Anda di halaman 1dari 15

Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat

pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat
perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada
pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan.

Ruang isolasi adalah Tempat yang mampu merawat pasien

yang memerlukan

preawatan isolasi mulai pemeriksaan awal sampai perawatan lanjutan dan terintegrasi
semua aspek pelayanan dalam satu tempat (satu pintu) serta mampu menciptakan
lingkungan yang aman dari kontaminasi bagi seluruh komponen

Ruang isolasi adalah Suatu ruangan perawatan yang mampu merawat pasien menular
agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan
petugas kesehatan.

Pada umumnya, ruang isolasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekanan udara negatif
(Negative Pressure) dimana tekanan udara di ruang isolasi negatif terhadap area
disekitarnya untuk mencegah penyakit-penyakit yang mudah mengkontaminasi seperti,
tuberculosis, cacar air (varicella), herpes zoster, dan measles (rubella), sedangkan pasien
yang memiliki sistem imun yang lemah seperti pada pasien HIV dan pasien yang
mendapat

transplantasi

sumsum

tulang

belakang

(Bone

Marrow

Transplant)

menggunakan ruang isolasi dengan tekanan udara positif (Positive Pressure) dimana
tekanan udara di ruang isolasi positif terhadap area sekitarnya untuk melindungi pasien
dari kontaminasi luar.

PEMBAHASAN :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ruang isolasi!
Ruang isolasi adalah adalah ruang di rumah sakit yang khusus menjaga pasien dengan
kondisi medis tertentu yang terpisah dari pasien lain saat mereka menerima perawatan
medis (Sabra L. Katz-Wise, 2006).
Ruang isolasi adalah ruang yang digunakan untuk perawatan pasien dengan penyakit
resiko yang dapat ditularkan pada orang lain seperti penyakit-penyakit infeksi antara lain
HIV/AIDS, SARS, Flu Burung, Flu Babi, dan lain-lain (DepKes RI).

2. Jelaskan syarat-syarat ruang isolasi!

Pencahayaan

Menurut KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004, intensitas cahaya untuk ruang isolasi


adalah 0,1 0,5 lux dengan warna cahaya biru.
Selain itu ruang isolasi harus mendapat paparan sinar matahari yang cukup.

Pengaturan sirkulasi udara


Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip tekanan
yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Berdasarkan tekanannya ruang isolasi dibedakan atas :
A. Ruang Isolasi Bertekanan Negatif
Pada ruang isolasi bertekanan negatif udara di dalam ruang isolasi lebih rendah
dibandingkan udara luar. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara yang keluar
dari ruangan isolasi sehingga udara luar tidak terkontaminasi oleh udara dari
ruang isolasi. Ruang isolasi bertekanan negatif ini digunakan untuk penyakitpenyakit menular khususnya yang menular melalui udara sehingga kuman-kuman
penyakit tidak akan mengkontaminasi udara luar,
Untuk metode pembuangan udara atau sirkulasi udara digunakan sistem sterilisasi
dengan HEPA.
B. Ruang Isolasi Bertekanan Positif
Pada ruang isolasi bertekanan positif udara di dalam ruang isolasi lebih tinggi
dibandingkan udara luar sehingga mennyebabkan terjadi perpindahan udara dari
dalam ke luar ruang isolasi. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara luar yang
masuk ke ruangan isolasi sehingga udara ruang isolaso tidak terkontaminasi oleh
udara luar. Ruang isolasi bertekanan positif ini digunakan untuk penyakit-penyakit
immunodeficiency seperti HIV AIDS atau pasien-pasien transplantasi sumsum
tulang.
Untuk memperoleh udara di ruang isolasi sehingga menghasilkan tekanan positif
di ruang isolasi digunakan udara luar yang sebelumnya telah disterilisasi terlebih
dahulu.

Pengelolaan limbah
Pada prinsipnya pengelolaan limbah pada ruang isolasi sama dengan pengelolaan
limbah medis infeksius yang umumnya terdiri dari penimbunan, penampungan,
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
a. Penimbulan ( Pemisahan Dan Pengurangan )
SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 1

Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang


kontinyu

yang

pelaksanaannya

harus

mempertimbangkan

kelancaran

penanganan dan penampungan sampah, pengurangan volume dengan perlakuan


pemisahan limbah B3 dan non B3 serta menghindari penggunaan bahan kimia B3,
pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk
efisiensi biaya, petugas dan pembuangan.

b. Penampungan
Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau
berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload.
Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi
kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam
warna seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992
dimana kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk sampah
infeksius, kantong berwarna ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah
citotoksik, kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah
radioaktif dan kantong berwarna hitam dengan tulisan domestik.

c. Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal.
Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat
pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan
internal biasanya digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan
dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi
dan pakaian kerja khusus.
Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan
di luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang
tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk

SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 2

memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer


khusus, harus kuat dan tidak bocor.

d. Pengolahan dan Pembuangan


Metoda yang digunakan untuk megolah dan membuang sampah medis tergantung
pada faktor-faktor khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan
peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap
masyarakat. Teknik pengolahan sampah medis (medical waste) yang mungkin
diterapkan adalah:

Incinerasi

Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving (pada kondisi uap jenuh bersuhu
1210C)

Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oxide atau
formaldehyde)

Desinfeksi zat kimia


Desinfeksi kimia, terutama melalui penggunaan produk klorin, adalah metode
lain untuk mengolah limbah medis. Penggunaan pemutih klorin untuk
pembersihan dan desinfeksi dikenal dan metode ini telah digunakan selama
bertahun-tahun. Desinfeksi/proses kimia mekanik memberikan kontrol dan
konsistensi untuk proses desinfeksi. EPA mengidentifikasi desinfeksi kimia
sebagai metode yang paling tepat untuk memperlakukan limbah medis cair
kimia proses desinfeksi. Sering dikombinasikan dengan proses mekanis,
seperti merobek-robek atau maserasi, untuk memastikan pemaparan bahan
kimia yang cukup untuk semua bagian sampah. disinfektan yang biasanya
dikombinasikan dengan sejumlah besar air untuk membantu proses desinfeksi
dan untuk mendinginkan peralatan mekanik dalam proses merobek-robek.
Limbah cair diolah dengan desinfeksi / proses kimia mekanik biasanya dapat
dibuang ke sistem saluran pembuangan, sepanjang organisasi telah
SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 3

memperoleh izin debit saluran pembuangan yang tepat dari kota mereka. .
Mekanikal / perlakuan desinfeksi perangkat kimia terutama di tempat instalasi,
bukan unit perawatan mobile, meskipun perangkat ini tersedia dalam berbagai
ukuran berdasarkan jumlah limbah yang akan diolah.

Inaktivasi suhu tinggi

Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi seperti Co60


Metode lain digunakan untuk mensterilkan peralatan medis atau limbah adalah
iradiasi, biasanya melalui eksposur sampah menjadi sumber kobalt. Radiasi
gamma yang dihasilkan oleh sumber kobalt inactivates semua mikroba yang
mungkin ada dalam limbah tersebut. situs khusus yang diperlukan untuk
bentuk pengobatan, yang bertentangan dengan versi mobile yang tersedia
untuk metode non-insinerator lainnya. Salah satu perusahaan swasta yang
mengkhususkan diri dalam bentuk pengobatan cabik limbah dirawat setelah
iradiasi, kemudian kapal limbah ke kiln semen, mana itu dibakar sebagai
bahan bakar. Biaya pengembangan fasilitas khusus untuk metode ini cukup
tinggi, dan karena itu metode ini tidak banyak digunakan sebagai metode
pengobatan lain pada saat ini. . Risiko paparan radiasi oleh para pekerja
fasilitas operasi, sementara yang rendah, juga faktor. Juga, limbah patologis
tidak dapat diobati dengan menggunakan iradiasi. Pertanyaan telah diajukan
tentang efektivitas iradiasi untuk memberikan pengobatan yang konsisten di
batch dari limbah.

Microwave treatment
Penggunaan microwave untuk mensterilkan limbah medis baru-baru ini telah
diperkenalkan di Amerika Serikat. . unit perawatan microwave dapat berupa
on-situs instalasi atau perawatan kendaraan mobile. In this type of disinfection
process, the waste is first shredded. Dalam jenis ini proses desinfeksi, limbah
tersebut pertama robek. Limbah diparut kemudian dicampur dengan air dan
dikenakan gelombang mikro. . Gelombang mikro internal limbah panas,
daripada menerapkan panas eksternal, seperti dalam autoklaf. . Panas yang
dihasilkan dalam metode ini bahkan menyediakan pemanasan seluruh bagian
SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 4

limbah, dan suhu-uap tinggi yang dihasilkan secara efektif menetralkan semua
biologi. Operasi merobek-robek mengurangi volume sampah hingga 80%, dan
limbah yang diolah dapat dibuang dari tempat pembuangan sampah. . Seluruh
proses terjadi di dalam sebuah kapal tunggal, dan sistem yang dapat
dioperasikan oleh para pekerja tidak terampil. . Pengolahan limbah medis
melalui pemaparan terhadap gelombang mikro lebih murah dari pembakaran. .
Metode ini tidak direkomendasikan oleh EPA untuk pengolahan limbah
patologis

Grinding dan shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah)

Pemampatan/ pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume yang


terbentuk

Gambar 1 : Mekanisme pengolahan limbah medis dengan Incineration


SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 5

Selain itu hal-hal yang perlu diingat terkait pengolahan limbah meliputi :

Menggunakan plastik / wadah yang ditutup dengan rapat

Beri tanda sampah terkontaminasi

Perlengkapan menampung dan membuang sampah tak dapat digunakan untuk


keperluan lain

Cuci wadah dengan larutan clorin 0,5 %

Usahakan alat makan disposible

3. Jelaskan Universal Precaution yang diterapkan di ruang isolasi!


Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh
tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada
prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal
dari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007).
Secara garis besar, standard kewaspadaan universal di ruang isolasi antara lain :
Cuci tangan
Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuh, kulit tak utuh dan membran
mukosa
Pakai masker, pelindung mata, gaun jika darah atau cairan tubuh mungkin
memercik
Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air
Tangani jarum dan benda tajam dengan aman
Buang jarum dan benda tajam dalam kotak tahan tusukan dan tahan air
Proses instrumen dengan benar
Lakukan pengelolaan limbah dengan benar
Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan seksama
Buang sampah terkontaminasi dengan aman
Lakukan pengelolaan alat kesehatan untuk mencegah infeksi dalam kondisi steril
dan siap pakai dengan cara dekontaminasi, pencucian alat, dan desinfeksi dan
sterilisasi

SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 6

Penerapan universal precaution meliputi :


Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD)
Penggunaan APD berfungsi untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas
maupun pengunjung dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta kulit
yang tidak utuh dan selaput lendir pasien.
Langkah-langkah Penggunaan APD
1. Persiapkan Sarana

Baju operasi yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran badan, sepatu
boot karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran kaki

Sarung tangan dtt (desinfeksi tingkat tinggi)/steril ukuran pergelangan dan


sepasang sarung bersih ukuran tangan

Sebuah gaun luar dan apron dtt serta penutup kepala yang bersih

Masker n95 dan alat pelindung mata

Lemari berkunci tempat menyimpan pakaian dan barangbarang pribadi

2. Langkah Awal Saat Masuk Keruang Perawatan Isolasi (Masuk Ke Ruang Bersih
Luar)

Lepaskan cincin, jam/gelang (jika ada) dari tangan

Lepaskan pakian luar (termasuk pakain dalam, jika memungkinkan)

Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian pelindung

Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan barang-barang pribadi
lainnya di dalam lemari berkunci yang telah disediakan, kunci dengan hatihati, ambil anak kunci dan simpan dalam saku pakian operasi yang telah
dikenakan tersebut

3. Mencuci Tangan

Lakukan cuci tangan efektif 40-60 detik

4. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan


5. Kenakan gaun luar/jas operasi
6. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan
7. Kenakan masker N95
8. Kenakan masker bedah
9. Kenakan celemek plastik/apron
10. Kenakan penutup kepala
11. Kenakan alat pelindung mata (goggles/kacamata)
SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 7

12. Kenakan sepatu boot karet

Penanganan Linen

Linen bekas pakai dimasukkan dalam kantong, diikat dan di beri label

Pakain pasien di usahakan menggunakan pakaian RS (baju bedah)

Mengumpulkan dan membawa linen kotor, lakukan dengan kontak minimal

Anggap semua linen yang telah dipakai sebagai linen infeksius

Bawa linen kotor dalam kontainer tertutup atau kantong plastik

Pemulasaran Jenazah

Memperhatikan norma agama atau kepercayaan dan perundangan yang berlaku


dilakukan di ruang isolasi

Perlakuan terhadap jenasah:

luruskan tubuh,tutup mata, telinga dan mulut

dengan kapas / plester kedap air, lepaskan alat kesehatan yang dipasang, setiap
luka diplester dengan rapat

Jika diperlukan pemandian jenasah air pencuci di beri desinfektan (pertahankan


universal pracaution)

Jenasah setelah di kafan dibungkus dengan bahan plastik tak tembus air

Jenasah yang sdh dibungkus tak boleh di buka lagi

Peti jenasah dilakukan disinfeksi lalu di gembok

Jenasah diangkut mobil jenasah lewat jalur khusus

Penatalaksanaan Ruang Rawat

Lakukan pembersihan dengan menggunakan larutan klorin 0,5 % seluruh


permukaan ruangan sebelum pergantian pasien

Pembersihan dilakukan dengan menggunakan APD lengkap

Semua peralatan yang ada di dalam ruangan juga dilakukan pembersihan dengan
larutan klorin

Peralatan untuk pasien tidak dipindahkan dari satu ruang ke ruang lain

Penatalaksanaan Ambulance
SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 8

Ambulan pembawa pasien dilakukan pembersihan dengan semprotan air


desinfektan secara otomatis dengan menekan tombol (ambulance bagian luar)

Bagian dalam dibersihkan dengan semprotan larutan clorin 0,5 %

Petugas ambulance dan petugas pengantar wajib melakukan dekontaminasi


individu sesuai alur dan protap

Universal precaution yang dilakukan di ruang isolasi dapat dibagi menurut jenis
isolasinya, yaitu :
1. Strict isolation

Untuk wabah dipteri, pneumonia, varicella

Difokuskan untuk mencegah penyebaran kuman lewat udara

Universal Precaution-nya meliputi :


a. Perlu ruangan khusus, pintu harus dalam keadaan tertutup
b. Setiap orang yang memasuli ruangan harus menggunakan gaun, cap dan
sepatu yang direkomendasikan.
c. Harus menggunakan masker.
d. Harus menggunakan sarung tangan
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal

2. Contact isolation

Untuk infeksi pernafasan akut, influensa pada anak-anak, infeksi kulit, herpes
simplex, rubela scabies

Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi dengan membatasi kontak

Universal Precaution nya meliputi :


a. Perlu ruangan khusus
b. Harus menggunakan gaun jika ada cairan
c. Harus menggunakan masker jika kontak dengan klien
d. Memakai sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal

3. Respiratory isolation
SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 9

Untuk epiglotis, meningitis, pertusis, pneumonia dll

Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi oleh tisu dan droplet pernapasan
karena batuk, bersin, inhalasi

Universal Precaution nya meliputi :


a. Perlu ruangan khusus
b. Tidak perlu gaun
c. Harus memakai masker
d. Perlu menggunakan sarung tangan
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal

4. Tuberculosis isolation

Untuk TBC

Difokuskan untuk mencegah penyebaran acid fast bacilli

Universal Precaution nya meliputi :


a. Perlu ruangan khusus dengan tekanan negatif
b. Perlu menggunakan gaun jika pakaian terkontaminasi
c. Harus memakai masker
d. Tidak perlu menggunakan sarung tangan
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Bersihkan

disposal

dan

disinfektan

meskipun

jarang

menyebabkan

perpindahan penyakit
Selain menurut jenis isolasinya, universal precaution di ruang isolasi juga dibagi menurut
hal yang patut diwaspadai, antara lain :
1. Enteric precaution

Untuk gastroenteritis, demam tipoid, kolera, diare dengan penyebab infeksius,


encepalitis, meningitis

Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui kontak langsung atau


tidak langsung dengan feces

Universal Precaution nya meliputi :


a. Perlu ruangan khusus jika kebersihan klien buruk
SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 10

b. Perlu gaun jika pakaian terkontaminasi


c. Tidak perlu masker
d. Perlu sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal
2. Drainage/ secretion precaution

Untuk drainasi lesi, abses, infeksi luka bakar, infeksi kulit, luka dekubitus,
konjungtivis

Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi, membatasi kontak langsung


maupun tidak langsung dengan material tubuh

Universal Precaution nya meliputi :


a. Tidak perlu ruangan khusus kecuali kebersihan klien buruk
b. Perlu gaun jika pakaian terkontaminasi
c. Tidak perlu masker
d. Perlu sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal

3. Blood/ body fluid precaution

Untuk hepatitis b, sipilis, AIDS, malaria

Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi, membatasi kontak langsung


maupun tidak langsung dengan cairan tubuh

Universal Precaution nya meliputi :


a. Tidak perlu ruangan khusus kecuali kebersihan klien buruk
b. Perlu gaun jika pakaian terkontaminasi
c. Tidak perlu masker
d. Perlu sarung tangan jiak menyentuh darah dan cairan tubuh
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal

4. Disease-Specific Isolation
Untuk pencegahan penyakit specifik, contoh tuberkulosis paru
SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 11

Kamar khusus

Gunakan masker

Tidak perlu sarung tangan

4. Bagaimana peran perawat yang dapat diterapkan di ruang isolasi?


Perawat di ruang isolasi berperan dalam pencegahan infeksi nosokomial (baik dari pasien
ke petugas maupun dari pasien ke pasien lainnya) dan infeksi oportunistik (khususnya
pada pasien hiv aids itu sendiri) dengan penerapan universal precaution melalui :
I. Administrative Controls

Pendidikan
Mengembangkan sistem pendidikan tentang tindakan pencegahan kepada pasien,
petugas, dan pengunjung rumah sakit untuk meyakinkan mereka dan bertanggung
jawab dalam menjalankannya.

Adherence to Precaution (Ketaatan terhadap tindakan pencegahan)


Secara periodik menilai ketaatan terhadap tindakan pencegahan dan adanya
perbaikan langsung.

II.

Standard Precautions
Standard Precaution yang diterapkan meliputi :

Cuci tangan dengan menggunakan antiseptik setelah berhubungan dengan pasien


atau setelah membuka sarung tangan.

Segera cuci tangan setelah ada hubungan dengan cairan tubuh.

Pakai sarung tangan bila mungkin akan ada hubungan dengan cairan tubuh atau
peralatan yang terkontaminasi dan saat menangani peralatan habis pakai.

Pakai masker dan kacamata pelindung bila mungkin ada percikan cairan tubuh.

Tangani dan buang jarum suntik dan alat tajam lain secara aman;

Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan cairan tubuh dengan bahan yang cocok.

Patuhi standar untuk disinfeksi dan sterilisasi alat medis.

Tangani semua bahan yang tercemar dengan cairan tubuh sesuai prosedur.

Buang limbah sesuai prosedur. Pemisahan limbah sesuai jenisnya diawali sejak
limbah tersebut dihasilkan
SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 12

a. Limbah padat terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dibuang ke


tempat sampah kantong plastik kuning
b. Limbah padat tidak terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
dibuangke tempat sampah kantong plastik hitam
c. Limbah benda tajam atau jarum dibuang ke kontainer yang berwarna
kuning tahan tusuk dan tahan air

Kesehatan karyawan dan darah yang terinfeksi bakteri patogen


Untuk mencegah luka tusuk benda tajam:
a. Berhati-hati saat menangani alat kesehatan dengan permukaan tajam.
b. Jangan pernah menutup kembali jarum bekas pakai atau mernanipulasinya
dengan kedua tangan.
c. Jangan pernah membengkokkan atau mematahkan jarum
d. Buanglah benda tajam atau jarum bekas pakai ke dalam wadah yang tahan
tusuk dan air, dan tempatkan pada area yang mudah dijangkau.
e. Gunakan mouthpieces, ressucitation bags atau peralatan ventilasi lain
sebagai alternatif mulut ke mulut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2008.

Tata

Laksana

Avian

Influenza.

Available

at:

http://www.depkes.go.id/downloads/flu_H1N1/tata_laksana_avian_influenza.pdf.
(Akses 19 Juni 2010)
Isnaini.

2009.

Universal

Precaution

di

Ruang

Isolasi.

Available

at:

http://indonesiabisasehat.blogspot.com/2009/07/kumpulan-informasi-tentanginfeksi.html. (Akses 19 Juni 2010)


Sabra

L.

Katz-Wise.

2006.

Isolation

Rooms.

Available

at:

http://www.revolutionhealth.com/conditions/lung/tuberculosis/treat/isolation-room.
(Akses 19 Juni 2010)
http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/1A%20Laplit
%20garut.pdf

SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 13

SGD 7 Konsep Dasar Ruang Isolasi | 14

Anda mungkin juga menyukai