Anda di halaman 1dari 27

SIFAT-SIFAT FISIS

MINYAK BUMI

Titik Didih Rerata Fraksi


Minyak Bumi
Banyak sifat- sifat fisis senyawa hidrokarbon
murni yang dapat di korelasikan dengan berat
jenis (specific grafity) dan titik didih normal.
Berat jenis fraksi minyak bumi dengan mudah
dapat di tentukan dalam laboratorium,
sedangkan titik didih rerata yang segera dapat di
peroleh dari data distilasi ASTM adalah titik didih
rerata volumetris, TDRV (volumetric average
boiling point, VABP) .
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

Watson dan Nelson menunjukan bahwa banyak sifatsifat fisis fraksi minyak bumi yang tidak dapat di
kolerasikan dengan titik didih rerata volumetris,
tetapi hanya dapat di kolerasikan dengan titik didih
rerata fraksi minyak bumi yang lain, seperti titik
didih rerata molal, TDRM (molal average boiling
point, MABP), titik didih rerata kubis, TDRK (cubic
average boiling point, CABP), titik didih rerata berat,
TDRB (weight average boiling point, WARP) dan titik
didih rerata tengahan, TDRT (mean average boiling
point, MeABP).
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

Karena titik didih rerata molal, rerata berat


dan rerata kubis sukar untuk ditentukan dalam
laboratorium, maka Watson dan Nelson
mencari cara untuk memperoleh hubungan
antara titik didihtitik didih rerata tersebut
dengan titik didih rerata volumetris.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

Korelasi antara berbagai titik didih rerata


Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

Faktor Karakterisasi
Berdasarkan pengamatan-pengamatan fraksionisasi minyak-minyak mentah,
Watson,
Nalson dan Murphy mendapatkan bahwa berat
jenis setiap fraksi kira-kira sebanding dengan akar
pangkat tiga titik didihnya dalam skala absolut
pada tekanan 1 atmosfir.
Faktor perbandingan tersebut yang merupkan
indeks tingkat keparafinan bahan minyak disebut
factor karakterisasi U.O.P. atau factor Watson
yang di beri simbol K. Sehingga dapat dituliskan
bahwa:

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

Dimana S adalah berat jenis pada 60/600 F dan


TB adalah titik didih rerata tengahan TDRT.
TB mula-mula oleh Watson didefinisikan
sebagai titik didih rerata molal TDRM, namun
dalam perkembangnya TB ini kemudian
berubah menjadi titik didih rerata kubis TDRK,
dan akhirnya menjadi titik didih rerata
tengahan TDRT.
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

Untuk senyawa hidrokarbon murni, terlihat adanya


perbedaan harga K yang menyolok antara senyawa
hidrokarbon paraffin, naften dan aromat.
Apabila K1,K2,K3 dan seterusnya adalah factor karakterisasi
senyawa hidrokarbon 1,2,3 dan seterusnya, maka factor
karakterisasi campuran senyawa hidrokarbon dapat di
hitung dengan persamaan berikut:
K= K1W1 + K2W2 + K3W3 +.
Dimana W1, W2, W3 dst adalah fraksi berat senyawa
hidrokarbon 1,2,3 dst, ternyata bahwa faktor karakterisasi
mempuyai peranan yang sangat penting untuk fraksi
minyak bumi langsung (straight run fractions) karena faktor
tersebut dapat di korelasikan dengan sifat fisis dan sifat
termal fraksi .
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

untuk fraksi minyak bumi yang mengandung


hidrokarbon olefin, diolefin dan aromat yaitu
yang berasal dari proses rengkahan ataupun
proses sintesis yang lain, faktor karakterisasi
Watson tidak dapat di korelasikan secara baik
dengan sifat-sifat fisis dan termal fraksi.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

Panas Jenis
Panas jenis adalah panas yang di perlukan untuk menaikan
suhu satu satuan berat bahan sebesar satu derajat. Satuan
panas jenis yang biasa di pergunakan adalah kalori/(gram)
(0C) dalam system cgs dan BTU/(Ib) (0 F) dalam system
inggris. Harga numerik panas jenis adalah dalam kedua
system satuan di atas untuk sesuatu bahan.
Panas jenis pada tekanan tetap harganya lebih tinggi dari
pada panas jenis pada volum tetap.
Panas jenis minyak bumi dan fraksi-fraksinya mempunyai
korelasi dengan suhu, grafitas API dan faktor karakterisasi
K menurut persamaan sebagai berikut:
Persamaan di atas menunjukan bahwa untuk fraksi minyak
bumi yang mempunyai harga K dan API gravity tertentu,
panas jenis merupakan
fungsi
Heri Rustamaji
Tekniklinier
Kimia Uniladari suhu.
10

Menurut Watson dan Fallon, panas jenis uap minyak bumi


mempunyai korelasi dngan suhu dan faktor karakterisasi K
menurut persamaan sebagai berikut:
Cp = (0,045K-0,233) + (0,44+ 0,017K) 10 -3 t (0, 153) 10 -6 t 2
Sehingga uap minyak bumi yang mempunyai faktor karakterisasi
tertentu , panas jenisnya merupakan fungsi kuadrat dari
suhunya
Panas jenis rerata uap minyak bumi dapat di tentukan dengan di
tentukan dengan rumus pendekatan sebagai berikut:
Cp rerata = 1/6 (cp1 + 4 cpt rerata +cp2 )
Dimana :
cp1 = panas jenis uap minyak pada t1
Cp2= panas jenis uap minyak pada t2
Cpt= panas jenis pada suhu rerata, yaitu pada ( t1 + t2)
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

11

Panas jenis fraksi minyak bumi (Nelson, 1958)


Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

12

Panas jenis uap fraksi minyak bumi (Nelson, 1958)


Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

13

Panas Laten Penguapan


Panas laten penguapan ialah panas yang diperluakan
untuk menguapkan satu satuan berat cairan pada titik
didih atmosferis.
Dalam satuan inggris satuan panas laten penguapan
adalah Btu/lb dan dalam sistem satuan cgs adalah
kalori/g.
Panas laten penguapan molar pada tekanan atmosferis
untuk cairan-cairan non-polar seperti cairan hidrokarbon
dapat dperkirangan dengan persamaan Kistiakowsky.
Mr = Tb [7,58 + 4,57 log Tb]
Mr = panas laten penguapan, Btu/lbmol
Tb = titik didih normal, R
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

14

Panas Laten Penguapan


Menurut Wason persamaan di atas memberikan
harga panas laten penguapan molar yang rendah
untuk fraksi minyak bumi berat. Untuk menentukan
panas laten penguapan fraksi minyak bumi pada
tekanan yang lain dari tekanan atmosferis, watson
mengajukan persamaan empiris :

L = panas laten penguapan absolut T


LB = Panas laten penguapan padatitik didih normal
=Faktor koreksi
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

15

Panas penguapan fraksi minyak bumi pada tekanan atmosferis (nelson, 1958)
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

16

Titik kritis
Suhu kritis adalah suhu tertinggi dimana gas
masih dapat dicairkan dengan menggunakan
tekanan.
Tekanan minimum yang diperlukan untuk
mencairkan gas pada suhu kritis disebut tekanan
kritis. Volum pada suhu kritis tersebut disebut
volum kritis.
Pada titik kritis, yaitu pada suhu dan tekanan
kritis tidak dapat dibedakan lagi antara fasa gas
dan fasa cair. Tidak terjadi perubahan volume
apabila cairan diuapkan pada titik kritis, dan tidak
diperlukan panas untuk penguapannya.
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

17

Titik kritis
Untuk fraksi minyak bumi yang merupakan
campuran dari banyak komponen, digunakan
konsep titik kritis semu (pseudo critical point)
Menurut H,B Kay titik kritis semu didefinisikan
sebagai suhu dan tekanan kritis rerata molar
komponen-komponen suatu campuran. Titik kritis
dapat digunakan untuk menentukan suhu dan
tekanan tereduksi suatu campuran yaitu
perbandingan suhu dan tekanan sebenarnya
terhadap suhu dan tekanan kritisnya.
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

18

Koefisien Ekspansi
Koefisien ekspansi adalah fraksi pertambahan
volume apabila satu satuan volume bahan
dipanaskan sebesar satu derajat.
Koefisien ekspansi :
Daerah grafitas API

Koefisien ekspansi

0 - 14,9
15 - 4,9
35 50,9
51 63,9
64 78,9
79 88,9
89 93,9
94 100

0,00035
0,00040
0,00050
0,00060
0,00070
0,00080
0.00085
0.00090
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

19

Vikositas
Uji ditilasi bukanlah merupakan uji rutin untuk fraksi
minyak berat di dalam laboratorium
Untuk fraksi minyak berat seperti minyak bakar, residu
dan minyak pelumas uji rutin dalam lab adalah
viskositas. Sehingga minyak untuk berat, harga faktor
karakterisasi seringkali diperoleh dari korelasi antara
faktor karakterisasi dengan viskositas
Viskositas kritis kritis uap minyak dapat ditentuan
dengan persamaan

c : viskositas kritis, M : berat molekul; Tc suhu kritis


dalam K, Pc tekanan kritis dalam atmosfer.
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

20

Panas pembakaran
Panas pembakaran bahan bakar minyak adalah panas
keseluruhan yang diperoleh dari pembakaran sejumlah
tertentu bahan bakar minyak yang mempunyai suhu
60oF pada waktu pembakaran mulai terjadi, dan hasil
pembakaran didinginkan ke suhu 60o F.
Apabila pada pemakaran hasil pembakaran
pembakaran uap air yang ada senuanya mengembun,
maka panas pembakaran disebut panas pembakaran
kotor (gross heating value) karena di dalamnya
termasuk juga panas yang timbul karena pengembunan
air.
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

21

Panas pembakaran
Apabila uap air tidak mengembun, maka panas
pembakarannya disebut panas pembakaran
bersih (net heating value)
Panas pembakaran akan naik dengan naiknya
gravitas API atau naiknya kandungan hidrogen
Hubungan panas pembakaran kotor dengan
gravitas spesisfiknya diperkirakan dengan dengan
persamaan:
Panas pembakaran kotor,Btu/lb = 22,320-3,78 x S2
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

22

Panas pembakaran
Untuk mendapatkan panas pembakaran bersih dari
panas pembakaran kotor, dapat digunakan hubungan
berikut:
Panas pembakaran bersih, Btu/lb = panas pembakaran
kotor (Btu/lb) 94% hidrogen
Penentuan kandungan hidrogen dalam fraksi minyak
bumi bukan merupakan pekerjaan rutin dalam lab.
Namun demikian korelasi empirik berikut ini dapat
digunakan untuk memperkirakan kandungan hidrogen
dalam fraksi minyak bumi,
Persen berat hidrogen = 14,2 +0,173 (API) -7250/Tb
Tb = titik didih rerata tengahan dalam dalam Renkin
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

23

DENSITAS
Densitas didefinisikan sebagai massa yang
terdapat dalam satu satuan volum
Densitas sring dinyatakan dengan gravitas API,
gravitas spesifik atau berat jenis
Densitas minyak adalah densitas minyak relatif
terhadap densitas air pada kondisi tertentu

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

24

Hubungan antara berat jenis pada 60oF/60oF


dengan gravitas API adalah

Hubungan antara densitas lb/gallon pada suhu


60oF dengan gravitas API

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

25

TEKANAN UAP
Tekanan uap adalah tekanan di mana fase uap zat
berada pada kesetimbangan dengan fasa cair zat
tersebut pada suhu tertentu
Istilah tekanan uap pada umumnya dikenakan kepada
zat murni, namun kadang-kadang digunakan untuk
cairan.
Tekanan uap Reid (Reid vapor Pressure) adalah tekanan
mutlak yang diberikan oleh suatu campuran dalam
lb/in2, ditentukan pada suhu 100oF dan pada rasio uap
terhadap cairan 4:1
Tekanan uap reid digunakan untuk menentukan
volatilitas bensin dan minyak mentah.
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

26

TEGANGAN MUKA
Tegangan muka berbagai produk minyak bumi
mempunyai daerah harga yang sempit, yaitu
sekitar 24 sampai 38 dyne/cm.
Tegangan muka produk minyak bumi akan
semakin naik dengan kenaikan berat molekul.
Kenaikan suhu menurunkan tegangan muka,
sehingga pada suhu kritis tegangan muka
sama dengan nol.
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila

27

Anda mungkin juga menyukai