
diagram kipas . perbedaanya hanya terletak pada bentuknya, diagram kipas
berbentuk setengah lingkaran sedangkan diagram roset merupakan lingkaran
penuh.
2.7 Kekar
Suatu rekahan yang relative tanpa mengalami pergesaran pada bidang
rekahannya . penyebab tedadinya kekar dapat disebabkan oleh gejala tektonik
maupun non tektonik. Klasifikasi kekar ada beberapa macam, tergantung dasr
klasifikasi yang digunakan, diantaranya :
a) Berdasarkan bentuknya.
b) Berdasarkan ukurannya.
c) Berdasarkan kerapatannya.
d) Berdasarkan cara terjadinya (genesanya).
2.7.1 Klasifikasi kekar berdasarkan genesanya
a. Shear joint (kekar gerus), tedadinya akibat adanya tegasan tekanan (compressive
stress).
e. Heave, yaitu komponen horisontal dari slip / separation , diukur pada bidang
vertical yang tegak lurus, jurus sesar.
f. Hanging wall dan foot wall yaitu blok yang terletak diatas bidang sesar dan
dibawah bidang sesar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan praktikum geologi struktur dapat disimplkan bahwa :
1. Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan
permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.
2. Unsur-unsur struktur secara geometris pada dasarnya hanya terdiri dari dua
unsur geometris yaitustruktur bidang dan struktur garis dimana struktur bidang
terdiri dari Bidang perlapisan kekar, sesar, foliasi dan sumbu perlipatan sedangkan
struktur garis terdiri dari gores-garis, perpotongan dua bidang, liniasi dan lain-lain.
3. Struktur geologi perlu di pelajari karena pada daerah ini merupakan tempat
terperangkapnya mineral-mieral berharga.
4. Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang
tergambarkan dalam peta geologi.
5. Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:
Tebal lapisan.
Topografi/morfologi.
Besar kemiringan (Dip) lapisan.
Bentuk struktur lipatan.
6.
3.2 Saran
Berdasarkan dari keseluruhan pertemuan dan pelaksanaan praktikum, baik indoor
maupun out door, penulis menyarankan agar pelaksanaan praktikum selanjutnya
dapat lebih baik lagi, yaitu persediaan peralatan-peralatan lapangan agar dapat
diperbanyak dan diperbaharui sehingga membuat mahasiswa lebih terampil dan
mahir dalam pengaplikasian di lapangan, serta untuk pelaksanaan praktikum di
lapangan (out door) lebih ditingkatkan lagi, mengingat kegiatan praktikum di
lapangan lebih aplikatif.