PENDAHULUAN
Empiema ialah proses supurasi yang terjadi di rongga tubuh, dimana rongga tersebut
secara anatomis sudah ada. Empiema dapat terjadi di rongga pleura yang dikenal dengan
nama empiema thoraks, dan dapat juga terjadi di kandung empedu dan pelvic.
Hippocrates telah mengenalnya sejak 2.400 tahun yang lampau dan dialah yang pertama
kali melakukan torakosintesis dan drainase pada pleural empiema, kemudian oleh Graham
dan kawan-kawannya dari suatu komisi empiema waktu Perang Dunia I diberikan cara-cara
perawatan dan pengobatan (pengelolaan) empiema yang dianut sampai sekarang, walaupun
cara pengelolaan empiema di berbagai rumah sakit beraneka ragam, namun tindakan standar
masih tetap dipertahankan
Penyakit tersebut dapat pula disebabkan oleh
-
Empiema mempunyai tingkat kematian yang cukup tinggi, biasanya akibat dari
kegagalan bernafas dan sepsis . Dengan ditemukannya antibiotika yang ampuh, maka angka
prevalensi dan mortalitas empiema mula-mula menurun, akan tetapi pada tahun-tahun
terakhir oleh karena perubahan jenis kuman penyebab dan resistensi terhadap antibiotik,
morbiditas dan mortalitas empiema tampak naik lagi.
Empiema thoraks masih merupakan masalah penting, meskipun ada perbaikan teknik
pembedahan dan penggunaan antibiotik baru yang lebih efektif. Empiema dapat terjadi
sekunder akibat infeksi ditempat lain, untuk itu perlu dilakukan pengobatan yang adekuat
terhadap semua penyakit yang dapat menimbulkan penyulit pada empyema.
BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
I.
II.
Identitas Pasien
Nama
Tempat/tgl lahir
Alamat
Agama
Status Kawin
Pekerjaan
Masuk RS
Keluar RS
: Tn. Winarno
: Magelang, 01-08-1976
: Paingan, RT 003/RW002, Kleteran, Grabag, Magelang
: Islam
: Kawin
: Wiraswasta
: 27 November 2015
: 2 Desember 2015
III.
Community
Pasien tinggal diperkampungan. Rumah satu dengan yang lain
berdekatan. Hubungan antara pasien dengan anggota keluarga lain,
2. Pemeriksaan fisik
I.
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis, GCS = 15 E4M6V5
BB
: 42 kg
TB
: 153 cm
IMT
: 17,9 (Underweight)
Vital sign
- Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
- Nadi
: 110 x/menit
- RR
: 32 x/menit
- Suhu
: 38,7oC
II. Status Generalis :
Bentuk kepala
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
isokor 3 mm,
: Discharge (-/-), deformitas (-/-)
: Dicharge (-/-), deformitas (-), nafas cuping hidung (-)
: Bibir pucat (-), sianosis (-), lidah sianosis (-), atrofi
Leher
Thorax :
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
kanan.
: Redup di basal sinistra
: Suara Dasar Vesikuler (+/+) normal, Ronkhi
ditemukan pada basal paru sinistra, Wheezing (+/+)
Nilai
16,4
4.71
14.8
Nilai normal
3.5 10.0
3.80 5.80
11.0 16.5
HCT
PLT
MCV
MCHC
MCH
RDW
MPV
Limfosit
Monosit
Granulosit
Limfosit %
Monosit %
Granulosit %
PCT
48.2
280
86
34
31.4
11.1
7.5
5,8
2,4
10,3
58
14
84
1,6 L
35.0 50.0
150 390
80 97
31.5 35.0
26.5 33.5
10 15
6.5 11
1.2 3.2
0.3 0.8
1.2 -6.8
17 48
4 10
43 -76
I.1 5.00
Nilai Normal
Ureum
30
17 43
Creatinin
1.1
0.9 1.3
IV.
: baik
b. Kesadaran
: compos mentis
c. Tanda Vital
d.
e.
f.
g.
a) Tensi
: 120/70 mmHg
b) RR
: 20 x/menit
c) Nadi
: 96 x/menit
d) Suhu
: 38.5 C
Kepala : Normosephale.
Mata : CA (-/-) SI (-)
Leher : Tidak ditemukan pembesaran KGB
Pemeriksaan thoraks
- Cor : Iktus kordis teraba kuat angkat, BJ S1/S2 reguler, murmur (-)
-
gallop (-)
Pulmo : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, vokal fremitus sama
kanan dan kiri, auskultasi terdapat ronkhi halus pada basal paru kiri dan
wheezing (+/+) saat ekspirasi pada apeks paru kanan dan kiri. Pada
V.
-
VI.
VII.
TEMPAT
MAKAN
KAMAR
II
RUANG
TV
KAMAR
RUANG
TAMU
TERAS
Permasalahan
Kurangnya
Penyelesaian
Menjelaskan mengenai empiema
Lampiran