Anda di halaman 1dari 10

PENGAMATAN SALAH SATU PERUSAHAAN USAHA

DIBIDANG JASA

KELOMPOK 4

NAMA: 1.NADIVA ALFIANTY


2.M.JESSA
3.SYIFA SABRINA
4.M.TEGAR PRADANA
5.SITI RAHMA
6.M.FAHRIZA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Topik Wawancara
D. Waktu dan Tempat Kegiatan
E. Tim Kerja dan Narasumber Kegiatan Wawancara
BAB II LAPORAN HASIL OBSERVASI
A. Sejarah Pemilik dan Berdirinya Usaha
B. Modal dan Keuntungan
BAB III LAPORAN HASIL WAWANCARA
A. Daftar Pertanyaan
BAB IV PENUTUP
BAB V PROFIL
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini banyak orang yang memilih membuka bisnis usaha sebagai cara untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang sudah memiliki pekerjaan utama ataupun
bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan. Bidang bisnis yang bisa dikerjakan dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan pasar saat itu ataupun dengan skill dan hobi yang
memiliki. Untuk membuka usaha, sebenarnya tak perlu langsung membuka usaha yang
besar dan dengan modal yang besar pula. Berbisnis bisa dimulai dengan usaha berskala
kecil.
Usaha dengan skala kecil dimaksudkan disini adalah usaha yang dibangun dengan
investasi dana yang dinilainya kecil. Tentunya, jumlah dana yang dimaksud disini setiap
orang memiliki ukurannya masing-masing. Namun mungkin banyak orang sedikit
meragukan, bagaimana bisa membangun bisnis dengan modal yang kecil? Peluang bisnis
usaha sendiri dengan modal kecil yang sangat menguntungkan dan bisa menjanjikan
penghasilan besar, cocok untuk pemula yang ingin sukses merintis wirausaha, tentunya
tidak terlepas dari cara atau strategi anda dalam menentukan target konsumen yang harus
dibidik dengan tepat. Sehingga bentuk peluang bisnis dan usaha yang paling sesuai bagi
pemilik modal kecil sebaiknya lebih mengedepankan kreatifitas, karena hal ini bertujuan
agar mereka tetap mampu bersaing pada era ekonomi global seperti sekarang ini bahkan
sampai masa yang akan dating.
Oleh karna itu, melalui makalah ini, penulis ingin sedikit membagikan pengalaman
penulis mewawancarai salah seorang pengusaha yang menurut penulis adalah seorang
pengusaha kecil yang telah berhasil. Kegiatan wawancara yang dilakukan juga merupakan
salah satu tugas di bidang mara mata kuliah kewirausahaan yang bertujuan untuk
memperoleh informasi dan tipis-tipis sukses dari narasumber, yang mungkin akan sangat
berguna bagi penulis dan pembaca di kemudian hari.

B. Maksud dan Tujuan


 Memahami dan menguasai kegiatan wawancara
 Memperoleh informasi tentang kewirausahaan
 Sebagai contoh inspiratif dalam memulai suatu usaha baru
 Mengembangkan jiwa berwirausaha bagi generasi muda

C. Topik Wawancara
Berani mengubah usaha kecil menjadi usaha besar

D. Waktu dan Tempat Kegiatan


Wawancara ini dilaksanakan pada:
 Hari/Tanggal : Minggu, 22 januari 2023
 Pukul : 19.30
 Tempat : Bengkel Bapak Yanto
E. Tim Kerja dan Narasumber Kegiatan Wawancara
Narasumber : Bapak Yanto
Pewawancara : M.Tegar Pradana
Dokumentasi : M.Jessa
Juru Tulis : Nadiva Alfianty
BAB II
LAPORAN HASIL OBSERVASI

A. Sejarah Pemilik dan Berdirinya Usaha


Nama pemilik usaha : Yanto
Tempat tanggal lahir : Tangerang, 27 Juni 1992
Alamat : Rempoa
Usaha Bapak Yanto ini berdiri sejak tahun 2008, dimana usaha ini diawali
dengan usaha tambal ban dan ganti oli, dengan memanfaatkan ruang kecil di samping
kios pamannya. Seiring berjalannya waktu, usahanya semakin berkembang dengan
membuka kios sendiri lalu membuka bengkel yang agak besar. 
Kami memilih Bapak Yanto menjadi tokoh pengusaha dalam paper ini adalah karena
melihat hasil dari usahanya. Di umur yang masih muda dan dengan ijazah SMA, dia
sudah bisa punya rumah sendiri, satu mobil angkutan umum, dan sebuah sepeda motor.
Bapak Yanto ini mengajarkan kepada kami bahwa kerja keras dan tidak gampang putus
asa merupakan kunci untuk bisa hidup.

B. Modal dan Keuntungan


Menurut Bapak Yanto, modal awal usahnya adalah dari hasil kerjanya di
bengkel tempat sebelumya dia bekerja. Dari gajinya itu, dia membeli satu buah
kompresor untuk menunjang pekerjaannya dalam menambal ban dan ganti oli.
Kompresor yang dia beli adalah kompresor bekas seharga 2 juta Rupiah. Jadi
diperkirakan total yang dia keluarkan saat awal membuka usahanya adalah Rp.
2.500.000, dimana alat penunjang kerjanya seperti pemanas ban dia rakit sendiri dan
sisa Rp. 500.000 adalah untuk membeli bahan dasar kerjanya seperti binen, oli, dan
beberapa alat kerja lainnya.
Untuk keuntungan pada usaha awalnya, karena tempatnya merupakan satu-satunya
tempat tambal ban dan isi oli terdekat di sekitar Rempoa, bapak Yanto mendapatkan
keuntungan bersih kira-kira 1 jutaan per bulannya. Setelah mendapatkan modal yang
cukup, akhirnya dia memutuskan untuk membuka kios sendiri, plus tempat tambal ban
dan ganti oli. Dari modal usaha kios dan usaha bengkel kecilnya, secara bertahap dia
membeli peralatan untuk bengkel yang lebih lengkap. Setelah dirasa cukup, akhirnya dia
berhasil membuka bengkelnya tepat di samping kiosnya. Dari usaha bengkel dan
kiosnya ini, keuntungan bersih yang dia dapatkan sudah semakin membaik; yaitu kira –
kitra 5 jutaan sebulan.
Sejalan dengan usaha bengkelnya, kadang-kadang jika ada orang yang menjual
motor rusak parah, dia akan membelinya, lalu memperbaikinya dan menjualnya kembali
dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini jugalah yang menurut bapak Yanto menambah
penghasilannya.
BAB III
LAPORAN HASIL WAWANCARA

A. Daftar Pertanyaan
1. Apa latar belakang Bapak memilih usaha ini?
“Sebelum saya memulai usaha ini, saya memang sudah bekerja di salah satu
bengkel di kota Bandung. Sebagai seorang anak yang baru tamat SMA waktu itu
saya hanya jadi pesuruh di bengkel atau hanya mengerjakan pekerjaan kecil
seperti mengganti oli dan tambal ban. Dari pekerjaan saya di bengkel inilah saya
belajar bagaimana caranya memperbaiki motor atau mobil. Kalau mau dibilang,
saya bukan seorang yang tamatan permesinan. Saya belajar sendiri dari
pengalaman kerja di bengkel. Dari pengalaman inilah akhirnya saya berencana
membuka tempat tambal ban dan ganti oli, dan memanfaatkan ruang kosong di
samping kiosnya om.”

2. Bagaimana sejarah perkembangan usaha ini hingga sekarang?


“Awalnya dulu pas tahun 2008, saya berniat buka tempat tambal ban dan ganti
oli. Waktu itu saya benar-benar bosan harus disuruh-suruh terus di bengkel
tempat saya kerja. Mungkin karena saya baru tamat SMA, jadi mereka belum
bisa kerja yang rumit, padahal saya mau sekali coba. Akhirnya waktu itu saya
keluar dengan modal gaji yang tidak banyak dan kebetulan ada teman yang jual
kompresor. Akhirnya saya beli itu kompresor dan buka tempat tambal ban dan
ganti oli di ruangan kosong samping saya punya amang punya kios.dari situ saya
mulai kumpul-kumpul uang sedikit-sedikit. Dari itu uang yang saya kumpul,
kebetulan saya punya amang pindah, akhirnya saya rencana untuk bertahan dan
buka kios baru. Dari usaha kios dan tambal ban, akhirnya saya bisa beli alat-alat
bengkel yang lain, dan mulai perbaik-perbaik motor dan sampai sekarang usaha
ini masih jalan. Mungkin penghasilan saya tidak banyak, tetapi setidaknya saya
masih bisa kasi makan istri sama anak.”

3. Apa kendala yang dialami Bapak selama menjalani usaha ini?


“Kalo bicara kendala, saya kira banyak sekali kendala yang saya hadapi.
Mungkin yang pertama adalah modal. Jujur, saya tidak suka pinjam uang. Jadi
semua barang-barang bengkel ini saya beli dari uang hasil kumpul usaha.
Walaupun pelan, tetapi setidaknya akhirnya ada hasil.”
4. Bagaimana cara Bapak untuk mengatasi masalah tersebut?
“Seperti yang saya bilang tadi, saya lebih memilih untuk kumpul sedikit-sedikit.
Kalo saya ada target mau beli barang baru, saya selalu usahakan simpan uang
dulu untuk bisa secepatnya beli.”

5. Berapa modal  yang Bapak keluarkan untuk membuka usaha ini?


“Kalo modal awal saya buka usaha dulu, seperti yang saya bilang tadi; Rp.
2.500.000. Sekarang, tiap bulannya saya mungkin keluarkan modal kira-kira 2
jutaan untuk beli barang bengkel dan barang kios supaya selalu terisi. Untuk
barang bengkel, karena mahal, biasanya saya beli setelah tahu kerusakan yang
harus diperbaiki. Kecuali oli dan barang kecil lainnya, biasanya saya beli per
dus.”

6. Berapa penghasilan perbulan/perharinya?


“Kalo penghasilan bersih perbulan, biasanya saya bisa dapat 5-6 juta.itu dari
usaha bengkel dan kios. Kadang saya beli motor yang rusak atau alat-alat lain
yang rusak lalu saya perbaiki dan jual kembali. Dari situ biasanya saya dapat
penghasilan yang besar. Misalnya ada genset rusak dan orang jual Rp. 300.000,
saya bisa jual lagi sekitar Rp.800.000 sampai Rp. 1.000.000.”

7. Apakah sebelumnya Bapak pernah berpikir/ berkeinginan untuk membuka


usaha lain selain usaha-usaha yang sudah Bapak tekuni?
“Saya belum berpikir untuk buka usaha lain. Saya hanya punya rencana untuk
buka bengkel ini menjadi lebih besar. Mungkin karena ini saja keterampilan saya,
jadi saya mau menjadi benar-benar berhasil jadi anak bengkel. Sementara yang
mengurus kios sekarang saya serahkan ke istri saya. Saya mau menjadi lebih
fokus di bengkel.”

8. Apa strategi yang bapak terapkan dalam berusaha?


“Yang pertama, saya selalu kerja jujur. Kedua, ramah dan senyum kepada orang
yang datang. Ketiga, saya tidak mengambil keuntungan yang terlalu berlebihan
dari pelanggan. Keempat, banyak-banyak relasi, sehingga kalau ada orang yang
rusak motornya, orang-orang yang sudah kenal bagaimana saya kerja disini bisa
rekomendasikan ini bengkel ke orang-orang tersebut. Kelima, kerja jangan
setengah-setengah, beri yang terbaik ke pelanggan. Dengan begitu pelanggan
akan merasa nyaman dan akan datang terus ke kita.”

9. Menurut Bapak, apa tips untuk menjadi pengusaha?


“Pokoknya kalo kita ada kemampuan atau keterampilan, kerja saja! Coba fokus di
satu bidang dan tekuni itu. Jangan putus asa karena masalah itu akan datang terus.
Dan juga, pimtar-pintar atur uang.”
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menjadi seorang pengusaha yang sukses seperti Bapak Efrid tidaklah mudah.
Akan sangat banyak rintangan untuk menjadi sukses seperti yang kita inginkan.
Sukses bukanlah hal yang instan. Dari pengalaman Bapak Efrid pelajaran penting
yang dapat diteladani, yaitu sebagai wirausahawan sejati adalah jeli melihat peluang,
percaya diri, tekun, berpikiran positif, dan berani mengambil risiko.
Mental dan semangat kewirausahaan harus ditumbuhkan sejak dini, wirausaha
adalah penyokong utama, kebangkitan ekonomi suatu negara, semakin banyak
jumlah wirausaha dalam suatu negara, semakin besar potensi negara tersebut untuk
menjadi negara maju. Menjadi wirausaha adalah hak setiap individu tanpa
terkecuali.Hal yang paling dibutuhkan dalam kewirausahaan adalah sikap dan
mental wirausaha yang kokoh, penuh inovasi dan tidak takut gagal dalam
menghadapi rintangan, sehingga keberlanjutan usaha akan tetap terjaga.
BAB V
PROFIL

Anda mungkin juga menyukai