Anda di halaman 1dari 63

Kewarganegaraan/Kewiraan

BAHAN AJAR

Pendidikan kewarganegaraan
(k e w i r a a n)

OLEH:
DRS. M. KASIM, M.M.
Materi ini mengacu kepada SAP Dikti Tahun 2012

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
SAMARINDA
2013

Kewarganegaraan/Kewiraan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SK. DIRJEN DIKTI No.43/DIKTI/KEP/2006
POKOK BAHASAN
1. KEWARGANEGARAAN
1.1. PENGERTIAN
1.2. LANDASAN ( DASAR HUKUM)
1.3. HAK KEWAJIBAN WARGA NEGARA
1.4. HAM
a. PENGERIAN HAM
b. SEJARAH HAM
c. HAM DI INDONESIA
d. HAM DIBIDANG KESEHATAN
1.5. DEMOKRASI
a. PENGERTIAN
b. DEMOKRASI MENURUT UUD. 45
c. OTODA
1.6. WANUS
a. DASAR PEMIKIRAN DAN PENGERTIAN
b. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
c. UNSUR-UNSUR DASAR
d. IMPLEMENTASI
1.7. TANNAS
a. LATAR BELAKANG DAN LANDASAN
b. RUANG LINGKUP
c.PENGARUH HAM, DEMOKRASI DAN LINGKUNGAN HIDUP
TERHADAP TANNAS
d. PENGARUH TANNAS TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA DAN
BERNEGARA
1.8. POLSTRANAS
a. PENGERTIAN
b. POLITIK STRATEGI NASIONAL INDONESIA
c. IMPLEMENTASI POLSTRANAS
1.9. HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
2. PANCASILA
2.1. LANSDASAN PEND.PANCASILA
2.2. PEMBAHSAN PS. SECARA ILMIAH
2.3. PENGERTIAN PS.
2.4. SEJARAH PERJUANGAN BGS.INDO.
2.5. PROKLAMASI & KEMERSDEKAAN
2.6. PEMBUKAAN UUD.45
2.7. HAKEKAT PEMBUKAAN UUD.45
2.8. PENGERTIAN & KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD.45
2.9. FUNGSI & PEMB.UUD.45
2.10.HUB.PEMB.UUD.45 DGN BATANG TUBUH PS.& PROKLAMASI
17 AGUSTUS 45
2.11.UUD.45
2.12.HUKUM DASAR
2

Kewarganegaraan/Kewiraan

2.13.KONSTITUSI
2.14.STRUKTUR PEMERINTAHAN
2.15.HUB.ANTARA LEMBAGA NEGARA
2.16.DINAMIKA PELAKS.UUD.45
2.17.PS SBG.SISTEM FILSAFAT
2.18.RUMUSAN SILA-SILA PS.
2.19.KESATUAN SILA-SILA SBG.SUATU SISTEM FILSAFAT
2.20.PENGERTIAN NILAI,NORMA,& MORAL
2.21.PS.SBG. NILAI DASAR FUNDAMENTAL
2.22.MAKNA NILAI SETIAP SILA PS.
2.23.PS. SBG.SISTEM IDEOLOGI BGS.
2.24.PS.SBG PARADIGMA DLM PEMB.
2.25.PS. SBG.PARADIGMA REFORMASI
2.26.AKTUALISASI PS.
BAHAN RUJUKAN
1. ABDUL GANI, RUSLAN, 1998 : PS & REFORMASI, MAKALAH, SEMINAR
NASIONAL, KAGMA, YOGYAKARTA.
2. KAELAN, 2004, PEND. PS.,PARADIGMA, YOGYAKARTA
3. LEMBAGA PERTAHAN NASIONAL, 2000, PEND.KEWARGANEGARAAN,
LEMHAMNAS RI.
4. SURADINATA, ERMAYA, HUKUM DASAR GEOPOLITIK & GEOSTRATEGI
DLM.RANGKA KESATUAN NKRI, JAKARTA, 2005
5. THALIB DAHLAN, 1994 PS.YURIDIS KENEGARAAN, YOGYAKARTA.
6. IKATAN DOSEN KEWARGANEGARAAN SULAWESI, MAKASSAR, 2002
7. KAELAN, PEND.KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI
PARADIGMA YOGYAKARTA, 2007
8. UU NO.39/1999 TTG.HAM, FARMANA BANDUNG, 2006
9. UU NO.12/2006 TTG.KEWARGANEGARAAN RI, FARMANA
BANDUNG,2006
TUJUAN PEND.KEWARGANEGARAAN
BERDASARKAN KEPUTUSAN DIRJEN DIKTI NO.43/DIKTI/KEP/2006
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DIRUMUSKAN DLM VISI &
MISI & KOMPETENSI SBB :
VISI :
PEND. KEWARGANEGARAAN ADL.MERUPAKAN SUMBER NILAI &
PEDOMAN DLM PENGEMBANGAN & PENYELENGGARAAN PROGRAM
STUDI, GUNA MENGANTARKAN MAHASISWA MEMANTAPKAN
KEPRIBADIANNYA SBG MANUSIA SEUTUHNYA. HAL INI BERDASARKAN
PD SUATU REALITAS YG DIHADAPI, BHW MAHASISWA ADL.SBG
GENERASI BGS YG HRS MEMILIKI VISI INTELEKTUAL, RELEGIUS
BERKEADABAN, BERKEMANUSIAAN & CINTA TANAH AIR & BGS

Kewarganegaraan/Kewiraan

MISI :
UTK MEMBANTU MAHASISWA MEMANTAPKAN KEPRIBADIAANNYA,
AGAR SECARA KONSISTEN MAMPU MEWUJUDKAN NILAI-NILAI DASAR
PS, RASA KEBANGSAAN & CINTA TANAH AIR DLM MENGUASAI,
MENERAPKAN & MENGEMBANGKAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI
& SENI DGN RASA TANGGUNG JAWAB & BERMORAL
KOMPETENSI :
OLEH KRN ITU KOMPETENSI YG DIHARAPKAN MAHASISWA ADL.:UTK
MENJADI ILMUAWAN & PROFESIONAL YG MEMILIKI RASA
KEBANGSAAN & CINTA TANAH AIR, DEMOKRATIS, BERKEADABAN,
SELAIN ITU KOMPETENSI YG DIHARAPKAN AGAR MAHASISWA MENJADI
WARGA NEGARA YG MEMILIKI DAYA SAING, BERDISIPLIN,
BERPARTISIPASI AKTIF DLM MEMBANGUN, KEHIDUPAN YG DAMAI
BERDASARKAN SISTEM PS.
LANDASAN :
LANDASAN ILMIAH :
SETIAP ILMU HARUS MEMPUNYAI SYARAT-SYARAT ILMIAH YAITU
MEMPUNYAI OBJEK, METODE, SISTEM & UNIVERSAL
OBJEK MATERIAL : PEND.KEWARGANEGARAAN ADL.SEGALA HAL YG
BERKAITAN DGN WARGANEGARA YG MELIPUTI WAWASAN, SIKAP &
PERILAKU WARGANEGARA DLM KESATUAN BGS & NEG.
OBJEK FORMA : HUB.WARGANEGARA DGN NEGARA & SEGI
PEMBELAAN NEGARA
LANDASAN HUKUM :
1. UUD.45
PEMB.UUD.45 ALINEA KE 2 & KE 4, YG MEMUAT CITA-CITA, TUJUAN &
ASPIRASI BGS.INDO TTG KEMERDEKAAN. PASAL 27 (1) SEGALA
WARGANEGARA BERSAMAAN KEDUDUKANNYA DI DLM HUKUM &
PEMERINTAHAN PASAL 27 (3) TIAP WARGANEGARA BERHAK & WAJIB
IKUT SERTA DLM UPAYA PEMBELAAN NEGARA
PASAL 31 (1) TIAP WARGANEGARA BERHAK MENDAPATKAN PENGAJARAN
2. KETETAPAN MPR NO. II/MPR/1999 TTG GBHN
3. UU NO.20 THN 1982 TTG KETENTUAN POKOK PERTAHANAN
KEAMANAN NEG.RI.
4. UU NO. 20 THN 2003, TTG SISDIKNAS
5. SK DIRJEN DIKTI NO.43/DIKTI/KEP/2006 TTG RAMBU-RAMBU
PELAKS.MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK) DI
PERGURUAN TINGGI

PENDAHULUAN
4

Kewarganegaraan/Kewiraan
Dewasa ini wacana pendidikan demokrasi melalui jalur pendidikan formal maupun
nonformal banyak diperbincangkan lewat tulisan di media massa maupun forumforum diskusi dan seminar. Bahkan uji coba pendidikan demokrasi yang dimodifikasi
dalam bentuk civic education (pendidikan kewarganegaraan) telah mulai dilakukan di
tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan perguruan tinggi. Sementara
pendidikan demokrasi lewat jalur informal sudah banyak diprakarsai oleh organisasi
organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah serta ormas
keagamaan sejenis lainnya.
Fenomena ini tidak lepas dari pengaruh trend civic education di negara-negara yang
telah maju dalam berdemokrasi seperti Amerika, Inggris, Australia, dan negaranegara di Eropa. Gejala ini setidaknya merupakan indikator akan semakin besarnya
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya demokrasi sebagai sebuah nilai dan
mekanisme hidup bersama sesama warganegara. Sejalan dengan momentum transisi
menuju demokrasi seperti ini dianggap sebagai kesempatan paling baik untuk
membangun demokrasi di Indonesia.
Berbarengan dengan kesadaraan tersebut, demokrasi yang seharusnya menjadi
sesuatu yang biasa-biasa saja bagi masyarakat dapat menjadi hal yang sangat
mewah tanpa upaya untuk mewujudkannya.
Asumi ini tidaklah berlebihan bila dikaitkan dengan warisan tradisi tidak demokratis
yang ditinggalkan kekuasaan masa lalu. Artinya sebagai sebuah pilihan terbaik
demokrasi harus dibiasakan dan di transformasikan, khususnya bagi generasi muda
melalui jalur pendidikan demokrasi yang dikemas dalam bentuk program civic
education.
Program ini diharapkan dapat memberikan bekal serta pengalaman berdemokrasi
kepada generasi muda, sehingga mereka mampu menyemaikan landasan kultural
bagi perwujudan masyarakat sipil Indonesia yang cerdas dan kritis terhadap berbagai
persoalan bangsa dan negara (smart, good and critical citizenship).
Pendidikan Demokrasi di Perguruan Tinggi
Pendidikan dinilai banyak pakar demokrasi merupakan media paling tepat untuk
mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Menengok pengalaman beberapa negara
Barat yang telah maju dalam berdemokrasi, kepedulian terhadap masa depan
demokrasi mereka diwujudkan melalui program pengintegrasian pendidikan

Kewarganegaraan/Kewiraan
demokrasi ke dalam pelajaran pendidikan kewargaan (civic education) dalam
pendidikan formal di sekolah dan perguruan tinggi.
Inggris misalnya sejak 1997 telah melakukan program pendidikan kewargaan yang
mereka namakan democratic citizenship yang diadakan oleh lembaga pendidikan
warga negara demokratis, the Education for Democratic Citizenship (EDC).
Program serupa dijumpai pula di Amerika, Kanada, Australia dan sejumlah negara
Eropa dengan nama yang berbeda namun memiliki kesamaan tujuan yakni
bagaimana menjadikan demokrasi sebagai kultur dan mekanisme bermasyarakat
warganegara mereka. Civic education bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia. Pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah pendidikan demokrasi Indonesia itu
dirumuskan dalam bermacam model dan nama.
Model pertama dikenal dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang
diajarkan sejak 1975. Mata pelajaran ini kemudian pada 1994 diganti dengan
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Sedangkan untuk
jenjang perguruan tinggi pendidikan kewargaan tersebut di kenal dengan nama mata
kuliah pendidikan Kewiraan dan Pancasila.
Sayangnya bila dikaitkan dengan realitas sosial-politik sekarang ini, agenda nasional
pendidikan kewarganegaraan itu lebih tepat dikatakan telah mengalami kegagalan.
Tindakan tidak demokratis dengan cara kekerasan masih banyak dilakukan oleh
sebagian besar masyarakat.
Politik pengerahan massa akar rumput masih dominan dijadikan modus politik oleh
sebagian elit politik. Perilaku serupa terjadi pula di kalangan generasi muda dalam
bentuk tawuran sesama pelajar dan bentrokan fisik antara aparat keamanan dengan
mahasiswa. Kenyataan seperti ini merupakan salah satu indikator kegagalan dari
pendidikan kewarganegaraan yang selama ini dilakukan.
Bertolak dari kenyataan tersebut dan peluang memanfaatkan era transisi menuju
demokrasi seperti saat ini, reformasi pendidikan kewargaan nasional sudah
mendesak dilakukan.
Sebagaimana banyak kalangan menilai, bahwa dalam konteks wacana global tentang
demokrasi dan trend civic education serta semangat reformasi di Indonesia, kedua
model pendidikan kewarganegaraan nasional di atas dianggap kurang sejalan lagi

Kewarganegaraan/Kewiraan
dengan dua tuntutan refromasi yakni penegakan demokrasi dan Hak Asasi Manusia
(HAM).
Mempertimbangkan peran strategis mahasiswa sebagai penggerak demokratisasi,
reformasi substantif dan metodologis pendidikan kewarganegaraan mendesak
dilakukan tarhadap mata kuliah pendidikan Kewiraan dan Pancasila di perguruan
tinggi. Hal ini penting dilakukan mengingat mahasiswa sebagai komponen vital dari
gerakan reformasi merupakan aset paling potensial dan strategis bagi proses
transformasi demokrasi Indonesia kini dan mendatang.
Menurut Azyumardi Azra (2001), setidaknya terdapat tiga faktor mengapa pendidikan
kewarganegaraan nasional dalam beragam bentuknya mengalami kegagalan.
Pertama, menyangkut substantif, PPKn, mata kuliah Pancasila dan Kewiraan tidak
disiapkan sebagai materi pendidikan demokrasi dan kewargaan. Kedua, menyangkut
strategi pembelajaran mata pelajaran dan kedua Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)
bersifat indoktrinatif, regimentatif, monologis dan tidak partisipatif.
Ketiga, ketiga subjek tersebut lebih bersifat teoritis daripada praksis. Walhasil hasil
pembelajaran ketiga model pendidika kewargaan produk Orde Baru itu lebih tepat
dianalogikan dengan ungkapan klasik jauh panggang dari api ; kurang menyentuh
realitas yang berkembang di masyarakat lokal maupun internasional.
Kebijakan Baru Semangat Lama Kebijakan nasional terbaru tentang pendidikan
kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi Depdiknas N0. 267/DIKTI/Kep/2000. Keputusan ini lahir sebagai respon
pemerintah terhadap perkembangan situasi politik pasca kejatuhan Orde Baru.
Namun patut disayangkan, sekalipun keputusan ini lahir di era reformasi, tetapi
secara substansial belum menampakkan pergeseran paradigma hubungan antara
negara dan warganegara secara signifikan. Masih kuatnya semangat pendekatan
keamanan (security approach) dapat dicermati pada bunyi pasal 5 keputusan
tersebut.
Menurut pasal tersebut materi pendidikan kewarganegaraan meliputi empat pokok
bahasan yaitu: pengantar pendidikan kewarganegaraan, wawasan nusantara,
ketahanan nasional, dan politik dan strategi nasional. Sekalipun materi demokrasi
dan HAM dijadikan salah satu unusr dari pokok bahasan yang pertama, nampaknya
sampai saat ini pihak pemerintah belum merealisasikannya dengan sungguh-sungguh

Kewarganegaraan/Kewiraan
dalam bentuk kurikulum yang sejalan dengan tuntutan reformasi dan penegakan
HAM.
Kuatnya paradigma lama yang lebih mengedapankan kontrol negara (state) atas
warga negara dalam keputusan itu dapat pula dicermati pada pernyataan pasal 7
tentang evaluasi belajar MKDU yang sudah diperbaharui itu. Menurut pasal tersebut,
evaluasi belajar dinyatakan dengan kalimat, dilakukan dengan cara yang
memungkinkan terdeteksinya perkembangan sikap tingkah laku mahasiswa. Dari
redaksi pasal ini nampaknya nuansa militeritsik masih begitu kental bersembunyi
dibalik kebijakan tersebut.
Pendidikan Kewarganegaraan Model Baru Usaha sosialisasi demokrasi di Indonesia
melalui jalur pendidikan formal nampaknya masih membutuhkan jalan panjang.
Reformasi orientasi pendidikan kewarganegaran sudah semestinya dilakukan baik
peraturan, paradigma, materi maupun pelaksanannya di lapangan. Orientasi
pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk mengembangkan sikap
demokratis dan daya kritis peserta didik selayaknya di jadikan common plat-form
para pengambil kebijakan pendidikan nasional. Kesamaan pandangan ini selanjutnya
dapat ditungkan kedalam penyusunan kurikulum yang sejalan dengan semangat dan
tuntutan demokrasi.
Dalam tataran reformasi metodologi pengajarannya, pendekatan belajar yang
berpusat pada mahasiswa (learner-centered) sudah waktunya di terapkan pada
perkuliahan mata kuliah pendidikan kewarganegaraan mendatang. Menurut Jhon
Dewey, tokoh pendekatan belajar ini, mazhab pendekatan ini memusatkan perhatian
pada kemampuan analisis mahasiswa terhadap pengetahuan dan pemahaman yang
mereka miliki, dan (dosen) mengarahkannya untuk belajar mandiri dan bertanggung
jawab terhadap apa yang mereka pelajari.
Sealur dengan pendekatan ini, pembelajaran pendidikan kewargaan mestilah
berlangsung dalam suasana demokratis. Selama perkuliahan berlangsung dosen
dituntut mampu menciptakan suasana kelas yang dinamis, kritis dan
menyenangkan.
Pandangan selama ini bahwa dosen sebagai satu-satunya sumber pengetahuan sudah
waktunya ditinggalkan. Pemahaman kadaluarsa ini harus segera diubah melalui
pembelajaran yang demokratis dimana dosen berperan sebagai fasilitator dan
pemacu atau motivator dinamika kelas. Untuk mewujudkan ini semua, rasa empati

Kewarganegaraan/Kewiraan
terhadap beragam pandangan mahasiswa merupakan sesuatu yang harus dimiliki
dosen atau siapa saja yang peduli dengan pendidikan demokrasi.
Bersandar pada pendekatan pengajaran di atas, pengembangan pendidikan
kewarganegaraan di tingkat perguruan tinggi mendatang diharapkan mampu
menjadikan kampus sebagai rahim bagi lahirnya civic cultur dan persemaian
masyarakat beradab (civilized citizen). Tentunya semangat ini harus diawali oleh
keprihatinan semua pihak, khususnya praktisi pendidikan akan nasib dan masa depan
demokrasi di negeri ini.
Sejarah perjalanan panjang bangsa Indonesia dimulai era sebelum dan selama
penjajahan, kemudian dilanjutkan pada era perebutan dan mempertahankan
kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan akan menimbulkan kondisi
dan tuntutan yang berbeda sesuai zamannnya. Perbedaan dan kondisi serta tuntutan
yang berbeda tersebut ditanggapi bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai
yang senantiasa tumbuh dan berkembang berdasarkan nilai perjuangan bangsa.
Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan,
yang akhirnya sebagai pondasi kekuatan dalam proses terwujudnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Semangat perjuangan bangsa Indonesia yang tidak mengenal menyerah terbukti
dengan diproklamasikannya NKRI pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaaan itu
tidak terlepas dari anugrah Tuhan YME dan dilandasi rasa iman untuk rela berkorban.
Nilai-nilai perjuangan bansa Indonesia dalam perjuangan fisik baik dalam merebut,
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan telah mengalami pasang surut sesuai
dinamika kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Semangat perjuangan
bangsa yang telah dilakukan dalam perjalanannya mengalami penurunan pada titik
yang kritis, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap sendi kehidupan dalam
berbangsa dan bernegara, hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh globalisasi.
Dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan menyongsong masa depan yang lebih
baik, harus dilakukan perjuangan non fisik sesuai dengan bidangnya masing-masing
dengan perjuangan yang dilandasi oleh nilai- nilai perjuangan bangsa Indonesia,
sehingga kita tetap memiliki wawasan dan kesadaran sikap dan prilaku yang cinta
tanah air dan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam
wadah NKRI.

Kewarganegaraan/Kewiraan
Perjuangan non fisik tersebut memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi seluruh
warga Negara dengan melalui pendidikan kewrganegaraan.
1.1.Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
a.Dasar Pemikiran
Semangat dan jiwa yang tertuang dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 1945
(antara lain pasal 30), serta pengalaman perjuangan bangsa Indonesia untuk
menjamin tetap tegaknya NKRI selama lebih dari setengah abad telah menumbuhkan
tekad dan keyakinan bangsa Indonesia serta merupakan suatu hal yang tak
terelakan, bahwa kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia.
Semangat demikian inilah yang tersirat dalam pasal 30 UUD 1945 yang menegaskan
bahwa Tiap-tiap warganegara Indonesia berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan Negara. Rumusan pasal 30 UUD 1945 ini mengandung makna adanya
semangat semangat demakratisasi dalam penyelenggaraan pembelaan Negara.
Dekratisasi dalam bidang aspek-aspek kehidupan bangsa, mempersyaratkan tiap-tiap
warganegara memiliki kesadaran akan hak dan kewajibannya itu. Namun demikian
disadari bahwa kesadaran warganegara terhadap hak dan kewajibannya itu tidak
dibawa sejak lahir, tetapi harus ditanamkan, ditumbuhkan serta dikembangkan yaitu
melalui upaya sosialisasi.
Sosialisasi adalah upaya memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada
seseorang agar ia dapat melaksanakan peranannya dalam kehidupan social tertentu.
Upaya sosialisasi yang terbaik adalah melalui pendidikan. Berdasarkan pada
pemikiran demikian itu, pendidikan kewiraan sebagai upaya untuk menumbuh
kembangkan kesadaran hak dan kewajiban warganegara dalam bela Negara
dimasukan dalam kurikulum pendidikan tinggi.
b.Pendidikan Kewiraan
1. Pengertian, tujuan/sasaran Pendidikan kewiraan
Istilah pendidikan pada hakekatnya dari masa kemasa sejalan dan sederhana
dinyatakan merupakan usaha sadar untuk mengciptakan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa datang.
Istilah kewiraan berdasarkan pada kata Wira yang nmengandung beberapa arti
seperti patriot, pahlawan, satria, perkasa dan berani.
Atas dasar itu dirumuskanlah pengertian pendidikan kewiraan adalah usaha sadar
untuk menciptakan warganegara (sumber calon pemimpin bangsa) melalui kegiatan
bimbingan, bagi peranannya untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan

10

Kewarganegaraan/Kewiraan
Negara menuju kejayaannya.
Tujuan/sasarannya ialah terbentuknya sarjana Indonesia yang mencintai tanah
airnya, memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia yang tinggi, memiliki
keyakinan yang tinggi terhadap pancasila sebagai dasar dan ideology serta siap dan
rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
Melalui pendidikan kewiraan ini diharapkan warganegra Indonesia memiliki sikap
mental yang meyakini hak dan kewajiban serta tanggung jawab sebagai warganegara
yang rela berkorban untuk membela bangsa dan Negara serta kepentingan
nasionalnya.
2. Landasan Hukum
Pendidikan kewiraan dimasukan dalam kurikulum Pendidikan Tinggi berdasarkan
keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Menteri Pertahanan
Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia melalui surat
keputusan nomor : 022/U/1973-kep/B/43/XII/1973 tanggal 8 desember 1973
tentang Penyelenggaraan pendidikan kewiraan. Namun realisasi dari surat keputusan
bersama tersebut baru terwujud pada tahun akademik 1974/1975, berdasarkan
keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No.0228/U/1974 tanggal 2 oktober
1974. Undang-undang yang melandasi kerjasama Menteri Hankam dan Menteri
Dikbud pada waktu itu ialah UU No.22 tahun 1954 tentang Perguruan Tinggi.
Dengan terbitnya UU No.20 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok
pertahanan keamanan Negara, hal-hal yang berkaitan dengan Pendidikan kewiraan
diakomodasikan dalam UU itu sebagai berikut
1.Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) adalah Pendidikan dasar bela Negara
guna menumbuhkan kecintaan kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan
bernegara, kerelaan berkorban untuk Negara serta memberikan kemampuan awal
bela Negara
2.PPBN sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional
3.PPBN diselenggarakan guna memasyarakatkan upaya bela Negara serta
menegakkan hak dan kewajiban warganegara dalam bela Negara
4.PPBN wajib ikut oleh setiap warga Negara dan dilaksanakan secara bertahap yaitu :
a.Tahap awal pada Pendidikan Dasar sampai menengah Atas dan dalam gerakan
b. Tahap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan
Dengan terbitnya UU No.20 tahun 1982 itu, Penyelenggaraan Pendidikan Kewiraan ,
mengalami penyempurnaannya. Dengan surat keputusan bersama Mendikbud dan
Menhankam No.061/U/1985 dan No Kep/002/11/1985 tanggal I februari 1985

11

Kewarganegaraan/Kewiraan
tentang kerjasama dalam pembinaan Pendidikan Kewiraan dilingkungan Perguruan
Tinggi dan ditetapkan sebagai mata kuliah wajib dan merupakan bagian dari mata
kuliah umum (MKDU).
c. Pendidikan kewarganegaraan
Dalam era reformasi, berturut-turut dengan keputusan Mendiknas No.232/U/2000,
Kep Dirjen Dikti No.38/Dikti/Kep/2002, ditentukan bahwa nama mata kuliah
Pendidikan kewiraan secara formal tidak lagi digunakan, istilah yang digunakan
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam komponen kurikulum Pendidikan tinggi.
Pendidikan kewarganegaraan bersama-sama pendidikan pancasila dan pendidikan
Agama merupakan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK).
1.2.Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Dasar Kelompok MPK
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai dasar kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK) sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan Nasional
No.232/U/2000 . Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) ialah kelompok
bahan kajian dari mata pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
1.3.Visi, Misi dan Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan
a.Visi Pendidikan Kewarganegaraan
Visi Pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah : Menjadi sumber nilai
dan pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa
mengembangkan kepribadiannya selaku warga Negara yang berperan aktif
menegakkan demokrasi menuju masyarakat madani.
b. Misi Pendidikan Kewarganegaraan
Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah : Membantu mahasiswa
selaku warga Negara agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa
Indonesia serta kesadaran berbangsa, bernegara dalam menerapkan ilmunya secara
bertanggunmg jawab terhadap kemanusiaan
c.Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan
Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi bertujuan untuk
menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas
sebagai manusia intelektual, serta mengantarkan mahasiswa selaku warga Negara RI
yang memiliki :

12

Kewarganegaraan/Kewiraan
1.Wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negara dengan cinta tanah air
2.Wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa demi ketahanan nasional
3.Pola fakir, sikap yang komprehensif integrative (menyeluruh dan terpadu) pada
seluruh aspek kehidupan nasional.
1.4. Penutup

Pembahasan tentang pemahaman kesadaran bernegara untuk bela Negara dan


memiliki pola piker, pola sikap dan pola tindak bagi mahasiswa, agar cinta tanah air
dan dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara. Pada hakekatnya pendidikan adalah
upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu Negara untuk menjamin
kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerusnya, selaku warga masyarakat,
bangsa dan Negara, secara berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi hari
depan mereka yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan kontak dinamika
budaya, bangsa, Negara dan hubungan internasionalnya.
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Warga Negara Republik Indonesia diharapkan
mampu Memahami, menganalisa dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat, bangsa dan Negara secara berkesinambungan dan konsisten dengan
cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam UUD 1945.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek:
.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,Cinta
lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan
keadilan
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,Tata
tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan peraturan daerah,
Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan
peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota
masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan
dan perlindungan HAM
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga
masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara
dengan konstitusi
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan
daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik,
Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokrasi

13

Kewarganegaraan/Kewiraan
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara,
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilainilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di
era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi
internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Dasar Kelompok MPK


1. Pentingnya Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Bahwa di Negara maupun di dunia ini akan menginginkan Negara dan bangsanya tetap berdiri tegak,
berbagai upaya akan dilakukan tidak terkecuali melalui dunia pendidikan, oleh karena itu dalam General
Education/Humanities selalu ada materi sebagai pembekuan dasar sikap prilaku bangsanya, seperti di:
-

Amerika Serika mempunyai:


History, Humanity, and Philosophy

Jepang mempunyai:
Japanese History, Ethis, Philosophy and Science Religion

Philipina mempunyai:
Philipino, Family Planning, Taxion and Land Reform, ThePhilipina New Constitution, Study of
Human Right

Indonesia mempunyai:
Agama, Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan

2. Rasionalisasi Pendidikan
Pendidikan hakekatnya sebagai upaya sadar dari masyarakat dan pemerintah suatu Negara untuk
menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerusnya selaku warga masyarakat, bangsa dalam
Negara, secara berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi hari depan dengan dinamika
perubahannya karena adanya pengaruh global.
Untuk menjawab itu dibutuhkan pembekuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
berlandaskan nilai-nilai keagamann dan nilai-nilai budaya bangsa yang dapat menjadi pedoman hidup warga
Negara.

14

Kewarganegaraan/Kewiraan
Keanekaragaman suku, adapt-istiadat, dan agama serta berada pada ribuan pulau yang berbeda
sumber kekayaan alamnya, memungkinkan untuk terjadi keanekaragaman kehendak dalam Negara karena
tumbuhnya sikap premordalisme sempit, yang akhirnya dapat terjadi konflik yang negative, oleh karena itu
dalam pendidikan dibutuhkan alat perekat bangsa dengan adanya kesamaan cara pandang tentang misi dan
visi Negara melalui wawasan nusantara sekaligus akan menjadi kemampuan menangkal ancaman pada
berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Kompetisi yang Diharapkan dari Pendidikan Kewarganegaraan

Hakekat Pendidikan
Masyarakat dan pendidikan suatu Negara berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup serta

kehidupan generasi penerusnya secara berguna (berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna
(berkaitan dengan kemampuan koknitif dan spikomotorik). Generasi penerus tersebut diharapkan akan
mampu mengantisipasi hari depan mereka yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks
dinamika budaya, bangsa, negara, dan hubungan internasional. Pendidikan tinggi tidah dapat mengabaikan
realita kehidupan global yang digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang penuh paradoks dan
ketakterdugaan. Karena itu Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar kita memiliki

wawasan

kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola piker, pola sikap dan prilaku sebagai pola tindak
cinta tanah air berdasarkan pancasila. Semua itu diperlukan demi tetap utuhnya dan tegaknya NKRI.

Kemampuan Warga Negara


Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran

bernegara, sikap serta prilaku yang cinta tanah air dan bersendikat kebudayaan bangsa, wawasan nusantara
serta ketahanannasional dalam diri para mahasiswa calon sarjana/ilmuan warga Negara NKRI yang sedang
mengkaji dan akan menguasai IPTEK dan seni. Kwalitas warga negara akan ditentukan terutama oleh
keyakinan dan sikap hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara disamping derajat penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dipelajari.
Berkaitan dengan pemupukan nilai, sikap, dan kepribadian seperti yang tersebut diatas, pembekalan
pada peserta didik di Indonesia dilakukan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara, Ilmu social Dasar,
Ilmu Budaya dasar, dan Ilmu Alamiah Dasar sebagai latar aplikasi nilai dalam kehidupan yang disebut
kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) kurikulum perguruan tinggi.
15

Kewarganegaraan/Kewiraan

Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan


Jiwa patriotic, rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, kesetiakawanan social, kesadaran pada

sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan dikalangan mahaisiwa hendak dipupuk melalui
Pendidikan Kewarganegaraan. Kehidupan kampus pendidika tinggi dikembangkan sebagai lingkungan
ilmiah yang dinamis, berwawasan budaya bangsa, bermoral keagamaan dan berkepribadian Indonesia.
Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional menyebutkan bahwa
kurikulum dan isi pendidikan yang memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan terus ditingkatkan dan dikembangkan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Itu
berarti bahwa materi instruksional Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi harus terus-menerus
ditingkatkan,

metodologi

pengajarannya

dikembangkan

kecocokannya

dan

efektifitas

manajemenpembelajarannya termasuk kwalitas dan prospek karir pengajarnya.

Kompetensi yang Diharapkan


Kompetisi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggung jawab yang harus

dimiliki oleh seorang pengajar agar Ia mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.
Adapun kompetensi yang diharapkan dari pendidikan kewarganegaraan adalah:
- Terbentuknya sikap prilaku dan cara berpikir dari cara berpikir sektoral pada acra berpikir
komperhensif integral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Menumbuhkan rasa cinta tanah air sehingga rela berkorban untuk membela tetap tegaknya Negara
dan keutuhan bangsa.

B.

Sejarah Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan


1.

UU No. 2, 1989 tentang system pendidikan nasional dalam pasal 39 yang memuat klosul
jenis-jenis kurikulum pendidikan antara lain kurikulum pendidikan kewarganegaraan.

2. Penjelasan tentang pasal 39 khusus mengenai pendidikan kewarganegaraan dikatakan:


a.

Ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah hubungan warga


Negara, warga Negara dengan Negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.

b.

Ayat 2 mengatakan untuk Perguruan Tinggi melalui Pendidikan Kewiraan

16

Kewarganegaraan/Kewiraan
3.

UU No. 20, 1989 tentang Pokok-Pokok Negara, dalam pasal 17, 18 ataupun pada UU
No. 3 tahun 2000 memberikan penjelasan tentang kewajiban warga Negara untuk membela
Negara melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara yang terbagi dalam dua tahapan, yaitu:
a.

PPBN tahap awal diberikan dari tingkat TK-SMA

b.

PPBN tahap lanjutan diberikan di Perguruan Tinggi disebut Kewiraan

4.

Tuntutan Reformasi tentang Supremasi Hukum


Berdasarkan acuan diatas maka Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional menganggap perlu mengadakan penyesuaian GBPP di perguruan tinggi, yaitu:
a.

Kurikulum pendidikan agama, kurikulum pendidikan pancasila dan kurikulum


pendidikan kewarganegaraan dari kelompok mata kuliah umum (MKDU) menjadi Mata
Kuliah Pembinaan Kepribadian (MKPK)

b.

5.

GBPP pendidikan kewiraan menjadi GBPP poendidikan kewarganegaraan.

KEP. MENDIKNAS No. 232/U/2000 tanggal 20 desember 2000 tentang Pedoman


Penyusunan kurikulum DIKTI dan Penilaian Hasil Belajar, Kurikulum pendidikan tinggi
meliputi KURIKULUM INTI dan KURIKULUM INSTITUSIONAL yang berisikan:

Kurikulum inti merupakan kelompokbahan kajian pelajaran yang harus dicakup dalam satu
program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional.

Kurikulum instutional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian
dari kurikulum pendidikn tinggi, terdiri atas tambahan dari kelompok ilmu dan kurikulum inti
yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta cirri khas
perguruan tinggi yang bersangkutan.

KUTI, MPK (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian)


MKK (Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan)
MKB (Mata Kuliah Keahlian Berkarya)
MPB (Mata Kuliah Prilaku Berkarya)
MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat)
KUNAL : Keseluruhan atau sebagian dari KUTI

17

Kewarganegaraan/Kewiraan

6.

Keputusan Direktorat Pendidikan Tinggi No. 38/U/2002 tentang rambu-rambu substansi


kajian Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian meliputi anatara lain:
a. Pengantar Penting Kewarganegaraan,
b. Pemahaman Kenegaraan

Melalui pendidikan kewarganegaraan, warga Negara NKRI ini diharapkan mampu:


-

Memehami, menganalisa dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa
dan Negara secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita serta tujuan nasional seperti
yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945

Mempertahankan jatidiri bangsa yang berjiwa patriotic dan cinta tanah air didalam perjuangan
nonfisik sesuai dengan prospesinya masing-masing.

1. PEMAHAMAN TTG. WARGA NEGARA BGS, NEGARA,


MASYARAKAT, HAK DAN KEWAJIBAN
a) WARGA NEGARA
Tugas Mandiri Mahasiswa, Mengacu Pd Uu Ri.No.12/2006 Ttg Kewarganegaraan
Khususnya Pd : Ps 1 (1), Ps 2, Ps 4 (A,B,C,D,F,G), Ps 5 (1) & (2)
b) BANGSA IALAH :
1). Org Yg Bersamaan Asal, Keturunan, Adat, Bahasa, Sejarah Sertta
Berpemerintahansendiri
2). Kumpulan Manusia Yg Terikat Krn Kesatuan Bahasa & Wilayah Tertentu
3). Bgs Indo Ialah Sekelompok Manusia Yg Mempunyai Kepentingan Sama &
Menyatakan Dirinya Sbg Suatu Bgs Serta Berproses Didlm Suatu Wilayah Di Indo
(Nusantara)
c) NEGARA IALAH :
1). Suatu Organisasi Diantara Sekelompok/Beberapa Kelompok Manusia Yg BersamaSama Mendiami Suatu Wil Tertentu Dg Mengakui Adanya Suatu Pemerintahan Yg
Mengurus Tata Tertib & Keselamatan Sekelompok /Beberpa Kelompok
2). Suatu Perserikatan Yg Melaksanakan Suatu Pemerintahan Melalui Hukum Yg
Mengikat Masy. Dg Kekuasaan Dlm Suatu Wil.(Robert Mac Iver)
d) MASYARAKAT IALAH :
1). Suatu Kelompok Manusia Yg Hidup & Bekerja Sama Utk Mencapai Terlaksananya
Kegiatan-2 Mereka Bersama (Harold J.Laski)
2). Suatu Sistem Hubungan Yg Ditertibkan
18

Kewarganegaraan/Kewiraan

e) TUJUAN NEGARA :
1). Neg.Dipandang Sbg Asosiasi Manusia Yg Hidup & Bekerja Sama Utk Mencapai
Tujuan
2). Menciptakan Kebahagiaan Bg Rakyatnya
3). Neg. Yg Haluannya Marxime, Lenimisme Tujuannya Membangun Neg.Komunis
4). Tercantum Dlm Pemb.Uud 45 Alinea 4 Melindungi ..

KEDUDUKAN NEG. KESATUAN RI


1. Neg. Merdeka & Berdaulat & Mempunyai Darat, Udara & Laut, Ada
Pemerintahan, Ada Penduduk, Ada Uud, Ada Pengakuan Internasional & Menjadi
Anggota Pbb
2. Kedudukan & Kewajiban Yg Sama Dg Negara-2 Lain & Turut Serta Memelihara
Perdamaian Dunia

2. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA


(SESUAI PASAL-2 DLM UUD-1945)
a). Psl.27:1Menetapkan Hak Warga Neg.Yg Sama Dlm Hukum & Pemerintahan &
Kewajiban Utk Menjunjung Hukum & Pemerintahan
B). Psl.27:2Menetapkan Hak Warga Neg.Atas Pekerjaan & Penghidupan Yg Layak
Bg Kemanusiaan
C). Psl.27:3Menetapkan Hak Warga Neg.Utk Ikut Serta Dlm Upaya Pembelaan
Negara
D). Psl.28Menetapkan Hak Kemerdekaan Warga Neg Utk Berserikat, Berkumpul,
Mengeluarkan Pikiran Lisan / Tulisan
E). Psl.29:2 Kemerdekaan Utk Memeluk Agama Masing-Masing & Beribadat
Menurut Agamanya
F)

Psl.30:1 Hak Dan Kewajiban Utk Ikut Serta Dlm Usaha Pertahanan & Keamanan
Negara

G). Psl.31:1Bhw Tiap Warga Neg.Berhak Mendapatkan Pengajaran


H) Psl. 33 & 34 Adl. Hak Warga Neg Mendapatkan Kesejahteraan
Pasal 33 Perekonomian Disusun . Dst.
Bumi & Air Kekayaan, Cabang-2 Produksi Yg Penting . Dst.
Pasal 34 Fakir Miskin & Anak2 Yatim Terlantar Dipelihara Oleh Negara

19

Kewarganegaraan/Kewiraan

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

A.

Proses Berbangsa dan Bernegara


Proses bangsa yang menegara memberikan gambaran tentaang bagaimana terbentuknya bangsa

dimana sekelompok manusia yang berada didalamnya merasa sebagai bagian dari bangsa. Negara
merupakan organisasi yang mewadai bagsa bangsa tersebut merasakan pentingnya keberadaan Negara
sehingga tumbuhlah kesadaran untuk mempertahankan untuk tetap tegaknya dan utuhnya Negara melalui
upaya bela Negara.
Pada zaman modern adanya Negara lazimnya dibenarkan oleh anggapan atau pandangan
kemanusiaan. Adabanyak perbedaan konsep tentang kenegaraan yang dilandasi oleh pemikiran ideologis.
Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia. Yang memiliki beberapa konsep tentang terbentuknya
bangsa Indonesia. Ini dapat dilihat lewat alinea pertama pembukaan UUd 1945 merumuskan bahwa adanya
NKRI ialah karena adanya kemerdekaan adalah hak segala bangsa sehingga penjajahan yang bertentangan
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan harus dihapuskan. Dan alinea kedua pembukaan UUd 1945
bangsa Indonesia beranggapan bahwa terjadinya Negara merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap yang
berkesinambungan. Secara ringkas, proses tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia,
b. Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan,
c. Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan mekmur.
Bangsa Indonesia menerjemahkan secara terperinci perkembangan teori kenegaraan tentang
terjadinya Negara kesatuan republic Indonesia sebagai berikut:
1. Terjadinya NKRI merupakan suatu proses yang tidak sekedar dimulai dari proklamasi. Perjuangan
kemerdekaanpun mempunyai peran khusus dalam pembentukan ide-ide dasar yang dicita-citakan.
2. Proklamasi baru menghantarkan bangsa Indonesia sampai ke pintu gerbang kemerdekaan. Adanya
proklamasi tidak berarti bahwa kita telah selesai bernegara.
3. Keadaan bernegara yang dicita-citakan belum tercapai halnya adanya pemerintahan, wilayah, dan
bangsa melainkan harus kita isi untuk menuju keadaan merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur.

20

Kewarganegaraan/Kewiraan
4. Terjadinya Negara adalah kehendak seluruh bangsa bukanlah sekedar keinginan golongan yang kaya
daan yang pandai atau golongan ekonomi lemah yang menentang golongan ekonomi kuat seperti dalam
teori kelas.
5. Religiositas yang tampak pada terjadinya neegara menunjukkan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Demikianlah terjadinya Negara menurut bangsa Indonesia daan tampak yang diharapkan akan
muncul dalam bernegara.
Proses bangsa yang bernegara di Indonesia diawali dengan adanya pengakuan yang sama atas
kebenaran hakikih dan kesejahteraan yang merupakan gambaran kebenaran secara factual dan otentik.

B.

Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


Sebagai komponen dari suatu bangsa, warga negara akan mendapatkan kompensasi dari negaranya

sebagai hak yang harus diperoleh, selain memberikan kontribusi tanggung jawab sebagai kewajiban pada
negaranya. Berikut ini beberapa hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara Indonesia yang telah
tercantum dalam undang-undang dasar 1945:
1.

Hak atas kesamaan kedudukan dalam hokum dan pemerintahan


Ini merupakn konsekuensi dari prinsip kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan yang dianut

Indonesia. Pasal 27 (1) menyatakan tentang kesamaan kedudukan warga Negara dalam hukum dan
pemerintahan tanpa pengecualian. Pasal ini menunjukkan kepedulian kita terhadap hak asasi sekaligus
keseimbangan antara hak dan kewajiban daan tidak adanya diskriminasi diantara warga negara.
2.

Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak


Sesuai dengan yang tertuang dalam pasal 27 (2). Pasal ini menunjukkan asas keadilan social dan

kerakyatan.
3.

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul


Pasal 28 UUD 1945 menetapkan hak warga negara dan penduduk untuk berserikat daan berkumpul,

mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan dan sebagainya. Syarat-syaratnya akan diatur dalam
undang-undang. Pelaksanaan pasal 28 telah diatur dalam undang-undang antara lain:

21

Kewarganegaraan/Kewiraan
1. UU No.1 Tahun 1985 tentang perubahan atas UU no. 15 tahun 1969 tentang pemilihan umum
anggota Badan permusyawaratan/perwakilan Rakyat sbagai mana telah diubah dengan UU No. 4
tahun 1975 daan UU No. 3 tahun 1980.
2. UU No. 2 tahun 1985 tentang perubahan aatas UU No. 16 tahun 1969 tentang susunan dan
kedudukan MPR, DPR, dan DPRD sebagaimana telah diubah dengan UU No. 5 tahun 1975
4.

Kemerdekaan memeluk agama


Pasal 29 (1),(2) UUD 1945 mengatur kemerdekaan beragama di Indonesia. Hak atas kebebasan

beragama bukan pemberian Negara atau golongan melainkan berdasarkan keyakinan sehinga tidak dapat
dipaksakan.
5.

Hak dan kewajiban bela Negara


Pasal 30 (1) UUD 1945 menyatakan keewajiban dan hak setiap warga negara untuk ikut serta dalam

usaha pembelaan negara dan ayat (2) menyatakan bahwa pengaturannya lebih lanjut dilakukan dengan
undang-undang. Undang-undang yang dimaksudkan adalah UU No. 20 tahun 1982.
6.

Hak mendapatkan pengajaran


Termuat dalam pasal 31 (1),(2) UUd 1945, ini sesuai dengan tujuan Negara kta dalam pembukaan

UUD 1945 bahwa bangsa Indonesia antara lain berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa.

3. HUBUNGAN WARGA NEGARA DGN. NEGARA


a). Hub.Yg Bersifat Emosional
Wujud Hub Warga Neg Dg. Neg Diperlukan Berupa Nilai-2 Yg Memungkinkan
Tumbuh Pd Mahasiswa Yaitu Antara Lain Sikap Bangga, Cinta & Rela Berkorban
Utk Neg & Bgsnya
B). Hub Yg Bersifat Formal
Diperlukan Seperangkat Pengetahuan, Anatara Lain Ilmu Hukum,
Ketatanegaraan, Sejarah Perjuangan Bgs, Adm.Neg., Ilmu Politik Dll.
C). Hub Yg Bersifat Fungsional
Wujudnya Lebih Banyak Menggambarkan Peranan & Fungsi Warga Neg. Dlm.
Bermasyarakat, Berbangsa & Bernegara & Bagaimana Partisipasi Warga Neg.Dlm
Kehidupan Bernegara.

22

Kewarganegaraan/Kewiraan

PEMAHAMAN DEMOKRASI & HAM


1. DEMOKRASI
Demokrasi Bhs Yunani Demos = Rakyat
Kratein = Pemerintahan
Jadi Demokrasi Adl. Suatu Pemerintahan Yg Dipegang Oleh Rakyat Atau Pemerintahan
Dari Rakyat, Oleh Rakyat & Utk Rakyat
Dlm Kenyataannya Baik Dlm Konsep Maupun Dlm Praktek Demos Bukanlah
Rakyat Keseluruhan, Ttp Hanyalah Rakyat Tertentu Yg Duduk Dlm Perwakilan Krn
Mampu Membangun Pengaruh & Menguasai Suara Politik Yg Terpilih Sbg Wakil,
Sementara Sebagian Besar Rakyat Hanya Dpt Puas Jika Kepentingannya Terwakili
Demokrasi Menurut Uud 45 Yaitu Demokrasi Ps. Yg Sesuai Dgn Watak Asli Bgs Indo
Yg Dasarnya Ada Pd Sila Ke 4
Pedoman Demokrasi Ps Pd Psl 1 Uud 45 Yg Rumusnya :
Kerakyatan Yg Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dlm Permusyawaratan/Perwakilan
Dgn Rahmat Tuhan Yme, Yg Dilaksanakan Dgn Menjunjung Tinggi Kemanusiaan Yg
Adil & Beradab & Persatuan Indo Serta Mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indo
Jadi Demokrasi Ini Dpt Diformulasikan Sbb :
Demokrasi Yg Berketuhanan Yme, Yg Berkemanusiaan Yg Adil & Beradab, Yg
Berpersatuan Indo.,& Berkeadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indo
Perkembangan Demokrasi Di Indo :
1. Periode 1945-1959 : Masa Demokrasi Parlementer Yg Menonjolkan Peranan
Parlemen & Partai-Partai Politik & Dpr. Akibatnya Persatuan Utk Melawan
Musuh Menjadi Kendor Setelah Kemerdekaan
2. Periode 1959-1965 : Masa Demokrasi Terpimpin. Periode Ini Banyak Yang
Menympang Dari Demokrasi Konstitusional, Krn Didominasi Oleh Presiden,
Peran Partai Politik Terbatas, Pengaruh Komunis Berkembang, Peran Abri
Semakin Meluas
3. Periode 1966-1998: Masa Demokrasi Ps. Era Orde Baru Yg Menonjolkan
Sistem Residensial. Landasan Formal Periode Ini Adl.Ps, Uud 45 & Ketetapan
Mprs/Mpr Dlm Rangka Meluruskan Kembali Penyelewengan Uud 45 Yg
Terjadi Dimasa Demokrasi Terpimpin. Namun Dlm Perkembangannya Peran
Presiden Dominan Terhadap Lembaga-Lembaga Negara Sehingga Demokrasi
Tdk Sesuai Nilai-Nilai Ps
4. Periode 1999-Sekarang : Masa Demokrasi Ps Era Reformasi Yg Berakar Pd
Multi Partai Yg Berusaha Mengembalikan Perimbangan Kekuatan Antara
Lembaga Negara, Eksekutif, Legeslatif & Yudikatif. Pd Saat Ini Peran Partai
Politik Menonjol, Sehingga Iklim Demokrasi Mulai Baik. Tetapi Dlm
Pelaksanaannya Setelah Pemilu Banyak Kebijakan Tdk Berpihak Pd Rakyat,
Melainkan Lebih Kearah Pembagian Kekuasaan Antara Presiden & Partai
Politik Dlm Dpr. Jd Demokrasi Era Reformasi Kurang Mendasarkan Pd
Keadilan Seluruh Rakyat Indo.
23

Kewarganegaraan/Kewiraan
DEMOKRASI

A. Konsep Demokrasi
Demokrasi merupakan wujud kebersamaan dalam negara juga merupakan hak sekaligus kewajiban
bagi warga negara karena sistem kekuasaan yang berlaku adalah :Res Publica dari, oleh dan untuk rakyat.
Demokrasi berasal dari bahasa yunani, yakni kata demos berarti rakyat atau penduduk suatu
tempat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan atau kedaulatan, dengan demikian maka
demokrasi dapat diartikan kekuasaan atau kedaulatan rakyat.
Walaupun sebenarnya ditinjau dari pemahaman agama bahwa kekuasaan rakyat di bumi adalah
kekuasaan rakyat, karena memang pada saat umat manusia diturunkan kebumi sekaligus diserahkan
pengaturannya oleh tuhan kepada manusia atau rakyat yang diciptakannya, sedangkan pengertian dalam
bahasa yunani tidak hanya mengadopsi dari agama disesuaikan dengan kehidupan.
Konsep demokrasi berkembang sejak 2000 tahun yang lalu diperkenalkan oleh plato dan aristoteles
dengan isyarat agar penuh hati-hati karena demokrasi disamping sangat baik, namun dapat juga menjadi
kejam karena mendewakan kebebasan yang akhirnya dapat menimbulkan anarki, oleh karena itu perlu dicari
adalah mekanismenya seperti kehendak tuhan tadi bahwa pengaturan di bumi diserahkan pada manusia
ataupun rakyatnya.

Dengan demikian secara termologis demokrasi mempunyai pengertian arti antara lain :
Yosefh A.Schmer, mengatakan :
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana
individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan denagn cara perjuangan kompetitif atas
suara rakyat.
Sidney Hook, mengatakan :
demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara
langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa.

24

Kewarganegaraan/Kewiraan
Pemahaman rakyat itu sendiri sebenarnya belum ada kesepakan karena pada kenyataan komunitaskomunitas tertentu tidak mau disamakan sebagai rakyat, seperti pada jaman martin luther dengan para
bangsawan berjuang merebut kekuasaan dari gereja mengatakan pemerintah bangsawan di bawah luther
adalah demokrasi, kemudian perjuangan kaum proletar adalah pemerintah demokrasi.

B. Demokrasi Dalam Sistem Negara Kesatuan RI


Dalam penerapan dinegara kesatuan republik indonesia demokrasi dapat dipandang sebagai suatu
mekanisme dan cita-cita hidup berkelompok yang ada dalam UUD 1945 yang disebut kerakyatan.
Demokrasi dapat juga dipandang sebagai pola hidup berkelompok dalam organisasi negara, sesuai
dengan keinginan orang-orang yang hidup dalam kelompok tersebut (demos).
Keinginan orang-orang yang ada dalam kelompok tersebut ditentukan oleh pandangan hidupnya
(weltanschaung), falsafah hidupnya (filosofiche Gronslag) dan ideologi bangsa yang bersangkutan.
Dengan demikian demokrasi atau pemerintahan rakyat di indonesia didasarkan pada :
Nilai-nilai falsafah pancasila atau pemerintahan dari, oloh dan untuk rakyat berdasarkan sila-sila
pancasila.
Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan
Merupakan konsekuaensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
Berdasrkan pemahaman ini maka beberapa pakar Indonesia memberikan pengertian sebagai berikut :
Sri Soemantri mengatakan :
Demokrasi

Indonesia

adalah

kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan yang mengandung semangat ketuhanna yang maha esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia dan keadilan sosial(Soemantri 1967:7)
Pamudji mengatakan :
Demokrasi

Indonesia

adalah

kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

kebijaksaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan yang maha esa yang berprikemanusian yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia(pamudji,1979:11).
Untuk melihat rumusan-rumusan tersebut dalam tatanan praktis dapat dicermati dalam gagasan
demokrasi mengalir seperti lahinya konsep-konsep demokrasi dari para tokoh republik Indonesia, soekarno,

25

Kewarganegaraan/Kewiraan
Hatta, M.Natsir, Sharir dan kemudian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang perkembangannya
dapat dirasakan pada 2 tahapan yaitu :
Tahapan Pra Kemerdekaan dan Tahapan Pasca Kemerdekaan.
Pada tahapan pra kemerdekanan pemahaman demokrasi belum dapat diartikan sebagai wujud
pemerintahan rakyat karena saat itu belum ada negara, tentunya belum ada juga pemerintahan , namun
pemahaman demokrasi saat itu adalah semua orang sebagai komponen bangsa semua berkumpul untuk
memperbincnagkan bagaimana baiknya dalam menyiapkan pembentukan negara secara rill, yaitu penyiapan
anggaran dasar atau UUD, penyiapan sistem pemerintahan yang harus dijalankan, bagaimana bentuknya,
sipa yang akan menjadi kepala dan wakil kepala pemerintahan, kesepakatan dalam musywarah dengan
modal semngat kebangsaan ingin mempunyai negara, hasilnya adalah rumusan yang tertera dalam UUD
1945.
Dengan demikian bahwa pemahaman konsep demokrasi pada pra kemerdekaan adalah bermusyawah
sebagi mekanisme kehidupan dari keanekaragaman kehendak atau aspirasi komponen bangsa.
Sementar

itu

perkembangan

demokrasi

pasca

kemerdekanan

telah

mengalaimi

pasang

surut(fluktuasi) dari masa kemerdekaan sampai saat ini.


a. Periode 1945-1959
Masa ini disebut demokrasi parlementer, karena kedudukan parlemen sangat kuat dan pada
gilirannya menguat pula kedudukan partai politik.
Perdebatan antar partai politik sering terjadi pula dengan kebijakan pemerintah bahkan sering
berakhir dengan ketidaksepakatan.
Hal ini mendorong Presiden Soekarno untuk mengeluarkan dekrit presiden 5 juli 1959, untuk
kembali pada UUD 1945.
b. Periode 1959-1965
masa ini disebut demokrasi terpimpin kareana demokrasi dikendalikan presiden yang mengakibatkan
komunikasi tersumbat.
c. Periode 1965-1998
Masa ini disebut demokrasi retorika karena baru gagasan untuk mengadakan koreksi total terhadap
demokrasi terpimpin dan melaksanakan kehidupan berbangsa da bernegra berdasarkan UUD 1945 dan
pancasila secara murni dan konsekuen. Namun belum sampai pada tataran praktis, karena dalam

26

Kewarganegaraan/Kewiraan
kenyataannya sama seperti yang dilakukan sebelumnya terpimpin kembali dengan metode lain bahkan
terjadi kembali penyumbatan kominikasi politik.
d. Periode 1998-sekarang
Masa kini yang disebur era reformasi ternyata tidak menemukan konsep mekanisme kehidupan
negara yang baru karena metoda yang dilaksanakan mengandung ciri-ciri yang sama dengan periode 19451959, antara lain : menguatnya kedudukan DPR berarti mengutanya kedudukan partai politik contoh
anggota DPRD dapat menjatuhkan Gubernur, Walikota dan Bupati.
Sebenarnya sisitem demokrasi yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah rumusan mekanisme
hidup berkelompok, bermasyrakat, berbangsa dan bernegara yang dapat menjawab keanekaragaman suku
adat-istiadat, bahasa dan agama dan keanekaragaman kehendak atau kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanan dalam permusyawratan perwakilan dan ini hanya akan dapat dilaksanakan apabila
rakyat ini :

Memiliki kesadaran bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan rasa nasionalisme yang tinggi.

Memiliki kebesaran jiwa dan sportif

Konstitusional

Terjamin keamanan

Bebas dari campur tangan asing

Sadar akan adanya perbedaan

Oleh karena itu perlu diberikan pemahaman yang dapat mengantar untuk memenuhi persyaratan tersebut
antara lain melalui pemahaman wawasan nusantara.

BENTUK DEMOKRASI DLM PENGERTIAN SISTEM PEMERINTAHAN


a). Bentuk Demokrasi
Pemerintahan Monarchi Yaitu Monarchi Absolut (Mutlak) Monarchi Konstitusional
& Monarchi Parlementer
Pemerintahan Republik Yaitu Pemerintahan Yg Dijalankan Oleh & Utk Kepentingan
Rakyat (Org Banyak)
B) Landasan Teori
1. Trias Politika Menurut John Lucke Kekuasaan Pemerintahan Dipisah
Menjadi 3 Cabang Kekuasaan

27

Kewarganegaraan/Kewiraan

Kekuasaan Legislatif Yaitu Kekuasaan Utk Membuat Uu Yg


Dijalankanoleh Parlemen
Kekuasaan Eksekutif Yaitu Kekuasaan Utk Menjalankan Uu Yg
Dijalankan Oleh Pemerintah
Kekuasaan Federatif Yaitu Kekuasaan Utk Menyatakan Perang & Damai
2. Trias Politika Menurut Montesque Kekuasaan Neg Yg Dibagi &
Dilaksanakan Oleh 3 Org Atau Badan & Berdiri Sendiri (Independen) Tanpa
Pengaruh Badan Yg Lainnya Aitu :
Badan Legislatif Badan Yg Memegang Kekuasaan Utk Membuat Undang2
Badan Eksekutuf Yang Memegang Kekuasaan Utk Menjalankan Undang-2
Badan Yudikatif Yg Memegang Kekuasaan Utk Mengadili Jalannya
Pelaksanaan Undang-2
C) Sistem Kepartaian, Dikenal Al. :
Sistem Multipartai (Poly Party Sistem),Misalnya : Indo, Malaysia, Belanda
Perancis, Swedia Dll.
Sistem Dua Partai (Biparty Sistem) Misalnya
Di Inggris Partai Buruh (Partai Konservatif)
Di Amerika Partai Demokrasi & Partai Republik
Sistem Satu Partai (Mono Party) Misalnya Di Afrika, Rrc, Eropa Timur, Uni
Sovyet. Sistem Partai Tunggal Suatu Istilah Salah Kaprah, Krn Hanya Satu /
Tunggal. Kadang-2 Bisa Lebih Satu, Ada Satu Yg Kekuatannya Dominan,
Sehingga Suasana Non Kooperatif
Contohnya Golkar Di Masa Orde Baru
D) Sistem Demokrasi
Demokrasi Liberal Bertujuan Utk Kebebasan Manusia Demi Kepentingan
Mempertahankan Serta Mengembangkan Kemanusiaan
Hampir Semua Penduduk Dewasa Mempengaruhi Keputusan Kebijaksanaan
Pemerintah
Demokrasi Totaliter Sistem Pemerintahan Yg Lebih Mengutamakan
Tujuan Utk Memajukan Kepentingan Kemanusiaan Dg Mengesampingkan
Cara
Hub/Informasi Timbal Balik Dari Warga Negara Kpd Pemerintah Kurang,
Apa Yg Dilakukan Pemerintah Jarang/Tdk Selalu Diinformasikan Kpd
Seluruh Rakyat.
Demokrasi Tituler Mirip Dg Demokrasi Terpimpin Pd Masa Orde Lama,
Yaitu Campuran Antara Otokrasi Dg Demokrasi, Namun Fungsi Politik &
Pemerintahan Diselenggarakan Menurut Gaya Politik Fragmentasi.
Fragmentasi Campuran Unsur Modern Dg Tradisional

28

Kewarganegaraan/Kewiraan

Demokrasi Proleter Ala Demokrasi Komunistik, Sistem Pemerintahan Yg


Mengutamakan Kpd Neg. (Segalanya Neg.) Atau Rakyat Dikuasai Oleh
Neg.Suara (Aspirasi) Rakyat Tdk Didengar (Diktator Proletariat).
Demokrasi Terpimpin Sebenarnya, Berdasarkan Sila Ke-4 Ps, Hikma
Kebijaksanaan Didalamnya Mengandung Perpaduan Anatara Kebenaran
Tuhan Yme & Kebenaran Akal Sehat Manusia, Namun Dlm Praktek Bukan
Demokrasi Yg Menonjol Ttp Aspek Kepemimpinannya Yaitu Kekuasaan
Berada Disatu Tangan Yaitu Pemimpin Besar Revolusi Atau Paduka Yg
Mulia. Akhirnya Mangburkan Makna Demokrasi Hal Ini Pernah Berjalan
Di Indonesia
Demokrasi Pancasila Sesuai Dg Watak Asli Bgs Indo Bersumber Pd
Kepribadian & Nilai-2 Bgs Indo Sendiri. Ps Merupakan Satu Kesatuan Yg
Utuh Dr Kelima Silanya,
Demokrasi Ini Dpt Diformulasikan Sbb :
Demokrasi Yg Berketuhanan Yme, Yg Berkemanusiaan Adil & Beradab, Yg
Berpersatuan Indo, Yg Berkerak Yatan, & Yg Berkeadilan Sosial Seluruh
Rakyat Indo
CIRI-CIRI DEMOKRASI PANCASILA (*)
(1). Berazaskan Kekeluargaan.
(2).Kebebasan Individu Tdk Mutlak / Diselaraskan Dg Tg.Jawab,
(3).Perbedaan Pendapat Dihargai,
(4).Tdk Mengenal Oposisi,
(5).Keputusan Berdasarkan Musyawarah Utk Mufakat.
2. HAK ASASI MANUSIA
2.1. Pengertian Ham
A. Ham Ialah Hak-2 Dasar Atau Pokok Yg Dimiliki & Dibawah Manusia Sejak
Lahir Sbg Anugrah Dr Tuhan Yme Atau Hak Yg Melekat Pd Martabat Manusia
Sbg Insan Ciptaan Tuhan Yme
B. Menurut Uu-Ri No.39 Thn 1999 Ham Adl.Seperangkat Hak Yg Melekat Pd
Hakikat & Keberadaan Manusia Sbg Makhluk Tuhan Yme & Merupakan
Anugrah-Nya Yg Wajib Dihormati, Dijunjung Tinggi & Dilindungi Oleh Neg,
Hukum, Pemerintah & Setiap Org Demi Kehormatan Serta Perlindungan Harkat
& Martabat Manusia
C. Yg Dimaksud Pelanggaran Ham Adl.Setiap Perbuatan Seseorg Atau Kelompok
Termasuk Aparat Neg, Baik Sengaja Atau Tdk Maupun Kelalaian Yg Melawan
Hukum, Mengurangi, Menghalangi, Membatasi & Atau Mencabut Hak Asasi
Manusia Seseorg Atau Kelompok Org Yg Dijamin Oleh Undang-2
2.2. Macam-2 Ham : Menurut Uu-45 Setelah Diamandemen
(Baca Psl 28 A S/D 28 J)
2.3. Ham Dlm Deklarasi Universal Diumumkan Oleh Pbb Ada 30 Psl
29

Kewarganegaraan/Kewiraan

2.4. Ham Yg Diatur Dlm Uu No.39 Thn 1999


Dikelompokkan Menjadi 10 Bagian :
Bg Kesatu
Bg Kedua

Bg Ketiga
Bg Keempat
Bg Kelima
Bg Enam
Bg Ketujuh
Bg Delapan
Bg Sembilan
Bg Sepuluh

: Ttg Hak Hidup


: Ttg Hak Berkeluarga & Melanjutkan
Keturunan
: Ttg Hak Pengembangan Diri
: Ttg Hak Memperoleh Keadilan
: Ttg Hak Atas Kebebasan Pribadi
: Ttg Hak Atas Rasa Aman
: Ttg Hak Atas Kesejahteraan
: Ttg Hak Turut Serta Dlm Pemerintahan
: Ttg Hak Wanita
: Ttg Hak Anak

2.5. Sejarah Timbulnya Ham


Ham Mulai Dibahas Di Inggris Pd Abad Xiii
Pada Saat Itu Raja Inggris John LecklandMemerintah Sewenang-Wenang
(1199-1216) & Diprotes Oleh Kalangan Bangsawan
Hasil Protes Ini, Maka Lahirlah Sebuah Piagam Namanya Marga Charta
(1215),Tetapi Blm Sempurna,Krn Hanya Perlindungan Kaum Bangsawan &
Gereja
Pada Thn 1628 Di Inggris Terjadi Pertentangan Antara Raja Charles I Dg
Parlemen (Utusan Rakyat) Yg Menghasilkan Petition Of Rights Petisi Ini
Memuat Bhw Penetapan Pajak & Hak-Hak Istimewa Hrs Seizin Parlemen, &
Siapapun Tdk Boleh Ditangkap Tanpa Tuduhan-Tuduhan Yg Sah
Perjuangan Ham Lebih Nyata Thn 1689 Pd Saat Raja Willem Iii
Menandatangani Bill Of Rights & Merubah Wajah Demokrasi Yaitu
Perpindahan Kekuasaan Dr Raja Ke Parlemen Di Inggris
Dlm Bill Of Rights Ditetapkan Antara Lain : Bhw Penetapan Pajak, Pembuatan
Uu & Pemilikan Tentara Hrs Seizin Parlemen. Parlemen Jg Berhak Mengubah
Keputusan Raja, Bebas Berbicara & Berpendapat Serta Pemilihan Parlemen
Bebas.
Selain Perkembangan Ham Di Inggris Jg Tdk Dpt
Dilepaskan Dr Pemikiran Para Filsuf Antara Lain :
Thomas Hobbes (Perancis) Melihat Kondisi Masyarakat Kacau & Liar Dgn
Ungkapannya Homo Homini Lupus
John Luck (Perancis) Memandang Manusia Sbg Makhluk Sosial Yg Padanya
Melekat Hak-Hak Asasi Yang Meliputi :Hak Hidup, Hak Kemerdekaan & Hak
Atas Milik
Kemudian Montesqueu Menyusun Teori Trias Politica Yaitu Pemisahan
Kekuasaan Antara Legeslatif, Eksekutif, Yudikatif.

30

Kewarganegaraan/Kewiraan

Kemudian Rousseau Menyatakan Bhw Neg.Dilahirkan Bebas Yg Tak Boleh


Dibelenggu Oleh Manusia Lain Termasuk Raja. Pandangan Ini Memberikan
Semangat Pd Rakyat Yg Tertindas Diperancis Untuk Memperjuangkan Haknya.
Di Era Pemerintahan Raja Louis Di Perancis Rakyat Baru Membentuk Dewan
Nasional Sbg Perwakilan Sehingga Kehidupan Perubahan Dari Peodalistis
Menjadi Demokratis
Setelah Selesai Perang Dunia I & Ii Maka Pbb Thn 1946 Membentuk Komisi
Ham
Pasal-Pasal Ttg Ham Dlm Deklarasi Universal Ttg Ham Pbb Ada 30 Pasal (Tugas
Anda Ditulis Dgn Tangan)
Ham Menurut Uu 45 Setelah Di Amandemen (Ham Di Indo)
(Tugas Anda Mulai Pasal 28a S/D Pasal 28j Tulis Tangan)
HAK ASASI MANUSIA
A.

Pengakuan Atas Martabat dan Hak-Hak Yang Sama Sebagai Manusia


Pandangan ontology yang sprirtualistik di satu sisi dan pandangan materialistik di sisi lain jelas akan

melahirkan konsep mengenai HAM yang tidak saja berbeda, bahkan bertentangan, yang implikasinya akan
berkembang dalam pertentangan untuk memperlakukan nilai-nilai etik dan moral dalam kehidupan
bermasyarakat.
Namun demikian bangsa Indonesia yang memiliki pancasila sebagai landasan filsafatinya menyatakan
bahwa arti dan makna HAM terletak pada manusia sebagai person yang secara kodrati diciptakan Tuhan
Sang Pencipta dengan dikaruniai derajat, harkat, dan martabat yang sama bagi siapapun, sedemikian rupa
sehingga tanpa terkecuali manusia sebagai persona memiliki hak dan kewajiban yang sama pula.
Sebagai bagian dari masyarakat internasional, sudah dengan sendirinya bangsa Indonesia menghormati,
menghargai dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip yang telah digariskan dalam Universal declaration of
Human Rights yang dikeluarkan PBB pada tahun 1948, disamping juga menerima apa yang disebut
sebagai Vienna declaration and Programme of action of the World Conference of Human Rights.
Pembukaan UUD 1945 beserta batang tubuh UUd-nya pada hakikatnya telah merupakan dasar dan arah
bagaimana HAM dibina dan dikembangkan di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan nilainilai yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945, pandangan ontologik Pancasila tentang apa dan siapa
manusian itu, ialah, bahwa manusia adalah makhluk pribadi dan sekaligus makhluk social, makhluk
jasmani sekaligus rohani yang disebut sebagai manusia monopluralis yang memiliki harkat dan martabat
yang sama.
B.

Penghargaan dan Pengakuan atas Hak-Hak Manusia dengan Perlindungan Hukum

31

Kewarganegaraan/Kewiraan
Didalam Mukkadimah Deklarasi Universal tentang hak asasi manusia yang telah disetujui dan
diumumkan oleh Resolusi Majelis Umum PBB No. 217A (III) tanggal 10 Desember 1948 terdapat
pertimbangan sebagai berikut:
a. Menimbang bahwa pengakuan atas martabat yang melekat dan hak-hak yang sama dan tidak
terasingkan dari semua anggota keluarga kemanusiaan, keadilan dan perdamaian dunia.
b. Menimbang bahwa mengabaikan dan memandang rendah pada hak-hak asasi manisia
mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan dalam hati
nurani umat manusia dan bahwa terbentuknya suatu dunia dimana manusia akan mengecap
kenikmatan kebebasan berbicara dan agama serta kebebasan dari rasa takut dan kekurangan
telah dinyatakan aspirasi tertinggi dari rakyat jelata.
c. Menimbang bahwa hak-hak manusia perlu dilindingi oleh peraturan hokum supaya orang
tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai usaha yang terakhir guna menentang
kezaliman dan penjajahan.
d. Menimbang bahwa persahabatan antar Negara-negara perlu diajukan.
e. Menimbang bahwa bangsa-bangsa dari anggota PBB dalam piagam menyatakan sekali lagi
kepercayaan mereka atas hak-hak dasar dari manusia,

martabat serta penghargaan dari

seorang manusia dan hak-hak yang sama bagi laki-laki dan perempuan dan telah
memutuskan akan meningkatkan kemajuan social dan tingkat penghidupan yang lebih baik
dalam kemerdekaan yang lebih luas.
f. Menimbang bahwa Negara-negara anggota telah berjanji akan mencapai perbaikan
penghargaan umum terhadap pelaksanaan hak-hak asasi manusia dan kebebasa-kebebasan
asa dalam kerja sama dengan PBB.
g. Menimbang bahwa pengertian umum terhadap ini adalah penting sekali guna pelaksanaan
janji ini secara benar.
Ketujuh pertimbangan adsar ini kemudian dituangkan dalam piagam PBB yang terdiri dari 30 pasal
dan 32 ayat pada dasarnya berisikan:

Pengakuan atas martabat dan hak-hak yang sama sebagai manusian

Penghargaan dan penghormatan atas hak-hak manusia dengan perlindungan hokum.

32

Kewarganegaraan/Kewiraan
Atas pertimbangan diatas, Majelis Umum PBB menyatakan deklarasi Universal; tentang Hak-Hak
Asasi Manusia ini merupakan suatu pelaksanaan umum baku bagi semua bangsa dan Negara. Setiap orang
dan setiap badan dalam masyarakat perlu senantiasa mengingat prnyataan ini dan berusaha dengan cara
mengajar dan mendidik, mempertinggi penghargaan terhadap hak-hak dan kebebasan ini, melalui tindakantindakan program secara nasional maupun internasional, menjamin pengakuan dan pelaksanaan hak-hak,
kebebasan-kebebasan itu secara umum dan efektif oleh bangsa dari Negara-negara naggota maupun daerahdaerah yang berada di bawah kekuasaan hokum mereka.
Di Indonesia penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia telah tertuang dalam berbagai peraturan
hokum dan Undang-Undang yang ada. Diantaranya UU RI No.39 tahun 1999 tentang HAM.
HAM di Indonesia meliputi:
i.

Hak untuk Hidup

ii.

Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan

iii.

Hak untuk mengembangkan diri

iv.

Hak untuk memperoleh keadilan

v.

Hak untuk kebebasan pribadi

vi.

Hak untukrasa aman

vii.

Hak untuk kesejahteraan

viii.

Hak untuk turut dalam pemerintahan

ix.

Hak wanita

x.

Hak anak

PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA (PPBN)


1. HAK DAN KEWAJIBAN PEMBELAAN NEGARA
1.1. Dlm. Uu-45 Psl 27:3 Setiap Warga Neg Berhak & Wajib Ikut Serta Dlm Upaya
Pembelaan Neg.
1.2. Uu No.20 Thn 1982 Ttg Ketentuan-2 Pokok Hankam Neg Ri.
Psl 1:2, 1:3,17:1, 17:2, & Psl 18
2. PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEG
PPBN ADL.PENDIDIKAN DASAR BELA NEG GUNA MENUMBUHKAN :
2.1. Kecintaan Tanah Air Cth Perwujudan Sikap & Prilaku Warga Neg Ialah
(A). Mengenal & Memahami Wilayah Nusantara Dg Baik
(B). Melestarikan & Mencintai Lingkungan

33

Kewarganegaraan/Kewiraan

(C). Menjaga Nama Baik Neg Indo Dimata Dunia


(D). Setiap Saat Siap Membela Tanah Air
2.2. Kesadaran Berbangsa Bernegara Indo Contoh Perwujudan Sikap & Prilaku
Warga Neg
(A). Menyadari Perlunya Rasa Persatuan & Kesatuan
(B). Memiliki Jiwa Besar & Patriotisme
(C). Mentaati Segala Peraturan & Undang-2
(D). Sadar Atas Tugas & Tanggung Jawabnya Sbg Warga Neg
2.3. Keyakinan Akan Kesaktian Ps Contoh Perwujudan Sikap & Prilaku Warga Neg.
Ialah :
(A). Sadar Bhw Dg Mengamalkan & Melaksanakan Ps. Dlm Kehidupan SehariHari, Indo Tetap Jaya
(B). Sadar Dlm Menyelesaikan Masalah Dg Musywarah Mufakat Sesuai
Demokrasi Ps.
2.4. Kerelaan Berkorban Utk Bgs & Neg Contoh Perwujudan, Sikap & Prilaku Warga
Neg. Ialah :
(A). Bersedia Mengorbankan Segala Miliknya Utk Kepentingan Bgs & Neg
(B). Rela Melakukan Kegiatan Apapun Demi Bgs & Neg
(C). Mau Berkorban Demi Mentaati Peraturan Neg
2.5. Memberikan Kemampuan Awal Bela Neg. Contoh Perwujudan Sikap & Prilaku
Warga Neg :
(A). Memiliki Sifat Disiplin, Ulet, Kerja Keras, Taat Pd Peraturan.
(B). Percaya Diri Sendiri
(C). Hormat Kpd Orang Tua Atau Yg Dituakan
Psl 19:1 Mengamanatkan Bhw, Ppbn Diselenggarakan Guna Memasyarakatkan Upaya Bela
Neg Serta Menegakkan Hak & Kewajiban Warga Neg Dlm Upaya Bela Negara
Psl 19:2 Menyatakan Bhw, Ppbn Wajib Diikuti Oleh Setiap Warga Neg. & Dilaksanakan
Secara Bertahap :
(A). Tahap Awal Di Tk, Sd, Sltp, & Slta
(B). Tahap Lanjutan Diperguruan Tinggi Melalui Pendidikan Kewarganegaraa

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA


PERIODE ORDE LAMA (1945 1965)
Pd Periode Ini Yg Dihadapi Adl Ancaman Fisik Dari Dalam :
Pemberontakan Bersenjata
Dari Luar Thn 1945 Kekuatan Bersenjata Sekutu
Contoh : Nica, Tentara Dai Nippo & Agresi Belanda
Dari Bentuk Ancaman Ini, Maka Thn 1954 Terbit Undang-2 Ttg Pend.Pendahuluan
Perlawanan Rakyat (Pppr) Yg Menghasilkan Organisasi-2 Perlawanan Rakyat :
* Di Desa Disebut Opr Berkembang Menjadi Organisasi Keamanan Desa (Okd)
* Di Sekolah Namanya Organisasi Keamanan Sekolah (Oks)

34

Kewarganegaraan/Kewiraan

PERIODE ORDE BARU (1965 1998)


Periode Ini Yg Dihadapi Adl.Tantangan Non-Fisik Dr Gejolak Sosial
Maka Utk Mewujudkan Bela Neg, Maka Dibuat Rumusan Bagaimana Menumbuhkan
Rasa Cinta Tanah Air, Bgs & Negara
Olehnya Itu Pd Thn 1973 Dlm Tap Mpr No.Iv/Mpr/1973 Ttg Gbhn Wawasan Nusantara
& Ketahanan Nasional
Periode Sekarang Yaitu Periode Reformasi

WAWASAN NUSANTARA
1. LATAR BELAKANG DG GAGASAN NASIONAL BGS INDONESIA
Latar Belakang Wawasan Nusantara Dr Bhs Sangsekerta Nessos (Nusa) Artinya Pulau
Kata Antara Artinya Diapit
Jadi Nusantara Artinya Pulau Yg Diapit Oleh Air Atau Pulau Yg Ditengah-2
Air. Secara Luas Diartikan Wilayah Perairan & Gugusan Pulau Indo Diantara
Oleh Benua Australia & Asia & Samudra Hindia & Pasifik
Paham Ttg Negara (State) Indo Menganut Paham Neg Kepualauan Yaitu
Paham Yg Dikembangkan Dr Archipelago Artinya Neg Kepulauan (Pulau) Yg
Diapit Oleh Air & Merupakan Satu Kesatuan Yg Tidak Dpt Dipisahkan
Wanus Artinya Cara Pandang Bgs Indo Ttg Diri & Lingkungannya Yg
Berdasarkan Ideologi Nasionalnya Yaitu Ps. & Uud-1945
Sejarah Perkembangan Wawasan Nasional Bgs Indo
A. Wanus Sbg Wawasan Wilayah
1. Ordonansi 1939
2. Deklarasi Juanda 13 12 1957
3. Perpu No.4 Thn 1960
4. Zona Ekonomi Eksekutif & Deklarasi Landas Kontinen Tgl 17-02-1969
5. Indo Memiliki Hak Berdaulat Tgl 21 Maret 1980
B. Wanus Sbg Wawasan Kekuatan Sampai Thn 1965 Wawasan Abri Berbeda-2,
Akhirnya Timbul Persaingan Tdk Sehat Antar Angkatan, Kemudian Dimanfaatkan
Pki Utk Adu Domba
C. Wanus Sbg Wawasan Ketatanegaraan Yaitu Wawasan Nasional Kita Mencakup
Ipoleksos Bud Hankam Dg Ketetapan Mpr :
No. Ii Thn 1973
No. Ii Thn 1978
No. Ii Thn 1983
No. Ii Thn 1988
Gagasan Terbentuknya Wawasan Nasional Bgs Indo
A. Bertolak Dr Pengertian Archipelago Yg Artinya Neg Kepulauan Yg Dikaitkan
Dg Cita-Cita Proklamasi, Falsafah Neg & Kepentingan Nasional
B. Prinsip Wanus Lair Tgl 13-12-1957 (Deklarasi Djuanda) Dg Pengumuman
Pemerintah Ttg Perairan Wilayah Ri.
C. Wawasan Hankamnas Sbg Wawasan Nasional Bgs Indo Dikembangkan Oleh
Lenhamnas & Dikukuhkan Dlm Tap Mpr No.Iv/73 Sbg Wawasan Dlm Mencapai
Pembangunan Nasional

35

Kewarganegaraan/Kewiraan

2. DASAR-DASAR PEMIKIRAN :
Latar Belakang Pemikiran Wanus Berdasarkan Ps. :
a. Indo Adl.Neg Kepulauan Yg Bersifat Nusantara Dg Asas Archipelago &
Berada Diantara 2 Benua & 2 Samudra
b. Wanus Menjamin Kelangsungan Hidup Bgs & Neg Ri Yg Berarti
Menjamin & Menyelenggarakan Juga Kepentingan Nasional
c. Pengesahan Wanus Sbg Wawasan Nusantara Ketatanegaraan Yaitu Dlm Tap
Mpr No.Ii/Mpr/1973 & Tap Mpr No.Ii/Mpr/1988
d. Nilai-2 Ps Telah Bersemayan & Berkembang Dlm Hati & Kesadaran Bgs.
Indo, Termasuk Dlm Menggali & Mengembangkan Wawasan Nasional, Yg
Terlihat Dlm Sila-2 Ps.
Latar Belakang Pemikiran Berdasarkan Kewilayahan Nusantara
Geografis Indonesia
* Posisi Indo Berada Pd Posisi Silang Dunia
(Diapit 2 Benua & 2 Samudra)
* Berada Sebelah Menyebelah Garis Khatulistiwa Dg Iklim Tropis
* Terdiri Dr Ribuan Pulau Kecil & Besar.
* Secara Sosial Berpenduduk Majemuk & Ber Bhinneka Tunggal Ika Yg Beragam
* Wilayah Darat, Laut, & Udara Adl Satu Yg Disebut Tanah Air
Geo Politik Bgs Indonesia
Geo Politik Artinya Penentuan Kebijaksanaan Pemerintah Berdasarkan
Konstelasi (Seluk Beluk) Geografis Yg Ditempati Oleh Suatu Bgs

WAWASAN NUSANTARA

A. Latar Belakang Filososfis Wawasan Nusantara


Tuhan telah menciptkan empat golongan mahkluk yang dapat ditangkap dengan indera yaitu :
a.

benda mati yang hanya mempunyai bentuk dan wujud

b.

Flora yang mempunyai wujud serta kehidupan

c.

Fauna yang mempunyai bentuk, kehidupan serta reaksi dan naluri

d.

Manusia yang mempunyai bentu, wujud, kehidupan, daya reaksi naluri serta ahklak
Manusia merupakan mahluk yang tertinggi derajatnya karena punya akhlak dan daya pikir serta

dapat menerima firman tuhan sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan, antara lain ;

Menyembah penciptanya

Melanjutkan keturunan

36

Kewarganegaraan/Kewiraan

Mengusai alam untuk kelangsungan hidupnya


Dalam melaksanakan tugas tersebut manusia bergerak dalam 2 bidang yaitu :

Bidang Universal filosofis, yang bersifat ideal dan mencangkup transceden, hati nurani, sistem nilai
dala hubungan antar sesama, dengan kata hati dan milik materi.

Bidang sosial politik, yang bersifat realistis, mencangkup hal-hal yang dapat dirasakan (imanen),
hal-hal hukum serta norma-norma yang berkaitan dan berhubungan dengan tempat kedudukan di
bumi serta kehidupannya.
Faktor idealis bagi bangsa Indonesia terwujud dalam pancasila sedangkan faktor realistis terwujud

dalam kesejarahan (histotycity), eksistensi serta proyeksinya dari zaman ke zaman yang kesemuanya ini
dapat menumbuhkan rangsanagan (drives), ditambah dengan letak geografis Indonesia sangat strategis
karena berada diantara dua benua(Asia_Australia) dan dalam jalur laut hubungan dunia barat dan dunia
timur, kondisis ini mendorong bangsa Indonesia berdaya upaya untuk memelihara, mempertahankan,
menjaga dan menjamin kelangsungan hidupnya.
Salah satu upayanya adalah dengan menyamakan persepsi tentang negara dan bangsa Indonesia adar
dapat mempertahankan eksistensinya untuk tetap dapat mewujudkan tujuan nasionalnya melalui wawasan
nusantara.
Negara secara konstitutif mempunyai prasyratan dalam perwujutan dan pencapaian tujuan yang ada.
Secara jelas bahwa pemerintah dalam penyelenggraannya akan dipengaruhi oleh paham kekuasaan
serta akan mengakibatkan adanya masalah karena perbedaan paham kekuasaan dengan mereka yang berada
di lingkungan kebebasan.
Paham-paham kekuasaan seperti antara lain :
a.

Paham Machiavelli (abad XVII), cara pandang bangsa-bangsa eropa barat telah berkembang sejak
islam masuk di eropa pada abad VII, sehingga menghasilkan peradaban modern seperti sekarang, di
bidang politik dan kenegaran motor atau sumber pemilikinya adalah Machiavelli seorang pakar ilmu
poltik dalam pemerintahan republik Florence sebuah negara kecil di italia utara
Machiavelli mengatakan dalam bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa inggris The Prince

apabila ingin mempertahankan kekuasaan agar tetap kokoh maka lakukan beberapa hal berikut :

Rebut kekuasaan dengan segala cara

37

Kewarganegaraan/Kewiraan

Perthankan kekuasaan dengan politik devide et imper

Dalam poltik disamkan dengan kehidupan binatang buas, siap yang kuat itu yang menang,
dan sebaliknya.

b.

Paham Feurbeck dan Hegel


Paham mateerialistik Feurbeck dan teori sintesa Hegel yang akhirnya menelorkan paham liberalisme

dan komunisme.
c.

paham Leninisme dan Mao Zhe Dong


Adalah paham yang menyatakan bahwa untuk memperthankan atau memperluas kekuasaan mereka

berpendapat bahwa dapat dengan pertumpahan darah adalah syah-syah saja.


d.

Paham Lucian W.Pie, dia mengatakan dalam bukunya political cultur and political development
Priencesten University 1972, mengatakan bahwa sistem politik yang baik dalam sebuah negara adalah
mengakar pada akar budaya bangsa.
Wawasan nasioanal suatu bangsa disebut sebagi NATIONAL OUT LOOK yang unsur dasarnya

terdiri dari :wadah (contour), isi (Content), dan tata laku (condact).
Wawasan suatu bangsa harus mampu memberi inspirasi suatu bangsa dalam menghadapi berbagai
hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis tersebut.

Untuk mewujudkannya perlu pertimbangan beberapa hal pokok :

Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup

Jiwa, tekad dan semangat rakyatnya

Lingkungan sekitarnya
NATIONAL OUT LOOK INDONESIA, disebut WAWASAN NUSANTARA, yang pada dasarnya

unsure yang menjadikan pertimbangan tidak berbeda dengan negara lain yaitu :contour (geografi),content
(penduduk, aspirasi,kebhinekaan), condact (sikap cinta tanah air).
Tujuan pemahaman wawasan nusantara adalah untuk mengembangkan pengertian tentang maksud
wawasan dalam hubungannya dengan ketiga unsur dasar yang akan berkaitan dengan pandangan-pandangan

38

Kewarganegaraan/Kewiraan
berdasarkan disiplin ilmu-ilmu lain, sehingga akan terjadi gambaran secara bulat tentang kehidupan suatu
bangsa dalam lingkungannya untuk mewujudkan segenap aspek kehidupan, baik ilmiah maupun aspek
sosial dalam pencapaian tujuan nasional.
Wawasan nusantara secara harfiah selain menunjukkan isi, juga mengandung pengertian pandangan,
tinjauan, penglihtan, dan cara tanggapan indrawi.
Sedangkan kata nasioanl adalah kata sifat yang berbentuk nasional atau bangsa yang telah
mewujudkan diri dalam kehidupan bernegara.
Dengan demikian wawasan nusantara mengandung pengertian :

Cara pandang bangsa Indonesia


Mengenai diri dan lingkungannya yang serba bernilai strategis dengan mengutamakn persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.

Cara pandang bangsa Indonesia


Yang telah menegar tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung
melalui interelasi dalam pembangunan di lingkungan nasional, regional serta global.

Hakekat wawasan nusantara :


Menumbuhkan kesadaran nasional yang tinggi bagi bangsa Indonesia sehingga tercipta persatuan dan
kesatuan.
Guna memahami maksud dari wawasan nusantara dan hakekatnya dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan antara lain : pendekatan kenegaraan dan pendekatan
kebangsaan.
B. Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan.
Implementasi wawasan nusantara dapat dilakukan dalam seluruh aspek kehidupan nasional dalam
wilayah meliputi :

Kehidupan dalam sumber kekayaan alam

Kehidupan diantara penduduk

Kehidupan ideology

39

Kewarganegaraan/Kewiraan

Kehidupan ekonomi

Kehidupan politik

Kehidupan sosial budaya

Kehidupan hankam

Tantangan wawasan nusantara :


a. Perubahan nasionalisme
Secara global :

Nasionalisme dari ideologi menjadi identitas

Nasionalisme dari politik menjadi kultur


Nasional :

Kebangkitan komponen-komponen bangsa yang dikwatirkan menadi chauvinisme, kebangsaan yang


sempit.

b. Global Paradox
Yaitu situasi dimana peranan rakyat dengan didukung keamapuan bekal ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tinggi diberikan sebesar-besarnya, pemerintah hanya sebagai fasilitator, padahal rakyat kita
belum mempunyai kemampuan yang tinggi mengenai IPTEK.
c. Dunia tanpa batas
Yaitu kondisis kehidupan yang akan dipengaruhi kehidupan global.
d. New cavitalisme
Yaitu sistem ekonomi dalam kondisi liberalisme ekonomi
e. Kesadaran warga negara
Keberhasilan wawasan nusantara
Tercermin pada sikap dan prilaku yang mengandung pancaran sinar :

Etika dan moral

Kesadaran untuk melaksankan hak dan kewajiban

Kesadaran bangsa Indonesia bahwa nusantara sangat diperlukan.

40

Kewarganegaraan/Kewiraan

BEBERAPA FUNGSI GEOPOLITIK KE DLM & KELUAR


(a). Fungsi Hankam Melindungi Seluruh Tumpah Darah Indo (Ke Dlm) & Ikut Serta
Mewujudkan Perdamaian Dunia (Keluar)
(B). Fungsi Ekonomi Meningkatkan Kesejahteraan Masy.(Ke Dlm) & Meningkatkan
Devisa Negara (Keluar)
(C). Fungsi Politik Menyadarkan Warga Neg Akan Hak & Kewajibanya (Ke Dlm) &
Kepentingan Politik Serta Ketertiban Masy. Dunia (Keluar)
(D). Fungsi Sosbud Utk Mencerdaskan Kehidupan Bgs (Ke Dlm) & Pengiriman
Missi Olah Raga & Kesenian Keluar Negeri Secara Bergiliran (Keluar)
GEO STRATEGI INDONESIA
Artinya Perumusan Strategi Nasional Yg Memperhitungkan Konstelasi Geografis Neg
(A). Secara Fisik Indo Berada Pd Posisi Silang Dunia Yg Berarti Ikut
Menentukan/Mengatur Lalu Lintas Kekuatan Dunia
(B). Secara Sosial Indo Berada Diantara 2 Kekuatan Sosial Dunia (Dunia Barat &
Timur)
DUNIA BARAT
DUNIA INDONESIA
DUNIA TIMUR
Individualisme
Idiologi
Komunisme
Demokrasi Liberal
Politik
Demokrasi Terpimpin
Kapitalisme
Ekonomi
Sentralisasi
Liberalisme
Sistem Sosial
Sosialisasi
Westernisasi
Budaya
Sintoisme
Tipis
Demografis
Padat
Maritin
Hankam
Continental
(c). Pengaruh Terhadap Geografis Indo Dpt Melalui Diplomatik/Damai/Subversi &
Agresi / Invasi
2.3. Latar Belakang Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya
Budaya Dpt Diungkapkan Sbg Cipta, Rasa & Karsa (Krn Manusia Tdk Bekerja
Hanya Dg Budi Ttp Jg Dg Perasaan, Fantasi & Kehendak)
Pengaruh Faktor Alamiah Membentuk Perbedaan Secara Khas Kebudayaan
Masyarakat.
Ciri Ruang Hidup Yg Menjadi Asal Usul Suatu Masy., Mudah Dikenali
Perbedaannya Yaitu :
(A). Masy. Nelayan Yg Pemberani/Menentang Alam, Agresif & Terbuka. Masy.
Petani/Agraris Yg Teratur/Mengikuti Ruang Alam, Mementingkan Keakraban
& Kurang Terbuka
(B). Masy. Desa Yg Memegang Teguh Nilai-2 Relegius, Kekerabatan, Gotong
Royong. Masy. Kota Materialistik, Individual
41

Kewarganegaraan/Kewiraan

Berdasarkan Ciri & Sifat Kebudayaan Serta Kondisi & Konstelasi Geografis Neg Ri.
Tergambar Bhw Masy. Indo Adl. Masy. Majemuk Sehingga Mengandung Potensi
Komplik
Utk Itu Persatuan & Kesatuan Perlu Mendpt Perhatian Diantara Kita Semua
2.4. Latar Belakang & Pemikiran Berdasarkan Aspek Sejarah :
Perjuangan Bgs Dlm Meraih Cita-2, Tumbuh & Berkembang Akibat Latar Belakang
Sejarah
A. Zaman Kerajaan Kalingga (Abad Ix), Sriwijaya (Abad (Viii), Majapahit (Abad Xv),
Mataram (Abad (Xvi), Pajajaran, Gowa Dll.
B. Pd Zaman Eropa (Abad Xvi) Yaitu Bgs Eropa (Inggris, Perancis, Portugis, Spanyol)
Datang Di Indo Dg Alasan Berdagang, Kenyataannya Menjajah Timbul
Perlawanan Secara Fisik Oleh Sultan Agung Di Mataram (1613), Sultan Iskandar
Muda Di Aceh (1636), Sultan Tirtayasa Di Banten (1650), Sultan Hasanuddin Di
Makassar (1660), Diponegoro-Imam Bonjol Pattimura
Perlawanan Non Fisik R.A. Kartini (1902), Budi Utomo (1908), Sdi, Indiche
Party Dll.
C. Zaman Proklamasi 17 Agustus 1945 Kita Menghadapi Pemberontakan Dari Luar
Negeri Yaitu Gurkha, Belanda, Inggris Misalnya Bandung Lautan Api, Puputan
Jembrana Di Bali, Peristiwa Surabaya, Semarang, Dll.
D. Zaman Jepang (1942) Indo Menderita
Pemberontak Dlm Negeri Pki Di Madium, Di/Ti/Prri Di Sumatra, Permesta Di
Sulawesi & G.30.S/Pki
3. ARAH PANDANG
4. HAKEKAT WANUS
ADL. KEUTUHAN NUSANTARA ATAU NASIONAL DLM PENGERTIAN CARA
PANDANG YG SELALU UTUH MENYELURUH DLM LINGKUP NUSANTARA
DEMI KEPENTINGAN NASIONAL ARTINYA SETIAP WARGA NEG, APARATUR
NEG & PENYELENGGARA NEG HRS BERFIKIR & BERTINDAK SECARA UTUH
MENYELURUH DEMI KEPENTINGAN BGS & NEG.
5. ASAS WANUS / NUSANTARA
Asas Wanus Terdiri Dr Kepentingan Yg Sama, Tujuan Yg Sama, Keadilan, Kejujuran,
Solidaritas, Kerjasama & Kesetiaan Pd Ikrar (Kesepakatan Bersama) Demi
Terpeliharanya Integritas Bgs Dlm Kebhinnekaan.
6. KEDUDUKAN WANUS
Visi Wanus Adl. Menyelenggarakan Kehidupan Nasional, Maka :
Ps. Adl. Landasan Idiilnya
42

Kewarganegaraan/Kewiraan

Uud 1945 Adl. Landasan Konstitusionalnya


Tannas Adl. Landasan Konsepsionalnya
Gbhn Adl. Operasionalnya
Wanus Adl. Landasan Visionalnya.

7. FUNGSI WANUS :
Adl. Sbg Pedoman, Motivasi/Dorongan & Rambu-2 Dlm Menentukan Segala
Kebijaksanaan, Keputusan, Tindakan & Perbuatan Baik Bg Para Penyelenggara Neg.
Ditingkat Pusat & Daerah, Maupun Bg Seluruh Rakyat/Masy.Indo Dlm Kehidupan
Bermasy.,Berbgs & Bernegara
8. TUJUAN WANUS
8.1. Kedlm Ialah Mewujudkan Satu Kesatuan Aspek Kehidupan Nas, Baik Aspek
Alamiah Maupun Aspek Sosial
8.2. Keluar Utk Ikut Serta Mewujudkan Kebahagiaan, Ketertiban & Perdamaian Seluruh
Umat Manusia Di Dunia

UNSUR-2 DASAR WANUS / WASANTARA


1. WADAH WANUS :
1.1. Nusantara Bertempat Dlm Arciplase State (Perairan Nusantara) Ialah
Neg.Kepulauan & Bentuk Ujud Sifatnya Manunggal & Utuh Menyeluruh
1.2. Nusantara Kita Dlm Tata Susunan Inti Organisasi : Meliputi Bentuk & Kedaulatan,
Kekuasaan Pemerintahan Neg. & Sistem Perwakilan (Lembaga-2 Neg)
1.3. Dlm.Tata Kelengkapan Organisasi Meliputi : Aparatur Neg. (Pns, Tni,
Polri),Kesadaran Politik, Pers & Media Massa, Partisipasi Rakyat.
2. ISI WANUS :
2.1. Cita-2 Sesuai Dlm Pemb.Uud-45 Yg Meliputi : Keadilan Sosial (Ke Dlm.) &
Perdaiaan Dunia (Keluar)
2.2. Sifat/Ciri-2 Manunggal Utuh Menyeluruh
2.3. Cara Kerja Berpedoman Pd Ps.
3. TATA LAKU WANUS :
3.1. Tata Laku Lahiriyah, Yg Diiringi Dlm Program Perencanaan, Pelaksanaan &
Pengawasan
3.2. Tata Laku Batiniah, Tumbuh Krn Proses Pertumbuhan Hidup Yg Dipengaruhi
Keyakinan, Agama, Kepercayaan, Lingkungan/Alam & Kebiasaan Sehingga
Melahirkan Sikap Mental Bgs.

IMPLEMENTASI & APLIKASI


IMPLEMENTASI I Perwujudan Kepulauan Nusantara Sbg Kesatuan Politik, Artinya
:
Kepulauan Wil.Nas Dg Segala Kekayaannya Merupakan Satu Kesatuan Wil, Wadah,
Ruang Hidup & Matra

43

Kewarganegaraan/Kewiraan

Bgs Indo Terdiri Berbagai Suku & Berbicara Berbagai Macam Bhs Daerah Serta
Meyakini Berbagai Agama & Kepercayaan Pd Tuhan Yme, Yg Semuanya Merupakan
Satu Kesatuan Yg Bulat.
Secara Psikologis,Bgs Indo Adl Senasib Sepenanggungan, Sebgs & Setanah Air
Kehidupan Politik Merupakan Satu Kesatuan Diseluruh Wil Nusantara
Satu Hukum Utk Kepentingan Nasional
APLIKASINYA :
Mencegah Sikap Egoisme, Sukuisme, Daerahisme Dsb.
Mencegah Berubahnya Nilai-2 Kebersamaan Dg Cara Menghindari Gaya Hidup
Mewah, Memupuk Rasa Kesetia Kawanan, Sikap Solidaritas Dsb
Mencegah Timbulnya T.A.H.G Dg Jalan Kadarkum, Kesatuan Langkah Dsb.
Menciptakan Iklim Penyelenggaraan Neg Yg Sehat Sehingga Sistem Pemerintahan
Kuat & Terpercaya Yg Dibangun Sbg Penjelmaan Kedaulatan Rakyat.
IMPLEMENTASI 2 :
Perwujudan Kepualauan Nusantara Sbg Satu Kesatuan Ekonomi Artinya :
Kekayaan Wil. Nusantara Adl.Modal & Milik Bersama Bgs Indo
Tingkat Perkembangan Ekonomi Hrs Serasi & Seimbang Di Seluruh Daerah
Kehidupan Perekonomian, Diselenggarakan Berdasarkan Asas Usaha Bersama &
Kekeluargaan Utk Kemakmuran Rakyat
APLIKASINYA :
Pemanfaatan Kekayaan Alam Seoptimal Mungkin Dg Penyediaan Gudang-2 Koperasi
Dsb
Menghilangkan Kesenjangan Perekonomian Kota/Desa
Pengelolaan Sumber Daya Alam & Pelestariannya Dg Memperhatikan Keserasian
Dlm Masy.
IMPLEMENTASI 3 :
Perwujudan Kepulauan Nusantara Sbg Satu Kesatuan Sosial Budaya, Artinya :
Masy. Indo Adl.Satu, Pri Kehidupan Bgs Merupakan Kehidupan Yg Serasi Dg
Tingkat Kemajuan Masy. Yg Sama, Merata, Seimbang, Serta Selaras Dg Tingkat
Kemajuan Bgs
Budaya Bgs Adl.Satu & Corak Ragam Budaya Merupakan Kekayaan Budaya Bgs Yg
Menjadi Modal & Landasan Pengembangan Budaya Bgs Seluruhnya & Tdk Menolak
Budaya Asing Asalkan Tdk Bertentangan Dg Budaya Bgs
Budaya Nasional Berakar Dlm Budaya Daerah, Maka Budaya Daerah Hrs Maju
APLIKASINYA :
Kita Bersama Hrs Menghilangkan Kemiskinan, Kebodohan, Keterbelakangan,
Pengangguran
Meningkatkan Budaya Daerah, Penyajian Seni Budaya Di Media Massa Secara
Bergiliran, Menghapuskan Nilai Fiodal, Mencegah Budaya Asing Yg Tdk Sesuai Dg
Budaya Kita.
44

Kewarganegaraan/Kewiraan

Menciptakan Kehidupan Masy.Yg Rukun, Bersatu Tanpa Membedakan Suku, Daerah,


Golongan, Agama
Mewujudkan Sikap Batiniah & Lahiriah Yg Mengakui Menerima & Menghormati
Segala Bentuk Perbedaan Atau Kebhinnekaan Yg Ada Disekitar Kita.
IMPLEMENTASI 4 :
Perwujudan Kepulauan Nusantara Sbg Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan, Artinya :
Setiap Warga Neg.Memiliki Hak & Kewajiban Yg Sama Dlm Pembelaan Bgs &
Negara
Wil.Nusantara Hrs Dipertahankan & Diamankan Serta Melibatkan Seluruh Komponen
Bgs & Neg., Makanya Kita Bertanggung Jawab Bersama Sbg Bgs.
Ancaman Terhadap Satu Wil. Nusantara, Berarti Ancaman Seluruh Bgs. Makanya
Kita Bertanggung Jawab Bersama Sebagai Bgs.
APLIKASINYA :
Meningkatkan Kebersamaan Antar Daerah Dlm Pertahanan & Keamanan Wilayah.
Membangkitkan Semangat Nasionalisme, Kebanggaan Nasional, Menghargai Jasa-2
Para Pahlawan Atau Pejuang Bgs.
Menumbuhkembangkan Kesadaran Cinta Tanah Air & Bgs, Agar Terbentuk Sikap
Bela Neg Pd Setiap Individu Warga Neg Indonesia
TANTANGAN IMPLEMENTASI WANUS
1). Pemberdayaan Masy Artinya Berikan Peran Aktif Pd Masy.Guna Mencapai Tujuan
Nasional.
2). Globalisasi Artinya Keterbatasan Kualitas Sdm Di Bid. Iptek Merupakan Tantangan
Serius Menghadapi Globalisasi
3). Era Baru Kapitalisme Dg Issu Global
4). Kesadaran Warga Neg Atas Hak & Kewjibannya & Meningkatkan Kesadaran Warga
Neg Dlm Hal Mengutamakan Kepentingan Pribadi & Golongan

SKEMA IKHTISAR WANUS


BENTUK
WUJUD

W
A
D
A
H

TATA INTI
ORGANISASI
TATA
KELENGKAPAN

W
A

CITA-CITA

- BENTUK & KEDAULATAN


- KEKUASAAN PEMERINTAH
- SISTEM PEMERINTAHAN
- APARATUR NEGARA
- KESADARAN POLITIK MASY.
- MEDIA PERS

- PEMB.UUD.45 (ALINEA 2)

- NUSANTARA
- POSISI SILANG
- MANUNGGAL UTUH MENYEL

SIFAT /
CIRI-CIRI

- UTUH MENYELURUH
- MANUNGGAL
45

Kewarganegaraan/Kewiraan

CARA KERJA

T
A
T
A
L
A
K
U

TATA LAKU
BATINIAH

TATA INTI
LAHIRIAH

- PEDOMAN
- MAWAS DIRI
- OLAH BUDI

- LANDASAN FALSAFAH
- SIKAP MENTAL BANGSA

- TATA PERENCANAA
- TATA PELAKSANAAN
- TATA PENGAWASAN

KETAHANAN NASIONAL
* PENGERTIAN :
Bgs.Indo Mempunyai Cita-2 Yg Ingin Dicapai (Pemb.Uud-45 Alinea 2
Merupakan Tujuan Nas.
Utk Mencapai Cita-2 (Tujuan Nas) Kita Akan Menghadapi Tantangan, Ancaman,
Hambatan, Gangguan Hal Ini Perlu Ditanggulangi
Olehnya Itu Bgs Indo Hrs Mempunyai Kemauan, Kekuatan, Ketangguhan &
Keuletan Guna Menghadapi T.A.H.G.
Jadi Pengetian Tannas Adl. Merupakan Kondisi Dinamik Suatu Bgs, Berisi Keuletan
& Ketangguhan, Yg Mengandung Kemampuan Mengembangkan Kekuatan
Nasional, Didlm Menghadapi T.A.H.G. Baik Dari Luar Maupun Dr Dlm, Langsung
Maupun Tdk Langsung Membahayakan Integritas, Identitas, Kelangsungan Hidup
Bgs & Neg Serta Perjuangan Mengejar Tujuan Nas
Beberapa Istilah Dari Pengettian Tsb.
- Ketangguhan = Kuat Menderita Atau Menanggulangi Beban
- Keuletan = Usaha Terus, Giat Dg Kemauan Keras Dlm Menggunakan
Kemampuan & Kecakapan Utk Mencapai Tujuan/ Cita-2
- Identitas = Ciri Khas Suatu Bgs Dilihat Secara Keseluruhan (Holistik).
- Integritas = Kesatuan Yg Menyeluruh Dlm Kehiudpan Nas.,Baik Sosial,
Alamiah, Potensi Dll
- Ancaman = Usaha Yg Bersifat Mengubah/Merombak Kebijaksanaan &
Dilakukan Secara Konsepsional, Kriminal & Politik
- Tantangan = Usaha Yg Betujuan/Bersifat Menggugah Kemampuan
- Hambatan = Usaha Bersal Dari Dlm Diri Sendiri Bertujuan
Melemahkan/Menghalangi Secara Tdk Konsepsional
- Gangguan = Usaha Berasal Dari Luar Bersifat Melemahkan/Menghalangi
Secara Tdk Konsepsional
46

Kewarganegaraan/Kewiraan

Sifat Tannas :
- Manunggal Integratif Secara Serasi & Selaras Semua Aspek Alamiah & Aspek
Sosial
- Mawas Kedlm = Terutama Diarahkan Kpd Diri Sendiri
- Berwibawah = Mempunyai Daya Pencegah
- Berubah Menurut Waktu = Tanna Selalu Berubah Menurut Sikon
- Tidak Membenarkan Sikap Adu Kekuatan & Kekuasaan = Tannas
Mementingkan Konsultasi, Saling Menghargai & Menjauhi
Permusuhan/Konfrontasi
- Percaya Diri Sendiri = Tdk Tergantung Pd Neg Manapun. Rumah Tangga
Diatur Sendiri

KETAHANAN NASIOANAL
A. Konsep Ketahanan Nasioanal Yang Dikembangkan Untuk Menjamin Kelangsungan Hidup
Menuju Kejayaan Bangsa Dan Negara.
Pengertian ketahanan nasioanal :

Sebagai kondisi dianamis bangsa adalah


kondisi bansa yang bersikan keuletan, keterampilan, ketangguhan serta kemampuan mengembangkan
seluruh potensi nasional untuk menghadapi hakekat ancaman yang datang dari luar maupun dari
dalam, langsung maupun tidak lansung.

Sebagai konsepsi adalah :


serasi,selaras dan seimbang pada seluruh aspek kehidupan nasioanal baik pada aspek alamiah yang

bersifat statis maupun pada aspek sosial yang bersifta dinamis karena masing-masing ada keterkaitan dan
keterhubungan satu sama lain.
Pokok-pokok pikiran ketahanan nasional didasarkan pada :

Tujuan nasional, cita-cita dan falsafah bangsa ;


Wawasan nasional
Kesejahteraan dan keamanan

Sedangkan sifatbya terlihat jelas terdiri dari :

Integratif
waspada

47

Kewarganegaraan/Kewiraan
Wibawa
Dinamis
Kostitusi dan saling menghargai
Untuk memperoleh keseimbangan dalam mewujudkan ketahan nasional maka pembangunan harus
tertata pada berbagai aspek serta dapat mengakomodir kepentingan nasional.
Konsepsi pembangunan inilah yang menjadi konsepsi ketahanan nasional yang harus dituangkan
dalam peraturan yang jelas sebagai paying pembangunan, peraturan ini harus dihasilakan dalam sebuah
proses politik.

B. Fungsi Ketahanan Nasional Sebagai Kondisi Dokrin Dan Metode Dalam Kehidupan Berbangsa
dan bernegara.
Berdasarkan rimisan pengertian pertahanan nasional dan kondisi kehidupan berbangsa dan
bernegara, ketahanan nasional sesungguhnya merupakan gambaran dokrin dan metode daam berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan adanya ketahanan nasional yang telah memuat berbagai visi
dan misi serta metode yang ada maka diharapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia
mampu mengatasi berbagai pengaruh yang ada dari berbagai aspek-aspek kehidupan, meliputi :

Pengaruh aspek ideologi

Pengaruh aspek politik

Pengaruh aspek ekonomi

Pengaruh aspek sosial budaya

Pengaruh pertahanan nasional

ASTRA GATRA = (3 GATRA = ASPEK = UNSUR)


- ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA DIBAGI 2 GOLONGAN
1. GOL.ASPEK ALAMIAH
2. GOL.ASPEK SOSIAL
(KE-2 ASPEK INI DINAMAKAN ASTRA GATRA
- ASPEK ALAMIAH (TRI GATRA) :
1. GEOGRAFI
2. SUMBER DAYA ALAM
3. DEMOGRAFI

48

Kewarganegaraan/Kewiraan

- ASPEK SOSIAL (PANCA GATRA) :


1. IDIOLOGI
4. SOS.BUDAYA
2. POLITIK
5. MILITER (HANKAM)
3. EKONOMI

PENGERTIAN TANNAS DALAM SKEMA

LANGSUNG
KEULETAN
&
KETANGGU
HAN

KEMAMPUAN
MENGEMBANG
KAN KEKUATAN
NASIONAL

TANTANGAN
ANCAMAN
HAMBATAN
GANGGUAN

DARI LUAR
DARI DALAM

LAWA
N

TIDAK LANGSUNG

MEMBAHAYAKAN

INTEGRITAS
IDENTITAS
KELANGSUNGAN HIDUP
PERJUANGAN UTK MENCAPAI TUJUAN NAS

PERWUJUDAN & PENGARUH TANNAS PD KEHIDUPAN NASIONAL


1. PERWUJUDAN ASPEK ALAMIAH (TRI GATRA)
1.1. Posisi & Lokasi Geografi Negara Bentuk & Wujud Neg.Indo Adl. Neg.Kepulauan
(Archipe Lago State)
Indonesia Posisi Hubnya Dg Neg.Tetangga Dibatasi Laut & Letaknya Pada Posisi
Silang Dunia (Diantarai 2 Benua & 2 Samudra). Hal Ini Sangat Mempengaruhi
Kelangsungan Hidup Bgs & Neg Dlm Hal Pengaturan Keamanan & Kesejahteraan.
Contoh :
Neg.Kepulauan Dlm Membina Tannasnya Hrs Lebih Banyak Memanfaatkan
Potensi Lautnya & Neg Pulau Lebih Banyak Memanfaatkan Potensi Daratnya.
Kesimpulannya Bhw Posisi & Lokasi Geografi Suatu Neg Sangat Menentukan
Peranan Dlm Percaturan Lalu Lintas Dunia Guna Menghadapi Hakekat
Ancaman
49

Kewarganegaraan/Kewiraan

1.2. Keadaan & Sumber Kekayaan Alam Artinya Kekayaan Alam Yg Bersumber Dr
Potensi Alam (Udara, Bumi, Laut)
Bila Kekayaann Alam Suatu Neg Kurang Atau Tdk Ada Maka Neg Tsb Akan
Berupaya Mendapatkan Dr Neg.Lain Dg Berbagai Cara Sehingga Timbul
Masalah Poltik, Sosek, Budaya & Hankam
Utk Itu Perlu Dibina Kesadaran Nas.Utk Pemanfaatan Kekayaan Alam, Agar
Tercapai Nilai Guna & Hasil Guna Demi Pembangunan Nasional Utk Mengatasi
Kerawanan & Menanggulangi Ancaman Yg Mungkin Timbul
Faktor Kekayaan Alam Ini Bila Dikelola Dg Cermat Dpt Menignkatkan Ketahanan
Nas (Lestarikan Kekayaan Alam Di Neg. Kita)
1.3. Keadaan & Kemampuan Penduduk
Dlm Suatu Neg. Manusia Merupakan Faktor Penentu.
Masalah Yg Berkaitan Dg Keadaan & Kemampuan Penduduk Dll.
A). Berubahnya Jml.Penduduk Yg Disebabkan Kematian (Mortalitas), Kelahiran
(Pertilitas) & Migrasi
Bila Penduduk Bertambah Hrs Diimbangi Dg Sdm, Lapangan Kerja,
Kesejahteraan Yg Memadai Jika Hal Ini Tdk Diperhatikan Akan
Melemahkan Tannas Kita
B). Komposisi Penduduk Menurut :
Umur , Kelamin, Tingkat Pendidikan Dll. Dpt Mempengaruhi Tannas
Contoh : Umur Yg Produktif Lebih Banyak Dr Pd Umur Non Produktif Dpt
Meningkatkan Tannas
Kesimpulan Bhw Keseimbangan Antara Umur Produktif Dg Umur Non
Produktif Sangat Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan
C). Penyebaran Penduduk (Distribusi) Berpengaruh Pd Kesejahteraan &
Keamanan Nasional
Contoh : Mendistribusikan Penduduk Ketempat Yg Kosong/Merata Sangat
Berpengaruh Terhadap Tannas & Pengelolaan Sda Meningkat (Kesejahteraan
Meningkat)
Caranya : Transmigrasi & Penyebaran Pusat-2 Industri Supaya Tannas
Meningkat
D). Tingkatkan Sdm Dg Jalan Menambah Iptek, Berikan Keterampilan Hal Ini
Sangat Mempengaruhi Tannas
2. PERWUJUDAN ASPEK SOSIAL (PANCA GATRA)
GATRA IDIOLOGI
a). Idiologi Merupakan Seperangkat Nilai Yg Diyakini Kebenarannya, Tersusun
Secara Sistimatis Digunakan Suatu Bgs Utk Menata Masy. Demi
Kelangsungan Hidup Bgs
Idiologi Dijadikan Dasar Serta Memberi Arah & Tujuan Yg Ingin Dicapai Dlm
Kelangsungan Hidup Bgs & Negara.
B). Kekuatan Idiologi Terletak Pada :
50

Kewarganegaraan/Kewiraan

- Rangkaian Nilai Yg Ada Didlm.Nya Yg Mampu Menampung Aspirasi Hidup


& Kehidupan Manusia Yg Menganutnya
- Penghayatan & Pengamalan Oleh Neg Dlm Kehidupan Sehari-2
C). Ketahan Idiologi Ialah Kondisi Dinamis Suatu Bgs Yg Berisi Keiletan &
Ketangguhan Yg Mengandung Kemampuan Mengembangkan Kekuatan Nasional
Dlm Menghadapi & Mengatasi Athg Luar/Dlm, Langsung/Tdk Langsung
Membahayakan Kelangsungan Hidup Idiologi BGS.
GATRA POLITIK
a). Politik Diartikan Sbg Asas, Haluan & Kebijaksaan Yg Digunakan Utk Mencapai
Tujuan & Kekuasaan. Jd Politik Selalu Dihubungkan Dg Masalah Kekuasaan
Dlm. Neg.Yg Berada Ditangan Pemerintah.
B). Kehidupan Politik Disektor Masy., Berfungsi Memberi Masukan (Inpu) Berupa
Aspirasi Atau Tuntutan Kebutuhan Masy. (Input).
Kehidupan Politik Disektor Pemerintahu Berfungsi Sbg Keluaran (Output)
Berupa Kebijaksanaan Yg Melahirkan Uu & Peraturan-2 Yg Berujud Keputusan
Politik
C). Sistem Politik Menentukan Bg Kehidupan Politik Dilaksanakan Sbg
Pencerminan Interaksi Antara Input & Output
* Sebaiknya Hrs Serasi Input & Output
* Jika Output Kebih Dominan Maka Sistem Pemerintahan Menjadi
Otoriter/Diktator
* Jika Input Lebih Dominan Dp Output Maka Sistem Pemerintahan Menjadi
Liberal
D). Upaya Bgs Indo Utk Meningkatkan Ketahanan Politik Upaya Utk Mencapai
Keseimbangan Input & Output (Demokrasi Ps)
E). Ketahan Politik Ialah Kondisi Dinamik Suatu Bgs Yg Berisi Keuletan &
Ketangguhan Yg Mampu Mengembangkan Kekuatan Nasional Dlm Menghadapi
& Mengatasi Athg Baik Dr Dlm/Luar, Langsung/Tdk Langsung Yg Dpt
Membahayakan Kehidupan Politik Bgs & Negara
GATRA EKONOMI
a). Kegiatan Ekonomi Adl Kelseluruhan Kegiatan Pemerintah & Masy. Dlm
Pengelolaan Faktor Produksi Berupa Sda, Tenaga Kerja, Modal Teknologi &
Management Serta Distribusi Brg & Jasa Hasil Produksi Utk Kesejahteraan
Rakyat
B). Keadaan Eko Suatu Neg Adl.Pencerminan Dr Keseimbangan Antara Produksi &
Distribusi Hasil Produksi
C). Upaya Utk Meningkatkan Ketahanan Eko Yaitu Upaya Meningkatkan Kapasitas
Produksi (Brg & Jasa) & Meningkatkan Distribusinya

51

Kewarganegaraan/Kewiraan

D). Aght Terhadap Kelangsungan Eko Pd Hakekatnya Ditujukan Pd Faktor Produksi


Baik Dlm Neg Maupun Hub Dg Luar Negeri
E). Faktor-2 Yg Mempengaruhi Ketahanan Eko Adl.Bumi & Sumber Alam, Modal,
Tenaga Kerja, Industrialisasi, Teknologi, Sarana & Management
F). Ketahanan Nas Di Bid.Eko Ialah Kondisi Dinamik Suatu Bgs Yg Berisikan
Keuletan & Ketangguhan Yg Mengandung Kemampuan Utk Mengembangkan
Kekuatan Nas Di Dlm Mengahdapi & Mengatasi Segala Bentuk Aght Baik Dr
Dlm Maupun Dr Luar Yg Dpt Membahayakan Kehidupan Eko Bgs & Neg.
GATRA SOSIAL & BUDAYA
a). Sos-Bud Menunjukkan Dua Segi Kehidupan Yaitu
1 . Kemasyarakatan 2. Kebudayaan
Kemasyarakatan Artinya Manusia Dlm Memenuhi Kebutuhannya
(Kelangsungan Hidupnya) Hrs Hidup Berkelompok, Berhubungan Satu Sama
Lain (Bekerja Sama)
Kebudayaan Cara Hidup Masy.Yg Dimanifestasikan Tingkah Laku Yg Sdh
Melembaga Yg Tercipta Krn :
* Kebutuhan Hakiki Manusia
* Lingkungan Alam Yg Melahirkan Kebiasaan Hidup Dlm Suatu Daerah
* Lingkungan Sejarahnya
B). Ketahanan Nas Di Bid Sos-Bud Adl. Kondisi Dinamik Dst. S.D Yg
Dpt Membahayakan Kehidupan Sos-Bud Bgs.
C). Faktor-2 Yg Mempengaruhi Tannas Di Bid Sos-Bud
* Tradisi Hindari Tradisi Yg Tdk Wajar Atau Yg Berlebihhan (Yg
Menghambat Kemajuan)
* Pendidikan Dg Pendidikan Dpt Merubah Prilaku Manusia Agar Dpt
Mengembangkan Potensinya
* Kepemimpinan Nas Hrs Kuat & Berwibawah Dlm Membina &
Membangun Masy.
* Tujuan Nasional Merupakan Pengarah, Pemersatu, Pemberi Motivasi
Hal Ini Dpt Menguatkan Tannas Di Bid. Sos-Bud
* Kepribadian Nasional Perlu Dipupuk Dibina & Dimasyarakatkan Pd Setiap
Generasi Krn Hal Ini Merupakan Daya Utk Mengahdapi Pengaruh Asing
GATRA PERTAHANAN KEAMANAN
a). Pertahanan Keamanan Adl Upaya Rakyat Semesta Dg Tni & Polri Sbg Intinya
Dlm Mempertahankan & Mengamankan Bgs & Neg.
B).Utk Meningkatkan Ketahanan Nas Di Bid.Hankam Partisipasi & Kesadaran
Masy. Perlu Ditingkatkan

52

Kewarganegaraan/Kewiraan

C). Ketahanan Nas Di Bid Hankam Adl. Kondisi Dinamik Dst. S.D Yg
Dpt Membahayakan Hankam Bgs.& Neg

HAKEKAT ANCAMAN ASTAGATRA


1. ANCAMAN UNSUR TRIGATRA :
a). Lokasi & Posisi Geografis Negara
1. Dampak Lingkungan Polusi Udara, Air, Polusi Bumi, Polusi Suara Dll.
2. Ketebukaan Posisi Geografis Indo Dari Segala Penjuru Dunia Rawan Bg
Indo
B). Keadaan & Kekayaan Alam
1. Modal Kurang Utk Mengelola Kekayaan Alam & Keterampilan Penduduk
Kurang
2. Kesediaan Tenaga Ahli Dr Luar Yg Ingin Mengelola/Menggali Kekayaan
Alam Kita
C). Kemampuan Penduduk
1. Penyebaran Penduduk Tdk Merata.
2. Kesadaran & Partisipasi Masy. Terhadap Fungsi & Makna Tannas Masih
Kurang.
2. ANCAMAN UNSUR PANCAGATRA :
a). Idiologi
1. Masih Adanya Sikap Sekelompok Masy.Kita Yg Blm Menerima Ps. Sbg Satu2nya Asas Bermasy. Berbgs & Ber Neg
2. Usaha Para Penganut Pki Yg Ingin Merubah Ps Menjadi Idiologi Komunis
B). Politik
1. Ada Kelompok Tertentu Yg Tdk Setuju Dg Sistem Politik Demokrasi Ps.
2. Kegiatan Organisasi Peserta Pemilu Yg Menyebarkan Isyu-2 Bhw Sistem
Politik Kita Tdk Demokratis
3. Kegiatan-2 Provokator Dlm Pemilu
4. Sikap Sekelompok Tertentu Yg Blm Memahami Tentang Kehidupan Politik
Indonesia
C). Ekonomi
1. Modal Kurang
2. Kualitas Pekerja Rendah
3. Adanya Sekelompok Ekonom Yg Mencari Keuntungan Sebesar-2nya, Tanpa
Memperhatikan Kepentingan Rakyat
D). Sos - Budaya
1. Masih Ada Oknum Yg Menerapkan Konsep Individualis Yg Mengorbankan
Org Lain
2. Vidio Biru (Adat Asing) Merusak Moral Bgs (Awas Budaya Toris)

53

Kewarganegaraan/Kewiraan

3. Ada Keengganan Generasi Muda Utk Mempelajari Budaya Asli


Daerahnya/Budaya Nasional
E). Hankam
1. Kelompok Ekstrim Yg Menghasut Masy. Utk Menentang Pemerintah Yg Syah
2. Sikap Masy. Yg Tdk Mau Kerja Sama Dg Pengamanan Dll.

POLITIK STRATEGI NASIONAL


POLTRANAS
a). POLITIK
Politik Dr Segi Kepentingan Penggunaannya :
1. Dlm Arti Kepentingan Umum
Suatu Rangkaian Azas/Prinsip, Keadaan Serta Jalan, Cara Serta Alat Yg Akan
Digunakan Utk Mencapai Tujuan Tertentu
Contoh : Partai Politik, Orgganisasi Politik Dsb
2. Dalam Arti Kebijaksanaan : (Policy)
Adl Penggunaan Pertimbangan Tertentu Yg Dianggap Lebih Menjamin
Terlaksananya Suatu Usaha, Cita-2/Keinginan Atau Keadaan Yg Dikehendaki
Contoh : Politik Ekonomi, Hukum, Pendidikan Dll
Politik Nas Adl.Azas Haluan, Usaha Serta Kebijaksanaan Tindakan Dg Negara Tentang
Pembinaan : Pernecanaan, Pengembangan, Pemeliharaan & Pengendalian,Serta Penggunaan
Secara Totalitas Dr Potensi Nas Utk Mencapai Tujuan Nas Yg Dibagi Dlm Tahap-2 Yaitu :
1. Jangka Panjang
2. Jangka Menengah
3. Jangka Pendek
POLITIK STRATEGI NASIONAL

A. Politik Dan Strategi Nasional Sebagai Politik Nasional Dan Strategi Nasional Untuk
Mengantisipasi Perkembangan Globalisasi Kehidupan dan Perdagangan Bebas.
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan penganbilan kebijakan untuk mencapai suatu
cita-cita dan tujuan nasional. Strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam uasaha
pencapaian sasaran dan tujuan politik nasional. Jadi berdasarkan pengertian keduanya politik dan stategi
nasional sangat bermanfaat untuk mengantisipasi perkembangan globalisasi kehidupan dan perdagangan
bebas yang akan dihadapi bangsa kita. Adapun implementasi polstranas dalam mengantisipasi
perkembangan globalisasi kehidupan dan perdagangan bebas dapat ditinjau dari berbagai bidang kehidupan,
antara lain :

Bidang Ekonomi

54

Kewarganegaraan/Kewiraan
1.

Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpuh pada mekanisme


pasar yang adil berdasarkan prinsip persingan sehat.

2.

Mengembangkan persingan yang sehat dan adil serta menghindari terjadinya


struktur pasar monopilistik dan berbagai pasar distortif.

3.

Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan kemanusian yang adil bagi


masyarakat.

4.

mengembangkan perekonomian yang berorientasi global.

5.

Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses kemiskinan dan


mengurangi pengganguran.

Bidang sosial budaya


1.

Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang


saling mendukung.

2.

Mengembangkan dan membina kebudayaan nasioanal.

3.

Mengembangkan apresiasi seni dan budaya tradisional

Bidang politik
1.

Mempertahankan dan menciptakan kondisi politik dalam negeri yang kondusif dan
menegaskan arah politik luar negeri Indonesia Yang bebas aktif.

2.

Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas komunikasi di berbagai bidang.

3.

Memantapkan fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spritual dan
etika.

4.

Mengupayakan perluasan dan pemerataan pendidikan serta peningkatan kualitas


clembaga pendidikan yang diselenggarakan masyarakat maupun pemerintah.

Bidang pertahanan keamanan


1.

Menata kembali Tentara Nasional Indonesia sesuai paradigma baru yang konsisten
sekaligus peningkatan kulitasnya.

2.

Mengembangkan kemampuan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

B. Politik Nasional Sebagai Hakekat Materil Politik


a. Sistem Politik

55

Kewarganegaraan/Kewiraan
Perkembangan struktur politik dalam sistem ketatanegaraan di negara Indonesia membagi struktur
politik dalam dua hal, yaitu supra struktur politik dalam lembag-lembag pemerintahan dan insfrastruktur
politik dalam bentuk wadah kemasyarakatan organisasi politik.
Manusia-manusia yang berada pada tatanan supra struktur politik terjadi dari hasil proses yang
dilakukan oleh insfrastruktur politik , dengan demikian maka penyusunanan politik nasioanal sebagai
hakekat materiil adalah perwujudan dari hasil interaksi antar insfrastruktur politik dan suprastruktur politik.
Saat ini pandangan masyarakat tentang politik sudah lebih jauh berkembang karena :

Semakin tingginya kesadran bermasyrakat, berbangsa dan bernegara

Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya.

Semakin meningkatnya kemampuan menentukan pilihan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan


hidup.

Semakin meningkatnya kemampuan mengatasi persoalan seiring dengan kemajuan yang diperoleh
dari hasil pendidikan yang tinggi, baik ilmu maupun teknologi

Semakin kritis dan terbukanya dengan ide-ide baru.

Dengan demikian politik nasional sebagi hakekat materiil adalah hasil maksimal yang dilakukan
oleh suprastruktur dan insfrastruktur politik dalam negara sebagai manajemen nasional yang pada dasarnya
mempunyai unsur sebagai berikut :
1. Negara sebagai organisasi kekuasaan mempunyai peranan atas pemilikan, pengaturan dan
pelayanan yang diperlukan guna mewujudkan cita-cita bangsa.
2. bangsa Indonesia sebagai unsur pemilik negara berperan dalam menentukan sistem nilai dan
arah/kebijakan negara guna landasan serta pedoman diberbagi penyelenggaraan negara
dalam melaksanakan fungsinya.
3. pemerintah sebagai manajer berperan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan umum
dan pembangunan ke arah cita-cita bangsa dan kelangsungan serta pertumbuhan kehidupan.
4. Masyarakat sebagai unsur penunjang dan pemakai berperan sebagai kontributor, penerima
dan konsumen bagi berbagi hasil kegiatan penyelenggaran fungsi pemerintahan.
*Strategi Nasional sebagai Hakekat Seni Dan Ilmu Politik Pembangunan Nasional

56

Kewarganegaraan/Kewiraan
Strategi dalam pembangunan dalam konsep ini dimaksudkan guna mewujudkan konsep ketahanan
nasional yang di arahkan pada :

Geografi

Wadah sekaligus ruang lingkup bangsa dan tempat kegiatan dalam penyelenggaraan kenegaran baik di
tingkat pusat maupun daerah, semua wilayah yang penting dalam keseutuhan suatu negara.

Kekayaam alam

Kependudukan

Ideologi
Pancasila yang menjunjung tinggi 5 nilai tertinggi yaitu : ketuhana yang maha esa, kemanusian yang
adil dan beradap, persatuan yang berisikan faktor pengikat bangsa yang beraneka ragam dan
persatuan spiritual, kerakyatan dan keadilan sosial.

Politik

Ekonomi

Sosial Budaya

Pertahanan keamanan
Keberhasilan dari pelaksanan politik strategi nasional akan terlibat dalam hasil yang dilakukan oleh

penyelenggara kekuasaan untuk menciptakan kewibawaan yang bebas dari KKN secar umum akan
menghasilkan :

Masyarakat yang IMTAQ

Kebersamaan, kegotongroyongan, keseutuhan musyawarah sampai mufakat untuk kepentingan


nasional

Percaya diri

Sadar dan patuh serta taat pada hukum

Pengendalian diri yang tinggi

Dapat mendahulukan kepentingan nasioanal

57

Kewarganegaraan/Kewiraan
Tantangan baik global maupun lokal akan tetap ada, oleh karena itu pendidikan tinggi menjadi
sangat penting karena perguruan tinggi mempunyai fungsi ganda :
1. Sebagai institusi ilmiah berkewajiaban untuk secara terus menerus mengembangkan IPTEK
2. Sebagai Instrumen nasional berkewajiban untuk mencetak kader-kader pemimpin bangsa.

POLITIK NASIONAL AL :
1. Pol.Dlm.Negeri : Utk Mengangkat Harkat Derajat & Potensi Rakyat Indo (Pernah
Dijajah)
2. Pol.Luar Negeri : Bebas Aktif, Anti Imperialisme & Kolonialisme, Solidarotas Sesama
Bgs Utamanya Bgs Asia/Afrika
3. Pol.Ekonomi : Bersifat Swambada/Swadaya & Tdk Berarti Mengesolasi Diri
Diarahkan Utk Meningkatkan Taraf Hidup Rakyat Indonesia
4. Pol.Pertahanan Keamanan : Bersifat Defensif & Diarahkan Kpd Pengamanan Serta
Perlindungan Bgs & Neg, & Penanggulangan Segala Macam Tantangan, Ancaman &
Hambatan
HAKIKAT POLITIK NASIONAL :
Hakikat Pol.Nas Sama Dg Kebijakaksanaan Nas. Yaitu Menjadi Landasan, Arah Utk
Menyusun Konsep Stranas
Pol. Nas Dpt Juga Diartikan Sbg Alat Perjuangan Yg Mengarah Pd Pencerminan Ideologi
& Menivastasi Dr Pd Ide & Sikap Kearah Tindakan Yg Nyata
Perumusan Pol.Nas Dilakukan Oleh : Mandataris Mpr, Dibantu Oleh Lembaga-2 Tinggi
Negara : Dpa, Dpr, Bpk, & Ma
Dlm Menyusun Pol.Nas Terdpt Beberapa Masalah Yg Perlu Diperhatikan :
A). Kebutuhan Pokok Nas, Seperti Masalah Kesejahteraan & Masalah Pertahanan
Keamanan
B).Hal-2 Yg Timbul Dr Lingkungan Sendiri Yg Mencakup Situasi & Kondisi
Ipoleksosbud
C). Hal-2 Yg Timbul Dr Luar Lingkungan Yg Bersifat Membantu, Menghambat,
Memusuhi Pol. Nas Kita

STRATEGI
* Strategi Diciptakan Oleh
Jend.Jomini Dari Prusia Perancis,
Clavssewitz Dari Jerman

58

Kewarganegaraan/Kewiraan

* Berasal Dr Bhs Yunani Strategos, Dlm Bhs. Inggris The Art Of General Artinya
Seni Kejenderalan Atau Seni Seorg Panglima Yg Biasa Dibgunakan Dlm Peperangan
* Pd Abad Modern Tdk Lagi Digunakan Oleh Panglima Utk Perang, Ttp Sudah Meluas
Penggunaanya
Contoh : Strategis Dlm Mencapai Tujuan Ekonomi, Hankam Dll
* Strategi Pd Dasarnya Merupakan Suatu Kerangka Rencana & Tindakan Yg Disusun &
Disiapkan Dlm Mencapai Tujuan
(Biasa Disebut Strategi Secara Terminologis)
* Strategi Nasional :
Perjuangan Nas Tdk Hanya Memerlukan Diplomasi & Perang, Tetapi Jg Kekuatan
Ideologi, Psikologi, Kekuatan Politik, Kekuatan Ekonomi, Kekuatan Sos-Bud &
Kekuatan Militer
(Di Dlm Perang Maupun Diluar Perang)
Semua Kekuatan Ini Menghendaki : Integrasi, Pengaturan & Penyusunan Serta
Penggunaan Yg Terarah, Maka Digunakan Strategi Nasional

DARI URAIAN DIATAS MAKA :


Strategi Nas. Adl. Seni & Ilmu Mengembangkan & Menggunakan Kekuatan-2 Nas.
(Ipoleksosbud & Militer) Pd Saat Damai Maupun Perang Utk Mendukung Pencapaian
Tujuan-2 Yg Ditetapkan Oleh Politik Nasional
* Faktor-2 Yg Mempengaruhi Poltranas :
Idiologi & Politik = Dlm Potensinya Dihimpun Utk Kesatuan & Persatuan Nas,
Keyakinan Atas Kemampuan Sendiri, Kesanggupan Menolong Bgs Lain Yg Terjajah
Ekonomi = Kesuburan, Kekayaan, Tenaga Kerja Dll, Merupakan Potensi Ekonomi
Manfaatkan Dg Baik, Begitu Pula Posisi Silang Indonesia
* SOS BUD :
Beraneka Suku, Bahasa, Dialek, Tradisi, Adat, Bukan Mempersulit Persatuan & Kesatuan
Tapi Dg Bhinneka Tunggal Ika Merupakan Pengikat Persatuan
* HAN - KAM
Memiliki Potensi Yg Disebut Sishankamrata
* ANCAMAN :
Memiliki Athg Yg Negatif Dpt Mengganggu Kelangsungan Hidup Bgs.
CONTOH :
US + RRC = INGIN MEMPERLUAS IDEOLOGINYA
US + AS = INGIN MEMPERLUAS POLITIKNYA
JEPANG = EKSPANSI EKONOMINYA DLL
GARIS-2 BESAR POLITIK NAS. & STRATEGI NAS.
POLITIK NASIONAL
a). Hakekat Pol.Nas == (Kebenaran Pol.Nas)
Adl. Sama Dg Kebijkasanaan Nasional, Menjadi Landasan Serta Arah Dg Penyusunan
Konsep Strategi Nas.
59

Kewarganegaraan/Kewiraan

Politik Nasional Dpt Jg Diartikan Sbg Alat Perjuangan & Konsep Perjuangan
B).Perumusan Pol. Nasional
Ditetapkan Mpr Dlm Bentuk Gbhn & Dilaksanakan Oleh Presiden (Mandataris Mpr)
Dibantu Oleh Lembaga-2 Tinggi Negara Yaitu :
Kabinet Presiden, Dpa, Bpk, & Ma
C). Masalah Pokok Politik Nasional :
Ada 3 Problem Yg Hrs Dipecahkan Yaitu :
1. Keb. Pokok Nas Pertahanan, Keamanan & Kesejahteraan
2. Hal-2 Yg Timbul Dr Lingkungan Sendiri Yg Mencakup Situasi/Kondis Ipoleksos
Bud
3. Hal-2 Yg Timbul Dr Luar Lingkungan, Hal Ini Bisa Bersifat Membantu, Bisa Jg
Sebaliknya Memusuhi Politik Nasional
D). Pertimbangan-2 Dlm Merumuskan & Memikirkan Pol.Nas
1. Menilai Secara Tepat Ancaman/Gangguan Dr Luar & Hambatan/Gangguan Dr Dlm
2. Menilai Faktor-2 Dinamik Maupun Statik Di Wil. Kita Maupun Sekitarnya
3. Menilai Secara Tepat Kemampuan Yg Ada Al. : Ipoleksosbud, Jiwa Bgs, Keuangan
Dll
4. Menilai Pengalaman-2 Yg Lalu
* POLA UMUM PEMBANGUNAN ADA 4 BIDANG
(POL.NAS == POL. PEMBANGUNAN)
1. PEMB. BID. EKONOMI
2. PEMB. BID. SOS-BUD
3. PEMB. BID. POLITIK
4. PEMB. BID. HANKAMNAS

STRATEGI NASIONAL
Strategis Nas Adl. Cara Melaksanakan Politik Nas Utk Mencapai Tujuan
Agar Strategi Nas Berjalan Sesuai Dg Apa Yg Dikehendaki Pol.Nas Maka Terlebih
Dahulu Hrs Melaksanakan Telaahan & Perkiraan Strategi Nas.
A). Telaahan Strategi :
Yaitu Suatu Kajian Terhadap Lingkungan Yg Akan Berpengaruh Pd Strategi Yg Akan
Ditempuh
Dlm Menelaah Lingkungan Politik Nas, Maka Yg Perlu Diperhatikan :
1. Pembidangan Politik Nas, Mencakup Sektor Ipoleksos Bud. Hankam
2. Penentuan Sasaran Masing-2 Bidang Utk Mencapai Tujuan Politik Nas.
3. Pedoman Pelaksanaan
4. Sikap & Pendirian Terhadap Masalah-2 Nasional & Internasional
5. Pengendalian Perencanaan
B).Perkiraan Strategi Nasional Yaitu :
Suatu Analisa Yg Akan Menghasilkan Sasaran Alternatif Yg Ditetapkan Serta Cara
Bertindak Yg Akan Digunakan Utk Mencapai Sasaran-2 Tadi
60

Kewarganegaraan/Kewiraan

Perkiraan Strategi Nasional = Prosedur Pd Umumnya :


1. Mempelajari Lingkungan
2. Pengembangan Sasaran-2 Alternatif & Cara Bertindak Yg Perlu Ditempuh
3. Analisa Kekuatan
4. Batas Waktu Berlaku Penilaian Strategik
5. Tersedianya Anggaran & Biaya
6. Tersedianya Data & Informasi Yg Up To Date
Visi & Misi Gbhn
Visi Polstranas Yg Tertuang Dlm Gbhn Adl.
Terwujudnya Masy. Indo Yg Damai, Demokratis, Berkeadilan, Berdaya Saing Maju &
Sejahtera & Didukung Oleh Manusia Indo Yg Sehat, Mandiri, Beriman, Bertakwa, Berahlak
Mulia, Cinta Tanah Air, Sadar Hukum & Lingkungan, Menguasai Iptek, Etos Kerja Tinggi &
Disiplin

Utk Mencapai Visi Bgs Indo Tsb Maka Ditetapkan Misi Sbb :
a. Pengamalan Ps. Dlm Kehidupan
b. Penekanan Kedaulatan Rakyat Dlm Segala Aspek Kehidupan
c. Peningkatan Pengamalan Ajaran Agama & Memantapkan Persaudaraan Ummat
Beragama Dlm Kehidupan
d. Menjamin Kondisi Aman, Damai, Tertib
e. Menjamin Tegaknya Supermasi Hukum & Ham Berdasarkan Keadilan & Kebenaran
f. Pemberdayaan Masy. Dlm Mengembangkan Sistem Ekonomi Kerakyatan Yg
Berbasis Pd Sda & Sdm Yg Produktif
g. Perwujudan Otonomi Daerah
h. Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat
i. Mewujudkan Aparatur Negara Yg Bersih
j. Perwujudan Sistem & Iklim Pendidikan Yg Bermutu
k. Perwujudan Politik Luar Negeri Yg Bebas & Pro Aktif Bagi Kepentingan Negara
IMPLEMENTASI POLTRANAS
BIDANG HUKUM ANTARA LAIN :
1. Mengembangkan Budaya Hukum Pd Semua Masy.
2. Menegakkan Hukum Secara Menyeluruh (Nasional) & Terpadu Dg Mengakui &
Menghormati Hukum
3. Menegakkan Hukum Secara Konsisten
4. Meningkatkan Integritas Moral & Keprofesionalan, Aparat Penegak Hukum,
Termasuk Polri
5. Mewujudkan Lembaga Peradilan Yg Mandiri & Bebas Dr Pengaruh Penguasa / Pihak
Lain
6. Menyelenggarakan Proses Hukum Dg Cepat

61

Kewarganegaraan/Kewiraan

7. Meningkatkan Pemahaman, Penyadaran, Perlindungan, Penghormatan & Penegakan


Ham Di Seluruh Aspek Kehidupan
8. Menyelesaikan Proses Peradilan Terhadap Pelanggaran Ham Yg Belum Tuntas
BIDANG EKONOMI ANTARA LAIN :
1. Mengembangkan Sistem Ekonomi Masy Yg Bertumpu Pd Mekanisme Pasar Yg Adil
2. Mengembangkan Persaingan Sehat & Adil & Menghindari Pasar Monopolitik
3. Mengoptimalkan Peranan Pemerintah Dlm Mengoreksi Pasar
4. Mengupayakan Kehidupan Yg Layak
5. Mengembangkan Kebijakan Industri, Perdagangan & Investasi
6. Memberdayakan Pengusaha Kecil, Menengah & Koperasi Agar Produktif
7. Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Penempatan Tenaga Kerja Keluar Negeri
8. Meningkatkan Penguasaan, Pengembangan & Pemanfaatan Iptek
9. Mempercepat Pemulihan Ekonomi
10.Mempercepat Proses Pengentasan Masy. Dr Kemiskinan & Pengangguran
11.Menata Bumn Secara Efisien, Transparant & Profesional
12.Proaktif Melakukan Negoisasi Dlm Kerja Sama Ekonomi
Acuan Perkuliahan
I.

Buku Teks

1. Abidin, Andi Zainal. 1983. Persepsi Orang Bugis Makassar tentang Hukum, Negara dan Dunia
Luar. Bandung: Alumni
2. Budiono, Kabul. 2009. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta
3. Chazawi, Adam. 2002. Kejahatan terhadap Keamanan & Keselamatan Negara. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
4. Hazairin, 1985. Demokrasi Pancasila (sumbangan pemikiran bagi LPHN). Jakarta: PT. Bina
Aksara
5. Huda, Nimatul. 2005. Otonomi Daerah: Filosofi, Sejarah Perkembangan dan Problematika.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
6. Ikatan Dosen Kewiraan Sulawesi. 1990. Pokok-Pokok Materi Pendidikan Kewiraan. Ujung
Pandang: Yayasan Pengembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK College)
7. Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
8. Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi
(Berdasarkan SK Dirjen Dikti No.43/DIKTI/KEP/2006. Yogyakarta: Paradigma
9. Konrad Adenaurer Stiftung. 2005. Perspektif Baru Melebarkan Sayap: Kumpulan Wawancara
Perspektif Baru 2003-2005 (ed. Wimar Witoelar). Jakarta: Gramedia Pustaka Pratama
10. Laboratorium Pancasila IKIP Malang. 1990. Glossarium Sekitar Pancasila. Surabaya: Usaha
Nasional
11. Lemhanas dan Ditjen Dikti. 1992. Kewiraan untuk Mahasiswa. Jakarta: Gramedia
12. Mansyur, Hamdan dkk (penyunting). 2002. Pendidikan Kewarganegaraan . Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
13. Rahim, Abdul dan Anwar Ibrahim. 2004. Nilai Demokrasi dalam Budaya Bugis Makassar
(ed.Muhammad Masrury dan Muhammad Ruslan). Makassar: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Sulawesi Selatan
14. Rasyid, Muhammad Ryass. 1998. Nasionalisme & Demokrasi Indonesia: Menghadapi Tantangan
Globalisasi (ed. Lamusu Laruhun). Jakarta: PT Yasrif Watampone
15. Salam, Dharma Setyawan. 2002. Otonomi Daerah: dalam Perspektif Lingkungan, Nilai, dan
Sumber Daya. Jakarta: Djambatan
16. Srijanti, A. Rahman H.I. dan Purwanto S.K. 2008. Etika Berwarga Negara: Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta: Salemba Empat
17. Syarbaini, Syahrial (ed). 2005. Materi Perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Jakarta:
Suscadoswar Dikti
18. Team Dosen. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Perguruan Tinggi. Makassar: Ikatan Dosen
Kewarganegaraan Sulawesi-Kordinator Kodam VII Wirabuana

62

Kewarganegaraan/Kewiraan
19. Tim Dosen UGM. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (edisi Reformasi).
Yogyakarta: Paradigma
20. Ubaedillah, A & Abdul Rozak (ed.). 2009. Pendidikan Kewargaan: Demokrasi, Hak Asasi
Manusia, dan Masyarakat Madani (edisi Ketiga). Jakarta. ICCE UIN
21. Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi AksaraUniversitas Sebelas Maret
22. Yusra, Dhoni (ed). 2007. Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Graha Ilmu

II. Peraturan Perundang-undangan


1. Undang-Undang Dasar 1945 (Hasil Amandemen)
2. Deklarasi PBB tahun 1948 tentang HAM (U.N. DOC. A/811)
3. Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
4. Kepmendiknas No. 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
5. Kep Ditjen Dikti Depdiknas No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi
6. Undang-Undang RI No. 9 tahun 1998 tentang Kebebasan Berpendapat
7. Undang-Undang RI No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
8. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
9. Undang-Undang RI No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
10.Undang-Undang RI N0. 7 tahun 2007 tentang RPJP
11.Undang-Undang RI No. 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara
12.RPJMN 2010-2014

63

Anda mungkin juga menyukai