Rubella
Disusun oleh :
Intan Solihat Samsudin
1115043
PEMBIMBING :
dr. Franky Saputra, SpA
1. Definisi
Rubella (German measles atau 3-day measles) adalah penyakit exantema
ringan pada infant dan anak-anak yang biasanya lebih berat dan disertai
komplikasi pada dewasa. Klinis yang signifikan yaitu transplacental infection
dan fetal damage sebagai bagian dari Congenital Rubella Syndrome.
2. Etiologi
Famili
Genus
Spesies
: Togaviridae
: Rubivirus
: Rubella Virus
Clade 1
Clade 2
3. Epidemiologi
Pada masa prevaksin, rubella merupakan penyakit yang paling sering terjadi
pada usia sebelum sekolah dan usia sekolah (<12 tahun). Setelah pengenalan
terhadap vaksin rubella, insidensi tersebut menurun >99% dan meningkat pada
usia >19 tahun.
4. Patogenesis
Masa Eksantema
Eksantema mulai tampak pertama kali pada retroaurikular atau pada muka dan
dengan cepat meluas secara kraniokaudal ke bagian lain dari tubuh. Mulamula berupa makula berbatas tegas yang memberikan bentuk morbiliform.
Pada hari kedua eksantema di muka menghilang, diikuti hari ke-3 di tubuh dan
hari ke-4 di anggota gerak.
6. Rubella Kongenital
Infeksi rubella pada ibu hamil yang menimbulkan infeksi pada janin.
Kemungkinan yang dapat ditimbulkan rubella pada janin:
a. Non infeksi
b. Infeksi tanpa kelainan
c. Infeksi dengan kelainan kongenital
d. Resorpsi emrbio
e. Abortus
f. Kelahiran mati
Trias anomali kongenital
a. Mata : katarak , mikroftalmia, glaukoma, retinopati (bilateral atau
unilateral).
b. Telinga : tuli sensorineural (bilateral)
c. Defek jantung : stenosis arteri pulmonalis, patent ductus arteriosus,
ventricle septal defect
SYSTEM
Cardiovascular
PATHOLOGIC FINDINGS
Patent ductus arteriosus
Pulmonary artery stenosis
Ventriculoseptal defect
Myocarditis
Eye
Ear
Lung
Liver
Kidney
Adrenal gland
Bone
Spleen, lymph node
Thymus
Skin
Chronic meningitis
Parenchymal necrosis
Vasculitis with calcification
Microphthalmia
Cataract
Iridocyclitis
Ciliary body necrosis
Glaucoma
Retinopathy
Cochlear hemorrhage
Endothelial necrosis
Chronic mononuclear interstitial
pneumonitis
Hepatic giant cell transformation
Fibrosis
Lobular disarray
Bile stasis
Interstitial nephritis
Cortical cytomegaly
Malformed osteoid
Poor mineralization of osteoid
Thinning cartilage
Extramedullary hematopoiesis
Histiocytic reaction
Absence of germinal centers
Erythropoiesis in dermis
7. Pemeriksaan Penunjang
Postnatal rubella
Tes Serologis
Ditemukannya antibodi IgM spesifik untuk rubella atau peningkatan
titer IgG spesifik rubella sebanyak 4 kali antara masa akut dan
konvalesens yang di ambil pada jarak waktu 2-3 minggu.
Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
Hemagglutination inhibition (HI) test ( titer > 1/16 sampai
1/512)
Isolasi virus (kultur)
Memakan waktu, mahal, tidak selalu tersedia.
Darah rutin
Leukopenia, limfositosis relatif dan sering terjadi penurunan ringan
dari trombosit.
Congenital rubella
Isolasi virus
Tes Serologi sulit diinterpretasi karena adanya jalur transplasental
IgG spesifik rubella maternal dan IgM tidak terdeteksi.
8. Penatalaksanaan
Tirah baring
Terapi cairan dan elektrolit
Terapi suportif
o Antihistamin
o NSAID
o Antipiretik
9. Pencegahan
Untuk mencegah penularan maka pasien rubella harus di isolasi selama
7 hari setelah onset rash.
Vaksin
MMR (Measles, Mumps, Rubella) vaccine. Injeksi secara subkutan
dengan dosis 0,5 ml. Vaksin pertama saat usia 15 bulan dan vaksin
kedua antara usia 5-6 tahun.
Screening pada ibu hamil
Apabila tes pertama kali dilakukan dan hasil negatif maka 2-3 minggu
selanjutnya dilakukan tes kedua, bila hasilnya negatif maka 6 minggu
kemudian dilakukan tes ketiga dan bila hasil negatif maka menunjukan
infeksi negatif. Bila pada tes pertama negatif dan tes kedua positif
maka menunjukan infeksi akut.
10. Komplikasi
Postnatal rubella
Thrombocytopenia
Timbulnya manifestasi seperti petekie, epistaksis, perdarahan
gastrointestinal dan hematuria
Arthritis
Dimulai pada 1 minggu onset exantem dan mengenai sendi kecil dar
tangan. Bersifat self-limited tanpa sekuele.
Encephalitis
Terjadi dalam 7 hari setelah onset rash yang meliputi sakit kepala,
kejang, koma, focal neurologic signs, dan ataxia. Cairan cerebrospinal
normal dan isolasi virus menunjukan tanda non-infeksi.
Progressive rubella panencephalitis
Memiliki onset dan manifestasi yang mirip dengan subacute sclerosing
panencephalitis namun virus dapat di isolaso dari jaringan otak.
DAFTAR PUSTAKA