Karakteristik Endapan Emas Orogenik Sebagai Sumber Emas Placer Di Daerah Wumbubangka Bombana Sulawesi Tenggara
Karakteristik Endapan Emas Orogenik Sebagai Sumber Emas Placer Di Daerah Wumbubangka Bombana Sulawesi Tenggara
ABSTRACT
The placer gold discovering in Tahi Ite River, Bombana (Kompas, September 18th 2008) was quite unique,
because it is not common in Indonesia to find gold deposit in the metamorphic rocks. This deposit is supposed as
orogenic gold deposit, because the study area is controlled by the intensive geological structures with the
metamorphic rock as the host rock. This study is aimed to determine the alteration zone, mineralisation and
characteristic of the gold deposits. Geological mapping, petrography, mineragraphy, X-Ray Diffraction (XRD),
AAS (fire assay), and fluid inclusion analyses have been employed in order to discover the alteration types,
mineralisation and characteristics of gold deposit. The alteration types in the study area consist of: silicification,
argilic (clay silica), chlorite-carbonate, and carbonisation. Based on the AAS (fire assay) analysis, the highest
gold concentrations were found in several samples such as: WB-02-C1 (2.52 ppm), WB-02-C2 (1.06 ppm), WB03 (0.94 ppm), and the WB-04 (1.31 ppm). There are three veins generation in the study area. The first vein
generation is parallel to the foliation, it was formed at the temperature of 221,9oC with the salinity value of 7.17
wt,% NaCl equivalent. The second vein generation is a quartz vein that cutted the foliation, it was formed at
temperature of 188.4C with the salinity value of 3.87 wt,% NaCl equivalent. The third generation is calcitequartz vein which indicated the last phase of the orogenic gold in the study area, it was formed at the temperature
of 138.2oC with the salinity value of 1.91 wt.% NaCl equivalent. The quartz veins in the study area have
particular characteristic including massive, sometimes segmented and sigmoidal in texture. Another important
founding in this study is the orogenic gold deposits in this area lies on the transition zone between the epizonal
and mesozonal at the depth of approximately 5-6 kilometers, on the green schist facies.
Keywords: Gold placer deposit, orogenic gold, mineralisation, hydrothermal alteration, vein texture/structure,
and fluid inclusion.
PENDAHULUAN
Latar belakang penelitian ini yaitu karena penemuan
endapan emas placer di Sungai Tahi Ite (Bombana)
tahun 2008 seperti yang dilansir dalam koran Kompas
online (Yusnandar, 2008). Penemuan tersebut cukup
unik karena di Indonesia tidak umum ditemukan
cebakan emas pada batuan metamorf. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
dari endapan emas orogenik sebagai sumber pembawa
endapan emas placer/paleoplacer yang terdapat di
daerah penelitian. Lokasi penelitian ini berada pada
daerah Tahi Ite, Kecamatan Kase Pute, Kabupaten
Bombana, Propinsi Sulawesi Tenggara pada konsesi
PT. Panca Logam Makmur dengan luas kurang lebih
1.210 Ha (Gambar 1).
Lokasi Penelitian
sekis
METODA PENELITIAN
Secara umum, tahapan dan metoda penelitian dapat
dijelaskan secara sistematik pada diagram alir di
bawah ini :
1. Persiapan lapangan dan studi pustaka
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data sekunder
dan pengkajian literatur hasil penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan kondisi geologi daerah penelitian
dan landasan teori penelitian yang akan mendukung
tema penelitian.
2. Penelitian Lapangan
Pada tahap ini dilakukan pemetaan geologi pada skala
(1:25.000). Pengambilan data singkapan batuan dan
pendeskripsian conto batuan. Selain itu, juga dilakukan
pengambilan conto yang representatif baik batuan
maupun urat kuarsa untuk dianalisis di laboratorium.
3. Preparasi Conto dan Metode Analisis
Terdapat 3 (tiga) jenis ananalisis laboratorium yaitu
mineralogi, geokimia dan inklusi fluida yaitu:
Analisis mineralogi yaitu meliputi petrografi,
mineragrafi dan XRD
sekis
Gt
py
a
Sb
Ccp
Sb
Ccp
Sb
Alterasi Hidrotermal
Jenis ubahan di daerah penelitian dapat dibagi menjadi
empat tipe utama yaitu antara lain :
a. Silisisikasi (silicification)
Alterasi ini ditandai dengan terubahnya mineral
primer pada batuan samping terutama yang
digantikan dengan mineral silika yang sangat
dominan.
b. Alterasi argilik / claysilica (argillic)
Alterasi ini ditandai dengan hadirnya mineral
lempung (clay) yang dominan dengan mineral
mineral silika, berada di sepanjang zona urat
kuarsa.
c. Klorit-karbonat (chlorite-carbonate alteration)
Dicirikan dengan hadirnya mineral klorit
bersamaan dengan mineral karbonat dalam bentuk
uratan kalsit, berada tidak terlalu jauh dari pusat
urat kuarsa.
d. Karbonisasi (carbonization)
Dicirikan oleh hadirnya lapisan mineral grafit yang
umumnya berwarna hitam dan yang relatif sejajar
foliasi.
a
Emas primer
Emas primer yang berupa native gold terkadang dapat
teramati langsung (naked eyes) pada urat kuarsa
maupun pada batuan tersilisifkasi yang ada dilokasi
penelitian. Berdasarkan korelasi hasil analisis
geokimia (Lampiran 1) dengan kemunculan native
gold , maka hasil analisis geokimia dalam satuan
(ppm) tidak relevan dengan kemunculan native gold
dalam satuan (%) yang terdapat di lokasi penelitian,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kehadiran gold
(emas) di lokasi penelitian memiliki karakter yang
tidak menentu dalam kemunculannya (erratic).
Sekis
Meta-sedimen tersilisifikasi
Argilik
Urat kuarsa
c
Karbonat
Au
Klorit
b
Qzt
Au
Qzt
Karbonitisasi
Gambar 5. Tipe-tipe alterasi yang
terdapat di lokasi penelitian yaitu
silisifikasi (a), argilitisasi (b), kloritkarbonat (c) dan karbonisasi (d).
KESIMPULAN
Dari hasil evaluasi dan pembahasan penelitian ini,
maka dapat dibuat beberapa kesimpulan dan beberapa
rekomendasi sebagai berikut:
Kesimpulan
a. Mineralisasi yang berkembang di daerah penelitian
yaitu cinnabar, stibnit, pirit, kalkopirit dan Emas.
Kehadiran
emas
bersifat
erratic
atau
kemunculannya sangat tidak menentu.
b. Terdapat 4 tipe alterasi yang ada dilokasi penelitian
yaitu (1) silisifikasi (2) argilik, (3) kloritkarbonat
dan (4) karbonisasi.
c. Evolusi fluida endapan emas orogenik yang ada di
lokasi penelitian terdiri dari 3 (tiga) fase yaitu fase
isothermal mixing with fluids of constracting
salinity, fase simple cooling, dan fase mixing with
cooler, less saline fluids.
d. Endapan emas orogenik daerah Bombana
merupakan sumber emas placer/paleoplacer yang
terbentuk pada suhu rata-rata antara 200oC -
UCAPAN TERIMAKASIH
Kepada pihak manajemen PT. Panca Logam yang telah
bersedia membantu dan mengijinkan untuk di
publikasikan tulisan ini, kepada Dr. Arifudin Idrus dan
Dr. I Wayan Warmada atas saran dan masukan untuk
tulisan ini, teman-teman geologi angkatan 2000
STTNAS atas spirit dan motivasinya dan kedua orang
tua saya atas dukungan doa dan motivasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Edwards, R and Atkinson, K.,1986, Ore Deposit
Geology and Its Influence on Mineral
Exploration. Chapman and Hall. Ltd, LondonNew York
Evans, A. M., 1993, Ore Geology and Industrial
Mineral. 3rd Edition, Blackwell Scientific
Publication, London.
Au1
Au2
0.02
2.52
1.06
0.94
1.31
0.10
0.04
<0.005
ppm
0.01
FA50
Au3
0.02
2.51
1.35
0.03
ppm
0.01
FA50
ppm
0.01
FA50
Cu
Pb
Zn
Ag
Hg
As
13.00
23.00
11.00
10.00
33.00
9.00
12.00
<2
ppm
2.00
GA02
34.00
8.00
16.00
<4
11.00
5.00
5.00
6.00
ppm
4.00
GA02
27.00
10.00
11.00
30.00
47.00
3.00
101.00
18.00
ppm
2.00
GA02
<1
<1
<1
<1
<1
<1
<1
<1
ppm
1.00
GA02
1.59
0.11
2.79
0.11
0.30
0.05
1.58
0.10
ppm
0.01
CV02
85.00
212.00
177.00
428.00
727.00
23.00
241.00
<1
ppm
1.00
XR01
No.
No. conto
WB-04
WB-07
WB-08
WB-11 B
Sb
198.00
76.00
2030.00
212.00
231.00
7.00
417.00
ppm
1.00
XR01
Sample code
Inclusion
size
Generation
vein
Tm C
Th C
Tm C
(Average) (Average) (Abundan )
Th C
(Abundan )
Salinity (Average)
(% Wt NaCl)
Sample
-2.1
201.0
-1.3 - -2.7
190.1 - 215.0
3.548236
Urat kuarsa
sejajar foliasi
-5.9
216.2
9.077794
Urat kuarsa
1264 WB-08
sejajar foliasi
-3.2
227.5
-2.3 - -4.0
201.6 - 245.3
5.261644
Urat kuarsa
-1.1
138.2
-0.2 - -2.4
114.0 - 176.0
1.905259
Urat kalsit
-2.4
186.1
-1.6 - -3.5
173.4
200.1
4.025108
Urat kuarsa
-2.4
157.8
-0.7 - -3.4
132.1 - 283.4
4.025108
Urat kuarsa
-3.6
208.7
-1.9 - -5.1
190.5 - 231.4
5.861155
Urat kuarsa
90 m
Tm (Temperature of
Melting
Fluida primer
Gas (CO2)
Batas kristal
L+V
L+V
Fluida primer
Th (Temperature of
Homogenization
Lampiran 5. Grafik hubungan antara temperatur homogenesasi (Th C) dan salinitas dari tiga
conto tipe urat ( modifikasi dari Shepherd et al, 1985).
300
200
2
4
150
1
100
0.00
5.00
10.00
15.00
Lampiran 6. Perkiraan zona keberadaan endapan emas orogenik Bombana pada model
endapan orogenik (modifikasi dari Gebre-Mariam et al., 1995).