1913 Chapter IV
1913 Chapter IV
BAB IV
PERHITUNGAN STRUKTUR
4.1 TINJAUAN UMUM
Analisis konstruksi gedung ini dilakukan dengan menggunakan permodelan
struktur 3D dengan bantuan software SAP2000. Kolom-kolom dari struktur gedung
dimodelkan sebagai elemen frame sedangkan pelat lantai, drop panel, core wall,
ramp parkir dan tangga dimodelkan sebagai elemen shell.
Untuk analisis terhadap beban gempa, struktur gedung dimodelkan
sebagai struktur bangunan geser (shear building), dimana lantai-lantai dari
bangunan dianggap sebagai diafragma kaku. Dengan model ini, massa-massa
dari setiap bangunan dipusatkan pada titik berat lantai (model massa terpusat /
lump mass model).
Dari hasil analisis struktur, akan diperoleh besarnya reaksi perletakan
untuk proses perhitungan struktur bawah (pile cap dan pondasi bore pile), selain
itu dari hasil analisis struktur juga akan diperoleh besarnya tegangan dan gayagaya dalam yang terjadi pada elemen shell yang akan digunakan untuk mendesain
tulangan pelat lantai, drop panel, corewall, ramp parkir dan tangga sedangkan
untuk tulangan kolom didesain dengan bantuan software SAP2000.
4.2 KRITERIA DESAIN
Untuk perhitungan struktur digunakan kriteria desain untuk material beton
bertulang dengan parameter-parameter perencanaan sebagai berikut :
1. Massa jenis beton bertulang : 240 kg/m3
2. Berat jenis beton bertulang
: 2400 kg/m3
: 234500 kg/cm2
4. Angka Poisson
: 0,2
: 97708,33 kg/cm2
7. Mutu beton
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 1
PerhitunganStruktur BabIV
4.3 ANALISIS STRUKTUR
4.3.1 Beban Mati (Dead Load)
Berat sendiri elemen struktur terdiri dari berat sendiri elemen kolom,
drop panel, pelat lantai, ramp parkir, tangga dan corewall. Berat sendiri
elemen struktural tersebut akan dihitung otomatis sebagai self weight oleh
software SAP2000.
Selain berat sendiri elemen struktural, pada beban mati juga terdapat
beban lain yang berasal dari elemen arsitektural bangunan, yaitu :
1. Beban lantai (spesi + keramik)
: 50 kg/m2
2. Beban plafond
: 50 kg/m2
V=
W .C.I
R
Dimana :
V
= Beban gempa
= Berat bangunan
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 2
PerhitunganStruktur BabIV
4.3.3.1 Faktor Keutamaan Struktur (I)
Dari Tabel Faktor Keutamaan Bangunan (SNI 03-1726-2002,
halaman 18), besarnya faktor keutamaan struktur (I) untuk gedung
umum seperti untuk perkantoran dan parkir diambil sebesar 1.
4.3.3.2 Faktor Reduksi Gempa (R)
Dari tabel Faktor Reduksi Gempa (SNI 03-1726-2002, halaman 23),
Struktur Gedung ini termasuk dalam kategori struktur sistem ganda
struktur rangka penahan momen khusus dengan dinding geser beton
bertulang (tingkat daktilitas penuh) besarnya nilai faktor reduksi
gempa R= 8,5.
4.3.3.3 Penentuan Jenis Tanah
Jenis tanah ditetapkan sebagai tanah keras, tanah sedang dan tanah
lunak apabila untuk lapisan setebal maksimum 30 meter paling atas
dipenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jenis tanah berdasarkan SNI 03-1726-2002
T
a
bTanah Keras
e
Tanah Sedang
geser rata-rata
(m/det)
vs
v s 350
175
v s < 350
v s < 175
Tanah Lunak
S u (kPa)
50
15
< 15
S u 100
< 50
50
S u < 100
S u < 50
Atau, setiap profil dengan tanah lunak yang tebal total lebih dari 3 m dengan
PI > 20, wn 40% dan Su < 25 kPa
.
Tanah
Khusus
N =
t
i =1
t
i =1
/ Ni
dimana:
ti
Ni
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 3
PerhitunganStruktur BabIV
Tabel 4.2 Hasil Nilai hasil Test Penetrasi Standar rata-rata ( N )
Lapis Ke-
t (m)
t/N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
2,00 2,45
4,00 4,45
6,00 6,45
8,00 8,45
10,00 - 10,45
12,00 - 12,45
14,00 - 14,45
16,00 - 16,45
18,00 - 18,45
20,00 - 20,45
22,00 - 22,45
24,00 - 24,45
26,00 - 26,45
28,00 - 28,45
30,00 - 30,45
30,45
2
4
5
30
20
25
35
36
28
30
30
35
30
30
30
0,225
0,1125
0,09
0,015
0,0225
0,018
0,013
0,0125
0,0161
0,015
0,015
0,013
0,015
0,015
0,015
0,6126
N=
30,45
= 49,706
0,6126
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 4
PerhitunganStruktur BabIV
Koefisien Gempa
T (detik)
(C)
0,00
0,20
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
1,25
1,50
1,75
2,00
2,25
2,50
2,75
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00
4,25
4,50
0,1500
0,3800
0,3800
0,3286
0,2875
0,2556
0,2300
0,1840
0,1533
0,1314
0,1150
0,1022
0,0920
0,0836
0,0767
0,0708
0,0657
0,0613
0,0575
0,0541
0,0511
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 5
PerhitunganStruktur BabIV
4.3.3.5 Penentuan Berat, Massa dan lokasi titik berat tiap Lantai
Besarnya beban gempa sangat dipengaruhi oleh berat dari
bangunan, oleh karena itu perlu dihitung berat dari masing-masing
lantai bangunan. Berat dari setiap lantai bangunan diperhitungkan
dengan meninjau beban yang bekerja di atasnya, berupa beban mati
dan beban hidup.
Karena kemungkinan terjadinya gempa bersamaan dengan
beban hidup yang bekerja penuh pada bangunan adalah kecil, maka
beban hidup yang bekerja dapat direduksi besarnya.
Berdasarkan standar pembebanan yang berlaku di Indonesia,
kombinasi pembebanan yang ditinjau bekerja pada lantai bangunan,
yaitu 100% beban mati ditambah 30% beban hidup.
Wt = 100 % DL + 30 % LL = DL + 0,3 LL
Dimana :
DL = Beban mati (berat sendiri) struktur pada setiap lantai gedung.
LL = Beban hidup total (beban berguna) pada setiap lantai gedung.
Perhitungan berat dan lokasi titik berat tiap lantai bangunan dihitung
menggunakan
bantuan
software
SAP2000.
Perhitungan
ini
IV - 6
PerhitunganStruktur BabIV
Langkah-langkah perhitungan berat bangunan dengan software
SAP2000 adalah sebagai berikut :
1) Membuat model dan konfigurasi struktur tiap lantai bangunan
dengan
software
SAP2000.
Pemodelan
perhitungan
berat
perlantai bangunan tersebut dibuat dengan menghilangkan kolomkolom pada bangunan, sehingga tiap lantai dapat dihitung sebagai
struktur yang terpisah satu dengan yang lainnya. Salah satu ujung
dari lantai tersebut diberi tumpuan jepit.
2) Mendefinisikan kasus beban dan kombinasi pembebanan yang
digunakan, yaitu : Kombinasi Beban = 1 DL + 0,3 LL
3) Hasil analisis dari software SAP2000 diperoleh reaksi tumpuan
berupa gaya vertikal (F3) dan momen pada arah x (M1) dan arah y
(M2). Berdasarkan prinsip kesetimbangan pada konstruksi statis
tertentu, yaitu V = 0, maka besar gaya vertikal yang terjadi pada
tumpuan jepit (F3) sama dengan berat dari lantai yang ditinjau.
M=
W
g
Dimana :
M = Massa tiap lantai (Ton.s2/m)
W = Berat lantai (Ton)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Dengan model massa terpusat untuk analisis beban gempa, massa
tiap lantai dari struktur diletakkan pada joint yang merupakan titik berat
masing-masing lantai sebagai Joint Masses.
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 7
x
=
i1
=
y=
=i
iW
n
1
PerhitunganStruktur BabIV
Perhitungan titik berat tiap lantai dari gedung diperoleh dengan
membagi momen dengan reaksi tumpuan yang terjadi dari hasil
perhitungan berat lantai pada software SAP2000.
Perhitungan lokasi titik berat tiap lantai tersebut mengacu pada teori
statis momen berikut ini :
dan
Dimana :
yi
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 8
PerhitunganStruktur BabIV
Suatu lantai dengan luas segmen area pelat lantai yang
berbeda-beda dan titik acuan sebagai tumpuan jepit pada salah satu
ujungnya (sebelah kiri bawah). Masingmasing area pelat mempunyai
dimensi yang berbeda, sehingga mempunyai berat (W) yang berbeda
pula. Berat area pelat adalah W1, W2, W3, s/d Wi Area pelat tersebut
mempunyai titik berat x1,y1; x2,y2; x3,y3; s/d xi,yi.
Untuk mencari titik berat lantai dihitung dengan cara membagi
penjumlahan hasil kali masing-masing berat area pelat dan titik berat
area pelat dengan penjumlahan semua berat area pelat.
Dari hasil analisis software SAP2000 diperoleh reaksi vertikal
(F3), momen arah x (M1) dan momen arah y (M2). Reaksi vertikal yang
terjadi pada tumpuan jepit (F3) sama dengan berat dari lantai yang
ditinjau, sedangkan momen arah x (M1) dan momen arah y (M2)
merupakan momen hasil dari perkalian berat elemen lantai dengan titik
berat masing-masing elemen lantai.
Dari contoh kasus di atas dapat diketahui bahwa untuk
menghitung titik berat dari lantai menggunakan hasil progam SAP
2000 adalah sebagai berikut :
x=
M1
M2
dan y =
F3
F3
Contoh perhitungan titik berat pada lantai gedung dari hasil output
software SAP2000 adalah sebagai berikut :
Momen arah x (M1) = 42452 ton.m
Momen arah y (M2) = 66798 ton.m
Reaksi vertikal (F3) = 2653 ton.
x=
M2 66798
=
= 25 m
F3
2653
y=
M1 42452
=
= 16 m
F3 2653
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 9
PerhitunganStruktur BabIV
Tabel 4.4 Berat lantai dan lokasi titik berat lantai gedung
Lantai
Berat
Massa
2
Mx
My
(Ton)
(Ton.s /m)
(Ton-m)
(Ton-m)
(m)
(m)
Basement-2
s/d
Lantai 3
2694
275
43102
71671
27
16
Lantai 3
s/d
Lantai 8
2653
271
43452
66798
25
16
Lantai 8
s/d
Lantai 21
2277
232
36422
57093
25
16
Lantai 21
s/d
Lantai 24
1892
193
30263
47167
25
16
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 10
PerhitunganStruktur BabIV
terpusat (lump mass model) dari struktur, maka joint-joint yang
terdapat pada satu lantai harus dikekang (constraint).
Hal ini dimaksudkan agar joint-joint ini dapat berdeformasi
secara bersama-sama, jika pada lantai yang bersangkutan mendapat
pengaruh gempa.
Besarnya massa terpusat di tiap lantai dapat dilihat pada tabel
4.4 dimana Massa lantai diinput sebagai Joint Masses pada software
SAP2000.
Analisis Modal
Analisis modal digunakan untuk mengetahui perilaku dinamis
suatu struktur bangunan sekaligus periode getar alami. Parameter
yang mempengaruhi analisa modal adalah massa bangunan dan
kekakuan lateral bangunan. Analisa modal digunakan sebagai dasar
pengerjaan analisis ragam spektrum respon dalam perhitungan
beban gempa.
Dalam perhitungan struktur gedung ini analisis modal dilakukan
dengan analisis eigen-vector. Dalam analisis modal ini, waktu getar
yang akan ditinjau adalah 24 ragam getar (mode shape) pada
struktur gedung.
Efektifitas penentuan jumlah ragam getar yang akan ditinjau
pada struktur gedung dapat dilihat dari hasil analisis pada software
SAP2000. Jumlah ragam getar yang akan kita tinjau dapat dianggap
cukup efektif jika persentase beban dinamik yang bekerja sudah lebih
dari 90% pada Modal Load Participation Ratios. Hasil analisis Modal
Load Participation Ratios sebagai berikut :
M O D A L
L O A D
P A R T I C I P A T I O N
R A T I O S
CASE: MODAL
LOAD, ACC, OR LINK/DEF
(TYPE)
(NAME)
ACC
ACC
ACC
ACC
ACC
ACC
UX
UY
UZ
RX
RY
RZ
STATIC
(PERCENT)
DYNAMIC
(PERCENT)
EFFECTIVE
PERIOD
99.9799
99.9935
95.6533
99.9991
99.9970
99.9868
89.3928
92.9408
69.1706
98.3811
96.4737
91.0130
3.277899
3.987633
0.301995
4.039327
3.322151
3.801968
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 11
PerhitunganStruktur BabIV
Untuk mendefinisikan waktu getar dilakukan perhitungan dalam
modal analysis case. Dari hasil analisis dengan software SAP2000
dapat diketahui bahwa waktu getar terbesar pada struktur gedung
adalah 4,04 detik. Hasil analisis perhitungan periode getar struktur
dapat dilihat berikut ini.
E I G E N
M O D A L
A N A L Y S I S
10:33:19
CASE: MODAL
USING STIFFNESS AT ZERO (UNSTRESSED) INITIAL CONDITIONS
NUMBER OF STIFFNESS DEGREES OF FREEDOM
NUMBER OF MASS DEGREES OF FREEDOM
MAXIMUM NUMBER OF EIGEN MODES SOUGHT
MINIMUM NUMBER OF EIGEN MODES SOUGHT
NUMBER OF RESIDUAL-MASS MODES SOUGHT
NUMBER OF SUBSPACE VECTORS USED
RELATIVE CONVERGENCE TOLERANCE
=
=
=
=
=
=
=
27240
9400
32
1
0
24
1.00E-09
=
=
=
.000000
-INFINITYNO
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
Found
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
mode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
of
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
32:
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
EV=
2.4148266E+00,
3.5669928E+00,
1.0431262E+01,
2.7671772E+01,
3.9594316E+01,
7.5576830E+01,
1.0042308E+02,
1.5044778E+02,
2.0728222E+02,
2.3082942E+02,
3.6692333E+02,
3.9757170E+02,
4.2549960E+02,
4.5374164E+02,
5.3244417E+02,
6.1588443E+02,
6.3118222E+02,
6.9849376E+02,
7.0635609E+02,
7.0841787E+02,
7.1879585E+02,
9.0226862E+02,
9.1351287E+02,
9.1634506E+02,
9.4957932E+02,
1.0468731E+03,
1.1013173E+03,
1.1194280E+03,
1.2178134E+03,
1.2483338E+03,
1.2660773E+03,
1.3605344E+03,
=
=
=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
f=
0.247322,
0.300588,
0.514030,
0.837218,
1.001467,
1.383612,
1.594913,
1.952149,
2.291401,
2.418052,
3.048652,
3.173422,
3.282991,
3.390193,
3.672461,
3.949751,
3.998504,
4.206311,
4.229918,
4.236087,
4.267003,
4.780662,
4.810359,
4.817810,
4.904399,
5.149525,
5.281732,
5.324983,
5.554059,
5.623226,
5.663048,
5.870497,
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
T=
4.043309
3.326816
1.945411
1.194432
0.998535
0.722746
0.626994
0.512256
0.436414
0.413556
0.328014
0.315117
0.304600
0.294968
0.272297
0.253181
0.250094
0.237738
0.236411
0.236067
0.234357
0.209176
0.207885
0.207563
0.203899
0.194193
0.189332
0.187794
0.180048
0.177834
0.176583
0.170343
32
39
0
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 12
PerhitunganStruktur BabIV
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 13
PerhitunganStruktur BabIV
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 14
PerhitunganStruktur BabIV
Diameter (D)
= 1,0 m
= 3,142 m
P=
(qd A) + (U li f i )
WBp
SF
Dimana :
qd
SF
WBp
Nilai qd untuk pondasi tiang yang dicor di teMPAt diambil berdasarkan tabel
dibawah ini :
Tabel 4.6 Nilai qd untuk pondasi tiang yang dicor di tempat.
Jenis Tanah
Lapisan Kerikil
Lapisan berpasir
Lapisan lempung keras
Nilai SPT
Qd (t/m2)
N > 50
750
50 > N > 40
525
40 > N > 30
300
N > 30
300
3 qu
IV - 15
PerhitunganStruktur BabIV
Tebal
Jenis Tanah
lapisan
0,0 - 8,0
Lempung kelanauan
berpasir
fi (t/m2)
lifi (t/m)
4,7
2,35
18,8
8,0 11,0
Pasir kelanauan
24
12
36
11,0 14,0
Cadas muda
34
12
36
14,0 16,5
3,5
Pasir halus
34,5
12
42
16,5 20,0
3,5
Cadas muda
46
12
42
20,0 23,5
3,5
Batu lempung
60,5
12
42
23,5 25,0
1,5
Pasir halus
70
12
18
25,0 27,0
Cadas kepasiran
56
12
24
27,0 30,0
64,5
12
36
Jumlah
294,8
P=
(q d A) + (U li f i )
0,25 d 2 L
2,5
P=
P = 590,297 Ton
Jumlah bore pile di tiap-tiap kolom dihitung dengan membagi reaksi
tumpuan vertikal pada masing-masing kolom dengan daya dukung 1 bore
pile. Untuk kemudahan dalam pelaksanaan dan perhitungan, jumlah bore
pile di tiap kolom diambil menjadi 2, 4, 6 dan 8 buah bore pile.
Sedangkan untuk jumlah bore pile dibawah ruang core wall dihitung
dengan menjumlah semua reaksi vertikal pada tumpuan core wall dan
membaginya dengan daya dukung 1 buah bore pile.
Jumlah bore pile dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini :
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 16
PerhitunganStruktur BabIV
Tabel 4.8. Jumlah Bore Pile
Titik
Tumpuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
15
20
23
28
29
30
31
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
10
11
12
13
14
16
17
18
19
21
22
24
25
26
27
32
33
34
35
36
37
Reaksi Vertikal
(Ton)
2273.55
2201.59
2201.59
2273.55
2122.93
2050.97
2050.97
2122.93
1922.11
1922.11
3536.92
3536.92
598.46
3533.38
544.97
22.12
22.12
544.97
3533.38
598.46
2127.70
1994.09
1994.09
2127.70
1913.95
1780.34
1780.34
1913.95
1771.45
1637.84
1637.84
1771.45
1495.34
1495.34
479.60
705.79
892.71
705.79
479.60
623.89
623.89
606.71
606.71
392.79
392.79
571.67
571.67
554.50
554.50
393.57
444.05
235.38
235.38
444.05
393.57
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 17
PerhitunganStruktur BabIV
untuk
tumpuan
digunakan
model
tumpuan
spring
untuk
Pile Cap 1
Eff = 1
Eff = 1
(n 1)m + (m 1)n
90
( m n)
90
(2 1)
Eff = 85,24 %
Pile Cap 2
Eff = 1
Eff = 1
(n 1)m + (m 1)n
90
( m n)
90
(2 2)
Eff = 70,48 %
Pile Cap 3
Eff = 1
Eff = 1
(n 1)m + (m 1)n
90
( m n)
90
(3 2)
Eff = 65,56 %
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 18
PerhitunganStruktur BabIV
Pile Cap 4
Eff = 1
Eff = 1
(n 1)m + (m 1)n
90
( m n)
90
(3 3)
Eff = 60,64 %
Pile Cap 5
Eff = 1
Eff = 1
(n 1)m + (m 1)n
90
( m n)
90
(4 5)
Eff = 68,26 %
4.4.2 Perhitungan Pile Cap
Pile cap berfungsi untuk menyalurkan beban dari kolom-kolom pada struktur
atas ke pondasi bore pile. Reaksi tumpuan dari permodelan struktur gedung
utama digunakan sebagai beban dalam perhitungan pile cap, sedangkan output
reaksi perletakan nya digunakan untuk mendesain tulangan bore pile.
Rencana Tebal dan Dimensi Pile Cap
Agar tidak terjadi penurunan yang berbeda-beda pada pondasi bore pile,
digunakan pile cap. Pile cap direncanakan untuk menyalurkan gaya aksial
dari kolom kepada bored pile. Ada lima tipe pile cap yang digunakan pada
struktur gedung ini.
Tabel 4.9. Tipe dan dimensi Pile Cap
Tipe
Jumlah
Tebal
Lebar
Panjang
Luas
Pile Cap
Tiang
(m)
(m)
(m)
(m2)
Pile Cap 1
Pile Cap 2
16
Pile Cap 3
24
Pile Cap 4
36
Pile Cap 5
20
2.5
14
16
224
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 19
PerhitunganStruktur BabIV
Permodelan Struktur Pile cap
Pondasi pile cap dimodelkan sebagai berikut :
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 20
PerhitunganStruktur BabIV
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 21
PerhitunganStruktur BabIV
Perhitungan luas tulangan pile cap yang dibutuhkan menggunakan
bantuan software SAP2000. Pile cap dimodelkan sebagai balok dengan
tebal 2 m, dan lebar 1 m yang menggunakan tumpuan jepit di salah satu
ujungnya.
Lalu, momen dari hasil analisis ditempatkan di ujung yang lain sebagai
beban terpusat, untuk menciptakan momen sebesar yang terjadi pada pile
cap. Dari pemodelan struktur seperti itu, dapat diperoleh luas tulangan
yang dibutuhkan pada pile cap.
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Pile Cap
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton.m)
(Ton.m)
(Ton.m)
Pile Cap 1
6.592
14.202
1495.34
30.292
10.558
0.22
Pile Cap 2
26.02
16.60
2273.55
35.05
29.53
0.22
Pile Cap 3
71.45
45.62
3536.92
24.82
42.75
0.07
Pile Cap 4
-135.51
145.82
4698.94
42.52
1685.08
17.24
Sedangkan untuk perhitungan pile cap 5 beban yang diinput adalah reaksi
tumpuan dari model corewall besarnya beban adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11. Input beban untuk perhitugan tulangan Pile Cap 5
Titik
F1
F2
F3
M1
M2
M3
(No. Joint)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton.m)
(Ton.m)
(Ton.m)
10
63.32
61.71
479.60
1.07
1.57
0.00
11
0.71
13.45
705.79
2.53
0.77
0.01
12
1.01
16.75
892.71
3.48
1.04
0.00
13
0.71
13.45
705.79
2.53
0.77
-0.01
14
63.32
-48.48
479.60
1.07
1.57
0.04
16
18.60
0.44
623.89
0.46
3.91
0.00
17
18.60
0.44
623.89
0.46
3.91
0.00
18
18.60
0.45
606.71
0.46
3.91
0.00
19
18.60
0.45
606.71
0.46
3.91
0.00
21
12.40
0.30
392.79
0.31
2.53
0.00
22
12.40
0.30
392.79
0.31
2.53
0.00
24
18.60
0.45
571.67
0.46
3.91
0.00
25
18.60
0.45
571.67
0.46
3.91
0.00
26
18.60
0.45
554.50
0.47
3.91
0.00
27
18.60
0.45
554.50
0.47
3.91
0.00
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 22
PerhitunganStruktur BabIV
32
-38.82
52.59
393.57
1.10
1.57
0.00
33
34
0.60
-4.34
444.05
2.53
0.63
0.00
0.22
-55.20
235.38
0.57
0.29
0.02
35
0.22
67.28
235.38
1.75
0.29
-0.02
36
0.60
23.45
444.05
1.82
0.63
0.00
37
-38.82
-40.17
393.57
1.10
1.57
0.04
M11 Maks
M11 Min
M22 Maks
M22 Min
Pile Cap
(Ton.m/m)
(Ton.m/m)
(Ton.m/m)
(Ton.m/m)
Pile Cap 1
244
505
129
230
Pile Cap 2
974
157
989
171
Pile Cap 3
1383
233
1325
172
Pile Cap 4
1800
915
2430
296
Pile Cap 5
438
162
480
112
Gambar 4.11. Momen arah 1-1 dan 2-2 pada Pile Cap 1 (2 Bore Pile)
Gambar 4.12. Momen arah 1-1 dan 2-2 pada Pile Cap 2 (4 Bore Pile)
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 23
PerhitunganStruktur BabIV
Gambar 4.13. Momen arah 1-1 dan 2-2 pada Pile Cap 3 (6 Bore Pile)
Gambar 4.14. Momen arah 1-1 dan 2-2 pada Pile Cap 4 (8 Bore Pile)
Gambar 4.15. Momen arah 1-1 dan 2-2 pada Pile Cap 5 (20 Bore Pile)
Luas tulangan pile cap yang dibutuhkan dan tulangan yang terpasang adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.13. Luas Tulangan yang dibutuhkan pada Pile Cap
Tipe
M11 Bawah
2
M11 Atas
2
M22 Bawah
2
M22 Atas
2
Pile Cap
(mm )
(mm )
(mm )
(mm )
Pile Cap 1
2344,27
4882,88
1235.96
2209.02
Pile Cap 2
8394.93
1749.54
8522.73
1908.60
Pile Cap 3
12119.30
2600.06
11582.30
1915.01
Pile Cap 4
14582.00
2670.70
14318.70
2312.71
Pile Cap 5
9479.80
4548.79
10434.40
3130.03
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 24
PerhitunganStruktur BabIV
Tabel 4.14. Tulangan yang dipasang pada Pile Cap
Tipe
M11 Bawah
M11 Atas
M22 Bawah
2
M22 Atas
2
Pile Cap
(mm )
(mm )
(mm )
(mm )
Pile Cap 1
3D25-100
2D25-100
3D25-100
2D25-100
Pile Cap 2
3D25-100
2D25-100
3D25-100
2D25-100
Pile Cap 3
3D25-100
2D25-100
3D25-100
2D25-100
Pile Cap 4
3D25-100
2D25-100
3D25-100
2D25-100
Pile Cap 5
3D25-100
2D25-100
3D25-100
2D25-100
= 0 mm2/mm
= 10 ( A = 78,5 mm2 )
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 25
PerhitunganStruktur BabIV
4.5.1 Penentuan Tebal Pelat Lantai
Berdasarkan buku Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Gedung
(SNI03-1728-2002 pasal 16.5(3)), ketebalan pelat yang digunakan dalam
sistem struktur flat plate biasanya memiliki ketebalan 125-250 mm. Jadi,
untuk ketebalan pelat lantai pada gedung ini diambil sebesar t = 250 mm.
4.5.2 Pembebanan pada pelat lantai
Beban yang bekerja pada pelat lantai berupa beban mati dan beban
hidup. Menurut Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah Dan
Gedung (SNI 03-1727-1989), beban mati direncanakan sebesar 100
kg/m2 dan beban hidup sebesar 250 kg/m2 (untuk lantai perkantoran) dan
400 kg/m2 (untuk lantai parkir). Kombinasi pembebanan yang dipakai
adalah 120% beban mati ditambah 160% beban hidup.
Wt = 1.2 DL + 1.6 LL
Dimana : DL = Beban mati (berat sendiri) struktur.
LL = Beban hidup total (beban berguna).
4.5.3 Karakteristik Material Beton
Struktur pelat lantai direncanakan dengan menggunakan material beton
bertulang dengan mutu beton fc = 25 MPa (K-300) dan mutu tulangan ulir
Fy = 400 MPa
4.5.4 Analisis dan Desain Penulangan Pelat Lantai
Dari hasil analisis diperoleh besarnya gaya-gaya dalam dan deformasi
struktur sebagai berikut :
Momen arah 1-1 maksimum = 5824,45 kg.m/m
Momen arah 1-1 minimum
= -7764,72 kg.m/m
= -5099,40 kg.m/m
= 2,1 mm
= 0,7 mm
9 Lendutan Total
= 2,8 mm
L
10000
=
= 27,78 mm (Aman)
360
360
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 26
PerhitunganStruktur BabIV
Gambar 4.17. Momen arah 1-1 dan 2-2 pada Pelat Lantai
Perhitungan Tulangan Pelat Lantai
Perhitungan luas tulangan pelat lantai yang dibutuhkan menggunakan
bantuan dari software SAP2000. Pelat lantai dimodelkan sebagai balok
dengan tebal 25 cm, dan lebar 1 m yang menggunakan tumpuan jepit di
salah satu ujungnya.
Momen dari hasil analisis ditempatkan di ujung yang lain sebagai beban
terpusat, untuk menciptakan momen sesuai yang direncanakan. Dari
pemodelan struktur seperti itu, dapat diperoleh luas tulangan yang
dibutuhkan.
Tulangan arah 1-1
Momen arah 1-1 maksimum = 5824,45 kg.m/m
Momen arah 1-1 minimum
= -7764,72 kg.m/m
= 1589 mm2/m
IV - 27
PerhitunganStruktur BabIV
Tulangan arah 2-2
Momen arah 2-2 maksimum = 5740,20 kg.m/m
Momen arah 2-2 minimum
= -5099,40 kg.m/m
Lantai
Elevasi (m)
-8 s/d 4
130 x130
Lantai 1 Lantai 2
4 s/d 14
120 x 120
Lantai 3 Lantai 5
14 s/d 26
110 x 110
Lantai 6 Lantai 8
26 s/d 38
100 x 100
Lantai 9 Lantai 11
38 s/d 50
90 x 90
Lantai 12 Lantai 14
50 s/d 62
80 x 80
Lantai 15 Lantai 17
62 s/d 74
70 x 70
Lantai 18 Lantai 20
74 s/d 86
60 x 60
Lantai 21 Lantai 23
86 s/d 98
50 x 50
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 28
PerhitunganStruktur BabIV
4.6.2 Karakteristik Material Beton
Kuat Tekan Beton (fc)
Sengkang 2-2
mm
mm /mm
mm2/mm
K-130x130 A
57732.456
K-130x130 B
33385,717
K-120x120 A
44829.99
K-120x120 B
27322,313
K-110x110 A
45281.103
K-110x110 B
22783,025
K-100x100 A
37403.641
K-100x100 B
19571,944
K-90x90 A
30058,063
K-90x90 B
15790,128
K-80x80 A
25388,425
Dimensi Kolom
Tulangan Pokok
2
K-80x80 B
12356,989
K-70x70 A
17290,082
1,025
1,025
K-70x70 B
8193,570
1,025
1,025
K-60x60 A
10666,127
0,879
0,879
K-60x60 B
6143,463
0,879
0,879
K-50x50 A
4025,040
0,732
0,732
K-50x50 B
2690,496
0,732
0,732
Dari hasil luas tulangan kolom yang dibutuhkan, dapat ditentukan jumlah
tulangan kolom yang akan dipasang. Contoh perhitungan jumlah tulangan
untuk kolom K-70x70 A adalah sebagai berikut :
As
= 16946,762 mm2
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 29
PerhitunganStruktur BabIV
Jumlah tulangan pokok = 16946,762 mm2/804,25 mm2 = 21,07 22
Tulangan pokok dipasang 22D32
Jarak sengkang =
ns =
Jarak Sengkang =
1000 1000
=
= 119 mm 100 mm
ns
8,4
Jadi Untuk Kolom K-70x70A, Tulangan Pokok yang dipasang 22D32 (As
Terpasang = 17693 mm2) dan Sengkang 12-100 (1131 mm2)
Hasil perhitungan untuk ukuran kolom yang lain dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.17 Tulangan Pokok dan Sengkang Kolom
Dimensi
Kolom
Tul Pokok
Sengkang
As Tul Pokok
Terpasang
As Sengkang
Terpasang
D32
12
mm2
mm2/mm
K-130x130 A
72
12-200
57906
0.5652
K-130x130 B
44
12-200
35387
0.5652
K-120x120 A
56
12-200
45038
0.5652
K-120x120 B
28
12-200
22519
0.5652
K-110x110 A
60
12-200
48255
0.5652
K-110x110 B
32
12-200
25736
0.5652
K-100x100 A
48
12-200
38604
0.5652
K-100x100 B
28
12-200
22519
0.5652
K-90x90 A
40
12-200
32170
0.5652
K-90x90 B
20
12-200
16085
0.5652
K-80x80 A
32
12-200
25736
0.5652
K-80x80 B
16
12-200
12868
0.5652
K-70x70 A
24
12-100
19302
1.1304
K-70x70 B
12
12-100
9651
1.1304
K-60x60 A
16
12-100
12868
1.1304
K-60x60 B
12
12-100
9651
1.1304
K-50x50 A
12
12-100
9651
1.1304
K-50x50 B
12-100
6434
1.1304
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 30
PerhitunganStruktur BabIV
4.6 PERHITUNGAN DINDING GESER
Penulangan dinding geser (Shearwall) dihitung dengan bantuan software
SAP2000. Hasil dari analisis merupakan tegangan yang terjadi pada dinding
geser dan digunakan untuk menentukan penulangan dinding geser.
4.7.1 Penentuan Tebal Dinding Geser
Tebal dinding geser pada gedung ini direncanakan bervariasi seperti yang
dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18. Tebal Dinding Geser (Shear Wall)
No
Lantai
Elevasi (m)
Basement 2 - Lantai 4
-8 s/d 26
250
Lantai 5 - Lantai 14
26 s/d 62
200
Lantai 14 - Lantai 23
62 s/d 98
150
S11 (+)
S11 (-)
S22 (+)
S22 (-)
kg/cm
kg/cm2
cm
kg/cm
kg/cm
25
28.41
-96.76
17.28
-370.19
20
27.58
-97.46
24.16
-352.18
15
25.81
-65.47
57.04
-241.52
As =
P
dimana tarik = 0,8
fy
IV - 31
PerhitunganStruktur BabIV
As S22(+) = 17,28 kg/cm2 x (25 cm x 1 cm) / (0,8 x 4000 kg/cm2)
= 0,135 cm2/cm = 1350 mm2/m
Dipasang tulangan 2D32-250 (As = 6432 mm2)
Tegangan aksial tekan ditahan oleh kuat tekan nominal beton, dan
sisanya didukung oleh tulangan.
As =
fy
As S22 (-) =
Gambar 4.18. Tegangan normal arah (S11) dan (S22) pada Dinding Geser
Hasil perhitungan tulangan untuk tebal dinding geser lainnya dapat dilihat
pada tabel 4.20 berikut :
Tabel 4.20. Tulangan terpasang pada dinding geser
Tebal
As11
As22 Lap
As22 Tum
Tul Arah 11
Tul 22 Lap
Tul 22 Tum
mm
mm /m
Mm /m
mm /m
D16
D32
D32
250
2219.53
1723.75
1209.84
1350.00
1510.00
2673.75
15217.71
10673.33
1088.75
D16-125
D32-250
D32-100
D16-150
D32-250
D32-150
D16-250
D32-250
D32-250
200
150
IV - 32
PerhitunganStruktur BabIV
4.8.1 Penentuan Tebal Dinding Basement
Berdasarkan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Gedung (SNI 03
-1728-2002 pasal 16.5(3)), Ketebalan dinding luar ruang bawah tanah dan
dinding pondasi tidak boleh kurang daripada 190 mm. Jadi, tebal dinding
basement diambil sebesar t = 250 mm
4.8.2 Pembebanan pada Dinding Basement
Beban yang bekerja pada dinding basement berupa tekanan tanah +
tekanan air. Beban tersebut dapat dilihat pada gambar 4.12.
Keterangan Gambar :
H =Kedalaman Basement (m)
= Berat Jenis (Ton/m3)
ka = Koef Tekanan tanah aktif
q = beban merata pada permukaan
h1 = 4,00 m
n
= 1,55 t/m2
= 0,116 kg/cm2
= 120
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 33
PerhitunganStruktur BabIV
Perhitungan nilai Ka :
Ka = tg2 ( 45 /2 ) = tg2 ( 45 12/2 ) = 0,6557
Dimana :
Ka = koefisien tekanan tanah aktif
Pada Z = 0 m
IV - 34
PerhitunganStruktur BabIV
Struktur dinding basement dianggap sebagai elemen shell dengan
ketebalan 25 cm. Tumpuan jepit diletakkan di sisi bawah struktur
sebagai permodelan dari pondasi rakit. Dimensi dari dinding
dimodelkan sedalam 8 m.
Pada elevasi 0 m dan 4 m dari permukaan tanah asli dinding
basement diberi tumpuan sendi pada model SAP2000. Hal ini
berfungsi sebagai permodelan pertemuan antara dinding basement
dan pelat lantai basement.
2) Memasukkan karakteristik material beton
Struktur dinding basement direncanakan dengan menggunakan
material beton bertulang dengan mutu beton fc = 24,9 MPa (K-300)
dan mutu tulangan ulir Fy = 400 MPa
3) Memasukkan beban ke model struktur dinding basement
Berat sendiri dinding basement akan dihitung otomatis pada
SAP2000 sedangkan beban tekanan tanah dan tekanan air di
masukkan kedalam model dinding basement sebagai beban luar.
Besarnya beban tekanan tanah dan tekanan air dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 4.20 Besar tekanan tanah dan tekanan air pada dinding basement
4) Deformasi dan gaya dalam dinding basement
Dari hasil analisis software SAP2000 diperoleh besarnya gaya-gaya
dalam dan deformasi struktur sebagai berikut :
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 35
PerhitunganStruktur BabIV
= 3,5 mm
= 1716,71 kg.m
= -2851,92 kg.m
= 4537,02 kg.m
= 11724,71 kg.m
Gambar 4.21 Deformasi dan Momen arah 1-1 dan 2-2 pada dinding basement
4.8.4 Perhitungan Tulangan Dinding Basement
Perhitungan luas tulangan yang dibutuhkan pada dinding basement
menggunakan bantuan dari software SAP2000. Dinding basement dimodelkan
sebagai balok dengan tebal 25 cm, dan lebar 1 m yang menggunakan
tumpuan jepit di salah satu ujungnya. Lalu, momen hasil analisis ditempatkan
diujung yang lain sebagai beban terpusat, untuk menciptakan momen sebesar
yang direncanakan. Dari pemodelan struktur seperti itu, dapat diperoleh luas
tulangan yang dibutuhkan.
= 1716,71 kg.m/m
= -2851,92 kg.m/m
IV - 36
PerhitunganStruktur BabIV
Luas satu tulangan = As1 = 1/4 x x d2 = 1/4 x x 132 = 132,73 mm2
Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 777,90 mm2/132,73 mm2 = 6
Jarak antar tulangan = 1000/6 = 166.67 mm
Sehingga tulangan yang dipakai adalah D13-150 (As = 884,87 mm2)
= 4537,02 kg.m/m
= 11724,71 kg.m/m
IV - 37
PerhitunganStruktur BabIV
pembebanan yang dipakai adalah 120% beban mati ditambah 160% beban
hidup.
Wt = 1.2 DL + 1.6 LL
Dimana :
DL = Beban mati (berat sendiri) struktur.
LL = Beban hidup total (beban berguna).
4.9.3
= 682,957 kg.m/m
= 8824,699 kg.m/m
= 9292,671 kg.m/m
= 19102,39 kg.m/m
Gambar 4.22 Momen arah 1-1 dan 2-2 Pada Ramp Parkir
4.9.5
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 38
PerhitunganStruktur BabIV
Tulangan Horizontal (arah 1-1)
Moment arah 1-1 maksimum = 682,957 kg.m
Moment arah 1-1 minimum
= -8824,699 kg.m
= 9292,671 kg.m
= -19102,39 kg.m
IV - 39
PerhitunganStruktur BabIV
4.10
PERHITUNGAN TANGGA
Permodelan Tangga dihitung menggunakan bantuan dari software SAP2000.
Hasil dari analisis merupakan tegangan dan momen yang terjadi pada pelat
lantai tangga dan digunakan untuk menentukan penulangan pelat.
4.10.1 Pembebanan pada pelat lantai tangga
Beban yang bekerja pada pelat lantai tangga berupa beban mati dan
beban hidup. Menurut Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk
Rumah Dan Gedung (SNI 03-1727-1989), beban mati direncanakan
sebesar 100 kg/m2 dan beban hidup sebesar 250 kg/m2 (Beban hidup
tangga). Kombinasi pembebanan yang dipakai adalah 120% beban mati
ditambah 160% beban hidup.
Wt = 1.2 DL + 1.6 LL
Dimana :
DL = Beban mati (berat sendiri) struktur.
LL = Beban hidup total (beban berguna).
4.10.2 Permodelan Struktur Tangga
Permodelan struktur tangga adalah sebagai berikut :
IV - 40
PerhitunganStruktur BabIV
yang lain sebagai beban terpusat. Dari pemodelan struktur seperti itu,
dapat diperoleh luas tulangan yang dibutuhkan.
Momen diperoleh dari hasil analisis SAP2000, yaitu:
Moment arah 1-1 maksimum
= 1019 kg.m
= 239 kg.m
= 879 kg.m
= 316 kg.m
= 1019 kg.m
= 239 kg.m
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 41
PerhitunganStruktur BabIV
Tulangan Vertikal (arah 2-2)
Moment arah 2-2 maksimum = 879 kg.m
Moment arah 2-2 minimum
= 316 kg.m
Asb =
0 .5 w l 2 l n
0.87 f y
Asb =
IV - 42
PerhitunganStruktur BabIV
Gaya dalam pada drop panel diperoleh dari SAP2000 :
M11 (minimum) = -57,7 ton.m/m
M22 (minimum) = -95,88 ton.m/m
As dibutuhkan untuk M1-1 minimum = 2050 mm2/m
Direncanakan tulangan dengan diameter 16 mm.
Luas satu tulangan = As1 = 1/4 x x 162 = 200,96 mm2
Jumlah tul yang dibutuhkan = 2050 mm2/200,96 mm2 = 10,2
Jarak antar tulangan = 1000/10,2 = 98 mm
Tulangan yang dipakai adalah 2D16100 (As = 4102 mm2)
As dibutuhkan untuk M2-2 minimum = 3419 mm2/m
Direncanakan tulangan dengan diameter 16 mm.
Luas satu tulangan = As1 = 1/4 x x 162 = 200,96 mm2
Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 3419 mm2/200,96 mm2 = 17
Jarak antar tulangan = 1000/17 = 58 mm
Sehingga tulangan yang dipakai adalah 2D16 - 100
(As = 4102 mm2)
4.11.2 Perhitungan Kapasitas Drop Panel
Kapasitas drop panel dihitung menggunakan rumus untuk
menghitung kapasitas balok. Drop panel diubah menjadi balok
ekivalen dengan lebar 3 m dan tinggi 1 m, menggunakan perhitungan
jalur kolom. Perhitungan ini dilakukan untuk memastikan konsep
strong column weak beam, dimana kapasitas dari balok, atau dalam
hal ini merupakan kapasitas dari drop panel, harus lebih kecil dari
kapasitas kolom.
d = 1000 50 (2x16) = 918 mm
d = 82 mm
As = ( x x d2) x 60 = ( x x 162) x 60 = 12057,6 mm2
As = ( x x d2) x 30 = ( x x 162) x 60 = 6028,8 mm2
As
120,576
=
= 0,0004
b d 300 91,8
'=
As '
60,288
=
= 0,0002
b d 300 91,8
max = 0,75
0,85 24,9
600
= 0,0265
400
600 + 400
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 43
PerhitunganStruktur BabIV
Tulangan Tarik
max = max tulangan single +
= 0,0265 + 0,0002
= 0,0267
min agar tulangan tekan mencapai batas.
min = 0,75
0,85 24,9
600
82
= 0,0028
400
600 + 400 918
a=
a
37,98
M 2 = ( As As ') fy ( d ) = 60,288 4000 (91,8
) = 17558277 ,12 kgcm
2
2
M2 = 175,582 ton.m
Mtotal = M1 + M2 = 201,6 + 175,6 = 377,2 ton.m
Momen diatas dimasukkan kedalam permodelan kolom berdimensi
130 cm x 130 cm dengan beban sebagai berikut :
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 44
PerhitunganStruktur BabIV
Dari hasil analisis berdasarkan beban dan momen kapasitas drop
panel diperoleh luas tulangan kolom sebesar 16900 mm2 (1% luas
penampang kolom), maka dapat disimpulkan bahwa kolom memiliki
kapasitas yang lebih besar dari kapasitas drop panel, sesuai
dengan prinsip strong coloumn weak beam.
4.12 PERHITUNGAN GESER PONS
4.12.1 Perhitungan Geser Pons pada Drop Panel
Contoh perhitungan geser pons untuk drop panel setebal 1 m. Besarnya
gaya geser pons tidak boleh melebihi dari ketiga nilai berikut :
1. Vc = 1 +
f ' c bo d
2
24,9 (4 1250) 918
= 2357,8 Ton
= 1 +
6
6
1000 / 1000
s d
2. Vc =
+ 2
bo
3. Vc =
f ' c bo d
12
40 918
24,9 (4 1250) 918
=
+ 2
= 2091 Ton
12
4 1250
Keterangan Gambar :
H = ketebalan drop panel
D = Tinggi Efektif
Bo = Keliling Geser Efektif
P = Gaya tekan pada kolom
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 45
PerhitunganStruktur BabIV
Gaya geser pons yang terjadi adalah :
Vu = 1769 Ton > 2091 Ton (Aman)
Hasil perhitungan geser pons untuk drop panel lainnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.21 Perhitungan Geser Pons pada Drop Panel
Kolom
Bo
Vc Izin
(mm2)
1300x1300
1200x1200
1100x1100
1000x1000
900x900
800x800
700x700
600x600
500x500
(mm)
9200
8800
8400
8000
7200
6200
5600
5200
3200
(mm)
939
939
939
939
839
689
639
639
439
(Ton)
2539
2154
2123
2091
1673
1145
977
956
437
Vc
Terjadi
(Ton)
1996
1996
1851
1769
1447
1143
859
859
342
Tebal
Keterangan
(mm)
1000
1000
1000
1000
1000
750
750
750
500
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Vc = 1 +
c
f ' c bo d
2
33,2 (4 3300) 1880
= 68451 Ton
= 1 +
6
6
1300 / 1300
s d
+ 2
Vc =
bo
Vc =
f ' c bo d
12
40 1880
33,2 (4 3300) 1880
=
+ 2
= 91000 Ton
12
4 3300
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 46
PerhitunganStruktur BabIV
4.13.1 Penentuan Tebal Pelat Basement
Tebal pelat basement diambil sebesar 1 m.
4.13.2 Pembebanan pada pelat basement
Beban yang bekerja pada pelat basement berupa beban mati dan beban
hidup. Menurut Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah Dan
Gedung (SNI 03-1727-1989), beban mati direncanakan sebesar 100
kg/m2 dan beban hidup sebesar 250 kg/m2 (untuk lantai perkantoran) dan
400 kg/m2 (untuk lantai parkir). Kombinasi pembebanan yang dipakai
adalah 120% beban mati ditambah 160% beban hidup.
Wt = 1.2 DL + 1.6 LL
Dimana : DL = Beban mati (berat sendiri) struktur.
LL = Beban hidup total (beban berguna).
Selain itu, dimasukkan beban akibat tekanan air tanah. Tekanan akibat air
tanah dihitung dengan rumus sebagai berikut :
= x h = 1 ton/m3 x 4 m = 4 ton/m2
Keterangan Gambar :
H = Kedalaman Tanah Basement (m)
= Berat Jenis Tanah (Ton/m3)
ka = Koef Tekanan tanah aktif
q = beban merata pada permukaan
w = Berat Jenis Air (Ton/m3)
Hw = Kedalaman Tanah Basement (m)
Gambar 4.27 Permodelan diagram tegangan tanah pada plat basement
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 47
PerhitunganStruktur BabIV
4.13.3 Karakteristik Material Beton
Struktur pelat basement direncanakan dengan menggunakan material
beton bertulang dengan mutu beton fc = 25 MPa (K-300) dan mutu
tulangan ulir Fy =400 MPa.
4.13.4 Analisis dan Desain Penulangan Pelat Basement
Dari hasil analisis diperoleh besarnya gaya-gaya dalam dan deformasi
struktur sebagai berikut :
Momen arah 1-1 maksimum = 37,87 ton.m/m
Momen arah 1-1 minimum
= -7,93 ton.m/m
= -9,29 ton.m/m
luas
tulangan
bantuan
dari
pelat
software
basement
yang
SAP2000.
dibutuhkan
Pelat
basement
dimodelkan sebagai balok dengan tebal 100 cm, dan lebar 1 m yang
menggunakan tumpuan jepit di salah satu ujungnya.
Momen dari hasil analisis ditempatkan di ujung yang lain sebagai beban
terpusat, untuk menciptakan momen sesuai yang direncanakan. Dari
pemodelan struktur seperti itu, dapat diperoleh luas tulangan yang
dibutuhkan.
Tulangan arah 1-1
= 37,87 ton.m/m
= -7,93 ton.m/m
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 48
PerhitunganStruktur BabIV
Jumlah tulangan dibutuhkan = 504,28 mm2/283 mm2 = 1,78
Jarak antar tulangan = 1000/1,78 = 561,196 mm
Sehingga tulangan yang dipakai adalah D19-250 (As = 1132 mm2)
Tulangan arah 2-2
Momen arah 2-2 maksimum = 39,75 ton.m/m
Momen arah 2-2 minimum
= -9,29 ton.m/m
= 10 m
ln, ki
= 9,7 m
lka
=9m
ln, ka
= 7,7 m
tinggia = 4 m
tinggib = 4 m
Wu
q equ =
q equ =
Wu l x (3l y l x )
6l y
940 8 (3 10 2 8 2 )
= 2957 kg / m 2
6 10 2
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 49
PerhitunganStruktur BabIV
Gambar 4.28 Sketsa beban pada perhitungan sambungan kolom dan plat lantai
Vkol
Vkol
l
0,7 ki M kap ,ki + ka M kap ,ka
l n ,ka
l n ,ki
+ ql
=
0,5 (hk ,a + hk ,b )
2
9
10
0,7
377,2 +
377,2
7,7
8,7
+ 2,957 10 = 167,81 ton.
=
0,5 (4 + 4)
2
C ki =
Tka =
0,7 M kap,ka
z
0,7 377,2
= 230,8 T
1,144
0,7 377,2
= 230,8 T
1,144
V j ,v =
d
1,222
V j ,h =
293,79 = 276,1626 T
hc
1,300
V j ,h =
V j ,v
b j hc
276162,6
= 16,34 kg / cm 2 < 560,25 kg / cm 2 (OK )
130 130
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 50
PerhitunganStruktur BabIV
4.14.3 Penulangan Geser Horizontal
V j ,v
A j ,h =
fy
276162,6
= 115,068 cm 2 = 11506,8 mm 2
2400
Sengkang rangkap
= 16 mm
A tersedia
= 804 mm2
Jumlah sengkang
Vc , v =
Vc , v =
As ' V j ,h
0,6 + N u f ' c As
Ag
1
276,1626
= 0,0143 Ton
2 (0,6 + 1181,06 37,35)
V s ,v
A j ,v =
fy
276148,3
= 11506 mm 2
2400
ntulangan
V =
M1 + M 2 q l
+
l
2
V =
Av =
V
fy
90225
= 3759,3 mm 2
2400
Sengkang rangkap
= 16 mm
A tersedia
= 804 mm2
Jumlah sengkang
= 5 lapis
PerencanaanStrukturBangunanTinggiDenganFlatPlate CoreWallBuildingSystem
IV - 51