Anda di halaman 1dari 6

1

Perawatan stoma pada


populasi pediatrik
Sastiono
Divisi Bedah Anak Departemen Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
RS Dr. Cipto Mangunkusumo

P
erawatan stoma umumnya berkaitan dengan komplikasi yang
terjadi akibat pembuatan stoma itu sendiri. Komplikasi yang
terjadi dibagi menjadi komplikasi dini dan komplikasi lanjut.
KOMPLIKASI DINI
Edema, secara berangsur angsur akan berkurang seiring
dengan berlangsungnya waktu. Perlu diketahui bahwa ukuran
stoma akan mengecil dan akan menetap setelah 6 minggu
sampai 8 minggu. Ukuran stoma dapat mengecil sampai 30%
dari ukuran aslinya1 .Jika pasien menggunakan kantong stoma,
maka perlu memperhatikan hal ini.
Iskemia/nekrosis terjadi akibat suplai darah kearah stoma
tidak adekwat, hal ini dapat terjadi karena jepitan antara stoma
dan dinding perut yang ketat akibat kesalahan tekhnik operasi
ataupun akibat timbulnya edema. Stoma akan berwarna ungu
gelap

dan

bila

proses

berlanjut

terjadi

nekrosis

yang

mengeluarkan bau yang khas. Pada saat pembersihan stoma


umumnya bagian yang nekrosis akan terlepas dan menyisakan
bagian mukosa viable berwarna

merah jambu. Bila mukosa

tidak viable maka harus dilakukan eksisi sampai didapatkan


bagian usus/stoma yang berdarah.

ONE DAY INTERACTIVE COURSE EVIDENCE BASED WOUND CARE MANAGEMENT ONE DAY INTERACTIVE COUR SE EVIDENCE BASED WOUND
CARE MANAGEME

Separasi mukokutan terjadi celah antara kulit dengan bagian


usus yang dijadikan stoma. Hal ini dapat terjadi karena
kurangnya

mobilisasi

usus

pada

saat

pembuatan

stoma,

sehingga segmen usus yang dijadikan stoma sangat tegang dan


mengakibatkan

tarikan

pada

jahitan

stoma.

Separasi

mukokutan sering dijumpai pada pasien obese, atau sebaliknya


dijumpai pada pasien kurang gizi. Bila celah yang terjadi
menembus peritoneum maka diperlukan koreksi pembedahan,
bila celah tidak menembus peritoneum dapat dipergunakan
sealant yang mencegah konten usus masuk kedalam luka.1,2
KOMPLIKASI LANJUT
Prolaps

lebih sering terjadi pada loop kolostomi, dapat

mengenai segmen proksimal maupun segmen distal stoma,


tetapi prolaps pada segmen distal lebih sering terjadi. 3,4 Terapi
konservatif

yang dapat dikerjakan antara

lain mencegah

meningkatnya tekanan intra abdomen dengan memberikan obat


penenang. Bila usus menjadi sembab dapat dilakukan terapi
osmotik.5 Reduksi secara manual dapat dikerjakan tetapi
umumnya akan kembali prolaps. Bila pada bagian yang prolaps
dijumpai tanda-tanda nekrosis maka terapi pembedahan harus
segera dilakukan. Tindakan pembedahan yang dilakukan dapat
berupa Jahitan kantung tembakau atau revisistoma dengan atau
tanpa reseksi usus yang redundant (Nicholls, 1996).
Retraksi timbul akibat tidak terjadinya tension free stoma.
Stoma akan terletak di bawah permukaan kulit. Diperlukan
fitler paste atau stoma bag dengan pectin based berbentuk
konveks

supaya

membentuk

segel

sempurna

agar

kulit

terlindungi dari kontak dengan effluent. Tindakan operatif


belum

diperlukan

selama

stoma

melekat

pada

dinding

abdomen.

ONE DAY INTERACTIVE COURSE EVIDENCE BASED WOUND CARE MANAGEMENT ONE DAY INTERACTIVE COUR SE EVIDENCE BASED WOUND
CARE MANAGEME

Stenosis umumnya terjadi didahului oleh separasi mukokotan


atau retraksi stoma. Perawatan stoma yang harus dikerjakan
adalah melakukan dilatasi stoma baiak dalam keadaan sadar
maupun dalam pembiusan.
Diperlukan pengertian mengenai perbedaan antara pasien
dewasa, bayi cukup bulan dan bayi prematur yang memerfukan
stoma, perbedaan tersebut antara lain:

1.

Epidermal barrier merupakan stratum korneum pada


lapisan kulit yang paling luar, dibentuk pada trimester
ketiga dan mengalami pematangan sesuai dengan umur
gestasi. Stratum korneum orang dewasa dan bayi aterm
terdiri dari 10 sampai 20 lapisan sedangkan pada bayi
premature dengan usia kehamilan 30 minggu hanya
mempunyai 2 sampai 3 lapisan. Konsekuensi logis dari hal
ini adalah pada bayi terutama pada bayi premature
dijumpai

peningkatan

transepidermal

water

loss,

peningkatan absorbsi topical agent dan peningkatan


kerentanan

terhadap

trauma

mekanikal

maupun

kimiawi.6,7

2.

Dermal-epidermal junction berbentuk seperti gelombang


naik turun sehingga merupakan jangkar yang mengikat
dermis ke epidermis, pada bayi premature bentuknya
datar sehingga epidermis sangat mudah terkelupas .
Penggunaan plester, dan gesekan yang agak kasar pada
kulit dapat dengan mudah menyebabkan kulit terkelupas.8

3.

Antibacterial

acid

mantle

memberikan

perlindungan

terhadap beberapa jenis mikroorganisme, lapisan ini


dibentuk pada usia 4 hari dan pada bayi premature

ONE DAY INTERACTIVE COURSE EVIDENCE BASED WOUND CARE MANAGEMENT ONE DAY INTERACTIVE COUR SE EVIDENCE BASED WOUND
CARE MANAGEME

pembentukannya lebih lambat lagi. Lapisan ini belum


stabil dan sangat mudah rusak obat-obatan topikal.9

4.

Skin integrity sangat dipengaruhi oleh status nutrisi


bayi/anak, yang secara langsung akan dipengaruhi juga
oleh pembuatan stoma.

Tahapan perawatan stoma pada anak


1.

Bersihkan kulit sekitar stoma dengan menggunakan kain


halus

atau

kapas

yang

direndam

air

hangat.

Bila

menggunakan sabun, pilihlah yang ber-PH normal. Jangan


menggunakan sabun yang beredar di pasaran yang
umumnya ber-PH alkalin yang akan merusak acid mantle
pada stratum korneum.10 Jangan menggunakan sabun
yang mengandung pelembab (moisturizer) karena akan
menyulitkan perlekatan antara kulit dan kantong stoma.

2.

Gunakan skin barrier wipes atau skin sealant yang akan


membentuk film di atas permukaan kulit bayi yang
berfungsi
skin

sebagai barier terhadap effluent. Selain itu,

sealant

juga

dapat

berfungsi

sebagai

tempat

melekatnya pectin based dari colostomy bag sehingga


dapat mencegah terkelupasnya kulit pada saat pelepasan
stoma bag.

3.

Pilihlah stoma bag dengan pectin based yang fleksibel


sehingga dapat dibentuk

sesuai dengan lengkungan

abdomen. Buatlah lubang pada pectin based seperempat


sampai seperdelapan inch lebih besar dari kaliber stoma.
Kulit yang terbuka antara stoma dan pectin based stoma
bag ditutup dengan skin barrier paste. Pilihlah kantong

ONE DAY INTERACTIVE COURSE EVIDENCE BASED WOUND CARE MANAGEMENT ONE DAY INTERACTIVE COUR SE EVIDENCE BASED WOUND
CARE MANAGEME

yang cukup besar karena bayi lebih sering flatus akibat


menghisap susu dan airofagi pada saat menangis. 11

4.

Sangat dianjurkan untuk selalu menggunakan kantong


stoma pada pasien ileostomi atau jejunustomi walaupun
pada akhirnya kantung stoma tidak dapat melekat pada
kulit. Efek kaustik dari effluent dan penggantian kantong
stoma yang berulang-ulang akan mengakibatkan kulit
terkelupas sehingga kantong tidak dapat melekat lagi.
Dalam keadaan ini dipilih opsi perawatan stoma tanpa
kantong. Kulit peristoma harus dilindungi dari effluent
dengan menggunakan occlusive barrier ointment seperti
petrolatum atau zinc oxide. Jika dijumpai bagian kulit
yang terbuka dapat digunakan skin barrier powder diikuti
dengan

pemberian

protective

ointment

yang

cukup

banyak.12 Lihat Tabel 1.

ONE DAY INTERACTIVE COURSE EVIDENCE BASED WOUND CARE MANAGEMENT ONE DAY INTERACTIVE COUR SE EVIDENCE BASED WOUND
CARE MANAGEME

DAFTAR PUSTAKA
1.

Collett K. Practical aspects of stoma management. Nursing Standard 2002;


17,8:45-52.

2.

Carson WB, Thompson MJ, Boyd K. Mucocutaneus separation. Nursing


Standard 2004; 18,17:41-43.

3.

Mollit DL, Malangoni MA, Ballantine TV, Grosfeld JL. Colostomy complications in
children. An analysis of 146 cases. Arch Surg 1980; 115; 455-8.

4.

AL-SalemAH, Garant C, Khawaja S. Colostomy complications in infants and


children. Ann R Coll Surg 1992; 77:

5.

164-6.

6.

Fligelstone L. Osmotic therapy for acute irreducible stoma prolaps. Br J Surg


1997; 84,3:390.

7.

Kalia YN, Nonato LB, Lund CH, Guy RH. Development of skin barrier function in
premature infants. J Investg Dermatol 1998; 111:320-6.

8.

Lund C. Prevention and management of infant skin breakdown. Nurs Clin North
Am 1999; 34:907-20.

9.

Rogers VE. Managing preemiestomas: more than just thepouch. JWOCN 2003;
30:100-10.

10. Darmstadt GL, Dinulos JG. Neonatal skincare. Pediatr Clin North Am 2000;
47:757-82.

ONE DAY INTERACTIVE COURSE EVIDENCE BASED WOUND CARE MANAGEMENT ONE DAY INTERACTIVE COUR SE EVIDENCE BASED WOUND
CARE MANAGEME

Anda mungkin juga menyukai