Anda di halaman 1dari 40

PENEGAKAN DIAGNOSIS

PENYAKIT KULIT
Azkya Noor Fadhilla S
2010 031 0098
Pembimbing :
Dr. Lucky Sp.KK

Untuk menegakan diagnosis penyakit kulit, beberapa faktor


harus dilihat secara komprehensif, karena penyakit
kulit bukan hanya terletak pada satu faktor.
Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang cermat dan
teliti. Selain harus mengetahui anatomi, fisiologi,
histopatologi dan imunologi kulit, pengetahuan tentang
epidemiologi dan jenis efloresensi kulit sangat diperlukan
untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Cara pendekatan yang komprehensif ini dikumpulkan dalam
suatu himpunan data tentang riwayat perjalanan penyakit
yang dikenal sebagai status penyakit penderita (SPP)
SPP mencakup anamnesis, pemeiksaan fisik (umum dan
spesifik), pemeriksaan laboratorium (umum dan spesifik),
tes-tes khusus, resume (ringkasan), anjuran pemeriksaan,
diagnosis kerja, diagnosis banding, prognosis dan
pengawasan perjalanan penyakit.

PENDAHULUAN

Penegakan Diagnosis
Penyakit Kulit

ANAMNESIS

1.
2.
3.

Identifikasi penderita
Keluhan utama : keluhan yang mendorong penderita meminta
pertolongan medis
Perjalanan penyakit
. Sejak kapan mulai sakit (berapa hari, minggu bulan)
. Bagaimana dan berupa kelainan apa pada awalnya (merahmerah, bintik-bintik, luka, dsb)
. Dimana pertama kali kelainan timbul (kaki, kepala, wajah,
anggota gerak)
. Apakah menjalar/tidak, atau hilang timbul
. Apakah gatal, sakit, atau bagaimana
. Apakah keluar cairan/kering
. Obat yang telah digunakan, bagaimana pengaruh obat
tersebut, apakah penyakit membaik, memburukatau
menetap

ANAMNESIS

Mengenai keluarga harus ditanyakan


Sosio-ekonomi keluarga, jumlah anggota
keluarga, cara hidup, penyakit dalam keluarga
atau pada ondividu di sekitarnya
Apakah timbulnya penyakit berkaitan dengan
suatu sebab, misalnya akibat pekerjaan, luka-luka
akibat benda tertentu, hubungan dengan musim,
atau akibat suatu faktor dalam lingkungan

Cont.

1.
2.

3.
4.

5.

Menurut Fitzpatrick, 2003


Keluhan utama
RPS
. Onset (when)
. Tempat predileksi lesi (where)
. Gejala yang menyertai, gatal atau nyeri
. Pola penyebaran lesi (evolusi) (how)
. Perkembangan atau perubahan lesi, sejak muncul pertama kali sampai
saat pemeriksaan (how)
. Faktor pencetus (panas, dingin, paparan sinar matahari,
kelelahan/olahraga, riwayat bepergian, riwayat minum obat,
kehamilan, musim)
Riwayat pengobatan yang sudah dilakukan
Gejala sistemik atau prodormal yang mendahului atau menyertai. Pada
penyakit akut dapat disertai gejala demam, menggigil, kelemahan, nyeri
kepala dan sendi, penyakit kronis dapat disertai gejala lesi, anoreksia,
penurunan berat badan.
Riwayat penyakit dahulu (penyakit sistemik atau kulit), rawat inap, alergi
khususnya alergi obat, pengobatan yang diterima selama ini, riwayat
atopi (asma, rhinitis alergika, eksim), kebiasaan merokok,
penyalahgunaan obat, alkohol)

ANAMNESIS

Penegakan Diagnosis
Penyakit Kulit

PEMERIKSAAN
FISIK

Sinar

lampu putih atau sinar matahari


Kaca pembesar
Senter (lampu putih)
Sarung tangan (bila diperlukan)
Alat pemeriksaan sensitivitas lesi
(jarum/kapas kering/ballpoint)

SARANA
Pemeriksaan Status Dermatologi

Keadaan

umum
Tanda vital (nadi, suhu, respirasi
Status dermatovenerologi
Lokalisasi kelainan
a. Regional : r. fasialis, r. torakalis, r. abdominalis
b. Dengan regio relatif : 1/3 proksimal ektremitas
inferior kiri, 1/3 tengah lengan kanan, dll
Pada pemeriksaan lokalisasi tersebut dicari
efloresensi atau ruam kulitnya
Ada 2 jenis ruam kulit :
1.
Ruam kulit primer
2.
Ruam kulit sekunder

PEMERIKSAAN FISIK

Ruam Kulit Primer

Makula : perubahan warna kulit tanpa perubahan bentuk, seperti


pada tinea versikolor, morbus Hansen.
Eritema : makula yang berwarna merah, seperti pada dermatitis,
lupus eritematous.
Papula : penonjolan padat di atas permukaan kulit, berbatas tegas,
berukuran <0,5 cm
Nodula : sama seperti papula tetapi diameter berukuran >0,5 cm.
Vesikula : gelembung yang berisi cairan serosa dengan diameter
<0,5 cm, misalnya pada varisela, herpes zooster.
Bula : vesikel dengan diameter >0,5 cm, misal pada pemfigus, luka
bakar. Jika vesikel/bula berisi darah disebut vesikel/bila hemoragik. Jika
bula berisi nanah disebut bula purulen.
Pustula : vesikel berisi nanah, seperti pada variola, varisela, psoriasis
pustulosa.
Urtika : peninjolan di atas permukaan kulit akibat edema setempat
dan dapat hilang perlahan-lahan, misalnya pada dermatitis
medikamentosa, dan gigitan serangga
Tumor : penonjolan di ats permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan
sel maupun jaringan tubuh.
Kista : peninjolan di atss permukaan kulit berupa kantong yang berisi
cairan serosa atau padat atau setengah padat, seperti pada kista

Ruam Kulit Sekunder

Skuama
Skuama

:: pelepasan
pelepasan lapisan
lapisan tanduk
tanduk dari
dari permukaan
permukaan kulit.
kulit. Dapat
Dapat berupa
berupa sisik
sisik
halus
halus (TV),
(TV), sedang
sedang (dermatitis)
(dermatitis) atau
atau kasar
kasar (psoriasis).
(psoriasis). Skuama
Skuama dapat
dapat berwarna
berwarna
putih
(psoriasis),
coklat
(TV),
atau
seperti
sisik
ikan
(iktiosis)
putih (psoriasis), coklat (TV), atau seperti sisik ikan (iktiosis)

Krusta
Krusta :: onggokan
onggokan cairan
cairan darah,
darah, kotoran,
kotoran, nanah,
nanah, dan
dan obat
obat yang
yang sudah
sudah
mengering
mengering di
di atas
atas permukaan
permukaan kulit,
kulit, misalnya
misalnya impetigo
impetigo krustosa,
krustosa, dermatitis
dermatitis
kontak.
kontak. Krusta
Krusta dapat
dapat berwarna
berwarna hitam
hitam (nekrosis),
(nekrosis), merah
merah (asal
(asal darah)
darah) atau
atau coklat
coklat
(asal
(asal darah,
darah, nanah,
nanah, serum)
serum)

Erosi
Erosi :: kerusakan
kerusakan kulit
kulit sampai
sampai stratum
stratum spinosum.
spinosum. Kulit
Kulit tampak
tampak menjadi
menjadi dan
dan
keluar
keluar cairan
cairan serosa,
serosa, misalnya
misalnya dermatitis
dermatitis kontak.
kontak.

Ekskoriasi
Ekskoriasi :: kerusakan
kerusakan kulit
kulit sampai
sampai ujung
ujung stratum
stratum papilaris,
papilaris, sehingga
sehingga kulit
kulit
tampak
tampak merah
merah disertai
disertai bintik-bintik
bintik-bintik perdarahan.
perdarahan. Ditemukan
Ditemukan pada
pada dermatitis
dermatitis
kontak
kontak dan
dan ektima.
ektima.

Ulkus
Ulkus :: kerusakan
kerusakan kulit
kulit (epidermis
(epidermis dan
dan dermis)
dermis) yang
yang memiliki
memiliki dasar,
dasar, dinding,
dinding, tepi
tepi
dan
dan isi.
isi. Misal
Misal ulkus
ulkus tropikum,
tropikum, ulkus
ulkus durum.
durum.

Rhagaden
Rhagaden :: belahan-belahan
belahan-belahan kulit
kulit kulit
kulit dengan
dengan dasar
dasar yang
yang sangat
sangat kecil/dalam
kecil/dalam
misal
misal pada
pada keratoskisis,
keratoskisis, keratodermia.
keratodermia.

Parut
Parut (sikatriks)
(sikatriks) :: jaringan
jaringan ikat
ikat yang
yang menggantikan
menggantikan epidermis
epidermis dan
dan dermis
dermis yang
yang
sudah
hilang.
Jaringan
ikat
ini
dapat
lebih
cekung
dari
kulit
sekitarnya
(sikatriks
sudah hilang. Jaringan ikat ini dapat lebih cekung dari kulit sekitarnya (sikatriks
atroi),
atroi), dapat
dapat lebih
lebih menonjol
menonjol (sikatriks
(sikatriks hipertrofi),
hipertrofi), dan
dan dapat
dapat normal
normal (eutrofi/luka
(eutrofi/luka
sayat).
Sikatriks
tampak
licin,
garis
kulit
dan
adneksa
hilang.
sayat). Sikatriks tampak licin, garis kulit dan adneksa hilang.

Keloid
Keloid :: hipertrofi
hipertrofi yang
yang pertumbuhannya
pertumbuhannya melampaui
melampaui batas
batas

Abses
Abses :: kantong
kantong berisi
berisi nanah
nanah di
di dalam
dalam jaringan.
jaringan. Misalnya
Misalnya abses
abses bartholini,
bartholini, abses
abses
banal.
banal.

Likentifikasi

: penebalan kulit sehingga gars-garis lipatan/relif kulit tampak


lebih jelas, seperti pada prurigo, neurodermatitis.
Guma : kerusakan kulit yang destruktif, kronik, dengan penyebaran serpiginosa.
Misal pada sifilis gumosa.
Hiperpigmentasi : penimbunan pigmen berlebihan sehingga kulit tampak
lebih hitam dari sekitarnya. Misal pada penderita melasma dan pascainflamasi.

Efloresensi Khusus
Kanalikuli

: saluran-saluran pada stratum korneum, yang timbul sejajar dengan


permukaan kulit, seperti pada skabies
Milia (=white head) : penonjolan di atas permukaan kulit berwarna putih yang
ditimbulkan oleh penyumbatan saluran kelenjar sebasea, seperti pada akne
sistika.
Komedo (=black head) : bintik-bintik hitam yang timbul akibat proses iksidasi
udara terhadap sekresi kelenjar sebasea di permukaan kulit, seperti pada akne.
Eksantema : ruam yang timbul serentak dalam waktu singkat dan tidak
berlangsung lama, biasanya didahului demam, seperti pada demamberdarah.
Roseola : eksantema lentikular berwarna merah tembaga seperti pada sifilis
dan frambusia
Purpura : perdarahan di dalam.di bawah kulit yang tampak kemerahan, dan
tidak hilang pada penekanan kulit, seperti dermatitis medikamentoa.

1. Ukuran
.Miliar

: sebesar kepala jarum pentul


.Lentikular : sebesar kacang hijau-jagung
.Numular : sebesar uang logam seratus rupiah
.Plakat : lebih besar dari uang logam seratus rupiah

2. Gambaran
.Linear : seperti

garis lurus
.Sirsinar/anular : seperti lingkaran
.Arsinar : menyerupai bulan sabit
.Polisiklik : menyerupai bunga/bentuk pinggiran yang
sambung menyambung
.Korimbiformis : jika efloresensi besar dikelilingi
efloresensi kecil (hen and chicken configuration)

Sifat-Sifat Efloresensi

3.

Bentuk
. Bundar (impetigo)
. Lonjong (pitiriasis rosea)
. Serpiginosa (sifilis stadium III)
. Herpetiformis (dermatitis herpetiformis)
. Konfluen (jika beberapa efloresensi bergabung menjadi satu efloresensi besar
(variola))
. Iris Formis (menyerupai iris, bentuk bulat/lonjong, bagian tengah putih/hitam)

4.

Lokalisasi dan Penyebaran


.Solitar : jika hanya satu lesi (ulkus durum)
.Multipel : jika lesi banyak (varisela)
.Regional : menyerang satu regio (prurigo, urtikaria)
.Diskrit : lesi-lesi terpisah satu dengan yang lain (ektima)
.Simetris : mengenai kedua belahan badan yang sama (dermatitis
medikamentosa)
.Bilateral : menyerang kedua belahan badan (varisela, variola)
.Unilateral : menyerang separuh badan (herpes zoster)
.Universal : Jika seluruh tubuh terkena (MH lepromatosa)
.Generalisata : jika seluruh/hampir seluruh tubuh (eritoderma)

Sifat-Sifat Efloresensi

Penegakan Diagnosis
Penyakit Kulit

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

Untuk memastikan diagnosis harus ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium dan


pemeriksaan spesifik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan ialah:
1.Pemeriksaan DR, feses dan kemih, serta kimia darah
2.Pemeriksaan sediaan apus basah seperti pemeriksaan terhadap hifa (dengan KOH 10%),
trikomonas (NaCl 0,9%).
3.Pemeriksaan sekret/bahan-bahan dari kulit dengan pewarnaan khusus, seperti Gram
(bakteri), Ziehl Nelsen (basil tahan asam), Gentian Violet (virus), mikroskop lapangan
gelap (spiroketa), pemeriksaan cairan gelembung (menghitung eosinofil) dan pemeriksaan
sel Tzanck.
4.Pemeriksaan serologik untuk sifilis, frambusia.
5.Pemeriksaan dengan sinar Wood terhadap infeksi jamur kulit.
6.Pemeriksaan terhadap alergi : uji gores, tetes, tempel, tusuk, dan uji suntik.
7.Pemeriksaan histopatologi

Penegakan Diagnosis
Penyakit Kulit

RINGKASAN

Merupakan ringkasan anamnesis, pemeriksaan fisik


dan pemeriksaan laboratorium yang menunjang ke
arah diagnosis. Tidak perlu mengulang semua cukup
fokus pada hal-hal yang menunjang diagnosis.

Penegakan Diagnosis
Penyakit Kulit

DIAGNOSIS
BANDING

Berdasarkan hasil pemeriksaan spesifik dan ringkasan,


dipikirkan beberapa penyakit yang mempunyai
perjalanan/gejala/tanda serta hasil pemeriksaan
laboratorium yang hampir sama, dan ini dicatat dalam
diagnosis banding.

Penegakan Diagnosis
Penyakit Kulit

DIAGNOSIS
KERJA

Merupakan diagnosis yang


kemungkinannya paling besar.

Penegakan Diagnosis
Penyakit Kulit

PEMERIKSAAN
ANJURAN

Merupakan pemeriksaan yang masih perlu


dilakukan untuk menyokong atau
mempertajam diagnosis kerja yang telah
ditegakkan.

PENATALAKSANAAN
Penegakan Diagnosis
Penyakit Kulit

Semua tindakan yang diperlukan untukmengurangi penderitaan dan


untuk menghindari rekurensi penyakit. Dalam hal ini ada pengobatan
umum yang bertujuan mengurangi rekurensi dan pencegahan
selanjutnya. Sedangkan pengobatan khusus adalah semua tindakan
yang berguna untuk mengobati/mengurangi penderitaan yang kini
dialami, dapat berupa pemberian obat-obat sistemik maupun topikal.

PROGNOSIS
Penegakan Diagnosis
Penyakit Kulit

Memperkirakan perjalanan akhir penyakit.

Penegakan Diagnosis
Penyakit Kulit

PENGAWASAN
LANJUTAN

Memperhatikan perjalanan penyakit serta


hasil pengobatan atau tindakan yang telah
dilakukan.

Azkya Noor Fadhilla S


2010 031 0098
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
RSUD SALATIGA
2015

Anda mungkin juga menyukai