Jbptunpaspp GDL Padlygunaw 518 2 4.babi A
Jbptunpaspp GDL Padlygunaw 518 2 4.babi A
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Pisang, (2) Jenis-jenis Pisang (3)
Tepung Pisang, (4) Tapioka, (5) Kerupuk, (6) Bahan Penunjang, dan
(7)
Penggorengan.
2.1. Pisang (Musa Paradisiacal L.)
Pisang (Musa Paradisiacal L.) merupakan tanaman buah tropis beriklim
basah dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Tanaman ini cukup
populer dikalangan masyarakat kita dan hampir setiap orang memakannya.
Tanaman pisang dapat tumbuh dengan baik didataran rendah maupun dataran
tinggi sampai 1300 m dari permukaan laut. Oleh karena itu , produksi pisang
menduduki peringkat pertama di Indonesia dibandingkan dengan buah-buahan
lainnya. Mengingat kandungan karbohidratnya yang tinggi, maka buah pisang
diharapkan dapat dipergunakan sebagai subsitusi beras atau penganekaragaman
makanan berkarbohidrat (BPTP, 2007).
Pisang (Musa Paradisiacal L.) tergolong famili Musaseae. Famili
Musaseae terdiri beberapa marga, meliputi sekitar 60 spesies. Marga Musa
merupakan marga terpenting, karena di antaranya terdapat spesies penghasil
buah. Sedangkan marga lain, kebanyakan dimanfaatkan sebagai tanaman hias
(Sri Nuryani dan Soejono, 2001).
Pisang berasal dari Asia Tenggara, Brasil, dan India. Di Asia Tenggara,
pisang diyakini berasal dari Semenanjung Malaysia dan Filipina. Pisang telah
lama berkembang di India, yaitu sejak 500 tahun sebelum Masehi dan menyebar
sampai ke daerah Pasifik. Pisang berkembang subur pada daerah tropis yang
lembab, terutama di dataran rendah. Karena itu, di daerah hujan turun merata
12
pisang
yang
belum
matang
mempunyai
kandungan
serat
1.
Pisang serat adalah tanaman pisang yang tidak diambil buahnya, tetapi
seratnya. Pada awal abad ke 16, pigattota menerangkan penduduk asli
daerah cebu, Filipina, memanfaatkan serat pisang manila ini untuk bahan
pakaian. Karenanya pisang ini dinamakan Musa textiles.
Batangnya merupakan batang semu yang terbentuk dari upih-upih
daun yang saling menutupi. Tingginya mencapai 7 meter dengan daun
berbentuk lanset warna hijau. Bunganya seperti pisang berbentuk buah
jorong yang berkulit tebal, tetapi tidak dapat dimakan. Biji buah hitam bulat
kecil keras seperti biji randu.
Tanaman ini siap dipanen bila kuncup bunga telah keluar. Artinya siap
dipotong untuk diambil seratnya. Serat yang diperoleh adalah serat yang
kuat , tahan terhadap air (air tawar maupun air laut). Serat ini cocok
dipakai sebagai tali di kapal laut, tali tambang, dan tali untuk kail. Juga bisa
dipintal atau dibuat anyaman untuk ayunan, sandal, dll.
2.
Pisang jenis ini sudah tidak asing lagi , karena banyak ditemui, dan
dapat dibedakan menjadi 4 golongan. Golongan pertama adalah yang dapat
dimakan langsung setelah masak (pisang kepok, pisang susu, pisang hijau,
pisang mas, pisang raja, dll). Golongan kedua dapat dimakan setelah diolah
terlebih dahulu (pisang tanduk, pisang muli, pisang kapas, pisang
bangkahulu, dll). Golongan ketiga adalah pisang yang dapat dimakan
langsung setelah masak maupun diolah lebih dahulu (pisang kepok dan
pisang raja). Sedangkan golongan ke empat adalah pisang yang dapat
dimakan sewaktu masih mentah (pisang klutuk/batu) (Satuhu, 2003).
2.2.2 Jenis Pisang Komersil
Pengertian komersial disini adalah banyak terdapat di pasaran, baik di
pasar umum maupun di supermarket. Jenis-jenis pisang ini banyak digemari
masyarakat karena keistimewaannya.
1. Pisang Raja
Pisang jenis ini tangkai buahnya terdiri atas 6 sisir yang masing-masing
terdiri dari 15 buah. Berat satu buah pisang sekitar 92 gramdengan panjang
12 sampai 18 cm, dan diameter 3,2 cm. Bentuk buahnya melengkung dengan
bagian pangkalnya bulat. Warna daging buahnnya kuning kemerahan tanpa
biji. Empelur buahnya nyata dengan tekstur kasar. Rasanya manis, lamanya
berbunga sejak anakan adalah 14 bulan. Sedangkan buah masak setelah 164
hari sesudah muncul bunga.
2. Pisang Raja sere
Pisang raja sere dikenal sebagai pisang meja. Ukurannya kecil dengan
panjang buah 10 sampai 15 cm dan diameter 3 sampai 4 cm. Berat per
tandan 10 sampai 14 kg. Jumlah sisir 5 sampai 9, dan tiap sisir terdiri dari 12
sampai 16 buah. Pada waktu matang warna kulitnya kuning kecoklatan
dengan bintik-bintiknya coklat kehitaman. Kulit buahnya tipis, dan warna
daging buahnya putih, rasanya manis, dan aromanya harum.
3. Pisang Raja Bulu
Pisang raja bulu termasuk buah yang dapat digunakan sebagai buah
meja dan buah olahan. Daging buahnya agak tebal, rasanya manis dan
aromanya kuat. Pada waktu matang, warna kulitnya kuning berbintik-bintik
coklat. Warna daging buahnya kuning kemerahan. Berat setiap tandannya 7
sampai 10 kg terdiri dari 6 sampai 7 sisir dan tiap sisirnya 10 sampai 15
buah. Panjang buahnya 23 sampai 35 cm dan diameternya 6 sampai 6,5 cm.
4. Pisang Kepok
Pisang kepok di Filipina dikenal dengan nama pisang saba, sedang di
Malaysia dikenal dengan nama pisang nipah. Buahnya enak dimakan setelah
diolah terlebih dahulu. Bentuk buahnya agak pipih, sehingga kadang disebut
pisang gepeng. Beratnya pertandan dapat mencapai 14 sampai 22 kg dengan
jumlah sisir 10 sampai 16. Setiap sisir terdiri dari 12 sampai 20 buah. Bila
matang warna kulit buahnya kuning penuh.
Tepung Pisang
5,0-11,6
64,69-67,31
18,24-21,04
1,96-2,51
3,36-4,12
0,0325-0,0326
0,36-0,71
10
2.4. Tapioka
Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah diantaranya adalah ketela pohon,
singkong, ubi jenderal, ubi inggris, telo puhung, kasape, bodin, telo jenderal
(Jawa), sampeu, huwi dangdeur, huwi jenderal (Sunda), kasbek (ambon), dan ubi
prancis (Padang).
Tanaman ubi kayu dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dilkasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Manihot
Spesies
berurutan menjari dengan canggap 5 sampai 6 helai, daun ubi kayu bias
mengandung racun asam sianida atau asam biru, terutama daun yang masih muda
(pucuk) (Rukmana, 1997).
Kadar pati tertinggi dihasilkan setelah umur 12 bulan. Pati terdapat dalam
jumlah 64 sampai 72% dari total karbohidrat, sedangkan amilosa sejumlah 17
sampai 20% dari pati. Pati merupakan karbohidrat yang tersedia dalam jumlah
11
besar sebagai makanan cadangan dalam tanaman, terdapat sebagai granula dalam
plastisida sel dan terpisah dari sitoplasma (Wijandi, 1976) .
Tapioka merupakan hasil ekstraksi pati ubi kayu (Manihot utilissima
POHL.) yang mengalami pencucian sempurna dan dilanjutkan dengan
pengeringan. Di Indonesia ubi kayu merupakan hasil pertanian pangan kedua
terbesar setelah padi. Ubi kayu merupakan hasil produk pertanian yang potensinya
tinggi
sebagai
sumber
karbohidrat
untuk
bahan
pangan
dan
industri
(Rukmana, 1997).
Pati merupakan komponen tapioka dan merupakan senyawa yang tidak
mempunyai rasa atau bau sehingga modifikasi rasa tepung mudah dilakukan. Pati
merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan -(1,4)-D glukosa sedangkan
amilopektin mempunyai cabang dengan ikatan -(1,6)-D glukosa sebanyak 4 %
sampai 5 % dari berat total (Winarno, 1997).
Menurut Gaman dan Sherington (1992), gelatinisasi terjadi jika suspensi
pati dalam air dipanaskan, air akan menembus lapisan luar granula dan granula ini
mulai menggelembung. Keadaan ini terjadi saat temperatur meningkat dari
60 oC sampai 85oC. Granula-granula dapat menggelembung hingga volumenya
lima kali lipat volume semula. Ketika ukuran granula pati membesar,
campurannya menjadi kental. Pada suhu kira-kira 85 oC granula pati pecah dan
isinya terdispersi merata ke seluruh air di sekelilingnya. Molekul berantai panjang
mulai membuka atau terurai dan campuran pati atau air menjadi makin kental,
membentuk sol. Pada pendinginan jika perbandingan pati dan air cukup besar,
12
13
I
Kadar air, (% b/b), maks
17
Kadar abu, (% b/b), maks
0,6
Serat kotor dan kotoran (% b/b), maks
0,6
Derajat putih (BaSO4), min
94,5
Kekentalan (oEngler)
3-4
Kadar HCN (% b/b)
Negatif
Derajat asam (ml 1 N NaOH/100 g)
< 4 ml
Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia, 2004
Syarat
II
17
0,6
0,6
92,0
2,5 - 3
Negatif
< 4 ml
III
17
0,6
0,6
< 92,0
< 25
Negatif
< 4 ml
atau tanpa
penambahan
bahan
makanan
lain
yang
14
karena
jumlah
yang
dipakai
dalam
adonan
cukup
banyak
(Novriyanti, 2003). Selain itu kerupuk dapat ditambahkan gula dengan tujuan
untuk memberi rasa manis dan warna pada produk akhir (Wiriano, 1984).
Formulasi adonan kerupuk tergantung pada jenis kerupuk yang akan dibuat.
Menurut Wiriano (1984), untuk kerupuk nomor 1, perbandingan tapioka dan ikan
adalah 1 : 1 sedangkan untuk kerupuk nomor 2 dan nomor 3 masing masing
adalah 2 : 1 dan 3 : 1.
Formulasi kerupuk sangat bervariasi, tergantung jenis kerupuk yang akan
dibuat. Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan kerupuk terdiri dari bahan
15
baku, yaitu tapioka dan ditambah dengan bumbu-bumbu serta sumber protein
pada kerupuk halus.
Pengendalian mutu bahan baku, bahan tambahan, proses produksi,
peralatan dan pengemasan dilakukan agar dapat dihasilkan produk yang
memenuhi SII. Syarat mutu kerupuk mentah dapat dilihat pada Tabel 7.
16
Arsen (As)
Cemaran mikroba
- Angka lempeng
total
- E. Coli
- Kapang
Sumber : SII 1990.
Maks 0,5
Maks 0,5
koloni/g
Maks 1,0x106
Maks 1,0x106
APM/g
Koloni/g
<3
maks 1,0x104
<3
maks 1,0x104
17
2.6.2. Ketumbar
Ketumbar (Coriandrum sativum), konon berasal dari Eropa selatan. Bentuk
berupa biji-biji kecil sebesar 1 sampai 2 milimeter, mirip dengan biji lada tetapi
lebih kecil dan lebih gelap. Selain itu terasa tidak berisi dan lebih ringan dari lada.
Berbagai jenis masakan tradisional Indonesia kerap menggunakan bumbu
berupa biji berbentuk butiran beraroma keras yang dinamakan ketumbar. Dengan
tambahan bumbu tersebut, aroma masakan akan lebih nyata.
Ketumbar tidak hanya bijinya saja yang sering digunakan dalam masakan
tetapi daunnya juga yang seperti daun seledri itu sering diiris tipis dan dijadikan
taburan dalam masakan seperti sup dan salad khas Thailand. Di negara itu,
ketumbar di beri nama phak chee. Sama dengan bijinya daun ketumbar beraroma
tajam. Daunnya hijau dengan tepian bergerigi. Sedangkan, untuk bunga
majemuknya berbentuk payung bersusun berwarna putih dan merah muda. Untuk
buah, bentuknya bulat berwarna kuning bersusun, kalau matang buahnya mudah
di rontokan, setelah itu buahnya dikeringkan.
Biasanya, tumbuhan ini di tanam di kebun-kebun daerah dataran rendah dan
pegunungan. Seperti halnya seledri, tumbuhan ini hanya mencapai ketinggian satu
meter dari tanah (wikipedia, 2007).
2.6.3. Garam (NaCl)
Garam biasanya digunakan untuk bumbu dengan nama kimia natrium
klorida (NaCl). Penambahan garam pada kerupuk pisang ini berfungsi sebagai
menambah cita rasa pada kerupuk pisang.
18
Natrium klorida adalah komponen bahan pangan yang tak dapat diabaikan.
Pada konsentrasi yang rendah, zat ini memberikan sumbangan besar pada cita
rasa. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, garam menunjukkan kerja bakteriostatik
yang penting. Garam terdapat dimana-mana dan harganya murah. Garam yang
digunakan lebih baik adalah garam konsumsi beryodium (Desroiser., 1997).
Garam biasanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit. Jumlah garam yang
digunakan tergantung pada berbagai faktor, tetapi tergantung pada jenis tepung
yang dipakai. Tepung yang berkadar protein rendah biasanya banyak
membutuhkan garam. Sebab garam berpengaruh untuk memperkuat protein.
Faktor lain yang menentukan jumlah garam adalah resep atau formula yang
dipakai.
Garam adalah komponen bahan pangan yang penting, pada konsentrasi yang
rendah, garam memberikan cita rasa. Garam juga mempengaruhi aktivitas air (A w)
dari bahan jadi mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme dengan satuan
metode yang bebas dari pengaruh racunnya.
Sifat garam adalah berbentuk kristal putih, stabil, mudah larut dalam air dan
terasa asin. Fungsi garam untuk menambah cita rasa, memperkuat aroma,
memperkuat adonan, dan memperlambat pertumbuhan jamur pada produk akhir
(Bukcle, 1987).
Pengolahan bahan makanan yang dilakukan dengan pemberian garam NaCl
pada konsentrasi tinggi, dapat mencegah kerusakan bahan. Pada konsentrasi NaCl
sebesar 2 sampai 5% yang dikombinasikan pada suhu rendah atau suhu tinggi,
cukup untuk mencegah pertumbuhan mikroba psikofilik.
Mekanisme pengawetan NaCl adalah dengan memecahkan (plasmolisis)
membran sel mikroba, karena NaCl mempunyai tekanan osmotik yang tinggi. Di
samping itu, NaCl bersifat higroskopis sehingga dapat menyerap air dari bahan
yang mengakibatkan aw dari bahan tersebut menjadi rendah. Selain itu NaCl dapat
19
Persyaratan Mutu
Maks. 7
% (b/b) adbk
Min. 94,7
mg/kg
Min. 30
mg/kg
Maks. 10
mg/kg
Maks. 10
mg/kg
Maks. 0,1
4.
Cemaran logam :
5 Arsen (As)
mg/kg
Maks. 0,1
Sumber: Departemen Perindustrian, (1984)
Keterangan : b/b
= bobot/bobot
adbk = atas dasar bahan kering
2.6.4. Air
Air merupakan bahan yang paling penting karena air mempunyai proporsi
yang paling besar dan berpengaruh dalam penilaian mutu suatu produk. Kualitas
air untuk berbagai keperluan ditentukan berdasarkan sifat fisik, sifat kimiawi dan
sifat mikrobiologi. Sifat fisik yaitu tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan
tidak keruh. Sifat kimiawi yaitu padatan dan gas yang terlarut, pH serta
20
21