Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 2

PSIKOLOGI BELAJAR MENGAJAR

Oleh :
Nama : Sisi Restia Putri
NIM : 044131903

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS BIDANG MINAT PENYULUHAN DAN


KOMUNIKASI PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
1. Prinsip asosiasi atau menghubung-hubungkan menyatakan bahwa orang belajar
egiatan bahwa Hal ini giatan dilakukan dengan menghubung-hubungkan materi
yang dipelajari dengan pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimilikinya.
Contohnya: bunyi burung prenjak dihungungkan dengan akan kedatangan tamu.
Berbagai implikasi prinsip ini bagi pengajar adalah bahwa dalam membantu proses
belajar pelajarnya, pengajar harus:
1). berusaha mengaitkan materi yang diajarkan dengan pengetahuan atau
pengalaman yang sudah dimiliki pelajar.
2). meragakan skema-skema
3). memberikan contoh-contoh yang berasal dari kehidupan nyata pelajar,
4). memberikan kata-kata kunci,
5). mengajarkan materi secara sistematis dan bertahap,
6). mengajarkan materi secara utuh

2. Prinsip efek atau akibat menyatakan bahwa tidak ada satupun manusia yang akan
belajar tentang suatu materi yang akan memberikan akibat atau efek yang buruk
atau yang merugikan bagi dirinya atau kehidupannya. Manusia akan belajar materi
yang akan memberikan akibat atau efek yang baik atau menguntungkan bagi
dirinya atau kehidupannya. Contohnya : Pengajar yang sering mengejek pelajarnya
yang bertanya tentang bahan pembelajaran yang belum jelas akan tidak disukai
pelajarnya.
Implikasi dari prinsip ini bagi pengajar adalah bahwa pengajar :
1). harus menjelaskan bahwa materi yang dipelajari itu bermanfaat bagi kehidupan
pelajar,
2). harus menjelaskan bahwa materi yang dipelajari itu ada kaitannya dengan
kebutuhan pelajar,
3). harus menjelaskan bahwa materi yang dipelajari itu mudah dipelajari,
4). tidak boleh mengabaikan pertanyaan pelajar,
5). tidak menganggap rendah atau menganggap remeh pelajar,
6). harus adil terhadap seluruh pelajar,
7). perlu berpenampilan rapi
3. Prinsip penghayatan tujuan menyatakan bahwa orang akan belajar sesuatu yang
relevan dengan tujuan pembelajarannya. Contohnya : Seorang pelajar harus dapat
melihat dan memahami dengan jelas mengapa dia perlu belajar.
berbagai hal yang harus dilakukan pengajar untuk mendorong penghayatan tujuan
belajar para pelajarnya adalah selalu berusaha:
1). memperlihatkan segi positif dari materi pembelajarannya,
2). menunjukkan bahwa materi pembelajarannya relevan dengan tujuan
pembelajaran,
3). menunjukkan bahwa materi pembelajarannya ada hubungannya dengan
kepentingan pribadi pelajar, dan
4). menunjukkan bahwa para pelajar mampu mempelajari materi pembelajarannya

4. Prinsip urutan bertahap atau sequence menyatakan bahwa seseorang akan lebih
mudah melakukan proses belajar apabila dia melakukannya secara bertahap.
Contohnya : Membiarkan para pelajar lebih dahulu mengerjakan dengan caranya
sendiri, baru kemudian pengajar memberikan fasilitasi tentang mengerjakan sesuatu
menurut yang dikehendaki oleh pembelajaran yang bersangkutan.
Implikasi dari prinsip urutan bertahap atau sequence ini bagi pengajar dalam
merlukan melaksanakan pembelajarannya adalah
1). Materi pembelajaran dipecah-pecah menjadi unit-unit pembelajaran yang kecil,
lalu mula-mula diajarkan satu per satu secara beruntun, baru kemudian mulai dari
mbing ke kan lebih diperlihatkan hubungan-hubungan di antaranya.
2). Pembelajaran dimulai dari bagian materi pembelajaran yang sebagian besar
pelajar sudah menguasainya, kemudian dikembangkan ke bagian materi lain perlu
sesuatu yang memiliki hubungan erat dengan bagian materi tersebut.
3). Pengajar memulai dengan membahas teori, lalu dilanjutkan dengan melakukan
kerabat akan ya akan demonstrasi cara mengerjakan sesuatu, dan akhirnya pelajar
diminta mempraktikkan untuk mencoba melakukan sendiri pekerjaan tersebut.
4). Pengajar membahas dahulu teori kemudian mendorong pelajar untuk
menerapkan mungkin teori tersebut dalam kehidupannya sendiri.
5). Pelajar diminta melakukan percobaan percobaan terlebih dahulu sebelum
kemudian melakukan pekerjaan yang sesungguhnya.
5. Prinsip menghormati perbedaan individu atau individualisasi menyatakan bahwa
setiap orang mempunyai cara yang tersendiri dan unik untuk belajar yang perlu
dihormati. Contohnya : Pelajar yang lebih cepat belajarnya diminta membantu
pelajar yang lambat.
Implikasi dari prinsip menghormati perbedaan individu atau individualisasi ini bagi
para pengajar dalam kegiatan pembelajarannya adalah.
1). Pengajar membagi para pelajar dalam kelompok-kelompok menurut perbedaan
individu dalam belajar.
2). Pengajar membagi para pelajar dalam kelompok-kelompok menurut hasil tes
awal dan jika diperlukan tujuan pembelajaran disesuaikan kembali untuk setiap
kelompok

6. Prinsip kesempatan belajar yang memadai menyatakan bahwa setiap orang akan
dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik manakala dia diberi kesempatan
belajar yang cukup untuk melakukan proses belajarnya. Contohnya : Pengajar harus
memberikan kesempatan belajar yang sama kepada para pelajarnya.
Implikasi dari prinsip kesempatan belajar yang memadai bagi pengajar dalam
kegiatan pembelajaran adalah.
1). Pengajar harus bisa memberikan kesempatan belajar yang cukup kepada setiap
pelajar untuk melakukan proses belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran masing-
masing. Kesempatan belajar yang cukup ini diberikan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dan sebelum evaluasi atau tes akhir dilaksanakan.
2). Pengajar harus bisa memberikan kesempatan belajar yang sama dan merata bagi
semua pelajar.

7. Prinsip hasil diketahui dengan segera atau evaluasi menyatakan bahwa seseorang
akan lebih lancar melakukan proses belajar apabila dia setiap saat mengetahui
bahwa dia maju belajar dengan hasil belajar yang benar atau masih melakukan
kesalahan. Contohnya : Memberitahukan dengan segera, setiap saat pelajar
melakukan kekeliruan.
Implikasi dari prinsip hasil diketahui dengan segera atau evaluasi adalah.
1). Pelajar diperlakukan sama dalam kegiatan pembelajaran
2). Memberitahukan kesalahan dengan segera, setiap saat pelajar melakukan
kekeliruan
8. Prinsip pemusatan atau fokalisasi menyatakan bahwa orang akan lebih mudah
belajar sesuatu yang terpusat jelas, yaitu yang sesuai dengan tujuan
pembelajarannya atau sesuai dengan topik pembelajarannya. Contohnya : Pengajar
mengendalikan diri untuk membahas materi pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan dan topik pembelajarannya.
Implikasi prinsip pemusatan atau fokalisasi bagi pengajar dalam melaksanakan
pembelajarannya adalah.
1). Pengajar harus mengendalikan diri untuk membahas materi pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan dan topik pembelajarannya.
2). Pengajar harus mengendalikan diri dari pertanyaan pelajar yang menyimpang
dari topik dan tujuan pembelajarannya.

 Tujuh sifat-sifat kelompok pelajar yang menentukan efisiensi belajar


Sifat-sifat kelompok pelajar yang menentukan efisiensi belajar terdiri dari:
- Besarnya kelompok
Besarnya kelompok pelajar akan menentukan efisiensi belajar dari pelajar. Kelompok
yang ukurannya terlalu besar akan menurunkan efisiensi belajar. apalagi kalau akan
dipergunakan metode pembelajaran yang memerlukan interaksi sebanyak mungkin,
misalnya metode diskusi kelompok, studi kasus, dan bermain peran
- Homogenitas kelompok
Homogenitas kelompok pelajar akan mencakup homogenitas dari segi umur, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan, pengalaman, dan lain-lain. Homogenitas kelompok
pelajar sangat penting dalam suatu pelatihan, karena pelatihan memerlukan adanya
retensi belajar yang tinggi, pada hal waktu pelatihannya demikian pendek. Dalam
waktu yang pendek ini, apabila kelompok tidak homogen maka pelatih akan
menjumpai kesulitan dalam mengatur kecepatan pembelajarannya, sehingga akan
menurunkan efisiensi belajar pesertanya. Di samping itu kelompok yang heterogen
akan banyak memecah perhatian, sehingga juga akan menurunkan efisiensi belajar
pesertanya.
- Kekompakan kelompok
Kekompakan kelompok pelajar akan menentukan efisiensi belajar dari pelajar.
Kelompok pelajar yang tingkat kekompakannya kurang akan banyak membuang
energi yang tidak berguna, karena persoalan yang kecil saja diperdebatkan dengan
sengit, sehingga akan menurunkan efisiensi belajar pesertanya. Pada kelompok yang
kekompakannya tinggi atau kelompok yang kohesif, pelajar yang pandai atau cepat
akan membantu pelajar yang kurang pandai atau lambat, sehingga akan tercapai kerja
sama yang baik sekali, dan akan tercapai efisiensi belajar yang besar.
-Struktur kelompok
Struktur kelompok pelajar menggambarkan bagaimana kelompok pelajar itu diatur
atau mengatur dirinya. Setiap pelajar sebagai anggota kelompok akan merasa jelas
perannya masing-masing, misalnya di dalam suatu kelas dibentuk struktur organisasi
kelas yang mengatur tugas dan kewajiban masing-masing pelajar. Semua pelajar
mempunyai tugas dan kewajiban yang jelas, sehingga efisiensi belajar pelajar akan
meningkat. Semakin jelas struktur kelompok pelajar yang dibentuk akan semakin
menunjukkan tingkat keformalannya. Oleh karena itu, kelompok yang formal sering
disebut organisasi. Semakin jelas struktur kelompok pelajar akan semakin tinggi
efisiensi belajar pelajarnya.
- Kepemimpinan kelompok
Kepemimpinan kelompok pelajar juga menentukan efisiensi belajar dari pelajar.
Kepemimpinan kelompok pelajar mencakup ada atau tidaknya kepemimpinan dalam
kelompok pelajar tersebut, atau semua pelajar merasa dirinya menjadi pemimpin. Ada
tidaknya pemimpin, dipatuhi atau tidaknya pemimpin yang sudah ditunjuk akan
menentukan efisiensi belajar. Kelompok pelajar yang jelas pemimpinnya dan dipatuhi
kepemimpinannya akan meningkatkan efisiensi belajar. Sebaliknya kelompok pelajar
yang tidak jelas pemimpinnya, bahkan semua pelajar merasa menjadi pemimpin akan
menurunkan efisiensi belajar.
- Perilaku kelompok
Perilaku kelompok pelajar juga menentukan efisiensi belajar dari pelajar. Perilaku
kelompok pelajar menggambarkan tindakan kebersamaan yang dilakukan oleh
kelompok pelajar, misalnya kelompok belajar bersama, tetapi tidak pernah aktif
melakukan belajar kegiatan bersama, tentunya efisiensi belajarnya juga kurang. Oleh
karena itu, semakin banyak aktivitas kebersamaan yang dilakukan oleh kelompok
pelajar, maka efisiensi belajar pelajarnya akan semakin besar. Sama halnya dengan
klub sepak bola yang sering mengadakan latihan atau sering melakukan latihan, akan
menghasilkan prestasi yang lebih baik dari yang tidak pernah atau jarang latihan.
- Sikap kelompok
Pelajar juga menentukan efisiensi belajar dan pelajar. Sikap kelompok pelajar akan
mendasari perilaku kelompok pelajar. Misalnya kelompok diskusi yang terdiri dari
enam orang pelajar, ada satu orang yang sikapnya kurang baik terhadap pengajarnya,
mungkin si pengajar masih akan dapat untuk menganulirnya. Tetapi kalau orang yang
sikapnya kurang baik itu empat orang, atau bahkan enam orang, maka hal itu akan
menyulitkan terjadinya proses belajar yang efisien.

Sumber Referensi : BMP Psikologi Belajar Mengajar LUHT4232

Anda mungkin juga menyukai