Modul Sistem Kemudi1
Modul Sistem Kemudi1
Disusun Oleh :
Novriza, S.Pd
BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN
KODE MODUL
020 KK. 013
1|Page
Kata Pengantar
Atas berkat rahmat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya berupa iman dan ilmu. Sehingga menciptakan motivasi bagi penulis
untuk membuat dan mengembangkan modul pembelajaran ini.
Modul
Diharapkan
MEMPERBAIKI
SISTEM
KEMUDI
DAN
KOMPONEN
020.KK.013
2|Page
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. KONSTRUKSI DAN CARA KERJA SISTEM KEMUDI ............................................................. 1
A. Fungsi Sistem Kemudi ........................................................................................................ 1
B. Syarat Syarat Sistem Kemudi .......................................................................................... 1
C. Komponen Sistem Kemudi ................................................................................................. 2
1. Steering Column ......................................................................................................... 2
2. Steering Gear .............................................................................................................. 4
3. Steering Lingkage ........................................................................................................ 6
D. Bentuk- Bentuk Sistem Kemudi ......................................................................................... 9
1. Sistem Kemudi Manual ............................................................................................... 9
2. Sistem Kemudi Daya (Powersteering) ........................................................................ 11
1). Hydraulic Powersteering (HPS) ......................................................................... 11
2). Electric Powersteering (EPS) ............................................................................. 15
BAB 2 WHEEL ALIGNMENT (GEOMETRI RODA) ............................................................................ 18
A. Pengertian Geometri Roda ................................................................................................ 18
1. Camber ...................................................................................................................... 18
2. Caster ......................................................................................................................... 19
3. Steering Axis Inclination ............................................................................................ 20
4. Wheel Angle .............................................................................................................. 20
5. Toe Angle ................................................................................................................... 21
BAB 3. DIAGNOSA GANGGUAN PADA SISTEM KEMUDI .............................................................. 23
A. Melakukan Pemeriksaan Pada Sistem Kemudi .................................................................. 23
B. Troubleshooting Pada Sistem Kemudi ............................................................................... 25
BAB 4. PERBAIKAN DAN PENYETELAN SISTEM KEMUDI .............................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 59
020.KK.013
3|Page
Kegiatan Belajar 1
BAB
URAIAN MATERI
A.
B.
Kelincahannya baik.
Usaha pengemudian yang baik.
Recovery ( pengembalian ) yang halus.
Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin.
020.KK.013
4|Page
020.KK.013
5|Page
Model Collapsible
Model ini mempunyai keuntungan : Apabila kendaraan berbenturan / bertabrakan dan
steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka main shaft column atau bracket akan
runtuh sehingga pengemudi terhindar dari bahaya. Kerugiannya adalah : Main shaft nya kurang
kuat, sehingga hanya digunakan pada mobil penumpang atau mobil ukuran kecil. Konstruksinya
lebih rumit
020.KK.013
6|Page
Apabila berbenturan dengan keras, kemudinya tidak dapat menyerap goncangan sehingga
keselamatan pengemudi relatif kecil
2.
STEERING GEAR
Steering Gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan dalam waktu yang bersamaan
juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan.
Steering gear ada beberapa type dan yang banyak di gunakan adalah type recirculating ball
dan rack and pinion.
Berat ringannya kemudi ditentukan oleh besar kecilnya perbandingan steering gear dan
umumnya berkisar antara 18 sampai 20:1. Perbandingan steering gear yang semakin besar akan
menyebabkan kemudi semakin ringan akan tetapi jumlah putarannya semakin banyak, untuk sudut
belok yang sama.
Selain untuk mengarahkan roda depan, steering Gear juga berfungsi sebagai gigi reduksi
untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi
yang disebut perbandingan Steering Gear, Perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan
kemudi menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putarannya akan bertambah banyak, untuk sudut belok
yang sama. Ada beberapa tipe steering gear, tetapi yang banyak digunakan dewasa ini adalah
020.KK.013
7|Page
Tipe yang pertama, digunakan pada mobil penumpang ukuran sedang sampai besar dan mobil
komersial. Sedangkan tipe kedua, digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil sampai sedang.
Ada beberapa bentuk steering gear box, diantaranya :
020.KK.013
8|Page
5. Model Recirculating Ball
Pada model ini, peluru-peluru terdapat dalam lubanglubang nut untuk membentuk hubungan yang
menggelinding antara nut dan worm gear.Mempunyai
sifat tahan aus dan tahan goncangan yang baik
3.
STEERING LINKAGE
Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering gear ke
roda depan. Walaupun mobil bergerak naik dan turun, gerakan roda kemudi harus diteruskan ke rodaroda depan dengan sangat tepat setiap saat. Ada beberapa tipe steering linkage dan konstruksi joint
yang dirancang untuk tujuan tersebut. Bentuk yang tepat sangat mempengaruhi kestabilan
pengendaraan.
1.
020.KK.013
9|Page
Steering wheel.
Ada beberapa macam roda kemudi ditinjau dari
konstruksinya yaitu :
a. Roda kemudi besar
bentuk ini mempunyai keuntungan, yaitu
mendapatkan momen yang besar sehingga pada
waktu membelokkan kendaraan , akan terasa
ringan dan lebih stabil
b. Roda kemudi kecil
Mempunyai keuntungan tidak memakan tempat
dan peka terhadap setiap gerakan yang
diberikan pada saat jalan lurus, akan tetapi
dibutuhkan tenaga besar untuk membelokkan
kendaraan karena mempunyai momen kecil
c. Roda kemudi ellips
model ini dapat mengatasi kedua-duanya karena
merupakan gabungan roda kemudi besar dan
kecil.
2.
020.KK.013
10 | P a g e
020.KK.013
a.
Pitman Arm
Pitman arm meneruskan gerakan gigi kemudi
ke relay rod atau drag link. Berfungsi untuk
merubah gerakan putar steering column
menjadi gerakan maju mundur.
b.
Relay Rod
Relay rod dihubungkan dengan pitman arm
dan tie rod end kiri serta kanan. Relay rod ini
meneruskan gerakan pitman arm ke tie rod
c.
Tie Rod
Ujung tie rod yang berulir dipasang pada
ujung rack pada kemudi rack end pinion, atau
ke dalam pipa penyetelan pada recirculating
ball, dengan demikian jarak antara joint- joint
dapat disetel.
d.
e.
Knuckle arm
Knuckle arm meneruskan gerakan tie rod
atau drag link ke roda depan melalui steering
knuckle.
11 | P a g e
f.
Steering knuckle
Steering knuckle untuk menahan beban yang
diberikan pada roda-roda depan dan
berfungsi sebagai poros putaran roda.
Berputar dengan tumpuan ball joint atau king
pin dari suspension arm
g.
Idler arm
Pivot dari idler arm dipasang pada body dan
ujung lainnya dihubungkan dengan relay rod
dengan swivel joint. Arm ini memegang salah
satu ujung relay rod dan membatasi gerakan
relay rod pada tingkat tertentu.
020.KK.013
Recirculating Ball
Cara kerjanya : Pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang dihubungkan
dengan roda kemudi langsung membelok. Di ujung poros utama kerja dari gigi cacing dam mur
pada bak roda gigi kemudi menambah tenaga dan memindahkan gerak putar dari roda kemudi
ke gerakan mundur maju lengan pitman ( pitman arm ).
12 | P a g e
Komponen gigi kemudi relative besar, bisa digunakan untuk mobil ukuran sedang, mobil
besar dan kendaraan komersial
2)
020.KK.013
13 | P a g e
2.
020.KK.013
14 | P a g e
A.
020.KK.013
15 | P a g e
Flow Control Valve, mengatur volume aliran minyak dari pompa ke gear
housing dan menjaga agar volumenya tetap pada rpm pompa yang berubahubah.
c.
.
Flow Control Valve,
Vane Pump
020.KK.013
16 | P a g e
3)
Power Silinder. Power silinder adalah tempat piston bekerja menggerakkan roda
gigi kemudi (steering Gear)
4)
Tipe Integral
Sesuai dengan namanya, control valve dan power piston terletak di dalam gear
box. Tipe gear yang dipakai ialah recirculating ball.Diperlihatkan di sini mekanisme
sistem power steering tipe integral. Bagian yang utama terdiri dari :
020.KK.013
17 | P a g e
020.KK.013
18 | P a g e
5.
6.
7.
Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk
menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.
Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja
atau tidak.
On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan
menyala jika ada masalah sengan sistem EPS.
020.KK.013
19 | P a g e
020.KK.013
20 | P a g e
Kegiatan Belajar 6
BAB
GEOMETRI RODA
(WHEEL ALIGHMENT)
1.
2.
Uraian Materi
A.
Camber
Camber adalah kemiringan roda bagian atas kearah
dalam/luar terhadap garis sumbu vertikal jika kendaraan dilihat dari
depan.
Besar sudut kemiringannya diukur dalam derajat. Bila
kemiringan roda bagian atas ke arah luar disebut Camber Positif.
Pada Camber positif roda-roda terdorong ke dalam sehingga
mencegah roda agar tidak lepas. Bila sudut camber positif terlalu
besar mengakibatkan keausan roda terjadi pada bagian luar roda.
Camber positif menyebabkan pengemudian menjadi ringan
Gambar 22. Camber positif
020.KK.013
21 | P a g e
Gambar 23. Camber Negatif
Bila garis tengah roda sejajar dengan garis sumbu vertikal, maka
disebut camber 0. Camber 0 dapat mencegah keausan ban yang tidak
merata. Camber 0 menyebabkan stabilitas pengemudian berkurang,
menyebabkan getaran pada roda kemudi besar dan tidak stabil.
Besar sudut camber umumnya : -1 s.d 3 derajat
Besar sudut camber yang sering dipakai : 0 s.d 1 derajat
Perbedaan sudut camber.
Yang dimaksud perbedaan sudut camber adalah perbedaan
sudut camber roda kiri dan kanan. Perbedaan sudut camber yang
diperbolehkan biasanya sekitar 0,5 derajat ( 30 menit )
Gambar 24.. Camber 0
2)
Caster
Caster adalah kemiringan steering axis bagian atas kearah depan atau belakang terhadap
garis sumbu vertikal bila dipandang dari samping kendaraan.
Saat jalan lurus caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walau
roda kemudi dilepas dan pada saat kendaraan membelok ban menopang pada permukaan jalan
dengan baik.
Trail adalah jarak antara dari titik potong garis tengan steering axis dengan jalan dan titik
pusat singgung ban dengan jalan.
Caster positif adalah bila kemiringan steering axis bagian
atas ke arah belakang. Kendaraan pada umumnya menggunakan
caster positif karena menghasilkan kestabilan kendaraan saat
berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah membelok. Bila
caster positif terlalu besar maka akan menyebabkan trail makin
panjang dan daya balik kemudi makin besar, akan tetapi kemudi
cenderung menjadi lebih berat.
020.KK.013
22 | P a g e
Caster 0 adalah bila steering axis sejajar dengan garis
sumbu vertikal.Pada caster 0 saat kendaraan jalan lurus,roda
tidak cenderung mencari sikap lurus,sehingga tidak ada kestabilan
saat jalan lurus.
Sudut caster umumnya : 3 8 derajat Perbedaan yang
diijinkan antara roda kiri dan kanan : 0,5 derajat ( 30 menit )
4)
020.KK.013
23 | P a g e
020.KK.013
24 | P a g e
Toe-in : A < B
Roda bagian depan berada pada posisi saling
mendekat
Toe-out : A > B
Roda bagian depan berada pada posisi saling
menjauh
Toe-0 : A = B
Roda kiri dan kanan pada posisi paralel
Bila roda-roda depan memiliki camber positif, maka bagian atas roda miring mengarah
keluar. Hal ini akan menyebabkan roda-roda berusaha menggelinding ke arah luar pada saat mobil
berjalan lurus, dan akan terjadi side-slip. Dan ini akan mengakibatkan ban menjadi aus.
Untuk itu toe-in digunakan pada roda-roda depan untuk mencegah roda menggelinding
keluar yang disebabkan oleh camber. Dengan demikian toe-in berfungsi sebagai koreksi camber
dan sebagai koreksi gaya penggerak.
Mobil dengan penggerak roda belakang, penyetelan toe-in umumnya : 0 + 5 mm
Mobil dengan penggerak roda depan, penyetelan toe out umumnya : 0 + 2 mm
020.KK.013
25 | P a g e
Kegiatan Pembelajaran 3
BAB
A.
b.
020.KK.013
26 | P a g e
Bila kebebasannya berlebihan, penyebabnya dapat berasal dari salah satu diantara yang tersebut
berikut :
c.
d.
e.
Pemeriksaan ketinggian minyak steering gear, jika rendah, periksa kebocoran, tambah minyak atau
perbaiki.
f.
020.KK.013
27 | P a g e
Gerakkan roda kemudi yang berat biasanya disebabkan oleh tahanan yang terlalu besar pada
sistem kemudi atau oleh gaya pengembalian roda-roda yang berlebihan setelah belok. Dongkrak
naik bagian depan kendaraan. Lepaskan steering gear dan stearing linkage agar dapat memeriksa
bagian-bagian satu persatu. Bila gerakan gigi kemudi (steering gear) berat, penyebabnya mungkin
kerusakan pada gigi kemudi, penyetelan preload yang tidak tepat, minyak atau gemuk kurang,
bearing atau bushingnya cacat.
g.
B.
Kemudi Berat
Gerakan kemudi yang berat dapat disebabkan oleh power steering unit atau tahanan power
steering yang terlalu besar.
Tabel 1. Trouble shooting masalah kemudi berat.
NO
1
GEJALA PENYEBAB
Tekanan ban rendah
LANGKAH PEMERIKSAAN
Memeriksa tekanan ban
Powersteering belt
longgar
Kurang pelumasan
3
4
5
2.
TINDAKAN PERBAIKAN
Menempatkan dengan
2
menambah tekanan 4,2 kg/cm
Menyetel ketegangan belt
dengan tekanan 10 kg.
Belt baru : 5 6 mm
Belt lama : 6 8 mm
Atau ganti jika terlihat retak.
Menambahkan minyak hingga
level maksimum
Mengganti
Menyetel sikap roda (toe-in dan
chamber)
020.KK.013
28 | P a g e
atau cenderung berbelok kesalah satu arah dan akan mengakibatkan getaran dan keausan pada
komponen (khususnya ban) sehingga sistem kemudi tidak normal.
Tabel 2. Trouble shooting gerak bebas roda kemudi terlalu besar.
NO
GEJALA PENYEBAB
LANGKAH PEMERIKSAAN
TINDAKAN PERBAIKAN
Banyak ruang main
Memeriksa steering coulumn
Memperbaiki bila perlu
1
(gerak Bebas) dalam
mengganti.
Steering coulumn
Bantalan roda depan
Memeriksa secara visual
Mengganti bantalan
2
aus
bantalan roda depan
Ball joint dan king pin Memeriksa ball joint dan king
Mengganti
3
aus
pin
Main shaft dan joint
Memeriksa manin shaft dan
Memperbaiki
4
longgar/aus
joint
5
Lingkage longgar
Memeriksa lingkage
Memperbaiki
6
Gear housing longgar Memeriksa gear housing
Mengencangkan
Bila gerak bebas kemudi berlebihan, penyebabnya bisa berasal dari salah satu diantaranya sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.
Melayang (Wandering)
Wandering adalah kecenderungan posisi kendaraan tidak mengarah keposisi pengemudian.
Penyebabnya yaitu gerak bebas yang terlalu besar pada sistem kemudi dan kemudi berat.
Tabel 3. Trouble shooting masalah melayang (wendering).
NO
1
2
3
4
5
020.KK.013
GEJALA PENYEBAB
Tekanan ban tidak
tepat
Terlalu longgar main
shaft, joint dan gear
housing
Gesekan besar pada
steering lingkage
Longgar atau kocak
bearing roda
Bal joint dan king pin
aus
LANGKAH PEMERIKSAAN
Memeriksa tekanan ban
Memeriksa system steering :
periksa main shaft, joint dan
gear housing
Memeriksa system steering,
terutama steering lingkage
Memeriksa bearing roda
Memeriksa ball joint dan king
pin
TINDAKAN PERBAIKAN
Menepatkan tekanan ban +/- 4,2
2
Kg/cm
Mengencangkan bila perlu
mengganti.
Mengencangkan bila perlu
mengganti.
mengganti
Mengganti
29 | P a g e
6
7
8
9
4.
Mengganti
Menyetel kembali
GEJALA PENYEBAB
Keausan ban tidak rata
Tekanan ban kurang
LANGKAH PEMERIKSAAN
Memeriksa ban
Memeriksa tekanan ban
TINDAKAN PERBAIKAN
Mengganti atau mensirkulasi
Menepatkan tekanan ban hingga
2
+/-4,2 kg/cm
Menyetel kembali rem
b)
c)
d)
5.
Diameter roda tidak sama, karena akan mengakibatkan putaran tidak sama.
Tekanan roda kiri dan kanan tidak sama, karena akan menyebabkan gaya putarnya tidak sama.
Penyetelan toe-in dan toe-out tidak sama.
020.KK.013
GEJALA PENYEBAB
Keausan roda tidak
rata
Tekanan ban tidak
LANGKAH PEMERIKSAAN
Memeriksa keausan roda
TINDAKAN PERBAIKAN
Mengganti
30 | P a g e
2
tepat
+/-4,2 kg/cm
3
Roda tidak balance
Memeriksa balance roda
Memperbaiki hingga balance
4
Gerak bebas roda
Memeriksa gerak bebas roda
Memeprbaiki/menyetel kurang
berlebihan
dari 30 mm
5
Bearing roda aus
Memeriksa bearing roda
Mengganti
6
Ball joint dan king pin Memeriksa ball joint dan king
Mengganti
longgar
pin
7
Suspensi spring
Memeriksa suspensi spring
Mengganti
lemah
8
Shock absorber tidak
Memeriksa shock absorber
Mengganti
berfungsi
9
Suspensi arm lemah
Memeriksa suspensi aram
Memperbaiki/mengganti
Shimmy sering disebabkan oleh caster yang terlalu besar , toe-in dan toe-out yang terlalu besar.
Camber yang terlalu besar atau camber antara roda kanan dan kiri tidak sama.
020.KK.013
31 | P a g e
BAB
Kegiatan Belajar 4
A.
Uraian Materi
Untuk melakukan kegiatan praktek sistim kemudi, bahan dan peralatan yang diperlukan seperti berikut :
Kain lap/majun
V block
B.
020.KK.013
32 | P a g e
a)
020.KK.013
33 | P a g e
(3)
(c)
(a)
(d)
(e)
(f)
(g)
(4)
(5)
020.KK.013
(6)
(7)
34 | P a g e
b)
(1)
020.KK.013
35 | P a g e
(d)
(e)
(f)
(2)
(3)
c)
020.KK.013
36 | P a g e
(b)
(2)
(b)
(c)
d)
020.KK.013
37 | P a g e
(2)
(3)
(e)
(f)
020.KK.013
menggunakan tang
snap ring, pasang snap
ring.
pasang penahan
bantalan
38 | P a g e
e)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
020.KK.013
39 | P a g e
C.
a)
020.KK.013
(a)
(b)
(c)
40 | P a g e
(2)
(3)
(4)
(a)
(b)
(5)
Lepaskan axle-hub
Dengan menggunakan SST,
lepaskan tie rod dari knuckle
arm Penahan debu tidak boleh
rusak
020.KK.013
41 | P a g e
(b)
(6)
(7)
b)
020.KK.013
42 | P a g e
(1)
(2)
(3)
c)
020.KK.013
43 | P a g e
(3)
(4)
(5)
d)
(1)
020.KK.013
44 | P a g e
(e)
(f)
(g)
(2)
(g)
(h)
D.
020.KK.013
Baut kopling
Relay Rod
Mur Pitman Arm
Rumah Roda Gigi
45 | P a g e
a)
Pelepasan steering gear dari kendaraan menurut nomor urut seperti pada gambar di atas.
(1)
b)
Pelepasan komponen-komponen steering gear menurut nomor urut seperti pada gambar berikut :
020.KK.013
46 | P a g e
c)
(1)
(2)
(3)
(4)
020.KK.013
47 | P a g e
(2)
(3)
(4)
(b)
(c)
(d)
020.KK.013
48 | P a g e
(e)
(5)
(6)
020.KK.013
49 | P a g e
d)
(a)
(b)
Pemasangan komponen-komponen steering gear sesuai nomor urut seperti pada gambar berikut :
020.KK.013
50 | P a g e
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
020.KK.013
51 | P a g e
020.KK.013
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
52 | P a g e
e)
(11)
(12)
(13)
Pemasangan steering gear pada kendaraan sesuai nomor urut seperti pada gambar berikut :
020.KK.013
53 | P a g e
(1)
(2)
1)
MELAKUKAN PEMBONGKARAN, PERBAIKAN DAN PENYETELAN STEERING GEAR TYPE RACK DAN
PINION.
Komponen-komponen steering gear type rack dan pinion seperti gambar berikut :
020.KK.013
54 | P a g e
a)
(2)
020.KK.013
(1)
(2)
(3)
(4)
55 | P a g e
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
b.
020.KK.013
56 | P a g e
(11)
Lepaskan rack
Lepaskan rack dari sisi pinion tanpa
memutarkannya. Bila rack ditarik dari sisi
tube, ada kemungkinan bushing akan rusak
oleh gigi-gigi rack. Keluarkan rack dengan
arah seperti terlihat pada gambar (sisi
housing) tanpa memutarnya.
b)
(1)
Periksa Rack
(a) Periksa kebengkokan rack, kausan gigi-gigi atau
kerusakan.
Kebengkokan maksimum : 0,3 mm (0,012 in)
(b) Periksa permukaan belakangnya terhadap
kerusakan dan keausan. Bila keadaannya rusak
gantilah. Jangan menggunakan sikat kawat pada
saat membersihkan.
(2)
(3)
020.KK.013
57 | P a g e
(4)
(5)
(c)
(d)
c)
020.KK.013
58 | P a g e
020.KK.013
(1)
(2)
Berikan Gemuk
Pasangkan rack ke dalam rack housing
(a)
Dari sisi pinion, pasangkan ke dalam rack
housing.
(b)
Tepatkan posisi lekuk rack sedemikian rupa
sehingga pinion dapat dipasang ke
dalamnya.
(d)
Luruskan bagian potongan rack dengan
pinion.
(3)
(4)
(5)
59 | P a g e
kgf-cm (2,0-2,9 in-lb, 0,2-0,3 N-m)
(6)
(7)
(8)
(9)
020.KK.013
60 | P a g e
(berputar) : 10 13 kgf-cm (8,7-11,3 inlb,1,0-1,3 N-m) Pada saat mengukur
preload, ukurlah dalam jarak satu putaran
pada kedua arah dari posisi netral.
(10)
(11)
(12)
(a)
(b)
(c)
(a)
(b)
020.KK.013
61 | P a g e
(13)
020.KK.013
62 | P a g e
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Toyota Astra Motor, 1994, Training Manual Steering System Step 2, Jakarta, PT.Toyota Astra Motor.
Toyota Astra Motor, 1994, Training Manual Wheel Alignment & Tires Step 2, Jakarta, PT.Toyota Astra
Motor.
Astra International Training Center, Basic Mechanic Training 3, Astra Internasional.
Toyota Service Training, 1996, New Step 1, Jakarta, PT.Toyota Astra Motor.
PPGT Malang, 2000, Geometri dan balans roda, PPGT Malang.
Sutamadji, Drs. 2005, Perbaikan sistem kemudi ,Jakarta, Depdiknas.
Dadang Hidayat, Drs, 2004 Pemeriksaan Sistem Kemudi, Bandung, Depdiknas
020.KK.013
63 | P a g e
Biodata Penulis
Novriza, S.Pd Lahir di Medan 23 November 1980 merupakan anak kedua dari 2
bersaudara. Mengawali pendidikan keteknikannya di Politeknik Negeri Medan yang
berhasil diselesikannya tahun 2002. Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan ke
Universitas Negeri Medan tahun 2004 2008. Selama masa kuliah penulis pernah
berkecimpung pada dunia jurnalistik Islam. Penulis
sewaktu masih kuliah di Universitas Negeri Medan (UNIMED) tahun 2007 di sebuah
SMK Swasta Batang Kuis. Tahun 2010 penulis hijrah ke Medan dan mengabdikan diri
di dua sekolah swasta. Penulis memiliki beberapa tulisan buku yang tidak pernah
dipublikasikan, antara lain : Aborsi dalam Islam (1999), Proses ekstrusi logam (2003), Memahami proses proses
dasar pembentukan logam (2011), Menjelaskan proses proses mesin konversi energi (2011).
020.KK.013
64 | P a g e
020.KK.013