Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kepariwisataan merupakan salah satu industri strategis di dunia.
Hal ini disebabkan sebagian negara-negara yang ada di dunia
mendapatkan devisa dari sektor kepariwisataan mereka. Selain
sebagai industri terbesar, kepariwisataan juga merupakan kegiatan
yang strategis jika ditinjau dari segi pengembangan ekonomi dan sosial
budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya lapangan
pekerjaan,

perkembangan

investasi,

peningkatan

pendapatan

masyarakat, peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menanamkan


rasa cinta tanah air terhadap nilai-nilai budaya bangsa.
Indonesia sebagai negara yang terkenal memiliki banyak
potensi wisata baik alam ataupun budaya juga menjadikan pariwisata
sebagai salah satu industri yang berperan dalam menambah devisa
negara. Banyak obyek wisata yang ada di Indonesia yang telah dikenal
tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di mancanegara. Oleh karena
itu pengembangan kepariwisataan di Indonesia dilakukan di segenap
wilayah di Indonesia, dan dalam hal ini maka dibentuk Dinas
Pariwisata. Dinas Pariwisata merupakan lembaga yang berwenang
dalam penerbitan peraturan, instruksi dan bantuan teknik dan

memungkinkan masyarakat berusaha meningkatkan pariwisata di


daerahnya.
Begitu halnya dengan Kota Batu, Kota Batu yang baru saja
berdiri lepas dari Kabupaten Malang tepatnya pada tanggal 17 Oktober
2001 memiliki banyak obyek wisata yang tidak kalah menariknya
dengan daerah lain. Hal ini karena didukung oleh kondisi alam dan
letak geografis yang menguntungkan. Banyak obyek wisata yang
ditawarkan oleh Kota Batu kepada wisatawan baik domestik ataupun
mancanegara. Saat ini tidak kurang dari duapuluh empat obyek wisata
yang ditawarkan Kota Batu kepada wisatawan baik domestik atau
mancanegara. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila ketika Batu
masih menjadi bagian dari Kabupaten Malang dijadikan sentra wisata
di Jawa Timur. Mengingat banyak obyek wisata yang dapat
dikembangkan di Kota Batu maka Pemerintah Kota Batu perlu
mengambil langkah untuk membentuk lembaga yang mengurusi
pengembangan pariwisata Kota Batu. Maka sesuai keputusan Walikota
Batu nomor. 10 tahun 2001 tanggal 10 November 2001 dibentuk Dinas
Informasi dan Pariwisata.
Kota Batu terletak di kaki Gunung Panderman dengan
ketinggian lebih kurang 700 1100 m di atas permukaan laut. Dari
seluruh luas wilayah kota Batu, yaitu 20.280 Ha., 57,5% merupakan
kawasan hutan. Selain itu, Kota Batu juga merupakan daerah yang
memiliki banyak sumber mata air, yaitu sebanyak kurang lebih 111

sumber. Kota Batu merupakan daerah dengan suhu udara yang dingin,
dengan suhu minimum 180 200 C dan suhu maksimum antara 28 0
320 C, dengan volume curah hujan rata-rata 298 m per bulan.
Sebelah utara dan barat dari Kota Batu merupakan daerah
ketinggian bergelombang dan berbukit, sedangkan daerah sebelah
timur dan selatan merupakan daerah yang relatif datar. Mayoritas mata
pencaharian penduduk adalah pertanian dengan tanaman unggulan
berupa sayur-mayur, buah apel, dan tanaman hias atau bunga.
Kota Batu merupakan salah satu daerah yang dikelilingi oleh
pegunungan yang ada di wilayah Jawa Timur, yang secara geografis
merupakan daerah tropis. Kota Batu memiliki beberapa daerah wisata
pengunungan atau wisata alam semisal air panas, air terjun, bumi
perkemahan dan lain-lain. Selain itu Kota Batu juga banyak terdapat
wisata buatan yang hawa pengunungannya tetap terasa. Kota Batu
merupakan tujuan utama wisatawan baik manca maupun domestik.
Beraneka ragam obyek wisata yang ada di Batu semuanya itu
bernuansa pegunungan, selain itu juga fasilitas yang ada di Kota Batu
semisal hotel dan penginapan lainya juga bernuasa pegunungan.
Selain itu Kota Batu mempunyai julukan "Batu Kota Sejuta Pesona"
Selain Kota Batu sebagai kota wisata, Batu juga banyak
mempunyai aneka ragam seni budaya baik seni atau budaya
tradisional seperti kuda lumping, campursari dan lain-lain. Ada juga
budaya religius semisal sedekah bumi atau tasyakuran desa, dan

banyak lagi seni budaya yang lain yang ada di kota Batu. Selain
terkenal sebagai kota apel, Kota Batu juga memiliki potensi wisata
yang

luar biasa

keindahannya

sehingga banyak

mengundang

wisatawan untuk datang dan berlibur di Kota Batu. Hal ini juga
mendukung penginapan atau hotel di Kota Batu sehingga dinamika
kehidupan di Kota Batu tidak pernah mati.
Batu yang berhawa sejuk dengan temperatur antara 15 0 200 C
yang merupakan dataran tinggi dengan ketinggian antara 900 sampai
dengan 1.250 meter di atas permukaan air laut merupakan daerah
yang cocok untuk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan darat,
dan industri kecil seperti tercantum dalam tabel berikut ini:
Tabel 1.1. Sektor Ekonomi dan Produksi Kota Batu
SEKTOR

PENGHASIL

Pertanian

Sayur mayor, bunga

Perkebunan

Apel, jeruk, strawberry, dll.

Perikanan darat

Koi, nila, pemancingan ikan

Industri

Sumpit, cobek, kripik, dll.

Sumber: dari berbagai sumber yang telah ada


Wisata yang ada di Kota Batu di antaranya wisata alam yang
dimana wisata ini cukup terkenal seperti Air Terjun Coban Rondo,
Sumber Air Hangat Cangar, Pemandian Selekta dan Songgoriti
disamping wisata alam Kota Batu juga memiliki wisata yang sekaligus
bisa untuk tempat belajar seperti Jatim Park, wisata religius yang ada

di Dusun Junggo Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji satu lagi wisata


yang tidak kalah menarik adalah wisata olahraga Paralayang di
Gunung Banyakyg mana Kota Batu pernah menjadi tuan rumah dalam
even paralayang se Jawa Bali, se Indonesia bahkan se Asia.
Hal inilah yang mendukung Kota Batu menjadi Kota Wisata
dikarenakan potensi-potensi yang dimilikinya dan didukung kondisi
alam yang masih alami dengan pemandangan yang indah.
Berikut ini disampaikan data tentang beberapa obyek yang
menjadi Daerah Tujuan Wisata di Kota Batu:
Tabel 1.2. Daerah Tujuan Wisata Kota Batu
No.

NAMA

LOKASI WISATA

1.

Agro Wisata

Wisata buah apel dan strawberry,


Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu

2.

Bumi
Perkemahan Desa Sumber Brantas, Kecamatan
Raden Surya
Bumiaji

3.

Candi Supo Somggoriti

Candi/air panas, Kecamatan Batu

4.

Cangar

Wisata alam dan pemandian air


panas, Desa Sumber Brantas,
Kecamatan Bumiaji

5.

Coban Talun

Wisata alam dan air terjun, Desa


Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji

6.

Desa Agro Apel

Wisata petik apel, ikan hias, dan


rumah inap, Kecamatan Bumiaji

7.

Desa Bunga

Wisata bunga, tanaman hias (bunga


mawar, krisan, gladiol, dll.), Desa
Sidomulyo, Punten dan Gunungsari,
Kecamatan Bumiaji

Tabel 1.2. Daerah Tujuan Wisata Kota Batu (Lanjutan)


No.

NAMA

LOKASI WISATA

8.

Goa Jepang

Kelurahan
Tiekung,
Kecamatan Batu

Tulungrejo,

9.

Desa Sayur Eksotik Wisata sayuran jenis brokoli, kailan,


dan Sayur Dataran lektus, baby buncis, dan sayuran
Tinggi
jenis wortel, kubis, dll., Desa
Pandanrejo,
Giripurno,
dan
Tulungrejo

10.

Gunung
Banyak Wisata alam dan tempat luncur
(Songgo Maruto)
paralayang/terbang layang,
Kecamatan Batu

11.

Industri Toga Materia Kelurahan


Ngaglik,
Medica
Batu, Junrejo

12.

Jatim Park

Wisata pendidikan dan buatan,


Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu

13.

Makam Dengel

Kelurahan Torongrejo

14.

Patung Ganesha

Kecamatan Junrejo

15.

Selecta

Pemandangan wisata alam, pasar


bunga, dan pasar buah. Kelurahan
Punten, Kecamatan Bumiaji

16.

Sentra
Gerabah

17.

Sentra Industri
Gong/Gerabah

Kecamatan Junrejo

18.

Sentra Kerajinan Batik

Kecamatan Batu

19.

Sentra Kerajinan Onix

Kecamatan Junrejo

20.

Sentra Ternak dan


Olahan Susu

Pesanggrahan, Songgoriti,
Kecamatan Batu

21.

Songgoriti

Pemandian air panas belerang,


wisata alam, dan candi, Kecamatan
Batu

Kecamatan

Industri Kecamatan Junrejo

Tabel 1.2. Daerah Tujuan Wisata Kota Batu (Lanjutan)


22.

Taman Tirta Nirwana

Taman rekreasi, taman bermain, dan


kolam renang, Kecamatan Batu

23.

Tugu Apel Batu

Kecamatan Batu

24.

Alun-alun Seribu Satu


Bunga

Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu

Sumber: Dinas Informasi dan Pariwisata Kota Batu, Tahun 2005

Dengan

bergulirnya

waktu

yang

senantiasa

diikuti

oleh

perubahan jaman, demikian pula telah terjadi perubahan yang


signifikan. Batu kini telah menjadi sosok yang lebih menawan dari
sebuah pedesaan menjadi daerah perkotaan yang sangat menarik dan
menyimpan berbagai potensi dan kepentingan masyarakat yang
sangat majemuk. Hal ini dipengaruhi pula oleh interaksi dan
kepentingan

masyarakat

itu

sendiri

yang

disesuaikan

dengan

kemajuan masyarakat itu sendiri.


Semenjak tanggal 17 Oktober 2001, Batu resmi menjadi sebuah
Kota berdasarkan Undang-Undang Nomor11 Tahun 2001, dengan
beralihnya status Batu dari kecamatan lalu Kota Administratif (Kotatif),
hingga akhirnya menjadi Kota Batu. Hal ini merupakan suatu
tantangan tersendiri bagi birokrat, politisi, maupun masyarakat Batu
untuk mengelola potensi yang ada di kota ini. Dari yang bersifat
kedesaan menjadi sifat kekotaan tanpa harus kehilangan ciri dari
kedesaannya, yaitu masyarakatnya saling bergotong royong, selalu
mengutamakan kebersamaan, dan mengedepankan musyawarah

untuk mencapai mufakat. Penggarapan Kota Batu mengarah ke


kekotaan adalah menggarap semua potensi yang ada dari Kota Batu
pada umumnya. Karena itulah sesuai dengan ciri dari Kota Batu yang
mengedepankan pada agropolitan, pariwisata, dan masyarakat madani
yang merupakan visi dari Kota Batu. Dengan demikian, ketiga
komponen tersebut itulah yang harus dipertahankan untuk mencapai
kemajuan Kota Batu menuju ke arah perkotaan.
Kondisi

kawasan

Batu

yang

bercirikan

sebagai

tempat

pariwisata akhirnya dianggap sebagai alasan penting untuk memiliki


dinas yang menangani pariwisata secara khusus. Berdasarkan pada
Keputusan Walikota maka Dinas Pariwisata yang dulu tergabung
dalam Dinas Informasi dan Pariwisata akhirnya memisahkan diri dan
berdiri sendiri sebagai Dinas Pariwisata Kota Batu.
Bukan tugas yang ringan bagi Dinas Pariwisata Kota Batu untuk
terus mengembangkan pariwisata di daerahnya, apalagi Kota Batu
tergolong masih sangat muda sebagai kota yang berdiri sendiri. Untuk
itu

supaya

kehidupan

kepariwisataan

dapat

hidup

dan

berkesinambungan maka pihak Dinas Pariwisata perlu untuk selalu


melakukan

terobosan-terobosan

dalam

mempertahankan

jatidiri

sebagai daerah tujuan wisata. Salah satunya adalah dengan rutin


mengikuti pameran-pameran baik di tingkat daerah maupun tingkat
nasional dengan tujuan pariwisata Kota Batu semakin dikenal
masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri dan mampu menarik

minat wisatawan untuk berkunjung yang pada akhirnya dapat


menambah PAD untuk Kota Batu sendiri.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan
diketengahkan penulis adalah: bagaimanakah pengaruh pameran
wisata yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Kota Batu terhadap tingkat
hunian (okupansi) hotel-hotel di Kota Batu?
C. Tujuan Penelitian
Diharapkan penelitian ini memberikan gambaran mengenai
sejauh mana manfaat pameran wisata dalam meningkatkan tingkat
hunian (okupansi) hotel.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini mampu memberikan jawaban mengenai sejauh
mana pameran yang selama ini dilakukan oleh pihak Dinas
Pariwisata Kota Batu dalam upaya menarik minat wisatawan untuk
berkunjung ke Kota Batu sehingga berpengaruh terhadap tingkat
hunian (okupansi) hotel-hotel yang ada di Kota Batu.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Dapat

menjadi

selanjutnya.

dasar

pengembangan

terhadap

penelitian

10

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian


Pelaksanaan penelitian yaitu di Dinas Pariwisata Kota Batu
sehubungan

dengan

pameran

yang

dilaksanakan

oleh

Dinas

Pariwisata Kota Batu yang akan dilaksanakan pada periode tahun


2007, selama tenggang waktu Bulan Juni sampai dengan Agustus.

Anda mungkin juga menyukai

  • Formulir Bimbingan Magang
    Formulir Bimbingan Magang
    Dokumen2 halaman
    Formulir Bimbingan Magang
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Dokumen17 halaman
    Lamp Iran
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen45 halaman
    Bab Ii
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • 3
    3
    Dokumen6 halaman
    3
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-R
    Bab Ii-R
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii-R
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka-R
    Daftar Pustaka-R
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka-R
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Cad
    Cad
    Dokumen43 halaman
    Cad
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-R
    Bab Ii-R
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii-R
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Pengajuan Judul Skripsi
    Pengajuan Judul Skripsi
    Dokumen9 halaman
    Pengajuan Judul Skripsi
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka-R
    Daftar Pustaka-R
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka-R
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii-R
    Bab Iii-R
    Dokumen14 halaman
    Bab Iii-R
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Kami Adalah Sama
    Kami Adalah Sama
    Dokumen1 halaman
    Kami Adalah Sama
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Matriks Pengembangan Instrumen
    Matriks Pengembangan Instrumen
    Dokumen7 halaman
    Matriks Pengembangan Instrumen
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Pra Proposal
    Pra Proposal
    Dokumen11 halaman
    Pra Proposal
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Peranan Besaran Dan Pengukuran Di Bidang Pariwisata
    Peranan Besaran Dan Pengukuran Di Bidang Pariwisata
    Dokumen2 halaman
    Peranan Besaran Dan Pengukuran Di Bidang Pariwisata
    IwanHariyanto
    0% (1)
  • Jurnal Hasil Penelitian-Revisi
    Jurnal Hasil Penelitian-Revisi
    Dokumen15 halaman
    Jurnal Hasil Penelitian-Revisi
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen11 halaman
    Bab I Pendahuluan
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Pasar Modal
    Pasar Modal
    Dokumen1 halaman
    Pasar Modal
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Proposal Pengajuan Magang Kerja Di Bank
    Proposal Pengajuan Magang Kerja Di Bank
    Dokumen7 halaman
    Proposal Pengajuan Magang Kerja Di Bank
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Pasar Modal
    Pasar Modal
    Dokumen1 halaman
    Pasar Modal
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen51 halaman
    Bab Ii
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat