Anda di halaman 1dari 120

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah Penilaian Status Gizi

Pada Mahasiswa Tingkat II


Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016
(Di Biayai oleh Dana DIPA Tahun 2015/2016)

OLEH
TIM PELAKSANA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
JURUSAN GIZI
2016

KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas segala rahmat dan hidayah-Nya bahwa pelaksanaan praktikum
PENILAIAN STATUS GIZI ini telah selesai dilaksanakan. Kegiatan praktikum ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk memantapkan pengetahuan teori mahasiswa dalam memahami konsep dan
makna dari perkuliahan mata kuliah itu sendiri melalui suatu kegiatan praktikum. Materi
praktikum yang dilaksanakan adalah sebagian materi yang tercantum dalam silabus dan GBPP
dan diberikan kepada mahasiswa selama lebih kurang 1 semester. Sehubungan dengan hal ini
maka kami selaku Team Teaching Pelaksana praktikum mengucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo melalui dana DIPA yang telah
membantu membiayai pelaksanaan praktikum ini.
2. Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo dan Pengelola Laboratorium Kimia
beserta staf yang telah memfasilitasi pelaksanaan praktikum Mata Kuliah Penilaian Status
Gizi untuk Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016.
3. Semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan praktikum ini.
Semoga laporan kegiatan praktikum ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan terutama
dalam pemahaman konsep pada perkuliahan mata kuliah Penilaian Status Gizi bagi mahasiswa.

Gorontalo,

Januari 2016

Pelaksana Praktikum

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi
Mata kuliah Praktikum Penilaian Status Gizi merupakan salah satu mata kuliah yang
di ajarkan pada mahasiswa Jurusan Gizi dan tercantum dalam kurikulum. Sistem
perkuliahan mata kuliah ini di berikan dalam bentuk teori maupun praktek. Praktikum
Penilaian Status Gizi merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mendekatkan
pemahaman mahasiswa dalam memahami teori-teori yang disampaikan selama perkuliahan.
Unjuk kerja mahasiswa dapat dikembangkan dengan menguasai teori-teori sebelumnya
sehingga mereka dapat membuat prediksi dan mengaplikasikan teori yang diketahui melalui
percobaan.
Manfaat lain dari pelaksanaan praktikum ini adalah meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan mahasiswa dalam menggunakan alat-alat antropometri dengan inovasi dan
kreativitas yang memberikan pengetahuan, pengalaman dan sumbangan berarti pada unjuk
kerja mahasiswa selama bekerja di laboratorium.
Materi percobaan yang disajikan umumnya mempunyai relevansi dengan mata kuliah
lain yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Memperhatikan substansi materi Penilaian Status Gizi yang begitu luas, khususnya
dalam hal kegiatan praktikum, membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Sedangkan waktu
yang telah terjadwal tidak mendukung penyelesaian tugas tersebut. Dengan demikian
ditempuh cara yakni dengan menambah jam diluar waktu yang telah dijadwalkan agar dapat
dicapai hasil yang memuaskan dalam rangka mewujudkan rencana program seperti yang
tertuang dalam silabus perkuliahan.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
a. Untuk meningkatkan kemampuan para mahasiswa dalam menerapkan dan
menggunakan alat-alat antropometri
b. Untuk mengembangkan ketrampilan mahasiswa dalam hal menggunakan peralatan
laboratorium yang menunjang berkembangnya daya nalar mahasiswa dalam
menyikapi berbagai hal yang menyangkut pengukuran dan penimbangan
2. Tujuan Khusus
Melalui kegiatan praktikum Penilaian Status Gizi ini diharapkan para mahasiswa dapat
mengamati secara langsung, menginterpretasi, menganalisa dan mampu memahami
bagian dari topik praktikum ini dalam kehidupan sehari-hari khususnya mengenal alatalat antropometri

C. Waktu dan Tempat Praktikum


Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Akademik 2015/2016
bertempat di Laboratorium Terpadu Jurusan Gizi Poltekkes Gorontalo.

D. Materi Praktikum
Materi praktikum mengacu pada materi perkuliahan Penilaian Status Gizi berdasarkan
Silabus dan GBPP tahun 2008.
E. Biaya Pelaksanaan
Biaya pelaksanaan kegiatan praktikum ini dibebankan pada anggaran DIPA Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Gorontalo Tahun 2015/2016 dengan rincian seperti terlampir pada
proposal.
F. Peserta Praktikum
Peserta Praktikum adalah seluruh mahasiswa tingkat II (Semester III) yang terdaftar di
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo yang mengikuti dan memprogramkan mata
kuliah Penilaian Status Gizi Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016.

LAMPIRAN LAMPIRAN :
1. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM
2. DAFTAR HADIR PESERTA PRAKTIKUM
3. DAFTAR NILAI PRAKTIKUM
4. DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK
5. DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN

:I

Hari/Tanggal

: Jumat/ 2015

Materi Praktek

: Pengukuran Antropometri

Tujuan Praktek

:Mahasiswa mampu menggunakan dan mengukur dengan menggunakan


alat-alat antropometri.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 08.00 13.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

Orang

Tidak Hadir * Sakit :

Orang

* Izin

Orang

* Alpa
Hadir
Alat dan Bahan
Alat

:
:

Orang

Orang

- Bathroom scale
- Microtoise
- Pita LILA
- Stadiometer
- Infantometer
- Baby Scale

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
Dosen/instruktur mengambil masing-masing alat dan menjelaskan fungsinya
Dosen/instruktur

menjelaskan dasar pengelompokkan dan spesifikasi alat-alat

antropometri.
Mahasiswa mengambil alat-alat yang ditanyakan oleh dosen/instruktur
Mahasiswa menjelaskan fungsi alat yang diambil oleh dosen
Mahasiswa mengelompokkan alat antropometri berdasarkan fungsi dan spesifikasinya
3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Gambar Alat

Nama Alat

Fungsi

Bathroom scale

Alat untuk mengetahui berat


badan seseorang yang sudah
bisa berdiri

Mikrotoise

Alat untuk mengetahui tinggi


badan seseorang yang sudah
bisa berdiri

PITA LILA

Alat
Lingkar

untuk

mengetahui

Lengan

Atas

seseorang wanita usia subur


dan wanita yang sedang hamil
Stadiometer

Alat untuk mengetahui tinggi


badan seorang anak yang
sudah bisa berdiri di atas 24
bulan

Dacin

Aalat untuk mengetahui berat


badan

pada

bayi

dengan

ukuran 25 kg.

Kaki Tiga

Alat untuk meletakan dacin

Baby Scale

Alat untuk menimbang berat


badan bayi yang belum bisa
berdiri

Cara kerja
a. Langkah-langkah pengukuran berat badan menggunakan Bathroom Scale.
1) Diletakkan bathroom Scale ditempat yang datar.
2) Diperiksa jarum penunjuk tepat diangka nol.
3) Dilepaskan alas kaki, jaket, topi, dan barang lainya yang dapat mempengaruhi hasil
penimbangan.
4) Dilakukan penimbangan, kemudian dicatat hasil penimbangan. Posisi pengamat/
yang melakukan penimbangan tepat ditengah/ didepan responden yang ditimbang.
b. Langkah-langkah mengukur tinggi badan menggunakan microtoise untuk dewasa.
1) Ditempelkan dengan paku microtoise yang telah tersedia pada dinding yang lurus
datar setinggi tepat 2 meter. Angka menunjukkan 0 (nol) pada gulungan dan lantai
yang datar rata.
2) Dilepaskan alas kaki.
3) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris-berbaris, kaki
lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian belakang harus menempel pada
dinding dan muka menghadap lurus dengan pandangan kedepan.
4) Diturunkan mikrotoise sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus lurus
menempel pada dinding.
5) Baca angka pada skala yang tampak pada lubang dalam gulungan microtoise. Angka
tersebut menunjukkan tinggi anak yang diukur.
c. Langkah-langkah mengukur lingkar lengan atas menggunakan lila
1) Yang diukur adalah pertengahan lengan atas yang tidak aktif. Pertengahan ini
dihitung jarak dari siku sampai batas lengan dan baru kemudian dibagi dua.
2) Lengan dalam keadaan tergantung bebas, tidak tertutupi kain atau pakaian.
3) Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur keliling
lingkar lengan, tetapi pita jangan terlalu kuat, ditarik atau terlalu longgar.
d. Langkah mengukur panjang bayi dengan menggunakan lenghtboard
Untuk mengukur panjang bayi, microtoise. Alat ukur panjang bayi. Langkah-langkah
pengukuran sebagai berikut:
1) Alat pengukur diletakkan diatas meja atau tempat yang datar.
2) Bayi dibaringkan lurus didalam alat pengukur. Kepala diletakkan hati-hati sampai
menyinggung bagian atas alat pengukur.
3) Bagian alat pengukur sebelah bawah kaki, harus digeser sehingga dapat
menyinggung telapak kaki bayi, dan skla pada pengukur dapat dibaca.
e. Langkah-langkah pengukuran berat badan, mengunakan dacin
Periksalah dacin secara seksama, apakah masih kondisi baik atau tidak. Dacin yang
baik adalah apabila bandul dapat bergeser pada posisi skala 0 (0,0 kg), jarum penunjuk
berada dalam posisi seimbang. Setelah alat timbang lainnya (celana/sarung) dipasang
pada dacin, lakukan peneraan, yaitu dengan cara menambahkan beban pada dacin,
misalnya dengan plastik yang berisi pasir.

1) Langkah 1

: Gantunglah dacin pada dahan pohon/palang rumah/penyangga

kaki tiga, dan sejenisnya.


2) Langkah 2
: periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. tarik batang dacin
ke bawah kuat-kuat.
3) Langkah 3
: sebelum dipakai letakkan bandul geser pada skala nol (0). Batang
dacin dikatikan dengan tali pengaman.
4) Langkah 4
: pasanglah celana timbang/kotak timbang/sarung timbang yang
kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada anka nol (0).
5) Langkah 5
: seimbangkanlah berat dacin yang sudah dibebani celana timbang
dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastik.
6) Langkah 6
: anak ditimbang dan seimbangkan dacin setelah sebelumnya
dilepaskan sepatu, topi, jaket, atau barang lainnya yang dapat mempengaruhi hasil
penimbangan.
7) Langkah 7

: tentukan berat anak, dengan membaca angka diujung bandul

geser.
8) Langkah 8
9) Langkah 9

: catat hasil penimbangan pada secarik kertas.


: geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam

tali pengaman setelah itu bayi diturunkan.


f. Cara menggunakan baby Scale:
1) Diletakkan babyscale ditempat yang datar.
2) Diperiksa jarum penunjuk tepat diangka 0 (nol).
3) Dilepaskan jaket, topi, dan barang lainnya yang dapat mempengaruhi hasil
penimbangan.
4) Dilakukan penimbangan, kemudian dicatat hasil penimbangan. Posisi pengamat/ yang
melakukan penimbangan tepat ditengah/didepan responden yang ditimbang.
4. Laporan Praktikum
1) Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :

2)

1.

Laporan Individu

2.

Laporan Kelompok
Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum

praktikum selanjutnya dimulai.


3)

Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

4) Isi Laporan meliputi :


a. Judul Praktikum
b. Tujuan Praktikum
c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum
d. Alat yang digunakan
e. Cara Kerja
f. Data Hasil Pengamatan
g. Kesimpulan
h. Saran
i. Daftar Pustaka
5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN

: II

Hari/Tanggal

: Jumat /26 September 2012

Materi Praktek

: Indeks Antropometri dan intervensi kasus gizi buruk dan bumil KEK

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu memahami dan menggunakan indeks-indeks


antropometri

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

Kontrak

Orang

Tidak Hadir * Sakit :

Orang

* Izin :

Orang

* Alpa :

Orang

Orang

Hadir
Alat dan Bahan

Alat

Kalkulator, Mikrotoice, bathroom scale, Baby Scale, lenghtboard

Bahan

:Intervensi penanganan kasus gizi buruk dan penanganan kasus bumil KEK : Ikan
segar, tepung Maizena, Tepung Terigu, Khong Guan Marie susu, daging ayam,
Jeruk manis, Wortel, Kentang, pepaya, labu siam, daging sapi, dancow 1+ madu
800gr, Minyak kelapa, buncis, telur ayam, seledri, lactogen32 750 gr, biskuit marie
regal, gula pasir, pepaya

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
-

Instruktur memberikan ceramah praktikum,

Intruktur memberikan kasus kepada mahasiswa

Mahasiswa menentukan berat badan dan tinggi badan anak atau ibu hamil

Mahasiswa menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Mahasiswa menentukan status gizi anak atau ibu hamil dengan menggunakan berbagai
indeks antropometri

Mahasiswa melakukan konseling tentang intervensi pada anak gizi buruk dan ibu hamil
KEK

3. Syarat kelulusan mata kuliah PSG


Dari mahasiswa yang hadir dan melakukan praktikum mahasiswa yang bisa melakukan
praktikum tersebut dianggap lulus dan yang belum bisa melakukan praktikum dilakukan
pengulangan sampai mahasiswa tersebut bisa. Apabila mahasiswa tersebut tetap tidak bisa
maka mahasiswa mahasiswa tersebut tidak diluluskan dalam mata kuliah ini.
4. Laporan Praktikum
1) Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
a) Laporan Individu
b) Laporan Kelompok
2)

Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.

3)

Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

4) Isi Laporan meliputi :


a. Judul Praktikum
b. Tujuan Praktikum
c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum
d. Alat yang digunakan
e. Cara Kerja
f. Data Hasil Pengamatan
g. Kesimpulan
h. Saran
i. Daftar Pustaka
5. Kebersihan ruangan sesudah praktek
Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015/2016
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN

: III

Hari/Tanggal

: Jumat/ 2015

Materi Praktek

: Penggunaan Buku Grafik Pertumbuhan Anak dan intervensi kasus


obesitas

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu Menggunakan Buku Grafik pertumbuhan anak

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

Kontrak

Orang

Tidak Hadir * Sakit :

Orang

* Izin

Orang

* Alpa

Orang

Orang

Hadir
Alat dan Bahan

Alat

: Buku GPA, Pulpen, Pensil, Penggaris

Bahan

:Intervensi Penanganan Kasus Obesitas yaitu ikan segar, susu tropicana slim 180
gr, pisang goroho, Sawi hijau, kangkung, ubi jalar, beras, beras merah, kentang,
Wortel, mujair, tempe, Tahu, jeruk manis, apel, gula merah, nenas, jagung muda,
Telur ayam.

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

- Instruktur memberikan ceramah dan contoh praktikum


- Mahasiswa melakukan ploting berat badan menurut umur pada grafik pertumbuhan anak
- Mahasiswa melakukan ploting panjang badan/ tinggi badan menurut umur
- Mahasiswa melakukan ploting Indeks Massa Tubuh menurut umur
- Mahasiwa melakukan konseling intervensi penanganan pada kasus obesitas
4. Isi Laporan meliputi :
a. Judul Praktikum
b. Tujuan Praktikum
c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum
d. Alat yang digunakan
e. Cara Kerja
f. Data Hasil Pengamatan
g. Kesimpulan
h. Saran
i. Daftar Pustaka
5. Kebersihan ruangan sesudah praktek
Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

sesudah

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN

: IV

Hari/Tanggal

:Jumat/2015

Materi Praktek

: Interpretasi Hasil Pengukuran dan intervensi penanganan sttus gizi


normal

Tujuan Praktek

:Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pengukuran antropometri

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak
Tidak Hadir

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Bahan

Orang

* Sakit :

Orang

* Izin :

Orang

* Alpa :

Orang

Orang

Kalkulator, buku standar antropometri penilaian status gizi


: Intervensi Penanganan status gizi normal : daging sapi, kecap manis, tepung beras,

royco, alpukat, mujair, Minyak kelapa, tahu, Beras, pepaya, pisang gapi, Ayam, selei coklat,
makaroni, gula pasir, agar-agar, ikan segar, tepung sagu, kelapa parut, kraff cheddar 180 gr, daun
singkong, roti tawar, telur ayam.
Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :


Instruktur memberikan ceramah materi praktek
Mahasiwa melakukan perhitungan Z- Score dari kasus yang diberikan
Mahasiswa melakukan konseling intervensi penanganan status gizi normal
4.

Laporan Praktikum
1) Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
a) Laporan Individu
b) Laporan Kelompok
2) Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
3) Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
4) Isi Laporan meliputi :
a. Judul Praktikum
b. Tujuan Praktikum
c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum
d. Alat yang digunakan
e. Cara Kerja
f. Data Hasil Pengamatan
g. Kesimpulan
h. Saran
i. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN

:V

Hari/Tanggal

: Jumat, 2015

Materi Praktek

: Indeks Antropometri (Ambang Batas Status Gizi) dan konseling

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu membaca buku standar antropometri penilaian


status gizi dan melakukan konseling

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

Kontrak
Tidak Hadir

Hadir
Alat dan Bahan

Orang

* Sakit :

Orang

* Izin :

Orang

* Alpa :

Orang

Orang

Alat

Bahan

: kacang hijau, tepung beras, keju, ayam (dada), pepaya, sawi putih, roti tawar, apel,

jeruk manis, kacang panjang, gula pasir, ikan segar, Daging ayam, Telur ayam, bayam, Tahu,
Tempe, Wortel, jagung manis, pisang gapi, labu siam, susu dancow 200 gr.
Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.
2. Pelaksanaan Praktek

Instruktur melakukan ceramah tentah praktikum


Mahasiswa melakukan praktikum dengan cara:
Untuk menentukan BB/U buka standar berat badan menurut umur sesuai dengan
jenis kelamin dan umur anak,kemudian lihat umur anak pada tabel bandingkan
dengan berat badan yang diperoleh dari penimbangan lihat apakah terletak pada
median -1 atau +1 SD, atau +2 SD, atau +3 SD. Tentukan status gizi anak
berdasarkan indeks.
Untuk menentukan TB/U buka standar tinggi badan menurut umur atau panjang
badan menurut umur sesuai dengan jenis kelamin dan umur anak, kemudian lihat
umur anak pada tabel bandingkan dengan tinggi badan yang diperoleh dari
pengukuran lihat apakah terletak pada median 1 atau + 1 SD, -2 atau +2 SD,
atau -3 atau +3 SD. Tentukan status gizi anak berdasarkan indeks.
Untuk menentukan BB/TB buka standar berat badan menurut tinggi badan sesuai
dengan jenis kelamin dan umur anak, kemudian lihat tinggi badan anak pada tabel
bandingkan dengan berat badan yang diperoleh dari penimbangan dan
pengukuran lihat apakah terletak pada median -1 atau +1 SD, -2 atau +2 SD, atau
-3 atau +3SD. Tentukan status gizi anak berdasarkan indeks
Mahasiwa melakukan konseling dengan bahan makanan yang telah di sediakan

4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a. Judul Praktikum
b. Tujuan Praktikum
c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum
d. Alat yang digunakan
e. Cara Kerja
f. Data Hasil Pengamatan
g. Kesimpulan
h. Saran
i. Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI

PERTEMUAN

: VI

Hari/Tanggal

: Jumat/2015

Materi Praktek

: Pengisian Kartu menuju Sehat dan Konseling Intervensi

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu mengisi kartu menuju sehat dan melakukan


konseling

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

Orang

Tidak Hadir * Sakit

Orang

* Izin

Orang

* Alpa

Orang

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Alat yang digunakan :

Bahan

Buku KMS
Pulpen
Baby scale
Stadiometer
Bathroom scale
Microtoa

: hati sapi, kacang hijau, jagung manis, soun, gula merah, semangka merah, pepaya

california, telur ayam, ayam (dada), wortel, tahu, tempe, ikan segar, beras, pisang gapi,
lactogen3 750 gr
Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.
2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Memilih KMS sesuai jenis kelamin


Mengisi identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS
Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak
Meletakan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak
Mencatat setiap kejadian yang dialami anak
Menentukan status pertumbuhan anak
Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi
Isi kolom pemberian ASI Eksklusif

4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a) Judul Praktikum
b) Tujuan Praktikum
c) Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum
d) Alat yang digunakan
e) Cara Kerja
f) Data Hasil Pengamatan
g) Kesimpulan
h) Saran
i) Daftar Pustaka
5. Kebersihan ruangan sesudah praktek
Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI
PERTEMUAN

: VII

Hari/Tanggal

: Jumat / 2015

Materi Praktek

: Penilaian status gizi secara biofisik dan penanganannya

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu melakukan pengukuran status gizi secara biofisik


dan penanganannya.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

Orang

Tidak Hadir * Sakit

Orang

* Izin

Orang

* Alpa

Orang

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Bahan

Ruangan yang Gelap


:

Beras, daun kemangi, tauge, sawi hijau, Labu Kuning, bayam, Tahu, Ketimun,

dancow nutrigold 4 (800 gr), daging sapi, tepung beras, Khong Guan Marie susu, ikan segar,
Minyak kelapa, Seledri, pisang mas, udang, tempe, labu siam, semangka merah, pepaya
Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
Mahasiswa akan melakukan tes adaptasi pada ruangan gelap dengan cara memasuki
ruangan yang gelap satu per satu.

Dalam ruangan kita mengukur apakah mata orang yang diukur masih normal atau
mengalami kelainan yang diakibatkan oleh kekurangan Vitamin A
Kelainan dapat ditandai dengan tidak dapat melihat sama sekali dalam ruangan tersebut.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a. Judul Praktikum
b. Tujuan Praktikum
c. Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum
d. Alat yang digunakan
e. Cara Kerja
f. Data Hasil Pengamatan
g. Kesimpulan
h. Saran
i. Daftar Pustaka
5. Kebersihan ruangan sesudah praktek
Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI
PERTEMUAN

: VIII

Hari/Tanggal

: Jumat/ 2015

Materi Praktek

: Intervensi hasil pengukuran KEP secara klinis

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu melakukan deteksi anak KEP secara klinis.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

Orang

Tidak Hadir * Sakit :

Orang

* Izin :

Orang

* Alpa :

Orang

Orang

Hadir
Alat dan Bahan

Alat

: Bathroom Scale, Microtoise, baby scale, lenghtboard

Bahan

: Minyak kelapa, Seledri, tepung terigu, Beras, pepaya, pisang gapi, pisang mas, Ayam,

Telur ayam, makaroni, gula pasir, agar-agar, ikan segar, tepung sagu, kacang hijau, kraff cheddar
180 gr, jagung manis, roti tawar, daging sapi, tepung beras, Khong Guan Marie susu, ikan segar
Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan, pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
Untuk mendeteksi keadaan KEP pada anak dilakukan dengan cara:
Marasmus

Lepaskan seluruh pakaian anak

Lihat apakah anak tersebut tampak sangat kurus tinggal tulang terbungkus kulit
Cubit jaringan subkutis lihat apakah sudah keriput, masih ada atau sudah tidak
tercubit
Lihat wajah apakah seperti orang tua
Tanyakan kepada orang tua apakah anak menderita penyakit kronik seperti diare
kronik, konstipasi serta tanyakan perubahan status mental : cengeng, rewel.
Periksa apakah tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang
Lakukan penimbangan berat badan anak
Catat hasil observasi

Kwashiorkor

Periksa apakah terdapat oedema diseluruh tubuh terutama pada kaki, dan periksa
apakah mengalami gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah
menjadi hitam terkelupas
Lihat wajah apakah membulat dan sembab
Anak disuruh berdiri atau duduk jika berbaring secra terus menerus kemudian
periksa apakah otot-otot mengecil, perut buncit tanda pembesaran hati, pandangan
mata anak tanpa sayup
Belai rambut anak lihat apakah kusam seperti rambut jagung dan mudah tercabut
Tanyakan kepada orang tua apakah anak menderita penyakit infeksi, anemia dan
diare serta menolak segalan jenis makanan
Lakukan penimbangan anak
Catat hasil observasi

Marasmus- Kwashiorkor
Gabungan kedua-duanya.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a) Judul Praktikum
b) Tujuan Praktikum
c) Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum
d) Alat yang digunakan
e) Cara Kerja
f) Data Hasil Pengamatan
g) Kesimpulan
h) Saran
i) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI
PERTEMUAN

: IX

Hari/Tanggal

: Jumat/ 2015

Materi Praktek

: Magang Penilaian Status Gizi

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu melakukan pengukuran antropometri dan menilai


status gizi pada masyarakat dalam hal ini Balita di Puskesmas dan Anak
Sekolah

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

Orang

Tidak Hadir * Sakit

Orang

* Izin

Orang

* Alpa

Orang

Orang

Hadir
Alat dan Bahan

Alat

: Mikrotoise, Bathroom scale, Baby scale, lenghtboard.

Bahan

: Grafik pertumbuhan anak baik laki-laki maupun perempuan menurut WHO 2005

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
- Instruktur berkoordinasi dengan lintas sektor
- Mahasiswa melakukan pengukuran atropometri

- Mahasiswa menilai status gizi anak balita baik yang ada di puskesmas maupun yang ada di
sekolah
- Mahasiswa memploting hasil pengukuran berat badan ke dalam grafik WHO antropometri
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a) Judul Praktikum
b) Tujuan Praktikum
c) Dasar teori yang berkaitan dengan praktikum
d) Alat yang digunakan
e) Cara Kerja
f) Data Hasil Pengamatan
g) Kesimpulan
h) Saran
i) Daftar Pustaka
5. Kebersihan ruangan sesudah praktek
Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2015
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR
PERTEMUAN

:X

Hari/Tanggal

: Sabtu/24 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis volumetri dengan metode permanganometri

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan


metode permanganometri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri
dengan reaksi redoks tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 44 Orang

Tidak Hadir * Sakit : * Izin

: -

Orang

* Alpa

: 4

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Orang

: 40 Orang

- Buret

- Klem

- Statif

- Erlenmeyer

- Pembakar spritus

- Kaki tiga

- Alas kasa

- Pipet volum

- Gelas ukur

- Corong
Bahan

- KMnO4 0,1 N
- Aquadest

- H2SO4 4N
- Asam Oksalat (H2C2O4)

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek

Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :


Pembakuan larutan standar sekunder kaliumpermanganat (KMnO4)
-

Ditimbang asam oksalat sebanyak 50mg

Ditambahkan 10 mL H2SO4 4N dan 50 mL Aquadest

Dipanaskan sampai mendidih

Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda

Titrasi blanko

- Aquadest sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer


- Ditambahkan 10 ml H2SO4 4N
- Dipanaskan sampai mendidih
- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda

Penetapan kadar asam oksalat

- Sampel Asam oksalat sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer


- Ditambahkan 50 ml Aquadest dan 10 ml H2SO4 4N
- Dipanaskan sampai mendidih
- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda
3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
DATA PENGAMATAN
A. Pembakuan larutan KMnO4 dan titrasi blanko
Berat Asam Oksalat
(mg)
50
50
Rata-rata

Volume

KmnO4

(ml)

Blanko
(ml)

17,4
17,1
17,25

0,1
0,1
0,1

B. Penentuan kadar sampel


Volume Sampel (ml)
10
10
10
Rata - rata

Volume KmnO4 (ml)


4,7
4,5
4,0
4,4

Perhitungan

Dari tabel data hasil pembakuan larutan KMnO 4 dan titrasi Blanko, bisa dihitung kadar
KMnO4
N KmnO4 =

Berat Asam Oksalat (mg)

V KmnO4 (setelah dikurangi titrasi blanko) x BE Asam Oksalat


I. N KmnO4 = 50 mg / [(17,4 0,1) ml x 63,04 = 0,046 N
II. N KmnO4 = 50 mg / [(17,1 0,1) ml x 63,04 = 0,046 N
NRata rata = (0,046 + 0,046) N / 2 = 0,046 N

Dari tabel data hasil titrasi sampel oleh larutan KMnO4 yang telah dibakukan,
diperoleh perhitungan sebagai berikut:
Vsampel x Nsampel = V KMnO4 x N KMnO4
Nsampel = (V KMnO4 x N KMnO4 ) / Vsampel
1. Nsampel = (4,7 x 0,046) / 10 = 0,02162 N
2. Nsampel = (4,5 x 0,046) / 10 = 0,0207 N
3. Nsampel = (4,0 x 0,046) / 10 = 0,0184 N
NRata-rata = (0,02162 + 0,0207 N +0,0184 N) / 3 = 0,02024 N
Pembahasan Hasil Praktikum
Pada percobaan titrasi reduksi oksidasi Permanganometri ini dilakukan sebanyak 7
kali titrasi, di antaranya 2 kali titrasi pembakuan larutan standar sekunder KMnO4, 2 kali
titrasi blanko pada pembakuan dan 3 kali titrasi penetapan kadar Asam Oksalat
(H2C2O4). Pada titrasi ini, Asam Oksalat ditirasi dalam keadaan panas oleh larutan
KMnO4 yang berwarna ungu pekat. Hal ini dilakukan agar proses untuk mencapai titik
akhir titrasi berlangsung cepat. Namun pada kenyataannya, pada percobaan yang
dilakukan, titik akhir yang normalnya dapat dicapai pada 8 mL 11 mLKMnO4, bisa
tercapai pada 17 mL KMnO4. Proses terbentuknya larutan berwarna merah muda dinilai
terlalu lama. Hal ini terjadi karena larutan dalam Erlenmeyer yang dititrasi KMnO4 tidak
terlalu panas, sehingga reaksi menjadi lambat. Sumber-sumber kesalahan pada titrasi
permanganometri, antara lain terletak pada larutan pentiter KMnO4 pada buret. Apabila
percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena
sinar

akan

terurai

menjadi

MnO2,

sehingga

pada

titik

akhir

titrasi

akan

diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah
rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4dengan Mn2+
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+
Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat
karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4+O2 H2O2+ 2CO2H2O2 H2O + O2
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang
dilaksanakan.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu

2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a.

Judul Percobaan

b.

Tujuan Percobaan

c.

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d.

Alat dan Bahan yang digunakan

e.

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f.

Data Hasil Pengamatan

g.

Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h.

Kesimpulan

i.

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j.

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR
PERTEMUAN

: XI

Hari/Tanggal

: Rabu/28 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis kimia menggunakan metode Iodometri

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan


metode Iodometri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri dengan
reaksi redoks tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 44 Orang

Tidak Hadir * Sakit : -

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Orang

* Izin

: -

Orang

* Alpa

: 4

Orang

: 40 Orang

- Buret

- Klem

- Statif

- Erlenmeyer

- Pembakar spritus

- Kaki tiga

- Alas kasa

- Pipet volum

- Gelas ukur

- aquadest

- asam asetat

- Corong
Bahan

- aluminium foil
- asam sulfat 10 %

- CuSO4.5H2O - indicator kanji

- kertas perkamen

- KI

- larutan baku Na2S2O3 0,1067N,


- tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :

- Vitamin C
- larutan baku I2 0,0960N

1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
Pembuatan larutan baku Iodin 0,1 N

Ditimbang dengan teliti 12,7 Iodin dalam botol timbang

Dimasukkan ke dalam gelas piala.

Ditimbang 18 g KI dan dilarutkan dalam 50 mL air suling.

Ditambahkan ke dalam gelas piala yang berisi 12,7 g Iodin, diaduk hingga semua
iodine larut.

Dipindahkan ke dalam labu ukur, cukupkan volumenya hingga 1000 mL, lalu
dihomogenkan.

Simpan dalam botol tertutup dan berwarna coklat pada tempat yang gelap

Standarisasi larutan Iodin 0,1 N dengan As2O3

Timbang seksama 150 mg As2O3 murni, pindahkan ke dalam gelas piala 400 mL.
Dilarutkan dalam 20 mL NaOH 0,1 N dengan sedikit pemanasan.
Diencerkan dengan 40 mL air suling
Ditambahkan 2 tetes jingga metil dan ditetesi dengan HCl hingga larutan berubah warna
dari kuning menjadi jingga.
Ditambahkan 2 g Natrium Karbonat dan ditambahkan 50 mL air suling.
Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dititrasi dengan larutan Iodin hingga warna biru
yang stabil.
Diulangi perlakuan 2 kali lagi.
Dihitung normalitas larutan Iodin tersebut.(Tiap mL Iodin 0,1 N setara dengan 49,96 mg
As2O3 )

Pembuatan larutan baku Na2S2O3 0,1 N

Dilarutkan 25 g Kristal Natrium Tiosulfat pentahidrat ke dalam 1000 mL air yang baru
saja didihkan dan didinginkan.
Ditambahkan 0,2 g Natrium karbonat sebagai pengawet dan simpan dalam sebuah botol
yang bersih

Standarisasi larutan Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7


Ditimbang secara triplo kalium bikromat murni dan kering masing-masing 200 mg, dan
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL.
Dilarutkan dengan 100 mL air suling dan ditambahkan 4 mL asam sulfat pekat.
Ditambahkan 2 g Natrium karbonat, aduk perlahan-lahan.
Ditambahkan 5 g Kalium Iodida yang dilarutkan dalam 5 mL air. Tutup Erlenmeyer
sekitar 3 menit.
Diencerkan dengan air hingga 200 mL.
Dititrasi dengan Natrium tiosulfat sampai warna kuning dari kuning dari Iodium hampir
hilang.
Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dilanjutkan titrasi hingga warna biru hilang. Warna
terakhir akan berwarna hijau zamrud jernih.

Penetapan kadar CuSO4.5H2O secara Iodometri


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Ditimbang sampel CuSO4.5H2O 40 mg lalu dilarutkan dalam 25 mL aquadest kemudian
ditambahkan 3 mL asam asetat.
Ditambahkan KI sebanyak 500 mg
Dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,1067 N hingga berubah warna menjadi kuning
pucat.
Ditambahkan beberapa tetes indicator kanji
Dititrasi lagi dengan Na2S2O3 hingga berubah warna menjadi biru tepat hilang.
Dihitung kadar CuSO4.5H2O

3. Hasil Pengamatan
Data Pengamatan
Sampel
CuSO4.5H2O
+ KI

Berat sampel
0,1572
0,5031

Volume Titran
6
3

Perhitungan
Mg rek sampel = Mg rek larutan baku
Mg/BE = V.N
Mg = V. N. BE
= 6.0,1067.249,68
= 159,84 mg
= 0,1598 g
% kadar

= Berat praktek / Berat teori100%

Perubahan
Kuning pucat
Biru tepat hilang

= 0,1598 / 0,1572 100 %


= 101,65 %
Pembahasan Hasil Praktikum
Iodometri adalah cara analisa volumetric secara tidak langsung untuk zat-zat reduktor
seperti garam besi (III), tembaga (II) dimana zat-zat oksidator ini direduksi lebif dahulu
dengan KI, dan iodin yang dihasilkan dalam jumlah yang setara dititrasi kembali dengan
larutan baku Na2S2O3.
Dalam praktikum iodimetri, sampel yang ditentukan kadarnya adalah CuSO 4.5H2O
dengan metode titrasi tidak langsung. Langkah awal dalam percobaan ini yaitu ditimbang
sebanyak 0,1572 g lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan asam
asetat 2 mL, kemudian ditambahkan 2 mL KI 0,5031 g .
Penambahan ini dengan maksud untuk membebaskan ion Iodida dari KI sehingga
penambahan ini dapat bereaksi dengan asam sulfat yang dibebaskan dari cuprii sulfat.
Selain itu juga penambahan asam asetat untuk yaitu untuk memberi suasana asam pada
larutan tersebut. Selanjutnya pada sampel CuSO4.5H2O ini yang bersifat oksidator kuat
akan direduksi dengan kalium iodida berlebihan. Setelah itu dititrasi dengan
Na2S2O3 0,0987 N sampai larutan berwarna kuning pucat. Adapun penambahan indikator
kanji harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi, agar amilum tidak membungkus
Iod dan menyebabkan sangat sukar lepas kembali. Hal ini akan berakibat warna biru sulit
lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Setelah penambahan indikator kanji,
lalu dititrasi kembali dengan larutan baku NaS2O3 sampai larutan menjadi bening.
Adapun alasan dilakukan titrasi kembali, yakni :
1.

Ketika I2 masih banyak, otomatis ketika penambahan langsung dengan indikator kanji
maka akan menyebabkan ikatan yang terbentuk menjadi sukar untuk terlepas.

2.

Dengan iod memberi sesuatu yang kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga
kanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi.

4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :


a.

Judul Percobaan

b.

Tujuan Percobaan

c.

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d.

Alat dan Bahan yang digunakan

e.

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f.

Data Hasil Pengamatan

g.

Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h.

Kesimpulan

i.

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j.

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR
PERTEMUAN

: XII

Hari/Tanggal

: Sabtu/31 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis kimia menggunakan metode Iodimetri

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan


metode Iodimetri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri dengan
reaksi redoks tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 44 Orang

Tidak Hadir * Sakit : * Izin

Orang
: -

Orang

* Alpa
Hadir
Alat dan Bahan
Alat

: 4

Orang

: 40 Orang

- Buret

- Klem

- Statif

- Erlenmeyer

- Pembakar spritus

- Kaki tiga

- Alas kasa

- Pipet volum

- Gelas ukur

- aquadest

- asam asetat

- Corong
Bahan

- aluminium foil
- asam sulfat 10 %

- CuSO4.5H2O - indicator kanji

- kertas perkamen

- KI

- larutan baku Na2S2O3 0,1067N,

- Vitamin C
- larutan baku I2 0,0960N

- tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku Iodin 0,1 N


Ditimbang dengan teliti 12,7 Iodin dalam botol timbang
Dimasukkan ke dalam gelas piala.
Ditimbang 18 g KI dan dilarutkan dalam 50 mL air suling.
Ditambahkan ke dalam gelas piala yang berisi 12,7 g Iodin, diaduk hingga semua
iodine larut.
Dipindahkan ke dalam labu ukur, cukupkan volumenya hingga 1000 mL, lalu
dihomogenkan.
Simpan dalam botol tertutup dan berwarna coklat pada tempat yang gelap

Standarisasi larutan Iodin 0,1 N dengan As2O3


Timbang seksama 150 mg As2O3 murni, pindahkan ke dalam gelas piala 400 mL.
Dilarutkan dalam 20 mL NaOH 0,1 N dengan sedikit pemanasan.
Diencerkan dengan 40 mL air suling
Ditambahkan 2 tetes jingga metil dan ditetesi dengan HCl hingga larutan berubah
warna dari kuning menjadi jingga.
Ditambahkan 2 g Natrium Karbonat dan ditambahkan 50 mL air suling.
Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dititrasi dengan larutan Iodin hingga warna biru
yang stabil.
Diulangi perlakuan 2 kali lagi.
Dihitung normalitas larutan Iodin tersebut.(Tiap mL Iodin 0,1 N setara dengan 49,96
mg As2O3 )

Pembuatan larutan baku Na2S2O3 0,1 N


Dilarutkan 25 g Kristal Natrium Tiosulfat pentahidrat ke dalam 1000 mL air yang baru
saja didihkan dan didinginkan.
Ditambahkan 0,2 g Natrium karbonat sebagai pengawet dan simpan dalam sebuah
botol yang bersih

Standarisasi larutan Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7


Ditimbang secara triplo kalium bikromat murni dan kering masing-masing 200 mg,
dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL.
Dilarutkan dengan 100 mL air suling dan ditambahkan 4 mL asam sulfat pekat.
Ditambahkan 2 g Natrium karbonat, aduk perlahan-lahan.
Ditambahkan 5 g Kalium Iodida yang dilarutkan dalam 5 mL air. Tutup Erlenmeyer
sekitar 3 menit.
Diencerkan dengan air hingga 200 mL.
Dititrasi dengan Natrium tiosulfat sampai warna kuning dari kuning dari Iodium
hampir hilang.
Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dilanjutkan titrasi hingga warna biru hilang.
Warna terakhir akan berwarna hijau zamrud jernih.

Penetapan kadar Vitamin C secara Iodometri


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Ditimbang sampel Vitamin C 40 mg lalu dilarutkan dalam 20 mL aquadest.
Dititrasi dengan larutan baku I2 0,5048N hingga berubah warna menjadi kuning pucat.
Ditambahkan beberapa tetes indicator kanji
Dititrasi lagi dengan I2 hingga berubah warna menjadi biru tepat hilang.
Dihitung kadar Vitamin C.

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


DATA PENGAMATAN

Pembakuan I2

Vol I2
10 ml
10 ml
Rata rata

Volume Na2S2O3
11ml
10,2ml
10,6ml

Perhitungan
V1 . N
10. N1

= V2 . N2
= 10,6 . 0,4762.

N1

= 0,5048N (I2)

Pembakuan Na2S2O3
Vol K2Cr2O7
10 ml
10 ml
Rata rata

Volume Na2S2O3
2,2ml
2ml
2,1ml

Perhitungan
V1 . N1

= V2 .N2

10 .0,1
N2

= 2,1 . N2
= 0,4762 N (Na2S2O3)

Penentuan kadar sampelVit C


Berat Sampel
0,4gr
0,4gr
Rata-rata

Volume I2
11,2ml
11ml
11,1ml

Perhitungan
% kadar Vitamin C yaitu :
% Kadar = V (ml) x N x BE x 100 %
Bs
% Kadar = 11,1 ml x 0,5048 N x 0,008806

x 100%

0,4 g
% Kadar = 123,3 %
Pembahasan Hasil Praktikum
Iodimetri merupakan metoda titrasi atau volumetri yang pada penentuan atau
penetapan berdasar pada jumlah I2 (iodium) yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk
dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida (I-).
Dalam praktikum iodimetri, sampel yang ditentukan kadarnya adalah Vitamin C
dengan metode titrasi langsung. Langkah awal dalam percobaan ini yaitu ditimbang
sebanyak 0,4 g lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan 100 ml air

bebas karbon dioksida dan 25 ml asam sulfat encer. titrasi dengan larutan baku Iodium
0,5048 N menggunakan indikator kanji. Titrasi dihentikan ketika warna biru oleh
kompleks iodium-amilum(kanji) terlepas sehingga berubah warna dari warna biru tua
hingga bening.
Pada titrasi iodometri-iodimetri terdapat banyak sekali kesalahan yaitu pada saat
titik akhir tercapai dan kadar yang didapat.hal ini dikarenakan:
1. Sifat I2 yang mudah menguap,sehingga sangat tidak stabil
2. Larutan kanji mudah terurai oleh bakteri
3. Pada saat pengenceran sampel,sampel terlalu encer sehingga sulit menentukan titik
akhir
Jadi pada titrasi iodometri-iodimetri titrasi harus benar-benar tertutup dan perlu
diperhatikan perlakuan terhadap larutan pentiter maupun zat yang di titer.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a.

Judul Percobaan

b.

Tujuan Percobaan

c.

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d.

Alat dan Bahan yang digunakan

e.

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f.

Data Hasil Pengamatan

g.

Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h.

Kesimpulan

i.

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j.

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN

: XIII

Hari/Tanggal

: Rabu/4 Januari 2012

Materi Praktek

: Analisis kimia menggunakan metode Argentometri secara Mohr

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan


metode Argentometri secara Mohr dan mampu mempraktekan analisis
Volumetri dengan reaksi redoks tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 44 Orang

Tidak Hadir * Sakit : * Izin

: -

Orang

* Alpa

: 4

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Orang

: 40 Orang

- Buret

- Klem

- Statif

- Erlenmeyer

- Pembakar spritus

- Kaki tiga

- Alas kasa

- Pipet volum

- Gelas ukur

- Corong
Bahan

- aluminium foil - aquadest


- NaCl

- AgNO3

- indikator K2CrO4

- tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku AgNO3,1 N

Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume


Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4
Dititrasi dengan larutan AgNO3
Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata
Dilakukan secara duplo

Penentuan kadar sampel

Dilakukan pengenceran sampel

Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4

Dititrasi dengan larutan AgNO3

Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata

Dilakukan secara duplo

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


DATA PENGAMATAN
Pembakuan larutan AgNO3
Volume NaCl

Volume AgNO3

10 ml

13,5 ml

10 ml

13 ml

Rata- rata

13,25 ml

V1 x N1
10 x 0,03

= V2 x N2
= 13,5 x N2

0,0222 = N2
V1 x N1

= V2 x N2

10 x 0,03

= 13 x N2

0,0230 = N2
Kadar AgNO3 = 0,0222 + 0,0230 = 0,0226 N

2
Penentuan Kadar Sampel
Volume Sampel
10 ml
10 ml
10 ml
Rata-rata
V1 x N1

Volume AgNO3
20,8 ml
22,5 ml
23 ml
22,1 ml

= V2 x N2

10 x N1

= 20,8 x 0,0226

N1

= 0,047008

V1 x N1

= V2 x N2

10 x N1

= 22,5 x 0,0226

N1

= 0,05085

V1 x N1

= V2 x N2

10 x N1

= 23 x 0,0226

N1

= 0,05198

Kadar sampel

= 0,047008 + 0,05085 + 0,05198


3
= 0,149838 / 3
= 0,049946 N

Pembahasan Hasil Praktikum


Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai
indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk
endapan putih.
Argentometri merupakan analisis volumetri berdasarkan atas reaksi pengendapan
dengan menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga diartikan sebagai cara
pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar Ag+ itu sendiri dari reaksi
terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.
Larutan AgNO3 dan larutan NaCl, pada awalnya masing-masing merupakan larutan
yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambah dengan garam natrium bikarbonat
yang berwarna putih, larutan tetap jernih tidak berwarna, dan garam tersebut larut dalam

larutan. Penambahan garam ini dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam ataupun
terlalu basa, atau dapat dikatakan garam ini sebagai buffer. Larutan kemudian berubah
menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang merupakan indikator.
Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan berwarna putih yang
merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO 3, sementara jumlah
AgNO3 masih ada, maka AgNO3kemudian bereaksi dengan indikator K2CrO4 membentuk
endapan Ag2CrO4 yang berwarna krem.
Dalam titrasi ini, titrasi perlu dilakukan secara cepat dan pengocokan harus juga
dilakukan secara kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO yang menyebabkan titik akhir
titrasi menjadi sulit tercapai.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a.

Judul Percobaan

b.

Tujuan Percobaan

c.

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d.

Alat dan Bahan yang digunakan

e.

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f.

Data Hasil Pengamatan

g.

Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h.

Kesimpulan

i.

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j.

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN

: XIV

Hari/Tanggal

: Sabtu/7 Januari 2012

Materi Praktek

: Analisis kimia menggunakan metode Argentometri secara Volhard

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan


metode Argentometri secara Volhard dan mampu mempraktekan analisis
Volumetri dengan reaksi redoks tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat II/ III(Tiga)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 44 Orang

Tidak Hadir * Sakit : * Izin

: -

Orang

* Alpa

: 4

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Orang

: 40 Orang

- Buret

- Klem

- Statif

- Erlenmeyer

- Pembakar spritus

- Kaki tiga

- Alas kasa

- Pipet volum

- Gelas ukur

- Corong
Bahan

- aluminium foil - aquadest


- NaCl

- AgNO3

- indikator K2CrO4

- tissue.

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.

Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.
2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku AgNO3,1 N


Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume
Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4
Dititrasi dengan larutan AgNO3
Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata
Dilakukan secara duplo

Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur


Ditimbang 1 gram garam dapur
Dilarutkan dengan air suling, dimasukkan dalam labu takar 100 ml dan impitkan
sampai tanda batas
Dipipet 25ml larutan contoh dan dimasukkan ke dalam labu takar 100ml.
Ditambahkan 50 ml AgNO3 0,1 M encerkan sampai tanda batas.
Dikocok sampai homogen dan disaring
Dipipet air saringan 50 ml, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
Dibubuhi 10 ml HNO3 4 ml dan 5 ml indikator Fe3+
Kelebihan AgNO3 dititras dengan larutan standar KSCN 0,1 M
Dilakukan secara duplo

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


DATA PENGAMATAN
Dik : N AgNO3

= 0,1 N

V NaCl

= 25 ml

Percobaan 1
Hasil dari percobaan 1 didapatkan V AgNO = 3,2 ml
Percobaan 2
Hasil dari percobaan 2 didapatkan V AgNO = 3,2 ml
Maka V rata-rata

= (3,2+3,2) / 2

= 3,2 ml
Maka N NaCl adalah
V1.N1 = V2. N2
3,2 . 0,1 = 25 N2
N2 = (3,2 . 0,1) / 25
N2 = 0,0128
N2 = 1,28 X 10-2 N

Jadi N NaCl = 1,28 X 10-2 N


Pembahasan Hasil Praktikum
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai
indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk
endapan putih.
Argentometri merupakan analisis volumetri berdasarkan atas reaksi pengendapan
dengan menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga diartikan sebagai cara
pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar Ag+ itu sendiri dari reaksi
terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.
Larutan AgNO3 dan larutan NaCl, pada awalnya masing-masing merupakan larutan
yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambah dengan garam natrium bikarbonat
yang berwarna putih, larutan tetap jernih tidak berwarna, dan garam tersebut larut dalam
larutan. Penambahan garam ini dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam ataupun
terlalu basa, atau dapat dikatakan garam ini sebagai buffer. Larutan kemudian berubah
menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang merupakan indikator.
Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan berwarna putih yang
merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO 3, sementara jumlah
AgNO3 masih ada, maka AgNO3 kemudian bereaksi dengan indikator K2CrO4 membentuk
endapan Ag2CrO4 yang berwarna krem.
Dalam titrasi ini, titrasi perlu dilakukan secara cepat dan pengocokan harus juga
dilakukan secara kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO yang menyebabkan titik akhir
titrasi menjadi sulit tercapai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Parameter-parameter yang penting adalah:
1. Temperatur: Kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur. Kadangkala endapan yang
baik terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan dilakukan penyaringan terhadap larutan panas
karena pengendapan dipengaruhi oleh faktor temperatur.
2. Sifat pelarut: Garam-garam anorganik lebih larut dalam air. berkurangnya kelarutan di
dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasr pemisahan dua zat.
3. Efek

ion

sejenis:

Kelarutan

enddapan

dalam

air

berkurang

jika

larutan

tersebut mengandung satu ion-ion penyusun endapan, sebab pembatasan Ksp. Baik kation
maupun anion yang ditambahkan, mengurangi konsentrasi ion penyusun endapan sehingga
endapan garam bertambah. Suatu endapan umumnya lebih dapat larut dalam air mumi
daripada dalam suatu larutan yang mengandung salah satu ionendapan. Pentingnya efek ion
sejenis dalam mengendapkan secara lengkap dalam analisis

kuantitatif akan tampak

dengan mudah.
Dalam mencuci endapan di mana susut karena melarut mungkin cukup berarti. Dapatlah
digunakan suatu ion sejenis dalam cairan pencuci untuk mengurangi kelarutan. Ion itu harus
juga ion dari zat pengendap, dan tentu saja bukan ion yang sedang diselidiki. 4. Efek ion-ion
lain: Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam larutan terdapat garam-garam

yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai efek garam netral atau efek aktivitas.
Semakin kecil koef sien aktivitas dari dua buah ion, semakin besar hasil kali konsentrasi
molar ion-ion yang dihasilkan.
4. Pengaruh hidrolisis: jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan
perubahan (H+). Kation dari spesies gararn mengalami hidrolisis sehingga menambah
kelarutannya.
5. Pengaruh kompleks: Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fimgsi konsentrasi zat
lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut.
Reaksi yang menghasilkan endapan dapat dimanfaatkan untuk analisissecara titrasi jika
reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir dapat dideteksi. Beberapa reaksi
pengendapan berlangsung lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a.

Judul Percobaan

b.

Tujuan Percobaan

c.

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d.

Alat dan Bahan yang digunakan

e.

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f.

Data Hasil Pengamatan

g.

Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h.

Kesimpulan

i.

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j.

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN

:I

Hari/Tanggal

: Jumat/25 November 2011

Materi Praktek

: Pengenalan alat dalam analisis kimia

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dan penggolongan alat kimia


serta mampu menggunakan alat kimia tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B/ I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : 1 Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Bahan

* Izin

: -

Orang

* Alpa

: 8

Orang

: 36 Orang

- Erlenmeyer

- Beker gelas

- Buret

Corong

- Labu ukur

- Gelas ukur

Pipet volume

- Pipet tetes

- Batang pengaduk

Tabung reaksi

- Spatula

- Kaki tiga

Kawat kassa

- Rak tabung

- Statif & Klem

Pemanas spritus

- Neraca analitik

: - Aquadest

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
Dosen/instruktur mengambil masing-masing alat dan menjelaskan fungsinya
Dosen/instruktur menjelaskan dasar pengelompokkan dan spesifikasi alat-alat kimia.
Mahasiswa mengambil alat-alat yang ditanyakan oleh dosen/instruktur
Mahasiswa menjelaskan fungsi alat yang diambil oleh dosen
Mahasiswa menjelaskan spesifikasi alat yang ditentukan oleh dosen
Mahasiswa mengelompokkan alat kimia berdasarkan fungsi dan spesifikasinya

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Gambar Alat

Nama Alat
Erlenmeyer

Fungsi
Tempat

membuat

larutan.

Dalam

membuat

larutan

erlenmeyer

yang

selalu

digunakan.
Beaker glass / gelas Tempat untuk menyimpan dan
kimia

membuat

larutan.

Beaker

glass memiliki takaran namun


jarang

bahkan

diperbolehkan

tidak
untuk

mengukur volume suatu zat


ciar.

Corong

Corong dibagi menjadi dua


jenis

yakni

menggunakan
plastik

dan

corong

yang

karet

atau

corong

yang

menggunakan gelas. Corong


digunakan untuk memasukan
atau memindah larutan dari
satu tempat ke tempat lain dan
digunakan pula untuk proses
penyaringan
Buret

setelah

diberi

kertas saring pada bagian atas.


Digunakan untuk titrasi, tapi
pada keadaan tertentu dapat
pula

digunakan

mengukur

untuk

volume

suatu

larutan.

Labu ukur

Untuk membuat dan atau


mengencerkan larutan dengan
ketelitian yang tinggi.

Gelas Ukur

Untuk

mengukur

volume

larutan. Pada saat praktikum


dengan ketelitian tinggi gelas
ukur

tidak

untuk

diperbolehkan

mengukur

volume

larutan. Pengukuran dengan


ketelitian
Pipet ukur

tinggi

dilakukan

menggunakan pipet volume.


Untuk mengukur volume
larutan

Pipet Volum/ gondok

Digunakan untuk mengambil


larutan

dengan

volume

tertentu sesuai dengan label


yang tertera pada bagian pada
Pipet tetes

bagian yang menggembung.


Untuk
meneteskan
atau
mengambil

larutan

dengan

jumlah kecil.

Batang pengaduk

Untuk

mengocok

atau

mengaduk suatu baik akan


direaksikan

mapun

ketika

reaksi sementara berlangsung.


Tabung Reaksi

Untuk mereaksikan dua atau


lebih zat.

Spatula

Untuk

mengambil

bahan-

bahan kimia dalam bentuk


padatan,

misalnya

dalam

bentuk kristal. Untuk zat-zat


yang bereaksi dengan logam
digunakan

spatula

plastik

sedangkan zat-zat yang tidak


bereaksi
logam
Kaki tiga

dengan
dapat

dengan
digunakan

spatula logam.
Kaki tiga sebagai penyangga
pembakar spirtus.

Kawat kasa

Sebagai

alas

atau

untuk

menahan labu atau beaker


pada

waktu

menggunakan

pemanasan
pemanas

spiritus atau pemanas bunsen

Rak tabung

Tempat

tabung

reaksi.

Biasanya digunakan pada saat


melakukan percobaan yang
membutuhkan banyak tabung
reaksi.

Numun

mereaksikan

zat

dalam
yang

menggunakan tabung reaksi


sebaiknya menggunakan rak
tabung reaksi demi keamanan
diri sendiri maupun orang
Klem dan statif

lain.
Sebagai penjepit, misalnya:
Untuk menjepit soklet pada
proses ekstraksi
Menjepit buret dalam proses
titrasi
Untuk menjepit kondensor
pada proses destilasi

Pemanas spiritus

Untuk membakar zat atau


memmanaskan larutan.

Neraca analitik

Untuk

menimbang

massa

suatu zat. Tingkat ketelitian


lebih tinggi neraca di atas.

Pembahasan Hasil Praktikum


Pada praktek pengenalan alat alat dalam analisis kimia hal yang dilakukan adalah
mengambil alat-alat kimia sesuai dengan namanya, dapat menjelaskan fungsi dari masingmasing alat tersebut, mampu menjelaskan spesifikasinya dan mampu mengelompokkan alat-alat
tersebut berdasarkan fungsi dan spesifikasinya. Pengelompokkan berdasarkan fungsi
pengukurannya dibagi menjadi 2 yaitu alat ukur volume dan alat ukur berat. Berdasarkan
penggunaannya dibagi menjadi alat untuk analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Fungsi dan spesifikasi alat-alat yang terdapat dalam laboratorium kimia seperti beaker
glass yang berfungsi sebagai Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass
memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat
cair, gelas ukur untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi
gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian
tinggi dilakukan menggunakan pipet volume, digunakan untuk mengambil larutan dengan
volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung
serta alat lainnya.
Kendala yang terjadi dalam praktikum ini yaitu keterbatasannya alat yang tersedia
dalam laboratorium serta ketidakmampuan mahasiswa untuk mengambil, menjelaskan fungsi
serta spesifikasi alat kimia tersebut dan belum tepat dalam mengelompokkan dan menggunakan
alat tersebut.
4. Laporan Praktikum
1) Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
a. Laporan Individu
b. Laporan Kelompok
2) Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
3) Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
4) Isi Laporan meliputi :
a. Judul Percobaan
b. Tujuan Percobaan
c. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan
d. Alat dan Bahan yang digunakan
e. Cara Kerja/ Prosedur Kerja
f. Data Hasil Pengamatan
g. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi
h. Kesimpulan
i. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan
j. Daftar Pustaka
5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN

: II

Hari/Tanggal

: Sabtu/26 November 2011

Materi Praktek

: Analisis Kualitatif

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip Analisis Kualitatif dan mampu


mempraktekan prinsip Analisis Kualitatif tersebut

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 08.00 12.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : 1 Orang


* Izin

: -

Orang

* Alpa
Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Bahan

: 8

Orang

: 36 Orang

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Pipet tetes

- Kertas saring

- Larutan sampel

- HCl

- K2CrO4

- H2SO4

- Alkohol

- KI

- NaOH

- KSCN

- K4Fe(CN)6

- HgCl2

- Aluminium foil

- Gelas kimia

- Aquades

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
Uji Kation Ag+
-

Masing masing dimasukkan dalam tabung reaksi

Masing masing ditambahkan HCl

Diamati perubahannya jika terdapat endapan

Dicatat

Ketiga larutan tidak menghasilkan endapan

Uji Kation Pb2+


A. Cara pertama
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan K2CrO4
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
- Ketiga larutan tidak menghasilkan endapan
B. Cara kedua
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan H2SO4
- Ditambahkan alkohol
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
- Ketiga larutan tidak menghasilkan endapan
Uji Kation Bi3+
A. Cara pertama
- Diteteskan pada kertas saring
- Diteteskan larutan KI pada kertas saring
- Diamati perubahan warnanya
- Tidak ada perubahan warna
B. Cara kedua
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan NaOH
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
- Larutan keruh dan terdapat endapan putih

Uji Kation Fe3+


A. Cara pertama
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan KSCN
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
- Tidak ada perubahan warna dan tidak terbentuk endapan
B. Cara kedua

- Dimasukkan dalam tabung reaksi


- Ditambahkan K4Fe(CN)6
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
- Tidak ada perubahan warna dan tidak terdapat endapan
Uji kation Sn2+
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan HgCl2
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
- Tidak ada perubahan warna dan tidak terbentuk endapan
3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
DATA PENGAMATAN
Pengujian Kation Ag+
No.
1
2
3

Perlakuan
Air bor + HCl
Air sungai + HC
Air sumur + HCl

Hasil Pengamatan
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan

Pengujian Kation Pb2+


No.
1
2
3

Perlakuan
Air bor + K2CrO4
Air sungai + K2CrO4
Air sumur + K2CrO4

Hasil Pengamatan
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan

No

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1
2
3

Air bor + H2SO4


Air sungai + H2SO4
Air sumur + H2SO4

Tidak terbentuk endapan


Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan

Pengujian Kation Bi3+


No

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1
2
3

Air bor + KI pada kertas saring


Air sungai + KI pada kertas saring
Air sumur + KI pada kertas saring

Tidak terbentuk endapan


Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan

No

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1
2
3

Air bor + NaOH


Air sungai + NaOH
Air sumur + NaOH

Tidak terbentuk endapan


Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan

Pengujian Kation Fe3+

No

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1
2
3

Air bor + KSCN


Air sungai + KSCN
Air sumur + KSCN

Tidak terbentuk endapan


Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan

No

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1
2
3

Air bor + NaOH


Air sungai + NaOH
Air sumur + NaOH

Tidak terbentuk endapan


Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan

No

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1
2
3

Air bor + K4Fe(CN)6


Air sungai + K4Fe(CN)6
Air sumur + K4Fe(CN)6

Tidak terbentuk endapan


Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan

Pengujian Kation Fe3+


No

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1
2
3

Air bor + HgCl2


Air sungai + HgCl2
Air sumur + HgCl2

Tidak terbentuk endapan


Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan

Reaksi yang terjadi :


1. Uji kation Ag+
Air

HCl

larutan HCl, tidak ada endapan

Air sungai +

HCl

larutan HCl, tidak ada endapan

Air laut

HCl

larutan HCl, bening. Tidak ada endapan.

2. Uji kation Pb2+


Air

+ K2CrO4 larutan K2CrO4

Tidak ada endapan

Air sungai + K2CrO4 larutan K2CrO4

Tidak ada endapan

Air laut

Tidak ada endapan

Air

+ K2CrO4 larutan K2CrO4


+ H2SO4 + alkohol

larutan bening tidak ada endapan

Air sungai + H2SO4 + alkohol

larutan bening, tidak ada endapan

Air laut

larutan bening tidak ada endapan

+ H2SO4 + alkohol

3. Uji kation Bi3+


Air

+ KI pada kertas saring

tidak ada perubahan warna

Air sungai + KI pada kertas saring

tidak ada perubahan warna

Air laut

tidak ada perubahan warna

Air

KI pada kertas saring

+ NaOH

terdapat endapan Bi, larutan keruh

Air sungai + NaOH

terdapat endapan Bi, larutan keruh

Air laut

terdapat endapan Bi, larutan keruh

+ NaOH

4. Uji kation Fe3+


Air

KSCN

Air sungai + KSCN


Air laut
Air

+
+

Tidak ada endapan


Tidak ada endapan

KSCN

Tidak ada endapan.

K4Fe(CN)6

Tidak ada endapan

Air sungai +

K4Fe(CN)6 Tidak ada endapan

Air laut

K4Fe(CN)6 Tidak ada endapan.

5. Uji kation Sn2+


Air

HgCl2

Air sungai + HgCl2


Air laut

HgCl2

Tidak ada endapan


Tidak ada endapan
Tidak ada endapan

PEMBAHASAN
Kation merupakan ion bermuatan positif. Dalam analisa kation dikenal adanya analisa
pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi
pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa
dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam
air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan.
Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kualitatif
yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang belum
diketahui zatnya serta analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan
jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu sampel. Analisis kualitatif ada dua aspek penting
yaitu pemisahan dan identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat
penguapan, dan ekstraksi. Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation
secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti masing-masing golongan ke dalam
sub golongan dan komponen-komponennya.
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik kali adalah uji kation. Percobaan
ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat dalam suatu sampel melalui uji
spesifik. Larutan sampel yang digunakan dalam percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai
dan air laut. Ketiga larutan sampel tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang
terkandung didalamnya melalui penambahan Reagen yang spesifik dari masing masing kation
tersebut. Reagen yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan
sampel yang telah disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH, K4Fe(CN)6 dan HgCl2.
semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat dalam konsentrasi dan komposisi
tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan endapan ataupun perubahan warna yang
menunjukkan adanya kandungan kation-kation tersebut di dalam larutan sampel yang
digunakan.
Kation yang diidentifikasi keberadaannya dalam setiap sampel adalah kation Ag+, Fe3+,
Bi3+, Pb2+, dan Sn2+. Reaksi berlangsung setelah penambahan reagen (pereaksi) tertentu yang
akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik untuk ion-ion
yang diidentifikasi dalam setiap sampel. Adapun percobaan yang telah dilakukan dalam uji
kation ini adalah dengan penambahan larutan HCl 2 M untuk menguji kation Ag+, penambahan

larutan K2CrO4 dan H2SO4 untuk menguji kation Pb2+, reagen KI dan NaOH pada uji kation
Bi3+, uji kation Fe3+ menggunakan reagen KSCN dan K4Fe(CN)6 serta penambahan larutan
HgCl2 untuk menguji kation Sn2+. Dari kelima jenis kation yang diidentifikasi tersebut, tidak
semuanya berreaksi dengan reagennya masing masing membentuk endapan. Pada proses uji
kation Ag+, Pb2+, Fe3+ dan Sn2+ tidak menunjukkan perubahan baik secara fisik maupun
kimia setelah penambahan reagennya masing masing. Sebab larutan tidak mengalami
perubahan warna dan juga tidak membentuk endapan. Ini menunjukkan bahwa dalam sampel
tersebut memang tidak terdapat jenis kation kation yang dapat berreaksi dengan reagen.
Dengan kata lain, sampel yang dianalisis tersebut tidak mengandung ion Ag+, Pb2+, Fe3+
maupun Sn2+.
Satu satunya reaksi yang timbul dalam pengidenitifikasian kation kation ini adalah
ketika larutan sampel direaksikan dengan NaOH dalam identifikasi kation Bi3+. Pada
pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan perubahan yang sangat mencolok dari larutan
yang berreaksi dimana larutan sampel yang semula bening, setelah penambahan NaOH larutan
berubah menjadi keruh dan terdapat endapan pada dasar tabung. Hal ini menunjukkan bahwa
larutan sampel tersebut dapat berreaksi sempurna dengan reagen yang ditambahkan sebab
dalam larutan sampel tersebut ada kandungan Bi3+ yang spesifik terhadap reagen NaOH.
Secara teoretis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation kation dalam
setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari daerah terbuka yang berinteraksi
langsung dengan berbagai aktivitas lain dialam secara natural. Jadi tidak mungkin larutan
sampel benar benar netral ataui tidak mengandung zat zat kontaminan lain didalamya
mengingat sifat air sebagai pelrut murni yang dapat menerima berbagai zat masuk kedalamnya
meskipun dengan toksitas yang tinggi. Tidak terbacanya kandungan kation-kation lain
didalamnya kemungkinan disebabkan kurangnya kadar kation Ag+, Pb2+, Fe3+ dan Sn2+
dalam larutan sampel sehingga tidak dapat dianalisis dengan metode sederhana yang digunakan
dalam percobaan analisis kuantitatif dan uji spesifik seperti ini.
4. Laporan Praktikum
1. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
a. Laporan Individu
b. Laporan Kelompok
2. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
3. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

4. Isi Laporan meliputi :


a.

Judul Percobaan

b. Tujuan Percobaan
c.

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d. Alat dan Bahan yang digunakan


e.

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f.

Data Hasil Pengamatan

g.

Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h. Kesimpulan
i.

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j.

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN

: III

Hari/Tanggal

: Jumat/2 Desember 2011

Materi Praktek

: Pembuatan larutan Baku

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan cara pembuatan larutan baku dan


mampu mempraktekan pembuatan larutan baku tersebut

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : -

Orang

* Izin

: -

Orang

* Alpa

: 7

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

: 38 Orang

- Erlenmeyer

- Gelas ukur

- Pipet volume - Kertas saring


Bahan

- Batang pengaduk

- Labu takar

- HCL

- NaOH

- CuSO4

- Aquades

- Gelas kimia
- Corong Buchner
- NaCl

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
Teknik Pembersihan adalah sebagai berikut :
1.
2.

Cuci Alat yang akan digunakan Dengan air Kran dingin sampai bersih.
Bilas Sekali lagi dengan Menggunakan air suling. Hal ini dimaksudkan untuk

3.

Menghilangkan zat-zat yang terlarut dalam air kran.


Periksa apakah pada dinding alat tersebut masih menempel tetesan-tetesan air.Bila
ada maka :
Cuci alat dengan menggunakan larutan detergen dengan air kran dingin.
Hilangkan detergen dengan air kran dingin.
Hilangkan air kran dengan menggunakan air suling.

Pembuatan larutan HCl 0,5 M sebanyak 1000 ml


Dihitung berat HCl yang harus ditimbang
Ditimbang HCl sesuai perhitungan
Dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar
Dikocok dan diaduk hingga semua zat terlarut dalam pelarut
di add hingga 1000 ml
Pembuatan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 1000 ml
Dihitung berat NaOH yang harus ditimbang
Ditimbang NaOH sesuai perhitungan
Dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar
Dikocok dan diaduk hingga semua zat terlarut dalam pelarut
di add hingga 1000 ml
Pembuatan larutan Iodium 0,1 M sebanyak 1000 ml
Dihitung berat Iodium yang harus ditimbang
Ditimbang Iodium sesuai perhitungan
Dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar
Dikocok dan diaduk hingga semua zat terlarut dalam pelarut
di add hingga 1000 ml
Pembuatan larutan AgNO3 0,1 M sebanyak 1000 ml
Dihitung berat AgNO3 yang harus ditimbang
Ditimbang AgNO3 sesuai perhitungan
Dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar
Dikocok dan diaduk hingga semua zat terlarut dalam pelarut
di add hingga 1000 ml

3) Hasil penelitian dan Pembahasan


Data Pengamatan

Perhitungan
Membuat larutan HCl 0,5M sebanyak 1 liter !
Penyelesaian :
Dik :

M HCl

: 0,5 M

V HCl

:1L

Jawab :
M

Mol

=MXL
= 0,5 M X 1 L
= 0,5 mol

Mol

= gr / Mr HCl
Dimana : H = 1

Cl = 35,5

1 + 35,5 = 36,5
Mol

= gram/ 36,5

Gr

= 0,5 x 36,5
= 18,25 gr

Timbang 18,25 gram HCl, Kemudian Larutkan Dengan aquades 1000 ml

Membuat larutan NaOH 0,1M sebanyak 1 liter !


Penyelesaian :
Dik :

M NaOH

: 0,1 M

V NaOH

:1L

Jawab :
M

Mol

=MXL
= 0,1 M X 1 L
= 0,1 mol

Mol

= gr / Mr HCl
Dimana : Na = 23

O = 16

H=1

23 + 16 + 1 = 40
Mol

= gram/ 40

Gr

= 0,1 x 40
= 4 gr

Timbang 4 gram NaOH, Kemudian Larutkan Dengan aquades 1000 ml !


Membuat larutan I2 0,1M sebanyak 1 liter !
Penyelesaian :
Dik :

M I2

: 0,1 M

V I2

:1L

Jawab :
M

Mol

=MXL
= 0,1 M X 1 L
= 0,1 mol

Mol

= gr / Mr I2
Dimana : I = 126,5
126,5 x 2= 253

Mol

= gram/ 253

Gr

= 0,1 x 253
= 25,3 gr

Timbang 25,3 gram I2, Kemudian Larutkan Dengan aquades 1000 ml !


Membuat larutan AgNO3 0,1M sebanyak 1 liter !
Penyelesaian :
Dik :

M AgNO3

: 0,1 M

V AgNO3

:1L

Jawab :
M

Mol

=MXL
= 0,1 M X 1 L
= 0,1 mol

Mol

= gr / Mr I2
Dimana : Ag = 108

N =14

108 + 14 + (16 x 3) = 170


Mol

= gram/ 170

O= 16

Gr

= 0,1 x 170
= 17 gr

Timbang 17 gram AgNO3, Kemudian Larutkan Dengan aquades 1000 ml !


Pembahasan
Membuat larutan bukanlah sekedar melarutkan zat padat kedalam suatu pelarut yang
dikehendaki, kadang-kadang untuk melakukan percobaan diperlukan suatu larutan dengan
konsentrasi teentu. Untuk itulah maka sebelum kita membuat larutan harus kita tentukan
terlebih dahulu larutan apa yang akan kita buat dan dengan konsentrasi berapa. Ada
beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi larutan.

a. Molar (M)
Larutan 1 M adalah larutan yang mengandung 1 mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Satuan untuk konsentrasi adalah mol/liter.
b. Molal (m)
Larutan 1 molal adalah larutan yang mengandung 1 mol zat dalam 1000 gram pelarut.
c. Normal (N)
Larutan 1Normal(1N) adalah larutan yang mengandung massa 1 gram ekivalen zat dalam
satu liter larutan. Massa 1 gram ekivalen suatu zat adalah massa zat itu yang ekivalen
dengan satu mol H+ , atau satu mol. Satuan untuk konsentrasi ini adalah ekivalen/dm 3.
Sistem normalitas (N) sekarang sudah ditinggalkan dan diganti dengan sistem molar.
d. Persen (%) Massa
Persen larutan menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan. Larutan 5%
adalah larutan yang mengandung 5 gram zat terlarut dalam 100 gram larutan.
e. Persen Volum
Persen larutan menyatkan jumlah (cm 3) volume zat terlarut dalam 100 cm 3 larutan.
Larutan 70% (volume) adalah yang mengandung 70 cm3 zat terlarut dalam 100 cm3.
f. Konsentrasi larutan asam dan basa encer dan konsentrasi larutan garam.
5) Isi Laporan meliputi :
a. Judul Percobaan
b. Tujuan Percobaan
c. Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan
d. Alat dan Bahan yang digunakan
e. Cara Kerja/ Prosedur Kerja
f. Data Hasil Pengamatan
g. Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi
h. Kesimpulan
i. Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan
j. Daftar Pustaka
5. Kebersihan ruangan sesudah praktek

Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN

: IV

Hari/Tanggal

: Sabtu/3 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis Gravimetri

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip gravimetri dan mampu


mempraktekan prinsip gravimetri tersebut

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 08.00 12.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak
Tidak Hadir * Sakit : -

: 45 Orang
Orang

* Izin

: -

Orang

* Alpa

: 7

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Bahan

- Oven pemijar
-

: 38 Orang

Eksikator

- Cawan porselem

- Gegep

- Neraca analitik

: BaCl2. X H2O

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
-

Dijelaskan kembali prinsip dasar dari analisis gravimetri oleh Dosen/Instruktur

Dipanaskan cawan porselin dalam oven sampai pijar selama 15 menit

Didinginkan cawan porselin didalam eksikator selama 10 menit

Ditimbang cawan porselin sampai didapatkan berat konstan

Dicatat berat konstan dari cawan porselin yaitu 21 gram

Dimasukkan BaCl2.XH2O yang telah ditimbang sebanyak 1,5 gram ke dalam cawan
porselin yang telah ditimbang

Dipanaskan dalam oven sampai pijar selama 15 menit

Didinginkan dalam eksikator selama 10 menit

Ditimbang cawan porselin yang berisi zat

Dicatat berat konstannya yaitu 22,5 gram

Ditentukan berat sampel setelah pemijaran

Ditentukan jumlah kristal H2O dalam senyawa (%kadar air)

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Data Pengamatan
Berat cawan kosong

= 21.0 gr

Berat cawan + sampel

= 22.5 gr

Berat sampel BaCl2 XH2O

= 1.5 gr

Berat sampel + cawan setelah pemijaran = 22.25 gr


Berat sampel setelah pemijaran

= 1.25 gr

2. Perhitungan % kadar air


% kadar air = Bs1 / Bs0 X 100%
= 1,25 gram / 1,5 gram X 100%
= 83,33 %
Ket : Bs 0 = Berat sampel sebelum pemijaran
Bs 1 = Berat sampel setelah pemijaran
Jadi kadar air dalam senyawa BaCl2 XH2O adalah 83,33 %
3. Pembahasan Hasil Praktikum
Analisis gravimetri adalah suatu cara analisis kuantitatif yang dilakukan dengan
menimbang endapan sampel yang telah dianalisis, sehingga didapat rumus molekul zat
dengan benar. Langkah-langkah yang umum dilakukan dalam analisis gravimetri
adalah melarutkan cuplikan zat dengan larutan pelarut yang sesuai dan ditambahkan
zat pengendap. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci, dikeringkan, dipijarkan lalu
ditimbang setelah dingin.
Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan jumlah mol air kristal yang terikat
dalam suatu senyawa. Dalam percobaan ini digunakan senyawa BaCl 2.XH2O sebagai
sampel yang akan dibuktikan berat X-nya melalui analisis garvimetri. Senyawa ini
masih mengandung air, sehingga untuk menentukan X atau kadar air yang
sesungguhnya, perlu dilakukan pemijaran atau pengeringan. Pemijaran pada suhu

tinggi diperlukan untuk menghilangkan air secara sempurna. Senyawa BaCl 2 dan
kristal air berikatan secara kovalen sehingga diperlukan energi yang besar untuk
memisahkan ikatannya. Oleh karena itu, diperlukan suhu yang tinggi untuk
membebaskan molekul air agar dapat menguap dan bereaksi dengan oksigen
membentuk karbon dioksida (karbon dihasilkan dari pembakaran), sehingga pada
akhirnya kandungan air akan habis menguap dan yang tersisa adalah endapan murni
BaCl2. Senyawa ini sangat reaktif terhadap air, sehingga harus ditempatkan dalam
wadah tertutup agar tidak bereaksi dengan udara.
Percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur. Berdasarkan hasil
timbang BaCl2 setelah pemijaran didapatkan hasil 1.25 g. Setelah dibandingkan dengan
berat awal sampel maka didapatkan X sebesar 2.3 molekul. Hasil yang didapatkan
tidak sesuai dengan jumlah mol air kristal secara teori, berat teori adalah 2 mol.
Diduga kesalahan terjadi karena pada saat pemanasan suhu yang diberikan kurang
maksimal sehingga tidak mampu melepas semua molekul H2O atau pada saat
pendinginan di eksikator, ada udara yang bereaksi dengan senyawa BaCl2.
4.

Laporan Praktikum
1) Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
a. Laporan Individu
b. Laporan Kelompok
2) Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
3) Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
4) Isi Laporan meliputi :
a) Judul Percobaan
b) Tujuan Percobaan
c) Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan
d) Alat dan Bahan yang digunakan
e) Cara Kerja/ Prosedur Kerja
f) Data Hasil Pengamatan
g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi
h) Kesimpulan
i) Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan
j) Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN

:V

Hari/Tanggal

: Jumat/ 9 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis Spektrofotometri

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip Spektrofotometri dan mampu


mempraktekan prinsip Spektrofotometri tersebut

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : -

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Bahan

* Izin

: -

* Alpa

: 7 Orang

: 38 Orang

Pipet tetes

- Labu takar 100 ml

- Pipet volum 10 ml

- Gelas piala

- Tabung reaksi

: - O-fenantrolin 0,025%
- Hidrosilamin klorida 10 %

ppm

Orang

- Spektronik 20D
-

Orang

-Natrium asetat
-Larutan baku Fe (II) 50 mg/L = 50

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Dijelaskan kembali prinsip dasar dari analisis spektrofotometri oleh Dosen/Instruktur

a. Penentuan panjang gelombang ( ) maksimum


- Dimasukkan 1 ml FeCl3 ke dalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan 1 tetes Na asetat
- Ditambahkan 5 ml hidroksilamin
- Ditambahkan 5 ml fenantrolin
- Diencerkan hingga 100 ml
- Digojog hingga homogen dan didiamkan beberapa menit
b. Penentuan nilai absorbansi pada sampel
- Dipipet 25 ml Aquadest ke dalam 3 buah gelas kimia
- Diasamkan dengan HCL pekat 2 tetes
- Diaduk hingga homogen
- Ditambahkan natrium asetat 10 tetes
- Ditambahkan 5 ml hidroksilamin

- Ditambahkan 5 ml fenantrolin
- Ditambahkan FeCL3 1 ml
- Dihitung nilai absorbansinya
c. Penentuan nilai absorbansi FeCL3
- Dimasukan 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml ke dalam 5 buah labu takar 25 ml
- Ditambahkan Na asetat 1 tetes
- Ditambahkan hidroksilamin klorida 1 ml
- Ditambahkan fenantrolin 1 ml
- Diencerkan hingga 25 ml
- Digojog hingga homogen
- Dihitung nilai absorbansinya

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1.

Tabel

Konsentrasi FeCl3
1 ppm

495

-0,022

2 ppm

495

0,047

3 ppm

495

0,162

4 ppm

495

0,247

5 ppm

495

0,348

Sampel
Air sungai

495

-0,026

Air PAM

495

-0,042

Air selokan

495

0,584

2.

Absorbansi Larutan Standar FeCl3

Absorbansi Sampel Air

Perhitungan
Dari kurva kalibrasi standar didapatkan persamaan linear (y = 0,094x + 0,125)
Dimana (y) menyatakan nilai pengukuran absorbansi (x) menyatakan kadar Fe dalam
sampel, jadi:

Pada sampel air sungai


Dik : y = -0,026
Peny :
y
= 0,094x + 0,125
-0,026
= 0,094x + 0,125

0,094x
0,094x
x

= -0,026 0,125
= -0,151
= -1,606

Pada sampel air PAM


Dik : y = -0,042
Peny :
y
= 0,094x + 0,125
-0,042
= 0,094x + 0,125
0,094x
= -0,042 0,125
0,094x
= -0,167
x
= -1,776
Pada sampel air selokan
Dik : y = 0,584
Peny :
y
= 0,094x + 0,125
0,584
= 0,094x + 0,125
0,094x
= 0,584 0,125
0,094x
= 0,459
x
= 4,883

Pembahasan Hasil Praktikum


Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor
fototube. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan
studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur
pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan
spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda
Pada percobaan kali ini, dilakukan analisis penentuan kadar besi Fe(II) dalam sampel air
dengan teknik spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri yang digunakan tepatnya adalah
spektrofotometri cahaya tampak, karena logam besi mempunyai panjang gelombang lebih dari
400nm, sehingga jika menggunakan spktrofotometri UV, logam besi dalam sampel tidak
terdeteksi. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Syarat analisis menggunakan visibel adalah
cuplikan yang dianalisis bersifat stabil membentuk kompleks dan larutan berwarna. Oleh
karena itu, dalam pennetuan kadar besi dalam air, perlu ditambahakan hidroksilamin-HCl 5%
untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Besi dalam keadaan Fe2+ akan lebih stabil dibandingkan
besi Fe3+. Dalam keadaan dasar, larutan besi tidak berwarna sehingga perlu ditambhankan
larutan orto-fenantrolin agar membentuk kompleks larutan berwarna.
Reaksi antara besi dengan orto-fenantrolin merupakan reaksi kesetimbangan dan
berlangsung pada pH 6 sampai 8. Karena alasan tersebut, pH larutan harus dijaga tetap
dengan cara menambahkan garam natrium asetat. Penambahan larutan natrium asetat
dilakukan sebelum penambahan orto-fenantrolin. Dalam penentuan kadar fe dalam sampel
menggunakan spektrofotometri visibel perlu dibuat larutan standar. Tujuannya adalah untuk

membuat kurva kalibrasi yang nantinya akan digunakan untuk menghitung kadar besi dalam
sampel air.
Pada percobaan, mula-mula diukur absoransi larutan standar (FeCl 3) dengan panjang
gelombang sebesar 495 nm. Larutan standar tersebut dimasukkan dalam lima tabung berbeda
dengan konsentrasi yang berbeda pula, yakni pada konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm,
dan 5 ppm. Setelah absorbansi pada kelima larutan standar tersebut, dapat dilihat bahwa
semakin besar konsentrasi larutan standar, maka semakin besar pula absorbansinya.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran absorbansi sampel air dengan panjang gelombang
sebesar 495 nm. Pada percobaan yang telah dilakukan, diambil tiga sampel air berbeda
dengan masing-masing sampel sebanyak 25ml, yakni air sungai, air PAM, dan air selokan.
Setelah dilakukan pengukuran, diperoleh data bahwa air sungai memiliki nilai absorbansi
sebesar -0,026, air PAM memiliki nilai absorbansi sebesar -0,042, sedangkan air selokan
memiliki nilai absorbansi sebesar 0,584. Dari grafik diperoleh nilai persamaan garis y =
0,094x + 0,125. Persamaan garis tersebut digunakan untuk menghitung kadar besi dalam
sample air sumur. Dari persamaan agris tersebut y menyatakan absorbansi sampel, sedangkan
x menyatakan kadar Fe yang dikandungnya. Melalui perhitungan diperoleh data kandungan
besi pada ketiga sampel air yang telah diuji.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a.

Judul Percobaan

b.

Tujuan Percobaan

c.

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d.

Alat dan Bahan yang digunakan

e.

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f.

Data Hasil Pengamatan

g.

Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h.

Kesimpulan

i.

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j.

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR

PERTEMUAN

: VI

Hari/Tanggal

: Sabtu/10 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis Volumetri

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dan mampu


mempraktekan analisis Volumetri tersebut

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 08.00 12.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : * Izin

: -

Orang

* Alpa

: 7

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Bahan

: 38 Orang

- Buret
-

- Pipet volume

- Erlenmeyer

Becker Glass - Gelas ukur

- Larutan asam oksalat


-

Orang

- Corong
- Larutan NaOH

Indikator phenolphthalein

- Larutan cuka perdagangan

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
a. Percobaan I (Membuat larutan baku primer asam oksalat)
1. Asam Oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O) dikeringkan dalam oven pada suhu 105-100oC
selama 1-2 jam, kemudian didinginkan dalam

desikator

2. 6,4327 gram asam oksalat ditimbang dengan teliti, kemudian dimasukkan dalam labu
1000mL, selanjutnya air suling ditambahkan sampai tenda tera.
3. Normalitas larutan asam oksalat tersebut dihitung sampai empat angka dibelakang koma
b. Percobaan II (Pembakuan Larutan Baku sekunder NaOH)

1. Pipet 25,0 ml larutan asam oksalat dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, lalu
ditambahkan 2 3 tetes indicator phenolphthalein.
2. Larutan tersebut dititrasi dengan NaOH sampai timbul warnamerah muda.
3. Volume NaOH yang digunakan dicatat dan percobaan inidiulangi sebanyak dua kali.
4. Normalitas rata rata dari larutan NaOH dihitung.
c. Percobaan III ( Penentuan kadar asam asetat )
1. Pipet 25 ml larutan cuka perdagangan (25%), kemudianmasukkan ke dalam
Erlenmeyer, lalu ditambahkan dengan 2 3 tetes indicator phenolphthalein.
2. Larutan tersebut dititrasi dengan NaOH sampai timbul warnamerah muda.
3. Volume NaOH yang digunakan dicatat dan percobaan tersebutdiulangi dua kali
lagi.
4. Kadar asam asetat dalam setiap percobaan dihitung dan kadar asam asetat rata
rata dalam larutan cuka perdagangan tersebut juga dihitung
3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
- Data Pengamatan
Percobaan 1 : Menentukan normalitas larutan baku primer asam oksalat
Berat asam oksalat

: 6,4327 gram

Volume asam oksalat : 10 mL


Percobaan 2 : Menentukan normalitas larutan baku sekunder NaOH
Indikator

: 3 tetes Phenolphthalein

Perubahan warna yang terjadi


Percobaan

: merah muda

Volume H2C2O4.2H2O

Volume NaOH

10 mL

5,8 mL

II

10 mL

6,7 mL

Percobaan 3 : Menentukan kadar asam asetat


Indikator

: 3 tetes Phenolphthalein

Perubahan warna yang terjadi


Percobaan

: Merah muda

Volume asam asetat

Volume NaOH

10 mL

2,1 mL

II

10 mL

2,0 mL

- Perhitungan
Penentuan normalitas larutan baku primer asam oksalat
Jadi normalitas H2C2O4 yang digunakan untuk titrasi adalah = 0,2505 N

Jadi normalitas H2C2O4 yang digunakan untuk titrasi adalah 0,2505 N


Pembahasan Hasil Praktikum
Analisis volumetri merupakan analisa yang didasarkan pada pengukuran volumedalam
pelaksanaan analisanya. Analisis Volumetri disebut juga Titrimetri karena prosesanalisanya
berupa titrasi, dimana larutan standar (pereaksi) sebagai titran yangditempatkan di dalam buret
yang digunakan untuk mentitrasi larutan yang akanditentukan jumlah analitnya. Titran adalah
larutan standar yang telah diketahui dengantepat konsentrasinya (larutan penitrasi), sedangkan
titrat merupakan larutan yangdititrasi. Percobaan Analisis Volumetri kali ini bertujuan untuk
menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan.
Pada praktikum Analisis Volumetri ini dilakukan titrasiasam basa, dimana yang dititrasi
adalah asam lemah dengan basa kuat serta indikator phenolphthalein. Dalam hal ini asam lemah
sebagai titrat (larutan yang dititrasi),sedangkan basa kuat sebagai titrannya (larutan penitrasi).
Selain hal tersebut, Normalitas atau jumlah gram ekivalen zat terlarut dalam satu liter larutan
juga ditentukan.
Praktikum analisis volumetri ini dibagi menjadi tiga, percobaan 1 yaitu membuat larutan
baku primer asam oksalat, percobaan 2 adalah Pembakuan larutan baku sekunder NaOH,
sedangkan percobaan 3 adalah Penentuan kadar asam asetat.Percobaan 1 yaitu membuat larutan
baku primer asam oksalat ( H2C2O4).
Dalam percobaan ini asam oksalat dihidrat dikeringkan didalam oven, kemudian
didinginkandalam desikator. Asam oksalat ditimbang sebesar 6,4327 gram, lalu dimasukkan
kedalam labu, selanjutnya ditambahkan air suling. Dalam percobaan membuat larutan baku
primer asam oksalat ini, normalitas dari asam oksalat ditentukan. Denganmengetahui berat asam
oksalat (H2C2O4) yaitu 6,4327 gram, dan volume dari asamoksalat yaitu 1 liter, Normalitas
asam oksalat dapat ditentukan dengan cara mengalikan massa asam oksalat tersebut dengan
koefisien ion asamnya yaitu H+.
Berdasarkan perhitungan yang ada, Normalitas dari asam oksalat yang diperoleh sebesar
0,2505 N.Percobaan selanjutnya adalah Pembakuan larutan sekunder NaOH. Dalam percobaan
ini normalitas larutan sekunder NaOH ditentukan. Percobaan ini dilakukantitrasi asam basa.

Dalam titrasi asam basa ini, asam lemah yaitu asam oksalat bertindak sebagai titrat (larutan yang
dititrasi), sedangkan basa kuat yaitu NaOH sebagai titran(larutan penitrasi). Larutan asam oksalat
10,0

mL dimasukkan

kedalam

Erlenmeyer,kemudian

ditambahkan

dengan

indikator

phenolphthalein sebanyak 2-3 tetes, lalularutan tersebut dititrasi dengan NaOH. Reaksi yang
terjadi saat asam oksalat
Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali. Untuk pengamatan pertama, volume
NaOHyang diperlukan agar timbul warna merah muda yaitu 5,8 mL. Sedangkan
untuk pengamatan kedua volume NaOH yang diperlukan agar timbul warana merah mudayaitu
6,7 mL. Seperti pada percobaan 1, percobaan ke-2 ini juga menentukan normalitas dari NaOH.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a)

Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan
c)

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan


e)

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f)

Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi


h) Kesimpulan
i)

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j)

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.

6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR
PERTEMUAN

: VII

Hari/Tanggal

: Jumat/16 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis Volumetri secara Acidimetri

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri secara


Acidimetri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri secara
Acidimetri tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : * Izin

: -

Orang

* Alpa

: 7

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Bahan

: 38 Orang

- Buret
-

Orang

- Pipet volume

Becker Glass - Gelas ukur

- NaOH

- Erlenmeyer
- Corong

- Kristal Natrium Borat kristal

Indikator MO

Aquadest

- HCl pekat

- H2SO4 pekat

- Asam oksalat

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).

Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.
2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
Standarisasi dengan Borax
1. Menimbang 0,2 gram Borax, kemudian dimasukan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan
dengan 25 mL aquadest, lalu dikocok hingga larut.
2. Menambahkan 3 tetes indikator metil merah ke dalam larutan, kemudian menitrasi larutan
dengan HCl sampai berubah warna, mencatat volume titran.
3. Melakukan percobaan sebanyak 2 kali.
Standarisasi dengan Na2CO3 anhidrous
1. Menimbang Na2CO3 sebanyak 0,2 gram, kemudian melarutkannya dengan aquades
sebanyak 60 mL di dalam Erlenmeyer dan mengocoknya sampai larut.
2. Menambahkan larutan dengan indikator metil Jingga + 3 tetes, kemudian menitrasinya
sampai berubah warna. Mencatat volume titran.
3. Mengulangi percobaan sebanyak 2 kali.
Menentukan kadar NH3 dalam Amonium Klorida
1.

Menimbang 0,2 gram NH4Cl lalu dimasukan ke dalam erlenmeyer 250 mL kemudian
menambahkan 75 mL NaOH yang telah di standarisasi.

2.

Mengocok larutan dengan baik lalu dipanaskan sampai uapnya keluar.

3.

Menambahkan larutan ditambahkan + 3 tetes metil merah kemudian dititrasi dengan


larutan standar HCl sampai titik ekivalen.

4.

Melakukan percobaan sebanyak 2 kali.

3. Hasil Pengamatan
1. DATA PENGAMATAN
Tabel 1.1 Hasil Standarisasi HCl dengan Larutan Baku Primer Na2B4O7
V HCl
Kelas

N HCl

(ml)

V Na2B4O7
N Na2B4O7

(ml)

Perubahan
warna
bening ke kekuningan

0,3

3,5

0,1

10

menjadi pink
bening ke

0,062

16,25

0,1

10

merah muda

Tabel 1.2 Hasil Penentuan Kadar Basa


berat
sampel kel (gr)
soda 1
2,5
abu
2
2,5
7
2,5
8
2,5

V HCl N
(ml)
9,5
9,5
36
39

HCl
0,5
0,5
0,1
0,1

kadar basa
perubahan warna
kuning-merah
kuning-merah
kuning-merah
kuning-merah

pH
0,4
0,4
2,2
2,2

(%)
20,14
20,14
15,26
16,54

soda
kue

3
4
6
5
boraks 5
6
caustic 7
soda 8
1
2

2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5

8,4
7,5
27,7
25,4
6,45
11,5
15,5
18
54
40,5

0,5
0,5
0,1
0,1
0,5
0,1
0,5
0,5
0,1
0,1

kuning-pink
kuning-pink
kuning-pink
jingga-merah
kuning-pink
kuning-orange
kuning-pink
kuning-pink
kuning-jingga
kuning-jingga

1,5
7,3
0,7
5,2
7,4
2,3
0,6
1,6
2,6
1,7

14,11
12,60
9,31
8,53
26,06
46,46
12,40
14,40
8,64
6,48

Pembahasan Hasil Praktikum


Pada laporan ini akan membahas mengenai titrasi asam-basa dalam menentukan kadar
basa suatu larutan. Yang dimaksud dengan titrasi adalah penambahan titran ke dalam analit
didasarkan pada proses pengukuran volume titran. Pada titrasi terdapat syarat-syarat yang
harus dipenuhi, seperti reaksi harus berlangsung cepat agar mengefiensikan waktu, reaksi
harus berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping, pada saat kesetaraan antara zat
yang dititrasi dan penitrasi harus ada perubahan yang nyata sehingga dapat ditunjukkan
dengan adanya perubahan indikator yang digunakan, serta harus ada zat atau alat yang dapat
digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi.
Penentuan kadar basa dilakukan dengan titrasi asidimetri. Yang dimaksud dengan titrasi
asidimetri adalah penentuan kadar basa dari suatu contoh dengan menggunakan larutan baku
standar dengan indikator pH yang sesuai. Larutan baku standar asam digunakan sebagai titran
dan larutan yang akan ditentukan kadar basanya digunakan sebgai titrat. Pada titrasi asidimetri
ini menggunakan larutan basa Na2HCO3 yang dititrasi menggunakan larutan HCl. Sebelum
digunakan untuk menitrasikan, HCl harus distandarisasikan terlebih dahulu karena HCl
merupakan larutan baku sekunder yang mudah dipengaruhi oleh CO2 dalam udara sehingga
harus dibakukan dahulu menggunakan zat baku primer. Yang dimaksud dengan larutan baku
primer adalah zat baku yang langsung setelah ditimbang secara aalitik dapat digunakan dalam
titrasi dan dapat dihitung zat yang dianalisa yang terdapat dalam cuplikan yang setara
dengannya, pada titrasi ini yang dipakai adalah larutan borak (Na2B4O7). Karena adanya reaksi
antara borak, HCl dan H2O maka akan menghasilkan NaCl dan H3BO3 dimana H3BO3
merupakan asam lemah yang dimana nanti akan bereaksi dengan larutan basa sehingga dapat
diketahui kadar basanya.
Dari hasil standarisasi praktikum dengan menggunakan Na2B4O7 0,1 N sebanyak 10 ml,
pada kelas A terjadi perubahan warna dari bening kekuningan menjadi merah muda pada saat
3,5 ml sedangkan pada kelas B terjadi perubahan warna yang sama pada saat 16,25 ml.
Karena Na2B4O7 dan HCl berbanding lurus, maka dapat diketahui bahwa N HCl pada kelas A
sebesar 0,3 N dan pada kelas B sebesar 0,062 N. Berdasarkan hasil tersebut dikatakan tidak
sesuai dengan HCl yang akan digunakan pada penentuan kadar basa karena nilai normalitas

yang digunakan seharusnya sebesar 0,1 N atau 0,5 N. Hal itu dapat terjadi dikarenakan pada
pengukuran volume yang tidak tepat, penghentian pada perubahan warna yang kurang pada
kelas A dan berlebih pada kelas B serta pembacaan volume pada buret yang tidak tepat, selain
itu juga dapat dipengaruhi adanya udara luar (CO2) yang berlebih.
Pada titrasi penentuan kadar basa dilakukan dengan menggunakan sampel soda abu,
soda kue, borak dan caustic soda yang masing-masing seberat 2,5 gram tetapi dengan dua
nilai normalitas HCl yang berbeda, yaitu 0,1 N dan 0,5 N. Untuk soda abu terjadi perubahan
warna dari kuning menjadi merah pada penambahan HCl sebanyak 9,5 ml dan pH 7,4. Pada
HCl 0,5 N didapatkan kadar basa sebesar 20,14 % sedangkan pada HCl 0,1 N didapatkan
kadar basa rata-rata sebesar 15,9 %. Untuk soda kue terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi merah muda pada penambahan HCl sebanyak 37,5 ml dan pH 2,2 pada HCl 0,5 N
dengan kadar basa rata-rata sebesar 13,36 % sedangkan pada HCl 0,1 N saat penambahan HCl
sebanyak 7,95 ml dengan pH 4,4 dan kadar basa rata-rata sebesar 8,92 %. Untuk borak terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi merah muda saat penambahan HCl sebanyak 6,45 ml
dengan pH 7,4 pada HCl 0,5 N dengan kadar basa sebesar 26,06 % sedangkan pada HCl 0,1
N terjadi perubahan warna dari kuning menjadi orange saat penambahan HCl sebanyak 11,5
ml dengan pH 2,3 dan kadar basa sebesar 46,46 %. Untuk caustic soda HCl 0,5 N terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi merah muda saat penambahan HCl sebanyak 11,75 ml
dengan pH 1,1 dan kadar basa rata-rata sebesar 13,4 % sedangkan pada HCl 0,1 N terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi jingga saat penambahan HCl sebanyak 47,25 ml
dengan pH 2,15 dan kadar basa rata-rata sebesar 7,56 %.
Berdasarkan dari semua hasil praktikum, kadar basa tertinggi terjadi saat penggunaan
HCl 0,1 N dengan perubahan warna dari kuning ke orange dengan penambahan HCl sebanyak
11,5 ml pada pH 2,3 yang kadar basanya sebesar 46,46 % sedangkan kadar basa terendah
terjadi saat penggunaan HCl 0,1 N dengan perubahan warna dari kuning menjadi jingga
dengan penambahan HCl sebanyak 40,5 ml pada pH 1,7 yang kadar basanya sebesar 6,48 %.
Faktor yang mempengaruhi terhadap kadar basa adalah nilai normalitas (semakin tinggi nilai
normalitasnya maka semakin tinggi pula kadar basanya), jumlah penambahan titran (semakin
banyak volume yang ditambahkan maka semakin besar pula kadar basanya), nilai BM
(semakin banyak nilai BM-nya maka semakin besar pula kadar basanya) dan berat sampel
(semakin besar berat sampel maka akan semakin kecil kadar basanya).
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
j.

Judul Percobaan

k.

Tujuan Percobaan

l.

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

m. Alat dan Bahan yang digunakan


n.

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

o.

Data Hasil Pengamatan

p.

Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

q.

Kesimpulan

r.

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

s.

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.

6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR
PERTEMUAN

: VIII

Hari/Tanggal

: Sabtu/17 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis volumetri secara Alkalimetri

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri secara


Alkalimetri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri secara
Alkalimetri tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 08.00 12.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : * Izin

: -

Orang

* Alpa

: 7

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Bahan

: 38 Orang

- Buret
-

- Pipet volume

Becker Glass - Gelas ukur

- NaOH

- Erlenmeyer
- Corong

- Kristal Natrium Borat kristal

- Indikator MO
-

Orang

- HCl pekat

- H2SO4 pekat

- Asam oksalat

Aquadest

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
1. Membuat larutan NaOH 0,1 N

NaOH sebanyak 1,091 ditimbang dengan gelas arloji (sesuai dengan perhitungan).
NaOH tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml, kemudian ditandabataskan.
Disimpan di dalam botol dan ditutup rapat-rapat.

2. Penentuan normaitas larutan NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat.


Kristal asam oksalat (H2C2O4 )ditimbang sebanyak 0,632 gram.
Dilarutkan dengan air murni dalam labu takar 100 ml, kemudian ditandabataskan.
Sebanyak 25 ml larutan asam oksalat tersebut dimasukkan dalam Erlenmeyer dan
ditambahkan 3 tetes indicator PP.
Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N (yang akan dicari normalitasnya).
Dititrasi ulang 2-3 kali.

3. Membuat larutan HCl 0,1 N


HCl pekat dianbil sebanyak 0,83 mL.
HCl pekat dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, kemudian ditambah dengan
aquadest.
Larutan dikocok sampai homogen, kemudian ditandabataskan.

4. Cara menghitung (X) ml HCl sebagai berikut:


x=(N x V x M)/(10n x K x L)
Dimana ,
X : Banyaknya HCl yang diambil ( ml )
N : Normalitas larutan HCl yang dibuat ( 0,1 N )
V : Volume asamyang dibutuhkan ( 100 ml )
M : Berat molekul asam ( HCl = 36,5 )
n : Valensi asam ( HCl = 1 )
L : Berat jenis asam ( HCL = 1,3-1,4 )
K : Kadar asam HCl ( %= 35-36 )
5. Penentuan Normalitas HCl 0,1 N

Larutan natrium Borat 0,1 N dibuat sebanyak 100 ml (sesuai perhitungan).


HCl (yang dibuat) diambil sebanyak 25 ml dan ditambahkan 3 tetes indikator MO.
Larutan HCl tersebut dititrasi dengan Natrium Borat yang dibuat.
Dititrasi ulang 2-3 kali.
Ditentukan Normalitas asam tersebut.

6. Penentuan larutan sampel

Sebanyak 25 mL sampel yang sudah disediakan dimasukkan kedalam Erlenmeyer.


Indikator PP ditambahkan sebanyak 3 tetes.
Dititrasi dengan larutan NaOH standart.
Titrasi diulang sampai 3 kali.
Ditentukan normalitas sampel tersebut.

C. Hasil Pengamatan
1. DATA PENGAMATAN
Pembuatan NaOH 0,1 N
BM NaOH : 40,0 g/mol
Berat NaOH : 1,091 gram
Volume NaOH : 250 ml
Standarisasi Normalitas lautan NaOH dengan asam oksalat ( H2C2O4 )
Massa oksalat : 0,632 gram
BM oksalat : 126,07 gram/mol
Volume pengenceran : 100 ml
NO. Volume Oksalat Indikator Volume NaOH Perubahan warna
1. 25 ml PP 3 tetes 24 ml Jernih merah muda
2. 25 ml PP 3 tetes 23,6 ml Jernih merah muda
3. 25 ml PP 3 tetes 24 ml Jernih merah muda
Pembuatan larutan HCl 0,1 N
Volume diambil HCl : 0,83 ml
BM HCl pekat : 36,5 g/mol
BD HCl pekat : 1,19 gr/ml
Prosen HCl pekat : 37 %
Volume pengenceran : 100 ml
Standarisasi larutan HCl dengan larutan Na2B4O7
Massa Borat : 1,903 gram
BM Borat : 381,37 g/mol
Volume pengenceran : 100 ml
NO. Volume HCl

Volume Na2B4O7

Indikator

Perubahan warna

1.

25 ml

30,4 ml

MO 3 tetes

Kuning Orange

2.

25 ml

30,3 ml

MO 3 tetes

Kuning Orange

3.

25 ml

30,9 ml

MO 3 tetes

Kuning Orange

Penentuan larutan sampel


NO. Volume HCl/Sampel

Indikator

Volume NaOH

Perubahan warna

1.

25 ml

PP 3 tetes

18,4 ml

Jernih Merah muda

2.

25 ml

PP 3 tetes

18,6 ml

Jernih Merah muda

3.

25 ml

PP 3 tetes

18,8 ml

Jernih Merah muda

2. PERHITUNGAN
Pembuatan NaOH 0,1 N
Massa NaOH yang ditimbang = 1,047 gram
N NaOH=(Massa NaOH)/(BE NaOH) x 1000/(V (ml))
Massa NaOH = N NaOH x BE NaOH x V (ml) : 1000
=(0,1 N)x (40 gr/mol)/1 x (250 ml)/(1000 ml)
= 1 gram
Penentuan normalitas larutan NaOH 0,1 N dengan asam oksalat.
Normalitas asam oksalat
Massa asam oksalat = 0,632 gram
BM asam oksalat = 126,07 gr/mol
Volume asam oksalat = 100 ml
Maka,
N C2H2O4.H2O

=(M C2H2O4.H2O)/(BE C2H2O4.H2O) x 1000/(V (ml))

N C2H2O4.H2O

=(0,632 gram)/(126,07/2) x 1000/100


= 0,1003 N

* Volume NaOH
V rata NaOH=( 24 +23,6 + 24 )ml/3
= 23,87 ml
* Normalitas NaOH
V NaOH x N NaOH

= V Oksalat x N Oksalat

N NaOH

= (V Oksalat x N Oksalat)/(V NaOH)

N NaOH

= ((25 ml)(0,1003))/(23,87 ml)


= 0,105 N

Pembuatan larutan HCl 0,1 N


Volume HCl yang harus diambil : 0,83 ml
BM HCl pekat : 36,5 g/mol
BD HCl pekat : 1,19 gr/ml
Prosen HCl pekat : 37 %
Volume pengenceran : 100 ml
x=

(N x V x M)/(10n x K x L)

x=

((0,1 N)x (100)x (36,5))/(10(1)x (37)x (1,19))

x=

0,83 ml ( diencerkan menjadi 100 ml)

Penentuan massa Natrium Borat yang diambil


Mr Na-Borat = 381,37 gr/mol
Volume pelarutan = 100 ml
N Na-Borat = 0,1 N
0,1 N dalam 100 ml
0,1 N = 0,1 grek/L
Mol = 0,1/2 L
= (0,05 mol x 381,37 gr/mol x 100 ml)/(1000 ml)
= 1,907 gram (pembulatan)
Penentuan Normalitas HCl :
V Na-Borrat

= ((30,4+30,3+30,7 ))/3
= 30,467 ml

N Na-Borat = (m Na-Borat)/Be x 1000/V


= (1,903 gr)/((381,37/2)(gr/mol)) x 1000/100
= 0,0998 N
VHCl x NHCl

= V Na2B4O7 x N Na2B4O7

NHCl

= (V Na2B4O7 xN Na2B4O7)/VHCl
= (30,467 ml x 0,0998N)/(25 ml)
= 0,1216 N

Konsentrasi HCl sesungguhnya


x

(N x V x M)/(10n x K x L)

K =

(N x V x m)/(10n x L x X)

((0,1216 N)x (100)x (36,5))/(10(1)x (1,19)x 0,83 )

44,936 %

Penentuan Larutan sampel (HCl)


V sampel = 25 ml
V NaOH = (18,4+18,6+18,8 )ml/3 = 18,6 ml
N NaOH = 0,105 N
Vsampel x N sampel = V NaOH x N NaOH
25 ml x N sampel

= 18,6 ml x 0,105 N

N sampel

= (1,953 ml)/(25 ml)


= 0,078 N

Pembahasan Hasil Praktikum


Percobaan ini, praktikan bertujuan untuk dapat membuat larutan HCl 0,1 N, dapat
melakukan standarisasi larutan HCl 0,1 N, dapat membuat larutan NaOH 0,1 N, dapat
melakukan standarisasi larutan NaOH 0,1 N, dan dapat melakukan standarisasi cuplikan
(sampel). Penggunaan larutan NaOH dan HCl sendiri didasarkan pada pengertian asidimitri
dan alkalimetri itu sendiri. Asidimetri yaitu analisis secara volumetric dengan larutan standar

basa. Pada percobaan ini HCl distandarisasi dengan Na-Borat. Sedangkan alkalimetri yaitu
analisis secara volumetric dengan larutan standar asam.
Pada

percobaan

ini,

NaOH

distandarisasi

menggunakan

asam

oksalat.

Tujuan dari standarisasi adalah menentukan konsentrasi larutan setepat mungkin, sebab belum
tentu dalam pembuatan HCl dan NaOH didapat normalitas 0,1 N,bisa kurang bisa lebih. Pada
pembuatan larutan asam oksalat 0,1 N diperoleh perhitungan 0,1003 N sebab pada saat
penimbangan padatannya tidak diperoleh tepat 0,63 gr, tetapi 0,632 gr. Begitu juga pada
pembuatan Na-Borat, penimbangannya 1,903 gr seharusnya 1,906 gr, sehingga diperoleh
normalitas sebesar 0,0998 N.
Percobaan pertama yaitu membuat larutan NaOH 0,1 N. NaOH adalah basa kuat yang
dapat larut dalam air, dan biasanya digunakan untuk pembuatan larutan alkali standar, selain
itu harganya juga murah. Tetapi NaOH harus di standarisasai terlebih dahulu karena tidak
satupun dari hidroksida padat ini dapat diperoleh murni, sehingga suatu larutan standar tidak
dapat dibuat dengan melarutkan suatu bobot yang diketahui dalam volume air tertentu. NaOH
sangat higroskopis dan selalu terdapat sejumlah tertentu alkali karbonat dan air.
Pada percobaan ini, NaOH distandarisasi dengan asam oksalat karena agar lebih stabil dengan
adanya 2 valensi pada asam oksalat. Dan untuk mengindikasi adanya perubahan pH maka
digunakan indicator PP. Dengan adanya indicator PP, maka dapat diketahui titik ekivalen
dengan berubahnya warna larutan dari bening menjadi merah muda. Dari hasil percobaan
diketahui bahwa volume NaOH untuk titrasi adalah 23,87 ml sehingga normalitas NaOH hasil
standarisasi yaitu 0,105 N.

Reaksi yang terjadi :


NaOH + (COOH)2 (COONa)2 + 2H2O
Reaksi indicator dengan titrant :
NaOH + In- NaIn- + OH-

Untuk pembuatan larutan HCL 0,1 N dari HCL 37% dalam 100 ml harus diambil
0,83 ml. Standarisasi HCl dengan Na-Borat menggunakan indicator MO (Metil Orange).
Titrasi dihentikan setelah terjadi perubahan warna dari kuning menjadi orange. Terjadinya
perubahan warna merupakan akibat reaksi yang menunjukkan perbedaan pH.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Na2B4O7 + 5 H2O + 2 HCl 2 NaCl + 4 H3BO3

Reaksi indicator dengan titrant :


HCl + In-

Percobaan kedua yaitu menentukan normaitas larutan NaOH 0,1 N dengan asam
oksalat.Pertama,dilakukan terlebih dahulu pengenceran asam oksalat 0,63 gram ke dalam
erlenmeyer 100 ml.Setelah dilakukak pengenceran,selanjutnya dilakukan titrasi dengan
maksud mencari titik ekivalen atau titik akhir titrasi guna standarisasi normalitas larutan
NaOH dengan asam oksalat.titik ekivalen atau titik akhir titrasi selesai dilakukan saat terjadi
perubahan warna.Untuk mengetahui adanya perubahan warna,digunakan indicator PP yang
dicampur pada larutan oksalat.Saat dititrasi,larutan oksalat berwarna jernih dan setelah
dititrasi dengan NaOH,ternyata terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang
menghabiskan volume NaOH sebanyak 24,7 ml. Setelah diperoleh beberapa data,didapat nilai
normalitas oksalat sebesar 0,0999 N.
Percobaan selanjutnya yaitu membuat larutan HCl 0,1 N.dimana akan dibuat larutan
HCl 0,1 N sebanyak 100 ml.Metode yang digunakan sama seperti yang sebelumnya yaitu
dengan pengenceran.Hanya saja pada percobaan yang ketiga ini harus menentukan seberapa
banyak volume HCl pekat yang diperlukan.Untuk melakukan perhitungan,terlebih dahulu
dicari data-data seperti volume HCl yang diambil,berat molekul HCl pekat,massa jenis HCl
pekat ,serta prosen HCl pekat nya.Setelah diperoleh data tersebut,didapat hasil bahwa
diperlukan HCl sebanyak 1,227 ml.
Kemudian dilanjutkan dengan percobaan yang ke empat yaitu Standarisasi larutan HCl
dengan larutan Na2B4O7.Dari percobaan diperoleh data massa Borat sebanyak 1,906 gram
dan berat jenis Borat sebesar 381,37 gr/mol.Setelah dititrasi,diperoleh perubahan warna dari
merah muda menjadi kuning.Percobaan yang terakhir yaitu penentuan larutan sampel 25%
yang diambil 5ml dan diencerkan menjadi 250 ml diambil 10 ml untuk sampelnya dan setelah
dilakukan titrasi ternyata dihabiskan volume NaOH rata sebanyak 12,05 ml.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a)

Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan
c)

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan


e)

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f)

Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi

h) Kesimpulan
i)

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j)

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR
PERTEMUAN

: IX

Hari/Tanggal

: Jumat/23 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis volumetri dengan reaksi redoks

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan


reaksi redoks dan mampu mempraktekan analisis Volumetri dengan
reaksi redoks tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : * Izin

: -

Orang

* Alpa

: 7

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Bahan

Orang

: 38 Orang

- Tabung Reaksi
-

Gelas kimia

Thermometer

- Logam Al

- Rak tabung

- Pipet tetes

- Gelas ukur

- Pemanas

- Logam Fe

- Pb(NO3)2
- H2O2 1 M

Zn(NO3)2

- PbNO3

MnO2 padat

- H2SO4 encer - H2SO4 pekat

FeCl3

- KI 0,1 M

NaOH 2 M

- NaOH padat - MnSO4 1 M

Larutan Kanji 1%

- Aquadest

- KMnO4

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
- Menentukan Beberapa reaksi redoks
Logam Aluminium (Al), Tembaga (Cu), dan Besi (Fe)

Logam Al
Logam Cu
Logam Fe

Al + Pb(NO3)2

bereaksi

Al + Zn(NO3)2

bereaksi

Al + NaNO3

tidak bereaksi

Cu + Pb(NO3)2

tidak bereaksi

Cu + Zn(NO3)2

tidak bereaksi

Cu + NaNO3

tidak bereaksi

Fe + Pb(NO3)2

bereaksi

Fe + Zn(NO3)2

tidak bereaksi

Fe + NaNO3

tidak bereaksi

Masing-masing di masukkan ke dalam larutan Pb(NO3)2, Zn(NO3)2, dan NaNO3.

- Disusun menurut kereaktifannya


C. Hasil Pengamatan
1. DATA PENGAMATAN
1.Beberapa reaksi redoks
No

Pereaksi

Hasil Pengamatan

Keterangan

1. Al + Pb(NO3)2
2. Al + Zn(NO3)2

Ada gelembung gas


Ada gelembung gas

Terjadi reaksi.
Terjadi reaksi

3. Al + NaNO3

Tetap

Tidak terjadi reaksi

4. Cu + Pb(NO3)2

Tetap

Tidak terjadi reaksi

5. Cu + Zn(NO3)2

Tetap

Tidak terjadi reaksi

6. Cu + NaNO3

Tetap

Tidak terjadi reaksi

7. Fe + Pb(NO3)2

Larutan keruh

Terjadi reaksi

8. Fe + Zn(NO3)2

Tetap

Tidak terjadi reaksi

9. Fe + NaNO3

Tetap

Tidak terjadi reaksi

10. H2O2 + MnO2

Ada oksigen dan air

Terjadi reaksi

11. H2O2 + H2SO4

Bening kuning

Terjadi reaksi

Kuning kuning pekat

Terjadi reaksi

H2O2 + H2SO4 +

KI
H2O2 + H2SO4 +

Kuning pekatbiru

KI + larutan kanji lembayung


12. FeCl3 + H2SO4
Kuning kuning pekat
FeCl3 + H2SO4 +

Kuning pekat biru

KI

lembayung

Terjadi reaksi
Terjadi reaksi
Terjadi reaksi

Pembahasan Hasil Praktikum


Reaksi yang disertai dengan pertukaran elektron disebut reaksi oksidasi reduksi atau lebih
pendek disebut reaksi redoks. Redoks sering dihubungkan dengan terjadinya perubahan warna
lebih sering dari pada yang diamati dalam reaksi asam-basa. Reaksi redoks melibatkan
pertukaran elektron dan selalu terjadi perubahan bilangan oksidasi dari dua atau lebih unsur
dari reaksi kimia. .Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom
jika seandainya elektron diberikan kepada atom yang lain yang keelektronegatifannya lebih
besar. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatka hilangnya satu elektron atau lebih dari
dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah
ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh elektron, dan
dalam proses itu zat itu direduksi. Sedangkan reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang
mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu
unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi, suatu
zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi.
Pada percobaan ini, dipelajari beberapa reksi redoks, yakni reaksi dari beberapa logam.
Pada pengamatan yang pertama pencampuran antara larutan Pb(NO3)2 dengan logam Al
terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Pb yang berwarna coklat dimana yang
tereduksi adalah Pb dan yang teroksidasi adalah Logam Al. Selanjutanya pencampuran antara
larutan Zn(NO3)2 dengan logam Al terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan logam Zn,
yang tereduksi adalah Zn dan yang teroksidasi adalah logam Al. Serta reaksi antara
pencampuran larutan Pb(NO3)2 dengan logam Fe terjadi reaksi dengan terbentuknya endapan
logam Pb yang berwarna coklat yang bertibdak sebagai oksidator adalah Zn dan yang
bertindak sebagai reduktor adalah logam Fe. Namun pada pengamatan kali ini, ada beberapa
pencampuran yang tidak menghasilkan reaksi redoks yakni reaksi antara NaNO 3 dengan
logam Al dan logam Fe serta pencampuran antara Zn(NO3)2 dengan logam Fe. Hal ini
disebabkan karena sifat dari beberapa logam pada deret volta. Semakin ke kanan maka logam
tersebut makin mudah tereduksi, semakin ke kiri logam tersebut semakin sulit untuk tereduksi
dengan kata lain lebih mudah untuk melakukan oksidasi. Serta suatu logam hanya dapat
mereduksi logam yang terdapat di sebelah kanannya dalam deret volta hal ini dilihat dari
potensial oksidasi dan reduksinya.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a)

Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan
c)

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan


e)

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f)

Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi


h) Kesimpulan
i)

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j)

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR
PERTEMUAN

:X

Hari/Tanggal

: Sabtu/24 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis volumetri dengan metode permanganometri

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan


metode permanganometri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri
dengan reaksi redoks tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 08.00 12.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : -

Hadir
Alat dan Bahan

Orang

* Izin

: -

Orang

* Alpa

: 7

Orang

: 38 Orang

Alat

- Buret

- Klem

- Statif

- Erlenmeyer

- Pembakar spritus

- Kaki tiga

- Alas kasa

- Pipet volum

- Gelas ukur

- Corong
Bahan

- KMnO4 0,1 N

- H2SO4 4N

- Aquadest

- Asam Oksalat (H2C2O4)

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
Pembakuan larutan standar sekunder kaliumpermanganat (KMnO4)
-

Ditimbang asam oksalat sebanyak 50mg

Ditambahkan 10 mL H2SO4 4N dan 50 mL Aquadest

Dipanaskan sampai mendidih

Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda

Titrasi blanko

- Aquadest sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer


- Ditambahkan 10 ml H2SO4 4N
- Dipanaskan sampai mendidih
- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda

Penetapan kadar asam oksalat

- Sampel Asam oksalat sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer


- Ditambahkan 50 ml Aquadest dan 10 ml H2SO4 4N
- Dipanaskan sampai mendidih
- Dititrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai terbentuk endapan merah muda
3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
DATA PENGAMATAN

A. Pembakuan larutan KMnO4 dan titrasi blanko


Berat Asam Oksalat
(mg)
50
50
Rata-rata

Volume

KmnO4

(ml)

Blanko
(ml)

17,4
17,1
17,25

0,1
0,1
0,1

B. Penentuan kadar sampel


Volume Sampel (ml)
10
10
10
Rata - rata

Volume KmnO4 (ml)


4,7
4,5
4,0
4,4

Perhitungan

Dari tabel data hasil pembakuan larutan KMnO 4 dan titrasi Blanko, bisa dihitung kadar
KMnO4
N KmnO4 =

Berat Asam Oksalat (mg)

V KmnO4 (setelah dikurangi titrasi blanko) x BE Asam Oksalat


I. N KmnO4 = 50 mg / [(17,4 0,1) ml x 63,04 = 0,046 N
II. N KmnO4 = 50 mg / [(17,1 0,1) ml x 63,04 = 0,046 N
NRata rata = (0,046 + 0,046) N / 2 = 0,046 N

Dari tabel data hasil titrasi sampel oleh larutan KMnO4 yang telah dibakukan,
diperoleh perhitungan sebagai berikut:
Vsampel x Nsampel = V KMnO4 x N KMnO4
Nsampel = (V KMnO4 x N KMnO4 ) / Vsampel
4. Nsampel = (4,7 x 0,046) / 10 = 0,02162 N
5. Nsampel = (4,5 x 0,046) / 10 = 0,0207 N
6. Nsampel = (4,0 x 0,046) / 10 = 0,0184 N
NRata-rata = (0,02162 + 0,0207 N +0,0184 N) / 3 = 0,02024 N
Pembahasan Hasil Praktikum
Pada percobaan titrasi reduksi oksidasi Permanganometri ini dilakukan sebanyak 7
kali titrasi, di antaranya 2 kali titrasi pembakuan larutan standar sekunder KMnO4, 2 kali
titrasi blanko pada pembakuan dan 3 kali titrasi penetapan kadar Asam Oksalat
(H2C2O4). Pada titrasi ini, Asam Oksalat ditirasi dalam keadaan panas oleh larutan
KMnO4 yang berwarna ungu pekat. Hal ini dilakukan agar proses untuk mencapai titik
akhir titrasi berlangsung cepat. Namun pada kenyataannya, pada percobaan yang
dilakukan, titik akhir yang normalnya dapat dicapai pada 8 mL 11 mLKMnO4, bisa

tercapai pada 17 mL KMnO4. Proses terbentuknya larutan berwarna merah muda dinilai
terlalu lama. Hal ini terjadi karena larutan dalam Erlenmeyer yang dititrasi KMnO4 tidak
terlalu panas, sehingga reaksi menjadi lambat. Sumber-sumber kesalahan pada titrasi
permanganometri, antara lain terletak pada larutan pentiter KMnO4 pada buret. Apabila
percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena
sinar

akan

terurai

menjadi

MnO2,

sehingga

pada

titik

akhir

titrasi

akan

diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah
rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4dengan Mn2+
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+
Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat
karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4+O2 H2O2+ 2CO2H2O2 H2O + O2
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang
dilaksanakan.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a)

Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan
c)

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan


e)

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f)

Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi


h) Kesimpulan
i)

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j)

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012

7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR
PERTEMUAN

: XI

Hari/Tanggal

: Jumat/30 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis kimia menggunakan metode Iodometri

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan


metode Iodometri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri dengan
reaksi redoks tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita

Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : * Izin

: -

Orang

* Alpa

: 7

Orang

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Orang

: 38 Orang

- Buret

- Klem

- Statif

- Erlenmeyer

- Pembakar spritus

- Kaki tiga

- Alas kasa

- Pipet volum

- Gelas ukur

- aquadest

- asam asetat

- Corong
Bahan

- aluminium foil
- asam sulfat 10 %

- CuSO4.5H2O - indicator kanji

- kertas perkamen

- KI

- larutan baku Na2S2O3 0,1067N,

- Vitamin C
- larutan baku I2 0,0960N

- tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
Pembuatan larutan baku Iodin 0,1 N

Ditimbang dengan teliti 12,7 Iodin dalam botol timbang

Dimasukkan ke dalam gelas piala.

Ditimbang 18 g KI dan dilarutkan dalam 50 mL air suling.

Ditambahkan ke dalam gelas piala yang berisi 12,7 g Iodin, diaduk hingga semua
iodine larut.

Dipindahkan ke dalam labu ukur, cukupkan volumenya hingga 1000 mL, lalu
dihomogenkan.

Simpan dalam botol tertutup dan berwarna coklat pada tempat yang gelap

Standarisasi larutan Iodin 0,1 N dengan As2O3

Timbang seksama 150 mg As2O3 murni, pindahkan ke dalam gelas piala 400 mL.
Dilarutkan dalam 20 mL NaOH 0,1 N dengan sedikit pemanasan.
Diencerkan dengan 40 mL air suling
Ditambahkan 2 tetes jingga metil dan ditetesi dengan HCl hingga larutan berubah warna
dari kuning menjadi jingga.
Ditambahkan 2 g Natrium Karbonat dan ditambahkan 50 mL air suling.
Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dititrasi dengan larutan Iodin hingga warna biru
yang stabil.
Diulangi perlakuan 2 kali lagi.
Dihitung normalitas larutan Iodin tersebut.(Tiap mL Iodin 0,1 N setara dengan 49,96 mg
As2O3 )

Pembuatan larutan baku Na2S2O3 0,1 N


Dilarutkan 25 g Kristal Natrium Tiosulfat pentahidrat ke dalam 1000 mL air yang baru
saja didihkan dan didinginkan.
Ditambahkan 0,2 g Natrium karbonat sebagai pengawet dan simpan dalam sebuah botol
yang bersih

Standarisasi larutan Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7


Ditimbang secara triplo kalium bikromat murni dan kering masing-masing 200 mg, dan
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL.
Dilarutkan dengan 100 mL air suling dan ditambahkan 4 mL asam sulfat pekat.
Ditambahkan 2 g Natrium karbonat, aduk perlahan-lahan.
Ditambahkan 5 g Kalium Iodida yang dilarutkan dalam 5 mL air. Tutup Erlenmeyer
sekitar 3 menit.
Diencerkan dengan air hingga 200 mL.
Dititrasi dengan Natrium tiosulfat sampai warna kuning dari kuning dari Iodium hampir
hilang.
Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dilanjutkan titrasi hingga warna biru hilang. Warna
terakhir akan berwarna hijau zamrud jernih.

Penetapan kadar CuSO4.5H2O secara Iodometri


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Ditimbang sampel CuSO4.5H2O 40 mg lalu dilarutkan dalam 25 mL aquadest kemudian
ditambahkan 3 mL asam asetat.

Ditambahkan KI sebanyak 500 mg


Dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,1067 N hingga berubah warna menjadi kuning
pucat.
Ditambahkan beberapa tetes indicator kanji
Dititrasi lagi dengan Na2S2O3 hingga berubah warna menjadi biru tepat hilang.
Dihitung kadar CuSO4.5H2O
3. Hasil Pengamatan
Data Pengamatan
Sampel
CuSO4.5H2O
+ KI

Berat sampel
0,1572
0,5031

Volume Titran
6
3

Perubahan
Kuning pucat
Biru tepat hilang

Perhitungan
Mg rek sampel = Mg rek larutan baku
Mg/BE = V.N
Mg = V. N. BE
= 6.0,1067.249,68
= 159,84 mg
= 0,1598 g
% kadar

= Berat praktek / Berat teori100%


= 0,1598 / 0,1572 100 %
= 101,65 %

Pembahasan Hasil Praktikum


Iodometri adalah cara analisa volumetric secara tidak langsung untuk zat-zat reduktor
seperti garam besi (III), tembaga (II) dimana zat-zat oksidator ini direduksi lebif dahulu
dengan KI, dan iodin yang dihasilkan dalam jumlah yang setara dititrasi kembali dengan
larutan baku Na2S2O3.
Dalam praktikum iodimetri, sampel yang ditentukan kadarnya adalah CuSO 4.5H2O
dengan metode titrasi tidak langsung. Langkah awal dalam percobaan ini yaitu ditimbang
sebanyak 0,1572 g lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan asam
asetat 2 mL, kemudian ditambahkan 2 mL KI 0,5031 g .
Penambahan ini dengan maksud untuk membebaskan ion Iodida dari KI sehingga
penambahan ini dapat bereaksi dengan asam sulfat yang dibebaskan dari cuprii sulfat.
Selain itu juga penambahan asam asetat untuk yaitu untuk memberi suasana asam pada
larutan tersebut. Selanjutnya pada sampel CuSO4.5H2O ini yang bersifat oksidator kuat
akan direduksi dengan kalium iodida berlebihan. Setelah itu dititrasi dengan
Na2S2O3 0,0987 N sampai larutan berwarna kuning pucat. Adapun penambahan indikator
kanji harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi, agar amilum tidak membungkus
Iod dan menyebabkan sangat sukar lepas kembali. Hal ini akan berakibat warna biru sulit

lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Setelah penambahan indikator kanji,
lalu dititrasi kembali dengan larutan baku NaS2O3 sampai larutan menjadi bening.
Adapun alasan dilakukan titrasi kembali, yakni :
1.

Ketika I2 masih banyak, otomatis ketika penambahan langsung dengan indikator kanji
maka akan menyebabkan ikatan yang terbentuk menjadi sukar untuk terlepas.

2.

Dengan iod memberi sesuatu yang kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga
kanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi.

4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.

d. Isi Laporan meliputi :


a)

Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan
c)

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan


e)

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f)

Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi


h) Kesimpulan
i)

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j)

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR
PERTEMUAN

: XII

Hari/Tanggal

: Sabtu/31 Desember 2011

Materi Praktek

: Analisis kimia menggunakan metode Iodimetri

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan


metode Iodimetri dan mampu mempraktekan analisis Volumetri dengan
reaksi redoks tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 08.00 12.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : -

Hadir
Alat dan Bahan
Alat

Orang

* Izin

: -

Orang

* Alpa

: 7

Orang

: 38 Orang

- Buret

- Klem

- Statif

- Erlenmeyer

- Pembakar spritus

- Kaki tiga

- Alas kasa

- Pipet volum

- Gelas ukur

- aquadest

- asam asetat

- Corong
Bahan

- aluminium foil
- asam sulfat 10 %

- CuSO4.5H2O - indicator kanji

- kertas perkamen

- KI

- larutan baku Na2S2O3 0,1067N,

- Vitamin C
- larutan baku I2 0,0960N

- tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.

Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.
2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku Iodin 0,1 N


Ditimbang dengan teliti 12,7 Iodin dalam botol timbang
Dimasukkan ke dalam gelas piala.
Ditimbang 18 g KI dan dilarutkan dalam 50 mL air suling.
Ditambahkan ke dalam gelas piala yang berisi 12,7 g Iodin, diaduk hingga semua
iodine larut.
Dipindahkan ke dalam labu ukur, cukupkan volumenya hingga 1000 mL, lalu
dihomogenkan.
Simpan dalam botol tertutup dan berwarna coklat pada tempat yang gelap

Standarisasi larutan Iodin 0,1 N dengan As2O3


Timbang seksama 150 mg As2O3 murni, pindahkan ke dalam gelas piala 400 mL.
Dilarutkan dalam 20 mL NaOH 0,1 N dengan sedikit pemanasan.
Diencerkan dengan 40 mL air suling
Ditambahkan 2 tetes jingga metil dan ditetesi dengan HCl hingga larutan berubah
warna dari kuning menjadi jingga.
Ditambahkan 2 g Natrium Karbonat dan ditambahkan 50 mL air suling.
Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dititrasi dengan larutan Iodin hingga warna biru
yang stabil.
Diulangi perlakuan 2 kali lagi.
Dihitung normalitas larutan Iodin tersebut.(Tiap mL Iodin 0,1 N setara dengan 49,96
mg As2O3 )

Pembuatan larutan baku Na2S2O3 0,1 N


Dilarutkan 25 g Kristal Natrium Tiosulfat pentahidrat ke dalam 1000 mL air yang baru
saja didihkan dan didinginkan.
Ditambahkan 0,2 g Natrium karbonat sebagai pengawet dan simpan dalam sebuah
botol yang bersih

Standarisasi larutan Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7


Ditimbang secara triplo kalium bikromat murni dan kering masing-masing 200 mg,
dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL.
Dilarutkan dengan 100 mL air suling dan ditambahkan 4 mL asam sulfat pekat.
Ditambahkan 2 g Natrium karbonat, aduk perlahan-lahan.
Ditambahkan 5 g Kalium Iodida yang dilarutkan dalam 5 mL air. Tutup Erlenmeyer
sekitar 3 menit.
Diencerkan dengan air hingga 200 mL.
Dititrasi dengan Natrium tiosulfat sampai warna kuning dari kuning dari Iodium
hampir hilang.
Ditambahkan 3 mL larutan kanji dan dilanjutkan titrasi hingga warna biru hilang.
Warna terakhir akan berwarna hijau zamrud jernih.

Penetapan kadar Vitamin C secara Iodometri


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Ditimbang sampel Vitamin C 40 mg lalu dilarutkan dalam 20 mL aquadest.
Dititrasi dengan larutan baku I2 0,5048N hingga berubah warna menjadi kuning pucat.
Ditambahkan beberapa tetes indicator kanji
Dititrasi lagi dengan I2 hingga berubah warna menjadi biru tepat hilang.
Dihitung kadar Vitamin C.

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


DATA PENGAMATAN

Pembakuan I2

Vol I2
10 ml
10 ml
Rata rata

Volume Na2S2O3
11ml
10,2ml
10,6ml

Perhitungan
V1 . N
10. N1

= V2 . N2
= 10,6 . 0,4762.

N1

= 0,5048N (I2)

Pembakuan Na2S2O3
Vol K2Cr2O7
10 ml
10 ml
Rata rata

Volume Na2S2O3
2,2ml
2ml
2,1ml

Perhitungan
V1 . N1
10 .0,1

= V2 .N2
= 2,1 . N2

N2

= 0,4762 N (Na2S2O3)

Penentuan kadar sampelVit C


Berat Sampel
0,4gr
0,4gr
Rata-rata

Volume I2
11,2ml
11ml
11,1ml

Perhitungan
% kadar Vitamin C yaitu :
% Kadar = V (ml) x N x BE x 100 %
Bs
% Kadar = 11,1 ml x 0,5048 N x 0,008806

x 100%

0,4 g
% Kadar = 123,3 %
Pembahasan Hasil Praktikum
Iodimetri merupakan metoda titrasi atau volumetri yang pada penentuan atau
penetapan berdasar pada jumlah I2 (iodium) yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk
dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida (I-).
Dalam praktikum iodimetri, sampel yang ditentukan kadarnya adalah Vitamin C
dengan metode titrasi langsung. Langkah awal dalam percobaan ini yaitu ditimbang
sebanyak 0,4 g lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan 100 ml air
bebas karbon dioksida dan 25 ml asam sulfat encer. titrasi dengan larutan baku Iodium
0,5048 N menggunakan indikator kanji. Titrasi dihentikan ketika warna biru oleh
kompleks iodium-amilum(kanji) terlepas sehingga berubah warna dari warna biru tua
hingga bening.
Pada titrasi iodometri-iodimetri terdapat banyak sekali kesalahan yaitu pada saat
titik akhir tercapai dan kadar yang didapat.hal ini dikarenakan:
1.

Sifat I2 yang mudah menguap,sehingga sangat tidak stabil

2.

Larutan kanji mudah terurai oleh bakteri

3.

Pada saat pengenceran sampel,sampel terlalu encer sehingga sulit menentukan titik
akhir
Jadi pada titrasi iodometri-iodimetri titrasi harus benar-benar tertutup dan perlu

diperhatikan perlakuan terhadap larutan pentiter maupun zat yang di titer.


4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a)

Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan
c)

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan


e)

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f)

Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi


h) Kesimpulan
i)

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j)

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR
PERTEMUAN

: XIII

Hari/Tanggal

: Jumat/6 Januari 2012

Materi Praktek

: Analisis kimia menggunakan metode Argentometri secara Mohr

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan


metode Argentometri secara Mohr dan mampu mempraktekan analisis
Volumetri dengan reaksi redoks tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 13.00 18.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : -

Hadir
Alat dan Bahan

Orang

* Izin

: -

Orang

* Alpa

: 7

Orang

: 38 Orang

Alat

- Buret

- Klem

- Statif

- Erlenmeyer

- Pembakar spritus

- Kaki tiga

- Alas kasa

- Pipet volum

- Gelas ukur

- Corong
Bahan

- aluminium foil - aquadest


- NaCl

- AgNO3

- indikator K2CrO4

- tissue

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku AgNO3,1 N


Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume
Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4
Dititrasi dengan larutan AgNO3
Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata
Dilakukan secara duplo

Penentuan kadar sampel

Dilakukan pengenceran sampel

Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4

Dititrasi dengan larutan AgNO3

Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata

Dilakukan secara duplo

3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


DATA PENGAMATAN
Pembakuan larutan AgNO3
Volume NaCl

Volume AgNO3

10 ml

13,5 ml

10 ml

13 ml

Rata- rata

13,25 ml

V1 x N1
10 x 0,03

= V2 x N2
= 13,5 x N2

0,0222 = N2
V1 x N1

= V2 x N2

10 x 0,03

= 13 x N2

0,0230 = N2
Kadar AgNO3 = 0,0222 + 0,0230 = 0,0226 N
2
Penentuan Kadar Sampel
Volume Sampel
10 ml
10 ml
10 ml
Rata-rata
V1 x N1

= V2 x N2

10 x N1

= 20,8 x 0,0226

N1

= 0,047008

V1 x N1

= V2 x N2

10 x N1

= 22,5 x 0,0226

N1

= 0,05085

Volume AgNO3
20,8 ml
22,5 ml
23 ml
22,1 ml

V1 x N1

= V2 x N2

10 x N1

= 23 x 0,0226

N1

= 0,05198

Kadar sampel

= 0,047008 + 0,05085 + 0,05198


3
= 0,149838 / 3
= 0,049946 N

Pembahasan Hasil Praktikum


Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai
indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk
endapan putih.
Argentometri merupakan analisis volumetri berdasarkan atas reaksi pengendapan
dengan menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga diartikan sebagai cara
pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar Ag+ itu sendiri dari reaksi
terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.
Larutan AgNO3 dan larutan NaCl, pada awalnya masing-masing merupakan larutan
yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambah dengan garam natrium bikarbonat
yang berwarna putih, larutan tetap jernih tidak berwarna, dan garam tersebut larut dalam
larutan. Penambahan garam ini dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam ataupun
terlalu basa, atau dapat dikatakan garam ini sebagai buffer. Larutan kemudian berubah
menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang merupakan indikator.
Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan berwarna putih yang
merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO 3, sementara jumlah
AgNO3 masih ada, maka AgNO3kemudian bereaksi dengan indikator K2CrO4 membentuk
endapan Ag2CrO4 yang berwarna krem.
Dalam titrasi ini, titrasi perlu dilakukan secara cepat dan pengocokan harus juga
dilakukan secara kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO yang menyebabkan titik akhir
titrasi menjadi sulit tercapai.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok

b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.
c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a) Judul Percobaan
b) Tujuan Percobaan
c) Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan
d) Alat dan Bahan yang digunakan
e) Cara Kerja/ Prosedur Kerja
f)

Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi


h) Kesimpulan
i)

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j)

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH ILMU KIMIA DASAR
PERTEMUAN

: XIV

Hari/Tanggal

: Sabtu/7 Januari 2012

Materi Praktek

: Analisis kimia menggunakan metode Argentometri secara Volhard

Tujuan Praktek

: Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip analisis Volumetri dengan


metode Argentometri secara Volhard dan mampu mempraktekan analisis
Volumetri dengan reaksi redoks tersebut.

Metode

: Praktek, diskusi hasil/pembahasan dan penugasan.

Waktu: 08.00 12.00 Wita


Tingkat/Semester

: Tingkat I B / I (Satu)

Jumlah Kelompok

: 8 Kelompok

Jumlah Mahasiswa

: Kontrak

: 45 Orang

Tidak Hadir * Sakit : -

Hadir
Alat dan Bahan

Orang

* Izin

: -

Orang

* Alpa

: 7

Orang

: 38 Orang

Alat

- Buret

- Klem

- Statif

- Erlenmeyer

- Pembakar spritus

- Kaki tiga

- Alas kasa

- Pipet volum

- Gelas ukur

- Corong
Bahan

- aluminium foil - aquadest


- NaCl

- AgNO3

- indikator K2CrO4

- tissue.

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1.

Persiapan
Materi praktek Diberikan pada mahasiswa satu minggu sebelum praktek dilaksanakan.
Jadwal dan petugas praktek dibagi oleh Instruktur praktek meliputi petugas bagi bahan,
bagi alat dan kebersihan sebelum praktek dan sesudah praktek.
Instruktur membuat permintaan bahan dan dimasukkan kebagian keuangan tiga hari
sebelum praktek dimulai.
Sebelum praktek dimulai instruktur memeriksa kelengkapan praktek mahasiswa meliputi:
Baju Praktek Laboratorium, Papan Nama, Embling, Alas Kaki dan Buku Panduan
Praktek (Modul).
Pembagian bahan praktek untuk tiap kelompok dilakukan oleh petugas pembagi bahan
yang diawasi oleh instruktur praktek.
Kebersihan ruangan praktek dilaksanakan sebelum dan sesudah praktek yang dilakukan
oleh petugas kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan lantai dalam dan luar,
kebersihan alat-alat dan meja kerja.

2. Pelaksanaan Praktek
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Pembuatan larutan baku AgNO3,1 N


Dipipet 10 ml larutan standar NaCl menggunakan pipet volume
Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan 1 ml indikator K2CrO4
Dititrasi dengan larutan AgNO3
Dikocok kuat menjelang titik akhir sampai terbentuk endapan merah bata
Dilakukan secara duplo

Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur


Ditimbang 1 gram garam dapur
Dilarutkan dengan air suling, dimasukkan dalam labu takar 100 ml dan impitkan
sampai tanda batas
Dipipet 25ml larutan contoh dan dimasukkan ke dalam labu takar 100ml.

Ditambahkan 50 ml AgNO3 0,1 M encerkan sampai tanda batas.


Dikocok sampai homogen dan disaring
Dipipet air saringan 50 ml, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
Dibubuhi 10 ml HNO3 4 ml dan 5 ml indikator Fe3+
Kelebihan AgNO3 dititras dengan larutan standar KSCN 0,1 M
Dilakukan secara duplo
3. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
DATA PENGAMATAN
Dik : N AgNO3

= 0,1 N

V NaCl

= 25 ml

Percobaan 1
Hasil dari percobaan 1 didapatkan V AgNO = 3,2 ml
Percobaan 2
Hasil dari percobaan 2 didapatkan V AgNO = 3,2 ml
Maka V rata-rata

= (3,2+3,2) / 2

= 3,2 ml
Maka N NaCl adalah
V1.N1 = V2. N2
3,2 . 0,1 = 25 N2
N2 = (3,2 . 0,1) / 25
N2 = 0,0128
N2 = 1,28 X 10-2 N
Jadi N NaCl = 1,28 X 10-2 N
Pembahasan Hasil Praktikum
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai
indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk
endapan putih.
Argentometri merupakan analisis volumetri berdasarkan atas reaksi pengendapan
dengan menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga diartikan sebagai cara
pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar Ag+ itu sendiri dari reaksi
terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.
Larutan AgNO3 dan larutan NaCl, pada awalnya masing-masing merupakan larutan
yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambah dengan garam natrium bikarbonat
yang berwarna putih, larutan tetap jernih tidak berwarna, dan garam tersebut larut dalam
larutan. Penambahan garam ini dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam ataupun
terlalu basa, atau dapat dikatakan garam ini sebagai buffer. Larutan kemudian berubah
menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang merupakan indikator.

Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan berwarna putih yang
merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO 3, sementara jumlah
AgNO3 masih ada, maka AgNO3 kemudian bereaksi dengan indikator K2CrO4 membentuk
endapan Ag2CrO4 yang berwarna krem.
Dalam titrasi ini, titrasi perlu dilakukan secara cepat dan pengocokan harus juga
dilakukan secara kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO yang menyebabkan titik akhir
titrasi menjadi sulit tercapai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Parameter-parameter yang penting adalah:
1. Temperatur: Kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur. Kadangkala endapan yang
baik terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan dilakukan penyaringan terhadap larutan panas
karena pengendapan dipengaruhi oleh faktor temperatur.
2. Sifat pelarut: Garam-garam anorganik lebih larut dalam air. berkurangnya kelarutan di
dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasr pemisahan dua zat.
3. Efek

ion

sejenis:

Kelarutan

enddapan

dalam

air

berkurang

jika

larutan

tersebut mengandung satu ion-ion penyusun endapan, sebab pembatasan Ksp. Baik kation
maupun anion yang ditambahkan, mengurangi konsentrasi ion penyusun endapan sehingga
endapan garam bertambah. Suatu endapan umumnya lebih dapat larut dalam air mumi
daripada dalam suatu larutan yang mengandung salah satu ionendapan. Pentingnya efek ion
sejenis dalam mengendapkan secara lengkap dalam analisis

kuantitatif akan tampak

dengan mudah.
Dalam mencuci endapan di mana susut karena melarut mungkin cukup berarti. Dapatlah
digunakan suatu ion sejenis dalam cairan pencuci untuk mengurangi kelarutan. Ion itu harus
juga ion dari zat pengendap, dan tentu saja bukan ion yang sedang diselidiki. 4. Efek ion-ion
lain: Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam larutan terdapat garam-garam
yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai efek garam netral atau efek aktivitas.
Semakin kecil koef sien aktivitas dari dua buah ion, semakin besar hasil kali konsentrasi
molar ion-ion yang dihasilkan.
4. Pengaruh hidrolisis: jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan
perubahan (H+). Kation dari spesies gararn mengalami hidrolisis sehingga menambah
kelarutannya.
5. Pengaruh kompleks: Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fimgsi konsentrasi zat
lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut.
Reaksi yang menghasilkan endapan dapat dimanfaatkan untuk analisissecara titrasi jika
reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir dapat dideteksi. Beberapa reaksi
pengendapan berlangsung lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh.
4. Laporan Praktikum
a. Setiap praktikan di tugaskan untuk membuat laporan :
1. Laporan Individu
2. Laporan Kelompok
b. Laporan Individu disusun pada kertas quarto, ditulis tangan dan dimasukkan sebelum
praktikum selanjutnya dimulai.

c. Laporan Kelompok diketik pada kertas HVS ukuran quarto yang mencakup keseluruhan
materi yang di praktekkan dan dimasukkan setelah seluruh kegiatan praktikum selesai.
d. Isi Laporan meliputi :
a)

Judul Percobaan

b) Tujuan Percobaan
c)

Dasar teori yang berkaitan dengan percobaan

d) Alat dan Bahan yang digunakan


e)

Cara Kerja/ Prosedur Kerja

f)

Data Hasil Pengamatan

g) Pembahasan/Perhitungan dan persamaan reaksi


h) Kesimpulan
i)

Kemungkinan Kesalahan yang ada dalam percobaan

j)

Daftar Pustaka

5. Kebersihan ruangan sesudah praktek


Alat dan ruangan praktek dibersihkan dan ditata kembali oleh mahasiswa petugas
sesudah praktek.
6. Anggaran
Anggaran yang digunakan bersumber dari dana DIPA 2012
7. Penugasan
Pembuatan laporan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan format yang ada.

Anda mungkin juga menyukai