Bab 10 Pegas1
Bab 10 Pegas1
PERANCANGAN PEGAS
10.1.
Pendahuluan
Pegas adalah elemen mesin flexibel yang digunakan untuk memberikan gaya,
torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan energi. Energi disimpan pada benda
padat dalam bentuk twist, stretch, atau kompresi. Energi di-recover dari sifat elastis
material yang telah terdistorsi. Pegas haruslah memiliki kemampuan untuk mengalami
defleksi elastis yang besar. Beban yang bekerja pada pegas dapat berbentuk gaya tarik,
gaya tekan, atau torsi (twist force). Pegas umumnya beroperasi dengan high working
stresses dan beban yang bervariasi secara terus menerus. Beberapa contoh spesifik
aplikasi pegas adalah
1. Untuk menyimpan dan mengembalikan energi potensial, seperti misalnya pada
gun recoil mechanism
2. untuk memberikan gaya dengan nilai tertentu, seperti misalnya pada relief valve
3. untuk meredam getaran dan beban kejut, seperti pada auto mobil
4. untuk indikator/kontrol beban, contohnya pada timbangan
5. untuk mengembalikan komponen pada posisi semula, contonya pada brake pedal
10.2.
Klasifikasi Pegas
Pegas dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fungsi dan beban yang bekerja
yaitu pegas tarik, pegas tekan, pegas torsi, dan pegas penyimpan energi. Tetapi
klasifikasi yang lebih umum adalah diberdasarkan bentuk fisiknya. Klasifikasi berdasarkan
bentuk fisik adalah :
1. Wire form spring (helical compression, helical tension, helical torsion, custom
form)
2. Spring washers (curved, wave, finger, belleville)
3. Flat spring (cantilever, simply supported beam)
4. Flat wound spring (motor spring, volute, constant force spring)
Pegas helical compression dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi.
Gambar 10.1(a) menunjukkan beberapa bentuk pegas helix tekan. Bentuk yang standar
10-1
memiliki diameter coil, pitch, dan spring rate yang konstan. Picth dapat dibuat bervariasi
sehingga spring rate-nya juga bervariasi. Penampang kawat umumnya bulat, tetapi juga
ada yang berpenampang segi empat. Pegas konis biasanya memiliki spring rate yang
non-linear, meningkat jika defleksi bertambah besar. Hal ini disebabkan bagian diameter
coil yang kecil memiliki tahanan yang lebih besar terhadap defleksi, dan coil yang lebih
besar akan terdefleksi lebih dulu. Kelebihan pegas konis adalah dalam hal tinggi pegas,
dimana tingginya dapat dibuat hanya sebesar diameter kawat. Bentuk barrel dan
hourglass terutama digunakan untuk mengubah frekuensi pribadi pegas standar.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 10.1 Wire form spring: (a) Helical compression spring, (b) Helical extension spring, (c) drawbar
spring, (d) torsion spring
Pegas helix tarik perlu memiliki pengait (hook) pada setiap ujungnya sebagai
tempat untuk pemasangan beban. Bagian hook akan mengalami tegangan yang relatif
lebih besar dibandingkan bagian coil, sehingga kegagalan umumnya terjadi pada bagian
ini. Kegagalan pada bagian hook ini sangat berbahaya karena segala sesuatu yang
ditahan pegas akan terlepas. Salah satu metoda untuk mengatasi kegagalan hook adalah
dengan menggunakan pegas tekan untuk menahan beban tarik seperti ditunjukkan pada
gambar 10.1(c). Pegas wire form juga dapat untuk memberikan/menahan beban torsi
seperti pada gambar 10.1(d). Pegas tipe ini banyak digunakan pada mekanisme garage
door counter balance, alat penangkap tikus, dan lain-lain.
Spring washer dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi, tetapi lima tipe yang
banyak digunakan ditunjukkan pada gambar 10.2(a). Spring washer hanya mampu
menyediakan beban tekan aksial. Pegas jenis ini memiliki defleksi yang relatif kecil, dan
mampu memberikan beban yang ringan. Volute spring, seperti pada gambar 10.2(b)
mampu memberikan beban tekan tetapi ada gesekan dan histerisis yang cukup signifikan.
10-2
Beam spring dapat memiliki bentuk yang bevariasi, dengan menggunakan prinsip
kantilever atau simply supported. Spring rate dapat dikontrol dari bentuk dan panjang
beam. Pegas beam mampu memberikan atau menahan beban yang relatif besar, tetapi
dengan defleksi yang terbatas.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 10.2 Spring washer dan flat spring : (a) lima tipe spring washer, (b) Volute spring, (c) Beam Spring,
(d) Power spring
Power spring seperti ditunjukkan pada gambar 10.2(d) sering juga disebut pegas
motor atau clock spring. Fungsi utamanya adalah menyimpan energi dan menyediakan
twist. Contoh aplikasinya adalah pada windup clock, mainan anak-anak. Tipe yang kedua
disebut dengan constant force spring. Kelebihan pegas ini adalah defleksinya atau stroke
yang sangat besar dengan gaya tarik yang hampir konstan.
10.3.
Material Pegas
Material pegas yang ideal adalah material yang memiliki kekuatan ultimate yang
tinggi, kekuatan yield yang tinggi, dan modulus elastisitas atau modulus geser yang
rendah untuk menyediakan kemampuan penyimpanan energi yang maksimum.
Parameter loss coefficient, v yang menyatakan fraksi energi yang didisipasikan pada
siklus stress-strain juga merupakan faktor penting dalam pemilihan material. Material
pegas yang baik haruslah memiliki sifat loss coefficient yang rendah. Nilai loss coefficient
suatu material dapat dihitung dengan persamaan (lihat gambar 10.3) :
10-3
v =
U
2U
(10.1)
Untuk pegas yang mendapat beban dinamik, kekuatan fatigue adalah merupakan
pertimbangan utama dalam pemilihan material. Kekuatan ultimate dan yield yang tinggi
dapat dipenuhi oleh baja karbon rendah sampai baja karbon tinggi, baja paduan, stainless
steel, sehingga material jenis ini paling banyak digunakan untuk pegas. Kelemahan baja
karbon adalah modulus elastisitasnya yang tinggi. Untuk beban yang ringan, paduan
copper, seperti berylium copper serta paduan nikel adalah material yang umum
digunakan. Tabel 10.1 menampilkan sifat-sifat mekanik beberapa material yang sangat
umum digunakan.
Tabel 10.1 Sifat-sifat mekanik material pegas
10-4
Gambar 10.4 Kekuatan ultimate kawat material pegas vs diameter kawat[spring design]
Data sifat material pada gambar 10.4 di atas dapat didekati dengan persamaan
eksponensial
S ut Adb
(10.2)
dimana A dan b diberikan pada Tabel 10.2 untuk range ukuran kawat yang tertentu.
Fungsi empiris ini sangat membantu dalam perancangan pegas karena proses iterasi
dapat dilakukan dengan bantuan komputer. Perlu dicatat bahwa untuk A dalam ksi maka
d harus dalam inch, sedangkan jika A dalam satuan Mpa maka d harus dalam satuan
mm.
Dalam perancangan pegas, tegangan yang diijinkan adalah dalam kekuatan geser
torsional. Hasil penelitian untuk material pegas menunjukkan bahwa kekuatan geser
torsional adalah sekitar 67% dari kekuatan ultimate tarik.
Sus = 0,67Sut
10-5
(10.3)
10.4.
bulat, diameter coil konstan, dan picth yang konstan. Geometri utama pegas helix adalah
diameter kawat d, diameter rata-rata coil D, panjang pegas bebas Lf, jumlah lilitan Nt, dan
pitch p. Pitch adalah jarak yang diukur dalam arah sumbu coil dari posisi center sebuah
lilitan ke posisi center lilitan berikutnya. Indeks pegas C, yang menyatakan ukuran
kerampingan pegas didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter lilitan dengan
diameter kawat.
C = D/d
(10.4)
Index pegas biasanya berkisar antara 3 12. Jika C < 3, maka pegas sulit dibuat,
sedangkan jika C> 12, maka pegas mudah mengalami buckling.
Untuk memvisualisasikan bentuk pegas helix, dapat dimulai dengan sebuah kawat
lurus dengan panjang l dan diameter kawat d seperti ditunjukkan pada gambar 10.5(b).
Pada masing-masing ujung kawat dipasang lengan dengan panjang R = D/2, dimana
gaya P bekerja. Gaya P akan menimbulkan momen torsi di sepanjang batang kawat
sebesar
T = PR
(10.5)
Jika kawat sepanjang l tadi dibuat menjadi bentuk helix dengan N lilitan, dengan
radius lilitan R, maka akan terjadi kondisi setimbang seperti ditunjukkan pada gambar
10.5(c). Pada penampang kawat sekarang bekerja momen torsi dan gaya geser seperti
ditunjukkan pada gambar 10.5(d).
10-6
(b)
(c)
(a)
(d)
Gambar 10.5 Geometri dan gaya-gaya pada pegas helix: (a) geometri, (b) kawat lurus seblum dililitkan,
(c) gaya tekan pada pegas, (d) gaya dan momen dalam
t,max =
dimana
Tc 8PD
=
J
d3
(10.6)
T = torsi
c = radius terluar kawat
J = momen inersia polar = d 4 / 32
v,max =
P
4P
= 2
A d
10-7
(10.7)
Tegangan maksimum yang terjadi pada penampang kawat adalah merupakan kombinasi
antara tegangan geser torsional dan tegangan geser transversal. Sehingga tegangan total
maksimum adalah
max =
8PD
d
4P
d
max =
8PD
1
1 +
3
d 2C
8K sPD
d3
(10.8)
(10.9)
Kw =
4C 1 0,615
+
4C 4
C
(10.10)
Sehingga tegangan maksimum yang terjadi pada pegas, jika pengaruh gaya geser dan
efek konsentrasi tegangan diperhitungkan adalah
max =
8K w PD
d3
(10.11)
Distribusi tegangan geser pada penampang kawat ditunjukkan pada gambar 10.6.
Gambar 10.6 Distribusi tegangan pada penampang pegas: (a) tegangan akibat torsi, (b) tegangan akibat
gaya geser, (c) tegangan total tanpa pengaruh konsentrasi tegangan, (d) tegangan total dengan pengaruh
konsentrasi tegangan
10-8
Defleksi Pegas
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan defleksi pegas helix yaitu
dari pembebanan torsi dan dengan menggunakan teori Castigliano. Regangan geser
akibat beban torsi pada kawat lurus adalah
r defleksi
=
l panjang
(10.12)
t = r =
3
D
D TL D (D / 2)P(2)(D / 2)Na 8PC Na
=
=
=
Gd
2
G( d 4 / 32)
2 GJ 2
(10.13)
Defleksi sudut karena pembebanan torsional dan transversal dapat diturunkan dengan
menggunakan teori Castigliano. Total energi regangan akibat torsi dan gaya geser adalah
U=
4P 2D 3Na 2P 2DNa
T 2L P 2L
+
=
+
2GJ 2AG
Gd 4
Gd 2
(10.14)
Defleksi adalah merupakan turunan pertama terhadap beban, sehingga dapat dihitung
sebagai berikut
Gd C 2
P
Gd 4
Gd 2
(10.15)
Spring rate
Spring rate yang didefinisikan sebagai slope dari kurva gaya-defleksi sekarang dapat
dihitung. Untuk kurva gaya defleksi yang linier maka spring rate untuk pegas helix tekan
adalah
kt =
P
Gd
=
=
t 8C 3Na
Gd
0,5
8C 3Na 1 + 2
C
(10.16)
Persamaan pertama hanya berlaku untuk geser torsional, sedangkan rumus kedua
berlaku untuk beban torsi dan gaya geser melintang.
Spring rate total untuk n buah pegas yang disusun secara paralel adalah
k total = k 1 + k 2 + k 3 + ... + k n
Sedangkan untuk pegas yang disusun secara seri, total spring ratenya adalah
10-9
(10.17)
1
k total
1
1
1
1
+
+
+ .... +
k1 k 2 k 3
kn
(10.18)
Gambar 10.7 Empat tipe ujung pegas: (a) plain, (b) plain and ground, (c) squared, (d) squared and ground
adalah panjang pegas setelah dipasang dan mendapat beban awal. Panjang operasi
minimum L0 adalah panjang terkecil pada saat pegas beroperasi. Panjang padat Ls adalah
panjang pegas dimana semua lilitan sudah saling berkontak. Persamaan untuk
menghitung panjang pegas untuk berbagai kondisi ujung pegas dicantumkan pada tabel
10.3.
Panjang bebas pegas helix tekan adalah penjumlahan defleksi solid dengan panjang
solid, lf=ls+s.
Gambar 10.8 Various panjang pegas helix tekan : (a) panjang bebas, (b) panjang terpasang, (c) panjang
minimum operasi, (d) panjang pejal
Tabel 10. 3 Formula pegas tekan helix untuk empat kondisi ujung lilitan
Plain
Plain and
ground
Squared or
closed
Squared and
ground
Na
Na+1
Na+2
Na+2
Free length,lf
pNa+d
p(Na+1)
pNa+3d
pNa+2d
Soild length, ls
d(Nt+1)
dNt
d(Nt+1)
dNt
Pitch, p
(lf-d)/Na
lf/(Na+1)
(lf-3d)/Na
(lf-2d)/Na
paralel. Masalah buckling dapat dihindari dengan menempatkan pegas di dalam lubang
atau pada batang.
Gambar 10.9 Kondisi critical buckling pegas untuk ujung paralel dan non-paralel
Dalam perancangan pegas helix, haruslah dihindari getaran arah longitudinal dalam
bentuk surge. Surge adalah pulsa gelombang kompresi yang merambat pada koil sampai
pada salah satu ujung dimana pulsa akan dipantulkan dan kembali merambat keujung
yang lain, demikian seterusnya. Hal ini dapat terjadi jika pegas mendapat eksitasi dinamik
di sekitar frekuensi pribadinya. Frekuensi pribadi pegas fn atau n tergantung pada
kekakuan, massa, dan tipe tumpuan pada ujung pegas. Tumpuan fixed pada kedua ujung
pegas adalah paling umum digunakan, dimana dengan membuat tumpuan fixed pada
kedua ujung pegas, maka frekuensi pribadi terendah adalah dua kali dibandingkan jika
salah satu ujung dibebaskan berotasi, lihat gambar 10.9. Untuk tumpuan fixed pada
kedua ujung pegas, frekuensi pribadi terendah didapat
gk
Wa
n =
rad/sec
(10.19)
Hz
(10.20)
atau
fn =
1
2
gk
Wa
dimana g adalah percepatan gravitasi, k adalah spring rate, dan Wa adalah berat pegas
yang dapat dihitung dengan persamaan
Wa =
2 d2DNa
4
10-12
(10.21)
dengan adalah massa jenis bahan pegas (kg/m3). Substitusi spring rate dan berat pegas
ke persamaan di atas maka akan didapatkan
fn =
2 d
Na D 2
Gg
32
Hz
(10.22)
Pembebanan Cyclic
Pegas sering digunakan dengan pembebanan yang berfluktuasi sehingga perlu dilakukan
perancangan yang mempertimbangkan fatigue dan konsentrasi tegangan. Perlu diingat
bahwa pegas tidak pernah digunakan sebagai pegas tekan dan pegas tarik sekaligus.
Pegas juga dipasang dengan preload tertentu sehingga selama pembebanan tidak
pernah mengalami tegangan bernilai nol. Untuk beban fatigue faktor koreksi Wahl harus
digunakan pada tegangan rata-rata maupun tegangan alternating. Beban alternating dan
beban rata-rata dapat dihitung dengan persamaan
Pa =
Pmax Pmin
2
(10.23)
Pm =
Pmax + Pmin
2
(10.24)
a =
m =
8DK w Pa
d3
8DK w Pm
d3
(10.25)
(10.26)
10-13
Tabel 10.4 Kekuatan yield torsional Ssy untuk pegas tekan, dan beban statik
2. Torsional Fatigue Strength, Ssf. Tabel 10.4 menunjukkan data kekuatan fatigue
torsional beberapa jenis material pada tiga titik siklus pembebanan yaitu 105, 106,
dan 107. Perlu dicatat data ini didapatkan dari eksperimen dimana pegas dibebani
dengan tegangan rata-rata yang sama besar dengan amplitudo tegangan (stress
ratio R = m/a = 0).
Tabel 10.5 Kekuatan fatigue torsional, Ssf untuk pegas tekan (stress ratio, R = 0)
3. Torsional Endurance Limit, Sse. Bahan pegas dari baja dapat memiliki
endurance limit untuk umur tak berhingga. Gambar 10.10 menunjukkan S-N
diagram untuk beberapa kawat dengan diameter lebih kecil dari 10 mm. Penelitian
Zimmerli[4] menunjukkan bahwa kawat pegas baja dengan diameter < 10 mm,
yang memiliki rasio tegangan R = 0 adalah
Se = 45,0 Ksi (310 Mpa) untuk unpeened spring
(10.27)
(10.28)
Data ini menunjukkan bahwa untuk kawat d < 10 mm, ternyata memiliki torsional
endurance limitnya tidak tergantung pada ukuran, jenis paduan, dan kekuatan
ultimate tarik material. Se hanya tergantung pada proses peening, yaitu proses
10-14
SFs =
S sy
max
SFs =
S sy
max
S sy d3
8DK sP
=
, no curvature effect
S sy d3
8DK w P
, curvature effect
(10.29)
(10.30)
Untuk pegas yang mengalami beban cyclic, ada tiga faktor keamanan pegas yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
SFs =
(10.31)
SFs =
S se
a
S sy
( a + m )
(10.32)
SFs =
10-15
S sf
a
(10.33)
Contoh soal #1
Sebuah pegas helix tekan dengan ujung plain memiliki spring-rate 100000 N/m,
diameter kawat adalah 10mm dan spring indeks 5,0. Bahah pegas memiliki modulus
elastisitas 80 Gpa dan tegangan geser yang diijinkan 480 N/mm2
Tentukanlah jumlah lilitan aktif, beban statis maksimum yang dapat ditahan pegas,
besarnya pitch sedemikian rupa sehingga pada saat beban maksimum pegas dalam
kondisi solid.
Solusi
Dari persamaan 10.16, Jumlah lilitan aktif :
Na =
(80)(10 9 )(10)(10 3 )
Gd
= 7.843 8 lilitan
=
0.5
0,5
3
3
5
8C k t 1 + 2 8(5) (10 )1 + 2
5
C
Pmax =
d 3 max
8K s D
(10 2 )3 ( 480)
8(1.10)(50)(10 3 )
= 3.427 kN
s = max =
Pmax 3427
=
= 34.27 mm
kt
10 5
10.5.
pada ujung pegas berupa hook (kait) atau loop. Dimensi utama pegas tarik beserta
dimensi hook, ditunjukkan pada gambar 10.11. Bentuk standar hook didapatkan dengan
menekuk lilitan terakhir sebesar 900 terhadap badan lilitan. Mengingat bentuk hook,
adanya konsentrasi tegangan biasanya membuat hook atau loop mengalami tegangan
yang lebih besar dibandingkan tegangan pada lilitan. Karena itu, dalam perancangan
10-16
(b)
(c)
(a)
(b)
(a)
(d)
(e)
Gambar 10.11 Pegas helix tarik. (a) geometry; (b) bentuk hook konvensional; (c) pandangan samping; (d)
improved design; (e) pandangan samping
Lilitan Aktif
Semua lilitan dalam pegas adalah termasuk lilitan aktif, tetapi satu lilitan biasanya
ditambahkan pada lilitan aktif untuk menentukan panjang pegas Lb.
N t = Na + 1
(10.34)
L b = dN t
(10.35)
dan panjang bebas diukur antara sisi dalam hook atau loop yaitu
L f = Lb + Lh + Ll
10-17
(10.36)
Spring rate
Pegas tarik memiliki karakteristik gaya-defleksi sedemikian rupa sehingga diperlukan
gaya awal Pi sebelum mulai terjadi defleksi. Setelah diberikan beban awal Pi, kurva gaya
defleksi akan berbentuk garis linear. Jadi gaya tarik pegas adalah
P = Pi +
Gd 4
8NaD 3
(10.37)
k=
P Pi
d4G
dG
=
=
3
8NaD
8Na C 3
(10.38)
(10.39)
(10.40)
Nilai gaya awal pegas tarik sebagai fungsi dari tegangan geser dinyatakan dengan
persamaan
Pi =
i d3 i d 2
=
8D
8C
10-18
(10.41)
Gambar 10.12 Daerah tegangan geser awal yang direkomendasikan pada pegas tarik
8(P Pi )D 3Na
d4G
(10.42)
max =
8K w PD
d3
(10.43)
Tegangan alternating dan tegangan rata-rata untuk beban cyclic dapat dihitung dengan
persamaan
a =
m =
8DK w Pa
d3
8DK w Pm
d3
10-19
(10.44)
(10.45)
Pada hook terdapat dua daerah yang potesial mengalami tegangan kritis yaitu pada
penampang A dan B, seperti ditunjukkan pada gambar 10.13. Pada penampang A aka
terjadi tegangan akibat bending dan gaya dalam, sedangkan pada penampang B akan
terjadi tegangan geser torsional yang tinggi karena pada titik ini radius lengkungan paling
kecil. Tegangan maskimum akibat bending dan gaya dalam pada penampang A adalah
Mc r1 PA 32PA r1 r1 4PA
A =
=
+
+
I r3 A d3 r3 d 2
(10.46)
B =
8PB C r2
d 2 r4
(10.47)
fn =
2 d
Na D 2
Gg
32
Hz
(10.48)
10-20
10.6.
diperpanjang pada arah tangensial untuk menahan beban momen. Ujung pegas jenis ini
mempunyai berbagai macam bentuk, tergantung penggunaannya. Kebanyakan coilnya
rapat seperti pegas tarik, tanpa adanya initial tension, tetapi kadang juga renggang seperti
pegas tekan untuk menghindari adanya gesekan.
Momen yang bekerja menyebabkan kawat menderita beban bending. Untuk
menggunakan pegas jenis ini, momen yang bekerja harus disusun sedemikan hingga
menyebabkan merapatnya coil, karena tegangan sisa pada coil lebih baik dalam
menerima momen yang menyebabkan merapatnya coil. Beban dinamik harus fluctuating
atau repeated dengan rasio tegangannya R 0.
Diperlukan tiga titik atau lebih sebagai dudukan radial. Sebagai dudukan, biasanya
digunakan batang yang dimasukkan di dalam coil. Diameter batang harus lebih kecil dari
diameter terdalam coil. Untuk mencegah terjadinya binding, diameter batang harus lebih
kecil dari 90% diameter dalam terkecil dari coil.
Sepesifikasi pembuatan pegas helix torsional adalah diameter kawat, diameter
luar coil, jumlah lilitan dan spring rate, serta variabel yang terdapat pada gambar 10.14.
10-21
Untuk menahan beban bending, lebih efesien digunakan kawat dengan penampang segi
empat (nilai I lebih besar untuk dimensi yang sama). Tetapi, karena harganya lebih murah
dan variasi ukuran dan material lebih baik, kawat dengan penampang bulat lebih sering
digunakan.
Na = N b + Ne
(10.49)
Ne =
l1 + l 2
3D
(10.50)
rev =
1
1 Ml w
rad =
putaran
2
2 EI
(10.51)
dengan M adalah momen bending, lw panjang kawat, E modulus Young material, dan I
momen inersia penampang. Untuk kawat berpenampang bulat,
rev =
MDN
1 M (DN a )
10.2 4 a putaran
4
2 E d / 64
d E
10-22
(10.52)
Faktor 10.2, berdasar pengalaman, biasanya dinaikkan menjadi 10.8 karena adanya
gesekan antar coil, sehingga :
rev 10.8
MDN a
putaran
d 4E
(10.53)
k=
rev
d 4E
10.8DN a
(10.54)
Coil Closure
Ketika pegas torsional dibebani sehingga merapatkan coil, diameter coil mengecil dan
bertambah panjang. Diameter dalam minimal pada saat defleksi penuh adalah
Di min =
DN b
d
N b + rev
Batang yang dipasang di dalam coil harus lebih kecil dari 90% Di
(10.55)
min.
Panjang coil
maksimum
l max = d (N b + 1 + )
(10.56)
Tegangan Coil
Tegangan tekan maksimum
i max = K i
32M max
M max c
= Ki
I
d3
(10.57)
dengan
Ki =
4C 2 C 1
4C (C 1)
(10.58)
Pada pegas torsional, kegagalan statik (yield) terjadi pada bagian dalam karena tegangan
tekan maksimum. Tetapi, kegagalan fatigue (fenomena tegangan tarik) terjadi karena
tegangan tarik maksimum pada bagian luar coil.
10-23
o max = K o
o mean =
32M max
d3
o max + o min
2
o alternating =
o max o min
2
(10.59)
(10.60)
(10.61)
dengan
32M min
d3
(10.62)
4C 2 + C 1
4C (C + 1)
(10.63)
o min = K o
Ko =
Tabel 10.9 Kekuatan fatigue bending maksimum Ssf yang direkomendasikan untuk pegas helix torsional
pada pembebanan dinamik (rasio tegangan, R=0)
10-24
Data torsional endurance limit pegas helix tekan pada persamaan 10.27 dan 10.28 bisa
diadaptasi untuk bending dengan kriteria von Misses antara beban torsional dan tarik
Se b =
Se
0.577
(10.64)
Yang menghasilkan
Seb = 45,0/0.577 ksi = 78 ksi (537 Mpa) untuk unpeened spring
(10.65)
(10.66)
SFy =
Ssy
i max
(10.67)
Data fatigue dan endurance yang tersedia adalah untuk tegangan repeated (komponen
rata-rata dan alternating sama besar), faktor keamanan fatigue
SFf =
( omean
Se (Sut o min )
o min ) + Sut o alternating
(10.68)
dengan
Se = 0.707
10.7.
Seb Sut
Sut 0.707Seb
(10.69)
Pegas Daun
Pegas daun banyak digunakan pada mobil. Pegas daun bisa disederhanakan
menjadi kantilever segitiga sederhana seperti pada gambar 10.15(b) atau papan segitiga
seperti pada gambar 10.15(b). Papan segitiga dibagi menjadi n strip dengan lebar b,
ditumpuk menjadi seperti gambar 10.15 (b).
10-25
Gambar 10.15 Pegas daun, (a) Papan segitiga, pegas kantilever (b) Pegas daun bertumpuk ekivalennya
6M 6Px
=
bt 2
bt 2
(10.70)
max =
6Pl
bt 2
(10.71)
b( x ) 6P
= 2 =konstan
x
t
(10.72)
Persamaan 10.725 linear, dan menghasilkan bentuk segitiga, seperti pada gambar
10.15(a) dengan tegangan konstan sepanjang x. Pegas kantilever segitiga dan pegas
daun bertumpuk ekivalennya mempunyai tegangan dan defleksi yang sama, kecuali pada
kondisi :
6Pl 3
Enbt 3
(10.73)
P
Enbt 3
=
bt 2
6l 3
(10.74)
=
k=
10-26
Contoh soal #2
Pegas kantilever dengan panjang 35 inch tersusun dari 8 tumpukan daun. Lebar daun 7/4
inch. Beban 500 lbf bekerja pada ujung pegas menyebabkan defleksi 3 inch. Material
pegas baja dengan E=30000 ksi.
Tentukan Ketebalan daun dan tegangan bending maksimum
Solusi
6Pl 3
6Pl 3
6(500 )(35 )
3
Dari =
=
=
= 0.1021 inch3
t
3
Enb (3 ) 10 7 8(1.75 )3
Enbt
3
( )
t=0.4674 inch,
max =
6Pl
6(500 )35
=
= 34330 psi
2
2
nbt
8(1.75 )(0.4674 )
10.8.
Pegas Belleville
Nama pegas ini diambil dari penemunya, J.F. Belleville. Pegas ini berbentuk
washers. Bentuk dan dimensinya bisa dilihat pada gambar 10.16. Pegas ini biasanya
digunakan pada pembebanan yang besar dengan defleksi kecil. Pegas ini sering
digunakan untuk mendapatkan preload pada baut. Penggunaan lainnya adalah pada
clutch dan seal.
Gambar 10.16 (a) Pegas Belleville yang ada di pasaran (b) Dimensi pegas Belleville (posisi bebas/tidak
terdefleksi)
Parameter yang digunakan pada pegas Belleville adalah rasio diameter Rd=Do/Di
dan h/t. Rd=2 berarti pegas mempunyai kapasitas penyimpanan energi maksimum. Dari
gambar 10.17, pada h/t kecil, karakteristik pegas hampir linear, sedangkan pada h/t
10-27
besar, karakteristik pegas sama sekali tidak linear. Pegas yang tidak terdefleksi dan tidak
terbebani ditunjukkan pada gambar 10.16(b). Defleksi 100% adalah pada kondisi pegas
flat. Gaya 100% menunjukkan gaya yang dibutuhkan untuk terjadinya defleksi 100%.
Besarnya gaya dan defleksi absolut tergantung rasio h/t, ketebalan t, dan material.
Pada rasio h/t lebih dari 1.414, kurva menjadi bimodal, yaitu untuk pembebanan
yang dilakukan, bisa terjadi lebih dari satu kemungkinan defleksi. Gambar 10.18
menunjukkan pemasangan pegas Belleville yang memungkinkan 2 posisi stabil melewati
kondisi flat.
Gambar 10.18 Pemasangan pegas Belleville pada kondisi memungkinkan melewati posisi flat
10-28
P=
4E
2
K 1Do 1
3
(h ) h 2 t + t
(10.75)
dengan
K1 =
2
6 (Rd 1)
ln Rd Rd 2
(10.76)
Do
Di
(10.77)
dan
Rd =
Pflat =
4Eht 3
2
K 1Do 1 2
(10.78)
c =
ti =
K 1Do 1
4E
2
K 1Do 1
to =
dengan
4E
K 2 h 2 + K 3 t
(10.79)
K 2 h 2 t + K 3 t
(10.80)
K 4 h 2 + K 5 t
(10.81)
4E
2
K 1Do 1
10-29
K2 =
6
6 (Rd 1)
1 ; K 3 =
ln Rd ln Rd
ln Rd
Rd 1
2
R ln Rd (Rd 1) Rd
Rd
; K5 =
K4 = d
2
ln Rd
2(Rd 1)
(Rd 1)
Pembebanan Dinamik
Pada pembebanan dinamik, Tegangan tarik maksimum dan minimal ti dan to pada
posisi ekstrim range defleksinya bisa dihitung dengan persamaan 10.80 dan 10.81. Untuk
mendapatkan faktor keamanan untuk fatigue bisa didapat dari analisis diagram Goodman
dan persamaan 10.67. Untuk meningkatkan umur fatigue, biasanya dilakukan sot
peening.
Susunan pararel seperti pada gambar 10.20 (a) akan menghasilkan defleksi total yang
sama dengan gaya yang lebih besar. Kombinasi seri-pararel bisa dilakukan, seperti pada
gambar 10.20(c). Susunan seri dan seri-pararel tidak stabil, dan diperlukan guide pin atau
lubang, dimana gesekan yang terjadi akan mengurangi beban yang tersedia. Pada
susunan pararel juga akan gesekan antar daun.
10-31
Soal-Soal Latihan
1. Pegas linear akan memberi gaya sebesar 200 N pada saat defleksi maksimumnya
sebesar 150 mm, dan 40 N pada saat defleksi minimumnya sebesar 50 mm. Tentukan
spring ratenya.
2. Papan loncat pada posisi overhung seperti pada gambar (a) di bawah. Seorang
dengan massa 100 kg berdiri pada ujung bebas. Dimensi penampang 305 mm x 32
mm terbuat dari material dengan E = 10.3 GPa. Hitung spring rate dan frekuensi
pribadi papan loncat tersebut. Ulangi untuk papan kantilever seperti pada gambar (b).
3.
4. Senar gitar terbuat dari kawat music/ASTM A288. Untuk mendapatkan nada yang
tepat, senar dibebani dengan gaya tarik sebesar 200 N. Senar putus, kemudian
diganti dengan phosphor bronze/ASTM B159. Untuk mendapatkan anda yang sama,
berapakan beban yang harus diberikan pada senar tersebut jika diameternya sama?
5. Katup overflow mempunyai diameter piston
15 mm dan panjang celah 5 mm seperti
pada gambar. Pegas berdiameter coil ratarata D=10 mm, diameter kawat d=2 mm.
Pada
kondisi
celah
terbuka
penuh,
terdefleksi maksimum, tekanannya adalah 3 bar. Hitung jumlah lilitan aktif, panjang
bebas, dan pitch pegas. Modulus geser material pegas G=80 GPa. Ujung pegas
adalah squared and ground. Tentukan pula tegangan gesernya.
6.
dari
kawat
music/ASTM
A228
gambar.
Apakah
memungkinkan
pegas
hard-drawn/A227
10-33
pada
gambar,
Seperti
ujungnya
full
10-34