Anda di halaman 1dari 32

MY SUMMARY

Saturday, June 23, 2012


DESAIN PONDASI TELAPAK

Repost:http://kampustekniksipil.blogspot.com
DESAIN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR
Screenshoot Spreadsheet

(Input Data)
(Skema Hitung Fondasi)

(Analisa Perhitungan)
(Desain Tulangan)
(Lampiran Peraturan SNI 03-2847-2002Yang terkait)

(Laporan singkat perhitungan)


Landasan Teori (Dasar Perencanaan)
Dalam mendesain pondasi telapak, perencanaan
pondasi harus mencakup segala aspek agar terjamin
keamanan sesuai dengan persyaratan yang berlaku,
misalnya, penentuan dimensi pondasi meliputi
panjang, lebar dan tebal pondasi, kemudian jumlah
dan jarak tulangan yang harus dipasang pada
pondasi.
Adapun peraturan untuk perencanaan pondasi
telapak tercantum pada SNI 03-2847-2002 merujuk
pada pasal 13.12 dan pasal 17.
Jika ada yang belum memiliki peraturan tersebut.
Silahkan klik disini untuk download SNI 03-2847-2002

Garis besar perencaan Fondasi Telapak


1. Menentukan Dimensi Pondasi
hal yang paling penting dalam merencanakan pondasi adalah menentukan ukuran dimensi,
dimana ukuran panjang, lebar dan ketebalan telapak pondasi harus ditetapkan sedemikian rupa
sehingga tegangan yang terjadi pada dasar pondasi tidak melebihi daya dukung tanah
dibawahnya
2. Mengontrol Kuat Geser 1 Arah
kerusakan akibat gaya geser 1 arah terjadi pada keadaan dimana mula-mula terjadi retak miring
pada daerah beton tarik (seperti creep) lihat gambar dibawah. Akibat distribusi beban vertikal
dari kolom (Pu kolom) yang diteruskan ke pondasi, maka pada bagian dasar pondasi mengalami
tegangan. Akibat tegangan ini, tanah memberikan respon berupa gaya reaksi vertikal keatas
(gaya geser) sebagai akibat dari adanya gaya aksi tersebut. Kombinasi beban vertikal Pu kolom
(kebawah) dan gaya geser tekanan tanah keatas berlangsung sedemikian rupa sehingga sedikit
demi sedikit membuat retak miring tadi semakin menjalar keatas sehingga membuat daerah
beton tekan semakin mengecil. Nah…dengan semakin mengecilnya daerah beton tekan ini maka
mengakibatkan beton tidak mampu menahan beban geser tanah yang menyodok/mendorong
keatas, akibatnya beton tekan akan mengalami keruntuhan.
Kerusakan pondasi yang diakibatkan oleh gaya geser 1 arah ini biasanya terjadi jika nilai
perbandingan antara nilai a dan nilai d cukup kecil, dan selain itu, mutu beton yang digunakan
juga kurang baik sehingga mengurangi kemampuan beton dalam menahan beban tekan
Retak pondasi yang diakibatkan oleh gaya geser 1 arah, biasanya terjadi pada jarak +/- d dari
muka kolom, dimana d adalah tebal efektif podasi
3. Mengontrol Kuat Geser 2 Arah (Geser Pons)
Bisa disebut juga dengan geser pons (punching shear), dimana akibat gaya ini, pondasi
mengalami kerusakan disekeliling kolom dengan jarak kurang lebih d/2

4. Menghitung Tulangan Pondasi


Beban yang bekerja pada pondasi adalah beban dari reaksi tegangan tanah yang bergerak vertikal
keatas akibat adanya gaya aksi vertikal kebawah (Pu) yang disalurkan oleh kolom. Tulangan
pondasi dihitung berdasarkan momen maksimal yang terjadi pada pondasi dengan asumsi bahwa
pondasi dianggap pelat yang terjepit dibagian tepi-tepi kolom.
Menurut SNI 03-2847-2002, untuk tulangan pondasi telapak berbentuk bujursangkar harus
disebar merata pada seluruh lebar pondasi (lihat pasal 17.4.3)
5. Mengontrol Daya Dukung Pondasi
Pondasi sebagai struktur bangunan bawah yang menyangga kolom yang memikul beban-beban
diatasnya (bangunan atas) harus mampu menahan beban axial terfaktor (Pu) dari kolom tersebut.
Maka dari itu beban dari Pu diisyaratkan tidak boleh melebihi daya dukung dari pondasi (Pup)
yang dirumuskan sebagai berikut :
Pu < Pup
Pup = Ø x 0,85 x fc’ x A
Dimana :
Pu = Gaya aksial terfaktor kolom……. (N)
Pup = Daya dukung pondasi yang dibebani……. (N)
fc’ = Mutu beton yang diisyaratkan……. (Mpa)
A = Luas daerah yang dibebani…….(mm2)

Untuk contoh penggunaan spreadsheet ini, akan diulas pada posting berikutnya.
Dasar teori spreadsheet perhitungan pondasi telapak bujursangkar ini mengacu pada SNI 03-
2487-2002, dan alur langkah perhitungan ada dalam bagan alir perencanaan pondasi yang ada
dalam spreadsheet tersebut.
Untuk download Spreadsheet Klik pada icon rumah dibawah ini…….

Sekian…
Dan semoga bermanfaat…

DESAIN PONDASI TELAPAK PERSEGI PANJANG


Pad foundation atau pondasi telapak adalah pondasi yang
biasa digunakan untuk menumpu kolom bangunan, tugu,
menara, tangki air, cerobong asap dan beberapa bangunan
sipil lainnya. Pondasi ini berbentuk papan yang terbuat dari
beton bertulang dan diletakan di atas tanah pada kedalaman
tertentu dengan dimensi dan ketebalan yang tertentu pula.
Biasanya, pondasi ini dibuat dengan dimensi yang lebih
besar daripada kolom diatasnya, Hal ini bertujuan agar
beban yang diteruskan ke pondasi dapat disebarkan
keluasan tanah yang lebih besar dibawahnya.
Karena dimensi ukuran dari pondasi dibuat lebih besar daripada kolom diatasnya, maka secara
fisik terlihat seperti alas kaki atau sepatu kolom, sehingga pondasi ini bisa disebut juga sebagai
pondasi kaki pelat atau “foot plate”
Secara geometrik, bentuk dari pondasi telapak ini dapat dibuat dengan dua macam bentuk, yaitu
dengan bentuk bujur sangkar atau persegi panjang.
Pondasi dengan bentuk bujur sangkar biasanya digunakan jika beban yang bekerja pada pondasi
berupa beban tekan sentris (P) dan tanpa momen (M), (atau jika ada tapi momennya kecil).
Namun apabila beban yang bekerja pada pondasi berupa beban tekan sentris (P) dan momen (M)
secara bersamaan, maka biasanya digunakan pondasi persegi panjang.
Lho mengapa demikian ?
Lihat ilustrasi berikut,
Nah, kira-kira lebih sulit mana, menggulingkan pondasi di gambar 1 atau pondasi di gambar 2 ?

Dari sini saja sudah terlihat mengapa harus digunakan pondasi berbentuk persegi panjang. Untuk
beban tekan sentris, pondasi dengan bentuk bujur sangkar cukup stabil menahan beban. Namun,
apabila selain beban tekan ini ada lagi beban momen (M) yang menyebabkan penggulingan
seperti gambar diatas, maka bentuk pondasi harus disiasati agar bisa menahan penggulingan,
dengan cara memperbesar salah satu sisi bagian pondasi yang lemah atau tidak aman terhadap
beban yang menggulingkannya.
Dan tentu saja, selain luas penampang yang diperbesar, ada faktor lain yang juga harus dijadikan
perhatian agar pondasi yang kita buat nantinya aman dan stabil terhadap beban yang bekerja.
“Aman” dalam artian tidak ngguling, tidak nggeser dan tidak ambles yang mengakibatkan
kerusakan struktur dibagian atasnya, seperti kolom retak, dinding retak, keramik lantai pecah-
pecah dan lain sebagainya.
Apakah faktor tersebut?
Faktor tersebut adalah “daya dukung tanah”.
Kekuatan atau daya dukung tanah sangat menentukan besar dan kecilnya ukuran pondasi.
Sebagai contoh untuk jenis pondasi telapak tunggal, semakin kuat daya dukung tanah, semakin
kecil ukuran pondasi yang direncanakan. Sebaliknya, semakin lemah daya dukung tanahnya,
maka semakin besar ukuran pondasi yang akan direncanakan. Untuk tanah dengan daya dukung
lemah, sebaiknya tidak menggunakan pondasi ini, karena desain area penampangnya pasti akan
besar sehingga tidak efektif di pelaksanaan dan boros di keuangan. Sobat bisa menggunakan
alternatif pondasi lain seperti pondasi sumuran atau bahkan tiang pancang jika daya dukung
tanahnya sangat rendah sekali.

Terus bagaimana caranya agar kita bisa tahu bahwa tanah tempat pondasi tersebut diletakan

mempunyai daya dukung yang kuat?

bisa melalui beberapa usaha, seperti,


- Sobat bisa merujuk pada peraturan bangunan setempat yang dikeluarkan oleh lembaga terkait.
- Pengalaman tentang membuat pondasi yang sudah ada, atau keterangan yang berkaitan dengan
pondasi disekitarnya.
- tanya tukang (tidak dianjurkan, tapi boleh dicoba sebagai bahan masukan dan bertukar fikiran)

- Pengujian atau pemeriksaan tanah, baik di laboratorium atau di lapangan ---> ini yang paling
di rekomendasikan
Nich sob… akibatnya jika pondasi sampai mengalami pergeseran atau penurunan yang melebihi
batas toleransi.

(retak kolom struktur)

(Retak dinding tembok)

Pondasi telapak, apakah nantinya didesain berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang, yang
penting adalah pondasi tersebut harus kuat menahan beban yang bekerja padanya. Dan tentu
saja seperti yang sudah disinggung diatas, selain pondasi harus kuat, tanah tempat pondasi
tersebut diletakan juga harus bisa memberikan daya dukung yang cukup kuat agar pondasi
tidak mengalami penurunan yang melebihi batas toleransi sehingga mengakibatkan rusaknya
struktur dibagian atas.

Terus bagaimana caranya agar kita tahu bahwa pondasinya kuat ?

Ya, tentu saja harus dihitung, Karena dengan menghitung kita bisa tahu dan membuktikan
bahwa pondasi yang direncanakan nantinya betul-betul kuat.
Nah sobat,… salah satu cara untuk memenuhi keperluan tersebut diatas maka
dibuatlah “spreadsheet hitung pondasi” untuk mempermudah proses perhitungannya.

Catatan :
1. “spreadsheet perencanaan pondasi telapak persegi panjang”, adalah seri lanjutan dari
spreadsheet perencanaan pondasi tapak yang sebelumnya telah membahas mengenai
“spreadsheet perencanaan pondasi telapak bujur sangkar”
2. Untuk spreadsheet “perencanaan pondasi telapak persegi panjang” ini penulis tetap
mengandalkan microsoft excel sebagai platform nya, selain dikarenakan pengoperasiannya yang
relatif mudah, excel juga memilki kekuatan di bahasa ‘macro-nya’ dan bisa dikolaborasikan
dengan visual basic sehingga hasilnya betul2 memuaskan.

Screenshoot Spreadsheet

(Input Data)
(Laporan Singkat Perhitungan)

(Grafik Tegangan Tanah)


(Hasil Perhitungan)

(Hasil Perhitungan)
(Hasil Perhitungan)
(Desain Tulangan)

3. Spreadsheet ini dalam analisanya tidak memperhitungkan pengaruh eksentrisitas kolom


terhadap pondasi, jadi seandainya pengaruh tersebut diperhitungkan, sobat harus menghitungnya
sendiri.
4. Tidak seperti “spreadsheet perencanaan pondasi telapak bujur sangkar”, Untuk spreadsheet
“perencanaan pondasi persegi panjang” ini ukuran kertas, margin, dan layout nya sudah diatur
sedemikian rupa sehingga hasilnya bisa langsung dicetak dan tidak perlu di setting lagi.

Data struktur :
K1 = 25/25
f’c = 20 Mpa
fy = 320 Mpa (U-32)
Hasil dari analisa STAAD didapat
Pu = 323,276 KN
Mu,z = 1,659 KN.m
Mu,x = -0,103 KN.m
Mu,y = 0,017 KN.m
dari data tanah :
Berat tanah = 17,20 KN/m3
Kedalaman 1,6 m dari MT, adalah = 2 kg/cm2 = 196,133 KPa
Desain ukuran pondasi dan tulangan yang dibutuhkan?

Penyelesaian :

1. Buka spreadsheet “Perencanaan pondasi telapak persegi panjang”.


2. Masukan data rencana ke spreadsheet sesuai dengan data diatas.
Untuk data pondasi kita coba dan kita rencanakan sebagai berikut :
- B X L = 125 cm x 150 cm.
- Selimut beton (sb) = 75 mm (karena berhubungan langsung dengan tanah)… lihat SNI 03-
2847 pasal 9.7.1
- Besi tulangan direncanakan dengan ukuran 13 mm (ulir 13)
- Untuk nilai αs = 40 (karena kolomnya adalah kolom dalam, maka konstantanya adalah 40)
catatan :
αs = suatu konstanta yang digunakan untuk menghitung Vc yang nilainya tergantung pada
letak fondasi
40 = kolom dalam
30 = kolom tepi
20 = kolom sudut
- Tebal fondasi (ht) = 0,3 m = 30 cm
- Tebal tanah diatas pondasi (ha) = 1,6 – 0,3 = 1,30 m
3. Jika data sudah di inputkan dengan benar, sekarang coba lihat laporan singkat perhitungan di
bagian bawah input data. Untuk itu geser scrool mouse ke bawah.

Disini terlihat, bahwasanya pondasi dengan ukuran 1,25 x 1,50, tidak bisa diaplikasikan, karena
tegangan tanah yang terjadi dibawah pondasi melampaui daya dukung tanahnya. Walaupun daya
dukung pondasi terhadap beban okey, namun tetap saja pondasi dengan ukuran sekian tidak
boleh dilaksanakan karena pondasi bisa mengalami penurunan, sehingga bisa membahayakan
struktur diatasnya.

4. Sekarang geser scroll mouse kebawah lagi untuk melihat tegangan tanahnya.
Garis tegangan tanah (warna biru) diatas garis daya dukung tanah (warna merah). ini
menunjukan tegangan tanah melampaui daya dukung tanah yang di izinkan, sehingga ukuran
dimensi pondasi harus diperbesar

5. Sekarang kita ganti ukuran pondasi menjadi 1,30 m x 1,60 m, dengan tebal 0,30 m
6. Jika sudah, sekarang geser scroll mouse kebawah untuk melihat laporan singkatnya. Hasilnya
sebagai berikut :
Daya dukung tanah lebih besar dari tegangan tanah yang terjadi. Ketahanan beton pondasi cukup
kuat atau lebih besar dari gaya geser 1 arah dan 2 arah, serta daya dukung pondasi aman terhadap
beban yang bekerja (Pu > Pu,k). Sehingga pondasi dengan ukuran (1,30 x 1,60) m dengan tebal =
0,3 m bisa untuk diaplikasikan.
Tulangan pondasi didesain :
Sejajar Arah Panjang : D13 – 139 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada
= 11 buah)
Arah melintang (di jalur pusat) : D13 – 164 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 9 buah)
- Arah Tepi (kanan) : D13 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada
= 1 buah)
- Arah Tepi (kiri) : D13 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada =
1 buah)
Mungkin sobat bingung dengan format penulisan penulangan diatas, biar tidak bingung, sobat
klik tab sheet “Desain Tulangan”. (Lihat hasil penulangannya dalam bentuk grafik)
7. Sekarang kita cek panjang penyaluran tegangan tulangan, untuk itu klik tab sheet “Hasil
Perhitungan”. Geser scroll mouse ke bawah sampai di halaman 9
Perhatikan notasi yang saya beri kotak warna biru, didalamnya ada kotak yang berwarna orange.
Kotak tersebut adalah kotak input data yang harus di isi untuk mengetahui panjang tegangan
tulangan yang terjadi.
Adapun penjelasan notasi tersebut diatas adalah sebagai berikut :
α = Faktor lokasi penulangan
- 1,3 jika tulangan berada diatas beton setebal ≥ 300 mm
- 1,0 untuk tulangan lain
(karena beton segar dibawah tulangan (selimut beton) adalah = 75 mm, maka α = 1)

β = Faktor pelapis
- 1,5 jika batang atau kawat tulangan berlapis epoksi dengan selimut beton kurang dari 3 db atau
spasi bersih tulangan kurang dari 6db.
- 1,2 jika batang atau tulangan berlapis epoksi lainnya
- 1,0 jika tulangan tanpa epoksi
(karena tulangan kita tanpa epoksi, maka nilai β = 1,0)

γ = Faktor ukuran batang tulangan


- 0,8 jika tulangannya D19 atau yang lebih kecil
- 1,0 jika tulangannya D22 atau yang lebih besar
(karena tulangan yang kita pakai adalh D13, maka γ = 0,8)

λ = Faktor beton agregat ringan


- 1,3 jika digunakan beton agregat ringan
- 1,0 jika digunakan beton normal
(karena yang kita gunakan adalah beton normal, maka λ = 1,0)

c = Spasi antar tulangan atau dimensi selimut beton (diambil nilai terkecil)… (mm)
( c = 75 mm)

Ktr = Faktor tulangan sengkang, Ktr = (Atr x fyt) / (10 x s x n)


(Untuk penyederhaan, boleh dipakai Ktr = 0)
λd = Panjang penyaluran tegangan
λd > 300

Catatan :
Penjelasan secara lengkap mengenai notasi2 ini, sobat bisa merujuk ke SNI 03-2847, pasal
14.2.3

Karena panjang penyaluran λd = 267,90 < 300, maka tidak memenuhi persyaratan, untuk itu
tulangan diganti dengan diameter 16 mm (D16).
Sehingga λd = 329,72 > 300… (Ok!)
Oleh karena terjadi perubahan pada rencana ukuran batang tulangan, maka hitungan dan hasil
desain tulangan secara keseluruhan berubah.
Berikut adalah hasil desain setelah terjadi perubahan ukuran tulangan (lihat gambar bawah) :
Rencana dimensi pondasi = (1,30 x 1,60) m, tebal = 30 cm
Penulangan pondasi :
Sejajar Arah Panjang : D16 – 211 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada
= 8 buah)
Arah melintang (di jalur pusat) : D16 – 254 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 6 buah)
- Arah Tepi (kanan) : D16 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada
= 1 buah)
- Arah Tepi (kiri) : D16 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada =
1 buah)
Untuk kemudahan dilapangan, maka tulangan dipasang sebagai berikut :
Sejajar arah panjang : D16 - 200
Sejajar arah pendek : D16 - 250
Okey sob, sampai disini pembahasan kita,
sobat bisa bereksplorasi untuk mendesain pondasi tapak dengan spreadsheet ini,…
Sekian, dan semoga bermanfaat .

Ups sampai lupa, untuk download spreadsheet ini, sobat klik aja ikon rumah dibawah ini

atau klik di sini


Posted by Novly Ibrahim at 7:30 PM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

3 comments:

1.

Teknik SipilFebruary 28, 2013 at 1:05 PM

ada yang baru ne gan tentang dunia teknik sipil....

silahkan mampir gan

Reply

2.

AnonymousMarch 15, 2013 at 11:42 AM

makasih pak atas infonya

Reply

3.

Indra Jaya NursholehDecember 2, 2015 at 8:03 AM

Terimakasih banyak. Semoga ilmunya makin bertambah dan berkah. Sangat membantu
untuk belajar.

Reply

Load more...

Links to this post

Create a Link

Newer Post Older Post Home


Subscribe to: Post Comments (Atom)

POPULAR POST
 DOWNLOAD TEKNIK SIPIL III
Repost :http://pakteguhs.blogspot.com FILE PERHITUNGAN TEKNIK SIPIL DALAM
FORMAT EXCEL BridgeT-beam.xls cover pengantar laporan str.xls...

BELAJAR STAAD PRO

Repost: http://kampustekniksipil.blogspot.com STAAD adalah salah satu program


analisa program analisa struktur yang pada saat ini telah...

 DOWNLOAD TEKNIK SIPIL I

Repost: http://purbolaras.wordpress.com Software : PPPURG 1987 v.3.0 (Program


ringkasan pembebanan, buatan penulis) Convert (Program ...

 DOWNLOAD TEKNIK SIPIL V

AHSP Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) 2012 Bidang Pekerjaan Umum - New !!
AutoCAD AutoCAD ebook Series Autodesk AutoCAD 2012...

 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN (STANDART)

METODE PELAKSANAAN PROYEK Bab I – Pendahuluan Metode Pelaksanaan


Proyek yang selanjutnya disebut MPP, merupakan rangkuman dari pengal...

 DOWNLOAD TEKNIK SIPIL IV

Journal Articles Wiryanto Dewobroto, Sahari Besari. (2009). “Distorsi Sambungan Baut
akibat Curling dan Pencegahannya – Studi Kasus S...

DESAIN PONDASI TELAPAK

Repost:http://kampustekniksipil.blogspot.com DESAIN PONDASI TELAPAK BUJUR


SANGKAR Screenshoot Spreadsheet (Input Data) ...

 PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN


Repost:http://mnoerilham.blogspot.com/ DATA JEMBATAN SRANDAKAN II Tipe
Jembatan : Beton Prategang Kelas Jembatan : I (Bina Marg...

 DOWNLOAD TEKNIK SIPIL II

Repost : http://wiryanto.wordpress.com KSCE Journal of Civil Engineering C.K. Iu,


W.F. Chen, S.L. Chan, and T.W. Ma. (2008). “Direct S...

APLIKASI EXCEL UNTUK TEKNIK SIPIL

Repost:http://kampustekniksipil.blogspot.com 1. Slab, Beam, Column & Foundation


Design Download Spreadsheet : Slab, Beam, Column &am...

LIBRARY
 ► 2016 (1)

 ► 2014 (3)

 ► 2013 (4)

 ▼ 2012 (30)
o ► September (1)
o ► July (5)
o ▼ June (24)
 PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN
 APLIKASI EXCEL UNTUK TEKNIK SIPIL
 DESAIN PONDASI TELAPAK
 DIESEL HAMMER
 KOMPONEN POKOK RUNWAY
 FENDER & ALAT PENAMBAT
 MENGGAMBAR CEPAT POTONGAN JALAN
 MENGGAMBAR KONTUR DENGAN AUTOCAD LD
 MENGGAMBAR KONTUR 3D
 PASANG SURUT
 SURVEY HYDRO-OCEANOGRAFI
 PONDASI TIANG BOR
 HAMMERING PILE
 JALAN BETON & TULANGANNYA
 ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN BETON PORTAL LENGKUNG
(...
 LAPIS PONDASI JALAN
 JENIS-JENIS PERKERASAN
 BANGUNAN ATAS JEMBATAN
 BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
 PONDASI CAKAR AYAM ORIGINAL
 KOLOM ATAU DINDING
 METODE KONSTRUKSI JEMBATAN SURAMADU
 ANALISA RANGKA ATAP BAJA RINGAN
 BELAJAR STAAD PRO

ops@2012. Picture Window template. Template images by macroworld. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai