Anda di halaman 1dari 10

Tugas Mata Kuliah Tinjauan Seni

FOTOGRAFER POPULER
RICHARD AVEDON, HERBERT BAYER & RAY BACHTIAR DRADJAT

Dosen Pembimbing :
Prof. Drs. Soeprapto Soedjono, MFA, Ph.D
Irwandi, M.Sn
Arti Wulandari, M.Sn

Diajukan oleh :
Halimatussadiah A.
1110534031

Program Studi S-1


Jurusan Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
2014

RICHARD AVEDON (1924 2004 )

Richard Avedon adalah seorang fotografer Amerika keturunan Yahudi Rusia.


Mengenal dan belajar fotografi pada umur dua belas tahun. Pada tahun 1942, Avedon
bergabung dengan angkatan bersenjata selama Perang Dunia II menjadi seorang juru foto
Merchant Marine untuk mengidentifikasi awak dengan menggunakan kamera Rolleiflex
pemberian ayahnya. Setelah dua tahun bekerja untuk Merchant Marine, Avedon bekerja
sebagai seorang fotografer lepas dan belajar fotografi bersama Alexey Brodovitch di New
School for Social Research.
Pada tahun 1945, Avedon mendirikan studio sendiri dan bekerja sebagai fotografer
lepas untuk berbagai majalah. Di bawah asuhan Brodovitch, Avedon dikenal dan menjadi
seorang fotografer yang bekerja untuk majalah Harper Bazaar, sebuah majalah fashion.
Untuk membuat foto-foto fashion, Avedon menunjukkan model yang penuh dengan ekspresi.
Terinspirasi dari seorang wartawan dan fotografer Hungaria, Martin Munkacsi, Avedon

melakukan pemotretan model dan fashion di jalan, klub malam, arena sirkus dan ditempattempat yang tidak umum.
Sejak awal karirnya sebagai seorang fotografer model dan Fashion, Avedon membuat
potret untuk publikasi editorial di majalah Harper Bazaar, Theater Arts dan Life and Look
Magazine. Avedon sangat tertarik dalam membuat sebuah karya foto yang menunjukkan
tentang kepribadian dan menggambarkan tentang kehidupan dari subject matter. Dalam setiap
foto yang dikerjakan oleh Avedon, pose, sikap, pakaian, gaya rambut dan juga aksesoris
menjadi hal yang penting dalam mengungkapkan pribadi subject matter. Ia menyajikan foto
potret sebagai sebuah lanskap yang jelas dalam menggambarkan subject matternya.
Setelah meninggalkan Harper Bazaar pada tahun 1965, Avedon menjalin kerja sama
jangka panjang dengan majalah Vogue yang juga merupakan majalah fashion terkemuka.
Kerja sama ini berlangsung hingga tahun 1988. Kemudian pada tahun selanjutnya, Ia
menjalain kerja sama dengan Egoiste dan The New Yorker. Di halaman majalah ini, Avedon
membangkitkan gaya formal dengan dinamisme dan theatrical. Selain itu, ia juga membuat
ikalan yang inovatif dalam mendefinisikan berbagai brand seperti Calvin Klein, Versace dan
Revlon.
Tidak hanya melakukan pemotretan model dan fashion, Avedon juga melakukan
proyek yang mengeksplorasi masalah sosial, budaya dan politik dan juga kehidupan
pribadinya.

Pada tahun 1963-1964, Avedon mengeksplorasi gerakan hak-hak sipil di

Amerika Selatan. Selama perang Vietnam, ia memotret siswa, seniman, aktivis dan korban
baik dari pihak Amerika Serikat maupun Vietnam. Pada tahun 1976, untuk majalah Rolling
Stone, ia membuat karya yang bertajuk The Family berisi tentang potret kekuasaan elite
Amerika. Dan kemudian Avedon juga membuat karya tentang hidupnya yang diambil oleh
ayahnya Yakub Israel.

Pada tahun 1985, Avedon menciptakan karya yang berjudul In The American West.
Karya ini merupakan salah satu karya fenomenal dari seorang Richard Avedon. Foto foto
ini menjadi sebuah titik balik dari karir Avedon yang selama ini memotret model serta orangorang terkenal. Dalam proyeknya ini, Avedon memilih orang biasa sebagai subject matter
nya. Ia memotret orang-orang kelas pekerja, penambang batubara, narapidana dan pelayan.

Boyd Fortin, Thirteen Year Old Rattlesnake Skinner, Sweetwater, Texas, March 10,
1979.
Salah satu foto potret karya Avedon dalam In The American West, seorang remaja
memegang seekor ular mati dengan ekspresi yang sama sekali tidak takut dengan ular
tersebut. Memakai pakaian hitam dan apron putih yang dipenuhi bercak. Foto yang
ditampilkan dengan backgroud putih polos dan warna monochromatic ini menampilkan
sebuah kesederhanaan.
Ketika melihat raut wajah serta ekpresi dari subject matter, kerja keras dan
penderitaan sebagai orang pinggiran dapat tergambarkan jelas dan bisa dirasakan oleh
penikmat foto ini. Emosi yang tercipta menggugah hati nurani dan empati terhadap mereka
yang berjuang untuk menyambung hidup dengan penghasilan seadanya.
Dari kesederhanaan yang diangkat oleh Avedon, menjadikan foto potret ini sangat
menarik dan menunjukkan pandangannya terhadap American West yang familiar dengan
image koboi yang selalu tampil sempurna dengan latar belakang alam yang eksotis. Potretpotret ini benar benar menggambarkan kehidupan orang-orang di bagian barat Amerika.

HERBERT BAYER ( 1900 - 1985 )

Herbert Bayer adalah seorang desainer grafis, pelukis, fotografer, pematung


berkebangsaan Amerika kelahiran Austria. Ia dianggap sebagai anggota terkair dari Bauhaus.
Dalam karya-karyanya, Bayer menggunakan aspek konstruktivisme dan dadaisme. Bauhaus
adalah sebuah sekolah seni yang didasarkan pada konsep kerjasama antara seniman dan
pengrajin yang memiliki bakat dan dikombinasikan

untuk membantu membangun

masyarakat yang rasional. Konstruktivisme merupakan sebuah gerakan artistik serta


arsitektur yang menggunakan seni untuk tujuan sosial. Dalam foto-fotonya, Bayer
menggunakan teknik Photomontage yang merupakan bagian dalam teknik dadaisme.
Photomontage menggunakan foto yang dipotong, ditempatkan dan
dimanipulasi untuk membentuk sebuah gambar akhir yang sesuai dengan
imajinasi pencipta karya. Salah satu karya yang fenomenal dari Herbert Bayer
adalah foto montase yang berjudul Lonely Inhabitant of a Big City atau dikenal
juga dengan judul Einsamer Grofistadter.

Foto montase hitam putih yang memperlihatkan dua mata, cerah dan
gelap, terletak pada kedua telapak tangan serta bayangan yang proporsinya
lebih besar dari jendela gedung yang menjadi latar belakangnya. Terlihat bentuk
wajah suram yang tercipta oleh tangan dan mata. Bayer membuat sebuah
informasi yang samar dalam foto montase ini sehingga menimbulkan makna
yang ambigu terhadap hubungan antara bentuk wajah dan tangan.
Bayer menggabungkan keadaan psikologinya dengan teknik foto montase
untuk menghasilkan foto yang memorable.

Jika kita melihat ruang antara

tangan, maka tangan menjadi wajah. Bagian luar antara tangan berfungsi
sebagai hidung dan mulut, dan jika kita kembali berkonsentrasi melihat jari maka
kembali menjadi tangan. Dari judul foto ini, Bayer menggambarkan sebuah
kondisi tentang kesendirian. Ekspresi dari mata, bangunan kosong dengan
lubang hitam pada jendela membawa sebuah makna tertentu.

Tidak hanya dapat menggambarkan tentang kesendirian, foto ini juga


menimbulkan sebuah makna yang lebih kompleks. Tangan yang melindungi mata
berusaha untuk menghindari keramaian dan hiruk pikuk dunia luar untuk
berkonsentrasi sepenuhnya pada diri sendiri.

RAY BACHTIAR DRADJAT

Ray Bachtiar adalah seorang fotografer senior dan seniman foto Indonesia.
Fotografer yang lahir di Bandung pada tahun 1959 ini memiliki latar belakang
pendidikan

Desain

Grafis

ITB.

Ia

dikenal

sebagai

seniman

foto

yang

membangkitkan kembali Kamera Lubang Jarum (KLJ) sekaligus pendiri komunitas


KLJ yang tersebar diberbagai kota di Indonesia. Ray Bachtiar sejak tahun 1980-an
telah mengeksplorasi fotografi alternatif. Ia menekankan bahwa menghasilkan
sebuah karya foto tidak harus menggunakan alat yang canggih, justru karna
keterbatasan dari alat lah bisa menghasilkan karya yang luar biasa.

kamera lubang jarum


Dari keterbatasan itu, justru akan lahir kreativitas tanpa batas. Kang Ray,
sapaan akrabnya menggunakan kamera lubang jarum, scanner, mesin fotokopi
dan kamera handphone dalam berkarya. Dari alat-alat tersebut lahirlah karyakarya Ray Bachtiar yang spektakuler. Kang Ray menekankan bahwa alat
hanyalah sebuah alat. Hasil akhir dari sebuah karya fotografi tetap berada pada
seniman dan fotografernya.
KLJ lahir dari keresahan Kang Ray terhadap fotografi digital. Ia tidak anti
dengan perkembangan fotografi digital namun Kang Ray beranggapan bahwa
fotografer harus paham dasar-dasar tentang fotografi. Berawal dari memotret
pekarangan rumahnya pada tahun 1997, akhirnya KLJ berkembang menjadi
komunitas fotografi yang cukup besar di Indonesia.

Salah satu hasil kamera lubang jarum ( KLJ) karya Ray Bachtiar Dradjat. Dalam foto
ini seorang wanita menjadi subject matter. Menggunakan kaos putih dan sebuah kain putih
yang disingkap keatas serta rambut yang tergerai lurus. Terlihat tangan sebelah kanan
bersandar pada kayu dan disebelahnya ada dinding dengan susunan batu. Foto dengan
menggunakan kamera lubang jarum ini menimbulkan distorsi. Warna yang dihasilkan adalah
hitam putih.
Kain putih yang disingkap keatas menimbulkan kesan dinamis. Kontras antara warna
hitam dan putih juga menjadikan foto ini terasa hidup. Menggambarkan tentang seorang
wanita yang kuat dan tegas tapi tetap memiliki sisi halus.

Anda mungkin juga menyukai