Hematology Analyzer Sysmex Fix
Hematology Analyzer Sysmex Fix
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang dokter biasanya menyuruh pasiennya memeriksakan darah ke
laboratorium untuk mendiagnosis penyakitnya. Di laboratorium darahnya
dianalisis dan hasilnya berupa catatan mengenai jumlah sel darah merah/Red
Blood Cell (RBC), sel darah putih/White Blood Cell (WBC), platelete dan
parameter-parameter dalam darah lainnya. Bahkan volume rata-rata sel darah pun
akan diketahui.
Pemeriksaan darah atau dikenal dengan pemeriksaan hemathology tersebut
menggunakan alat Hematology Analyzer atau Blood Cell Counter (penghitung sel
darah). Fungsi alat ini intinya untuk menghitung jumlah sel-sel darah.
Tetapi hasil pemeriksaan dari alat ini bisa bermacam-macam, seperti
perhitungan volume rata-rata sel darah merah/Mean Cell Volume (MCV), rata-rata
sel hemoglobin/Mean Cell Hemoglobin (MCH), konsentrasi rata-rata sel
hemoglobin/Mean Cell Hemoglobin Concentration (MCHC), volume rata-rata
platelete/Mean Platelete Volume (MPV) dan masih banyak parameter yang
dihasilkan sesuai dengan kemampuan alatnya
Metode pemeriksaan darah lengkap tidak hanya dengan menggunakan alat
hematology analyzer saja, tetapi dengan menggunakan cara manual yaitu.
a. Hemoglobin
Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk
penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar
sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir
semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketelitian
yang dapat dicapai 2%. Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda,
untuk penilaian basil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai
rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin. Pada bayi
baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu berkisar
antara 13,6 19, 6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur
1|Page
3 tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 12,5 g/dl. Setelah itu secara
bertahap kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar
pada dewasa yaitu berkisar antara 11,5 14,8 g/dl. Pada laki-laki dewasa kadar
hemoglobin berkisar antara 13 16 g/dl sedangkan pada perempuan dewasa
antara 12 14 g/dl. Pada perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas
terendah nilai rujukan ditentukan 10 g/dl.
b. Hematokrit
Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume,
PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan
dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. .
Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu metode
makrohematokrit dan mikrohematokrit/kapiler.
Nilai normal HMT:
Anak
: 33-38%
Laki-laki Dewasa
Perempuan Dewasa
: 40-50%
: 36-44%\
c. Hitung eritrosit
jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter. Metode manual
hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung.
Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit. Prinsip hitung
eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk
memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis.
Larutan Pengencer yang digunakan adalah:
Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml,
aquadest 200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.
2|Page
Nilai Rujukan
d. Indeks Eritrosit
Mencakup parameter eritrosit, yaitu:
1. Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)
MCV = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (106/L). Normal 80-96 fl
2. Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata
(HER) MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (10 6/L). Normal 2733 pg
3. Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) atau konsentrasi
hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER) . MCHC (g/dL) = konsentrasi
hemoglobin (g/dL) / hematokrit (l/l). Normal 33-36 g/dL
4. Red Blood Cell Distribution Width (RDW)
RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna
memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan
sebelum terjadi gejala. Peningkatan nilai RDW dapat dijumpai pada anemia
defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12), anemia hemolitik, anemia sel sabit.
Ukuran eritrosit biasanya 6-8m, semakin tinggi variasi ukuran sel
mengindikasikan adanya kelainan.
RDW = standar deviasi MCV / rata-rata MCV x 100. Nilai normal rujukan 1115%
e. Hitung Trombosit
Jumlah Normal: 150.000-400.000 /L
f. Hitung Leukosit
Hitung leukosit
adalah
menghitung
jumlah
leukosit
per
milimeterkubik atau mikroliter darah. Pada bayi baru lahir jumlah leukosit
tinggi, sekitar 10.000-30.000/l. Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12
3|Page
jam yaitu antara 13.000-38.000 /l. Setelah itu jumlah leukosit turun secara
bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 450011.000/l. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar
antara 5000 10.000/l, Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan
aktifitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih dari 11.000/l.
Cara manual dengan menggunakan pipet leukosit, kamar hitung
dan mikroskop. Cara automatik lebih unggul dari cara pertama karena
tekniknya lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya
lebih kecil yaitu 2%, sedang pada cara manual kesalahannya sampai 10%.
Keburukan cara automatik adalah harga alat mahal dan sulit untuk memperoleh
reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini.
Nilai normal leukosit:
Dewasa
: 4000-10.000/ L
Bayi / anak
: 9000-12.000/ L
: 9000-30.000/ L
4|Page
Nilai normal
Melebihi nilai
0,4-1%
normal
inflamasi, leukemia,
normal
stress, reaksi
40-100/L
Eosinofil
1-3%
100-300/L
Neutrofil
55-70%
hipersensitivitas,
penyembuhan
kehamilan,
infeksi atau
hipertiroidisme
inflamasi
Umumnya pada
keadaan atopi/
syok, hiperfungsi
adrenokortikal.
parasit
Inflamasi, kerusakan
Infeksi virus,
(2500-7000/L)
jaringan, peyakit
autoimun/idiopati
Hodgkin,
k, pengaruh obat-
leukemia
obatan
61%
Umur 1 tahun
2%
Segmen 50-
mielositik,
hemolytic disease
of newborn,
65% (2500-
kolesistitis akut,
6500/L)
apendisitis,
Batang 0-5%
Limfosit
tahap
(0-500/L)
20-40%
1700-3500/L
pancreatitis akut,
pengaruh obat
infeksi kronis dan
virus
kanker, leukemia,
gagal ginjal, SLE,
BBL 34%
pemberian steroid
1 th 60%
yang berlebihan
6 th 42%
Monosit
5|Page
12 th 38%
2-8%
200-600/L
anemia hemolitik,
Anak 4-9%
SLE< RA
Leukemia limfositik,
anemia aplastik
6|Page
Nilai Rujukan
1. Metode Westergreen:
Laki-laki : 0 15 mm/jam
Perempuan : 0 20 mm/jam
2. Metode Wintrobe :
Laki-laki : 0 9 mm/jam
Perempuan 0 15 mm/jam
Laki-Laki
7.8 (4.411.3)
5.21 (4.52
Perempuan
106/L)
Hemoglobin (g/dl)
5.90)
15.7 (14.0
5.10)
13.8 (12.3
Hematokrit (%)
MCV (fL)
MCH (pg)
MCHC
RDW (%)
Hitung trombosit (x 103/L)
17.5)
46 (4250)
88.0 (80.096.1)
30.4 (27.533.2)
34.4 (33.435.5)
13.1 (11.514.5)
311 (172450)
15.3)
40 (3645)
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
4.60 (4.10
Rumusan Masalah
Apa Fungsi dari Hematologi Analyzer?
Bagaimana Prinsip Kerja Hematologi Analyzer?
Apa saja Bagian-bagian alat Hematologi Analyzer?
Bagaimana Cara Kerja Hematologi Analyzer?
Bagaimana Interpretasi hasil Hematologi Analyzer?
Bagaimana Kelebihan dan Kelemahan dari alat Hematologi Analyzer?
Bagaimana Cara Pemeliharaan dan Kalibrasi alat Hematologi Analyzer?
Apa saja Troubleshooting pada alat Hematologi Analyzer?
Apa saja Hal-hal yang harus diperhatikan pada alat Hematologi Analyzer?
B. TujuanMakalah
1. Untuk mengetahui Fungsi dari Hematologi Analyzer
7|Page
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengertian Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel
berupa darah. Alat ini biasa digunakan dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat
membantu mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker,
diabetes, dll. Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan
cara menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan
impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang di lewatkan.
Mengukur sampel berupa darah.
8|Page
2.2 Metode
1. Metode manual, sel-sel darah dilihat dengan mikroskop kemudian
menghitungnya sesuai jenisnya. Dalam metode ini mengandalkan
penglihatan langsung dari seorang analis kesehatan untuk menentukan
jumlah sel sesuai dengan jenisnya
2. Metode
elektrik
konduksi,
Impedansi listrik
light scattering
Berdasarkan spesifikasi ukuran sel yang melewati filter dengan
10 | P a g e
11 | P a g e
:
: 4.000 10.000/mm
:Laki-laki : 4,56,0 juta/mm
3.
4.
Trombosit
Hematokrit
5.
Hb
Perempuan: 4,05,5juta/mm
: 150.000 400.000/mm
: Laki-laki : 40 54%
Perempuan : 37 47%
: Laki-laki 14 18 gr/dl
Perempuan : 12 16 gr/dl
12 | P a g e
Keuntungan :
a. Fleksibel dan mudah beradaptasi (bahkan di diagnosa)
b. Kompak namun kuat
c. Handal
Kerugian :
a. Tidak dapat menghitung sel abnormal
Pemeriksaaan oleh hematologi autoanalyzer ini tidak selamanya mulus
namun pada kenyataannya alat ini juga memiliki beberapa kekurangan
seperti dalam hal menghitung sel-sel abnormal. Seperti dalam pemeriksaan
hitung jumlah sel, bisa saja nilai dari hasil hitung leukosit atau trombosit
bisa saja rendah karena ada beberapa sel yang tidak terhitung dikarenakan
sel tersebut memiliki bentuk yang abnormal.
Shutdown
Perawatan mingguan :
-
Perawatan bulanan :
- Membersihkan Waste Chamber
- Membersihkan Flowcell
Kalibrasi
Prosedur kalibrasi yang sebenarnya dilakukan dalam dua tahap. Selalu mulai
dengan RBC dan / atau nilai HCT saat pembacaan kontrol menunjukkan bahwa
13 | P a g e
14 | P a g e
menjadi satu cangkir dan tempat di bawah transduser. Tekan tombol RBC /
HCT. Pastikan bahwa nilai hematokrit input telah pulih.
8. WBC dan Hb parameter dapat dikalibrasi secara bersamaan. Seperti dengan
kalibrasi RBC, WBC mendapatkan sel-Dyn dan Hb nilai target tes dari
lembar uji kontrol. Tekan "Kode Select" kemudian "1" untuk memasukkan
nilai uji untuk menghitung WBC. Tekan "Kode Select", kemudian "3" untuk
memasuki nilai Hb.
9. Siapkan dua terpisah (1: 250) pengenceran kontrol menambahkan jumlah
yang sesuai melisiskan reagen untuk setiap sampel dan tuangkan kedua
sampel bersama-sama ke satu cangkir. Aduk rata. Tempatkan gelas di bawah
transduser dan tekan tombol "WBC / Hb" tombol. Verifikasi bahwa nilai-nilai
sebelumnya masukan untuk kedua WBC dan Hb pulih dan ditampilkan.
2.9 Troubleshooting
Penyebab kesalahan pada hasil hematology analyzer :
1. Salah cara sampling dan pemilihan spesimen
2. Salah penyimpanan spesimen dan waktu pemeriksaan ditunda terlalu lama
sehingga terjadi perubahan morfologi sel darah.
3. Kesalahan tidak mengocok sampel secara homogen, terutama bila tidak
memiliki alat pengocok otomatis (nutator) maka dikhawatirkan tidak
sehomogen saat sampel darah diambil dari tubuh pasien. Inilah kesalahan
fatal yang sering terjadi pada pemeriksaan ini.
4. Kehabisan reagent lyse sehingga seluruh sel tidak dihancurkan saat
pengukuran sel tertentu.
5. Kalibrasi dan kontrol tidak benar . Tidak melakukan kalibrasi secara
berkala dan darah kontrol yang digunakan sudah mengalami expired date
tapi tetap dipakai karena menghemat biaya operasional.
6. Carry over, homogenisasi, volume kurang. Untuk alat jenis open tube
maka, penyebabnya salah saat pada memasukkan sampel pada jarum
sampling alat, misal jarum tidak masuk penuh ujungnya pada darah atau
darah terlalu sedikit dalam tabung atau botol lebar sehingga saat
dimasukkan jarum tidak terendam seluruhnya. Untuk jenis close tube
15 | P a g e
16 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah. Alat
ini biasa digunakan dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat mendiagnosis
penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll. Prinsip
kerjanya hampir sama dengan alat Fotometer namun alat ini lebih canggih.
3.2 SARAN
Setiap alat laboratorium memiliki kekurangan atau kelemahan masing-masing,
sehingga dalam menggunakan alat-alat laboratorium harus sesuai SOP yang ada.
17 | P a g e