Kompetensi
Dasar
Indikator
-
-
153
Wacana
Pria Punya Usaha
Dengan modal kecil membangun usaha
Roby Siswanto (22), pria kelahiran Bengkulu, bosan berkeliling Jakarta
mencari lowongan yang berujung pada ketidaksesuaian syarat ijazah.
Banyak pekerjaan yang mematok persyaratan ijazah sarjana. Berbekal
pengalaman saat menjadi santri di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Roby
mencoba membuat bisnis minuman sari tebu yang ia lihat saat masih menjadi
santri. Bisnis yang ia geluti ini terinspirasi makin banyaknya minuman
instan yang kini dilarang karena mengandung zat kimia dan pewarna.
Mulailah ia menyiapkan peralatan yang diperlukan. Ia harus membeli
peralatan giling tebu seharga Rp 5 juta per set, sudah termasuk mesin
kompresor berbahan bakar bensin yang ia peroleh dari seorang bos. Selain
itu, ia juga harus menyiapkan gerobak, wadah, atau gelas, serta payung
besar. Sekarang tinggal mencari tempat yang tepat untuk berjualan sari tebu.
Tempat yang paling pas, menurutnya ialah di dekat sekolah atau depan
supermarket yang banyak dilalui orang atau anak-anak. Untuk penyediaan
tebu, ia dapatkan dari penyuplai tebu dari Bengkulu atau Jambi. Tebu dari
kedua daerah tersebut mempunyai rasa yang manis dan tak membuat
batuk, katanya.
Modal yang dikeluarkan semua tak kurang dari Rp. 7 juta, masih
mendingan jika harus digunakan untuk menyogok bila ingin menjadi pegawai
negeri, seperti yang banyak dilakukan teman-temannya. Setelah dihitung
ternyata omzet yang dihasilkan dari berbisnis tebu bisa mencapai Rp. 200
ribu per hari, hampir menyamai keuntungan bisnis angkot atau warung
makan. Padahal bahan baku yang digunakan sangat sederhana hanya
batang tebu seharga Rp 4.500 per batang. Dari satu batang dapat diperoleh
5 -6 gelas sari tebu yang dijual Rp 1.500-Rp 2.000 per gelas.
Modal seadanya yang membawa sukses
Lain lagi dengan wiraswastawan bernama lengkap Topo Goedel
Atmodjo (32) yang memiliki bengkel motor modifikasi Tauco Custom
di Jalan Raya Kebagusan Jagakarsa. Sejak lulus SMA, tahun 1994 dan
mengalami kesulitan mencari kerja, ia terjun ke bidang mesin khususnya
mesin motor. Dari SMA, Topo memang sudah menyukai mesin, mungkin
karena dulu kakeknya punya bengkel. Berangkat dari hobinya terhadap
mesin motor, ia kemudian mencoba membuka bengkel motor modifikasi.
154
155
tikar karena tak kuat bersaing dengan ritel-ritel yang ada. Setelah berkalikali gagal, ia lalu mencoba berbisnis jaket. Kemal tertarik membuat jaket
karena ia hobi naik sepeda motor. Dalam benaknya, ia melihat pengendara
motor, jumlahnya luar biasa besar. Jaket menurut Kemal juga merupakan
kebutuhan yang cukup penting. Setidaknya untuk naik sepeda motor,
seseorang harus memiliki satu jaket agar lebih aman dan nyaman. Dengan
pikiran itu, ia berpendapat bahwa bisnis jaket cukup prospektif.
Sebelum jaket dibuat, ia membuat desainnya terlebih dahulu. Setelah
desain dibuat, ia kemudian menjahit dan memproduksi dalam jumlah
terbatas. Biasanya ia mencoba hasil produksinya dulu, jika dirasakan cukup
enak, nyaman, dan punya nilai jual, ia segera memproduksi dalam jumlah
banyak dan dipasarkan. Saat ini, berkat ketekunan dan kesabarannya, Kemal
sudah mampu memproduksi tidak kurang dari 300 jaket setiap bulan.
156
Selamat pagi.
Selamat siang.
Selamat malam.
Assalamualaikum pemirsa di mana saja Anda berada.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Selamat malam para pendengar radio.
Selamat datang.
157
3. Permintaan maaf
159
161
E. Menggungkapkan
Halus
Perbedaan
Pendapat
secara
162
RANGKUMAN
A. Pilihan Kata atau Ungkapan untuk Memulai Percakapan
Proses penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara
lisan dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung maksudnya berhadapan atau bertatap muka
dengan mitra bicara dan tidak langsung ialah dengan menggunakan
sarana seperti telepon atau media komunikasi yang lainnya.
Ragam yang digunakan dapat ragam formal, semi formal, atau
nonformal.
B. Salam dan Ungkapan dalam Mengakhiri Percakapan
Saat akan mengakhiri percakapan, biasanya pembicara melakukan
hal-hal seperti di bawah ini.
(1) Menegaskan kembali yang hal penting dari apa yang telah dibicarakan
agar tetap diingat atau tak lupa untuk dilakukan.
(2) Mengucapkan terima kasih.
(3) Permintaan maaf.
(4) Ungkapan perpisahan serta harapan.
(5) Menutup percakapan dengan salam penutup.
C. Penerapan Pola gilir dalam Percakapan secara Aktif
Agar percakapan dapat berlangsung dengan merata dalam arti
setiap orang yang terlibat percakapan bisa berbicara, dapat diterapkan
sistem pola gilir dengan cara melemparkan pertanyaan supaya mitra
bicara yang lain mendapatkan kesempatan. Pengalihan topik tetap harus
secara santun dan halus agar tak mengganggu kenyamanan proses
percakapan yang tengah berlangsung.
D. Mengalihkan Topik Pembicaraan Secara Halus
Dalam suatu percakapan baik formal, semiformal maupun
nonformal, pengalihan pembicaraan ke topik lain biasa terjadi. Hal ini
bisa diakibatkan karena adanya keterkaitan antara satu masalah terhadap
masalah lainnya atau satu topik terhadap topik lainnya.
163
TUGAS MANDIRI
Amatilah acara debat atau diskusi di televisi kemudian tulislah
ungkapan-ungkapan yang menandakan hal-hal berikut
1. membuka percakapan
2. menerapkan pola gilir
3. memberi tanggapan
4. mengalihkan topik pembicaraan (jika ada)
5. menyatakan pendapat yang berbeda dengan santun
6. menutup perbincangan.
Beri keterangan waktu penayangan dan nama acara serta stasiun
televisi atau media elektronik yang meliputnya!
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini !
1. Faktor yang menyebabkan komunikasi menjadi efektif adalah di bawah
ini, kecuali
a. usia penutur
b. hubungan antarpembicara
c. waktu berlangsungnya pembicaraan
d. tempat dilakukannya pembicaraan
e. suasana pembicaraan
164
165
13. Ucapan terima kasih dalam mengakhiri percakapan yang baku adalah
a. Makasih banget, ya!
b. Trims berat buat semua!
c. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
d. Terima kasih banyak, ya.
e. Trims sekali lagi.
14. Ungkapan untuk menutup wawancara secara formal, yaitu
a. Terima kasih atas waktunya, Pak.
b. Terima kasih atas kehadiran Bapak.
c. Terima kasih atas kesediaan Bapak membantu.
d. Terima kasih atas nasihatnya.
e. Baik, terima kasih, ya!
15. Ungkapan dalam mengakhiri acara dengan menegaskan kembali hal
penting yang tepat, kecuali
a. Sampai di sini pertemuan kita, ingat rapat berikutnya ...
b. Baiklah, jangan lupa kita bertemu lagi minggu depan ...
c. Oke teman-teman, kita ketemu lagi lusa ...
d. Demikianlah acara ini, saya tutup dengan doa.
e. Sebelum diakhiri, saya ingin ingatkan kembali...
16. Jika ingin menyanggah pendapat secara halus, perlu diperhatikan di
bawah ini, kecuali
a. menyatakan maaf terlebih dahulu
b. mengungkapkan kekurangan pendapat orang lain dengan
objektif
c. menghindari kata-kata menghina atau menjatuhkan
d. menggunakan kata-kata yang santun
e. menyatakan penolakan terhadap pendapat tersebut
17. Ungkapan yang tepat untuk memberikan mitra bicara kesempatan
mengajukan pendapat ialah
a. Ada yang ingin ditanyakan?
b. Saya setuju dengan pendapat Anda.
c. Saya sependapat dengan usulan Saudara.
d. Bagaimana pandangan Anda tentang hal ini?
e. Ada pertanyaan lainnya?
167
168