Anda di halaman 1dari 15

BAB III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH


A. Identitas Pasien
Nama

: Tn. A. K.

Jenis Kelamin : Laki-laki


Umur

: 28 tahun

Alamat

: Dusun Pranan Kulon, RT 16 RW 07, Desa Menoreh, Kecamatan


Salaman, Kabupaten Magelang

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Indonesia

Pendidikan

: SLTA/sederajat

Pekerjaan

: Karyawan Toko

Identitas Kepala Keluarga


Nama

: Tn. M. S.

Jenis Kelamin : Laki-Laki


Umur

: 49 Tahun

Alamat

: Dusun Pranan Kulon, RT 16 RW 07, Desa Menoreh, Kecamatan


Salaman, Kabupaten Magelang

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Indonesia

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Petani

B. Karakteristik Kedatangan Pasien ke Puskesmas Salaman 1


Pasien datang ke IGD Puskesmas Salaman 1 pada tanggal 19 Januari 2016. Pasien
datang dengan keluhan nyeri perut di bagian ulu hati sejak 3 hari sebelum datang ke
Puskesmas disertai dengan sakit kepala, mual, nafsu makan menurun. Pasien datang
diantar oleh ayahnya.

C. Karakteristik Demografis Keluarga


Alamat pasien di Dusun Pranan Kulon, RT 16 RW 07, Desa Menoreh, Kecamatan
Salaman, Kabupaten Magelang. Daerah tempat tinggal pasien merupakan daerah
pemukiman penduduk yang cukup teratur dan dengan lingkungan yang cukup bersih.
Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan seorang adiknya.
D. Profil Keluarga
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga (yang tinggal 1 rumah)
Kedudukan
No

Nama

dalam

JK

Umur
(th)

Pendidikan

Pekerjaan

Tn. Minto

Keluarga
Kepala

49

SD

Petani

Sabdopandi
Ny. Sumarsih

Keluarga
Ibu Rumah

48

SD

Ibu Rumah Tangga

Asih Kurnianto
Mifa Dwi Afrian

Tangga
Anak
Anak

L
L

28
13

SMA
SLTP

3
4

Karyawan Toko
Pelajar

E. Genogram
Meninggal
karena tua
(tidak ada

Meninggal
karena tua
(tidak ada

Meninggal
mendadak
diduga
serangan

Gambar 1. Genogram Keluarga Pasien


Keterangan :
Laki-Laki

Pasien

Perempuan

Tinggal Satu Rumah

Laki-Laki Meninggal

Perempuan Meninggal
Bentuk Keluarga

: keluarga inti (nuclear family).

Menikah

Meninggal
karena tua
(tidak ada

F. Denah Rumah

Gambar 2. Denah Rumah

G. Resume Penyakit dan Penatalaksanaan Yang Sudah Dilakukan


1.

Keluhan Utama
Nyeri perut di bagian ulu hati sejak 3 hari sebelum datang ke Puskesmas.

2.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan nyeri perut pada bagian ulu hati sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai dengan nyeri kepala, mual dan nafsu
makan menurun. Keluhan mual tidak disertai dengan muntah. Tidak ada keluhan BAB
maupun BAK. Tidak ada keluhan demam atau meriang yang menyertai keluhan utama.

3.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sudah pernah merasakan keluhan serupa sebelumnya.

4.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluarga dengan keluhan serupa disangkal
Nenek pasien meninggal mendadak diduga terkena serangan jantung.

5.

Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Compos mentis
b. GCS

: 15

a. Tanda Vital : Tensi: 120/90 mmHg

RR : 18x/menit

b. Nadi

Suhu : 36,6 0C

: 90 x/menit

c. Kepala
d. Mata

: Normocephali
: Conjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-,
Mata cekung -/-

e. Telinga

: Normotia, serumen -/-, sekret -/-

f. Hidung

: Sekret (-)

g. Mulut

: Bibir kering (-), mukosa lembab (+), sianosis (-)

h. Tenggorok

: Faring hiperemis (-)

i. Leher

: Pembesaran KGB (-)

j. Thoraks

1) Cor
a) Inspeksi

: Iktus cordis tak tampak

b) Palpasi

: Iktus cordis teraba di ICS IV, 2 cm medial

Linea Mid
Clavikularis Sinistra
c) Perkusi

: Dalam batas normal

d) Auskultasi

: BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-),

a) Inspeksi

: Normochest, Gerak dinding dada simetris

2) Pulmo
saat statis dan dinamis
b) Palpasi

: Fremitus kanan = kiri

c) Perkusi

: Sonor di seluruh lapangan paru

d) Auskultasi

: Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-),

wheezing (-/-)
k. Abdomen
1) Inspeksi

: Datar, venektasi (-)

2) Palpasi

: Supel, hepar / lien tidak teraba membesar, nyeri tekan


abdomen (+) pada regio epigastik.

3) Perkusi

: Timpani

4) Auskultasi

: Bising usus (+) normal


Tabel. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran

Tn. Minto
Compos Mentis

Ny. Sumarsih
Compos Mentis

Mifa Dwi Afrian


Compos Mentis

Berat badan

70kg

65kg

55 kg

Tekanan Darah

140/100 mmHg

120/80 mmHg

110/80 mmHg

Nadi

88x/mnt

92x/mnt

80x/mnt

Suhu

36,7oC

36,5oC

36,6oC

RR

18x/mnt

16x/mnt

18x/mnt

6.

Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan.

7.

Diagnosa kerja = Dispepsia

8.

Rencana penatalaksanaan
a. Ranitidine 3 x 150 mg
b. Omeprazole 3 x 20 mg

9.

Terapi Edukasi
a. Memberikan edukasi kepada pasien dan angoota keluarga yang lainnya agar
mengurangi konsumsi makanan pedas dan asam
b. Memberikan edukasi untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

10. Hasil Penatalaksanaan Medis


Dari hasil kunjungan ke rumah pasien pada hari rabu tanggal 27 Januari 2016
didapatkan keterangan bahwa keadaan pasien membaik setelah dilakukan pengobatan.

Faktor pendukung
-

Pasien meminum obat secara teratur sesuai anjuran dokter.

Faktor penghambat :
-

Pasien langsung bekerja setelah pulang perawatan dan makan makanan yang
ada saja, termasuk makanan yang pedas dan asam. Dan pasien masih suka
meminum kopi.

Indikator keberhasilan
-

Berkurangnya keluhan pasien sejak masuk perawatan hingga kunjungan rumah.

III.8. Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga


1. Fungsi Biologis
Pasien merupakan seorang pria berusia 28 tahun dengan status belum menikah.
2.

Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama orang tua dan seorang adik laki-laki. Hubungan antara
orang tua dan adik terjalin dengan baik dan komunikasi yang berjalan lancar. Dalam
menghadapi masalah eksternal dan internal dalam keluarga proses pengambilan
keputusan berasal dari ayah sebagai pembuat keputusan akhir.
3. Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan utama keluarga berasal dari penghasilan ayah dan pasien
sebagai karyawan toko. Ayah pasien bekerja sebagai buruh tani. Uang yang dihasilkan
dipakai untuk biaya makan dan kebutuhan rumah tangga seperti membayar listrik, air,
dan membeli kebutuhan makan harian (kebutuhan primer).

4. Fungsi Pendidikan
Kedua orangtua pasien lulusan SD. Pendidikan terakhir pasien adalah SMA dan
adik pasien saat ini duduk di bangku SLTP. Tidak terdapat perencanaan dan dana khusus
untuk pendidikan.
5. Fungsi Religius
Pasien berasal dari keluarga muslim yang taat dan rutin menjalankan ibadahnya.
6. Fungsi Sosial Budaya

Pergaulan pasien umumnya berasal dari kalangan pemuda disekitar rumahnya dan
hubungan sosial dengan tetangga cukup baik. Tidak terdapat kepercayaan terhadap
mitos atau hal-hal lain yang berhubungan dengan kesehatan yang masih dipercaya oleh
pasien.

III.9 Pola Konsumsi Makan Penderita


Frekuensi makan rata rata setiap harinya 2-3x/hari dengan variasi makanan sebagai
berikut : nasi, lauk (tempe/tahu/ikan/ayam/telur), sayur (kangkung, bayam, lalap dan sayuran
lainnya). Pasien tidak setiap hari makan ikan atau ayam, diperkirakan sekitar 1x seminggu.
Pasien tidak suka makan buah serta tidak minum susu. Pasien menyukai kopi hitam dan teh
manis. Dalam sehari, pasien dapat minum kopi 2-3 gelas/hari.
Diet recall selama 3 hari sebelum dilakukan intervensi :
1. Sabtu
a. Nasi
b. Mangut beong
c. Sayur trancam
2. Minggu
a. Nasi
b. Daun singkong
c. Tempe goreng
d. Sambal
3. Senin
a. Nasi
b. Tahu goreng
c. Tempe goreng
d. Sambal

III.10 Identifikasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan


1. Faktor Perilaku
Pasien menyukai makanan pedas sehingga sering menambahkan sambal pada
makanannya. Pasien juga sering makan makanan yang berminyak dan minum kopi.
Pasien jarang berolahraga. Bila ada anggota keluarga yang sakit yang pertama dilakukan
adalah pergi ke puskesmas. Keluarga memiliki jaminan kesehatan BPJS. Pemanfaatan

waktu luang tidak diisi dengan olahraga, rekreasi, atau untuk melakukan hobi lainnya.
2. Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup dekat. Adapun jarak antara
rumah pasien dengan Puskesmas Salaman 1 kira-kira 5 km. Kamar cukup terang ketika
siang hari karena ada cahaya yang masuk dari luar melewati jendela

III.11 Identifikasi Lingkungan Rumah


Rumah pasien terletak di pedusunan biasa yang tidak terlalu padat, dengan bentuk
bangunan tidak bertingkat. Secara umum gambaran rumah terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang
dapur merangkap ruang makan, 1 kamar mandi, 1 ruang keluarga merangkap ruang tamu.
Lantai terbuat dari keramik, dinding terbuat dari tembok dan atap rumah terbuat dari
genteng. Terdapat jendela pada ruang tamu dengan ukuran 2 x 0,5 sebanyak 4 buah.
Perbandingan luas lantai dengan jendela di ruang tamu > 25%. Penerangan dalam ruang
tamu cukup terang karena jumlah jendela yang cukup banyak, walaupun pada beberapa
ruangan di dalam rumah masih agak gelap. Ventilasi dalam rumah cukup, sehingga rumah
tidak terasa lembab. Kebersihan dalam dan luar rumah cukup baik, Barang-barang disimpan
didalam lemari. Listrik 400 watt, sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari dari sumur
gali. Fasilitas MCK dengan model leher angsa, saluran pembuangan kotoran (septitank)
berjarak 10 meter dan jarang dikuras. Kebersihan dapur kurang, pembuangan air limbah
disalurkan ke got. Ibu pasien mengaku membuang sampah di kebun belakang rumah dan
dibakar. Jalan di depan rumah lebarnya 2 meter dan terbuat dari aspal.

Peta Rumah Dicapai dari Puskesmas

Gambar 5. Peta Jarak ke Pelayanan Kesehatan


III.12 Diagnosis Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
Pasien merupakan seorang pria berusia 28 tahun dengan keluhan utama nyeri perut di
ulu hati disertai dengan mual dan penurunan nafsu makan.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan dengan tiap anggota keluarga baik dan komunikasinya lancar.
3. Fungsi Religius dan Sosial Budaya
Fungsi religius tidak ada masalah. Fungsi sosial dan budaya tidak ada masalah.
4. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga didapatkan dari ayah pasien dan pasien.
5. Faktor Perilaku
Pasien masih sering mengkonsumsi makanan berminyak dan pedas. Pasien juga
menyukai kopi.
6. Faktor Non Perilaku
-

III.13 Diagram Realita Yang Ada Pada Keluarga

Genetik

Pelayanan

Status
Kesehatan

Kesehatan
Pelayanan
kesehatan
terdekat
(puskesmas)
terjangkau

Lingkungan

Perilaku
-

Pasien masih sering mengkonsumsi makanan


berminyak dan pedas

Pasien juga menyukai kopi

Pasien tidak setiap hari makan ikan atau ayam

Pasien tidak suka makan buah serta tidak


minum susu.

III.14. Diagnosis Holistik


1. Aspek Personal :
a. Pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun
b. Harapan berobat adalah untuk sembuh
c. Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien,
untuk itu diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota
keluarga demi kesembuhan pasien
d. Yang diharapkan oleh pasien adalah kesembuhan. Hal ini dapat terwujud bila
pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi diatur sejak sekarang.
2. Aspek Klinik :
a. Diagnosis kerja : dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis
menderita dispepsia
b. Diagnosis banding : 3. Aspek Risiko Internal :

a. Pola makan yang sering mengonsumsi makanan berminyak dan pedas. Pasien
juga suka mengkonsumsi kopi.
4. Aspek Psikososial Keluarga :
Peran keluarga dalam menyediakan makanan yang tidak pedas dan
mengingatkan agar menjaga pola makan dan variasi jenis makanan yang dipilih.
5. Aspek Fungsional :
Pasien masih mampu melakukan pekerjaan kecuali saat nyeri ulu hati nya
datang. Pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri di dalam maupun di luar
rumah.
III.15. Analisis Masalah
Pasien seorang karyawan toko. Biaya kehidupan sehari-hari berasal dari ayah pasien yang
bekerja sebahgai buruh tani dan pasien yang bekerja sebagai karyawan toko. Pasien tinggal di
dusun dan lingkungan yang cukup bersih. Pasien memiliki kebiasaan makan berminyak dan
pedas serta minum kopi. Hal ini merupakan masalah bagi pasien, karena bahan makanan yang
dikonsumsi pasien merupakan faktor resiko yang belum dapat dikendalikan dan dapat memicu
terjadinya dispepsia selanjutnya.
Tabel Permasalahan Pada Pasien dan Keluarganya
Tabel 2. Permasalahan Pada Pasien dan Keluarganya
No
1.

Risiko dan Masalah Kesehatan


Pola makan pasien yang tidak

Rencana Pembinaan
Memberikan penjelasan kepada pasien dan

teratur. Pasien masih sering

anggota keluarga pasien bahwa pasien perlu

mengkonsumsi makanan

menjaga pola makan 3x/hari dengan waktu

berminyak, pedas dan minum

yang teratur. Dalam memilih jenis makanan

kopi.

yang

dikonsumsi,

pasien

masih

perlu

Pilihan jenis makanan pasien tidak memperhatikan dan memberikan variasi


selalu bervariasi.

makanan sesuai dengan kebutuhan gizi


dalam satu hari. Pasien perlu mengurangi
makanan yang pedas dan berminyak serti
minum

kopi

karena

dapat

mengiritasi

saluran pencernaan.

III.16 Pembinaan dan Hasil Kegiatan


Tabel 3. Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Tanggal

Kegiatan yang

Keluarga yang

Hasil kegiatan

dilakukan
Edukasi mengenai pola

terlibat
Pasien, orang tua

Pasien dan keluarga

Januari

makan yang baik,

dan adik pasien

pasien memahami

2016

variasi makanan yang

penjelasan yang

sesuai dengan

diberikan. Pasien

kebutuhan sehari dan

mulai berencana

makanan-makanan yang

untuk mengatur

perlu dihindari

pola makannya

Rabu,

27

3x/hari dengan
waktu yang teratur.
Keluarga pasien
setuju untuk mulai
menambah variasi
makanan sesuai
dengan tingkat gizi
yang disarankan.
Pasien setuju untuk
mengurangi
makanan yang
berminyak, pedas
dan minum kopi.

Komprehensive Pengelolaan Pasien dan Keluarga

Promotif

Edukasi dan penyuluhan mengenai dispepsia kepada pasien dan keluarganya, dimulai dari
definisi, penyebab, faktor risiko, pencegahan, pengobatan sampai diet yang disarankan.

Preventif

Pencegahan yang dilakukan terhadap pasien diberikan dalam bentuk mengedukasi pasien
agar mengurangi bahan makanan yang bersifat iritatif seperti makanan pedas dan kopi.

Kuratif

Pelayanan pengobatan yang dilakukan pasien ke puskesmas merupakan upaya pasien


untuk mengobati nyeri atau rasa tidak nyaman pada ulu hati pasien.

Rehabilitatif
-

III.17 Kesimpulan Pembinaan Keluarga


Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada hari Rabu tanggal 27 Januari pada
pukul 16:00 WIB. Dari pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai berikut
1. Tingkat pemahaman

: Pemahaman terhadap penyuluhan yang dilakukan cukup

baik
2. Hasil Pemeriksaan:
Keadaan Umum : Baik
Keluhan

: Tidak ada

TTV

: dalam batas normal

3. Faktor pendukung :
a. Pasien dan keluarga pasien dapat memahami dan menangkap penjelasan yang
diberikan
b. Kesadaran pasien dan keluarga untuk dapat mengubah pola makan serta
variasinya cukup baik, sehingga pasien sangat kooperatif untuk mengubah
perilaku yang tidak baik bagi kesehatan
c. Makan menu seimbang, kurangi konsumsi makanan berminyak dan pedas,
kurangi minum kopi da natur pola makan 3x sehari dengan waktu yang teratur.
Istirahat cukup dan berolahraga yang teratur.
1. Faktor penyulit
ekonomi pasien.

: Makanan yang disediakan oleh keluarga pasien mengikuti status

2. Indikator keberhasilan

a. Pengetahuan meningkat mengenai penyakit


b. Kesadaran pasien untuk mengatur pola makan 3x/hari, waktu yang teratur, variasi
makanan gizi seimbang, mengurangi makan berminyak dan pedas dan kurangi
kopi.
c. Kesadaran pasien untuk mulai berolahraga secara teratur

Anda mungkin juga menyukai