1 of 7
https://sanggapramana.wordpress.com/2012/07/08/mendisain-struktur-beton/
i
7 Votes
Assalamualaikum, Wr.Wb
Untuk mendisain sebuah struktur beton, baik itu bangunan gedung, jembatan, bendungan, jalan layang,
tandon air, dan lain-lain. Maka akan banyak faktor yang berpengaruh dalam jalannya pendisainan
tersebut. Contohnya pada struktur gedung , beban mati pelat lantai, beban hidup manusia, beban mati
plafon, ubin dan lain-lain akan berpengaruh terhadap pendisainan pelat lantai, balok anak maupun balok
induk juga kolom nya. Untuk struktur bawah seperti fondasi diperlukan data tanah yang akan
berpengaruh terhadap model pondasi yang akan digunakan.
Melihat diri saya yang masih belajar untuk S1 di Universitas Islam Sultan Agung dan masih semester 6,
tentu pengetahuan saya masih sangat dangkal mengenai pendisainan struktur beton ini. Sehingga
maklumlah kalo para pembaca merasa kurang, dapat melihat buku-buku mengenai desain struktur yang
sudah banyak berada di pasaran .
Pertama-tama dalam merencanakan suatu struktur, hal yang paling utama adalah beban yang bekerja
pada struktur tersebut. Perencanaan untuk pelat kantilever tentu berbeda dengan pelat yang digunakan
untuk pelat lantai pada interior rumah. Pelat lantai sendiri memiliki perbedaan, yang umum digunakan.
Antara lain :
Pelat terjepit pada satu sisi ( biasanya adalah kantilever/sunshiding pada jendela)
Pelat terjepit pada dua sisi (misalnya bordes tangga, balkon.dll)
Pelat terjepit pada tiga sisi (misalnya pada bordes tangga dan balkon,dll)
Pelat terjepit pada empat sisi (misalnya pelat lantai dalam rumah)
12/10/2015 2:16 PM
2 of 7
https://sanggapramana.wordpress.com/2012/07/08/mendisain-struktur-beton/
Untuk perencanaan pelat lantai itu sendiri, tentu berbeda antara pelat terjepit pada satu sisi, dua sisi, tiga
sisi, dan empat sisi. Kenapa kok berbeda ?
ya tentu berbeda, karena gaya dalam yang dihasilkan akibat masing-masing jepitan juga berbeda, sehingga
akan berpengaruh terhadap penulangan yang sering kita sebut untuk penulangan pelat lantai sebagai one
way slab dan two way slab .
Apa sih one way slab itu ?
One way slab atau penulangan satu arah yaitu tulangan utama atau tulangan pokok hanya bekerja
pada satu arah saja. Misalnya ada arah x dan y , jadi tulangan pokok itu bekerja pada arah x saja dan arah
y kita menggunakan tulangan bagi.
Kapan kita menggunakan sistem penulangan one way slab ?
Sistem One way slab digunakan ketika momen yang bekerja pada pelat tidak seimbang antara arah x dan y
. misalnya pada kantilever, karena dijepit di satu sisi saja, jadi misal hanya ada arah x saja sedangkan arah
y sama dengan nol. berlaku juga untuk pelat yang dijepit di dua sisinya yang saling berhadap-hadapan.
pada pelat lantai yang dijepit di tiga sisinya juga masih bisa menggunakan sistem penulangan one way
slab.
Kalau Penulangan Two Way Slab itu bagaimana ?
Penulangan Two Way Slab itu ketika momen pelat pada arah x dan y itu sama atau hampir sama besar.
Hmmmm, Contohnya pada pelat yang berbentuk persegi dan dijepit di keempat sisinya, dengan ukuran
balok yang sama pada keempat sisinya.
Lalu bedanya apa dengan One Way Slab ?
Jadi kalo two slab kita pakai tulangan pokok pada semua arah baik x dan y, sehingga tidak ada tulangan
bagi nya pada two way slab ini.
Tulangan bagi itu apa sih ?
Tulangan bagi itu ya cuma sekedar tulangan sekunder istilah nya , bukan tulangan primer. Jadi tulangan
bagi itu dimensi tulangannya bisa lebih kecil atau jarak antar tulangannya bisa lebih lebar .
Jadi kalo pelat terjepit di empat sisinya harus selalu pakai penulangan Two Way Slab ?
Ya enggak juga, kalo pelatnya persegi panjang kan momennya beda tuh antara x dan y. (untuk
perencanaan selanjutnya, silahkan baca PPIUG atau PPIURG 1983 untuk pembebanan, dan PBI 1971 dan
peraturan lainnya juga SNI 91, SNI 2002)
Nah sekarang tentang balok beton bertulang
Untuk mendisain sebuah balok pasti sama dengan mendisasin struktur yang lain,
Gimana sih nentuin dimensi balok yang tepat ?
Untuk menentukan dimensi balok yang tepat tentu saja tergantung dari beban yang bekerja di atas balok.
Apabila beban nya terlalu berat, maka daerah tekannya semakin besar, momennya juga besar. Jadi kalo
dalam rumus rho max lebih besar dari rho maka dimensi balok harus diperbesar.
12/10/2015 2:16 PM
3 of 7
https://sanggapramana.wordpress.com/2012/07/08/mendisain-struktur-beton/
12/10/2015 2:16 PM
4 of 7
https://sanggapramana.wordpress.com/2012/07/08/mendisain-struktur-beton/
Bisa saja karena spesikasi mutu tidak terpenuhi atau ada penambahan beban diluar perencanaan awal,
contoh beban-beban tambahan , misal tidak dirancang untuk tempat mendarat helikopter tetapi
digunakan untuk mendarat helikopter, atau tidak dirancang menahan gempa tapi mendapat gaya gempa .
Direncanakan untuk menampung 1000 orang tetapi terdapat 2000 orang.
Kalau begitu saya buat kolom yang besar saja ya ? walaupun balok runtuh tapi kan bangunan
keseluruhan tidak runtuh ?
Boleh-boleh saja kalau anda punya banyak uang, karena kolom semakin besar berarti harga semakin mahal
dan pondasi semakin besar , dalam dan mahal.
Kalo keruntuhan tekan sama keruntuhan tarik pada kolom itu bedanya apa ?
Kalo keruntuhan tekan itu hampir sama ketika anda tes sample beton di lab, jadi keruntuhan tekan itu
terjadi tiba-tiba dan berbahaya. Kalau keruntuhan tarik ada tanda-tandanya ketika tulangan kolom tertarik
dan leleh, kolom terlihat retak-retak dahulu dan sedikit berubah bentuk sehingga anda dapat siaga
sebelum terjadi keruntuhan.
Kalo tulangan dua sisi dan empat sisi itu gimana ?
Tulangan dua sisi pada kolom digunakan akibat eksentrisitas yang melebihi batas yang ditetapkan
sehingga tulangan hanya digunakan pada sisi x atau y saja. Umumnya pada eksentrisitas yang melebihi
batas ini, dimensi kolom juga dibuat persegi panjang tidak persegi. Kalau tulangan 4 sisi itu biasanya
digunakan untuk kolom dengan eksentrisitas kecil.
Okay, sampai di sini dulu, terima kasih Wassalamualaikum Wr.Wb
About sanggapramana
Mahasiswa S1 angkatan 2009 jurusan teknik sipil, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
12/10/2015 2:16 PM
5 of 7
https://sanggapramana.wordpress.com/2012/07/08/mendisain-struktur-beton/
Meninggalkan komentar
Comments 9
tama | 09/07/2012 pukul 5:59 am
mantep banget gan artikelnyathanks ya gan dah mw berbagi informasi
sanggapramana | 09/07/2012 pukul 11:56 am
@tama : sip gan
zul | 04/10/2012 pukul 9:06 am
Bagus skli artikelx bahasax sederhana jd enak membacax :)
sanggapramana | 04/10/2012 pukul 5:15 pm
@zul : mksih mas
haidar | 07/12/2012 pukul 3:00 am
gw sedot infonya ya mas, insya Allah mo bangun rumah
ucok | 14/12/2012 pukul 3:07 am
Lanjut mas, semoga banyak manfaatnya
Ijin copy untuk refresh ingatan mas..
Jefry | 22/03/2013 pukul 4:21 am
lengkap sekali penjelasannya, saya jadi tahu banyak
terima kasih atas ilmunya mas dan sukses terus buat anda :)
ilovenoodle | 02/07/2013 pukul 9:50 pm
Gan artikel2nya sangat informatif, thanks for sharing. Ada yang ingin saya tanyakan terkait
pembangunan fondasi rumah saya. Rumah akan saya buat dengan rumah panggung dengan
ketinggian kaki kolom 2.75 dari umpak. Pondasi cakar ayam dengan kedalam 1.20 meter, pada saat
pengecoran tukang tidak mengikuti garis as dengan akibat tulangan kolom melenceng dari as. Solusi
tukang kolom ditekuk sebelum dicor. Apakah hal ini tidak berbahaya? Mohon bantuannya gan karena
saya kurang paham tentang teknik sipil.Terima kasih sebelumnya!
oejik | 12/10/2014 pukul 3:37 pm
lengkap bermanfaat,
12/10/2015 2:16 PM
6 of 7
https://sanggapramana.wordpress.com/2012/07/08/mendisain-struktur-beton/
12/10/2015 2:16 PM
7 of 7
https://sanggapramana.wordpress.com/2012/07/08/mendisain-struktur-beton/
12/10/2015 2:16 PM