Bab IV. Metode Penelitian
Bab IV. Metode Penelitian
BAB IV.
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian survey, karena penelitian ini
mengambil sampel dari satu populasi menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpulan data yang utama. Pada umumnya yang merupakan unit analisis
dalam penelitian survey adalah individu (Singarimbun dalam Singarimbun dan
Effendi ed, 1995). Oleh karena itu, dalam penelitian ini unit analisisnya adalah
pegawai atau karyawan pada perusahaan perbankan yang berstatus BUMN.
Data yang dikumpulkan merupakan data yang bersifat cross sectional
yang diperoleh dari responden dalam menjawab item-item yang berkaitan
dengan variabel-variabel karakteristik individu, person organization fit,
Kualitas kehidupan kerja, kepuasan kerja, komitmen organisasional dan
kinerja karyawan, dalam waktu dua bulan (waktu penelitian dilaksanakan).
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji dan menganalisis pengaruh
karakteristik individu, person organization fit, dan kualitas kehidupan kerja
terhadap kepuasan Kerja, komitmen organisasional, terhadap kinerja
karyawan, pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional,
pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja, dan pengaruh komitmen
organisasional terhadap kinerja karyawan.
Penelitian survei ini digunakan untuk maksud penjelasan (explanatory
atau confirmatory), yaitu menjelaskan hubungan kausal antara variabel-
124
125
126
% PROP.
JUMLAH
SAMPEL
SAMPEL
YANG
DIOLAH
255
32.5
200
65
BRI
234
29.8
200
60
BTN
146
18,6
200
37
MANDIRI
150
19,1
200
38
TOTAL
785
100
BANK
BNI
200
127
128
atau tepat sekalipun digunakan di tempat lain pada waktu yang lain, reliabel
atau handal sekalipun digunakan secara berulang-ulang pada kesempatan
yang berbeda.
1. Uji Validitas
Instrumen dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan apa yang
didefenisikan. Metode ini dilakukan dengan menggunakan Tehnik uji
korelasi person product moment. Validitas instrumen ditentukan dengan cara
mengkorelasikan antara score masing-masing item dengan total score
masing-masing item (Sugiyono, 2002:114). Selanjutnya koefisien masingmasing item dibandingkan dengan angka kritis r pada tabel kritis r Person
Product Moment sesuai dengan derajat bebas dan signifikansinya. Apabila
nilai Product Moment, maka dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan
tersebut dinyatakan valid, dan nilai sebaliknya dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel belum tentu valid, sedangkan instrumen yang
valid pada umumnya pasti reliabel. Dengan demikian pengujian reliabilitas
instrumen harus dilakukan karena, merupakan syarat untuk pengujian
validitas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mengukur
reliabilitas data dengan reliabilitas konsistensi internal (Sugiyono, 2002:111).
Pengujian realibilitas dengan konsistensi internal dilakukan dengan
cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh
dianalisis butir-butir pertanyaan dalam penelitian ini digunakan tehnik
Cronbachs Alfa (koefisien alfa). Suatu item pengukuran dapat dikatakan
reliabel apabila memiliki koefisien alfa lebih besar dari 0,6 (Sugiyono,
2002;122).
129
2,58. Pendeteksian
130
seberapa jauh jarak sebuah data dari titik pusat tertentu. Sebuah data
dikatakan outlier jika mempunyai angka p1 dan p2 yang kurang dari 0,05
(Santoso, 2007).
Uji ketepatan indikator atau variabel manifes dalam mengukur
variabel laten yang terkait, dilakukan melalui confirmatory factor analysis
(CFA) dengan melihat loading factor dari masing-masing indikator.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : Tidak terdapat hubungan signifikan antara X ij dengan Xj.
Ha : Terdapat hubungan signifikan antara X ij dengan Xj.
Dimana Xij adalah indikator ke-i untuk variabel laten ke-j dan X j adalah
variabel laten ke-j. Kriteria keputusan adalah terima Ho jika nilai probability
(P) < 0,05 atau loading factor < 0,5, selain nilai tersebut a terima (Santoso,
2007)
Pengujian model meliputi uji kesesuaian model secara keseluruhan
(overall model fit test) dan uji secara individual kebermaknaan (test of
significance) hasil estimasi parameter model. Pengujian pertama erat
berhubungan dengan persoalan generalisasi, yaitu sejauhmana hasil
estimasi parameter model dapat diberlakukan terhadap populasi. Sedang
pengujian kedua berhubungan dengan menguji hipotesis penelitian yang
diajukan. Pengujian kesesuaian model secara keseluruhan dilakukan
dengan menggunakan ukuran goodness of fit test (GFT), sedang pengujian
secara individual kebermaknaan dilakukan dengan menggunakan statistik uji
t, sama seperti menguji koefisien regresi klasik biasa, dengan menggunakan
131
taraf signifikansi () 5%. Artinya, nilai statistik t kritis yang ditetapkan adalah
sebesar 1,96 (Joreskog & Sorbom1993:107).
Kesesuaian model dalam model persamaan struktural adalah
kesesuaian antara matriks kovariansi data sampel dengan matriks kovariansi
populasi yang diestimasi. Suatu model analisis faktor konfirmatori atau SEM
dikatakan fit atau cocok dengan data apabila matriks kovariansi data sampel
(S) tidak berbeda dengan matriks kovariansi populasi () yang diestimasi.
Dengan demikian, maka hipotesis statistik uji kesesuaian model dirumuskan
sebagai berikut :
Ho: S = , artinya tidak ada perbedaan antara matriks kovariansi sampel (S)
dengan matriks kovariansi populasi ()
Hasil uji hipotesis tersebut diharapkan dapat menerima hipotesis nol,
dan dikatakan model fit dengan data. Artinya, model yang diusulkan
(proposed model) mampu mengestimasi matriks kovariansi populasi ()
yang tidak berbeda dengan matriks kovariansi data sampel (S). Karena itu
hasil estimasi parameter model dapat diberlakukan terhadap populasi
(Kusnendi, 2008).
Kriteria pengujian menggunakan beberapa ukuran kesesuaian model
(Goodness-of-Fit-Test) yang terdiri atas ukuran yang bersifat absolut
(absolute fit measures), komparatif (incremental fit measures), dan parsimoni
(parximonius fit measures). Berdasarkan ketiga jens Goodness-of-Fit-Test
tersebut suatu model diindikasikan sesuai atau fit dengan data apabila model
cocok secara absolut dengan data, relatif lebih baik bila dibandingkan
dengan model lain (baseline model atau null model), serta relatif lebih
132
133
134
135
parsimoni yang paling banyak digunakan para peneliti adalah Normed ChiSquare atau CMIN/DF. Normed Chi-Square tidak lain nilai Statistik (X2)
dibagi dengan derajat kebebasan (df). Ghozali (2004) dan Arbuckle (1997)
merekomendasikan nilai Normed Chi-Square atau CMIN/DF sama dengan
atau kurang dari 2 sebagai kriteria model fit.
Secara ringkas kriteria pengujian goodness of fit overall structural
model dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 : Cut-off untuk Goodness of Fit Overall Structural Model
No.
Indeks
Cut-off
Chi-Square
Kecil
Probabilitas Chi-Square
0,05
CMIN/DF
2.00
RMSEA
0.08
TLI
0.90
CFI
0.90
136
ketelitian 10% atau 1,28, tingkat ketelitian 5% adalah 1,65 dan tingkat
ketelitian 1% adalah 2,33 (menggunakan dua arah). Tingkat signifikansi dalam
penelitian ini digunakan 5%, sehingga hubungan tersebut dikatakan
signifikansi apabila nilai CR > 1,65 atau P < 0,05. Hipotesis yang akan diuji
adalah:
Ho: B = 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan X1 terhadap Y1
Ho: B = 0, artinya ada pengaruh signifikan X1 terhadap Y1
Kriteria pengujian adalah terima Ho apabila nilai CR < 165 atau P > 0,05,
dan selain nilai tersebut maka Ho ditolak.
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Pengukuran beberapa variabel penelitian yang digunakan
dikembangkan sebagai tindak lanjut dari perumusan hipotesis dan
konstruksi model struktural penelitian. Adapun variabel-variabel penelitian
tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut ;
A. Karakteristik Individu (X1)
Variabel eksogen karakteristik individu (X1) dalam penelitian ini
merupakan kondisi atau ciri-ciri utama yang dimiliki dan melekat pada
diri setiap individu. Karakteristik Individu merupakan modal pokok dari
setiap karyawan dalam pelaksanaan tugas-tugas atau pekerjaan yang
diberikan organisasi. Pengukuran terhadap variabel Karakteristik
Individu meliputi indikator-indikator berikut :
1. Umur (Age)
137
138
139
140
141
142