Anda di halaman 1dari 5

Ilmu Kedokteran Forensik

Fakultas Kedokteran UGM RSU DR Sardjito


Refleksi Kasus
Nama : Pangisti Dwi Ananingsih
No

: 20050310170 / FK UMY

Dokter Pembimbing : dr. I.B.Gd. Surya Putra P, Sp. F


I.

Pengalaman Kasus
Nomer Visum : VeR 142/2010
Identitas Korban
Nama
: Sdr. D
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 18 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Dsn. Dukuh rt 01 Guwosari kec. Pajangan kab. Bantul.
Tanggal Pemeriksaan : 06 November 2010
Jam Pemeriksaan
: 10.40 - 12.35 WIB
Peristiwa
: Kriminal
Informasi Kasus
Versi keluarga (paman korban dan saudara sepupu korban):
Bp. Binardi, 51 tahun dan Agus Hariyanto, 28 tahun : pada hari kamis 21.00 WIB
korban berkunjung ke rumah temannya di daerah deresan, Bantul. Pada malam itu korban
duduk menunggu temannya didepan rumah, kondisi sekeliling dalam keadaan gelap,
korban disenteri oleh warga sekitar dan diteriaki maling lalu dikeroyok massa. Keluarga
sama sekali tidak tahu, dikabarkan pagi harinya tanggal 5 November 2010 jam 06.00
WIB oleh petugas polisi, dikatakan bahwa korban dimasukan RS. Panembahan Senopati
Bantul. Sesampai di RS, keluarga korban melihat kondisi korban, tidak sadarkan diri.
Sempat dirawat sampai jam 21.30 WIB lalu korban meninggal dunia, keluarga korban
merasa kematian korban tidak wajar sehingga melaporkan kejadian ini ke Polres Bantul.
Versi penyidik:
Pada hari kamis jam 22.30 WIB korban dilaporkan ke polsek Bantul oleh dukuh
deresan, Bantul atas dugaan pencurian. Saat dikantor polisi korban tidak dapat diperiksa
karena dalam kondisi diduga habis meminum minuman beralkohol. Selama dikantor
1

polisi kondisi korban tidak membaik, keesokan harinya tanggal 5 November 2010 jam
06.00 korban diantar ke RS. Panembahan Senopati Bantul lalu keluarga dikabari. Selama
dikantor polisi, petugas tidak melakukan penahanan karena kondisi korban yang tidak
dapat diwawancara. Jam 21.30 WIB keluarga korban lalu melapor ke Polres Bantul atas
dugaan penganiayaan/pengeroyokan.
Kesimpulan hasil pemeriksaan
Terdapat kaku jenazah pada seluruh persendian dan sukar digerakkan kecuali pada
persendian jari-jari kaki kanan dan kiri.
Terdapat bercak jenazah bahu belakang kanan dan kiri, pinggang belakang dan tidak
hilang dengan penekanan. Tidak ditemukan adanya pembusukan.
Korban diperkirakan meninggal, antara tanggal 5 November 2010 pukul 23.40 WIB
hingga 6 November pukul 03.40.
II.

Masalah yang dikaji


Perkiraan saat kematian dalam suatu kasus forensik adalah hal yang penting,
sehingga hampir selalu dicantumkan dalam sebuah kesimpulan autopsi forensik.
Perkiraan saat kematian membantu pihak kepolisian dalam konfirmasi alibi seseorang,
yang pada gilirannya akan mempersempit daftar tersangka di tangan kepolisian.
Tersusunnya daftar tersangka yang tajam dan tepat akan menghemat waktu, tenaga dan
dana dalam suatu penyidikan.
Dalam ilmu kedokteran, memperkiraan saat kematian tidak dapat dilakukan
dengan 1 metode saja, gabungan dari 2 atau lebih metode akan memberikan hasil
perkiraan yang lebih akurat dengan rentang bias yang lebih kecil. Beberapa metode yang
lazim digunakan dalam membuat perkiraan saat kematian adalah pengukuran penurunan
suhu tubuh, interpretasi lebam dan kaku mayat, interpretasi proses dekomposisi,
pengukuran perubahan kimia pada vitreous, interpretasi isi dan pengosongan lambung
serta interpretasi aktifitas serangga (entomologi forensik).

III.

Analisis
Sampai sekarang belum ada cara yang dapat dipakai untuk menentukan dengan
tepat saat kematian seseorang, jadi selalu masih ada range hanya saja makin sempit
range ini makin baik. Perlu diingat bahwa saat kematian seorang korban terletak
2

diantara saat korban terakhir dilihat dalam keadaan masih hidup dan saat korban
ditemukan setelah keadaan mati.
Tanda-tanda yang dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian antara lain adalah
dengan melihat adanya tanda pasti kematian, yaitu sebagai berikut :
1. Lebam mayat (livor mortis).
Merupakan bercak ungu merah pada bagian terbawah tubuh karena penumpukan
erirosit pada lokasi terendah akibat pengaruh gravitasi, kecuali bagian tubuh yang
tertekan alas keras. Mulai tampak 20-30 menit pasca mati, dan menetap setelah 8-12
jam. Sebelum waktu ini lebam mayat masih memucat pada penekanan dan bisa
berpindah jika posisi mayat diubah. Memucatnya lebam akan lebih sempurna atau
perubahan posisi mayat dilakukan dalam 6 jam pertama setelah mati klinis. Pada
lebam mayat darah terdapat dalam pembuluh darah, untuk membedakan dengan
resapan darah akibat trauma (ekstravasasi) dilakukan irisan dan kemudian disiram
dengan air, maka pada lebam mayat warna merah darah akan hilang atau pudar,
sedangkan pada resapan darah tidak menghilang.
2. Kaku mayat (rigor mortis)
Kaku mayat dilakukan dengan pemeriksaan pada persendian. Mulai tampak setelah 2
jam pasca mati yang dimulai dari luar tubuh ke dalam tubuh (sentripetal). Setelah
mati klinis 12 jam kaku mayat sudah menjadi lengkap, dan dipertahankan setelah itu
maka kaku mayat akan menghilang sesuai urutan yang sama. Faktor yang dapat
mempercepat kaku mayat adalah aktivitas fisik sebelum mati, suhu tubuh yang tinggi,
tubuh yang kurus, suhu lingkungan yang tinggi
3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)
Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke
benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi, dan konveksi.
Penurunan suhu tubuh akan lebih capat pada suhu keliling yang rendah, lingkungan
berangin dengan kelembapan rendah, tubuh yang kurus, posisi terlentang, tidak
berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada umumnya orang tua serta anak kecil.
Berguna untuk penghitungan saat kematian.
4. Pembusukan (decomposition, putrefaction
Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada
perut kanan bawah, yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan
bakteri serta terletak dengan dinding perut. Secara bertahap warna kehijauan ini akan
menyebar ke seluruh perut dan dada, dan bau busukpun mulai tercium. Pembuluh
3

darah bawah kulit akan tampak seperti melebar dan berwarna hijau kehitaman.Larva
lalat akan dijumpai setelah pembentukkan gas pembusukan nyata, yaitu kira-kira 3648 jam pasca mati.
5. Adiposera
Terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak, atau berminyak, berbau tengik
yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati. Dulu disebut sebagai
saponifikasi, tetapi istilah adiposera lebih disukai karena menunjukkan sifat-sifat
diantara lemak dan lilin. Setelah 12 minggu pasca kematian, adiposera jelas terlihat
secara makroskopik.
6. Mummifikasi
Proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi
pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan
berubah menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput, dan tidak membusuk
karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering. Terjadi bila
suhu hangat, kelembapan rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi dan
waktu yang lama (12-14 minggu).
Pada kasus ini, perkiraan saat kematian dilakukan dengan metode melihat adanya lebam
dan kaku mayat. Pada kasus ini ditemukan lebam mayat yang tidak hilang dengan
penekanan, sehingga saat kematian diperkirakan antara 8-12 jam. Kaku jenazah pada
seluruh persendian dan sukar digerakkan menjukkan adanya perkiraan kematian dalam 12
jam sebelum pemeriksaan. Pemeriksaan kaku mayat kaku mayat dilakukan pada
persendian, menjadi lengkap dalam 12 jam, dipertahankan selama 12 jam, kemudian
menghilang sesuai urutan terbentuknya.
IV.

Dokumentasi
Perkiraan saat kematian yang dibuat telah sesuai dengan teori yang ada, dan telah
dilakukan dengan gabungan dari 2 metode sehingga akan memberikan hasil perkiraan
yang lebih akurat dengan rentang bias yang lebih kecil.

V.

Referensi
1. Idries AM, et all. Peran Ilmu Kedokteran Forensik dalam proses penyidikan. Jakarta :
Sagung Seto, 2008. Page : 190 210.

2. Budiyanto A, dkk. 1994. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik.


Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
3. Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua.
Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai