Anda di halaman 1dari 6

Perawatan cendet-cendet jawara

Ini adalah sebuah cerita tentang perawatan cendet-cendet yang namanya biasa menghiasi tabloidtabloid burung. Hanya saja perlu dicatat sebelumnya, bahwa perawatan burung adalah tidak sama
di antara sesama pemilik burung cendet jawara. Ada kesamaannya, tetapi banyak pula
perbedaannya. Oke, ikuti saja ya cerita dari Agrobis Burung ini.
Perawatan cendet jawara secara umum hampir sama: mandi sepuasnya pada pagi hari, jemur
lumayan kuat, jangkrik pagi-sore plus kroto, serta ulat hongkong menjelang lomba. Saat ngurak,
burung juga tidak dimandikan, tapi sangkar tetap dibersihkan. Satu hal yang penting; tautan hati
antara sang jagoan dan si perawat juga sangat penting dan menentukan!
Tak pelak lagi, hingga kini cendet termasuk burung yang sangat bergengsi. Sejumlah jagoan
ternama pun ikut mengangkat nama pemiliknya ke jenjang tertinggi. Bagaimana merawat sang
jagoan, mulai di rumah, menyiapkan ke lomba, hingga saat mabung?
Sejumlah nama cendet sangat dikenal ketangguhannya di lapangan. Sebut saja Monster milik
Agung Budiman yang sehari-hari dirawat oleh Mamat, Siluman milik Vincent Semarang yang
dirawat oleh Yus, juga ada Premium milik WS Suprojo yang kini mukim di Banjarmasin tapi
burung dirawat di Salatiga oleh Agus Nasa dan Tedi, serta Xtrime-nya Mr Jombang Jogja.
Siluman, setelah masa mabung yang cukup lama, sekitar 8 bulan, akhirnya menunjukkan tajinya
dengan memenangi sejumlah even besar. Mulai dari Pragola Pati, Bupati Cup Pemalang (18/6)
nyeri, Orapi Cup Salatiga (28/6) nyeri, Batik Cup Pekalongan (18/7) meraih juara 1 dan 2.
Akan halnya Premium dan Xtrime berbagi juara 1 dan 2 pada even yang juga tak kelah berat,
yaitu Gubernur Cup Jawa Tengah di Solo (18/7).
Monster seusai mabung dicoba di dua even, yaitu Trah Ab-E Sleman dan Gilas Cup Jogja (11/7).
Kini, kondisi Monster yang dirawat oleh Mamat benar-benar lagi mempeng-mempengnya, dan
menunggu meledak di Piala Raja 2010 dan akan dilanjutkan di Achun Award 2010 (artikel ini
ditulis sebelum Piala Raja. Nah, Anda bisa melihat apakah burung-burung yang namanya
disebutkan di sini memang muncul sebagai jawara di Piala Raja atau tidak dengan melihat artikel
Hasil Lengkap Piala Raja
Perawatan ngurak dan harian Siluman
Selama masa ngurak, Siluman tidak mandi, extra fooding jangkrik diberikan pagi dan sore
masing-masing 5 ekor. Selama di rumah alias ketika tidak disiapkan untuk lomba, Siluman diberi
jangkrik pagi dan sore juga 5 ekor.
Pemberian pagi hari dilakukan sebelum dijemur. Setelah dijemur selama kurang lebih 10 menit,
kemudian dimandikan, selanjutnya diberikan kroto secukupnya, lantas dijemur lagi selama
kurang lebih 3 jam. Sore hari sekitar jam 4 diberi lagi jangkrik 4 ekor.

Perawatan lomba Siluman


Hari Senin-Kamis perawatan biasa seperti. Rawatan hari Jumat ditambah ulat hongkong 5 ekor,
Sabtu asupan jangkrik ditambah sampai 25 ekor atau melihat kondisi burung. Minggu di
lapangan cendet harus mandi. Seusai mandi,
tambah ulat hongkong 10 ekor, jemur dan krodong sampai dengan satu sesi sebelum lomba
dimulai.
Perawatan Xtrime Mr Jombang
Pagi hari dikeluarkan supaya kena matahari sebentar saja. Kemudian mandi pagi lantas diberi
jangkrik 4 ekor dan sore 4 ekor. Menjelang lomba perawatan hampir sama, hanya diistirahatkan
dengan full krodong. Hari Minggu di lapangan sebelum digantang burung harus mandi sampai
puas. Extra fooding prinsipnya sama dengan harian, hanya pada hari Minggu ditambah ulat
hongkong secukupnya.
Perawatan cendet Premium
Ngurak: full krodong, tetapi kandang tetap dibersihkan setiap hari. Seminggu sekali extra
fooding ditambah porsinya dari menu harian biasa, setelah bulu berhenti jatuh dan mulai tumbuh,
kandang dibersihkan 2 atau 3 hari sekali.
Harian: Setelah bulu mulai panjang perawatan rutin kembali seperti harian/ semula. Menu utama
jangkrik pagi dan sore 5 ekor ditambah kroto, mandi tiap pagi.
Stelan Lomba: Amati birahi dan power dari burung. Bila mulai kelihatan, burung jawara bisa
mulai dicoba mulai dari latber. Pantau kelebihan dan kekurangannya, kemudian dimodifikasi
sambil jalan sampai ketemu stelan yang pakem dan sang jawara bisa nampil maksi.
Master full sepanjang hari
Di blok tengah khususnya Jogja, nama Monster sangat disegani. Saat ini, bisa dikatakan Monster
menjadi salah satu yang terbaik, pada saat kerja maksimal. Setelah melalui masa mabung,
Monster mulai menunjukkan geliat yang menggembirakan bagi sang perawat dan pemilik, tapi
sangat menakutkan bagi calon musuh-musuhnya.
Fisik Monster memang sangar. Paruhnya layaknya celurit, volumenya tembus, materi lagunya
juga sangat lengkap dan dinyanyikan dengan sangat bagus. Sekarang benar-benar lagi
mempeng, seusai Gilas, sengaja kita istirahatkan, benar-benar disiapkan untuk Piala Raja. Ya,
sebagai tuan rumah, tentu kita juga ingin memberikan perlawanan yang maksimal, kata Agung
Budiman.
Diperkirakan, Monster akan tetap pada top formnya sampai Achun Award pada 3 Oktober.
Kalau kondisi masih oke, tentu akan kita turunkan di sana, even yang sangat bergengsi tentu
sayang kalau lewat.
Dengan melihat kondisi burung yang benar-benar siap, Agung pun berharap juri PBI terpilih
yang bekerja di Piala Raja benar-benar bisa bekerja dengan baik, kontrol maksimal, teliti dan
adil, sehingga tidak mengecewakan para peserta.
Secara umum, perawatan Monster simpel dan tidak rumit. Sehari-hari menggunakan kandang

harian kotak 45 x 45 sehingga cukup lega. Kebetulan burung juga gampang, tidak banyak ulah.
Saya kira ini karena kami sejak awal selalu merawat secara alami.
Sebenarnya, burung benar-benar dirawat hanya pada pagi hari saja, mulai membersihkan
kandang, memberi jangkrik, memandikan, hingga menjemur sampai dengan jam 11-an. Selama
masa penjemuran yang normalnya selama sekitar 3 jam itu, kolak pakan dan minum
dikosongkan. Jadi, selama itu memang burung-benar-benar dijemur, tak boleh makan minum.
Setelah diambil dari jemuran, burung kemudian diberi kroto secukupnyas lantas dibawa ke
rumah dan full krodong. Sore, hanya diberi jangkrik lagi 5 ekor atau menyesuaikan, kemudian
diistirahatkan.
Nah, selama dikerodong, Monster selalu ditempel master. Master utama Mamat tidak mau repotrepot, menggunakan sounic master. Selalu hidup full 24 jam, tidak pernah saya matikan.
Namun, di luar sounic secara periodik memang ada burung lain, seperti lovebird dan baru-baru
ini juga rambatan. Lovebird bahkan selalu dibawa ke lapangan dan ditempel terus di sebelah
monster.
Menjelang lomba, perawatan harian justru dikurangi intensitasnya. Extrafooding ditambah
dengan ulat hongkong dari hari Kamis. Mulai Jumat mandi dikurangi, jemur juga sebentar
sarnpai jam 09.30-an saja, lebih banyak dikrodong dan istirahat.
Dari kandang harian, Monster dipindah ke sangkar lomba sejak Kamis. Di lapangan, burung
dijauhkan dari burung-burung lain, terutama sesama cendet. Kini senjata Monster kian lengkap,
selain lagu-lagu dari sounic, juga sudah memainkan lagu Rambatan yang sekolah-nya belum
lama berselang.
Cerita soal Pardise
Paradise adalah salah seekor pentet debutan yang prestasinya stabil sejak kemunculannya awal
2010. Mengawali kiprahnya di lomba seputar Jabar, kemudian burung andalan Tio-GG
Purwakarta ini terus menanjak prestasinya. Bahkan tidak hanya jago di seputar Jabar,
kepiawaiannya sudah merambah keberbagai blok, di antaranya Sumatera dan blok Jimur.
Di seputar Jabar, double winner sering direbutnya. Minimal, posisi 3 besar ditempatinya.
Terakhir, Paradise menduduki peringkat II di Gubernur Cup Bali (18/7). Sepekan kemudian,
Paradise kembali diturunkan di even besar Bandung Fiesta (25/7), dan sukses merebut juara II di
dua kelas yang berbeda. Dengan rentetan prestasi yang dikoleksinya, membuktkan bahwa
Paradise bukan burung sembarangan.
Untuk ukuran di Jabar, yang penggemarnya tak sebanyak kelas anis merah, kenari atau muray
batu, Paradise diakui sebagai salah satu pentet terbaik, yang konsisten di jalur juara.
Paradise berasal dari blok Tengah, yang merupakan habitat aslinya. Tio mengambil dari Ricky
Donald Yogya, dalam kondisi mabung. Sebelumnya, Paradise sering nampil di blok Tengah dan
rajin menembus papan atas. Meski begitu, karena diambilnya dalam kondisi mabung, perawatan
jadi tidak mudah bagi Tio untuk menampilkan kembali Paradise ditangga juara. Apalagi

berpindah tangan ke daerah yang iklimnya berbeda, tentunya memerlukan adaptasi yang tidak
sebentar.
Dengan kondisi demikian, maka Tio pun menyeting pola perawatan yang baru, namun secara
garis besar tidak melenceng dari perawatan sebelumnya. Hanya menyesuaikan dengan kondisi
cuaca di Jabar, yang cenderung lebih dingin.
Paradise mengawali perawatan kesehariannya pada jam 6.30 pagi, yang langsung dikasih
jangkrik sebanyak tiga ekor. Kemudian, burung dijemur selama sejam. Selanjutnya, burung
dimandikan. Setelah itu, burung kembali dijemur, namun kali ini lebih lama, yakni sampai jam
11 siang. Sambil dijemur, burung diberi jangkrik lagi sebanyak 2 ekor, tambahnya.
Setelah dijemur, sebelum dimasukkan ke dalam rumah, burung diangin-anginkan lebih dulu.
Setelah itu, burung dikerodong full sampai sore. Sore harinya, burung hanya diberi jangkrik lagi
sebanyak tiga ekor.
Menjelang lomba, burung mendapat perlakuan yang sama seperi perawatan harian. Hanya saja,
di arena lomba burung sebelum tempur diberikan ulat hongkong sebanyak tiga ekor dan seekor
jangkrik, di setiap sesinya.
Jangan digenjot ekstra fooding
Kali ini cerita Tores. Cendet ini baru lima kali turun gelanggang setelah mabung pertama.
Umurnya masih muda belia tetapi Tores sudah mengantongi gelar juara. Turun pertama di Panjer
bertengger di posisi I dan II, turun kedua di Kapolres Jembrana juara I dan II, turun ketiga di
Panjer juara II dan III langsung ditransfer Agung Tato senilai Rp 20 juta.
Di tangan Agung Tato, Tores tidak kerja di latber Sanglah. Akhirnya dikembalikan kepada Anto,
sang perawat awal. Di tangan Anto, Tores kembali moncer. Begitu juga turun di Bali Santhi,
Tores kerja maksimal dan banyak penonton yang memfavoritkan sebagai kandidat juara, namun
sayang juri memilih yang lain dan Tores tidak masuk nominasi, hanya masuk di sepuluh besar.
Dalam kondisi yang masih muda belia, Tores memang tidak bisa digenjot, papar Anto, perawat
Tores.
Sedikit saja digenjot, cendet yang baru mabung perdana akan langsung over birahi. Jika sudah
munting, maka cendet muda tersebut akan kesulitan untuk dikembalikan. Meski tidak diberikan
ekstrafooding pun cendet tersebut akan tetap rusak. Cara mengembalikannya mesti menunggu
mabung lagi. Saat mabunglah waktu yang paling tepat untuk menset-up ulang perawatannya,
papar Anto.
Berbeda dengan burung yang sudah matang usia atau tua yang bisa dilakukan penggenjotan
sebab biasanya cendet dewasa lebih kuat menahan ekstra fooding tetapi powernya kurang
maksimal. Berbeda dengan burung muda, mesti sedikit hati-hati menakar ekstra fodingnya.
Biasanya burung muda lebih berpower. Karena itu, jika cendet muda dan dewasa bertarung,
umumnya yang muda lebih unggul soal power suara.

Burung muda, kata Anto, di rumah lebih baik digandeng dengan cendet yang lain. Hal ini untuk
melatih mental tempurnya. Tetapi jika serumah ada cendet, maka mesti selalu dikerodong.
Meski digandeng, Tores misalnya, jarang berbunyi selama dikerodong walau di sekitarnya
banyak suara burung. Cuma kalau dibuka sedikit, Tores langsung bunyi.
Tores yang baru ngurak pertama, hanya mengkonsumsi jangkrik harian 11 ditambah kroto
sedikit saja. Mandi seminggu dua kali dan jemur sebentar saja, hanya sampai kering. Menjelang
lomba mulai hari Kamis, Tores dimasukkan sangkar ukir atau lomba. Jangkrik cuma dinaikkan
33 plus kroto sedikit. Pernberian jangkrik dengan jalan disuapi. Karena sifat Tores kalau sudah
masuk sangkar ukir, ia tidak mau makan di cepuk. Minggu pagi diberi 5 jangkrik langsung
berangkat ke lapangan.
Gudang cendet
Partai neraka! Begitu cap yang selalu menempel di kelas cendet ini di kawasan Jatim dan
Madura. Hingga kini blok timur masih diakui menjadi gudangnya cendet berkualitas. Khususnya
Surabaya dan Madura. Banyak kicaumania ingin mencicipi kerasnya persaingan. Minimal
mereka sekadar ingin memacu adrenalin bertarung di partai neraka.
Meski dibilang partai paling keras bukan berarti dominasi jawara selalu muncul dari kedua kota
tadi. Malang, yang dikenal sebagai penghasil kenari terbesar dan bersuhu dingin juga sudah
piawai mencetak cendet-cendet level nasional.
Ketika ditemui di Bugis Cup, tercatat ada tiga nama yang siap menghentak di pentas nasional.
Yakni Sirag Sarek milik Rudi Cheko; Young Guns, Celeng milik Dion Goa Gong, dan Osama
milik Ach Baidawi, Purwodadi.
Berdasarkan prestasi dan materi, ketiganya tak bisa dianggap enteng. Suara kasar, tancep,
lengkingan volume sudah mereka kantongi. Bahkan baru-baru ini Sirag Sarek berhasil menukik
ke posisi kedua di Piala Gubernur Jatim, Celeng berhasil mengantarkan Dion menjadi
cendetmania baru berpotensi di Kalimantan, lewat Grand Opening BBC.
Ketiganya punya karateristik perawatan yang berbeda. Rudi misalnya melakukukan perawatan
yang mewajibkan besutannya tampil setiap pekan. Kalau turun dua pekan sekali daya fighternya
mengendur, makanya sebelum turun ke Piala Raja, Sirag Sarek harus tetap tampil di lapangan,
jelasnya pasca merebut posisi puncak Cendet Executive di Bugis Cup.
Sedangkan Dion punya cara sendiri untuk menjaga fighter Celeng di lapangan. Dobel kerodong
dengan ketebalan dan warna yang berbeda menjadi pilihan. Kalau enggak menggunakan
kerodong seperti ini, burung bisa tarung terus, jelas pria berperawakan subur itu.
Selama ini, penggunaan dobel kerodong dapat mengkondisikan besutannya tetap stabil. Kalau
mengenai prestasi lapangan, semua tergantung itikad juri untuk fair play. Khusus pemain baru,
usahakan jangan punya niat datang ke lomba harus menang. Biasakan untuk siap kalah, jadi
meski burung kerja bagus tapi enggak juara masih bisa legowo, bebernya sambil menceritakan
pengalamannya turun di Bali.

Bagi Baidawi, stabilitas performa cendet tergantung dari pola perawatan. Meski punya materi
bagus, kalau pola perawatan tidak sesuai maka sulit tampil stabil. Stabilitas perawatan kunci
keberhasilan menjaga performa cendet, jelasnya.
Catatan Om Kicau: Berdasar artikel di Agrobis Burung ini, maka yang paling cocok dengan
pendapat Om Kicau selama ini adalah kalimat terakhir yang dikatakan Achmad Baidawi. Apa?
Yah, konsistensi adalah kunci utama sukses perawatan burung. Coba klik saja link itu.
Salam konsisten, salam dari Om Kicau.
Ada pertanyaan? Sampaikan di Halaman Curhat. Mohon maaf karena keterbatasan waktu dan
ilmu, banyak pertanyaan yang tidak/belum terjawab.

Anda mungkin juga menyukai