Anda di halaman 1dari 3

[377]

21 Oktober 2004

LIMA MENIT SAJA


Landasan IMAn untuk MENIngkatkan Taqwa SAmbil bekerJA

- MANUSIA MONYET Oleh: H. Ferry Nur S.Si.

Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orangorang yang melanggar di antaramu pada hari
Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka:
"Jadilah kamu kera yang hina".
(QS. Al-Baqarah:65)
Manusia monyet adalah manusia yang memiliki
perangai dan sikap seperti monyet. Tidak berbeda
dengan monyet yang ada di hutan atau yang
dipelihara oleh manusia seperti di kebun binatang.
Walaupun secara penampilan manusia tersebut
tidak memiliki bulu yang lebat yang menutupi
seluruh tubuhnya, berpenampilan necis, memakai
jas dan dasi dalam setiap pertemuan. Akan tetapi
segala sifat dan perilaku monyet terdapat pada
dirinya.
Ada beberapa perilaku monyet yang perlu
diketahui agar jangan sampai kita termasuk dalam
kelompok manusia monyet, di antara perilaku dan
sifat monyet itu adalah sebagai berikut:
Pertama adalah licik, monyet sangat terkenal
dengan kelicikannya. Dalam pergaulan dengan
sesama monyet atau dengan binatang lainnya,
monyet selalu ingin menang sendiri dengan
menggunakan segala macam cara, tidak
mengindahkan lagi norma-norma yang berlaku di
tengah masyarakat, asal maksud dan tujuan dapat
tercapai semua aturan dilabraknya, bahkan
monyet tidak lagi memperdulikan halal-dan
haram. Ketika melakukan pendekatan dengan
pihak tertentu untuk maksud dan tujuan yang akan
diraih, sering memberikan janji-janji yang aduhai,
janji yang menggiurkan, setelah itu tipu
muslihatnya yang beraksi sehingga menimbulkan
kekecewaan yang berat bagi orang yang telah
menolongnya.

tetapi jika masih terlihat makanan ada di


dekatnya, tanpa pertimbangan lagi langsung
disikatnya untuk disantap. Bahkan monyet tidak
pilih-pilih buah untuk disantap, terkadang buah
yang masih muda pun juga disikatnya, termasuk
juga kacang, jagung, ubi milik petani. Sehingga
monyet
sering
membuat
keresahan
di
masyarakatnya.
Ketiga adalah mementingkan diri sendiri, monyet
ketika telah berhasil di dalam pemenuhan
kebutuhannya akan lupa dengan teman, bahkan
ketika sudah mendapatkan makanan yang banyak
dan posisi yang tinggi di pucuk dahan, monyet
akan selalu bergoyang-goyang kesenangan
dihembus angin sepoi-sepoi sambil menikmati
pisang yang ada di tangannya. Teman-teman
monyet yang melihat tingkah laku monyet di
pucuk dahan yang sedang asyik dengan
kesenangannya mengharapkan kepeduliannya
agar membantu monyet-monyet yang ada di
bawah, akan tetapi monyet yang di atas sudah
lupa diri, bagaikan kacang lupa akan kulitnya,
sehingga kalaupun memberi, hanya kulit pisang
yang dilemparkan ke bawah sedangkan isinya
sudah dimakan terlebih dahulu.
Keempat adalah minta perhatian, monyet dalam
setiap aktivitasnya selalu ingin diperhatikan,
sehingga monyet selalu berpindah-pindah tempat,
terbang dari suatu ranting ke ranting lainnya
bahkan berpindah dari satu pohon ke pohon
lainnya dan untuk menarik perhatian sering
menggunakan kata-kata yang tidak jelas bahkan
berteriak ke sana ke mari.
Monyet Dalam Al-Quran
Kata qiradatan, bentuk tinggalnya (single) adalah
qirdun yang artinya monyet, dapat kita temui di
dalam Al-Quran pada tiga tempat yaitu: surat AlBaqarah/2:65; surat Al-Maaidah/5:60; dan surat
Al-Araaf/7:168. Untuk lebih jelasnya kita lihat
firman Allah tersebut:

Kedua adalah rakus, monyet sangat rakus dan


tamak terhadap makanan, walaupun di mulut dan
di tangannya sudah penuh dengan makanan, akan
Ummat Muslim yang dimuliakan Allah:
Setiap Muslim berkewajiban untuk berdakwah sesuai dengan kemampuannya. Kesempatan kita saat ini untuk turut
berdakwah adalah menyampaikan pesan ini kepada rekan, keluarga dan saudara kita yang belum mengetahuinya (hej)

[377]

21 Oktober 2004

LIMA MENIT SAJA


Landasan IMAn untuk MENIngkatkan Taqwa SAmbil bekerJA

Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orangorang yang melanggar di antaramu pada hari
Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka:
"Jadilah kamu kera yang hina". (QS. AlBaqarah/2:65)

Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan


kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi
Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan
dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang
dijadikan kera dan babi dan (orang yang)
menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk
tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
(QS. Al-Maaidah/5:60)

Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap


apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami
katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang
hina. (QS. Al-A'raaf/7:166)
Ketiga ayat di atas bercerita tentang orang-orang
Yahudi yang dikutuk menjadi kera yang hina,
disebabkan mendurhakai perintah Allah. Mereka
telah melanggar perjanjian untuk menghormati
hari Sabtu dan tidak bekerja pada hari itu. Lalu
mereka mengakali Tuhan dan mencari-cari alasan
supaya dapat menangkap ikan yang justru hanya
muncul pada hari Sabtu, yaitu dengan cara
memasang jala, kail dan perangkap pada hari
Jumat sehingga ikan-ikan itu tidak dapat
melepaskan diri pada hari Sabtu tersebut.
Kemudian mereka akan mengambilnya pada
malam Ahad/Minggu sebagai alasan bahwa
mereka tidak menangkapnya pada hari Sabtu.
Padahal praktek penangkapannya justru mereka
lakukan pada hari Sabtu itu karena banyaknya
ikan yang muncul ke permukaan telah membuat
mereka melupakan larangan Allah. Oleh karena

itu Allah mengubah mereka menjadi monyet yang


hina.
Manusia Makhluq yang Mulia
Manusia merupakan makhluq yang mulia karena
iman dan taqwanya kepada Allah, apabila iman
dan taqwanya mengalami degradasi (penurunan
derajat) karena melakukan kemaksiatan dan dosa
serta tidak malu kepada Allah, maka
kedudukannya akan hina bahkan lebih hina dari
binatang. Hal ini dijelaskan Allah dalam AlQuran:

Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab


dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka
Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu
adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. AlBayyinah/98:6)

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka


Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka
mempunyai
hati,
tetapi
tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai. (QS. AlA'raaf/7:179)
Mengapa orang-orang Yahudi dikutuk oleh Allah
sebagai monyet yang hina? Karena kelakuan
bangsa Yahudi serupa dengan kelakuan monyet,
bahkan lebih hina dari monyet yang
sesungguhnya.
Oleh karena itu sebagai manusia yang beriman
kepada Allah dan Al-Quran sudah seharusnya
mengambil sikap tegas terhadap kebiadaban

Ummat Muslim yang dimuliakan Allah:


Setiap Muslim berkewajiban untuk berdakwah sesuai dengan kemampuannya. Kesempatan kita saat ini untuk turut
berdakwah adalah menyampaikan pesan ini kepada rekan, keluarga dan saudara kita yang belum mengetahuinya (hej)

[377]

21 Oktober 2004

LIMA MENIT SAJA


Landasan IMAn untuk MENIngkatkan Taqwa SAmbil bekerJA

orang-orang Yahudi Zionis Israel, yang telah


membantai kaum Muslimin di Palestina
khususnya anak-anak yang tidak berdosa. Kita
tidak dapat bersikap netral dengan arogansi dan
kezhaliman yang telah dipertunjukkan zionis
Israel. Kita punya hati nurani, kita punya
perasaan, kita punya iman. Oleh karena itu wajib
bagi kita mengutuk dengan keras tanpa ada
perasaan takut, ini merupakan wujud dari iman
yang melekat dalam diri seorang mumin. Allah
berfirman:

Telah dila`nati orang-orang kafir dari Bani Israil


dengan lisan Daud dan `Isa putera Maryam. Yang
demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan
selalu melampaui batas. (QS. Al-Maaidah/5:78)

Wujud dari sikap tegas kita adalah tidak


mendukung setiap gerakan zionis Israel, apalagi
masuk bergabung ke dalam yayasannya, yang
mempunyai program menggusur pemukiman
Ummat Islam Palestina. Dan janganlah kita
membelanjakan uang/harta kita kepada produkproduk Yahudi/Israel, karena setiap dollar
keuntungan mereka akan mereka gunakan untuk
membeli peluru yang akan diarahkan ke Muslimin
Palestina. Ironis memang, terkadang umat Islam
sendiri yang membiayai musuh-musuh Islam
dalam usahanya untuk merusak umat Islam di
belahan bumi lain.
Orang tua kita pernah memberi nasehat, Bergaul
kamu dengan penjual minyak wangi, maka akan
wangi juga badanmu. Bergaul kamu dengan
pandai besi, maka akan panas dan hitam
badanmu. Nasihat tersebut dapat ditambah,
Bergaul kamu dengan manusia monyet
(Zionisme), maka monyet juga kamu jadinya.
Wallahu alam

Ummat Muslim yang dimuliakan Allah:


Setiap Muslim berkewajiban untuk berdakwah sesuai dengan kemampuannya. Kesempatan kita saat ini untuk turut
berdakwah adalah menyampaikan pesan ini kepada rekan, keluarga dan saudara kita yang belum mengetahuinya (hej)

Anda mungkin juga menyukai