Perbedaan Antara Hama Dan Penyakit Pada Tumbuhan
Perbedaan Antara Hama Dan Penyakit Pada Tumbuhan
15 mm.
Pengendalian hama penggerek polong buncis dilakukan dengan membuang tanaman orok
orok disekitar tanaman buncis tersebut atau dengan meakukan penyemprotan insektisida.
7.Hama Penggerek Buah Mangga
Buah mangga yang terserang hama menunjukkan gejala gejala, yaitu buah berlubang
lubang dan sekitarnya terdapat kotoran yang meleleh dari dalam. Lubang tersebut menembus
sampai ke biji. Jika buah tersebut dibelah, bagian dalamnya sudah rusak dan busuk.
Hama pada buah mangga ada dua jenis, yaitu:
a.Ulat dengan warna tubuh berselang selang merah dan putih, panjangnya kurang lebih 2
cm, besarnya hampir seukuran pangkal lidi dan merupakan larva dari kupu kupu Noorda
albizonalia.
b.Ulat dengan warna tubuh cokelat kehitaman, panjangnya kira kira 1 cm, beasrnya
menyamai lidi yang kecil, dan merupakan larva dari kupu kupu Philotroctis eutraphera.
Penanggulangan hama penggerek pada buah mangga dilakukan dengan cara menyemprotkan
insektisida pada buah mangga yang masih muda atau dengan membungkus buah muda satu
persatu sebelum kupu kupu Noorda albizonalia dan Philotroctis eutraphera sempat bertelur
pada buah mangga tersebut.
C. PENYAKIT PADA ORGAN TUMBUHAN
Penyakit pada tumbuhan umumnya disebabkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme
tersebut bias berupa virus, bakteri, cendawan, atau jamur. Penyebaran penyakit dapat terjadi
dengan perantara angin dan hewan. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa contoh penyakit
yang menyerang organ tumbuhan.
1.Penyakit Hawar Daun Kentang.
Daun kentang yang terkena penyakit ini menunjukkan gejala gejala yaitu bercak nekrosis di
tepi tepi daun, terutama pada suhu rendah dan kelembaban serta curah hujan tinggi.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Pengendalian terhadap penyakit
tersebut adalah dengan menenam kentang yang tahan penyakit, menggunakan bibit kentang
yang sehat, dan melakukan penyemprotan dengan fungisida.
2.Penyakit Busuk Basah Kubis
Kubis yang terkena penyakit busuk basah menunjukkan gejala gejala, yaitu pada daun
terdapat bercak kebasahan yang bentuknya tidak teratur. Bercak tersebut kemudian melebar
dan melekuk, berwarna cokelat tua kehitaman. Jika kelembaban lingkungan tinggi, bercak
tampak basah dan ada butir butir cairan. Infeksi bakteri sekunder mengakibatkan tanaman
mengeluarkan bau busuk yang khas.
Penyakit busuk basah disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora pv.Carotovora.
Pengendalian terhadap penyakit tersebut adalah dengan menjaga kebersihan kebun dari sisa
sisa tanaman yang sakit, menjaga kelembaban tidak terlalu tinggi dengan cara menanam
tanaman kubis dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, hasil panen dicuci dengan air
yang mengandung klorin atau borax 7,5%, dan disimpan di gudang yang mempunyai
ventilasi cukup.
3.Penyakit Akar Gada Kubis
Kubis yang terkena penyakit akar gada menunjukkan gejala gejala, yaitu akarnya
mengalami reaksi pembelahan dan pembesaran sel. Kemudian terbentuk bintil atau kelenjar
yang tidak teratur, bintil bintil tersebut bersatu menjadi bengkakan memanjang seperti gada.
Akhirnya daun menjadi hijau kelabu dan lebih cepat layu karena jaringan pengangkutnya
rusak. Bila lingkungan basah, akar terserang infeksi sekunder sehingga akar busuk sama
sekali.
Penyakit akar gada disebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassica.
Pengendalian terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara mencegah masuknya
jamur penyebab penyakit ke lahan lahan yang bebas dari serangan jamur, pembibitan
dilahan bebas pathogen, dan pengapuran. Pengapuran dilakukan jika pada lahan tersebut
tidak akan ditanami kentang.
4.Penyakit Layu Cabai
Cabai yang terkena penyakit layu menunjukkan gejala gejala, yaitu daun muda layu diikuti
dengan menguningnya daun daun tua. Jika pangkal batang dipotong dan ditekan, maka dari
lingkungan berkas pembuluh akan keluar lender berwarna keabu abuan.
Penyakit layu cabai disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Pengendalian
terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi populasi bakteri dalam tanah
dengan cara menutup tanah dengan plastic transparan selama satu bulan, melakukan rotasi
tanaman, pengaturan perairan, dan secara kimia dengan menggunakan bakterisida serta
sterilisasi tanah.
5.Penyakit Bercak Ungu pada Bawang Putih
Bawang putih yang terkena penyakit bercak ungu menunjukkan gejala gejala, yaitu pada
daunnya tampak bercak kecil, melekuk berwarna putih hingga kelabu. Jika ukurannya
membesar, bercak terlihat bercincin cincin dan warnanya agak keunguan. Tepi bercak
berwarna kemerahan atau keunguan, dikelilingi oleh warna kuning yang bisa meluas ke atas
atau ke bawah.
Penyakit bercak ungu pada bawang putih disebabkan oleh jamur Alternaria porri.
Pengendalian terhadap penyakit tersebut dilakukan dengan cara menanam bawang putih pada
lahan yang mempunyai saluran air baik, melakukan rotasi tanaman, dan melakukan
penyemprotan fungisida.
6.Penyakit Busuk Daun Bawang Merah
Daun bawang merak yang terkena penyakit busuk daun menunjukkan gejala gejala, yaitu
didekat ujung daun timbul bercak hijau pucat. Jika kondisi lingkungan lembab, dipermukaan
daun berkembang jamur berwarna putih ungu. Daun kemudian menguning, layu, dan
mongering. Daun yang telah mati berwarna putih dan banyak terdapat jamur hitam.
Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Perenospora destructor. Pengendalian terhadap
penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara menggunakan benih yang sehat atau bebas dari
penyakit, membakar daun daun sisa panen, dan menyemprotkan fungisida.
7.Penyakit Bercak Daun dan Ranting Asparagus
Daun dan ranting Asparagus yang terkena penyakit bercak daun menunjukkan gejala gejala,
yaitu terdapat bercak yang memanjang berwarna cokelat sampai kelabu, dengan tepi lebar
cokelat kemerahan pada daundan rantingnya.
Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Cercospora asparagi. Pengendalian terhadap
penyakit tersebut dilakukan dengan cara menyemprotkan fungisida kontak.