Anda di halaman 1dari 14

1

RINGKASAN MATERI UJIAN AKHIR SEMESTER


DISUSUN OLEH: JULI WANTORO

berkaitan antara pembicara/penulis dan lawan


bicara/pembaca; siapa kepada siapa (who), tentang
apa(which), dimana (where), kapan (when), serta kesadaran
para penuturnya.

I.KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA


II.PEMAKAIAN HURUF KAPITAL
1. Kedudukan Bahasa Indonesia
Yang dimaksud kedudukan bahasa Indonesia adalah status
relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang
dirumuskan atas dasar nilai sosial dihubungkan dengan
bahasa yang bersangkutan.

Secara umum pemakaian huruf kapital telah diatur dalam


Ejaan Yang Disempurna-kan (EYD). Uraian berikut ini akan
menyajikan beberapa contoh pemakaian huruf kapital
dalam penulisan nama badan, lembaga, dan organisasi atau
instansi.

Bahasa Indonesia dalam amandemen Undang-Undang


Dasar 1945 Bab XV, Pasal 36 dinyatakan bahwa bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara, sedangkan bahasa daerah berkedudukan
sebagai bahasa daerah yang bersangkutan.

1. Penulisan Nama Jabatan

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa


Indonesia berfungsi sebagai:

Contoh:

Nama jabatan yang diikuti nama badan, nama lembaga,


nama organisasi, atau nama instansi tertentu huruf awalnya
ditulis dengan huruf kapital.

Menteri Penerangan
lambang-lambang bangsa;
lambang identitas bangsa;
alat yang memungkinkan penyatuan berbagai
suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya
dan bahasanya masing-masing ke dalam
kesatuan kebangsaan Indonesia; dan

alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.


Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:

1) bahasa resmi kenegaraan;


2) bahasa pengantar di dunia pendidikan;
3)alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pemerintah;
4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan,
dan teknologi.
II. Fungsi Bahasa Indonesia
Yang dimaksud dengan fungsi bahasa adalah nilai
pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas
pemakaian bahasa di dalam kedudukan yang diberikan
padanya
Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yaitu:
1) sebagai alat pemersatu bangsa;
2) Sebagai medium dalam pembinaan kebudayaan
nasional
Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara:
1) sebagai alat untuk menjalankan administrasi negara.
Fungsi ini tampak dalam surat menyurat resmi, dalam
peraturan-peraturan, undang-undang, pidato resmi, serta
dalam upacara kenegaraan;
2) sebagai bahasa pengantar pada semua jenjang
pendidikan formal;
3) menjadi pengantar dalam hal-hal yang berhubungan
dengan ilmu pengetahuan.

Direktur Pendidikan Masyarakat


Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kepala Sekolah Menengah Umum Negeri 5
Nama instansi atau lembaga pada contoh di atas adalah
nama instansi atau lembaga tertentu dan merupakan nama
diri. Oleh karena itu, harus dituis dengan huruf kapital.
2. NamaLembaga
Nama lembagasebagai nama diri dan nama jenis
penulisannya seperti di bawah ini.
Perhatikan contoh berikut:
1. Akhirnya, Sekolah Menengah Atas Negeri 01Patimuan
terpilih sebagai salah satu sekolah menengah umum terbaik.
2. Banyak perguruan tinggi di Indonesia yang memasang
tarif mencapai 30 juta.
3. Juli wantoro belajar di Perguruan Tinggi Muhamadiyah
Ahmad Dahlan.
(1)Sekolah MenengahAtas Negeri 01Patimuan merupakan
nama diri dan sekolah menengah atas merupakan nama
jenis
(2) perguruan tinggi merupakan nama jenis
(3) Perguruan Tinggi Muhamadiyah Ahmad Dahlan.
merupakannama diri

3. Nama Instansi
Nama Instansi sebagai nama diri dan nama jenis
penulisannya seperti di bawah ini.
Perhatikan contoh berikut:
1. Di lingkungan Departemen Pendidikan terdapat beberapa
direktorat jenderal.

Dari uraian kedudukan dan fungsi bahasa


Indonesia di atas, diharapkan para pemakai bahasa dapat
menerapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik bermakna
penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi
dan kondisi komunikasi. Penggunaan bahasa Indonesia
yang benar berarti bahasa yang digunakan itu tetap
mengindahkan norma-norma atau kaidah-kaidah bahasa
yang berlaku. Dalam hal ini berarti penggunaan bahasa
Indonesia tidak saja ditentukan oleh faktor linguistik
(kebahasaan) saja, tetapi menyangkut pula masalah sosial,
budaya, dan psikologi. Pada konteks sosial budaya,

2. Salah satu direktorat jenderal di lingkungan departemen


itu adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
danUmum.
(1)Departemen Pendidikan merupakan nama diri dan
direktorat jenderal merupakan nama jenis.
(2)direktorat jenderal merupakan nama jenis dan Direktorat
Jenderal Pendidikan Menengah dan Umum merupakan
nama diri.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

2
4. Penulisan Gabungan Kata yang Memakai Nama
Negara atau Nama Geografis Tertentu.
Bagaimana penulisan gabungan kata yang
memakai unsur nama negara atau nama geografis tertentu
seperti pada bentuk berikut:

keambil, kebawa, ketulis, kebaca, dan kebeli, maka apabila


kata dasar tersebut dihubungkan dengan di harus dituliskan;
diambil, dibawa, ditulis, dibaca, dan dibeli.
Contoh lain:
di + pegang = dipegang

garam inggris
di + tembak = ditembak
tinta cina
di + hantam = dihantam
rambutan aceh
di + peluk = dipeluk
Kata inggris, cina, dan aceh tidak lagi menyatakan
nama diri karena gabungan kata itu tidak menyatakan arti
garam dari Inggris, tinta dari Cina, dan rambutan dari
aceh.
Berbeda halnya dengan sarung Bugis dan salak
Bali. Gabungan kata itu menyatakan nama diri karena
gabungan kata itu menyatakan arti sarung dari Bugis dan
salak dari Bali. Oleh karena itu, huruf awal kedua kata itu
harus ditulis dengan huruf kapital.

Sebaliknya, apabila kedudukan di dapat digantikan oleh ke,


penulisannya harus dipisahkan. Seusuai dengan aturan
EYD, di harus ditulis terpisah dengan kata lain yang
mengikutinya, apabila kata di tersebut berfungsi sebagai
kata depan.
Di dan ke berfungsi sebagai kata depan apabila diikuti :

Bagaimana penulisan kata berikut:

1) Kata benda

(a) talas bogor

Contoh:

(b) tapai bandung

di rumah -

ke rumah

(c)

di pasar -

ke pasar

(d)duku malang

di sungai -

ke sungai

(e) krupuk ikan cilacap

di pantai -

ke pantai

pempek palembang

5. Penulisan Nama Orang yang Digunakan sebagai


Satuan
Penulisan nama orang yang digunakan sebagai
satuan, misalnya:

di kampus

ke kampus

di terminal

ke terminal

2) Kata yang menunjukkan arah atau tempat.

ampere

Contoh:

coulomb

di sana

ke sana

ohm

di sini

ke sini

volt!

di situ

ke situ

Bila kata tersebut digunakan sebagai nama orang


yang menemukan hukum tertentu, huruf awalnya ditulis
dengan huruf kapital.

di dalam -

ke dalam

di tengah -

ke tengah

Perhatikan contoh berikut:

di utara

1. Di dalam buku fisika itu dibicarakan hukum Ampere,


hukum Coulomb, dan hukum Ohm.

Sebaliknya, ke harus ditulis serangkai dengan kata yang


mengikutinya apabila ke tersebut:

2. Nama satuan untuk mengukur arus listrik, muatan listrik,


dan hambatan listrik masing masing adalah ampere,
coulomb, dan ohm.

1) Diikuti oleh kata bilangan, baik kata bilangan tentu


maupun tak tentu.

ke utara

Contoh:
3. Bohlam itu bertegangan 220 volt dan berdaya 60 watt.
ke +satu

= kesatu

III.BEBERAPA KESALAHAN UMUM DALAM PEMAKAIAN


BAHASA INDONESIA

ke + empat

= keempat

1. Penulisan di dan ke

ke + sekian

= kesekian

Menurut ketentuan EYD, ada dua macam cara menuliskan


di dan ke, yaitu:

2) Diikuti oleh kata tua, hendak, dan kasih.

(1) dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya; dan


(2) dipisahkan dari kata yang mengikutinya.
Penulisan di diserangkaikan apabila kata yang mengikuti
kata di tersebut jenis kata kerja.Dalam istilah tatabahasa
dijelaskan apabila di tersebut berfungsi sebagai
awalan.Dalam hal seperti ini di tersebut tidak dapat
digantikan oleh ke. Dengan demikian, karena dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar tidak terdapat bentuk

Contoh:
ke + tua

= ketua

ke + kasih

= kekasih

ke + hendak = kehendak.
3). Sebagai bagian dari kata yang bersangkutan.
Contoh

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

3
kemarin

Walaupun tidak kaya, hidupnya bahagia.

kemudian

Kendatipun nasib di tangan Tuhan, kita wajib berusaha.

kepala

Pun harus ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya


apabila:

kepada
1. Berfungsi untuk menyangatkan atau mengeraskan arti:
a) Hari ini sepeser pun aku tak punya uang.
Catatan:
Perlu diperhatikan bahwa;

b) Sedikit pun aku tak menyangka bahwa dia


sampai hati mengkhianatinya.

(a) penulisandibila diikuti kata luar; dan

2. Mempunyai arti juga.

(b) penulisanke bila diikuti kata samping.

a) Jika engkau tidak datang, aku pun tidak akan


datang.

Masing-masing bentuk kata tersebut memiliki dua bentuk


penulisan; ada yang dirangkaikan dan adapula yang
dipisahkan.
Ke dan luar harus ditulis terpisah (ke luar) apabila kata
tersebut merupakan kebalikan atau lawan dari ke dalam.

b) Apapun kata orang, aku tetap mencintainya.


Dalam hubungan ini yang perlu diperhatikan
penulisan pun jika pun tersebut didahului oleh kata
sekali.Ada yang harus ditulis terpisah (sekali pun) dan ada
yang harus ditulis serangkai (sekalipun).

Contoh:
- Saya dengar Anda akanke luar negeri, betulkah?
- Ia sering bertugas ke luarkota.

Sekali dan pun harus dipisahkan penulisannya


(sekali pun) apabila kata tersebut dalam kalimat
bersangkutan mempunyai arti walaupun sekali, meskipun
sekali, atau yang sejenis dengan itu.

Ke dan luar harus ditulis serangkai/disatukan (keluar)


apabila kata tersebut merupakan kebalikan atau lawan
kata masuk.

Contoh:

Contoh:

Kalimat ini sama benar maknanya dengan:

- Tahun lalu ia memang kuliah di sini, tetapi sekarang sudah


keluar.

pesawat.

Sekali pun belum pernah saya naik pesawat.

Meskipun sekali, saya belum pernah naik

- Dua hari dua malam kami keluar masuk hutan

Walaupun sekali, saya belum pernah naik


pesawat.

- Ia masuk sebentar, lalu keluar lagi.


Di dan samping harus ditulis terpisah (di samping) apabila
kata tersebut menunjukan arah atau tempat.
Contoh:

Sekali dan pun harus ditulis serangkai (sekalipun)


apabila kata tersebut sama artinya dengan walaupun,
meskipun, atau kendatipun.

- Siapa yang duduk di sampingmu kemarin?

Contoh:

- Rumahnya persis di samping bioskop terkenal itu.

Sekalipun hujan ia datang juga.


Kalimat di atas sama benar maknanya
dengan:

Di dan samping ditulis serangkai (disamping) apabila kata


tersebut mengandung makna kecuali atau selain.

Meskipun hujan, ia datang juga.

Contoh:

Walaupun hujan, ia datang juga.

- Disamping sebagai mahasiswa, ia juga seorang


pedagang yang sukses.

Kendatipun hujan, ia datang juga


IV.PEMENGGALAN KATA DASAR

- Perbuatan seperti itu, disamping merugikan diri sendiri


juga dapat merugikan orang lain.

1 .Bila ada dua vokal yang berurutan di tengah kata,


pemenggalannya dilakukan di antara dua konsonan itu.
Contoh:

2. Penulisan pun
saat
Seperti halnya di dan ke, penulisan kata pun juga ada dua
macam.Ada pun yang harus ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya dan ada pun yang harus ditulis terpisah
dengan kata yang mendahuluinya.
Pun harus ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya apabila pun tersebut sudah merupakan satu
kesatuan dengan kata yang mendahuluinya.

sa-at

manfaat man-fa-at
2. Bila di tengah kata terdapt konsonan yang diapit oleh
dua vokal, pemenggalannya dilakukan setelah vikal pertama
atu sebelum konsonan tersebut.
Contoh:

Contoh:

sukar

su-kar

Meskipun sudah dilarangpacaran , ia nekat juga.

bapak

ba-pak

sakit

sa-kit
anak

a-nak

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

4
3. Jika ada dua buah konsonan yang berurutan di tengah
kata, pemenggalannya di lakuklan setelah konsonan
pertama.
Contoh:

eksklusif eks-klu-sif
b. Bentuk eks- yang tidak dapat disejajarkan dengan inatau im- pemenggalannya dilakukan di antara ek- dan
bagian kata yang mengikutinya.

April

Ap-ril

Contoh:

janji

jan-ji

ekses

ek-ses

runding run-ding

ekstrem

ek-strem

Catatan:

eksistensi ek-sis-ten-si

Bentuk ng, ny, sy, dan kh yang melambangkan satu


konsonan, gabungan huruf-huruf itu tidak diceraikan
sehingga pemenggalan suku kata dilakukan sebelum atau
sesudah pasangan huruf itu.

7. Kata-kata lain yang yang terdiri atas dua unsur atau lebih
yang salah satu unsurnya dapat bergabung dengan unsur
lain, pemenggalannya juga melalui dua tahap. Mula-mula
unsur itu dipisahkam, kemudian dipenggal dengan mengikuti
pola pemenggalan kata dasar.

Contoh:
Contoh:
nyonya

nyo-nya

syarat

sya-rat

angka

ang-ka

akhlak

akh-lak

sangat

sa-ngat

kilogram

kilo-gram ki-lo-gram

biografi

bio-grafi

bi-o-gra-fi

biologi

bio-logi

bi-o-lo-gi

LATIHAN

4. Jika ditengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih,


pemenggalannya juga dilakukan setelah konsonan pertama.

eksploitasi
eksplo-itasi_ eks-ploitasi_________________________________________

Contoh:
instansi

ekstradisi
ektra-disi ek-tradisi_________________________________________

in-stan-si

eksperimen
ekspe- rimen eks-pe-rimen_____________________________________

instruksi in-struk-si
5. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans
dilakukan dengan mengikuti aturan berikut:
a. Jika trans diikuti bentuk bebas, pemenggalannya
dilakukan dengan memisahkan trans sebagai bentuk utuh
dan bagian lainnya dipenggal sebagai kata dasar.

eksakta
ek-sata ek-sata_____________________________________
bioskop
bios-kop bi-oskop__________________________________________
transitif
tran-sititif tran-sitif_____________________________________

Contoh:
transmigrasi trans-mig-ra-si

kompleks
kom-pleks
__________________________________________

transfusi

trans-fu-si

eksodus

transaksi

trans-aksi

_____________________________________

ekso-dus ek-so-dus

b. Jika trans merupakan bagian dari kata dasar,


pemenggalannya dilakukan dengan mengikuti pola
pemenggalan kata dasar.

V.BAHASA INDONESIA STANDAR ATAU BAKU

Contoh:

1. Dipergunakan dalam wacana teknis; misalnya karangan


ilmiah, buku pelajaran, laporan esmi, dan sebagainya.

transenden

tran-sen-den

transisi

tran-si-si

transit

tran-sit

6. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk eksdilakukan sebagai berikut:

1. Fungsi Bahasa Indonesia Standar atau Baku

2. Sebagai alat komunikasi resmi, yakni dalam arti suratmenyurat resmi, pengumuman yang dikeluarkan oleh
instansi resmi, undang-undang, surat keputusan, dan
sebagainya.
3. Dipakai dalam pembicaraan dengan orang-orang yang
dihormati, termasuk di anataranya dengan orang yang
belum akrab benar atau baru kita kenal.

a. Jika eks- terdapat pada kata yang pemakaiannya dapat


disejajarkan dengan in- atau im- , pemenggalannya
dilakukan di antara eks dan unsur berikutnya.
2. Ciri-ciri Bahasa Standar atau Baku
Contoh:
1. Memakai ucapan baku (pada bahasa lisan)
ekstra

eks-tra

ekspor

eks-por

(Sampai saat ini bahasa Indonesia belum memiliki lafal


baku)

eksplisit

eks-pli-sit

2. Memakai ejaan resmi

eksternal eks-ter-nal

( Sekarang Ejaan Yang Disempurnakan, EYD)

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

5
3. Terbatasnya unsur daerah, baik leksikal maupun
gramatikal.
Berikut ini disajikan beberapa contoh kesalahan pemakaian
bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Tidak
Baku

Bahasa Indonesia baku

1. Mobilnya orang itu


mewah

1. Mobil orang itu mewah.

2. Reval benci sama


levano
3. Nidya pandai sendiri di
kelasnya
4. Nila tidak tahu kalau
hari ini ada ujian.
5. Fufah datang sendirian
tadi pagi.

2. Reval benci kepada


levano
3. Nidya paling pandai di
kelasnya

hierarki

hirarki hirarkhi

insaf

insap insyaf

karier

karir

khawatir

hawatir

korps

korp

metode

metoda

manajemen

menejemen
management

analisis
analisa
sutera

4. Nila tidak tahu bahwa hari


ini ada ujian.

sutra
nakhoda
nakoda nahkoda

5. Fufah datang seorang diri


tadi pagi

kualitas
kwalitas
kuitansi
kwitansi

6. Sepatunya terlalu besar.


jadwal

6. Sepatunya kebesaran

jadual
teknik
tekhnik
3. Kata Baku dan Tidak Baku

terampil

Untuk melengkapai uraian ini di bawah ini disajikan


beberapa contoh kata baku dan tidak baku

wakaf

trampil

Kata baku

Kata tidak baku

juang

joang

lubang

lobang

kantung

kantong

waqaf wakap
wasalam
wassalam
wujud
ujud

ubah
sadar
saksama

robah
sedar
seksama

cacat

cacad

mantap

mantab

ungkap

ungkab

bejat

bejad

sekadar

sekedar

hakikat

hakekat

nasihat

nasehat

kempis

kempes

ahli

akhli

masjid

mesjid

beduk

bedug

gubuk

gubug

gerobak

gerobag

jajak

jajag

aktif

aktip aktiv

aktivitas

aktifitas aktipitas

ekstrem

ekstrim

sistem
sistim
khotbah
khutbah hutbah
prangko
perangko
baut
baud
semifinal
semi final
antarnegara
antar negara
mancanegara
manca negara
narasumber
nara sumber
faksimile
feksimile faximile
November
zaman

Nopember
Nofember

ziarah

jaman

salat

jiarah

aerobik

shalat sholat

akuntan

erobik

arkais

akountan

geladi

arkhais

kompleks

gladi

kurva

komplek

misi

kurve

stasiun

missi

syahdu

setasiun

tata bahasa

sahdu

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

6
bekerja disalah satu Direktorat Jenderal yang ada di
Departmen Pendidikkan Nasional, memintanya untuk
mendaftarkan diri menjadi Caleg dari partai tertentu dinegri
ini. Semua anggautakeluarga, seperti Ibu, Adik, Kaka,
sodara, dan istrinyapunmenghendaki hal itu. Tentu saja, hal
itu sangat merepotkan Kepala Sekolah yang senang makan
mie ayam purworejo , satemadura dan sering
mengkonsumsi garam Inggris ini.

antre

tatabahasa

atlet

antri

azimat

atlit

Februari

jimat

film

Pebruari

frekuensi

filem

Tandai kesalahan-kesalahan yang terdapat pada teks di


atas!

Jumat

frekwensi

Anda sudah menandainya? Ok!

kabar

Jumat

Perbaiki dan tulis kembali teks di atas!

kanker

khabar

konkret

kangker

lembap

kongkret

paruh

lembab

tenteram

paro

adikuasa

tentram

swasembada

adi kuasa

narapidana

swa sembada

ekabahasa

nara pidana

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

dwifungsi

eka bahasa

dwiwarna

dwi fungsi

trilomba

dwi warna

trilogi

tri lomba

tridarma

tri logi

caturwulan

tri darma

pancasila

catur wulan

pancakrida

panca sila

saptamarga

panca krida

dasasila

sapta marga

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan


gagasan pemakainyasecara tepat dan dapat dipahami
secara tepat pula (Depdiknas, 2000: 81)

dasawarsa

dasa sila

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki syarat-syarat:

dasadarma

dasa warsa

a.
Secara tepat dapat mewakili gagasan atau
perasaan pembicara atau penulis.

apotek

dasa darma

fakta

apotik

pihak

pakta

b.
Sanggup penimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti
yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis (Keraf, 1991:
36).

praktik

fihak

2. Ciri-ciri Kalimat Efektif

ambulans

praktek

1. Kesepadanan

negeri

ambulan

Kesepadanan adalah keseimbangan antara


pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.

menteri

negri

VI.KALIMAT EFEKTIF
1. Pengertian
Kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar atau
sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat
dan baik; yang susunan kalimatnya didukung oleh
kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, dan
kevariasina (Farera, 1991: 42)
Kalimat Efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan
untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam
pikiran pembicara atau penulis (Arifin dan Tassai, 1991: 111)

Kesepadanan kalimat memiliki cirri:


mentri
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.

Bacalah teks berikut dan cermati kesalahan-kesalahan


penulisannya!
Sebagai Kepala Sekolah disalah satu Sekolah Menengah
AtasKH.Dewantoro Kota Cilacap ,kota yang punya julukan
kota petir,H.Reval Juliwantoro Kusuma Pratama
S.pd.M.pdakhir-akhir ini sedang risau. Mertuanya, yang

Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan


dengan menghindari pemakaian kata depan di, dalam, bagi,
untuk, pada, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
(1) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi iniharus
membayaruang kuliah. (salah)

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

7
Ket.

O
c. Kata penghubung sehingga tidak dipakai pada kalimat
tunggal

Pemakaian kata bagi di awal kalimat tidak tepat.Hal itu


menyebabkan kalimat di atas tidak memiliki subjek (S).
Kalimat itu seharusnya:

(1) Dia tidak pernah memperhatikan diriku. Sehingga aku


lari dari pangkuannya.

Semua mahasiswa perguruan tinngi iniharus membayaruang


kuliah. (benar)

(2) Kami datang agak terlambat. Sehinnga kami tidak dapat


mengikuti perkuliahan itu.
Seharusnya

P
(1) Dia tidak pernah memperhatikan diriku sehingga aku lari
dari pangkuannya.

O
(2) Kepada hadirin yang masih ada di luarharap
memasukiruangan sebelah kanan.
Ket.

(2) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat


mengikui perkuliahan itu.
O
d. Predikat kalimat tidak didahuli oleh kata yang

Seperti halnya kalimat pertama, pemakaian kata kepada


pada awal kalimat tidak tepat.

Contoh:

Penulisan kalimat itu seharusnya:

Rumah sayayangterletakdi depan gelanggang olahraga.

Hadirin yang masih ada di luarharap memasukiruangan


sebelah kanan.

Ket.

Kalimat itu seharusnya ditulis:


S

P
Rumah sayaterletakdi depan gelanggang olahraga

Ket.

b. Tidak mempunyai subjek yang ganda

2. Kepararelan/kesejajaran

Contoh:

Kepararelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan


dalam suatu kalimat. Artinya bila bentuk pertama
menggunakan nomina (kata benda), bentuk kedua dan
seterusnya harus pula menggunakan nomina.Begitu pula
bila bentuk pertama verba (kata kerja), bentuk kedua dan
seterusnya pun harus berbentuk verba.

(1) Penyusunan laporan itusayadibantu oleh teman saya.


S

Seharusnya
Contoh:

Dalam menyusun laporan itu, sayadibantu oleh teman saya


Ket

(1) Harga minyak minyak tanah dibekukan atau naik secara


luwes.
(2) Cara pengobatandan menyembuhkan penyakit itu
belum ditemukan sampai saat ini.
Kalimat yang benar

Bagaimana dengan kalimat berikut:


a. Akibat banjir semalam membobolkan tanggul yang
panjangnya 200 meter itu.

(1)Harga minyak tanah dibekukan atau dinaikkan secara


luwes.
di------kan

di------kan

b. Menurut wartawan kamii di Baghdad mengabarkan bahwa


Saddam Husen masih hidup sampai saat ini.
c. Di sepanjang jalan Cilacap bermandikan cahaya lampu
hias.

(2) Cara pengobatan dan penyembuhan penyakit itu belum


ditemukan sampai saat ini.

d. Berdasarkan hasil rapat itu menjelaskan bahwa teroris


merupakan musuh bersama.

pe---------an

pe-----------an

Bagaimana dengan kalimat berikut:


a.

.
b.

.
c.

d.

a. Perasaan ingin mengasihi dan sayang selalu melekat


pada hati gadis lugu itu.
b. Pusat pendidikan dan latihan itu tiba-tiba menjadi momok
yang menakutkan.
c. Agar peristiwa itu tidak terulang lagi, pemerintah harus
memikirkan cara pencegahan dan menanggulangi bencana
banjir yang selalui menghantui masyarakat.
d. Kita harus menghargai persamaan dan beda pendapat di
antara kita.
e.Wanto menuliskan sepucuk surat untuk gadis yang
diidamankan

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

8
Penulisan yang benar:
a.

b.

(1) Mahasiswa itu tidak malas dan sombong, tetapirajin dan


baik sekali.
(2) Orang itu bukan pencuri, melainkan polisi.
e. Mempergunakan partikel lah sebagai penekanan
atau penegasan.
Contoh:

c.

(1) Saudaralahyang bertanggung jawab dalam peristiwa itu.

d.

4. Kehematan

(2) Andalahyang menjalankan tugas ini.

Yang dimaksud dengan kehematan di sini adalah hemat


dalam menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan
kalimat. Kriteria yang harus diperhatikan adalah:
Penghematan dapat dilakukan dengan menghilangkan
subjek.

3. Ketegasan/penekanan
Contoh:
Yang dimaksud dengan ketegsan adalah perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Ada beberapa cara
untuk membentuk penekanan ide pokok dalam kalimat:

Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.


Kalimat di atas dapat ditulis:

a. Meletakkan ide pokok yang ditonjolkan itu di depan/di


awal kalimat:

Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

Contoh:

Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim


kata.

(1) Harapan presiden agar masyarakat Indonesia membaca


satu jam dalam sehari.

Contoh:

Penekanannya pada harapan presiden.

Ia memakai baju warna merah.

Pemuda itu diminta menikahi gadis malang itu sekarang


juga.

Pemakaian kata warna tidak perlu lagi karena merah


merupakan warna.

Penekanannya pada pemuda itu.

Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat

b. Membuat urutan kata yang logis.

Contoh:

Contoh:

Kata naik bersinonim dengan ke atas.

(1) Bukan seribu, sejuta, atau seratus, melainkan berjutajuta rupiah ia membantu anak yatim dan anak telantar.

Kata turun bersinonim dengan ke bawah


Bagaimana dengan kalimat berikut:

(2) Jangankan berdua atau sendiri, bertiga pun dia tidak


pernah berani menghadapi orang

Orang itu selamat dari bencana banjir bandang karena


naikkeatas pohon.

itu.
Penulisan yang benar:
(1) Bukan seratus, seribu,atausejuta, melainkan berjuta-juta
rupiah ia membantu anak yatim dan anak telantar.
(2) Jangankan sendiri atau berdua, bertiga pun dia tidak
pernah berani menghadapi orang itu.
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:

Setelah serigala itu lelah, petani itu turunkebawah dan


berlari ke rumahnya.
Penulisan yang benar:
(1)
.................................................................................................
...........................
(2)
.................................................................................................
...........................

(1) Saya sukaakan kecantikannya. Saya sukaakan


keramahannya.
(2) Gadis itu sangat sopan dan santun terhadap lelaki. Gadis
itu tidak pernah mengecewakan lelaki mana pun.

d. Tidak menjamakkan kata-kata yang sudah bermakna


jamak.
Perhatikan kalimat berikut:

Kalimat kedua merupakan kalimat penegasan.


Banyak para koruptor yang belum terjamah oleh hukum.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang
ditonjolkan.

Para ibu-ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid.

Contoh:

Banyak rumah-rumah yang tergenang oleh air akibat tanggul


itu jebol.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

9
Pada kalimat (1) pemakaian kata para tidak tepat karena
para artinya banyak. Kalimat yang benar:
Banyak koruptor yang belum terjamah oleh hukum.
Demikian juga pemakaian kata para pada kalimat (2) yang
artinya sama dengan banyak. Bentuk ibu-ibu maknanya juga
banyak.Oleh karena itu, pada kalimat (2) kita bisa memilih
salah satunya; para atau ibu-ibu. Jadi, penulisan yang
benar seperti pada contoh a dan b berikut:
a. Para ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid

(3) Mobil Pak Camat yang baru itu ada di bengkel.


(4) Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut
pemeriksaan laboratorium baerisi cairan racun. (Botol bir
atau dapur yang berisi cairan racun?)

Coba Anda perbaiki!


(1)

b. Ibu-ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid.


Kalimat (3) pun memiliki kesalahan yang sama seperti
kalimat (1) dan (2). Pada kalimat (3) pemakaian kata rumah
tidak perlu diulang karena rumah-rumah sudah bermakna
jamak (banyak rumah). Oleh karena itu, penulisan yang
benar adalah:

(2)

Banyak rumah yang tergenang oleh air akibat tanggul itu


jebol.

5. Kecermatan

(3)

Yang dimaksud dengan kecermatan dalam kalimat adalah


bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda atau
ambiguitas (multi interpretasi).
Perhatikan kalimat berikut:

(4)

..

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu


memperoleh penghargaan dari menteri.
Kalimat di atas sepertinya tidak memiliki kesalahan, tetapi
cobalah cermati maknanya. Bila kita perhatikan, akan
muncul pertanyaan, siapa yang terkenal, mahasiswa atau
pergurunan tinggi?
Kalimat (1) di atas masih belum efektif karena masih
memiliki makna yang ganda. Agar kalimat (1) menjadi benar,
penulisannya seperti berukut:

6. Kepaduan
Yang dimaksud kepaduan adalah kepaduan pernyataan
dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah.
Contoh:
(1) Surat itu saya sudah baca.

a.Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu


memperoleh penghargaan dari menteri. ( yang terkenal
mahsiswa).

(2) Saran yang disampaikannya kami akan pertimbangkan.


Agar kalimat itu padu, susunannya seperti berikut:

b. Mahasiswa di perguruan tinggi yang terkenal itu


memperoleh penghargaan dari menteri. (yang terkenal
perguruan tingginya).

(1) Surat itu sudah sayabaca.


(2) Saran yang disampaikannya akan kami pertimbangkan.

c. Mahasiswa perguruan tinggiyang terkenal itu


memperoleh hadiah dari menteri.
(yang terkenal perguruan tinngi).

Bagaimana dengan kalimat berikut:


(3) Seandainya dia tidak mengaku, saya akan tanyakan hal
itu pada orang tuanya.

Contoh lain:
(4) Kalau ia memintanya, saya akan berikan uang itu.
Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan.
(5) Apakah Bapak akan kabulkan permintaan saya ini?
Kata baru di atas menerangkan kata mahasiswa atau kata
dinaikkan?
a) Jika menerangkan mahasiswa, tanda hubung dapat
digunakan untuk menghindari salah tafsir.
Tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan.
b) Jika kata baru menerangkan kata dinaikkan, kalimat itu
dapat diubah menjadi:
SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan.

Bagaimana dengan kalimat berikut:


(1) Isteri lurah yang baru itu meninggal dunia.
(2) Rumah artis yang mahal itu akan dijual.

(6) Saudara saya akan nikahkan dengan putri saya.


Sekarang coba Anda perbaiki!
(3)

..
(4)

..
(5)

..
(6)

..

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

10
7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide kalimat dapat
diterima oleh akal sehat dan sesuai dengan ejaan yang
berlaku.
Cermati dan perbaiki kesalahan kalimat berikut:
1. Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari
berbagai fihak, sehingga pada masa datang tidak
seorangpun menuntut ganti rugi.
2. Tujuan penyusunan buku pelajaran itu adalah membantu
masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan. Sehingga
karenanya mendapat kesempatan membaca menulis.
3. Dalam upacara pembukaan seminar itu, yang pertama
kali diadakan di kota Cilacap dihadiri para pejabat-pejabat
Negaradan tokoh-tokoh masyarakat.
4. Pertanyaan saya yang ketiga kalinya, disebabkan karena
kebimbangan saya terhadap pemakaian kata nalar.

3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran


secara sistematis.
4. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami
jalan pikiran pengarang
5. Alat penyampai pragmen pikiran atau ide pokok
pengarang kepada pembaca.
6. Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai
7. Dalam rangka keseluruhan karangan paragraph berfungsi
sebagai pengantar, transisi, dan penutup.
3. Unsur-unsur
1) Transisi
Transisi adalah sebuah pengantar dalam paragraf sebelum
sampai pada kalimat topok.Transisi dapat berbentuk kata,
frase, dan kalimat.
2) Kalimat topik/kalimat utama.

5. Indikator pemahaman materi keterampilan yaitu mampu


melakukan tugas dan latihan yang diberikan oleh penyaji.
6. Jumlah dokter amat terbatas dibanding jumlah
penduduk, tidak semua warga masyarakat termasuk di desa
mendapat pelayanan medis.
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Kalimat topik atau kalimat utama adalah kalimat yang


dijelaskan oleh kalimat-kalimat yang lain (kalimat penjelas).
3) Kalimat penjelas/kalimat pengembang.
Kalimat pengembang atau kalimat penjelas adalah kalimat
yang menjelaskan kalimat utama atau kalimat topik.
4) Kalimat penegas
Kalimat penegas adalah kalimat yang berfungsi
menegaskan kembali informasi atau gagasan yang telah
dikemukakan oleh kalimat utama.
Perhatikan contoh berikut:
(1) Hasanahdan Nia sama-sama menata rias wajah dengan
lengkap. (2) Perbedaannya terletak pada caramereka merias
wajah. (3) Hasanah, memoles wajah hanya dengan kuas
kecil yang sudah tersedia pada kemasan perona mata,
tanpa membentuk dan merapikannya dengan kuas khusus
sehingga hasilnya tidak begitu rapi. (4) Demikian juga pada
bagian lainnya, seperti pipi dan bibir. (5) Sedangkal Nila,
memoles bagian-bagian wajah dengan kuas khusus. (6)
Tampak tata rias wajahnya lebih rapi dan sempurna. (7)
Memang, tata cara merias yang berbeda akan membawa
hasil yang berbeda pula.
Unsur-unsur paragraf di atas adalah:
Kalimat (1)
kalimat

: transisi, berupa

: kalimat topik
(3), (4), (5), dan (6) : kalimat penjelas (kalimat
pengembang)
(7)

: kalimat penegas

4. Syarat-syarat paragraf.

VII.PARAGRAF

1) Memiliki keutuhan(unity)

1. Pengertian
Bagian dari karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah
kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide
pokok sebagai pengendalinya.

Keutuhan artinya paragraf hanya memiliki satu kalimat


utama atau kalimat topik dan kalimat-kalimat penjelasnya
mengacu pada kalimat topik tersebut.Jadi paragraf yang
utuh apabila kalimat-kalimatnya mengacu pada pada satu
topik.Tidak ada kalimat-kalimat yang menyimpang dari topik.

2. Fungsi

Contoh:

1. Penampung pragmen pikiran atau ide pokok.

(1) Banjir yang besar menyebabkan puluhan rumah


hancur dan merugikan para petani. (2) Mereka sekarang
sudah tidak tahu lagi harus tinggal di mana. (3) Pekerjaan
pun tidak ada karena seluruh lahan yang akan dipanen ikut
tergenang air. (4) Kini tinggalah petani-petani itu meratapi
nasibnya yang malang, tinggal di tenda-tenda, dan jauh dari
sanak keluarga. (5) Tak ada lagi harta benda, makan pun

2. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan


pikiran pengarang.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

11
seadanya, dan dan berbagai penyakit mulai menjangkitinya.
(6) Sungguh sangat memilukan.
2) Memiliki koherensi(coherence)
Koherensi artinya kepaduan maknawi antara kalimat yang
satu dengan kalimat yang lain.
Contoh:
Penangkapan preman oleh aparat kepolisian disambut
gembira oleh masyarakat. (2) Masyarakat tidak perlu takut
jika bepergian di malam hari. (3) Para sopir dan kondektur
pun tidak lagi merasa takut diperas oleh preman. (4) Tindak
kriminal pun yang sebelumnya meningkat kini menurun
tajam. (5) Keadaan yang aman dan damai sekarang ini
sungguh sangat dirasakan oleh masyarakat. (6) Jadi,
adanya upaya pemerintah dalam membasmi tindakan
preman disambut baik oleh seluruh lapisan masyarakat.
Bandingkan!
(1) Saya suka warna merah. (2) Apel yang merah itu
rasanya manis sekali. (3) Mobil yang bertabrakan di Jalan
Raya Cilacap itu pun warnanya merah. (4) Kemarin teman
kuliahku membeli mobil merah yang sangat disukainya. (5)
Memang naik mobil warna merah lebih enak dibandingkan
mobil warna lainnya.

3. Paragraf Campuran
Paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan akhir
paragraf.
Contoh:
(1) Kesimpulannya, keluarga kami senang membaca
bacaan yang berbeda-beda. (2) Ayah membaca buku
politik dan ekonomi. (3) Ibu senang membaca majalah,
koran, dan bacaan-bacaan tentang kuliner. (4) Kakak
menyukai cerpen, komik, dan cerita-cerita silat. (5) Saya
sendiri menyukai buku-buku pendidikan. (6) Dengan
demikian, jelas bahwa bacaan keluarga kami memang
berbeda-beda.

(1) Penangkapan preman oleh aparat


kepolisian disambut gembira oleh masyarakat. (2)
Masyarakat tidak perlu takut jika bepergian di malam hari.
(3) Para sopir dan kondektur pun tidak lagi merasa takut
diperas oleh preman. (4) Tindak kriminal pun yang
sebelumnya meningkat kini menurun tajam. (5) Keadaan
yang aman dan damai sekarang ini sungguh sangat
dirasakan oleh masyarakat. (6) Jadi, adanya upaya
pemerintah dalam membasmi tindakan preman
disambut baik oleh seluruh lapisan masyarakat.

Koherensikah paragraf tersebut? Mengapa?----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Paragraf deskriptif/paragrap/naratif

5. Paragraf berdasarkan letak kalimat utama

(1) Kulihat wajah gadis itu merah padam. (2) Matanya


bersinar tajam sambil memandang orang di sekelilingnya.
(3) Seakan baru saja ia mengalami sesuatu. (4) Berulangulang ia menyembunyikan raut wajahnya yang kelihatan
pucat. (5) Tetapi orang di sebelahnya tidak
mengacuhkannya. (6) Sungguh kasihan gadis itu.

1. Paragraf deduktif.
Paragraf yang kalimat utamanya ada di awal paragraf

Paragraf yang kalimat utamanya dinyatakan secara implisit


(tidak terlihat di dalam teks).Kalimat utama pada paragraph
ini biasanya diserahkan kepada pembaca.
Contoh:

Contoh:
(1)Banjir yang besar menyebabkan ratusan rumah
hancur dan merugikan para petani. (2) Mereka sekarang
sudah tidak tahu lagi harus tinggal di mana. (3) Pekerjaan
pun tidak ada karena seluruh lahan yang akan dipanen ikut
tergenang air. (4) Kini tinggalah petani-petani itu meratapi
nasibnya yang malang, tinggal di tenda-tenda, dan jauh dari
sanak keluarga. (5) Tak ada lagi harta benda, makan pun
seadanya, dan dan berbagai penyakit mulai menjangkitinya.
(6) Sungguh sangat memilukan.

Apa kalimat utama paragrap di atas?-------------------------------------------------------------Bagaimana cara Anda mendapatkan kalimat utama itu?---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disamping keempat paragraf di atas, sebenarnya masih ada
jenis paragraf lain seperti:

2. Paragraf induktif
Paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf
Contoh:
(1) Masyarakat pedesaan di wilayah Kandang Macan,
Cilacap dapat melakukan pekerjaan sehari-hari di malam
hari. (2) Mereka sekarang sudah dapat menikmati aliran
listrik di tiap-tiap rumah. (3) Tidak saja itu, segala jenis alat
elektronika pun sudah menggunakan listrik, mulai dari radio
sampai televisi. (4)Itu semua akibat manfaat listrik masuk
desa.

(1) TVRI memiliki paket informasi yang dikemas dalam


Berita Pagi, Berita Petang, dan Dunia dalam Berita. (2) RCTI
memiliki paket Nuansa Pagi, Buletin Siang, dan Seputar
Indonesia. (3) SCTV memiliki paket yang hampir
samadengan RCTI, hanya saja SCTV memiliki Paket
Liputan Enam. (4) TPI mempunyai Selamat Pagi Indonesia.
(5) Anteve menyiarkan Laporan Pagi. (6) Stasiun-stasiun
televisi yang baru pun, seperti Metro TV, Trans TV, danTV 7
juga memiliki beragam acara yang bernuansa informasi. (7)
Pada dasarnya semua stasiun televisi mempunyai paket
informasi untuk disiarkan kepada pemirsa.

Paragraf penderetan

Paragraf perbandingan

Paragraf contoh-contoh

Paragraf sebab-akibat

Paragraf definisi

Paragraf perulangan

Paragraf pertanyaan

Bacalah paragraf di bawah ini!


(1) Maraknya pornografi dan pornoaksi membuat resah
masyarakat. (2) Pornografi dan pornoaksi oleh sebagian
orang dianggap sebagai seni atau kebebasan berekspresi.
(3) Mereka juga beranggapan tidak realistis mengaitkan seni
dengan nilai-nilai agama. (4) Dengan penuh keyakinan
mereka membela mati-matian orang yang mempertontonkan
erotisme dan yang mengkritiknya dianggap iri dan takut
tersaingi. (5) Sungguh terbalik wajah dunia ini. (6) Kebatilan
mereka dukung, sementara kabaikan dianggap kelompok
awam yang tak berseni dan tak berbudaya. (7) Kita
bertanya, siapa sesungguhnya yang tak berseni dan tak
berbudaya. (8) Dengan demikian, pengaburan nilai-nilai
agama dan moral dalam menilai dan memandang sesuatu
merupakan tujuan paham kapitalis sekuler, produk orangorang kafir.
Jawablah soal-soal berikut!

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

12
1. Jelaskan unsur-unsur paragraf di atas!
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------3. Dilihat dari letak kalimat utamanya, apa nama paragraf di
atas?
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------4. Jelaskan penanda koherensi paragraf di atas!

menyantap semua hidangan dengan lahap. Enak, gurih, dan


pedas kami rasakan sampai benar-benar kenyang.
Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang isinya
menerangkan atau memaparkan suatu hal atau pokok
pikiran kepada para pembaca agar yang bersangkutan
memahaminya. Pokok-pokok pikiran yang ada dalam
karangan itu dijelaskan dengan cara menyampaikan uraian
atau bagian-bagian detailnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh
karangan ini adalah tercapainya tingkat pemahaman akan
sesuatu yang diuraikan dalam isi karangan. Oleh karena itu,
agar pembaca lebih jelas karangan eksposisi ini dilengkapi
dengan ilustrasi, contoh, perbandingan, dan hal-hal lain
yang mendukung uraian itu.Orientasi pokok karangan ini
adalah materi bukan tokoh.
Makna lain yang terkandung dalam karangan eksposisi
adalah karangan yang menerangkan proses atau prosedur
melakukan suatu aktivitas.Oleh karena itu, karangan
eksposisi juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan
bagaimana. Dalam hal ini kalimat yang digunakan biasanya
berupa kalimat perintah yang disertai dengan kalimat
deklaratif.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Melalui uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa makna


karangan eksposisi seperti yang dikemukakan oleh
Rotterberg dan Salmon mencakup dua hal:

BENTUK KARANGAN

Karangan eksposisi dapat juga bermakana uraian-uraian


yang berhubungan untuk menjawab pertanyaan bagaimana.

Berdasarkan bentuk dan tujuan berkomunikasi karangan


dapat digolongkan menjadi:

Karangan deskriptif
Karangan eksposisi
Karangan argumentasi
Karangan persuasi
Karangan narasi

Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi merupakan jenis karangan yang isinya
bertujuan membentuk suatu citra tentang suatu hal pada diri
pembaca atau suatu rangkaian tutur yang isinya melukiskan
sesuatu agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan
sesuatu yang dilukiskan itu.Sasaran karangan ini adalah
aspek emosional.Hanya dengan aspek emosional
seseorang dapat membentuk citra tentang sesuatu.Ciri khas
karangan ini ditandai dengan pemakaian kata yang bersifat
deskriptif, seperti rambutnya ikal, hidungnya mancung,
matanya biru.
Contoh:
Setelah mendapat isyarat dari ketua rombongan, kami
bergerak meninggalkan Hotel Ayong, Linggarjati, berjalan
kaki menuju sebuah rumah di belakang hotel.Rumah yang
masih tampak baru itu dibangun persis di antara hotel dan
sungai.Pemandangan yang amat indah mengitarinya.Di
sebelah kiri rumah, seberang sungai, tampak sawah yang
bertingkat-tingkat berbatasan dengan bukit-bukit yang
rimbun. Di depanya, setelah halaman yang ditata apik,
tampak sawah ladang yang luas sampai Kota Cirebon,
sedangkan di belakang rumah tampak menjulang tinggi
Gunung Cerme yang seolah-olah menjaga rumah yang
cukup dan mewah itu.
Di teras rumah sudah tersedia nasi panas dan ayam goreng,
terdapat juga sambal dan lalapan. Yang lebih istimewa lagi,
ada ikan bakar yang masih mengepulkan asap. Panas dan
gurih aromanya.Terpaan angin gunung yang dingin dan
gurihnya ikan bakar membuat kami semakin lapar dan
selera makan kami meningkat tajam. Karena itu, setelah
dipersilakan, oleh tuan rumah, kami tak malu-malu

Karangan eksposisi merupakan karangan yang berusaha


memberikan pemaparan sejelas-jelasnya kepada pembaca
mengenai suatu persoalan.

Karangan Argumentasi.
Karangan argumentasi adalah jenis karangan yang isinya
berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar
menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang
didasarkan pertimbangan logis, maupun pertimbangan
emosional. Kalimat-kalimat disusun sedemikian rupa
sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti
yang mendukung kalimat lain yang terdapat dalam
perangkat itu.
Sebuah karangan dikategorikan argumentssi bila
mengangkat isu atau persoalan yang kontroversial. Dalam
kaitan isu itu, penulis berusaha menjelaskan alasan-alasan
yang logis dan realistis untuk meyakinkan
pembacanya/pendengarnya.
Karangan Persuasi.
Karangan persuasi merupakan karangan yang bertujuan
untuk mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan
sesuai yang diharapkan penuturnya.. Ada kalanya karangan
persuasi ini sering menggunakan alasan yang tidak rasional,
terutama dalam iklan.
Karangan Narasi.
Karangan narasi merupkakan rangkaian tuturan yang
menceritakan atau menyajikan suatu hal atau kejadian
melalui penonjolan pelaku.Oleh sebab itu, karangan narasi
sering juga disebut karangan cerita.Kekuatan karangan ini
terletak pada urutan cerita berdasarkan waktu dan cara-cara
bercerita yang diatur melalui alur (plot). Unsur pelaku atau
tokoh merupakan pokok yang dibicarakan, sedangkan unsur
peristiwa merupakan hal-hal yang dialami oleh sang tokoh.
Sasaran karangan narasi umumnya ditujukan pada aspek
emosi.Aspek intelektual tidak banyak digunakan dalam
karangan ini.Jadi, dengan narasi diharapkan penerima dapat
membentuk citra atau imajinasi.
Untuk memudahkan pembaca, di bawah ini penulis sajikan
ciri-ciri umum karangan deskripsi, eksposisi, argumentasi,
dan narasi.Ciri-ciri tersebut disajikan dalam bentuk tabel.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

13

N
O
K CIRI CIRI
A
R
A
N
G
A
N

kopi yang sering ia lalui tatkala pulang kuliah. Kilatan cahaya


dan derasnya angin, membuat putra pertama Pak Supar itu
tak kuasa meneruskan perjalanan. Baru saja beberapa saat
ia duduk di atas motor, air sudah menggenangi daerah
sekitar warung. Sambil menghisap sepotong permen yang
terselip di sakunya, Jwant membayangkan betapa enaknya
seandainya ia memiliki mobil. Perjalanannya tak harus
terhenti seperti ini. Lamunannya menjadi pudar, tatkala
seorang gadis yang basah kuyup mengahampirinya.
Mulanya ia kaget. Namun, karena gadis itu salah satu teman
kuliahnya, pemuda yang rajin salat itu pun buru-buru turun
dari atas motornya. Gadis itu bernama Hasanah yang tadi
pagi ia kirimi surat dan belum membalasnya.

Ditujukan kepada mitra tutur (pendengar/pembaca) agar dapat membentuk suatu


citra (imajinasi) tentang suatu hal.
Pembaca/pendengar seolah-olah melihat, merasakan, dan terlibat langsung
dalam peristiwa yang dilukiskan.

Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah


pertanyaan berikut:

Sasarannya adalah aspek emosi.

1
.

D
e
s
k
r
i
p
s
i

Tidak bersifat evaluatif.

1. Apa jenis karangan di atas?

2. Berikan alasan Anda!


.

2. Baca dan cermati karangan berukut!

Bertujuan menerangkan suatu hal.


Dapat berisi konsep-konsep atau logika yang harus diikuti.

2
.

E
k
s
p
o
s
i
s
i

Biasanya dilengkapi dengan contoh-contoh, analogi, kesimpulan, serta dalil-dalil


untuk menambah pengetahuan.
Sasarannya adalah aspek intelektual karena untuk mehaminya memerlukan
proses berpikir yang cermat.

Biasanya berangkat dari adanya isu yang sifatnya kontroversi antara


penulis/pembicara dan pembaca/pendengar.
Berusaha menjelaskan alasan-alasan yang logis agar orang lain percaya.

3
.

4
.

A
r
g
u
m
e
n
t
a
s
i

N
a
r
a
s
i

Biasanya disajikan untuk membandingkan permasalahan lain yang


bertentangan.
Topik diangkat umumnya mempunyai nilai.
Sasarannya adalah aspek intelektual. Dalam hal ini pembaca diajak berpikir dan
memutuskan untuk menilai suatu persoalan yang diyakininya benar.

Bersifat menceritakan
Unsur yang dipentingkan adalah waktu, pelaku, dan peristiwa.
Sasarannya adalah aspek emosi (menggerakan emosi mitra tutur)

Kalau kita inventarisasi setiap isu yang dilontarkan


mahasiswa, hampir semua selalu berorientasi ke atas.Selalu
mencoba menyoroti masalah-masalah puncak
kenegaraan.Amat sedikit kita menemui isu yang dilontarkan
itu benar-benar diangkat dari realitas sebagian besar rakyat
kita yang ada di pedesaan. Realitas Pak Hasyim di gubuk di
Tanjung intan sana, itulah realitas masyarakat kita. Banyak
manusia yang miskin dan kekurangan gizi.
. Kalau setiap gerakan yang menjadi dasar dari cara kita
mengungkapkan sesuatu ketidakbecusan pihak lain,
katakanlah penguasa, juga tidak becus, apa kita masih
bermimpi bahwa gerakan kita akan berhasil? Saya masih
cenderung untuk mengatakan bahwa kebanyakan dari
gerakan mahasiswa yang ada hingga saat ini hanya
dilandasi oleh sikap-sikap emosional belaka, yang oleh
karenanya menjadi tidak menyentuh persoalan. Gerakan
semacam ini bukan tidak baik, bahkan dalam banyak hal
gerakan ini sudah cukup efektif daripada tidak sama sekali.
Apakah kita tidak mampu mengangkat dan merumuskan
aspirasi yang sebenarnya dari Pak Hasyim di Tanjung
intansana. Apakah kita harus puas kalau kita sudah bisa
berteriak, sebarkan isu, dan buat statement,lalu ramairamai mempersembahkannya ke DPR sana? Hal-hal berikut
ini, kemiskinan, kekurangan gizi, mahalnya biaya
pendidikan, serta pengangguran di level akar rumput
kurang mendapat perhatian.Inilah sesungguhnya masalah
rakyat.
Sebagai kelompok elite dalam masyarakat, mahasiswa
bukan saja dituntut cuma untuk teriak belaka, tetapi juga
dituntut untuk siap dengan permasalahan dan mampu
membangun tatanan baru. Sikap yang hanya bisa berteriak
justru akan melahirkan pahlawan cengeng. Dan kita tidak
suka itu.Seorang sarjana Amerika, Huntington pernah
berkata bahwa salah satu kelemahan dari gerakan-gerakan
mahasiswa di Indonesia adalah kecenderungan mereka
untuk melakukan revolusi perkotaan.Gerakan yang tak
pernah nyambung dengan aspirasi rakyat di pedesaan.(
Hotman M. Siahaan, Gerakan Mahasiswa Sekadar Revolusi
Perkotaan? Arena, Desember)

Perhatikan contoh-contoh karangan di bawah ini!

1. Baca dan cermati karangan berukut!

Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah


pertanyaan berikut:

Siang itu, hujan deras mengguyur Kota Yogyakatra. Tak ayal


lagi, Jwant membelokkan legenda-nya ke salah satu warung

1. Apa jenis karangan di atas?

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

14
2. Berikan alasan Anda!
.

Petunjuk::
Coba Anda deskripsikan keadaan kamar tidur Anda.
Ungkapkan hal-hal
hal
yang ada di dalamnya, sehingga
pembaca seolah-oleh
seolah
melihat sendiri kamar tidur Anda!

3. Baca dan cermati karangan berikut!


Jalan
lan dari padang ke Kalumbuk Pauh IX berkelok
berkelok-kelok.
Melewati sawah yang subur dan kincir air.Lalu membelok
melalui jalan setapak.Sampailah ke sebuah rumah yang
terbuat dari dinding pelupuh (bambu yang diketok), asal
menempel pada tiang yang lapuk.Rumah pan
panggung yang
amat sederhana.Angin dengan leluasa menerpa rumah yang
berukuran 7x6 meter ini, karena pelupuhnya berlubang.
Juga atapnya dari daun pinang dan ilalang, berlubang pula.
Kalau duduk di lantai kayu pinang, langit yang tinggi akan
kelihatan, jika hujan
jan turun, air pun tercurah dengan leluasa.
Inilah rumah Thaher, yang dihunu oleh tujuh orang Rumah
ini tidak jauh bedanya dengan kandangsapi.
Seorang anak perempuan turun dari rumah panggung
inidengan meraba-raba.
raba. Ah, lantai panggung ini memang
tidak rapat,
at, karena ketiadaan uang. Si gadis harus
memasak, kerja rutin, yang menjadi kewajibannya.Dapurnya
hanya di sudut rumah, persis di bawah tiang penyangganya
dengan dinding ilalang yang tidak rata.Hanya ada sebuah
panci untuk memasak nasi dan sebuah wajan pe
penggoreng.
Itu saja kekayaan dapurnya karena yang dimasak pu tidak
ada dan Usnidar, si gadis, bekerja dengan tekun bekerja
dalam kegelapan, tanpa mengeluh, dan tanpa banyak
bicara.(Titie Said,, Keempat Anaknya Hidup dalam
Kegelapan, Kartini, No. 127).

Setelah
etelah Anda membaca karangan di atas, jawablah
pertanyaan berikut:
1. Apa jenis karangan di atas?

2. Berikan alasan Anda!


.

Buatlah sebuah karangan deskripsi!

SEKILAS INFO PENYUSUN

Nama
: Juli wantoro

Tempat,tanggal lahir:Cilacap,19 Juli 1993


.

Alamat
: Tambakreja,Kedungreja,Cilacap

Hobi
:Membaca dan Menulis

Motto
:Just Limited for Want
Wan to be a

Revolution (Aku ini orang Bodoh ,namun Aku berusaha

untuk Berevolusi Meminimalisir Kebodohan dan

Meningkatkan Kedisiplinan dan Ketakwaan).

Kontak Person
:089633429545

Cita-cita
:Ingin menjadi Kepala Sekolah dan

Pengusaha Sukses.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai