Anda di halaman 1dari 5

Nama : Devin Audrian Chandra

NIM : 043584278
Prodi : Agribisnis Peternakan

Tugas 2
Sosiologi Pedesaan
SOSI4303
1. Saya tinggal di daerah perkotaan (Jakarta), yang tentu saja merupakan
tempat perantauan bagi berbagai macam orang dengan jenis suku yang
berbeda, dan berkumpul di Jakarta. Mulai dari Jawa, Sumatra, Kalimantan,
Papua, dan bahkan sampai warga negara asing pun ada di Jakarta, hidup
berdampingan satu sama lain. Kondisi ideal adat istiadat dalam perkotaan
sesuai dengan pandangan sosiologi perdesaan adalah : interaksi antar
mahkluk sosial sangatlah erat satu sama lain, saling membantu satu sama
lain untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain, saling bahu membahu atas
dasar kekeluargaan, kepentingan bersama didahulukan ketimbang
kepentingan sendiri, saling menghormati dan memberikan batasan antar
sesama, contohnya yang lebih muda menghormati dan menghargai yang
lebih tua. Dalam segi tradisi, kondisi ideal dari perspektif sosiologi
perdesaan adalah tidak mempermasalahkan adanya perbedaan tradisi dari
berbagai macam banyak suku dan ras yang ada di sini, saling menghargai
tradisi satu sama lain, mendukung perbedaan yang ada, memberikan contoh
yang baik bagi sesama suku dengan perbedaan tradisi. Sedangkan untuk segi
norma adalah diharapkan setiap orang terikat dalam norma yang ada disini,
mematuhi norma yang ada dengan patuh, tidak memandang rendah norma .
peraturan yang ada. Memberi batasan pada hal-hal yang seharusnya tidak
dilakukan, keputusan bersama di berdahulukan daripada keputusan sendiri,
kebersamaan untuk menjunjung norma yang ada, patuh kepada Tuhan YME
(masing-masing kepercayaan).
2. Untuk kehidupan di Jakarta, jika dilihat dari perspektif sosiologi perdesaan
bahwa kondisi faktualnya sangat-sangat jauh berbeda dari yang ada di desa.
Bahkan jika ingin membandingkan sosiologi perdesaan dengan kenyataan
kehidupan di Jakarta / Perkotaan, lebih terkesan kasat mata atau bahkan
tidak terlihat. Mulai dari adat istiadat, hampir dari seluruh orang disini tidak
mementingkan dan mengindahkan adat istiadat yang ada. Interaksi sosial
hanya dilakukan disaat saling membutuhkan, sisanya berfokus pada diri
sendiri, hanya mementingkan kepentingan diri sendiri dibandingkan dengan
kepentingan bersama, kurangnya kesadaran diri yang sangat amat besar atas
pentingnya kebersamaan, tidak mengacuhkan dan menghargai perbedaan
adat istiadat yang begitu banyaknya terkumpul di Jakarta. Kepentingan
pribadi pun menjadi prioritas utama, sedangkan kepentingan bersama
dilupakan. Tradisi pun tidak jauh berbeda, kebanyakan orang yang merantau
ke dan tinggal di jakarta, sedikit demi sedikit terkikis kesadarannya akan
tradisi yang tadinya selalu dijunjung saat hidup bersama di perdesaan.
Semua lebih berfokus pada kepentingan diri sendiri, sosialisasi pun jarang
dilakukan karena banyak faktor, dari internal sampai eksternal. Dari yang
terkecil seperti meminta maaf jika berbuat salah, atau berterimakasih atas
bantuan yang diberikan yang merupakan tradisi dimanapun, terlihat semakin
jarang dan nyata di Jakarta, tertutup oleh keegoisan masing-masing individu.
Bahkan anak-anak muda pun tidak mengindahkan adanya perbedaan usia
terhadap yang lebih tua, bersikap acuh tak acuh atau bahkan terkesan sangat
tidak sopan kepada yang lebih tua, tidak jarang pertengkaran atau
perkelahian terjadi hanya karena ego masing-masing. Perbedaan pun tidak
diperdulikan, memukul rata semua pemikiran orang lain berharap mengikuti
keinginan dan keegoisan masing-masing. Tidak saling menerima perbedaan
dan memberikan batasan bila merasa ada suatu gap atau jarak karena
perbedaan tradisi juga fakta nyata di Jakarta. Dan dari segi norma, sangatlah
berantakan. Orang-orang yang ada di Jakarta terlihat tidak mempedulikan
dan mungkin tidak tahu ada yang namanya norma. Mulai dari norma agama,
sosial, hukum, dll. Banyak hal-hal yang sudah melanggar norma dilakukan
disini tanpa sadar adanya kesalahan. Contohnya mabuk-mabukan,
pembunuhan, pencurian, kekerasan seksual, dll. Peran tetua atau sesepuh
tidak berlaku disini, semua berfokus kepada kepentingan diri sendiri dan
menganggap kepentingan mereka diatas segalanya, sehingga melakukan
segala sesuatunya tanpa mempedulikan aspek lain yang mungkin
mempengaruhi tindakan mereka.

3. Untuk permasalahan antara kondisi ideal dan faktual terhadap adat istiadat,
norma, dan tradisi tidaklah jauh berbeda, yaitu kesadaran diri yang harus
ditingkatkan, bahwa mereka tidak tinggal sendiri di Jakarta, banyak makhluk
sosial lain yang tinggal bersama mereka. Interaksi sosial merupakan hal
penting yang harus dilakukan oleh sesama, karena pada akhirnya semua
orang akan saling menolong satu sama lain. Keegoisan yang masih
menumpuk pada masing-masing orang menutup peluang untuk menerapkan
hal-hal yang seharusnya dapat dilakukan dalam kehidupan sosiologi
perdesaan untuk hidup di perkotaan. Walau pada akhirnya kita befokus pada
diri sendiri, orang lain juga berpengaruh dalam kehidupan kita dan
memberikan dampak, oleh karena itu kesadarn diri adalah kunci utama
dalam permasalahan yang dihadapi disini.

Anda mungkin juga menyukai