Indikator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Target
%
96
95
Capaian
%
Masalah
%
96
98
96
95
95
80
80
70
Variabel Pemantauan Gizi Kurang dan Gizi Buruk dengan Faktor Terkait dengan
Berat Badan
No
.
Variabel
1.
2.
25
26
3.
Importance
Daftar Masalah
T R
JumlahP=
IxTxR
P S
RI
DU
SB
PB
PC
5 5
5 5
800
3 3
5 5
625
5 4
5 5
775
Cakupan Balita
yang Dipantau
pertumbuhan D/S
2.
3.
Cakupan ASI
Eksklusif
27
80%, hal ini dikarenakan kurangnya capaian D/S. Rendahnya angka cakupan
balita yang ditimbang di Puskesmas Saigon merupakan masalah yang menjadi
prioritas, dikarena rendahnya angka cakupan tersebut menggambarkan banyaknya
bayi yang tidak ditimbang. Indikator ini berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi
pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta
pelayanan prevalensi gizi kurang pada balita. Dengan cakupan D/S yang rendah
cakupan N/D, cakupan vitamin A, cakupan imunisasi, cakupan Bawah Garis
Merah (BGM), dan cakupan gizi buruk tidak akan mencapai nilai yang baik pula
Karena itulah masalah ini diberikan nilai P dan S paling maksimal 5.
Kenaikan besarnya masalah (rate of increase) = RI, hal ini didasarkan pada
cakupan D/S selama 3 tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan
dari 83,84% pada tahun 2012, turun menjadi 76,68% pada tahun 2013, dan
53,88% pada tahun 2014, maka nilai 5 terkait dengan rendahnya capaian ini akan
mengakibatkan besarnya masalah perbaikan gizi.
Derajat keinginan masyarakat tidak terpenuhi (degree of unmeet needs) = DU,
pendasaran ini terkait dengan keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (DU)
karena secara umum sebagian besar ibu/keluarga ingin balitanya ditimbang,
namun beberapa ibu/keluarga tidak menganggap D/S merupakan hal yang
penting, maka dari itu nilai 3 kami berikan terkait dengan dasar diatas.
Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit) = SB, hal ini
didasarkan pada permasalahan penimbangan, jika masalah D/S ini dapat teratasi
maka masalah-masalah lain seperti BGM, gizi buruk dapat segera teratasi atau
minimal terskrining sejak awal.
Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern) = PB, dilihat
dari data diatas dan beberapa aspek diskusi melalui pembuat program dan
lokakarya mini dapat dilihat dimana masih banyak ibu/keluarga yang tidak mau
melakukan penimbangn balita secara rutin setiap bulan.
Suasana politik (political climate) = PC, Suasana politik diberi nilai 5 karena
dukungan dari pemerintah berupa optimalisasi posyandu, program Kesehatan Ibu
dan Anak(KIA), dan pembiayaan agar cakupan D/S dapat mencapai target setinggi
mungkin.
28
29
Koordinasi
Dana
Promkes
sweeping
Sarana
Alat medis
Proses
Waktu
Kualitas
Perekrutan
Tempat
Koordinasi pembagian tugas
Kuantitas
Pelatihan
Penyuluhan
penghargaan
perencanaan
Struktur organisasi
pengorganisasian
Metode
Input
30
dibahas
sesuai
dengan
pendekatan
sistem
yang
31
No
Daftar Masalah
1
2
3
4
5
Total
2
5
3
5
1
5
1
4
7
19
17
11
No
1
Importance
Daftar Masalah
Motivasi kader
T R
Jumlah
P=
IxTxR
P S
RI
DU
SB
PB
PC
5 5
3 5
910
5 5
3 4
348
4 4
3 5
405
Kurangnya kesadaran
orang tua balita tentang
2
pentingnya pemantauan
pertumbuhan
32
posyandu
Hal ini
33
secara umum
34
5.4.2
terhambat.
Penyuluhan mengenai
pentingnya
partisipasi
kader, pembaharuan
c. Bentuk Kegiatan:
1)Penyuluhan mengenai tata cara pencatatan yang baik dan benar
2)Penyuluhan pentingnya rasa sosial untuk meningkatkan kesehatan
di wilayah dan mencegah angka kesakitan dan kematian balita
akibat gizi buru, melalui penyuluhan dan leaflet.
35
internet
dalam
menjaring
kader
setempat
dan
untuk
mempererat
hubungan
silaturahmi
dan
36
5.5.1
dengan
masalah/V (vulnerability)
Efisiensi penyelesaian masalah
Nilai efisiensi dikaitkan dengan biaya/C (cost) yang diperlukan untuk
melaksanakan penyelesaian masalah. Semakin besar biaya dianggap
semakin tidak efisien (dinilai sampai dengan 5), sedangkan makin kecil
biaya dianggap semakin efisien (diberi nilai 1). Prioritas didapatkan
dengan membai hasil perkalian nilai MxIxV dengan nilai C. Penyelesaian
masalah dengan nilai P tertinggi adalah prioritas penyelesaian masalah
yang dipilih.
Setelah dijelaskan mengenai alternatif penyelesaian masalah yang
dapat dilaksanakan maka langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas
alternatif penyelesaian masalah dengan menggunaan tabel matriks berikut:
Lokakarya mini
Penyuluhan mengenai pentingnya
partisipasi
teknologi
3.
kader,
dalam
pembaharuan
kegiatan
dan
Efektivitas
M I
V
2 3
4
Jumlah
(MxIxV/C)
8
18,5
16
Efisiensi (C)
37
Dari tabel diatas bahwa yang mendapat nilai terbesar adalah alternatif
jalan keluar pertama, yaitu mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya
partisipasi kader, pembaharuan teknologi dalam kegiatan dan silaturahmi
antar kader di wilayah kerja Puskesmas Saigon.
Pemilihan/penentuan prioritas cara pemecahan masalah ini dilakukan
dengan memakai teknik kriteria matriks. Dari berbagai alternatif cara
pemecahan masalah yang telah dibuat maka akan dipilih satu cara
pemecahan masalah yang dianggap paling baik dan memungkinkan.
Untuk nilai efektivitas (M), angka 5 diberikan pada alternatif kedua
dan ketiga. Angka ini diberikan atas penimbangan bahwa alternatif kedua
dan ketiga dapat menyelesaikan masalah lebih baik daripada alternatif
petama. Dengan pengadaan penyuluhan mengenai pentingnya partisipasi
kader, pembaharuan teknologi dalam kegiatan dan silaturahmi antar kader
dapat memberikan wawasan dan perbandingan dengan kader-kader yang
kerjanya lebih baik, di harapkan memberikan nilai postif bagi kader-kader
yang lain. Selain itu perlu adanya penghargaan terhadap kerja keras kader.
Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan motivasi kader untuk bekerja
lebih baik akan meningkat.
Untuk nilai efektivitas (I), angka 5 adalah diberikan pada alternatif
kedua. Alternatif kedua mendapat angka 5 karena dengan penyuluhan
mengenai pentingnya partisipasi kader, pembaharuan teknologi dalam
kegiatan dan silaturahmi antar kaderdapat meningkatkan motivasi kader
secara lama dibandingkan alternatif ketiga. Kader yang termotivasi hanya
mengejar penghargaan akan bertahan sebentar dikarenakan motivasi kader
yang datang dari diri sendiri.
Untuk nilai efektivitas (V), angka 4 diberikan pada alternatif ke-1 dan
ke-3. Hal ini dikarenakan alternatif ke-1 dan ke-3 dirasa akan lebih mudah
dan cepat untuk dilaksanakan, disbanding alternatif kedua yang perlu
persiapan yang lebih lama. Angka 3 diberikan pada alternatif ke-2, karena
untuk menagadakan penyuluhan memerlukan banyak tenaga, waktu dan
38
mengenai
pentingnya
partisipasi
kader,
pembaharuan
Tujuan :
a. Menarik motivasi kader untuk lebih giat
b. Menarik minat kader lain untuk ikut berpartisipasi
c. Ikut serta dalam kebersihan lingkungan
d. Memperoleh dana tambahan untuk kader
Sasaran : Kader dan warga
Bentuk kegiatan :
a. Puskesmas memfasilitasi penggunaan posyandu dalam
kaitannya dengan penggunaan fasilitas untuk pihak ketiga
b. Posyandu menjadi bank sampah di wilayah kerja posyandu
tersebut
c. Pihak ke 3 akan membeli sampah plastik dengan harga
kesepakatan, yang dikumpulkan kader dan warga
d. Kader dapat mengumpulkan setiap sampah plastic jika
berkunjung ke rumah warga
e. Warga yang membawa sampah akan mendapatkan kupon
yang nantinya akan ditukarkan dengan sejumlah uang
f. Kader mendapatkan uang dari hasil bank sampah
Tujuan :
a. Menarik motivasi kader untuk lebih giat
39
terkait
penggunaan