Anda di halaman 1dari 34

BAB X

PERANCANGAN PEGAS

10.1.

Pendahuluan
Pegas adalah elemen mesin flexibel yang digunakan untuk memberikan gaya,

torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan energi. Energi disimpan pada benda
padat dalam bentuk twist, stretch, atau kompresi. Energi di-recover dari sifat elastis
material yang telah terdistorsi. Pegas haruslah memiliki kemampuan untuk mengalami
defleksi elastis yang besar. Beban yang bekerja pada pegas dapat berbentuk gaya tarik,
gaya tekan, atau torsi (twist force). Pegas umumnya beroperasi dengan high working
stresses dan beban yang bervariasi secara terus menerus. Beberapa contoh spesifik
aplikasi pegas adalah
1. Untuk menyimpan dan mengembalikan energi potensial, seperti misalnya pada
gun recoil mechanism
2. untuk memberikan gaya dengan nilai tertentu, seperti misalnya pada relief valve
3. untuk meredam getaran dan beban kejut, seperti pada auto mobil
4. untuk indikator/kontrol beban, contohnya pada timbangan
5. untuk mengembalikan komponen pada posisi semula, contonya pada brake pedal

10.2.

Klasifikasi Pegas
Pegas dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fungsi dan beban yang bekerja

yaitu pegas tarik, pegas tekan, pegas torsi, dan pegas penyimpan energi. Tetapi
klasifikasi yang lebih umum adalah diberdasarkan bentuk fisiknya. Klasifikasi berdasarkan
bentuk fisik adalah :
1. Wire form spring (helical compression, helical tension, helical torsion, custom
form)
2. Spring washers (curved, wave, finger, belleville)
3. Flat spring (cantilever, simply supported beam)
4. Flat wound spring (motor spring, volute, constant force spring)
Pegas helical compression dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi.
Gambar 10.1(a) menunjukkan beberapa bentuk pegas helix tekan. Bentuk yang standar

10-1

memiliki diameter coil, pitch, dan spring rate yang konstan. Picth dapat dibuat bervariasi
sehingga spring rate-nya juga bervariasi. Penampang kawat umumnya bulat, tetapi juga
ada yang berpenampang segi empat. Pegas konis biasanya memiliki spring rate yang
non-linear, meningkat jika defleksi bertambah besar. Hal ini disebabkan bagian diameter
coil yang kecil memiliki tahanan yang lebih besar terhadap defleksi, dan coil yang lebih
besar akan terdefleksi lebih dulu. Kelebihan pegas konis adalah dalam hal tinggi pegas,
dimana tingginya dapat dibuat hanya sebesar diameter kawat. Bentuk barrel dan
hourglass terutama digunakan untuk mengubah frekuensi pribadi pegas standar.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 10.1 Wire form spring: (a) Helical compression spring, (b) Helical extension spring, (c) drawbar
spring, (d) torsion spring

Pegas helix tarik perlu memiliki pengait (hook) pada setiap ujungnya sebagai
tempat untuk pemasangan beban. Bagian hook akan mengalami tegangan yang relatif
lebih besar dibandingkan bagian coil, sehingga kegagalan umumnya terjadi pada bagian
ini. Kegagalan pada bagian hook ini sangat berbahaya karena segala sesuatu yang
ditahan pegas akan terlepas. Salah satu metoda untuk mengatasi kegagalan hook adalah
dengan menggunakan pegas tekan untuk menahan beban tarik seperti ditunjukkan pada
gambar 10.1(c). Pegas wire form juga dapat untuk memberikan/menahan beban torsi
seperti pada gambar 10.1(d). Pegas tipe ini banyak digunakan pada mekanisme garage
door counter balance, alat penangkap tikus, dan lain-lain.
Spring washer dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi, tetapi lima tipe yang
banyak digunakan ditunjukkan pada gambar 10.2(a). Spring washer hanya mampu
menyediakan beban tekan aksial. Pegas jenis ini memiliki defleksi yang relatif kecil, dan
mampu memberikan beban yang ringan. Volute spring, seperti pada gambar 10.2(b)
mampu memberikan beban tekan tetapi ada gesekan dan histerisis yang cukup signifikan.
10-2

Beam spring dapat memiliki bentuk yang bevariasi, dengan menggunakan prinsip
kantilever atau simply supported. Spring rate dapat dikontrol dari bentuk dan panjang
beam. Pegas beam mampu memberikan atau menahan beban yang relatif besar, tetapi
dengan defleksi yang terbatas.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 10.2 Spring washer dan flat spring : (a) lima tipe spring washer, (b) Volute spring, (c) Beam Spring,
(d) Power spring

Power spring seperti ditunjukkan pada gambar 10.2(d) sering juga disebut pegas
motor atau clock spring. Fungsi utamanya adalah menyimpan energi dan menyediakan
twist. Contoh aplikasinya adalah pada windup clock, mainan anak-anak. Tipe yang kedua
disebut dengan constant force spring. Kelebihan pegas ini adalah defleksinya atau stroke
yang sangat besar dengan gaya tarik yang hampir konstan.

10.3.

Material Pegas
Material pegas yang ideal adalah material yang memiliki kekuatan ultimate yang

tinggi, kekuatan yield yang tinggi, dan modulus elastisitas atau modulus geser yang
rendah untuk menyediakan kemampuan penyimpanan energi yang maksimum.
Parameter loss coefficient, v yang menyatakan fraksi energi yang didisipasikan pada
siklus stress-strain juga merupakan faktor penting dalam pemilihan material. Material
pegas yang baik haruslah memiliki sifat loss coefficient yang rendah. Nilai loss coefficient
suatu material dapat dihitung dengan persamaan (lihat gambar 10.3) :

10-3

v =

U
2U

(10.1)

Gambar 10.3 Kurva stress-strain


untuk satu siklus

Untuk pegas yang mendapat beban dinamik, kekuatan fatigue adalah merupakan
pertimbangan utama dalam pemilihan material. Kekuatan ultimate dan yield yang tinggi
dapat dipenuhi oleh baja karbon rendah sampai baja karbon tinggi, baja paduan, stainless
steel, sehingga material jenis ini paling banyak digunakan untuk pegas. Kelemahan baja
karbon adalah modulus elastisitasnya yang tinggi. Untuk beban yang ringan, paduan
copper, seperti berylium copper serta paduan nikel adalah material yang umum
digunakan. Tabel 10.1 menampilkan sifat-sifat mekanik beberapa material yang sangat
umum digunakan.
Tabel 10.1 Sifat-sifat mekanik material pegas

10-4

Kekuatan ultimate material pegas bervariasi secara signifikan terhadap ukuran


diameter kawat. Hal ini adalah sifat material dimana material yang memiliki penampang
sangat kecil akan memiliki kekuatan ikatan antar atom yang sangat tinggi. Sehingga
kekuatan kawat baja yang halus akan memiliki kekuatan ultimate yang tinggi. Fenomena
ini ditunjukkan dalam kurva semi-log pada gambar 10.4 untuk beberapa jenis material
pegas.

Gambar 10.4 Kekuatan ultimate kawat material pegas vs diameter kawat[spring design]

Data sifat material pada gambar 10.4 di atas dapat didekati dengan persamaan
eksponensial

S ut Adb

(10.2)

dimana A dan b diberikan pada Tabel 10.2 untuk range ukuran kawat yang tertentu.
Fungsi empiris ini sangat membantu dalam perancangan pegas karena proses iterasi
dapat dilakukan dengan bantuan komputer. Perlu dicatat bahwa untuk A dalam ksi maka
d harus dalam inch, sedangkan jika A dalam satuan Mpa maka d harus dalam satuan
mm.
Dalam perancangan pegas, tegangan yang diijinkan adalah dalam kekuatan geser
torsional. Hasil penelitian untuk material pegas menunjukkan bahwa kekuatan geser
torsional adalah sekitar 67% dari kekuatan ultimate tarik.

Sus = 0,67Sut

10-5

(10.3)

Tabel 10.2 Koefisien dan eksponen kekuatan ultimate material pegas

10.4.

Pegas Helix Tekan


Pegas helix tekan yang paling umum adalah pegas kawat dengan penampang

bulat, diameter coil konstan, dan picth yang konstan. Geometri utama pegas helix adalah
diameter kawat d, diameter rata-rata coil D, panjang pegas bebas Lf, jumlah lilitan Nt, dan
pitch p. Pitch adalah jarak yang diukur dalam arah sumbu coil dari posisi center sebuah
lilitan ke posisi center lilitan berikutnya. Indeks pegas C, yang menyatakan ukuran
kerampingan pegas didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter lilitan dengan
diameter kawat.

C = D/d

(10.4)

Index pegas biasanya berkisar antara 3 12. Jika C < 3, maka pegas sulit dibuat,
sedangkan jika C> 12, maka pegas mudah mengalami buckling.
Untuk memvisualisasikan bentuk pegas helix, dapat dimulai dengan sebuah kawat
lurus dengan panjang l dan diameter kawat d seperti ditunjukkan pada gambar 10.5(b).
Pada masing-masing ujung kawat dipasang lengan dengan panjang R = D/2, dimana
gaya P bekerja. Gaya P akan menimbulkan momen torsi di sepanjang batang kawat
sebesar

T = PR

(10.5)

Jika kawat sepanjang l tadi dibuat menjadi bentuk helix dengan N lilitan, dengan
radius lilitan R, maka akan terjadi kondisi setimbang seperti ditunjukkan pada gambar
10.5(c). Pada penampang kawat sekarang bekerja momen torsi dan gaya geser seperti
ditunjukkan pada gambar 10.5(d).

10-6

(b)

(c)

(a)

(d)

Gambar 10.5 Geometri dan gaya-gaya pada pegas helix: (a) geometri, (b) kawat lurus seblum dililitkan,
(c) gaya tekan pada pegas, (d) gaya dan momen dalam

Tegangan pada Pegas


Tegangan pada kawat lurus pada gambar 10.5(b) adalah tegangan geser torsi,
sedangkan pada penampang kawat sudah dibentuk helix akan terjadi tegangan geser
akibat beban torsi dan tegangan geser akibat gaya geser. Tegangan torsi maksimum
pada penampang pegas adalah

t,max =
dimana

Tc 8PD
=
J
d3

(10.6)

T = torsi
c = radius terluar kawat
J = momen inersia polar = d 4 / 32

Tegangan geser akibat gaya geser dapat dihitung dengan persamaan,

v,max =

P
4P
= 2
A d

10-7

(10.7)

Tegangan maksimum yang terjadi pada penampang kawat adalah merupakan kombinasi
antara tegangan geser torsional dan tegangan geser transversal. Sehingga tegangan total
maksimum adalah

max =

8PD
d

4P
d

max =

8PD
1
1 +

3
d 2C

8K sPD
d3

(10.8)

(10.9)

dimana Ks = (C + 0,5)/C adalah faktor geser transversal.


Timbulnya konsentrasi tegangan pada sisi dalam coil karena bentuk kawat yang
melengkung juga perlu dipertimbangkan. Berdasarkan penelitian A.M. Whal, didapatkan
faktor koreksi Kw untuk menggantikan Ks yaitu :

Kw =

4C 1 0,615
+
4C 4
C

(10.10)

Sehingga tegangan maksimum yang terjadi pada pegas, jika pengaruh gaya geser dan
efek konsentrasi tegangan diperhitungkan adalah

max =

8K w PD
d3

(10.11)

Distribusi tegangan geser pada penampang kawat ditunjukkan pada gambar 10.6.

Gambar 10.6 Distribusi tegangan pada penampang pegas: (a) tegangan akibat torsi, (b) tegangan akibat
gaya geser, (c) tegangan total tanpa pengaruh konsentrasi tegangan, (d) tegangan total dengan pengaruh
konsentrasi tegangan

10-8

Defleksi Pegas
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan defleksi pegas helix yaitu
dari pembebanan torsi dan dengan menggunakan teori Castigliano. Regangan geser
akibat beban torsi pada kawat lurus adalah

r defleksi
=
l panjang

(10.12)

Jadi defleksi pegas akibat beban torsi adalah

t = r =

3
D
D TL D (D / 2)P(2)(D / 2)Na 8PC Na
=
=
=

Gd
2
G( d 4 / 32)
2 GJ 2

(10.13)

Defleksi sudut karena pembebanan torsional dan transversal dapat diturunkan dengan
menggunakan teori Castigliano. Total energi regangan akibat torsi dan gaya geser adalah

U=

4P 2D 3Na 2P 2DNa
T 2L P 2L
+
=
+
2GJ 2AG
Gd 4
Gd 2

(10.14)

Defleksi adalah merupakan turunan pertama terhadap beban, sehingga dapat dihitung
sebagai berikut

U 8PD 3Na 4PDNa 8PC 3Na 0,5


=
=
+
1 +

Gd C 2
P
Gd 4
Gd 2

(10.15)

Spring rate
Spring rate yang didefinisikan sebagai slope dari kurva gaya-defleksi sekarang dapat
dihitung. Untuk kurva gaya defleksi yang linier maka spring rate untuk pegas helix tekan
adalah

kt =

P
Gd
=
=
t 8C 3Na

Gd
0,5

8C 3Na 1 + 2
C

(10.16)

Persamaan pertama hanya berlaku untuk geser torsional, sedangkan rumus kedua
berlaku untuk beban torsi dan gaya geser melintang.
Spring rate total untuk n buah pegas yang disusun secara paralel adalah

k total = k 1 + k 2 + k 3 + ... + k n
Sedangkan untuk pegas yang disusun secara seri, total spring ratenya adalah

10-9

(10.17)

1
k total

1
1
1
1
+
+
+ .... +
k1 k 2 k 3
kn

(10.18)

Kondisi Ujung dan Panjang Pegas


Ujung lilitan dapat menimbulkan beban yang eksentris, sehingga dapat meningkatkan
tegangan pada satu sisi pegas. Empat tipe ujung lilitan yang umum digunakan ditunjukkan
pada gambar 10.7. Ujung plain dihasilkan dengan memotong kawat dan membiarkannya
memiliki pitch yang sama dengan keseluruhan pegas. Tipe ini paling murah, tapi
alignment-nya sangat sulit dan efek eksentrisitasnya tinggi. Tipe plain ground adalah
ujung plain yang digerinda sampai permukaan ujung pegas tegak lurus terhadap sumbu
pegas. Hal ini akan memudahkan aplikasi beban pada pegas. Ujung pegas tipe squared
atau tertutup didapat dengan mengubah sudut lilitan menjadi 00. Performansi aplikasi
beban dan alignment akan lebih baik lagi jika ujungnya digerinda yang ditunjukkan pada
gambar (d). Tipe ini memerlukan biaya paling mahal, tetapi ini adalah bentuk yang
direkomendasikan untuk kompenen mesin kecuali diameter kawat sangat kecil (< 0,02 in
atau < 0,5 mm).

Gambar 10.7 Empat tipe ujung pegas: (a) plain, (b) plain and ground, (c) squared, (d) squared and ground

Panjang Pegas dan Jumlah Lilitan


Jumlah total lilitan belum tentu secara akurat berkontribusi terhadap defleksi pegas. Hal
ini dipengaruhi oleh bentuk ujung lilitan. Penggerindaan ujung lilitan akan mengurangi 1
lilitan aktif, sedangkan bentuk squared mengurangi 2 lilitan aktif.
Panjang pegas helix tekan dibedakan menjadi 4 buah seperti ditujukkan pada gambar
10.8. Panjang bebas Lf adalah panjang pegas sebelum dibebani. Panjang terpasang Li
10-10

adalah panjang pegas setelah dipasang dan mendapat beban awal. Panjang operasi
minimum L0 adalah panjang terkecil pada saat pegas beroperasi. Panjang padat Ls adalah
panjang pegas dimana semua lilitan sudah saling berkontak. Persamaan untuk
menghitung panjang pegas untuk berbagai kondisi ujung pegas dicantumkan pada tabel
10.3.
Panjang bebas pegas helix tekan adalah penjumlahan defleksi solid dengan panjang
solid, lf=ls+s.

Gambar 10.8 Various panjang pegas helix tekan : (a) panjang bebas, (b) panjang terpasang, (c) panjang
minimum operasi, (d) panjang pejal

Tabel 10. 3 Formula pegas tekan helix untuk empat kondisi ujung lilitan

Type of spring end


Term

Plain

Plain and
ground

Squared or
closed

Squared and
ground

Number of end coils, Ne

Total number of coils, Nt

Na

Na+1

Na+2

Na+2

Free length,lf

pNa+d

p(Na+1)

pNa+3d

pNa+2d

Soild length, ls

d(Nt+1)

dNt

d(Nt+1)

dNt

Pitch, p

(lf-d)/Na

lf/(Na+1)

(lf-3d)/Na

(lf-2d)/Na

Buckling dan Surge


Pegas tekan berperilaku seperti kolom yang dapat mengalami buckling jika terlalu
ramping. Faktor kerampingan pegas dinyatakan dengan perbandingan antara panjang
pegas terhadap terhadap diameter lilitan Lf/D. Gambar 10.9 menunjukkan daerah kondisi
kritis dimana pegas dapat mengalami buckling untuk pemasangan paralel dan non
10-11

paralel. Masalah buckling dapat dihindari dengan menempatkan pegas di dalam lubang
atau pada batang.

Gambar 10.9 Kondisi critical buckling pegas untuk ujung paralel dan non-paralel

Dalam perancangan pegas helix, haruslah dihindari getaran arah longitudinal dalam
bentuk surge. Surge adalah pulsa gelombang kompresi yang merambat pada koil sampai
pada salah satu ujung dimana pulsa akan dipantulkan dan kembali merambat keujung
yang lain, demikian seterusnya. Hal ini dapat terjadi jika pegas mendapat eksitasi dinamik
di sekitar frekuensi pribadinya. Frekuensi pribadi pegas fn atau n tergantung pada
kekakuan, massa, dan tipe tumpuan pada ujung pegas. Tumpuan fixed pada kedua ujung
pegas adalah paling umum digunakan, dimana dengan membuat tumpuan fixed pada
kedua ujung pegas, maka frekuensi pribadi terendah adalah dua kali dibandingkan jika
salah satu ujung dibebaskan berotasi, lihat gambar 10.9. Untuk tumpuan fixed pada
kedua ujung pegas, frekuensi pribadi terendah didapat

gk
Wa

n =

rad/sec

(10.19)

Hz

(10.20)

atau

fn =

1
2

gk
Wa

dimana g adalah percepatan gravitasi, k adalah spring rate, dan Wa adalah berat pegas
yang dapat dihitung dengan persamaan

Wa =

2 d2DNa
4

10-12

(10.21)

dengan adalah massa jenis bahan pegas (kg/m3). Substitusi spring rate dan berat pegas
ke persamaan di atas maka akan didapatkan

fn =

2 d
Na D 2

Gg
32

Hz

(10.22)

Pembebanan Cyclic
Pegas sering digunakan dengan pembebanan yang berfluktuasi sehingga perlu dilakukan
perancangan yang mempertimbangkan fatigue dan konsentrasi tegangan. Perlu diingat
bahwa pegas tidak pernah digunakan sebagai pegas tekan dan pegas tarik sekaligus.
Pegas juga dipasang dengan preload tertentu sehingga selama pembebanan tidak
pernah mengalami tegangan bernilai nol. Untuk beban fatigue faktor koreksi Wahl harus
digunakan pada tegangan rata-rata maupun tegangan alternating. Beban alternating dan
beban rata-rata dapat dihitung dengan persamaan

Pa =

Pmax Pmin
2

(10.23)

Pm =

Pmax + Pmin
2

(10.24)

Tegangan alternating dan tegangan rata-rata selanjutnya dapat dihitung dengan


persamaan

a =
m =

8DK w Pa
d3
8DK w Pm
d3

(10.25)
(10.26)

Kekuatan Ijin untuk Pegas Tekan


Data pengujian yang cukup banyak tersedia untuk kekuatan pegas tekan yang terbuat
dari kawat berpenampang bulat, baik untuk beban statik maupun beban dinamik. Batasbatas kekuatan yang diperlukan dalam perancangan pegas adalah
1. Torsional yield strength, Ssy. Kekuatan yield torsional dari kawat pegas
tergantung pada jenis bahan dan apakah pegas telah diset atau belum. Tabel
10.4 menunjukkan beberapa jenis faktor kekuatan yield torsional untuk beberapa
material yang biasa digunakan untuk pegas. Faktor ini adalah prosentasi terhadap
kekuatan tarik ultimate kawat.

10-13

Tabel 10.4 Kekuatan yield torsional Ssy untuk pegas tekan, dan beban statik

2. Torsional Fatigue Strength, Ssf. Tabel 10.4 menunjukkan data kekuatan fatigue
torsional beberapa jenis material pada tiga titik siklus pembebanan yaitu 105, 106,
dan 107. Perlu dicatat data ini didapatkan dari eksperimen dimana pegas dibebani
dengan tegangan rata-rata yang sama besar dengan amplitudo tegangan (stress
ratio R = m/a = 0).
Tabel 10.5 Kekuatan fatigue torsional, Ssf untuk pegas tekan (stress ratio, R = 0)

3. Torsional Endurance Limit, Sse. Bahan pegas dari baja dapat memiliki
endurance limit untuk umur tak berhingga. Gambar 10.10 menunjukkan S-N
diagram untuk beberapa kawat dengan diameter lebih kecil dari 10 mm. Penelitian
Zimmerli[4] menunjukkan bahwa kawat pegas baja dengan diameter < 10 mm,
yang memiliki rasio tegangan R = 0 adalah
Se = 45,0 Ksi (310 Mpa) untuk unpeened spring

(10.27)

Se = 67,5 ksi (465 Mpa) untuk peened spring

(10.28)

Data ini menunjukkan bahwa untuk kawat d < 10 mm, ternyata memiliki torsional
endurance limitnya tidak tergantung pada ukuran, jenis paduan, dan kekuatan
ultimate tarik material. Se hanya tergantung pada proses peening, yaitu proses

10-14

pengerjaan permukaan yang menimbulkan compressive residual stress dan


mempertangguh permukaan.

Gambar 10.10 Kurva S-N kawat pegas

Faktor Keamanan Untuk Pegas Tekan


Untuk pegas yang mendapat beban statik, faktor keamanan dapat dihitung terhadap
kekuatan yield torsional yang diijinkan. Faktor keamanan terhadap beban statis

SFs =

S sy
max

SFs =

S sy
max

S sy d3
8DK sP
=

, no curvature effect

S sy d3
8DK w P

, curvature effect

(10.29)

(10.30)

Untuk pegas yang mengalami beban cyclic, ada tiga faktor keamanan pegas yang perlu
dipertimbangkan yaitu :

Faktor keamanan terhadap torsional endurance limit fatigue

SFs =

(10.31)

Faktor keamanan terhadap torsional yielding adalah

SFs =

S se
a

S sy
( a + m )

(10.32)

Faktor keamanan terhadap torsional fatigue strength adalah

SFs =

10-15

S sf
a

(10.33)

Contoh soal #1
Sebuah pegas helix tekan dengan ujung plain memiliki spring-rate 100000 N/m,
diameter kawat adalah 10mm dan spring indeks 5,0. Bahah pegas memiliki modulus
elastisitas 80 Gpa dan tegangan geser yang diijinkan 480 N/mm2
Tentukanlah jumlah lilitan aktif, beban statis maksimum yang dapat ditahan pegas,
besarnya pitch sedemikian rupa sehingga pada saat beban maksimum pegas dalam
kondisi solid.
Solusi
Dari persamaan 10.16, Jumlah lilitan aktif :

Na =

(80)(10 9 )(10)(10 3 )
Gd
= 7.843 8 lilitan
=
0.5
0,5

3
3
5
8C k t 1 + 2 8(5) (10 )1 + 2
5
C

Dari persamaan faktor geser transversal Ks = (C + 0,5)/C=(5+0.5)/5=1.10


Jika max=ijin=480 N/mm2, dari persamaan 10.9, didapat gaya maksimum yang dapat
ditahan pegas :

Pmax =

d 3 max
8K s D

(10 2 )3 ( 480)
8(1.10)(50)(10 3 )

= 3.427 kN

Defleksi maksimum yang mengakibatkan kondisi panjang solid adalah :

s = max =

Pmax 3427
=
= 34.27 mm
kt
10 5

Dari tabel 10.3, panjang solid ls=d(Nt+1)= d(Na+1)=(10)(10-3)(8+1)=90 mm


Panjang bebas lf=ls+s=90+34.27=124.27 mm
Dari tabel 10.3, pitch p=(lf-d)/Na=(124.27-10)/8=14.28 mm

10.5.

Pegas Helix Tarik


Untuk mengaplikasikan beban pada pegas tarik diperlukan konstruksi khusus

pada ujung pegas berupa hook (kait) atau loop. Dimensi utama pegas tarik beserta
dimensi hook, ditunjukkan pada gambar 10.11. Bentuk standar hook didapatkan dengan
menekuk lilitan terakhir sebesar 900 terhadap badan lilitan. Mengingat bentuk hook,
adanya konsentrasi tegangan biasanya membuat hook atau loop mengalami tegangan
yang lebih besar dibandingkan tegangan pada lilitan. Karena itu, dalam perancangan

10-16

pegas, faktor konsentrasi tegangan perlu diminumkan dengan menghindari bentuk


tekukan yang terlalu tajam, seperti misalnya dengan membuat radius r2 sebesar mungkin.

(b)

(c)

(a)

(b)

(a)

(d)

(e)

Gambar 10.11 Pegas helix tarik. (a) geometry; (b) bentuk hook konvensional; (c) pandangan samping; (d)
improved design; (e) pandangan samping

Lilitan Aktif
Semua lilitan dalam pegas adalah termasuk lilitan aktif, tetapi satu lilitan biasanya
ditambahkan pada lilitan aktif untuk menentukan panjang pegas Lb.

N t = Na + 1

(10.34)

L b = dN t

(10.35)

dan panjang bebas diukur antara sisi dalam hook atau loop yaitu

L f = Lb + Lh + Ll
10-17

(10.36)

Spring rate
Pegas tarik memiliki karakteristik gaya-defleksi sedemikian rupa sehingga diperlukan
gaya awal Pi sebelum mulai terjadi defleksi. Setelah diberikan beban awal Pi, kurva gaya
defleksi akan berbentuk garis linear. Jadi gaya tarik pegas adalah

P = Pi +

Gd 4
8NaD 3

(10.37)

Sehingga konstanta pegas atau spring rate adalah

k=

P Pi
d4G
dG
=
=
3

8NaD
8Na C 3

(10.38)

Gaya Awal Pegas Tarik


Besarnya beban awal yang harus diberikan dapat dirancang pada saat pembuatan dan
harus dijaga supaya tegangan geser awal i pada kawat masih dalam daerah yang
diinginkan. Nilai tegangan geser awal (i ) yang direkomendasikan yang merupakan fungsi
dari indeks pegas ditampilkan pada gambar 10.12. Di luar daerah prefered range tidak
disarankan dan juga sangat sulit dalam pembuatan/manufacturing. Kurva batas atas dan
batas bawah dapat diaproximate dengan polinomial pangkat tiga sebagai berikut :

i = 4.231C 3 + 181.5C 2 3387C + 28640 (batas bawah)

(10.39)

i = 2,987C 3 + 139,7C 2 3427C + 38404 (batas atas)

(10.40)

Nilai gaya awal pegas tarik sebagai fungsi dari tegangan geser dinyatakan dengan
persamaan

Pi =

i d3 i d 2
=
8D
8C

10-18

(10.41)

Gambar 10.12 Daerah tegangan geser awal yang direkomendasikan pada pegas tarik

Defleksi Pegas Tarik


Defleksi pegas helix tarik dapat dihitung dengan cara yang sama untuk pegas tekan
dengan modifikasi adanya preload.

8(P Pi )D 3Na
d4G

(10.42)

Tegangan Maksimum pada pegas tarik


Tegangan geser pada bagian lilitan dapat dihitung dengan cara yang sama untuk pegas
tekan, baik pada pembebanan statik maupun pembebanan dinamik. Jadi tegangan geser
akibat beban statik adalah

max =

8K w PD
d3

(10.43)

Tegangan alternating dan tegangan rata-rata untuk beban cyclic dapat dihitung dengan
persamaan

a =
m =

8DK w Pa
d3
8DK w Pm
d3

10-19

(10.44)
(10.45)

Pada hook terdapat dua daerah yang potesial mengalami tegangan kritis yaitu pada
penampang A dan B, seperti ditunjukkan pada gambar 10.13. Pada penampang A aka
terjadi tegangan akibat bending dan gaya dalam, sedangkan pada penampang B akan
terjadi tegangan geser torsional yang tinggi karena pada titik ini radius lengkungan paling
kecil. Tegangan maskimum akibat bending dan gaya dalam pada penampang A adalah

Mc r1 PA 32PA r1 r1 4PA
A =
=
+
+
I r3 A d3 r3 d 2

(10.46)

dan tegangan geser torsional maksimum pada penampang B adalah

B =

8PB C r2

d 2 r4

(10.47)

Gambar 10.13 lokasi tegangan kritis pada hook

Surging pada pegas tarik


Untuk menghindari fenomena surging pada komponen pegas tarik, haruslah dirancang
pegas tarik yang memiliki frekuensi pribadi yang tidak berhimpit dengan frekuensi eksitasi
dinamik disekitar pegas. Frekuensi pribadi pegas tarik dapat dihitung dengan cara yang
sama seperti pegas tekan yaitu :

fn =

2 d
Na D 2

Gg
32

Hz

(10.48)

Kekuatan material untuk pegas tarik


Material yang digunakan untuk pegas tarik umumnya sama dengan material untuk pegas
tekan. Tabel 10.6 menunjukkan rekomendasi kekuatan torsional yield dan bending
yield untuk beban statik, baik untuk bagian coil atau bagain ujung pegas. Perlu dicatat
bahwa kekuatan torsional adalah sama untuk pegas tekan dan pegas tarik. Sedangkan

10-20

tabel 10.7 menunjukkan rekomendasi kekuatan fatigue

material ASTM A228 dan

stainless steel 302.


Tabel 10.6 Kekuatan yield torsional dan bending material pegas tarik

Tabel 10.7 Kekuatan fatigue material ASTM A228 dan SS 302

10.6.

Pegas Helix Torsional


Pegas helix bisa dibebani secara tosrional, baik tekan maupun tarik. Ujungnya

diperpanjang pada arah tangensial untuk menahan beban momen. Ujung pegas jenis ini
mempunyai berbagai macam bentuk, tergantung penggunaannya. Kebanyakan coilnya
rapat seperti pegas tarik, tanpa adanya initial tension, tetapi kadang juga renggang seperti
pegas tekan untuk menghindari adanya gesekan.
Momen yang bekerja menyebabkan kawat menderita beban bending. Untuk
menggunakan pegas jenis ini, momen yang bekerja harus disusun sedemikan hingga
menyebabkan merapatnya coil, karena tegangan sisa pada coil lebih baik dalam
menerima momen yang menyebabkan merapatnya coil. Beban dinamik harus fluctuating
atau repeated dengan rasio tegangannya R 0.
Diperlukan tiga titik atau lebih sebagai dudukan radial. Sebagai dudukan, biasanya
digunakan batang yang dimasukkan di dalam coil. Diameter batang harus lebih kecil dari
diameter terdalam coil. Untuk mencegah terjadinya binding, diameter batang harus lebih
kecil dari 90% diameter dalam terkecil dari coil.
Sepesifikasi pembuatan pegas helix torsional adalah diameter kawat, diameter
luar coil, jumlah lilitan dan spring rate, serta variabel yang terdapat pada gambar 10.14.
10-21

Untuk menahan beban bending, lebih efesien digunakan kawat dengan penampang segi
empat (nilai I lebih besar untuk dimensi yang sama). Tetapi, karena harganya lebih murah
dan variasi ukuran dan material lebih baik, kawat dengan penampang bulat lebih sering
digunakan.

Gambar 10.14 Spesifikasi pegas helix torsional

Jumlah Lilitan Aktif


Jumlah lilitan aktifnya adalah jumlah lilitan body (Nb) ditambah dengan jumlah lilitan pada
ujung pegas (Ne).

Na = N b + Ne

(10.49)

Untuk ujung lurus,

Ne =

l1 + l 2
3D

(10.50)

Defleksi Pegas Torsional


Defleksi sudut ujung coil dinyatakan dalam radian atau putaran.

rev =

1
1 Ml w
rad =
putaran
2
2 EI

(10.51)

dengan M adalah momen bending, lw panjang kawat, E modulus Young material, dan I
momen inersia penampang. Untuk kawat berpenampang bulat,

rev =

MDN
1 M (DN a )
10.2 4 a putaran
4
2 E d / 64
d E

10-22

(10.52)

Faktor 10.2, berdasar pengalaman, biasanya dinaikkan menjadi 10.8 karena adanya
gesekan antar coil, sehingga :

rev 10.8

MDN a
putaran
d 4E

(10.53)

Spring Rate Torsional Pegas Torsional

k=

rev

d 4E
10.8DN a

(10.54)

Coil Closure
Ketika pegas torsional dibebani sehingga merapatkan coil, diameter coil mengecil dan
bertambah panjang. Diameter dalam minimal pada saat defleksi penuh adalah

Di min =

DN b
d
N b + rev

Batang yang dipasang di dalam coil harus lebih kecil dari 90% Di

(10.55)
min.

Panjang coil

maksimum

l max = d (N b + 1 + )

(10.56)

Tegangan Coil
Tegangan tekan maksimum

terjadi pada bagian dalam coil (pada saat dibebani

menyebabkan coil merapat) :

i max = K i

32M max
M max c
= Ki
I
d3

(10.57)

dengan

Ki =

4C 2 C 1
4C (C 1)

(10.58)

Pada pegas torsional, kegagalan statik (yield) terjadi pada bagian dalam karena tegangan
tekan maksimum. Tetapi, kegagalan fatigue (fenomena tegangan tarik) terjadi karena
tegangan tarik maksimum pada bagian luar coil.

10-23

o max = K o

o mean =

32M max
d3

o max + o min
2

o alternating =

o max o min
2

(10.59)

(10.60)
(10.61)

dengan

32M min
d3

(10.62)

4C 2 + C 1
4C (C + 1)

(10.63)

o min = K o
Ko =

Parameter Material untuk Pegas Torsional


Tabel 10.8 menunjukkan kekuatan yield yang direkomendasikan untuk beberapa material
kawat (persentase dari kekuatan ultimate tarik). Adanya tegangan sisa pada pegas,
memungkinkan kekuatan ultimate tarik material digunakan pada kriteria yield. Tabel 10.9
menunjukkan persentase kekuatan fatigue bending untuk digunakan sebagai kriteria yield
untuk beberapa material kawat pada 105 dan 106 siklus, pada keadaan peened atau
unpeened.
Tabel 10.8 Kekuatan yield bending maksimum Sy yang direkomendasikan untuk pegas helix torsional pada
pembebanan statik

Tabel 10.9 Kekuatan fatigue bending maksimum Ssf yang direkomendasikan untuk pegas helix torsional
pada pembebanan dinamik (rasio tegangan, R=0)

10-24

Data torsional endurance limit pegas helix tekan pada persamaan 10.27 dan 10.28 bisa
diadaptasi untuk bending dengan kriteria von Misses antara beban torsional dan tarik

Se b =

Se
0.577

(10.64)

Yang menghasilkan
Seb = 45,0/0.577 ksi = 78 ksi (537 Mpa) untuk unpeened spring

(10.65)

Seb = 67,5/0.577 ksi = 117 (806 Mpa) untuk peened spring

(10.66)

Faktor Keamanan untuk Pegas Torsional


Kegagalan yield terjadi pada bagian dalam coil, faktor keamanannya adalah

SFy =

Ssy

i max

(10.67)

Data fatigue dan endurance yang tersedia adalah untuk tegangan repeated (komponen
rata-rata dan alternating sama besar), faktor keamanan fatigue

SFf =

( omean

Se (Sut o min )
o min ) + Sut o alternating

(10.68)

dengan

Se = 0.707

10.7.

Seb Sut
Sut 0.707Seb

(10.69)

Pegas Daun
Pegas daun banyak digunakan pada mobil. Pegas daun bisa disederhanakan

menjadi kantilever segitiga sederhana seperti pada gambar 10.15(b) atau papan segitiga
seperti pada gambar 10.15(b). Papan segitiga dibagi menjadi n strip dengan lebar b,
ditumpuk menjadi seperti gambar 10.15 (b).

10-25

Gambar 10.15 Pegas daun, (a) Papan segitiga, pegas kantilever (b) Pegas daun bertumpuk ekivalennya

Untuk pegas kantilever dengan penampang segi emapat, lebar penampang b,


tinggi t, dibebani bending :

6M 6Px
=
bt 2
bt 2

(10.70)

Momen maksimum terjadi pada x=l bagian luar, sehingga

max =

6Pl
bt 2

(10.71)

Dalam merancang pegas daun, tegangan sepanjang beam diusahakan konstan


dengan cara membuat t konstan dan b bervariasi, atau sebaliknya.

b( x ) 6P
= 2 =konstan
x
t

(10.72)

Persamaan 10.725 linear, dan menghasilkan bentuk segitiga, seperti pada gambar
10.15(a) dengan tegangan konstan sepanjang x. Pegas kantilever segitiga dan pegas
daun bertumpuk ekivalennya mempunyai tegangan dan defleksi yang sama, kecuali pada
kondisi :

Gesekan antar pegas daun yang bertumpuk, menghasilkan efek redaman,


Pegas daun bertumpuk hanya bisa menahan beban penuh pada satu arah.
Defleksi dan spring rate untuk pegas daun ideal :

6Pl 3
Enbt 3

(10.73)

P
Enbt 3
=
bt 2
6l 3

(10.74)

=
k=

10-26

Contoh soal #2
Pegas kantilever dengan panjang 35 inch tersusun dari 8 tumpukan daun. Lebar daun 7/4
inch. Beban 500 lbf bekerja pada ujung pegas menyebabkan defleksi 3 inch. Material
pegas baja dengan E=30000 ksi.
Tentukan Ketebalan daun dan tegangan bending maksimum
Solusi

6Pl 3
6Pl 3
6(500 )(35 )
3
Dari =

=
=
= 0.1021 inch3
t
3
Enb (3 ) 10 7 8(1.75 )3
Enbt
3

( )

t=0.4674 inch,

max =

6Pl
6(500 )35
=
= 34330 psi
2
2
nbt
8(1.75 )(0.4674 )

10.8.

Pegas Belleville
Nama pegas ini diambil dari penemunya, J.F. Belleville. Pegas ini berbentuk

washers. Bentuk dan dimensinya bisa dilihat pada gambar 10.16. Pegas ini biasanya
digunakan pada pembebanan yang besar dengan defleksi kecil. Pegas ini sering
digunakan untuk mendapatkan preload pada baut. Penggunaan lainnya adalah pada
clutch dan seal.

Gambar 10.16 (a) Pegas Belleville yang ada di pasaran (b) Dimensi pegas Belleville (posisi bebas/tidak
terdefleksi)

Parameter yang digunakan pada pegas Belleville adalah rasio diameter Rd=Do/Di
dan h/t. Rd=2 berarti pegas mempunyai kapasitas penyimpanan energi maksimum. Dari
gambar 10.17, pada h/t kecil, karakteristik pegas hampir linear, sedangkan pada h/t

10-27

besar, karakteristik pegas sama sekali tidak linear. Pegas yang tidak terdefleksi dan tidak
terbebani ditunjukkan pada gambar 10.16(b). Defleksi 100% adalah pada kondisi pegas
flat. Gaya 100% menunjukkan gaya yang dibutuhkan untuk terjadinya defleksi 100%.
Besarnya gaya dan defleksi absolut tergantung rasio h/t, ketebalan t, dan material.

Gambar 10.17 Karakteristik gaya-defleksi yang dinormalisasi pegas Belleville

Pada rasio h/t lebih dari 1.414, kurva menjadi bimodal, yaitu untuk pembebanan
yang dilakukan, bisa terjadi lebih dari satu kemungkinan defleksi. Gambar 10.18
menunjukkan pemasangan pegas Belleville yang memungkinkan 2 posisi stabil melewati
kondisi flat.

Gambar 10.18 Pemasangan pegas Belleville pada kondisi memungkinkan melewati posisi flat

10-28

Fungsi Beban-Defleksi untuk Pegas Belleville


Hubungan beban dengan defleksi tidak linear, sehingga tidak bisa ditentukan nilai spring
ratenya. Hal ini ditunjukkan pada persamaan berikut ini:

P=

4E
2

K 1Do 1

3
(h ) h 2 t + t

(10.75)

dengan

K1 =

2
6 (Rd 1)

ln Rd Rd 2

(10.76)

Do
Di

(10.77)

dan

Rd =

Persamaan 10.75 digunakan untuk mengeplot gambar 10.17.


Gaya yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi flat (=h) :

Pflat =

4Eht 3
2

K 1Do 1 2

(10.78)

Tegangan pada pegas Belleville


Tegangan yang terjadi tidak terdistribusi seragam, dan terkonsentrasi pada bagian tepi,
seperti ditunjukkan pada gambar 10.19. Tegangan terbesar c terjadi adalah tegangan
tekan pada posisi c pada gambar 10.19.

c =
ti =

K 1Do 1
4E
2

K 1Do 1

to =

dengan

4E

K 2 h 2 + K 3 t

(10.79)

K 2 h 2 t + K 3 t

(10.80)

K 4 h 2 + K 5 t

(10.81)

4E
2

K 1Do 1

Gambar 10.19 Posisi tegangan


maksimum terjadi pada pegas
Belleville

10-29

K2 =

6
6 (Rd 1)
1 ; K 3 =

ln Rd ln Rd
ln Rd

Rd 1
2

R ln Rd (Rd 1) Rd
Rd
; K5 =
K4 = d

2
ln Rd
2(Rd 1)

(Rd 1)

(10.82) dan (10.83)

(10.84) dan (10.85)

Pembebanan Statik pada Pegas Belleville


Biasanya parameter perancangan yang digunakan pada adalah tegangan tekan c, tetapi
karena tegangan terkonsentrasi pada tepi, akan terjadi yield lokal yang akan memperkecil
tegangan tersebut. Karena c lebih besar dari tegangan rata-rata, c bisa dibandingkan
dengan dengan suatu harga yang lebih besar daripada kekuatan tekan Suc. Pada
sebagian material pegas Suc=Sut. Tabel 10.10 menunjukkan harga rekomendasi
persentase Sut yang dibandingkan dengan harga c pada pembebanan statik. Material
pada umumnya tidak akan mampu menahan tingkat tegangan pada tabel 10.10. Harga ini
hanya menunjukkan prediksi kegagalan berdasar c lokal.
Tabel 10.10 Tingkat tegangan tekan maksimum yang direkomendasikan untuk pegas Belleville pada
pembebanan statik (asumsi Suc=Sut)

Pembebanan Dinamik
Pada pembebanan dinamik, Tegangan tarik maksimum dan minimal ti dan to pada
posisi ekstrim range defleksinya bisa dihitung dengan persamaan 10.80 dan 10.81. Untuk
mendapatkan faktor keamanan untuk fatigue bisa didapat dari analisis diagram Goodman
dan persamaan 10.67. Untuk meningkatkan umur fatigue, biasanya dilakukan sot
peening.

Susunan Pegas Bertumpuk


Karena defleksi maksimum pegas Belleville kecil, maka untuk mendapatkan defleksi total
yang lebih besar, pegas ditumpuk secara seri seperti pada gambar 10.20(b). Gaya yang
diperlukan untuk mendefleksi sama besar, tetapi defleksi yang terjadi bertambah besar.
10-30

Susunan pararel seperti pada gambar 10.20 (a) akan menghasilkan defleksi total yang
sama dengan gaya yang lebih besar. Kombinasi seri-pararel bisa dilakukan, seperti pada
gambar 10.20(c). Susunan seri dan seri-pararel tidak stabil, dan diperlukan guide pin atau
lubang, dimana gesekan yang terjadi akan mengurangi beban yang tersedia. Pada
susunan pararel juga akan gesekan antar daun.

Gambar 10.20 Susunan pegas Belleville

10-31

Soal-Soal Latihan
1. Pegas linear akan memberi gaya sebesar 200 N pada saat defleksi maksimumnya
sebesar 150 mm, dan 40 N pada saat defleksi minimumnya sebesar 50 mm. Tentukan
spring ratenya.
2. Papan loncat pada posisi overhung seperti pada gambar (a) di bawah. Seorang
dengan massa 100 kg berdiri pada ujung bebas. Dimensi penampang 305 mm x 32
mm terbuat dari material dengan E = 10.3 GPa. Hitung spring rate dan frekuensi
pribadi papan loncat tersebut. Ulangi untuk papan kantilever seperti pada gambar (b).

3.

Gambar di samping adalah mainan anak-anak yang disebut pogo


stick. Anak berdiri di atas pad, memberi beban pada pad tersebut
setengah beratnya tiap sisi. Pad tersebut tetap menempel pada kaki
anak tersebut selama melompat. Ketika memantul, pegas terkena
gaya impak, menyimpan energinya dan melepaskannya lagi setiap
pantulan. Berat anak tersebut adalah 60 lb, konstanta pegas 100lb/in.
Berat pogo stick 5 lb. Rancanglah pegas helix tekan yang akan tetap
bisa melompat pada ketinggian 2 inch dari tanah, dengan faktor
keamanan dinamik untuk umur 50000 siklus. Tentukan frekuensi
pribadi fundamental sistem.

4. Senar gitar terbuat dari kawat music/ASTM A288. Untuk mendapatkan nada yang
tepat, senar dibebani dengan gaya tarik sebesar 200 N. Senar putus, kemudian
diganti dengan phosphor bronze/ASTM B159. Untuk mendapatkan anda yang sama,
berapakan beban yang harus diberikan pada senar tersebut jika diameternya sama?
5. Katup overflow mempunyai diameter piston
15 mm dan panjang celah 5 mm seperti
pada gambar. Pegas berdiameter coil ratarata D=10 mm, diameter kawat d=2 mm.
Pada

kondisi

celah

terbuka

penuh,

tekanannya adalah 1 bar. Pada saat pegas


10-32

terdefleksi maksimum, tekanannya adalah 3 bar. Hitung jumlah lilitan aktif, panjang
bebas, dan pitch pegas. Modulus geser material pegas G=80 GPa. Ujung pegas
adalah squared and ground. Tentukan pula tegangan gesernya.
6.

Batang torsional digunakan sebagai pegas


suatu kendaraan. Torsi terjadi karena gaya
P=1500 N bekerja pada jari-jari R=200 mm.
Defleksi sudut maksimumnya adalah 45O.
Hitung diameter dan panjang batang jika
tegangan geser maksimumnya 500 MPa.

7. Pintu oven tetap terkunci karena adanya pegas


helix torsional, sepertti pada gambar. Ketika
pintu terkunci torsi pegas sebesar 1Nm. Ketika
pintu oven terbuka penuh, pintu tersebut akan
tetap terbuka karena adanya gaya gravitasi.
Tinggi pintu 450 mm dengan massa 4 kg. Pegas
terbuat

dari

kawat

music/ASTM

A228

berdiameter 4.5 mm. Dimensi pegas seperti


pada

gambar.

Apakah

memungkinkan

digunakan pegas dengan diameter kawat = 3 mm untuk kondisi pembebanan yang


sama?
8.

Pegas helix tekan terbuat dari kawat


baja

pegas

hard-drawn/A227

berdiameter 2 mm. Pegas mempunyai


diameter luar 22 mm. Ujung pegas
plain dan ground, terdapat total 8.5
lilitan.
a. Kondisi di atas adalah kondisi bebas. Ketika didefleksi sampai panjang solid,
tegangan yang terjadi tidak akan melebihi kekuatan yield torsionalnya.
Tentukan panjang bebasnya,
b. Tentukan pitch pegas,
c. Tentukan gaya yang dibutuhkan untuk menekan pegas sampai kondisi
panjang solid,

10-33

d. Berapa spring ratenya?


e. Akankah akan terjadi buckling pada pegas ketika operasi?
9. Pegas helix tarik terbuat dari kawat oiltempered/A229/AISI-1065.
terlihat

pada

gambar,

Seperti
ujungnya

full

twisted loop. Lilitannya rapat, berjumlah


84 lilitan, dengan preload sebesar 16 lb.
a. Tentukan panjang rapatnya,
b. Tentukan tegangan torsional yang disebabkan adanya preload,
c. Tentukan estimasi spring ratenya,
d. Berapa besar gaya yang mengakibatkan terjadinya deformasi permanen?
e. Berapa defleksi pegas ketika dibebani gaya pada soal (d)?
10. Perangkap tikus seperti pada gambar menggunakan 2 buah
pegas dengan arah putar yang saling berlawanan. Diameter
kawat 0.081 inch, diameter luar pegas pada posisi yang
ditunjukkan adalah inch. Tiap pegas mempunyai 11
lilitan. Untuk membuka dibutuhkan gaya 8 lb.
a. Tentukan konfigurasi pegas yang mungkin sebelum
dipasang,
b. Tentukan tegangan maksimum pada pegas ketika
jebakan dipasang.

10-34

Anda mungkin juga menyukai