Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN APENDISITIS


Oleh : Subhan
PENGERTIAN
Apendisitis merupakan peradangan pada apendik periformis.
Apendik periformis merupakan saluran kecil dengan diameter kurang lebih
sebesar pensil dengan panjang 2 - 6 inci. Lokasi apendik pada daerah illiaka
kanan, di bawah katup iliacecal, tepatnya pada dinding abdomen di bawah
titik Mc Burney.
PATOFISIOLOGI
Apendik belum diketahui fungsinya, merupakan bagian dari sekum.
Peradangan pada apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding mukosa atau
obstruksi lumen (biasanya oleh fecolif/faeses yang keras). Penyumbatan pengeluaran
sekret mukus mengakibatkan perlengketan, infeksi dan terhambatnya aliran darah.
Dari keadaan hipoksia menyebabkan gangren atau dapat terjadi ruptur dalam waktu
24-36 jam. Bila proses ini berlangsung terus-menerus organ disekitar dinding apendik
terjadi perlengketan dan akan menjadi abses (kronik). Apabila proses infeksi sangat
cepat (akut) dapat menyebabkan peritonitis. Peritonitis merupakan komplikasi yang
sangat serius. Infeksi kronis dapat terjadi pada apendik, tetapi hal ini tidak selalu
menimbulkan nyeri di daerah abdomen.

Masa / tinja / benda asing

Obstruksi lumen apendiks

Peradangan
sekresi, mukus tidak
dapat keluar

Pembengkakan jaringan
limpoid
Peregangan apendik

Tekanan intra luminal


suplai darah terganggu

Hipoksia

Nyeri

Akut ---- Ulserasi + invasi


bakteri

Kronis ---perporasi

Nekrose

ETIOLOGI
Ulserasi pada mukosa
Obstruksi pada colon oleh fecalit (faeses yang keras)
Pemberian barium
Berbagai macam penyakit cacing
Tumor
Striktur karena fibrosis pada dinding usus
INSIDEN
Apendiksitis sering terjadi pada usia tertentu dengan range 20-30 tahun. Pada
wanita dan laki-laki insidennya sama kecuali pada usia pubertas dan usia 25
tahun wanita lebih banyak dari laki-laki dengan perbandingan 3 : 2
PENCEGAHAN
Pencegahan pada apendisitis yaitu dengan menurunkan resiko obstruksi atau
peradangan pada lumen apendik. Pola eliminasi klien harus dikaji, sebab
obstruksi oleh fecalit dapat terjadi karena tidak adekuatnya diit serat, diit
tinggi serat.
Perawatan dan pengobatan penyakit cacing juga meminimalkan resiko.
Pengenalan yang cepat terhadap gejala dan tanda apendiksitis meminimalkan
resiko terjadinya gangren, perforasi, dan peritonitis.
MANAGEMENT KOLABORASI
Pengkajian
Riwayat:
Data yang dikumpulkan perawat dari klien dengan kemungkinan apendisitis
meliputi : umur, jenis kelamin, riwayat pembedahan, dan riwayat medik
lainnya, pemberian barium baik lewat mulut/rektal, riwayat diit terutama
makanan yang berserat.
Pengkajian
a. Data Subyektif
Sebelum operasi
Nyeri daerah pusar menjalar ke daerah perut kanan bawah
mual, muntah, kembung
Tidak nafsu makan, demam
Tungkai kanan tidak dapat diluruskan
Diare atau konstipasi
Sesudah operasi
Nyeri daerah operasi
Lemas
Haus
Mual, kembung
Pusing
b. Data Obyektif
Sebelum operasi
Nyeri tekan di titik Mc. Berney
Spasme otot
Takhikardi, takipnea
Pucat, gelisah
Bising usus berkurang atau tidak ada

Demam 38 - 38,5 C
Sesudah operasi
Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen
Terpasang infus
Terdapat drain/pipa lambung
Bising usus berkurang
Selaput mukosa mulut kering
c. Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit : 10.000 - 18.000 / mm3
Netrofil meningkat 75 %
WBC yang meningkat sampai 20.000 mungkin indikasi terjadinya
perforasi (jumlah sel darah merah)
d. Data Pemeriksaan Diagnostik
Radiologi : Foto colon yang memungkinkan adanya fecalit pada katup.
Barium enema : apendiks terisi barium hanya sebagian
e. Potensial Komplikasi
Perforasi
Peritonitis
Dehidrasi
Sepsis
Elektrolit darah tidak seimbang
Pneumoni

Diagnosa Keperawatan
No
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1
Nyeri abdomen berhubungan
dengan
obstruksi
dan
peradangan apen-diks.
Subyektif :
Nyeri daerah pusar
menjalar kedaerah
perut kanan bawah.
Tungkai
kanan
tidak
dapat
diluruskan.

TUJUAN /
RENCANA TINDAKAN
KRITERIA
Nyeri berkurang.
Kaji tanda vital
Kriteria :
Kaji keluhan nyeri, tentukan
Klien mengungkapkan
lokasi, jenis dan intensitas
ra-sa sakit berkurang.
nye-ri. Ukur dengan skala 1Wajah dan posisi tubuh
10.
tampak rilaks
Jelaskan penyebab rasa
sakit, cara mengurangi.
Beri posisi duduk untuk
me-ngurangi
penyebaran
infeksi pada abdomen.
Ajarkan tehnik relaksasi.
Kompres es pada daerah
Obyektif :
sakit untuk mengurangi
Nyeri tekan di titik
nyeri.
Mc Burney.
Anjurkan klien untuk tidur
pada posisi nyaman (miring
dengan
menekuk
lutut
kanan).
Puasa makan minum apabila
akan dilakukan tindakan.
Ciptakan lingkungan yang
tenang.
Laksanakan program medik.
Pantau efek terapeutik dan
non
terapeutik
dari
pemberian analgetik.

Resiko kekurangan vo
lume
cairan
berhubung an dengan
mual,
muntah,
anoreksia dan diare.

Kurang pengetahuan
ten tang prosedur
persiapan dan sesudah
operasi.
Subyektif
Klien / keluarga bertanya tentang prosedur
persiapan dan sesudah
operasi
Obyektif
Klien tidak kooperatif
terhadap tindakan per-

Cairan dan elektrolit Observasi tanda vital suhu,


da-lam
keadaan
nadi, tekanan darah, pernaseimbang.
pasan tiap 4 jam.
Kriteria :
Observsi cairan yang keluar
Turgor kulit baik.
dan yang masuk.
Cairan yang keluar dan Jauhkan makanan/bau-bauan
masuk seimbang.
yang merangsang mual atau
muntah.
Kolaborasi pemberian infus
dan pipa lambung.
Setelah diberikan penje- Jelaskan prosedur persiapan
lasan klien memahami
operasi.
tentang
prosedur pemasangan infus.
persiap-an dan sesudah puasa makan & minum
operasi
sebelumnya 6 - 8 jam.
cukur daerah operasi.
Kriteria
Klien kooperatif dengan Jelaskan situasi dikamar
bedah.
tindakan
persiapan
operasi
maupun Jelaskan aktivitas yang perlu
dilakukan setelah operasi.
sesudah operasi.
Latihan batuk efektif.
Klien

siapan operasi.

mendemonstrasikan
latihan yang diberikan.

mobilisasi dini secara


pasif dan aktif bertahap.

Kerusakan integritas Luka insisi sembuh Pantau luka pembedahan


ku-lit
berhubungan tanpa ada tanda infeksi.
dari
tanda-tanda
dengan
luka
peradangan
:
de-mam,
pembedahan.
kemerahan, bengkak dan
cairan yang keluar, warna
jum-lah dan karakteristik.
Rawat luka secara steril.
Beri makanan berkualitas
atau dukungan klien untuk
makan. Makanan mencukupi
untuk mempercepat proses
penyembuhan.
Beri
antibiotika
sesuai
program medik.

DAFTAR PUSTAKA :
Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.EGC. Jakarta.
Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.
2000. Diktat Kuliah Medikal Bedah II. PSIK FK.Unair. TA: 2000/2001.
Surabaya.
Rothrock,Jane C. 2000. Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC.
Jakarta.
Sjamsuhidajat. R & Jong,Wim de.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. Revisi. EGC.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai