Anda di halaman 1dari 2

Pencegahan Fraud (Kecurangan)

Menurut Amrizal, pada buku Pencegahan dan Pendekteksian kecurangan oleh Auditor
(2004). Kecurangan yang mungkin terjadi harus dicegah antara lain dengan cara-cara berikut:
1. Membangun struktur pengendalian intern yang baik
Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka tugas manajemen untuk
mengendalikan jalannya perusahaan menjadi semakin berat. Agar tujuan yang telah
ditetapkan top manajemen dapat dicapai, keamanan harta perusahaan terjamin dan
kegiatan operasional bisa dijalankan efektif dan efesien, maka manajemen perlu
mengadakan struktur pengendalian intern yang baik dan efektif mencegah kecurangan.

2. Mengefektifkan aktivitas pengendalian


Review Kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran, prakiraan, atau kinerja periode sebelumnya.
Pengolahan Informasi
Pengendalian ini dilakukan untuk membantu menetapkan bahwa transaksi
adalah sah, diotorisasi semestinya, dan diolah secara lengkap dan akurat.
Pengendalian Fisik
Aktivitas pengendalian fisik mencakup keamanan fisik aktiva.
Pemisahan tugas
Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan
otoritas, pencatatan transaksi, dan lainnya guna untuk mencegah terjadi nya fraud.

3. Meningkatkan Kultur Organisasi


Dapat dilakukan dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) yang saling terkait 1 sama lain.

4. Mengefektifkan fungsi internal audit


internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan tidak akan terjadi,
namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan seksama sehingga
diharapkan mampu mendekteksi terjadinya kecurangan dan dapat memberikan saransaran yang bermanfaat kepada manajemen untuk mencegah terjadinya fraud.
Deteksi Kecurangan (Fraud Detection)

Mendekteksi kecurangan adalah upaya untuk mendapatkan indikasi awal yang cukup
mengenai tindak kecurangan, sekaligus mempersempit ruang gerak para pelaku kecurangan
(yaitu ketika pelaku menyadari prakteknya telah diketahui, maka sudah terlambat untuk
berkelit). Pendekteksian kecurangan yang bisa dilakukan sebagai berikut:
1. Audit Berbasis Risiko (Risk-based Audit) untuk Deteksi Kecurangan
Merupakan rangkaian aktivitas pengawasan yang terencana, terpadu, dan
berkesinambungan dalam rangka memetakan, mengamati, memverifikasi, dan menganalisis
semua titik-titik kritis risiko (critical risk point) yang berpotensi menimbulkan tindak
kecurangan.
Audit berbasis risiko dalam konteks mendekteksi tindak kecurangan adalah sebagai berikut:

Pemetaan (Mapping)
Bertujuan untuk mengidentifikasi titik-titik kritis risiko terjadinya tindak
kecurangan. Peta risiko dapat dibuat langsung melalui masukan (khususnya
keluhan) dari berbagai pihak, hingga riwayat kasus yang pernah terjadi.
Pengamatan (Observing)
Bertujuan untuk memperdalam semua titik risiko berdasarkan situasi aktual
dilapangan. Hal itu termasuk mewawancarai pihak-pihak terkait guna mengetahui
berbagai kendala/masalah aktual dilapangan.
Verifikasi Transaksi dan Analisis Data (Verifying & Analyzing)
Bertujuan untuk mempertegas kesimpulan bahwa tindak kecurangan mungkin ada
atau rawan terjadi. Hasil verifikasi dan analisis ini akan menyempurnakan hasil
pemetaan + pengamatan untuk menyimpulkan adanya bahaya terkait ada
tidaknya tindak kecurangan.

2. Pengembangan Jaringan Informan (Audit Intelligence) untuk Deteksi Kecurangan.


Audit Intelligence adalah strategi atau upaya berkesinambungan membangun sebuah
jaringan informasi aktual bagi tim audit dalam rangka menunjang aktivitas Audit berbasis
Risiko (Risk-based Audit), khususnya untuk mengantisipasi risiko yang berdampak negatif
terhadap organisasi serta untuk melakukan cegah-tangkal atas praktek tindak kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai