Repost:http://kampustekniksipil.blogspot.com
DESAIN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR
Screenshoot Spreadsheet
(Input Data)
(Skema Hitung Fondasi)
(Analisa Perhitungan)
(Desain Tulangan)
(Lampiran Peraturan SNI 03-2847-2002Yang terkait)
Untuk contoh penggunaan spreadsheet ini, akan diulas pada posting berikutnya.
Dasar teori spreadsheet perhitungan pondasi telapak bujursangkar ini mengacu pada SNI 03-
2487-2002, dan alur langkah perhitungan ada dalam bagan alir perencanaan pondasi yang ada
dalam spreadsheet tersebut.
Untuk download Spreadsheet Klik pada icon rumah dibawah ini…….
Sekian…
Dan semoga bermanfaat…
Dari sini saja sudah terlihat mengapa harus digunakan pondasi berbentuk persegi panjang. Untuk
beban tekan sentris, pondasi dengan bentuk bujur sangkar cukup stabil menahan beban. Namun,
apabila selain beban tekan ini ada lagi beban momen (M) yang menyebabkan penggulingan
seperti gambar diatas, maka bentuk pondasi harus disiasati agar bisa menahan penggulingan,
dengan cara memperbesar salah satu sisi bagian pondasi yang lemah atau tidak aman terhadap
beban yang menggulingkannya.
Dan tentu saja, selain luas penampang yang diperbesar, ada faktor lain yang juga harus dijadikan
perhatian agar pondasi yang kita buat nantinya aman dan stabil terhadap beban yang bekerja.
“Aman” dalam artian tidak ngguling, tidak nggeser dan tidak ambles yang mengakibatkan
kerusakan struktur dibagian atasnya, seperti kolom retak, dinding retak, keramik lantai pecah-
pecah dan lain sebagainya.
Apakah faktor tersebut?
Faktor tersebut adalah “daya dukung tanah”.
Kekuatan atau daya dukung tanah sangat menentukan besar dan kecilnya ukuran pondasi.
Sebagai contoh untuk jenis pondasi telapak tunggal, semakin kuat daya dukung tanah, semakin
kecil ukuran pondasi yang direncanakan. Sebaliknya, semakin lemah daya dukung tanahnya,
maka semakin besar ukuran pondasi yang akan direncanakan. Untuk tanah dengan daya dukung
lemah, sebaiknya tidak menggunakan pondasi ini, karena desain area penampangnya pasti akan
besar sehingga tidak efektif di pelaksanaan dan boros di keuangan. Sobat bisa menggunakan
alternatif pondasi lain seperti pondasi sumuran atau bahkan tiang pancang jika daya dukung
tanahnya sangat rendah sekali.
Terus bagaimana caranya agar kita bisa tahu bahwa tanah tempat pondasi tersebut diletakan
- Pengujian atau pemeriksaan tanah, baik di laboratorium atau di lapangan ---> ini yang paling
di rekomendasikan
Nich sob… akibatnya jika pondasi sampai mengalami pergeseran atau penurunan yang melebihi
batas toleransi.
Pondasi telapak, apakah nantinya didesain berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang, yang
penting adalah pondasi tersebut harus kuat menahan beban yang bekerja padanya. Dan tentu
saja seperti yang sudah disinggung diatas, selain pondasi harus kuat, tanah tempat pondasi
tersebut diletakan juga harus bisa memberikan daya dukung yang cukup kuat agar pondasi
tidak mengalami penurunan yang melebihi batas toleransi sehingga mengakibatkan rusaknya
struktur dibagian atas.
Ya, tentu saja harus dihitung, Karena dengan menghitung kita bisa tahu dan membuktikan
bahwa pondasi yang direncanakan nantinya betul-betul kuat.
Nah sobat,… salah satu cara untuk memenuhi keperluan tersebut diatas maka
dibuatlah “spreadsheet hitung pondasi” untuk mempermudah proses perhitungannya.
Catatan :
1. “spreadsheet perencanaan pondasi telapak persegi panjang”, adalah seri lanjutan dari
spreadsheet perencanaan pondasi tapak yang sebelumnya telah membahas mengenai
“spreadsheet perencanaan pondasi telapak bujur sangkar”
2. Untuk spreadsheet “perencanaan pondasi telapak persegi panjang” ini penulis tetap
mengandalkan microsoft excel sebagai platform nya, selain dikarenakan pengoperasiannya yang
relatif mudah, excel juga memilki kekuatan di bahasa ‘macro-nya’ dan bisa dikolaborasikan
dengan visual basic sehingga hasilnya betul2 memuaskan.
Screenshoot Spreadsheet
(Input Data)
(Laporan Singkat Perhitungan)
(Hasil Perhitungan)
(Hasil Perhitungan)
(Desain Tulangan)
Data struktur :
K1 = 25/25
f’c = 20 Mpa
fy = 320 Mpa (U-32)
Hasil dari analisa STAAD didapat
Pu = 323,276 KN
Mu,z = 1,659 KN.m
Mu,x = -0,103 KN.m
Mu,y = 0,017 KN.m
dari data tanah :
Berat tanah = 17,20 KN/m3
Kedalaman 1,6 m dari MT, adalah = 2 kg/cm2 = 196,133 KPa
Desain ukuran pondasi dan tulangan yang dibutuhkan?
Penyelesaian :
Disini terlihat, bahwasanya pondasi dengan ukuran 1,25 x 1,50, tidak bisa diaplikasikan, karena
tegangan tanah yang terjadi dibawah pondasi melampaui daya dukung tanahnya. Walaupun daya
dukung pondasi terhadap beban okey, namun tetap saja pondasi dengan ukuran sekian tidak
boleh dilaksanakan karena pondasi bisa mengalami penurunan, sehingga bisa membahayakan
struktur diatasnya.
4. Sekarang geser scroll mouse kebawah lagi untuk melihat tegangan tanahnya.
Garis tegangan tanah (warna biru) diatas garis daya dukung tanah (warna merah). ini
menunjukan tegangan tanah melampaui daya dukung tanah yang di izinkan, sehingga ukuran
dimensi pondasi harus diperbesar
5. Sekarang kita ganti ukuran pondasi menjadi 1,30 m x 1,60 m, dengan tebal 0,30 m
6. Jika sudah, sekarang geser scroll mouse kebawah untuk melihat laporan singkatnya. Hasilnya
sebagai berikut :
Daya dukung tanah lebih besar dari tegangan tanah yang terjadi. Ketahanan beton pondasi cukup
kuat atau lebih besar dari gaya geser 1 arah dan 2 arah, serta daya dukung pondasi aman terhadap
beban yang bekerja (Pu > Pu,k). Sehingga pondasi dengan ukuran (1,30 x 1,60) m dengan tebal =
0,3 m bisa untuk diaplikasikan.
Tulangan pondasi didesain :
Sejajar Arah Panjang : D13 – 139 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada
= 11 buah)
Arah melintang (di jalur pusat) : D13 – 164 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 9 buah)
- Arah Tepi (kanan) : D13 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada
= 1 buah)
- Arah Tepi (kiri) : D13 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada =
1 buah)
Mungkin sobat bingung dengan format penulisan penulangan diatas, biar tidak bingung, sobat
klik tab sheet “Desain Tulangan”. (Lihat hasil penulangannya dalam bentuk grafik)
7. Sekarang kita cek panjang penyaluran tegangan tulangan, untuk itu klik tab sheet “Hasil
Perhitungan”. Geser scroll mouse ke bawah sampai di halaman 9
Perhatikan notasi yang saya beri kotak warna biru, didalamnya ada kotak yang berwarna orange.
Kotak tersebut adalah kotak input data yang harus di isi untuk mengetahui panjang tegangan
tulangan yang terjadi.
Adapun penjelasan notasi tersebut diatas adalah sebagai berikut :
α = Faktor lokasi penulangan
- 1,3 jika tulangan berada diatas beton setebal ≥ 300 mm
- 1,0 untuk tulangan lain
(karena beton segar dibawah tulangan (selimut beton) adalah = 75 mm, maka α = 1)
β = Faktor pelapis
- 1,5 jika batang atau kawat tulangan berlapis epoksi dengan selimut beton kurang dari 3 db atau
spasi bersih tulangan kurang dari 6db.
- 1,2 jika batang atau tulangan berlapis epoksi lainnya
- 1,0 jika tulangan tanpa epoksi
(karena tulangan kita tanpa epoksi, maka nilai β = 1,0)
c = Spasi antar tulangan atau dimensi selimut beton (diambil nilai terkecil)… (mm)
( c = 75 mm)
Catatan :
Penjelasan secara lengkap mengenai notasi2 ini, sobat bisa merujuk ke SNI 03-2847, pasal
14.2.3
Karena panjang penyaluran λd = 267,90 < 300, maka tidak memenuhi persyaratan, untuk itu
tulangan diganti dengan diameter 16 mm (D16).
Sehingga λd = 329,72 > 300… (Ok!)
Oleh karena terjadi perubahan pada rencana ukuran batang tulangan, maka hitungan dan hasil
desain tulangan secara keseluruhan berubah.
Berikut adalah hasil desain setelah terjadi perubahan ukuran tulangan (lihat gambar bawah) :
Rencana dimensi pondasi = (1,30 x 1,60) m, tebal = 30 cm
Penulangan pondasi :
Sejajar Arah Panjang : D16 – 211 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada
= 8 buah)
Arah melintang (di jalur pusat) : D16 – 254 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 6 buah)
- Arah Tepi (kanan) : D16 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada
= 1 buah)
- Arah Tepi (kiri) : D16 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya ada =
1 buah)
Untuk kemudahan dilapangan, maka tulangan dipasang sebagai berikut :
Sejajar arah panjang : D16 - 200
Sejajar arah pendek : D16 - 250
Okey sob, sampai disini pembahasan kita,
sobat bisa bereksplorasi untuk mendesain pondasi tapak dengan spreadsheet ini,…
Sekian, dan semoga bermanfaat .
Ups sampai lupa, untuk download spreadsheet ini, sobat klik aja ikon rumah dibawah ini
3 comments:
1.
Reply
2.
Reply
3.
Terimakasih banyak. Semoga ilmunya makin bertambah dan berkah. Sangat membantu
untuk belajar.
Reply
Load more...
Create a Link
POPULAR POST
DOWNLOAD TEKNIK SIPIL III
Repost :http://pakteguhs.blogspot.com FILE PERHITUNGAN TEKNIK SIPIL DALAM
FORMAT EXCEL BridgeT-beam.xls cover pengantar laporan str.xls...
AHSP Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) 2012 Bidang Pekerjaan Umum - New !!
AutoCAD AutoCAD ebook Series Autodesk AutoCAD 2012...
Journal Articles Wiryanto Dewobroto, Sahari Besari. (2009). “Distorsi Sambungan Baut
akibat Curling dan Pencegahannya – Studi Kasus S...
LIBRARY
► 2016 (1)
► 2014 (3)
► 2013 (4)
▼ 2012 (30)
o ► September (1)
o ► July (5)
o ▼ June (24)
PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN
APLIKASI EXCEL UNTUK TEKNIK SIPIL
DESAIN PONDASI TELAPAK
DIESEL HAMMER
KOMPONEN POKOK RUNWAY
FENDER & ALAT PENAMBAT
MENGGAMBAR CEPAT POTONGAN JALAN
MENGGAMBAR KONTUR DENGAN AUTOCAD LD
MENGGAMBAR KONTUR 3D
PASANG SURUT
SURVEY HYDRO-OCEANOGRAFI
PONDASI TIANG BOR
HAMMERING PILE
JALAN BETON & TULANGANNYA
ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN BETON PORTAL LENGKUNG
(...
LAPIS PONDASI JALAN
JENIS-JENIS PERKERASAN
BANGUNAN ATAS JEMBATAN
BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
PONDASI CAKAR AYAM ORIGINAL
KOLOM ATAU DINDING
METODE KONSTRUKSI JEMBATAN SURAMADU
ANALISA RANGKA ATAP BAJA RINGAN
BELAJAR STAAD PRO