Anda di halaman 1dari 2

TELAAH TENTANG

MoU antara Otorita Asahan dan INALUM


tentang Penyediaan Tanah Untuk Pembangunan Pabrik CPC
1.

DASAR TELAAH
Kesepakatan Bersama antara Otorita Asahan dengan PT Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) tentang Penyediaan Tanah Untuk Pembangunan Pabrik Calcined Petroleum
Coke (CPC) Di Coastal Area, Sebelah Kiri Trestle PT INALUM (Persero) Kuala Tanjung
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Nomor : 002/NK-Dirut/VI/2015 tanggal
26 Juni 2015.

2.

FAKTA MoU
Pasal 3 MoU menyebutkan bahwa Para Pihak mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1.
Pihak Pertama (Otorita Asahan)
a.
Mendukung rencana Pembangunan Pabrik CPC di Kuala Tanjung
Batubara yang akan dilaksanakan oleh Pihak Kedua.
b.
Mempunyai tugas dan tanggung jawab salah satunya adalah
Memberikan hak pemanfaatan tanah Pihak Pertama pada Pihak Kedua dimana
tanah Pihak Pertama tersebut berlokasi di Coastal Area sebelah kiri Trestle Pihak
Kedua seluas 8,7 Ha untuk pembangunan pabrik CPC (sebagaimana layout
terlampir), dengan catatan bahwa apabila ada perkembangan baru dalam rangka
optimalisasi pemanfaatan lahan oleh pihak lain dapat diatur lebih lanjut.
c.
Menyelesaikan administrasi pemanfaatan tanah tersebut bersama-sama
dengan Pihak kedua sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pihak Kedua (INALUM)
a. Melaksanakan pembangunan Pabrik CPC diatas tanah Pihak Pertama sesuai
dengan kapasitas yang direncanakan.
b. Mebayar PBB serta pungutan lainnya sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku terkait pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas.

3.

TELAAH
1. Dilihat dari isinya, MoU telah memenuhi syarat syah perjanjian sebagaimana diatur
dalam Pasal 1320 KUHPerdata maka MoU tersebut telah memenuhi unsur-unsur
syarat sahnya perjanjian, yaitu :
a. Kesepakatan Para Pihak
Dengan ditandatanganinya MoU tersebut oleh Otorita Asahan dan INALUM
maka menunjukkan para pihak telah sepakat/setuju mengenai hal-hal yang
diatur dalam MoU.
b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
Bahwa berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku baik Otorita
Asahan maupun INALUM berhak dan berwenang untuk membuat
perikatan/perjanjian.
c. Suatu hal/objek tertentu
Dalam MoU ini yang menjadi objek adalah pemanfaatan tanah Otorita Asahan
yang berlokasi di Coastal Area sebelah kiri Trestle Pihak Kedua seluas 8,7 Ha
yang akan digunakan untuk pembangunan pabrik CPC INALUM.
d. Suatu sebab yang halal
Isi dari MoU tersebut tidak dilarang oleh undang-undang atau bertentangan
dengan kesusilaan.

2.

3.

Dengan terpenuhinya unsur-unsur syarat sahnya suatu perjanjian tersebut maka MoU
ini merupakan suatu perjanjian yang sah dan bersifat mengikat dan berlaku sebagai
undang-undang bagi INALUM dan Otorita Asahan
Tugas dan tanggung jawab Otorita Asahan dalam memberikan hak pemanfaatan
tanah tersebut kepada INALUM tidak bersifat mutlak dimana terdapat pengecualian
apabila ada perkembangan baru dalam rangka optimalisasi pemanfaatan lahan oleh
pihak lain maka terhadap MoU tersebut dapat diatur lebih lanjut (pasal 3 poin 1
huruf b). Hal ini dapat menjadi kelemahan dari posisi INALUM apabila dalam
kedepannya terdapat perkembangan baru yang mengakibatkan lahan tersebut
dipergunakan untuk keperluan lain atas perintah pihak/instansi yang secara hirarki
posisinya lebih tinggi dari Otorita Asahan.
Untuk mengatasi kekurangan sebagaimana disebutkan poin 2 diatas dapat ditempuh
tindakan-tindakan sebagai berikut:
a. Mempercepat proses pengalihan tanah Otorita Asahan kepada INALUM,
sehingga sebelum HPL tanah tersebut dapat menjadi Hak INALUM.
Diharapkan pengalihan HPL tersebut dapat terselesaikan sebelum masa
berlaku MoU berakhir, atau;
b. Membuat addendum / amademen atas MoU dengan merubah tugas dan
tanggung jawab salah satunya adalah memberikan Hak Guna Bangunan
kepada INALUM (sebagai ganti Memberikan hak pemanfaatan tanah
sebagaimana redaksi asli MoU) dan merubah jangka waktu menajadi 30 tahun
(sebagai ganti 5 tahun sebagaimana redaksi asli MoU)

Anda mungkin juga menyukai