Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A; LATAR BELAKANG

Botani tumbuhan rendah merupakan disiplin ilmu yang


mengkaji berbagai jenis tumbuhan berupa tallus, tidak memiliki
akar, batang dan daun sejati. Dalam dunia botani tumbuhan rendah
dikenal berbagai divisi yang termasuk kedalam tumbuhan rendah
antaralain :Schyzophyta (tumbuhan belah), Thallophyta (tumbuhan
tahlus), Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta (tumbuhan
paku).
Dalam setiap keanekaragaman tumbuhan, para ahli botani
selalu menghadapi persoalan dalam menentukan tingkat takson
golongan tumbuhan yang dihadapi. Tingkat takson sangat penting
karena tampa adanya tingkatan takson, maka manfaat sistem
klasifikasi

tidak

dapat

diperoleh.

Menurut

kesepakatan

internasional, istilah-istilah untuk menyebut masing-masing takson


bagi tumbuhan itu tempatnya tidak boleh diubah sehingga masingmasing istilah itu menunjukkan kedudukan atau tingkat dalam
hierarki atau menunjukkan kategorinya dalam sistem klasifikasi.
Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk
1

menyebutkan suatu takson sekaligus mencerminkan pula di mana


posisi dan seberapa tinggi tingkatnya dalam hierarki klasifikasi.
Klasifikasi makhluk hidup merupakan suatu cara memilah dan
mengelompokkan mahkluk hidup menjadi golongan atau unit
tertentu yang disebut takson. Ilmu yang mempelajari klasifikasi
makhluk hidup disebut taksonomi. Cara pembentukan atau
penyusunan takson takson disebut klasifikasi.
Tingkatan takson merupakan tingkatan dari suatu unit atau
kelompok makhluk hidup yang disusun mulai dari tingkat paling
tinggi hingga tingkat paling rendah. Urutan tingkatan takson dalam
klasifikasi mulai dari tingkat paling tinggi hingga tingkat paling
rendah, yaitu (1) kingdom (kerajaan) atau regnum (dunia), (2)
phylum (filum), atau divisio(divisi), (3) classis (kelas), (4) ordo
(bangsa), (5) familia (famili/suku), (6) genus (marga), (7) species
(spesies/jenis), dan (8) varietas (ras).
Bryophyta merupakan jenis tumbuhan rendah yang pertama
beradaptasi dengan lingkungan darat, tidak seperti halnya jamur
mesti kehilangan khloropil. Bryophyte berasal dari kata bryon =
lumut dan phyton = ialah tumbuhan lumut yang sering dijumpai
tempat-tempat lembab atau basah. Bentuknya merupakan tumbuhan
peralihan dari thallus ke entuk kornus.

B; Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka
rumusan masalah yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1; Apa yang dimaksud dengan Briophyta?
2; Sebutkn macam-macam Briophyta antar taksa ?
C; Tujuan
1; Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Bryophyta.
2; Untuk mengetahui macam-macam Bryophyta antar taksa.

BAB II
3

PEMBAHASAN
A; Pengertian Bryophyta
Bryophyta dikenal juga sebagai tumbuhan lumut. Tumbuhan
ini memiliki daur hidup heteromorf, dimana generasi aseksual
diploid (sporofit) secara morfologi berbeda dengan generasi seksual
haploid (gametofit). Tetapi berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi
(Pterydophyta dan Spermatophyta), pada Bryophyta tumbuhan yang
terlihat sehari-hari dan berfungsi untuk fotosintesis adalah
gametofit. Sedang sporofit sangat kecil, melekat pada gametofit,
tidak pernah hidup bebas dan nutrisinya tergantung pada gametofit.
Gametofit Bryophyta hidup bebas dan mandiri dalam hal
nutrisi karena memiliki kloroplas. Pada beberapa jenis gametofit
berbentuk talus, sedang pada jenis lain sudah terdiferensiasi
menjadi batang dan daun, sedang akar masih berupa rizoid, yaitu
organ penyerap yang hanya terdiri dari satu sel. Semua Bryophyta
bersifat

oogami.

Gamet

dihasilkan

dalam

organ

kelamin

multiseluler yang dilapisis sel-sel steril di permukaan luarnya (sel


jaket).
Bryophyta memiliki habitat peralihan antara lingkungan air dan
daratan, sehingga memiliki sifat-sifat untuk beradaptasi di kedua
4

lingkungan tersebut. Tumbuhan ini menyerupai alga karena:


1; Sperma berenang bebas dan mencapai sel telur melalui medium
air.
2; Tanpa

berkas

pengangkut

meskipun

terdapat

jaringan

pengangkut primitif.
3; Tidak mengalami lignifikasi, sehingga tidak dapat tumbuh
tinggi.
4; Tidak memiliki akar dan daun yang sebenarnya.
Bryophyta menyerupai tumbuhan daratan dalam banyak hal.
Adaptasi utama untuk tumbuh di darat ditunjukkan cara reproduksi
dan diasporanya.
1; Memiliki spora yang dapat diterbangkan angin dan dindingnya
dilindungi lilin untuk mencegak dehidrasi.
2; Sel pembentuk gamet dikelilingi sel-sel jaket pelindung (jaket
steril). Sel telur dibentuk dalam arkegonium dan sperma
dibentuk dalam anteridium.
3; Zigot tetap di dalam tubuh induk hingga tumbuh menjadi
embryo multiseluler.
Klasifikasi
Kebanyakan author sekarang sepakat bahwa Bryophyta dapat
dibagi dalam tiga divisi yang mandiri. Pembagian ini terutama
5

didasarkan pada asal lapisan sporogen, cara pemecahan kapsul


spora, ada tidaknya pseudopodium dan struktur protonema.
1;

Hepatophyta (lumut hati, liverwoths),

2;

Anthocerophyta (lumut tanduk, hornworts)

3;

Bryophyta1 (lumut daun, moses, Musci).

Ketiganya memiliki beberapa kesamaan sifat, misalnya


gametofit merupakan fase dominan dan biasanya melekat pada
substrat dengan bantuan rizoid, berupa sel tunggal yang memanjang
atau filamen.
Pada pustaka-pustaka lama, ketiga divisi di atas masih
dimasukkan dalam tingkatan kelas, masing-masing Hepaticopsida,
Anthocerotopsida dan Bryopsida (Musci). Sebagian author tetap
berpegang pada ketentuan ini, terlebih jumlah dan keanekaragaman
spesies Bryophyta yang ditemukan hingga saat ini tidak sebanyak
Alga, Fungi atau Pterydophyta. Bahkan sebagian author tetap
cenderung memasukkan Anthocerotopsida dalam Hepaticopsida
Dalam buku ini penamaan tingkatan taksa Bryophyta
mengikuti aturan berikut:

Taksa
Regnum

Akhiran
-

Marchantia polymorpha L.
Bryophyta

Divisi
Kelas
Ordo
Familia
Genus

-phyta
-cae/idae
-ales
-aceae
-

Spesies

Hepatophyta
Hepaticae
Marchantiales
Marchantiaceae
Marchantia
Marchantia
Marchantia
Marchantia polymorpha L.
Marchantia polymorpha L.
Marchantia polymorpha L.

Reproduksi
Sperma yang dihasilkan anteridium harus berenang melalui air
untuk mencapai sel telur di dalam arkegonium. Arkegonium
berbentuk botol terdiri dari bagian leher yang panjang dan bagian
pangkal yang menggembung membentuk venter (perut), berisi sel
telur tunggal. Di ujung leher terdapat empat sel penutup (cover
cell). Arkegonium melekat pada gemetofit dengan sebuah tangkai
(seta) pendek. Beberapa saat sebelum sel telur masak, sel penutup
terbuka. Pada saat yang sama sel-sel di bagian tengah leher (sel
sentral)

larut,

sehingga

terbentuk

saluran

berlendir

yang

menghubungkan venter dengan lingkungan luar yang lembab.


Sperma akan berenang menuju sel telur karena tertarik oleh
substansi kimia (feromon) yang dihasilkan arkegonium. Beberapa
sperma dapat memasuki arkegonium, namun hanya satu yang
7

membuahi sel telur.


Anteridium umumnya berbentuk bulat atau bulat memanjang
seperti buah pir, tersusun dari dua tipe sel: fertil dan steril. Sel fertil
(spermatogen) tumbuh menjadi sperma, yang jumlahnya relatif
banyak, kecil dan rapat. Sedang sel steril menjadi jaket pelindung,
berdinding tebal, mengelilingi sel fertil. Setiap sel spermatogen,
membentuk sperma tunggal beflagela dua. Setelah fertilisasi, zigot
tetap tinggal di dalam venter arkegonium dan berkembang menjadi
embryo. Bila saatnya tiba, sel-sel venter membelah memanjang dan
sporofit muda tumbuh di dalamnya. Arkegonium yang memanjang
dilindungi kaliptra.
B;

Pteridophyta Antar Taksa


1; DIVISI HEPATOPHYTA (Lumut hati, liverwort)
Hepatophyta terdiri dari 6.000 -9.000

spesies.

Kebanyakan tumbuh di tempat-tempat lembab dan terlindung


dari sinar matahari. Sebagian kecil tumbuh di dalam air.
Gametofit merupakan tumbuhan yang tampak nyata, sedang
sporofit biasanya melekat pada gametofit. Gametofit berwarna
hijau dan memiliki dua tipe tubuh, yaitu berbentuk pita pipih
(misalnya Marchantiales) dan berbentuk tunas berdaun
(misalnya Jungermanniales). Tubuh lumut ini biasa disebut
8

talus, meskipun secara anatomi jauh lebih maju dibandingkan


dengan Thalophyta (alga dan fungi).
Hepatophyta

merupakan

tumbuhan

lumut

paling

primitif dan sederhana, tidak memiliki stomata, kutikula dan


sel pengangkut. Namun sebagian kecil ada yang memiliki sel
pengangkut untuk air. Tidak adanya sel ini menunjukkan
bahwa Hepatophyta memiliki jalur evolusi yang berbeda
dengan tumbuhan lumut lain.

Seperti kelompok tumbuhan primitif lain, sperma selalu


berenang ke arkegonium melalui air. Fertilisasi diikuti
pembentukan zigot yang selanjutnya berkembang menjadi
sporofit. Sporangium atau kapsul memiliki cara yang berbeda
untuk melepaskan spora.
Gametofit biasanya tumbuh langsung dari spora, tetapi
pada beberapa genus mula-mula dibentuk filamen lebih
dahulu. Gametofit berbentuk pipih dorsiventral, sederhana
atau terdiferensiasi menjadi daun dan batang. Bentuk anatomi
homogen atau terdiri dari beberapa jaringan. Alat kelamin
selalu dibentuk dari sel superfisial dorsal, kecuali bila
letaknya terminal. Sporofit sederhana, memiliki kaki, kapsul
dan seta (tangkai) atau hanya kaki dan kapsul saja. Kadangkadang pertumbuhan terbatas, sel sporogen dibentuk dari
endotesium embryo. Rizoid terdiri dari sel-sel tunggal,
berbeda dengan divisi lain, yang terdiri dari beberapa sel.
Hepatophyta memiliki satu kelas, Hepaticae dan empat
ordo. Dua ordo diantaranya akan dibahas lebih rinci, yaitu
Marchantiales (diwakili Riccia dan Marchantia) serta
Jungermanniales (diwakili Porella).

a;

KELAS HEPATICAE
1; ORDO MARCHANTIALES (Lumut Hati Bertalus)
Lumut hati ini masih berbentuk lembaran-lembaran
talus, belum terdiferensiasi menjadi batang dan daun.
Tumbuh di rawa-rawa yang lembab dan teduh atau di
habitat lain yang sesuai seperti pot bunga. Pada beberapa
spesies, talus terdiri dari sekitar 30 sel tebal di bagian tepi
dan 10 sel tipis di bagian tengah, serta terdiferiansiasi
menjadi bagian dorsal yang tipis, kaya klorofil dan
bagian ventral yang lebih tebal dan tidak berwarna.
Permukaan bawah talus memiliki rizoid uniseluler dan
sisik- sisik multiseluler. Permukaan atas terbagi menjadi
beberapa area, masing-masing memiliki kantung udara
dan pori-pori besar.
FAMILIA MARCHANTIACEAE
GENUS MARCHANTIA

Marchantia merupakan salah satu tumbuhan lumut paling


terkenal. Genus ini tersebar luas, tumbuh terestrial pada tanah atau batu
yang lembab. Gametofit bercabang-cabang dikotom, serupa dengan
Riccia, tetapi lebih lebar, panjang satu sampai beberapa sentimeter.
Gametangium terletak di ujung gametofor. Gametofit uniseksual
(heterotalus),

gametofit

jantan

dan

betina

dapat

diidentifikasi

berdasarkan perbedaan struktur morfologi.FAMILIA RICCIACEAE


GENUS RICCIA
Riccia memiliki daerah penyebaran luas. Sebagian
besar memerlukan air agar dapat tumbuh dengan cepat,
namun umumnya dapat beradaptasi terhadap kekeringan.
Beberapa spesies hidup akuatik, tumbuh di atas lumpur
atau permukaan kolam-kolam kecil. Gametofit berupa
talus kecil berwarna hijau, kadang-kadang berbentuk
roset. Jaringan di permukaan bawah gametofit terdiri dari
sel-sel tanpa warna dan kadang- kadang mengandung
pati. Sedang jaringan di permukaan atas terdiri dari selsel berklorofil yang membentuk kolom-kolom vertikal di
antara kantung-kantung udara. Gametangium tertanam
sangat dalam di permukaan atas talus. Anteridium dan
arkegonium biasanya terdapat pada gametofit yang sama
(homotalus). Bentuk serupa dengan tumbuhan lumut lain.
Zigot bersifat diploid, akan membelah membentuk
massa bulat terdiri dari sekitar 30 sel berbentuk sama dan

terletak di dalam venter. Sporofit muda ini merupakan


embryo. Sel-sel bagian luar embryo terdiferensiasi
menjadi jaket pelindung yang terdiri dari sel- sel steril
(sel jaket steril). Jaket ini mengelilingi sel-sel fertil di
bagian dalam yang disebut jaringan sporogen. Sel
sporogen membelah secara mitosis menjadi beberapa sel
sporosit (sporogen), yang selanjutnya membelah secara
meiosis menjadi empat spora haploid (tetrad). Sporofit
masak disebut kapsul (sporangium), berupa jaket steril
yang mengelilingi sejumlah spora. Pada saat spora masak,
maka sporofit akan hancur, namun spora tetap melekat
pada gametofit hingga gametofit mati. Lalu spora
berkecambah menjadi gametofit baru.
2; ORDO JUNGERMANNIALES
(Lumut Hati Berdaun)
Ordo ini merupakan lumut hati paling banyak, terdiri
dari 4000 6000 spesies. Sangat melimpah di daerah
tropis

dan

subtropis,

dimana

curah

hujan

dan

kelembabannya tinggi. Gametofit memiliki daun serta


organ seperti daun dan batang. Talus biasanya bercabangcabang, terdiri dari satu lapis sel dan tidak terdiferensiasi.
Pada beberapa genus, daun terdiri dari dua lapis sel. Daun
bercuping dua, masing-masing tumbuh dari dua titik

apikal yang berbeda. Anteridium umumnya terdapat di


dalam kantung yang menggembung pada permukaan
bawah

daun.

Kantung

ini

disebut

androesium.

Arkegonium dikelilingi perianthium. Anggota yang


paling populer adalah Porella.

FAMILIA JUNGERMANNIACEAE
GENUS PORELLA
Porella membentuk massa rapat. Bagian yang tua
atau tertutup serasah kehilangan daunnya dan pada bagian
ini muncul rizoid. Bagian batang yang masih muda
tertutup rapat oleh daun yang membentuk tiga rangkaian.
Bagian bawah lebih kecil dari pada dua bagian di atasnya.
Daun hanya terdiri dari selapis sel dan tidak memiliki
kutikula. Anteridium terdapat di pertemuan daun dan
batang, sedang arkegonium terdapat pada cabang-cabang
berdaun

yang

pendek.

Sporofit

serupa

dengan

Marchantia

2; DIVISI ANTHOCEROPHYTA (Lumut tanduk, hornwort)


Tumbuhan ini terdiri dari sejumlah kecil tumbuhan khas
yang diduga berkerabat dekat dengan Chlorophyta (alga
hijau). Anthocerophyta tidak memiliki sel pengangkut, tetapi

memiliki stomata. Gametofit pipih dorsiventral, bentuk


luarnya sederhana dan secara anatomi homogen. Alat kelamin
betina dibentuk dari sel superfisial, sedang alat kelamin jantan
dibentuk dari sel-sel hipodermis permukaan dorsal. Sporofit
terdiferensiasi menjadi kapsul dan kaki. Bagian luar kapsul
meristematik dan selalu tumbuh ke atas. Jaringan sporogen
kapsul muncul dari lapisan superfisial (amfitesium) dan
dikelilingi

kolumela.

Anthocerotae,

Ordo

Ordo

ini

dibagi

Anthocerotales

dalam
dan

Kelas
Familia

Anthocerotaceae.
GENUS ANTHOCEROS
Anthoceros merupakan genus yang paling terkenal
dibanding enam genus lain, terdiri dari sekitar 100
spesies. Gametofit menyerupai Jungermanniales, tetapi
memiliki beberapa ciri khusus. Antara lain: setiap sel
memiliki satu kloroplas besar seperti alga, sedang
tumbuhan lain memiliki banyak kloroplas kecil berbentuk
cawan. Setiap kloroplas Anthocoeros berisi pirenoid,
sebagaimana Chlorophyta, sehingga dipercaya memiliki
asal-usul yang berbeda dengan tumbuhan lain. Sifat khas
yang serupa dengan tumbuhan lain adalah adanya stomata
yang membuka pada akhir perkembangannya.
Gametofit berwarna hijau, memiliki beberapa lapis

sel fotosintesis, dilapisi kutikula dan memiliki stomata.


Gametofit sangat pipih dorsiventral, daun berbentuk
roset, panjang 1-2 cm. Genus ini memiliki lekukan besar
berisi lendir, berbeda dengan gametofit Marchantia yang berisi
udara. Lekukan ini ditumbuhi Nostoc yang mampu memfiksasi
nitrogen dan menyuplainya ke tumbuhan inang. Gametofit
beberapa

spesies

Anthoceros

bersifat

uniseksual,

sisanya

biseksual. Anteridium dan arkegonium menggembung pada


permukaan atas gametofit. Anteridium mengelompok dalam
ruangan tertentu. Sejumlah sporofit dapat tumbuh menjulang ke
atas dari gametofit yang sama.

3; DIVISI BRYOPHYTA (Lumut daun, moses, Musci)


Divisi ini terdiri dari 9500 spesies, tumbuhan kecil,
bentuk sangat beragam. Mereka sering melimpah di tempat
lembab, dimana beberapa spesies dapat ditemukan secara
bersama-sama. Lumut ini mendominasi daerah luas di sekitar
kutub utara dan selatan serta di bebatuan miring pada
pegunungan. Seperti Lichenes, lumut ini sensitif terhadap

polusi udara, terutama sulfur dioksida. Di tempat yang


mengalami polusi berat mereka sering tidak tumbuh.
Sejumlah kecil tumbuh di padang pasir dan beberapa di
antaranya membentuk massa sangat luas di daerah kering.
Beberapa spesies Musci mampu bertahan bertahun-tahun
dalam keadaan kekeringan dan dapat tumbuh melimpah
dengan segera apabila kondisi lingkungan menjadi lembab.
Beberapa spesies dapat tumbuh di tepi pantai, pada karang
yang terhempas gelombang, meskipun tidak benar-benar
tumbuh di air laut.
Musci memiliki sel pengangkut untuk mengangkut air
dan makanan, baik pada gametofit maupun sporofit.
Gametofit membentuk stadium sementara yang lemah
(protonema), mengandung cabang seksual tegak (gametofit
berdaun). Cabang ini tumbuh menjadi individu baru setelah
protonema tereduksi. Cabang seksual dibedakan menjadi daun
dan batang, biasanya simetri radial. Alat kelamin dibentuk
dari sel superfisial dorsal batang. Pertumbuhan sporofit
terbatas, terdiri dari kaki, seta dan kapsul atau hanya kaki dan
kapsul saja. Jaringan sporogen kapsul dibentuk dari
endotesium

atau

amfitesium

embryo,

kadang-kadang

dikelilingi kolumela.
Divisi Bryophyta (Musci) terdiri dari 3 kelas, yaitu: Bryidae,
Sphagnidae dan Andreaeida
a; KELAS BRYIDAE
Gametofit memiliki dua fase yang berbeda, yaitu:

protonema yang tumbuh langsung dari spora dan gametofit


berdaun. Protonema terdiri dari satu lapis sel dan membentuk
filamen

bercabang-cabang

menyerupai

Chlorophyta.

Gametofit tumbuh dari tunas kecil pada protonema. Pada


beberapa genus, protonema persisten dan bersifat fotosintetik,
sedang gametofit berdaun berukuran kecil. Protonema juga
ditemukan

pada

Hepatophyta,

tetapi

tidak

ada

pada

Anthocerotophyta. Pada Bryidae, gametofit berdaun dapat


tumbuh ke atas, dari sel inisial apikal seperti Jungermanniales,
dimana daun tersusun spiral. Sedang pada Hepatophyta
cenderung pipih dorsiventral
a;

ORDO BRYALES
FAMILIA POLYTRICHACEAE
GENUS POLYTRICHUM
Salah satu anggota kelas Bryidae yang sangat
terkenal adalah genus Polytrichum, disamping Mnium.
Umur Polytrichum lebih dari setahun. Kapsul spora
tegak, gigi peristom sebanyak 32-64 buah, terdiri dari selsel utuh, tidak bergaris-garis dengan dinding-dinding
menebal dan panjang. Daun kecil, dengan lamela
membujur di sisi-sisinya. Susunan daun khas, merupakan
bentuk adaptasi terhadap kekurangan air. Daun terdiri

dari beberapa lapis sel, sel-sel lapisan atas mengandung


banyak kloropil, tersusun menurut poros panjang daun
dan berfungsi untuk asimilasi. Di dalamnya terdapat
ruang-ruang antar sel yang berfungsi untuk menyimpan
air. Pada waktu kekeringan, daun segera menempel pada
batang karena adanya mekanisme kohesi, sehingga
jaringan asimilasi terlindung dari kehilangan air yang
besar.
b; KELAS SPHAGNIDAE
Kelas ini hanya memiliki satu ordo Sphagnales, satu
familia Sphagnaceae dan satu genus Sphagnum.
GENUS SPHAGNUM
Genus Sphagnum beranggotakan sekitar 350 spesies
dengan bentuk morfologi bermacam-macam. Batang
gametofit bercabang-cabang seringkali berjumlah lima
pada setiap buku, semakin rapat mendekati ujung batang,
membentuk kepala. Gametofit ini membentuk lapisan
luas hijau cerah atau kemerah-merahan di rawa.
Gametofit tumbuh dari protonema yang berbentuk
filamen dan memiliki tunas di tepi-tepinya. Daun
Sphagnum tanpa tulang dan tumbuhan dewasa tanpa
rizoid. Daun terdiri dari sel-sel besar dan mati yang
dikelilingi oleh sel-sel hidup, berukuran kecil dan
berwarna hijau atau agak merah. Sel mati memiliki pori,

tebal dan mampu menyerap air. Kemampuan menyerap


air ini lebih dari 20 kali berat keringnya.

c;

KELAS ANDREAEIDAE
Kelas ini hanya memiliki satu ordo Andreaeales, satu
familia Andreaeaceae dan dua genus Andreaea dan
Andreaeobryum.
GENUS ANDREAEA
Genus Andreaea terdiri dari sekitar 100 spesies.
Bentuk kecil, berwarna hijau gelap atau coklat kemerahmerahan gelap, melekat pada batu. Tumbuh di gununggunung dan di daerah kutub utara, sering melekat pada
batu granit. Gametofit sangat menyerupai Musci, namun
tumbuh dari struktur tebal dan memiliki beberapa cuping
filamen tunggal. Sporofit tidak memiliki seta yang
sebenarnya dan muncul di atas daun pada tangkai
pseudopodium gametofit, seperti Sphagnum. Kapsul kecil
Andreaea ditandai oleh empat katup berupa garis-garis
vertikal terdiri dari sel-sel yang amat rapuh. Keempat

katup sangat dipengaruhi kelembaban udara lingkungan.


Katup membuka lebar ketika udara kering, sehingga
spora dapat tersebar luas oleh angin dan menutup
kembali ketika udara lembab.

GENUS ANDREAEOBRYUM
Genus ini merupakan genus kedua dalam kelas
Anrdeaeidae. Andreaeobryum pertama kali ditemukan di
Alaska pada tahun 1976. Ia dibedakan dari Andreaea
karena sporofit memiliki seta yang sebenarnya dan
kapsul terbelah hingga ke ujung.

23

24

25

Anda mungkin juga menyukai