TV SATELIT
DENGAN PENDEKATAN LINK BUDGET
PADA PENGGUNA SATELIT TELKOM-1
Rizki Setyadi, Adil Amin Sjafri, Agustini Rodiah Machdi
Abstrak
Untuk mendapatkan kualitas transmisi satelit yang baik perlu adanya tanggapan yang baik juga pada
saat pelayanan transmisi. Seiring perkembangan zaman yang semakin bertambah modern, maka
semakin banyak pula pelanggan-pelanggan yang menyewa kanal-kanal pada transponder satelit untuk
keperluan broadcast dan lainnya. Maka hal ini dapat mengakibatkan adanya masalah penurunan
kualitas kinerja komunikasi yang disebabkan oleh penurunan daya penerima seperti gangguan derau,
interferensi, dan lain-lain.
Yang perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak ini maka perlu dilakukan analisis
perhitungan link budget satelit, setelah mengetahui hasil dari perhitungan tersebut maka dilakukan
setting modem yang digunakan untuk menghilangkan dampak dari kinerja parameter stasiun bumi
yang terjadi.
Kata kunci:kanal, transponder, link budget satelit, modem.
1. PENDAHULUAN
2. TEORI
Sistem Komunikasi
Page 1
2)
a)
b).
1)
Encoder
Suatu alat yang berfungsi mengolah sinyal
analog kedalam bentuk sinyal digital dengan
sistem Pulse Code Modulation (PCM).
Modulator
Berfungsi dalam proses modulasi. Dengan
modulasi berarti sinyal informasi ditumpangkan
pada sinyal pembawa yang memiliki frekuensi
lebih tinggi sehingga dapat mencapai jarak yang
lebih jauh. Dari gambar terlihat bahwa masukan
pada modulator adalah sinyal pita dasar yang
akan memodulasi pembawa Intermediate
Frequency (IF).
Up Converter
Perangkat yang berfungsi untuk mengubah
sinyal Intermediate Frequency (IF) menjadi
sinyal Radio Frequency (RF). Misalnya sinyal
IF 70 MHz keluar dari perangkat modulator
menjadi sinyal RF 6 GHz.
High Power Amplifier (HPA)
Merupakan sub-sistem penguat daya. HPA /
penguat daya tinggi adalah suatu perangkat yang
berfungsi sebagai penguat sinyal frekuensi
tinggi (RF) yang dipancarkan agar dapat
diterima satelit. Posisi satelit berada pada orbit
geostasioner, 36.000 km dari permukaan bumi,
tegak lurus. stasiun bumi ke satelit lebih jauh
lagi, sehingga sinyal yang dipancarkan dari
stasiun bumi akan tiba di satelit dengan arah
satelit
2)
3)
Page 2
5)
2.3
4)
Keterangan :
G1= Gain antena ideal untuk luasan 1m2 (dB)
= Panjang gelombang (m)
2) Perhitungan posisi sudut dapat dirumuskan
dengan persamaan 2.3 sebagai berikut:[4]
L= Bujur timur satelit bujur timur stasiun
bumi ()......................................................(2.3)
Keterangan:
L adalah nilai dari suatu lintang dari stasiun
bumi, untuk Lintang Utara (LU) dan Lintang
Selatan (LS).
3)
Menghitung nilai temperatur system pada satelit
dapat dilihat pada persamaan 2.4 sebagai
berikut:[4]
TSYS =
TA
L FRx
+ TF 1
1
L FRx
5)
6)
7)
+TR ...................(2.4)
Keterangan :
TA = Temperatur derau antena SB (K)
Page 3
SB
10 log B .......................................................(2.15)
Sebaliknya perbandingan arah terima antara
carrier dengan noise dapat dirumuskan dengan
persamaan 2.16 berikut ini: [4]
N d
G
T SB
- k 10
log
B....................................................................(2.16)
Keterangan :
C
N = Nilai perbandingan arah kirim antara
U
k
= konstanta Boltzmann (1,38 x 1023 J/K=228,6 (dBW/Hz K))
B
= Lebar pita informasi (Hz)
OBOCXR = Output Back Off Carrier to
Transponder (dB)
4) Untuk menentukan carrier terhadap derau total
C
N T
=10log
1
1
1
1
1
C /N u +
C /N d +
C /N I +
C /N IM
10
10
10
10 10
10
10 10
..(2.17)
Keterangan :
C
= Nilai carrier terhadap derau total (dB)
N T
C/N u
= Nilai perbandingan arah terima
antara carrier dengan noise (dB)
C/N I = Nilai perbandingan antara carrier
dengan interferensi (dB)
C/N IM = Nilai perbandingan antara carrier
dengan Intermodulasi (dB)
Page 4
dengan diketahui
10logTsys....(2.18)
Keterangan :
G/TD = Besaran kinerja perangkat stasiun bumi
(dB/K)
Lpol = Rugi polarisasi (dB)
LFRx = Rugi feeder (dB)
Tsys = Temperatur sistem (K)
Perhitungan EIRPSL dapat dihitung dengan
persamaan 2.19 berikut: [4]
C
N d
+LFSD
G
T SB
C
N T
Noise (dB)
B
= Bandwidth (Hz)
IR
= Information Rate (bps)
+k+10logB...........(2.19)
Keterangan :
EIRPSL = Besar energi yang dipancarkan dari
antena satelit (dBW)
C
N D = Nilai perbandingan arah terima antara
carrier dengan noise (dB)
LFSD = Redaman free space downlink (dB)
Keterangan :
PRX = Redaman pada perangkat penerima
GLNB = Gain Low Noise Block
GASB = Gain antena Stasiun Bumi
Perhitungan Gain antena SB dapat dihitung
menggunakan persamaan 2.20 berikut: [4]
GASB =20,4+10log+20logfDGHz +20logD(2.20)
Keterangan :
GASB = Gain antena stasiun bumi
= efisiensi antena
fdGHz = frekuensi downlink
D
= diameter antena
6) Untuk dapat menghitung parameter transmission
rate dapat menggunakan persamaan 2.21 sebagai
berikut:[4]
TR=
......................................................(2.21)
Keterangan :
TR = Transformation Rate
IR = Information rate
SR = Symbol rate (sps)
FEC= Forward Error Correction
(FEC=1/2,3/4,5/7)
n
= jumlah bit dari modulasi QPSK (n=2)
Untuk dapat mengubah data stream menjadi
sinyal IF secara perhitungan menggunakan
persamaan 2.22 sebagai berikut:[4]
B=(1+) .....................................................(2.22)
Keterangan :
B
= Bandwidth sinyal IF dari modulasi QPSK
(Hz)
EIRPSL =
C
N T
Untuk
dapat
menghitung
IBOCXR
dan
OBOCXR dapat menggunakan persamaan 2.24 dan
2.25 sebagai berikut:[4]
IBOCXR = SFD + PAD - PFD.......................(2.24)
OBOCXR = - ( )....(2.25)
Keterangan :
IBOCXR
= Input Back Off Carrier
Transponder (dB)
OBOCXR
=
OutputBack
Off
Carrier
Transponder (dB)
SFD = Saturated Flux Density (dBW/2 )
PAD = Permanent Attenuator Density (dB)
PFD = Power Flux Density (dBW/2 )
IBOagg = Input Back Off aggregate (dB)
OBOagg = Output Back Off aggregate (dB)
7) Untuk menentukan nilai margin daya dapat
menggunakan persamaan 2.26 sebagai berikut:[7]
M=
..(2.26)
Keterangan :
M= Margin daya (dB)
Eb
No Link
Eb
No dikehendaki
yang
dikehendaki (dB)
3.
Page 5
2)
Page 6
Gambar 5.
3.2
Page 7
Gambar 6.
b)
4.
Analisa dengan
perhitungan
Dari gambar 6 diatas tampak cakupan satelit Telkom1 untuk wilayah Indonesia dan sekitarnya
berdasarkan nilai EIRP satelit pada stasiun bumi.
3.3
Data Perencanaan
0
dB/K
Rapat fluks saturasi -92
dBW/2
Data-data yang berpengaruh terhadap kalkulasi
sebagai berikut:
a) Carrier Parameter
menggunakan
metode
Page 8
= 34,46 dBi
3,5
TR=
= = 4,67 Mbps
L= 6,211
TA = TG + TSKY
= 30 + 2 = 32K
3/4
TA
L FRx
+ TF 1
+ TR
L FRx
4,67
= (1 + 0,2)
2
= 2,8 Mhz
Dari perhitungan diatas diperoleh LFSD = 194,69 dB,
G
32
0.6
+ 290 1
10 10
1
0,6
+ 45
10 10
= 110,57 K
Untuk parameter figure of merit stasiun bumi
G
T SB
berikut:
G
T SB
3/4
B= (1 + )
T SB
C
N d
Page 9
= 10 log
parameter
N d
pada
sistem
G
T SB
- k 10 log B
G
T SL
C
N u
dapat dihitung
parameter
N T
= EIRPSB - LFSU +
G
T SL
- k 10 log B
N u
dan
C
N d
maka
C
N T
dapat dihitung
sebagai berikut:
C
N T
=10log
= 10 log
maka
0,05 2
= 37 dB
Untuk perhitungan parameter power flux density
PFD dapat dihitung dengan persamaan 2.9 sebagai
berikut :
PFD=EIRPSB - -
= 54,86 201,2 37
= -109,34dBW/m2
Setelah diperoleh hasildari PFD sebesar -109,34
dBW/m2 maka selanjutnya menentukan nilai
dengan menggunakan asumsi nilai SFD sebesar -101
dBW/m2 dan PAD sebesar 5 dB yang dapat dihitung
dengan persamaan 2.25 sebagai berikut.
IBOCXR = SFD + PAD - PFD
= -101 +5 - (-109,34)
= 13,34 dB
Kemudian
menentukan
dengan
menggunakan asumsi nilaiIBOagg sebesar 6 dB dan
OBOagg sebesar 4,5 dB yang dapat dihitung dengan
persamaan 2.26 sebagai berikut.
OBOCXR = IBOCXR - (IBOagg - OBOagg )
= 13,34 (6 4,5)
= 11,84 dB
Setelah data-data teknis dihitung pada perhitungan
sebelumnya,
1
1
1
1
+
+
C /I
C /N u
C /N d
10 10
10 10
10 10
1
C /IM
10
10
1
1
1
1
1
19 + 9,31 + 24 + 26 +
10 10 10 10
10 10 10 10
= 8,65 dB
Setelah
mendapatkan
parameter
C
N T
maka
Eb
parameter
dapat dihitung dengan
No
menggunakan persamaan 2.23 sebagai berikut:
C
B
Eb
No = N T + 10 log IR
= 8,65+ 10 log
2,8 x 10 6
3,5 x10 6
= 7,68dB
Eb
= 7,68 6
= 1,68dB
Untuk dapat mengetahui berapa nilai daya yang
dikeluarkan oleh satelit maka terlebih dahulu
menghitung nilai gain antena terminal penerima,
untuk menghitung gain antena terminal penerima
milik TV TRANS 7 yang berada di Lokasi Merauke
dapat menggunakan persamaan (2.11) sebagai
berikut:
GRmak = 20,4 + 10 log + 20 log Fd +20 log D
= 20,4 + 10 log (0,6) + 20 log (3,62) + 20 log (2)
= 35,37 dBi
Page 10
B= (1 + )
4,67
= (1 + 0,2)
2
= 2,8 Mhz
Dari perhitungan diatas diperoleh LFSD = 195,01 dB,
G
= 12,62dB/K, k=-228,6 dBW/Hz, B= 2,8 Mhz.
T SB
L= 11,2
4.3
TA = TG + TSKY
= 30 + 2 = 32K
Dengan didapatkan parameter tersebut maka dapat
dihitung menggunakan persamaan 2.4 dengan asumsi
LFRx = 0,6dB , TR = 45K ,LR = 0,6 dB , Lpol = 0,1 dB
TSYS =
=
TA
L FRx
32
0.6
10 10
+ TF 1
+ TR
L FRx
+ 290 1
1
0,6
+ 45
10 10
= 110,57 K
Untuk menghitung jarak antara stasiun bumi dengan
satelit dapat digunakan persamaan (2.12) dengan
nilai L=11,2
yang didapat dari perhitungan
sebelumnya:
R Km = 42.643,66 1 0,296 cos Lcos L
=42.643,66 1 0,296 cos 108 142,12 cos 11,2
= 37.166,56 Km
Sedangkan untuk menghitung parameter free space
loss downlink LFSD dapat dihitung menggunakan
persamaan 2.14 sebagai berikut:
LFSD = 92,44 +20 log Rkm + 20 log Fd
= 92,44 + 20 log (37.166,56) + 20 log (3,62)
= 195,01 dB
Karena sistem kinerja SB ini menggunakan modulasi
QPSK dan menggunakan 1 kanal TV dengan nilai
IR sebesar 3,5 Mbps, maka jumlah maksimum
Transmission rate yang dapat ditransmisikan dapat
dihitung dengan persamaan (2.21):
3,5
TR=
= = 4,67 Mbps
3/4
3/4
= 10 log
4
0,05 2
= 37 dB
Untuk perhitungan parameter power flux density PFD
dapat dihitung dengan persamaan (2.9) sebagai
berikut :
PFD
= EIRPSB - -
= 54,86 201,2 37
= -109,34dBW/m2
Setelah di peroleh hasil dari PFD sebesar -109,34
dBW/m2 maka selanjutnya menentukan nilai
dengan menggunakan asumsinilai SFD sebesar -101
dBW/m2 dan PAD sebesar 5 dB yang dapat dihitung
dengan persamaan 2.24 sebagai berikut.
IBOCXR = SFD + PAD - PFD
= -101 +5 - (-109,34)
= 13,34 dB
Page 11
Kemudian
menentukan
dengan
menggunakan asumsi nilai IBOagg sebesar 6 dB
dan OBOagg sebesar 4,2 dB yang dapat dihitung
dengan persamaan (2.25) sebagai berikut.
OBOCXR = IBOCXR - (IBOagg - OBOagg )
= 13,34 (6 4,2)
= 11,54 dB
Setelah data-data teknis dihitung pada perhitungan
sebelumnya,
maka
parameter
N d
pada
sistem
T SB
- k 10 log B
parameter
N T
N u
dan
C
N d
maka
C
N T
dapat dihitung
sebagai berikut:
C
N T
=10log
= 10 log
1
1
1
+
+
C /I
C /N u
C /N d
10 10
10
10
10 10
1
C /IM
10
10
1
1
1
1
1
19 + 8,29 + 24 + 26 +
10 10 10 10
10 10 10 10
= 7,786 dB
Setelah
mendapatkan
parameter
C
N T
maka
Eb
parameter
dapat dihitung dengan
No
menggunakan persamaan 2.23 sebagai berikut:
C
B
Eb
+ 10 log
No =
N T
= 7,786 + 10 log
IR
2,8 x 10 6
3,5 x10 6
= 6,817 dB
Dengan didapatkannya nilai Eb No = 6,817 dB dan
dibandingkan pada kurva viterbi pada gambar 2.3
maka akan didapatkan nilai BER 1x105 . Dengan
nilai BER 1x105 maka kualitas sinyal sudah
dikatakan sangat baik.
Setelah itu menentukan nilai margin daya dengan
menggunakan asumsi nilai
sebesar 6
= 6,817 6
= 0,817 dB
Apabila hasil dari perhitungan ditabelkan, maka
parameter-parameter hasil perhitungan dapat dilihat
seperti tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Nilai perhitungan Link Budget dengan
Power 50 Watt milik SB TRANS 7 pada lokasi
Jakarta
PARAMETER
NILAI
PARAMETER
SATUAN
Permintaan BER
R Km (Jakarta)
EIRPSL
Power HPA SB
EIRPSB
PFD
C
N u
C
N d
C/N I
C/N IM
C
N T
Eb/No
Margin Daya
BER 1x105
35.825,66
39
50
54,86
-109,34
19
Km
dBW
Watt
dBW
dBW/m2
dB
9,31
dB
24
26
8,65
dB
dB
dB
7,68
1,68
dB
dB
NILAI
PARAMETER
SATUAN
Permintaan BER
BER
1x105
37.166,56
38
50
54,86
-109,34
19
Km
dBW
Watt
dBW
dBW/m2
dB
8,29
dB
24
26
7,786
dB
dB
dB
6,817
0,817
dB
dB
R Km (Merauke)
EIRPSL
Power HPA SB
EIRPSB
PFD
C
N u
C
N d
C/N I
C/N IM
C
N T
Eb/No
Margin Daya
Page 12
c)
Pustaka
[1] Hermania, Teori Dasar Sistem Komunikasi
Satelit, Modul Pelatihan Satelit Telkom 1, PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk, Cibinong. 2007
[2] Anonimous, Buku Operasi dan Pemeliharaan,
Elektrindo
Nusantara,
Arsip
PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk
[3] Setiyanto, Budi. Dasar-Dasar Telekomunikasi.
Sakti. Jogjakarta. 2010
[4] Yulianto, Suroso. Link Budget Transat sebagai
Tool Optimalisasi Disain Link transmisi satelit.
Makalah
Inovasi,
PT.
Telekomunikasi
Indonesia, Tbk, Cibinong. 2003
[5] Ha,T.T.Digital Satellite Communications, Mc
Graw Hill.1990
[6] Sutawanir, Utilisasi Transponder Satelit Telkom
1, 2 dan Apstar 6, Arsip PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk, Cibinong. 2007
[7] Achmadi Surjo H, Ir. Sistem Komunikasi Satelit,
Arsip Kuliah Teknik Elektro UNPAK, Bogor.
2010
5.
Kesimpulan
[8] http://www.informasi-duniatik.blogspot.com
1)
[9] http://www.en.wikipedia.org/wiki/teknikmodulasi/.html
2)
Penulis
1) Rizki Setyadi, Alumni Program Studi Teknik
Elektro FT-Unpak Periode Nopember 2012
2) Ir. Adil Amin Sjafri, M.Pd. Staf Dosen Program
Studi Teknik Elektro FT-Unpak
3) Agustini Rodiah Machdi, ST.,MT. Staf Dosen
Program Studi Teknik Elektro FT-Unpak
Page 13
Page 14