Anda di halaman 1dari 15

<Naskah Drama>Bawang Merah-Bawang Putih

~Bawang Merah X Bawang Putih~

Alkisah, di sebuah negri antah berantah, hiduplah suatu keluarga sederhana yang rukun dan bahagia. Keluarga itu
terdiri dari seorang ayah, seorang ibu, dan seorang anak perempuan yang cantik dan baik hati yang bernama
Bawang Putih.
Sepanjang hidup mereka, keluarga ini sama sekali tak pernah merasakan kekurangan, karena mereka saling
memiliki. Sayangnya, semua itu tak berlangsung lama.
Suatu hari, sang ibu jatuh sakit dan karena tak segera mendapat pertolongan, sang ibu pun akhirnya meninggal.
Bawang Putih yang terus larut dalam kesedihan setelah kepergian ibunya akhirnya memaksa ayahnya untuk
menikah lagi dengan seorang Janda beranak Dua yang memang selama ini telah menjadi tetangga yang baik untuk
mereka. Namun sayang beribu sayang, sang ayah sama sekali tak mengetahui bahwa janda tersebut adalah seorang
yang sangat egois dan sama sekali tak pernah memperdulikan Bawang Putih, dia hanya mau memperhatikan kedua
putrinya, Bawang Merah Tua dan Bawang Merah Muda.

Ibu Tiri: (Berteriak) BAWANG PUTIH!!! CEPAT KEMARI KAMU!!!


Bawang Putih: (terburu-buru menghampiri ibu tirinya) Ada apa ibunda?
Ibu Tiri: (Bertolak pinggang) Pake nanya lagi! Kamu gak liat ini rumah debunya uda ada barang se-senti! CEPAT
BERSIHKAN!
Bawang Putih: (Menundukkan kepala) Baik Ibunda...
(Bawang Merah Tua dan Bawang Merah Tua memasuki ruangan sambil memperdebatkan sesuatu)
Bawang Merah Tua: Bawang Merah Muda!!! Itu baju yang kamu pake kan baju aku! Cepet balikin!
Bawang Merah Muda: Enak aja, ini baju aku tauk! Baju kamu itu dipake sama Bawang Putih tuh!
Bawang Merah Tua: (Melirik kearah Bawang putih yang sedang membersihkan perabotan dengan sinis) idih...,
amit-amit deh bajuku dipake dia! Itu tuh bajumu tauk!
(Bawang Merah bersaudara saling adu mulut sampai ibu mereka melerai)
Ibu tiri: Aduh..., anak-anak mama yang cantik-cantik ini kenapa berantem sih?
Bawang Merah Tua: Ini ma, baju kami dipake sembarangan sama Bawang Putih! Liat aja bajunya! Itu kan baju
kesayangan aku!
Ibu Tiri: (Melirik Bawang Putih) BAWANG PUTIH!!!
Bawang Putih: (Tersentak kaget dan langsung menghampiri ibunya) Iya bunda, ada apa?
Ibu Tiri: Itu baju anak saya kenapa kamu pakai?! Kamu gak tau ya itu baju mahal? Cepat kamu lepas terus cuci!
Bawang Putih: T, tapi ibunda, ini kan memang baju saya..., saya tak pernah memakai pakaian milik Bawang Merah
Tua ataupun Bawang Merah Muda...
Ibu Tiri: (Memandang kesal kearah Bawang Putih) Sudah berani melawan kau ya! Siapa yang mengajarimu?!
Cepat kau laksanakan perintahku!!!

Bawang Merah Tua: (memandang jijik kearah Bawang Putih) Argh. . . Udalah Ma! Uda terlanjur dipake dia! Aku
ogah make barang abis dipake dia!
Bawang Merah Muda: (Ikut memandang jijik kearah Bawang Putih) Bener tuh ma, entar klo kita ketularan
penyakitnya gimana? Biarin ajalah, gak penting ini...
Ibu Tiri: (Tersenyum kearah anak-anaknya dan kemudian kembali memandang sekitar) Aduh... kenapa rumah ini
masih kotor juga?! CEPAT BERSIHKAN! (Melihat jam) Jangan lupa kamu juga harus masak! CEPAT
SELESAIKAN SEMUANYA!!!
Bawang Merah Tua: (mengipas-ngipas dirinya) Aduh... rumah ini panas banget... Bawang Putih! Kamu kipasin aku
sekarang!
Bawang Merah Muda: (Menghentakkan kaki dengan kesal) Bawang Putih!!! Mana bangkuku! Aku mau duduk!
Cepetan!!!
(Bawang putih melaksanakan seluruh perintah ibu tiri dan Bawang Merah bersaudara. Ayah memasuki ruangan)
Ayah: Aku pulang!!!
Ibu Tiri: (Buru-buru mengambil sapu dari tangan Bawang Putih dan pura-pura membersihkan rumah) Aduh..., ayah
sudah pulang...
Bawang Merah Tua: (Menyambar kipas dari tangan Bawang Putih dan langsung mengipasi ayahnya) Ayah capek
ya..., bawa oleh-oleh apa?
Bawang Merah Muda: (Buru-buru mempersilahkan ayahnya duduk) Iya yah, bawa oleh-oleh apa? Baju baru? Tas
Baru? Atau Sepatu baru?
Ibu Tiri: Hus. . . anak-anak, ayah baru pulang kok nanyanya oleh-oleh? (melirik kearah ayah) Ayah kalung yang
kemaren mama liat uda dibeliin?
Ayah: (Senyum) Uda dong ma, apa sih yang nggak buat mama?
Bawang putih: (Ngambil air minum trus ngasih ke ayahnya) Minum dulu yah, baru pulang kerja kan capek...
Bawang Merah Tua: (Sinis) Huh, cari muka! Padahal seharian gak ngapa-ngapain...
Bawang Merah Muda: Bener tuh yah, bawang putih gak ngapa-ngapain seharian, aku sama kak Bawang Merah Tua
yang kerja seharian nolongin mama..., marahin dong yah...
Ibu Tiri: (Pura-pura baik) Ah..., nggak apa-apa kok, kan itu sudah biasa..., lagian kan memang harusnya Bawang
putih itu main-main, nggak usah nolong ibu, ibu bisa sendiri...
Ayah: (melirik sangar kearah Bawang Putih) Bawang Putih! Kok kamu seperti itu sih!? Klo liat orang lagi kerja itu
bantuin jangan cuma nonton!
Ibu Tiri: Ah..., nggak apa-apa kok yah..., gak capek kok (belagak pegel-pegel)
Ayah: (masih marah ke Bawang Putih) Lihat kan, ibumu jadi kecapekan. Jangan kira karena dia ibu tiri kamu boleh
memperlakukan dia sebagai pembantumu! Dia itu sekarang sudah jadi ibumu!
Bawang Putih: T, tapi ya? Aku kan...
Bawang Merah Tua: Halah... udalah jangan alasan...
Bawang Merah Muda: Bener tuh, gak usah alasan... makan malam jadinya belum siap gara-gara kamu kan. Udalah
jangan deket-deket ayah...
(mendorong jatuh Bawang Putih lalu menggiring ayahnya keluar dari ruangan, ibu tiri dan Bawang Merah Tua
mengikuti)

Begitulah, setiap hari, Bawang Putih selalu ditindas. Baik saat sang ayah ada di rumah, ataupun tidak ada di rumah.
Bawang Putih yang malang hanya dapat berdoa semoga kelak Tuhan akan mengubah nasibnya.
Suatu Hari...
Ibu Tiri: (Berteriak) BAWANG PUTIH!!!
Bawang Putih: (Buru-buru menghamipiri ibunya) Ada apa Ibunda?
Ibu Tiri: Kayu Bakar kita habis! Cepet kumpulin dihutan! Jangan pulang kalau belum terkumpul banyak!!!
Bawang Putih: (Menganggukkan kepalanya dan langsung berjalan menuju hutan)

Di Hutan...
Peri Baik: Aduuh..., ini hutan makin lebat aja susah banget deh... (kesandung akar terus jatuh)
Aduh!!! Sial banget..., mana keseleo lagi..., duh....
Bawang Putih: Wah... apa anda baik-baik saja? Mari saya bantu (membantu Peri baik)
Peri Baik: Wah.., kamu baik sekali, jarang-jarang lho ada orang mau nolongin orang lain di hutan kayak gini... Tapi
kaki saya sekarang keseleo nih, gimana dong???
Bawang Putih: Ahh..., tidak masalah, mari saya bopong (membantu peri baik dan membawanya ke luar hutan)
Peri Baik: Terima kasih ya..., aduh..., saya jadi merasa tidak enak..., karena kamu sudah menolong saya, jadi saya
akan membalas perbuatan baikmu! Kalau begitu, sebagai gantinya, saya akan mengirimkan kepadamu seorang
pangeran tampan yang akan mengimbangin kecantikan dan kebaikan hatimu ...
Bawang Putih: Yang benar?
Peri Baik: Tentu saja! Sekarang tutup matamu dan hitung sampai tiga!
Bawang Putih: (Menutup mata dan mulai menghitung) Satu..., dua..., tiga! (membuka mata)
Pangeran Baik: Andakah Bawang Putih yang telah menolong peri penjagaku?
Bawang Putih: (Tak bisa berkata-kata menatap pangeran, hanya bisa mengangguk)
Pangeran Baik: Telah lama saya mencari seorang calon istri yang baik hati, karena itu maukah anda menjadi
istriku?
Bawang Putih: (Masih tak bisa bicara, kembali mengangguk)
Pangeran Baik: Kalau begitu, baiklah kita menemui orang tuamu! Kita harus membicarakan hal ini...(Bersama peri
baik menyeret Bawang Putih pulang ke rumah)

Sesampainya di rumah...
Ayah: (Terkejut melihat kedatangan Bawang Putih dan Pangeran Baik) Apakah kiranya yang membawa anda ke
rumah saya yang tak layak ini, yang mulia? Apakah putri saya telah membuat masalah dengan anda?
Pangeran Baik: (Tersenyum) Anda tak perlu takut melihat saya, Ayahanda Bawang Putih, saya datang kemari
dengan maksud baik, yakni untuk melamar putri anda...
Ibu Tiri: (Buru-buru muncul) Apa?! Pangeran ingin melamar putriku?!
Bawang Merah Tua dan Muda: Pangeran ingin melamar kami!?!

Pangeran Baik: Tidak-tidak! Saya datang ke tempat ini hanya untuk melamar Putri anda yang baik hati ini, karena
dia telah menolong Peri Penjaga saya..., saya ingin melamar Bawang Putih...
Ibu Tiri& Bawang Merah Bersaudara: APA?!!! MELAMAR BAWANG PUTIH?!
Ibu Tiri: (Buru-buru menarik Bawang Putih ke pojok ruangan, Bawang Merah Tua dan Bawang Merah Muda
mengikuti. Ayah terus berbicara dengan Pangeran) Apa yang telah kau lakukan sampai ada pangeran yang
melamarmu, hah?! Kau main santet ya?!
Bawang Putih: (Takut) T,tidak Ibunda..., aku hanya menolong peri yang berada di hutan, itu saja yang aku lakukan
tidak ada yang lain...
Bawang Merah Tua: Benar tidak ada yang lain?!
Bawang Putih: Benar Bawang Merah Tua, tidak ada hal yang lain...
Bawang Merah Muda: Terus kok pangeran itu bisa langsung mau ngelamar kamu sih?
Bawang Putih: Saya tidak tahu...
Ayah: (Memanggil) Bawang Putih..., kemari kamu nak...
(Bawang Putih menemui Ayahnya)
Ibu Tiri: (Menatap kedua putrinya) Kalian juga tidak boleh kalah dari Bawang Putih! Kalian juga harus pergi ke
hutan dan menolong Peri! Kalian harus bisa mendapatkan pangeran yang lebih tampan, dan lebih kaya...
Bawang Merah Tua dan Muda: Iya ma!

Maka karena keirian terhadap apa yang didapat Bawang Putih, Bawang Merah Bersaudara pun pergi ke Hutan.
Disana mereka pun menemui seorang peri.

Peri Jahat: Aduh..., jaman sekarang harga barang pada mahal! Beli minyak tanah mahal! Beli gas juga mahal! Yah
yang paling murah ini yah mungut kayu bakar di hutan... (tiba-tiba jatuh) Aduh..., sialan banget sih! Pakek jatuh
segala, mana keseleo lagi!
Bawang Merah Tua dan Muda: (Berebut menolong Peri Jahat)
Bawang Merah Tua: Aduuh... kamu tidak apa-apa kan???
Bawang Merah Muda: Iya, kamu tidak apa-apa kan!?
Peri Jahat: (melepaskan diri dari Bawang Merah bersaudara) Apaan sih megang-megang! Gak usah sok baik ya!
Bawang Merah Tua: Idih..., uda di tolongin malah sewot! Gak tau terima kasih banget sih!
Bawang Merah Muda: Bener banget! Harusnya kan seneng ditolongin, ini malah sok hebat...
Peri Jahat: (Kesal) Heh! Aku emang hebat tauk! Aku bisa mengabulkan apapun keinginan orang!
Bawang Merah Tua: Klo gitu kabulin keinginan kami dong!
Peri Jahat: Enak aja..., emang zaman sekarang ada yang geratis! Kalau mau sesuatu, kalian harus menuruti katakataku dulu!
Bawang Merah Muda: Emang kamu mau apa?
Peri Jahat: Ah..., yang mudah-mudah ajalah..., aku mau kalian ngumpulin kayu bakar buatku..., terus cariin aku
makanan, terus beliin aku baju baru, terus...

Bawang Merah Tua: Aduuh... banyak banget sih maunya! Kamu kumpulin kayu bakar ajalah! Gak usah yang lainlain!!!
Bawang Merah Muda: Bener Banget! Kumpulin kayu bakar kan juga uda susah! Jadi kumpulin kayu bakar ajalah. .
.
Peri Jahat: Yaelah, uda gak pake iklas, malah minda potongan harga juga! Ya udalah, daripada nggak sama sekali!
Kumpulin gih kayu bakarnya!
Bawang Merah Tua dan Muda: (Mengumpulkan kayu bakar asal-asalan)
Bawang Merah Tua: Ini kayu bakarnya! Sekarang kabulin keinginan kami!
Peri Jahat: (kesal) Kalian mau apa emangnya?
Bawang Merah Muda: Kami mau dilamar sama Pangeran tampan yang kaya!
Peri Jahat: Yaelah, kirain apaan..., tunggu aja disini, bentar lagi juga pasti ada Pangeran yang lewat, dia pasti mau
ngelamar kalian!
Bawang Merah Tua: Yang bener nih?
Bawang Merah Muda: Iya tuh, bener gak nih?
Peri Jahat: Terserah mo percaya ato nggak! Aku mau pergi dulu! (mengambil kayu bakar yang telah di kumpulkan
dan berjalan pergi)
Pangeran Jahat: (Memasuiki Hutan dan langsung melihat Bawang Merah Bersaudara) Wah..., tangkapan besar nih!
Ada dua cewek cantik di tengah hutan. Sendirian lagi!
Bawang Merah Tua: (melirik kearah Pangeran) Sst..., beneran ada pangeran lewat tuh!
Bawang Merah muda: (Ikut ngeliatin Pangeran) Ih, iya..., mana ganteng lagi...
Pangeran Jahat: (Mendekati Bawang Merah bersaudara) Cewek ... mau jadi istriku nggak? Aku banyak duitnya
lho! Mana ganteng lagi!
Bawang Merah Tua: Mau dong...
Bawang Merah Muda: (menyikut Bawang Merah Tua) heh! Jangan asal nyosor dong! Pangeran itu kan nayanya ke
aku!
Bawang Merah Tua: Enak aja..., dia itu nanya ke aku tauk!
Bawang Merah Muda: Sok banget sih! Uda jelas dia itu nanya ke aku...
Pangeran Jahat: Aduh..., stop! Stop! Tidak usah berebut begitu..., kalian berdua bisa sama-sama jadi istriku kok!
Tapi aku harus bicara dulu dengan orang tua kalian!
Bawang Merah bersaudara: TENTU SAJA! AYO KITA PULANG!!!

Maka bersama Pangeran Jahat, Bawang Merah bersaudara pun pulang kerumahnya
Ayah: (Terkejut melihat kedatangan Pangeran Jahat) Lha! Kok dalam sehari ada dua pangeran dateng ke
rumahku?! Kali ini ada apa lagi?
Bawang Merah Tua dan Muda: PAPA!! KAMI UDAH KETEMU CALON SUAMI KAMI LHO!!!
Ayah: (Kaget) Yang bener kalian ini!? Masa pangeran itu mau jadi suami kalian?!

Ibu Tiri: Aduh..., yah bisa dong..., Bawang Putih aja bisa, masa Bawang Merah Tua dan Bawang Merah Muda
tidak...
Pangeran Baik: Lho! Tapi kan itu Pangeran sudah Punya istri!
Bawang Putih: (kaget) Trus dia mau ngapain kesini?
Pangeran Jahat: Saya datang kemari untuk menjadikan Bawang Merah Tua dan Bawang Merah Muda ini menjadi
istri ke-301 dan 302 saya! Mereka cantik-cantik, jadi pasti bisa nambah koleksi saya!
Ibu Tiri: Apa?! Istri ke 301 dan 302?! Tidak bisa begitu dong!!!
Bawang Merah Tua: Iya bener! Kami kan gak mau di duain!!!
Bawang Merah Muda: Bener tuh! Kami mau jadi ratu tauk bukan Selir!!!
Pangeran Jahat: (Menggebrak meja) BERANI SEKALI KALIAN MENENTANG TITAH PANGERAN! KALAU
AKU BILANG AKU MAU KALIAN JADI ISTRIKU MAKA KALIAN JADI ISTRIKU!!! GAK PAKE NOLAKNOLAK!!!
Ibu Tiri dan Bawang Merah Bersaudara: (Terdiam)
Bawang Putih: Aduh..., Pangeran, jangan begitu..., anda tidak bisa berbuat seenaknya...
Pangeran Jahat: (melirik Bawang Putih) Wah..., kamu cantik juga..., kamu juga sekalian jadi istriku yang 303
Pangeran Baik: Eits! Ngantri dong man! Aku duluan nih! Bagianmu itu tuh Bawang Merah bersaudara tauk!
Pangeran Jahat: Cih! Yah sudahlah, dapet dua juga gak masalah..., ayo kalian berdua ikut aku!
Ibu Tiri: Enak saja! Kalau mau membawa mereka berdua harus membawa aku juga!
Pangeran Jahat: (Melirik Ibu Tiri) Yah, boleh jugalah, istana kebetulan masih kekurangan pelayan! Kamu boleh
ikut!
Ayah: T, tunggu dulu Pangeran... saya...
Pangeran Jahat: Apa kau mau melawan titah Pangeran?
Ayah: (Terdiam)
Pangeran Jahat: (Tertawa) Benar kamu lebih bagus diam saja! Ayo kita pergi!!! (Menarik Bawang Merah
Bersaudara dan Ibu tiri pergi)
Bawang Putih: (berusaha mengejar Ibu dan saudara tirinya) T, Tunggu!!
Pangeran Baik: (menahan Bawang Putih) Jangan dikejar Bawang Putih, bahaya!
Ibu Tiri: Anak-anak bodoh! Kok malah dijadiin Selir sih?!
Bawang Merah Tua: Bukan salah kami! Itu salah peri sialan tadi!!! Kok kami dijadiin selir!!!
Bawang Merah Muda: Bener! Mana kami uda capek-capek kerja lagi!!!
Peri Jahat: (Tiba-tiba muncul) Enak aja pake ngomelin orang! Kan kalian yang mau jadi istri Pangeran jadi aku
kabulin deh! (Menoleh kearah Pangeran) Heh! Uda ngambil barang gak bayar! Bayar dulu dong, seorang
500.000.000!
Pangeran Jahat: Dasar Per Matre! Nih duitnya! (Menyerahkan duit pada Peri Jahat)
Peri Jahat: (Merampas uangnya) Gitu dong! Zaman sekarang kan emang gak ada yang geratis...(melenggang pergi)

Pangeran Jahat: Cuma ngasi info aja belagu! Udalah aku mau pergi! (melirik kearah Ibu Tiri dan Bawang Merah
bersaudara) Ayo kalian semua jalan!
(Pangeran Jahat, Ibu Tiri dan Bawang Merah Bersaudara meninggalkan setting)
Ayah: Ya Tuhan..., Apa yang sebenarnya terjadi ini??
Bawang Putih: Yah, sudahlah Yah, paling tidak kita tidak kenapa-kenapa. Ibunda dan Bawang Merah Bersaudara
pasti tetap akan hidup enak di Istana...
Pangeran Baik: Benar, mereka akan menjadi selir Pangeran, jadi mereka tetap akan hidup enak kok!
Peri Baik: (Tiba-tiba muncul) Aduh..., kok malah mikirin orang lain sih! Ayo dong! Lamarannya udah diterima
belom...
Bawang Putih: (Menunduk malu) u, udah...
Peri Baik: Wah!!! Kalau begitu selamat Ya!!!

Begitulah, akhirnya Bawang Putih menikah dengan Pangeran baik dan bersama ayahnya hidup bahagia di Istana
Pangeran baik, sementara Ibu Tiri dan Bawang Merah bersaudara harus rela menerima kenyataan bahwa mereka
hanya dijadikan selir dan Pelayan oleh Pangeran Jahat, dan itu artinya, mereka sama sekali tak mendapatkan hak
untuk mendapatkan harta kerajaan hingga mereka akhirnya hidup sengsara selamanya.

TAMAT

Timun Emas
Para pemain :
1.Timun Emas diperankan oleh
2. Pak Karta
3. Bu Karta
4. Pak Salam
5. Pak Darus
6. Raksasa
DI suatu desa daerah Antahbrantah tinggallah sebuah gubug kecil nan sederhana ,yang ditempati oleh
seorang petani bersama istrinya yang bernama keluarga pak Karta ,suatu ketika bu Karta sedang
bercakap-cakap dengan suaminya perihal daerah pertanian yang maju gemah ripah loh jinawi tibalah bu
Karta menanyakan ..
Bu Karta : Pak ,sekarang sudah saatnya kita panen padi ,mentimun dan jagung .
Alangkah bahagianya apabila kita
Pak Karta : hssst ( sambil menutup bibir istrinya dengan jari telunjuk )
Jangan teruskan .
Bu Karta : Maksudku ,kita harus memperbaiki rumah kita agar tidak roboh di kemudian
hari .
Pak Karta : oh.begitu maksudmu , baiklah aku setuju,nanti kalau hasil tanaman kita
sudah laku dan kita sudah mendapat uangnya.
Bu Karta : ( Istrinya menganggukkan kepala sambil menyiapkan makanan untuk
suaminya) Ya, pak .
Pak Karta : Bu ,sekarang aku mau berangkat ke sawah sambil nengok kebun jagung apa
sudah selesai dipetik atau belum oleh pak salam.
Bu karta : Baiklah pak hati-hati di jalan ya ,pak .
Pak Karta : Aku berangkat dulu ya ,bu ..
Tiba di perkebunan jagung Pak karta segera menemui Pak Salam yang sedang memungut jagung yang
baru saja selesai dipetik.
Pak Karta : Hai .. .pak Salam apa sudah selesai memetik jagungnya ?
Pak Salam : haitentu nya sudah, tinggal mengumpulkan saja.
Pak Karta : Ohya sudah selesai sekarang tinggal diangkut ke kota untuk dijual .
Pak Salam : Sekarang kita tunggu mobil datang ,sambil menunggu bagaimana kalau
Kita adu teka-teki ,yang tidak bisa jawab harus menyanyi atau
menggendong temannya .
Pak Karta : Baiklah, aku setuju siapa takut !!!
Pak Salam : Sekarang aku duluan ,ya??
Pak Karta : Okey. Ayo cepat katakan !!!
Pak Salam : Barang apa kalau dipegang badannya, kepalanya malah manggut-manggut
sambil kepalanya dibenturkan ke tanah.
Pak Karta : Orang sedang gulat .
Pak Salam : salah
Pak Karta : Apa . ya aku menyerah !!
Pak Salam : Orang sedang mencangkul,nah perhatikan aku pegang badannya nanti
kepalanya manggut-manggut.Nah,kamu yang gendong aku atau nyanyi.
Pak Karta : Okeylah sekarang aku yang gendong kamu sampai ke seberang sana.
Pak Salam : Nah sekarang giliranmu untuk memberi pertanyaan .
Pak Karta : Ini pertanyaan yang sulit pasti kamu tak bisa jawab,lehernya dicekik lalu
mengeluarkan kenikmatan.
Pak Salam : Wah ..ini tak masuk akal mestinya khan harus mati kalau dicekik,kok malah jadi nikmat.
Pak Karta : ya kendi ini lihat ya.. aku cekik lehernya lalu glek..glek nikmat!
Pak Darus
: ( datang dengan membawa mobil ) hai..bapak bapak semua lagi ngapain
nih..boleh aku ikutan.

Pak Karta : wah ini ada pak Darus tiba,sekarang kita angkut jagung-jagung ke atas truk.
Pak Darus : ( sambil menyetir mobil ) greng..greng ngeng..ngeng!!!
Bu Karta
: Ayo pak ne cepat ke mari aku bawa makanan ,suruh pak Salam juga ke sini.
Kita makan sama-sama.
Setelah selesai makan mereka berkemas-kemas barangnya untuk dibawa pulang,sesampai di rumah
Bu Karta
: Pak ..tadi aku sempat tertidur ,dalam tidurku aku bermimpi ,
mempunyai anak,tapi dalam mimpiku aku disuruh berdoa minta anak lalu
tiba-tiba ada orang yang menyanggupi memberi anak.
Pak Karta : Bu ne itu khan hanya mimpi,sebenarnya kamu itu hanya ingin punya anak
sampai-sampai terbawa mimpi segala .
Bu Karta : Tidak pak ,aku yakin kalau ini bener-bener terjadi,bagaimana sekarang kalau
kita coba ,siapa tahu ada yang mendengar doa kita lalu langsung dikabulkan.
Pak Karta : Kamu itu kalau maunya sih harus dituruti, dasar ngeyel !
Baiklah ,sekarang kita coba berdoa sama-sama biar afdol doa kita.
Bu Karta : Sekarang kita duduk sama-sama sambil menengadahkan tangan dengan
suara yang keras agar doa kita terdengar yang Maha Kuasa.
Pak Karta dan Bu Karta : Wahaipara gaib yang ada di sini dengarkanlah permintaanku
Aku minta anak yang lucu,cantik dan sangat menawan.
Raksasa : Ha.ha.haKini aku datang untuk memberi sesuatu untukmu ,tapi ada syarat
nya ,kalau anak itu sudah besar harus kau berikan padaku lagi,gimana setuju .
kalau setuju ketik Reg. raksasa.213 #.
Pak Karta : ( Dengan perasaan ketakutan dan gemetar ) Ba,baiklah aku setuju apapun
permintaanmu aku pasti memenuhi janji .
Raksasa : Baiklah aku pasti datang mmberimu anak perempuan seperti yang kau
minta ,haha..ha..!!
Pak Karta : Bu ne..orang itu sudah tidak ada ,keluarlah kamu ,tadi itu siapa kok
suaranya besar dan rumah kita bergetar,bagaimana nanti kalau seandainya
kita tidak menepati janji ,apa kita taruhannya ya.. bu .
Bu Karta
: Itu nanti saja kita pikirkan ,yang penting kita punya anak dulu.
Alangkah bahagianya kalau kita benar-benar punya anak ya, pak .
Pak Karta : Tadi aku rasanya ingin melihat makhluk aneh itu ,tapi aku ketakutan,bu BuKarta :
Ya,sama juga tapi yang penting besok kita tunggu apakah makhluk itu
datang lagi ya,pak ,terus membawa bayi kita.
Esok hari sang raksasa itu datang
dengan membawa bayi ,lalu raksasa itu .
Raksasa : ha,ha,ha . Aku datang sesuai dengan jadwalku ha,ha,..!
aku membawa anak cantik untukmu, ha,ha,ha..
Pak Karta : (dengan perasaan takut mondar-mandir ke sana-ke mari )
Baikterima kasih pak atas pemeberiannya,!
Raksasa : jangan panggil aku pak,sangat tidak cocok sekali panggilan itu untukku,ha..
Pak Karta : lalu aku panggila apa tuan atau mister.
Raksasa : Mister ,memangnya aku ini misteri . panggil saja aku Rak..sa..sa !
Pak Karta : Anak yang kau janjikan apa sudah kau bawa?
Raksasa : ha.ha.ha. sepertinya kau tidak sabaran ..nanti kalau aku sudah pulang
kau ambil di depan rumahmu,tapi jangan lupa tiga bulan lagi aku datang
mengambil anak itu,ha,ha,ha.
Pak Karta : Bu ,raksasa itu sudah
pulang, sekarang kita ambil anak kita di depan
rumah.
Bu Karta : Ya,pak anak itu ada di sini,hem ..cantik sekali ya pak.!
Pak Karta : Ya,bu cantik sekali kita harus memberi tahu kepada tetangga kita,kalau kita
sudah punya anak perempuan yang cantik.
Bu Karta : Sambil kita beritahu nama anak kita ya,pak,sekarang kita harus memberi
nama anak kita,dan bagaimana kalau namanya Timun Emas yang artinya
timun berarti bisa membawa kesegaran bagi orang yang kehausan dan emas
berarti barang yang tak ternilai harganya.
Pak Karta : Nama yang bagus sekali ,apalagi bersamaan dengan musim buah mentimun

yang ada di desa kita .


Pak Karta tak bosan-bosannya memandang ,mencium serta mengayunayunkan bayinya yang mungil itu ,sambil mereka bergurau dengan anak
kesayangannya. Tiga bulan berlalu telah berjalan begitu cepatnya datanglah
raksasa untuk melihat bayi yang dititipkannya tersebut.
Raksasa : Ha,ha,ha aku datang lagi mencari anakmu yang kutitipkan padamu,
rasanya aku ingin membawa kembali anak itu bukannya sekarang sudah
besar,ha..ha..ha.
Bu Karta :Jangan diambil dulu raksasa,ia masih kecil ,kalau kamu makan tentu hanya
Tulangnya saja tak enak rasanya.
Raksasa : Betul katamu,jadi kapan aku bisa bawa anak itu lagi.
Bu Karta dan Pak Karta : (bicara secara bersama-sama ) Sembilan tahun lagi kamu datang
ke sini bawa anak ini.
Raksasa : Ha,ha.ha. memang kamu cerdas sekali ha,ha,ha itu baru makanan yang
lezat untukku ,aku pesankan beri makan yang banyak agar anak itu besar
dan kenyal dimakan ha,ha,ha!
Pak Karta : Baiklah aku akan memelihara agar anak ini tidak sakit dan cepat besar !
Raksasa : Okey,aku akan datang sesuai dengan janjimu ,ha,ha, sampai jumpa..!
Pak Karta : Bu ne ,mulai sekarang kita harus waspada jangan sampai anak kita diambil
Oleh raksasa tanpa sepengetahuan kita.
Bukarta : benar pak,mulai sekarang anak kita tidak boleh main terlalu jauh dari rumah,agar kita dapat
mengawasi dengan mudah.
Enam tahun berjalan ,telah dilewati Timun mas bersama ke dua orang tuanya dengan penuh
kebahagiaan,dan keceriaan. Tibalah saatnya Timun mas bermain bersama teman-temannya. ..
Timun mas : Ayo,teman-teman sekarang kita main dakon .Ada yang cari batu kerikil dan
aku yang sudah bawa dakonnya ,nah sekarang kita atur batunya enamenam jangan sampai ada yang kelebihan.
Teman : Ayo mun sekarang kamu mulai ambil .Ambil yang ada dalam lubang lalu
masukkan ke lubang berikutnya.
Bu Karta : Mumun ,ayo pulang nak sudah sore,dan kamu langsung mandi .
Timun mas : Ya,bu aku sudah selesai, ayo teman-teman aku pulang duluan ya !
Timun mas memang anak penurut selalu patuh terhadap ke dua orang tuanya,
Tidak pernah membantah apa yang diperintah oleh kedua orang tuanya.Ia selalu diingatkan agar tidak bermain terlalu jauh dari rumah agar tidak dibawa oleh raksasa.
Suatu saat Timun mas diajak bercakap-cakap oleh kedua orang tuanya
Bu Karta : Mun,kamu sekarang sudah besar tentu kamu harus tahu asal-usulmu
Dan kamu harus mengerti apa yang perlu kamu lakukan .
Timun mas :Ya,bu aku akan dengarkan nasehat ibu ,nasehat ibu sangat
berarti untuk masa depan mumun nantinya.
Bu Karta :Begini ya Mun,beberapa tahun lalu sekitar enam tahun yang lalu,ibu dan
bapakmu minta seorang anak yang cantik,kemudian datang sang raksasa
memberi anak bayi yaitu kamu , untuk diasuh dan dibesarkan ,sehingga
nanti kalau sudah besar harus diserahkan kembali kepada raksasa untuk
( Ucapannya terhenti karena tak sampai hati untuk melanjutkan).
Timun mas : Untuk dimakan maksud ibu !
Bu Karta : Ya,mun ,tapi bapak dan ibumu tidak rela kalau kau jadi santapan sang
raksasa itu.Makanya kamu aku beritahu agar kamu dapat memepersiapkan
diri untuk menghindar agar tidak dimakan oleh sang raksasa.
Timun mas : Ya,bu sekarang aku tahu dan aku tidak main jauh dari rumah ini,supaya kalau ada raksasa
aku langsung masuk rumah.
Bu Karta :Kamu benar Mun ,sekarang kamu makan dulu ya nak.
Timun :Baiklah ,bu .
Tak terasa umur timun mas sudah mencapai 9 tahun ,tiba saatnya Bu Karta
Dan pak Karta mempersiapkan diri untuk menghadapi raksasa,tiba-tiba rumahnya bergetar pertanda ada
tamu tak diundang datang ..

Raksasa :Ha,ha,ha,aku datang lagi


Pak Karta : bu,anak kita mana ,cepat sembunyikan jangan sampai ketahuan.
Raksasa :Ha,ha,ha, ternyata kau berkhianat hai manusia,ayo keluarkan anakmu.
Pak Karta :Ba..ba..baiklah ,akan kupanggilkan anakku.
Bu Karta :Hai,mun sekarang kau harus mulai bertindak,lari keluar lewat pintu belakang
agar kau tidak ketangkap,kau sebarkan satu persatu biji mentimun ,duri,garam dan terasi ,saat kamu
hampir ketangkap. Nah semuanya sudah ibu masukkan ke dalam kantong ini .
Timun
: Baiklah bu,pesan ibu akan mumun laksanakan .
Bu Karta : Nah,sekarang kamu mulai lari,keburu raksasa marah sama bapakmu.
Raksasa
:Hem,mana makananku yang kutitipkan,aku sudah lapar.
Bu Karta :Bagaimana kalau aku saja sebagai ganti anakku .
Raksasa :Tidak bisa,dagingnya pasti keras karena kau terlalu tua untuk dimakan.
Timun mas :Raksasa,ini aku ada di sini ,kejar aku kalau dapat.
Raksasa :haiiiiiii kau telah mempermainkan aku,awas kalau ketangkap pasti
langsung kumakan, ha.haha..
Timun mas:Ayo kejar aku,hait,hait tidak kena.kalau lapar nih aku beri makanan
( sambil melempar biji mentimun ke arah raksasa ).
Raksasa :hem. Hem ini baru makanan yang menyegarkan ..hap.hap
Mana dagingnya rasanya tidak puas kalau tanpa daging..hem..oh mana
Timun mas tadi kok sudah menghilang .hem ternyata sudah jauh dariku.
Timun mas : Ha..dia sudah mulai mendekat ,lebih baik senjataku kedua aku lemparkan
sekarang biar aku tidak ketangkap( melempar duri ikan ).
Raksasa : hah..ternyata jalan ini sudah berubah menjadi jalan penuh duri yang tajam,
Huh..aku harus jalan pelan-pelan agar kulitku tidak ditembus duri terlalu dalam. Aduh kakiku sakit
sekalihem.hem (suara kesakitan).
Timun mas :Rasakan,hai raksasa makanya sebelum kau makan aku,kau injak dulu
duri yang aku beri ini.
Ait sudah mulai dekat ,sekarang senjataku yang ke tiga,kamu harus
rasakan.
nih garam untukmu (sambil melempar garam yang dibawanya).
Raksasa :Hem ..aku sekarang dipermainkan sama anak kecil..ha.ha..apa ini yang ada
di depanku,Hem..ternyata lautan yang amat luas, hem aku akan tetap mengejarmu timun mas,tunggu aku
jangan kau tinggalkan aku .hep..hep.
Timun mas: Hai..raksasa aku akan tunggu di seberang,ayo..kejar aku !
Raksasa :Hep..hep..hep aku tetap mengejarmu Timunmas.
Timun mas: Ah ..ternyata raksasa itu masih bisa mengejarku,aku harus tetap menghindar
meski senjataku tinggal satu,mudah-mudahan yang terakhir ini membuat raksasa itu binasa pada
akhirnya tak bisa mengejarku.
Raksasa : Hem rasanya aku bisa menangkapmu,Timun mas..ha.ha kau sudah mulai
kehabisan tenaga Timun mas ,apalagi yang kau lemparkan padaku anak gadis?Kau pasti tertangkap
anak manis,ayo mendekatlah..ha.ha.ha !!
Timun mas : Ternyata kau ulet juga raksasa,sekarang terimalah terasi dariku..
( sambil melempar terasi ke arah raksasa yang kejam itu ).
Raksasa : Benda itu sudah tidak ada gunanya Timun mas ,lebih baik kau menyerah
saja dari pada kau kecapekan.Hah..ternyata aku terkurung oleh lautan
lumpur ,rasanya aku sudah tidak sanggup melangkah ,auw.kakiku tak bisa ku
angkat lagi,wow..tolong badanku masuk ke lumpur yang sangat dalam ..tolong
akuTimun mas ..aku tak jadi memakanmu apabila kau mau menolongku.
Tolongtolonglong.
Timun mas: Hem sekarang habislah riwayatmu sang raksasa yang rakus.
Aku harus pulang dan melaporkan pada ibu kalau aku sudah berhasil membinasakan raksasa yang jahat
itu.
Pada akhirnya Timun mas berhasil membinasakan raksasa dengan bekal yang dibawa dari ibunya. Patuh
terhadap nasehat kedua orang tua sangatlah ampuh untuk mengalahkan segalanya dan dapat meraih
segala yang kita cita-citakan. Kemenangan Timun mas sampai terdengar di seluruh penjuru wilayah

kerajaan.sampai akhirnya sang raja berkeinginan untuk menjodohkannya dengan seorang pangeran
..Demikian cerita ini mudah-mudahan dapat diambil hikmahnya.

TIMUN EMAS
Di sebuah desa hiduplah sepasang suami-istri yang kesepian karena sampai sekarang mereka belum
dikarunia seorang anakpun selama ini, dalam kesehariannya mereka selalu mengidam-idamkan
seorang anak sebagai pelengkap hidup mereka. Di suatu hari saat pulang dari ladang sang istri
berbicara empat mata dengan suaminya tentang seorang raksasa yang bisa mengabulkan semua
keinginan walaupun keinginan itu mustahil.
Ibu Timun Mas
: Wahai suamiku apakah engkau merasakan perasaan yang
kurasakan ?
Ayah Timun Mas
: Memangnya apa yang sedang engkau alami wahai istriku ? sehingga engkau
merasa sedih begini?
Ibu Timun Mas
: Aku merasa hari-hariku terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak yang bisa
aku rawat dan kelaknya bisa menjaga kita di masa tua nanti.
Ayah Timun Mas : Tentu saja menginginkan hal tersebut, tapi bagaimana lagi jika memang belum
saatnya kita mempunyai seorang anak.
Ibu Timun Mas
: Oh iya, konon di gua sana ada seorang raksasa yang bisa mengabulkan semua
permintaan kita, mungkin saja kita bisa mengabulkan permintaan kita !!
Ayah Timun Mas
: Baiklah, jika itu keinginanmu sebaiknya besok kita dating ke gua dan
mencobanya.

Keesok harinya mereka berdua datang ke gua dengan perasaan takut untuk menemui Raksasa, dan
untuk meminta bantuaan sang Raksasa. Dengan teriakkannya kedua orangtua itu disambut oleh sang
saksasa.

Raksasa
: Haaaaa,,, Hai orang tua ada apa kau berdua datang kesini, dan mengganggu tidur
siangku ?
Ibu Timun Mas
: Maafkan kami Raksasa jika kedatangan kami mengganggumu !!
Ayah Timun Mas : Rencananya kami kesini untuk meminta pertolongan darimu raksasa !!
Raksasa
: Oh begitu,,, Lalu apa sebenarnya permintaanmu itu wahai orang tua ?
Ibu Timun Mas
: Sudah lama kita mengidam-idamkan seorang anak, agar hidup kami lebih
bahagia.
Raksasa
: Haaaa,,, Jika itu permintaan kalian, baiklah akan aku kabulkan keinginan kalian,
Tapi ada satu syarat yang harus kalian penuhi.
Ayah Timun Mas : Lalu apa syarat itu wahai raksasa ?
Raksasa
: Jika kelak nanti anak yang aku beriakan sudah berumur 17 tahun, aku akan datang
dan mengambil anak itu kembali.
Ibu Timun Mas
: Baiklah akan ku terima persyaratan itu !!
Raksasa
: Kalau kalian sudah setuju, terimalah bibit timun ini dan tanamlah hingga timun ini
menjadi besar.
Ayah Dan Ibu
: Baiklah akan kami laksanakan perintahmu Raksasa !!
Raksasa
: Tapi jangan lupa akan janji kalian.

Akirnya mereka berdua pulang dengan membawa bibit timun yang diberikan oleh raksasa dengan
perasaan senang. Dan keesok harinya merekan menanan bibit itu dan setiap harinaya mereka
menyiram dan memberi pupuk agar timun tersebut menjadi besar. Dan suatu hari timun itu menjadi
besar dan akirnya setelah timun itu dibuka oleh mereka, keluarlah seorang anak perempuan yang
cantik jelita, Dan mereka menamai purti itu dengan nama Timun Mas. Waktu berlalu sudah terlalu
dengan cepat, pada saat ini Timun Mas sudah beranjak 17 tahun. Dan Sang Raksasa Datang untk
menagih janji mereka.
Raksasa
: Haaaaaa,,,, Hai orang tua apakah kamu masih ingat akan janjimu dula ?? aku datang
untuk menagih janji itu.

Timun Mas
: Ibu siapakah raksasa ini sebenarnya? Mengapa ia datang kemari ??
Ibu Timun Mas
: Sudahlah Timun Mas nanti akan kuceriatkan tentang raksasa ini.!!
Raksasa
: Jadi ini anak gadis yang aku berikan dulu orang tua ??
Ibu Timun Mas
: Raksasa bisakah kamu memberikan kami waktu satu hari untuk engkau
mengambil putri kami ini.
Raksasa
: Baiklah jika itu mau kalian, besok aku akan datang dan mengmbilnya lagi.

Keesok harinya sang ibu meminta Timun Mas untuk Pergi dan lari dari kejaran Raksasa dengan
membawa terasi, garam, dan jarum untuk bekalnya esok.
Ibu Timun Mas
: Putriku tercinta pergilah dari desa ini dengan membawa terasi, garam, dan
jarum ini jika kamu terdesak lemparlah bahan2 itu ke Raksasa.
Timun Mas
: memangnya kenapa bu ??
Ibu Timun Mas
: Sudahlah Nanti akan ku ceritakan.
Timun Mas
: Baiklah kalu begitu keinginanmu ibu.
Akirnya Timun Mas pergi dari desa dengan meninggalkan ayah dan ibunya. Tidak lama kemudian
akirnya Raksasa datang dengan berteriak-teriak.
Raksasa
: Haaaaa,,, Wahai Orang tua mana janjimu itu !!
Ayah Timun Mas : Dia Tidak ada di sini wahai raksasa..
Raksasa
: Apaaa,,,, Lalu kemana dia ??
Ayah Timun Mas : Kami tidak tahu raksasa.
Dengan kesaktiannya raksasa menggunakan kesaktiannya untuk mencari Timun Mas. Lalu dengan
kekuattannya akhirnya sang raksasa bisa mengetahiu keberadaan Timun Mas dan mengejar Timun
Mas.
Raksasa
: Haaaa Mau kemana kau Timun Mas Kau akan majadi milikku, kau tidak akan lolos.
Timu Mas : Sebenarnya apa yang kamu mau wahai raksasa ??
Raksasa
: Aku hanya ingin memakan mu saja haaa,,,,
Lalu Timun Mas terus berlari dari kerjaran Raksasa, Di pelariannya Timun Mas bertemu seorang
Pangeran Yang gagah dan rupawan.
Pangeran : Wahai gadis cantik mengapa kau berlarian di siang hari begini ??
Timun Mas : Aku bukan berlarian sembarangan melainkan aku melarikan diri dari Raksasa yang
ingin memakanku.
Pangeran : Oh , baiklah kalau begitu maukah aku membantu mu wahai putri ??
Timun Mas : Tentu saja aku menerimanya.
Akhirnya Timun Mas dan Pangeran berlari melarikan diri dari raksasa. Tetapi Raksasa terus mengejar
Timun Mas. Kemudian Timun Mas Mengingat pesan dari ibunya. Yang Pertama Timun Mas
Melempar Garam Kepada raksasa. Kemuadian garam itu menjadi lautan yang dalam dan
menenggelamkan Raksasa.
Tetapi raksasa berhasil meloloskan diri, lalu Timun Mas melempar jarum ke Raksasa, yang akhirnya
jarum itu menjadi hutan bamboo yang sangat lebat.
Namun apa yang dilakukan oleh Timun Mas sia-sia karena Raksasa lagi-lagi bisa melarikan diri.
Timun Mas Sudah merasa putus asa, tetapi Timun Mas masih memiliki satu bekal dari ibunya.
Kemudian Timun Mas melempar Terasi yang akirnya terasi itu menjadi lautan Lumpur yang
membuat Raksasa tidak bisa bernafas dan mati. Akhirnya Timun Mas bisa lolos dari Raksasa dan
Hidup bahagia denagn ayah, ibu dan pangeran nya.

Anda mungkin juga menyukai