: 201410080311152
Kelas : IIIC
AKU INGIN
aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
yang mendalam.
2. Tipografi, yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi
kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan
pemaknaan terhadap puisi.
3. Bunyi, dibentuk oleh rima dan irama.
-
Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata
dalam larik dan bait.
Irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut
ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturutturut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait),
tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan
dan vokal), atau panjang pendek kata.
4. Kalimat
5. Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna
bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi
disampaikan.
6. Citraan (Unsur Imaji). Imaji merupakan gambaran yang ditimbulkan ketika membaca
puisi tersebut. Gambaran yang dimaksud bisa menyentuh pembaca atau pendengar
melalui indra manusia, pendengaran, penglihatan, perabaan, dll. Tujuan adanya Imaji
adalah agar pembaca atau pendengar mampu memahami dan benar-benar mengerti
makna dari puisi tersebut. Imaji biasanya dikategorikan kepada beberapa Citraan.
-
Citraan Penglihatan, yaitu pada baris ke dua dan ke tiga, yaitu kata yang tak sempat
Analisi puisi
1. Diksi, pilihan kata yang digunakan penyair cenderung sederhana dan menggunakan
bahasa yang sangat mudah dipahami, namun memiliki arti yang sebenarnya lebih
mendalam.
2. Citraan,
9. Pada baris ke dua puisi: pada hari makin gelap, terdapat citraan indera penglihatan
yang seolah-olah berada dalam kegelapan dunia.
10. Pada baris pertama puisi: mengapa kita masih juga bercakap, terdapat indera
pendengaran yang menggambarkan kita masih dapat mendengar orang-orang yang
sedang berbicara.
3. Gaya bahasa, gaya bahasa penyair cenderung sederhana dan singkat.
Analisi puisi
1. Diksi, seperti puisi karya Sapardi pada umumnya, puisi ini memiliki gaya bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami tanpa bertele-tele, akan tetapi sesungguhnya memiliki
makna yang lebih mendalam.
2. Citraan
11. Pada baris pertama: berjalan di belakang jenazah angin pun reda, merupakan citraan
penglihatan karena seakan-akan kita dapat melihat seseorang yang berjalan di
belakang jenazah
3. Gaya bahasa, gaya bahasa yang digunakan penyair sangat sederhana. Penyair
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar tanpa ada ciri khas kedaerahan,
dll.