Anda di halaman 1dari 5

Rabu, 01 Mei 2013

Fungsi Unsur Kalimat


Fungsi Kalimat
Dalam kenyataan pemakaian bahasa, struktur kalimat tidak selalu berurutan S, P, O, K dan Pelengkap,
tapi banyak kalimat yang urutan unsurnya menyimpang dari pola urutan tersebut. Untuk mengetahui
fungsi unsur kalimat, perlu kita kenal ciri umum tiap fungsi-fungsi sintaksis itu.
1.

1. Fungsi Predikat
Predikat merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan, jika ada,
konstrituen objek, pelengkap, dan/atau keterangan wajib di sebelah kanan. Predikat kalimat biasanya
berupa frasa verbal atau frasa adjectival. Pada kalimat yang berpola SP, predikat dapat pula berupa frasa
nominal, frasa numeral atau frasa preposisional.

1.

Ayahnya guru bahasa Inggris (P=FN)

2.

Adiknya dua (P=FNum)

3.

Ibu sedang ke pasar (P=FPrep)

4.

Dia sedang tidur (P=FV)

5.

Pelangi itu indah sekali (P=FAdj)


Kalimat seperti (a) yang subjek dan predikatnya sama-sama FN relatif sukar untuk dibedakan, apakah
berpola SP atau PS. Diperlukan cara lain unutk mengenal subjek dan predikat. Cara pertama adalah
melihat FN yang dilekati partikel lah, kalau pertikel itu hadir, FN yang dilekati selalu berfungsi sebagai
predikat. Cara yang kedua, memperhatikan polat intonasi yang digunakan. Unsure predikat pada kalimat
memunyai pola intonasi menurun, (2) 3 1 pada pola SP dan (2) 3 2 pada pola PS.
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat mengisyaratakan makna jumlah FN subjek.

1.

Penumpang bus itu bergantung

2.

Penumpang bus itu bergantungan.


Pada (a) FN penumpang bus itu cenderung bermakna tunggal, tetapi pada (b) bermakna jamak oleh
kehadiran bentuk verba predikat bergantungan.

1.

2. Fungsi Subjek
Subek merupakan funsi sintaksi terpenting yang kedua. Pada umumnya berupa nomina, frasa nominal,
atau klausa.
(2) a. Harimau binatang liar.
b. Anak itu belum makan
c. Yang tidak ikut upacara akan ditindak.

Subjek dapat juga berupa frasa verbal.


membangun gedung bertingkat mahal sekali.
Pada umumnya, subjek terletak di sebelah kiri predikat. Jika unsur subjek lebih panjang dibandingkan
predikat, subjek sering diletakkan di akhir kalimat.
Manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian tidak banyak.
Tidak banyak manusia yang mampu tingaal dalam kesendirian.
Subjek pada kalimat imperative adalah orang kedua atau orang pertama jamak dan biasanya tidak hadir.
Tolong (kamu) bersihkan meja ini.
Mari (kita) makan.
Subjek pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu dipasifkan.
Anak itu [S] menghabiskan kue saya.
Kue saya dihabiskan (oleh) anak itu [Pel].

1.

3. Fungsi Objek
Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif
pada kalimat aktif. Letaknya selalu setelah predikatnya. Sehingga dapat dikenali dengan memperhatikan
(1) jenis predikat yang dilengkapinya dan (2) ciri khas objek itu sendiri. Berba transistif biasanya ditandai
oleh kehadiran afiks tertentu. Sufiks kan dan I serta prefiks meng-umumnya merupakan pembentuk
verba transitif.
Morten menundukkan Icuk.
Icuk dapat dengan mudah dikenali sebagai objek karena adanya sufiks kan: menundukkan.
Objek biasanya berupa nomin atau fras nominal. Jika objek tergolong nomina, frasa nominal tak
bernyawa, atau persona ketiga tunggal, nomina objek itu dapat diganti dengan pronominal nya;dan jika
berupa pronmina aku atau kamu (tunggal), bentuk ku dan mu dapat digunakan.

1.

Adi mengunjungi Pak Rustam.

2.

Adi mengunjunginya.

1.

Beliau mengatakan (bahwa) Ali tidak akan datang.

2.

Beliau mengatakannya.

1.

Saya ingin menemui kamu/-mu.

2.

Ana mencintai dia/-nya.

3.

Ibu mengasihi aku/-ku.


Konstituen objek dapat juga beruapa klausa.
Pemerintah mengumumkan (bahwa) haraga BBM akan naik.
Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan.

1.

Pembantu membersihkan ruangan saya [o]

2.

Ruangan saya[S] dibersihkan (oleh) pembantu..


Potensi ketersulihan unsur ketersulihan unsur objek dengan nya dan pengendapannya menjadi subjek
kalimat pasif itu merupakan ciri utama yang membedakan objek dari pelengkap yang berupa nomina atau
frasa.

1.

4. Fungsi Pelengkap
Antara objek dan pelengkap memiliki kemiripan. Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina,
dan keduanya juga sering menduduki tempat yang sama, yakni dibelakang verba.

1.

Dia mendagangkan barang-barang elektronik di Glodok.

2.

Dia berdagang barang-barang elektronik di Glodok.


Pada kedua contoh di atas tampak bahwa barang-barang elektronik adalah frasa nominal dan berdiri di
belakang verba mendagangkan dan berdagang. Akan teteapi, pada kalimat (a) frasa nominal itu
dinamakan objek, sedangkan pada (b) disebut pelengkap.
Objek

Pelengkap

1.

Bewujud frasa nominal atau klausa

2.

Berwujud

frasa

nominal,

verba,

adjektival, preposisional atau klausa


3.

Berada langsung di belakang predikat

4.

Berada langsung di belakang predikat


jika tak ada objek dan di belakang objek
jika ada objek.

5.

Menjadi

subjek

akibat

pemasifan

kalimat
6.

Tak dapat menjadi subjek akibat

pemasifan kata.
7.

Dapat diganti dengan pronominal


nya

8.

Tidak

dapat

diganti

dengan

nyakecuali dalam kombinasi preposisi


selain di, ke, dari, dan akan

Seringkali nomina memunyai hubungan khusus dengan verba atau adjektiva yang diikutinya sehingga
seolah-olah keduanya tidak dapat dipisahkan lagi.
Contoh:
Makan waktu; Balik nama; Masuk hitungan; Cuci muka
Gabungan verba atau adjektiva dengan nomina seperti itu merupakan verba atau adjektiva adjektiva
majemuk yang berfungsi sebagai satu kesatuan dalam kalimat. Kadang-kadang hubungan antara nomina
dan verba atau adjektiva itu begitu erat sehingga menjdi semacam idiom: naik haji, turun tangan, keras
kepala.

1.

5. Fungsi Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya,
dapat berada di awal, tengah dan akhir kalimat. Kehadiran keterangan dalam kalimat bersifat
manasukan. Biasanya berupa frasa nominal, prepsisional atau adverbial.

1.

Dia memotong rambutnya

2.

Dia memotong rambutnya di kamar.

3.

Dia memotong rambut dengan gunting.

4.

Dia memotong rambutnya kemarin.

5.

Dia memotong rambutnya sebelum dia mendapat peringatan dari sekolah.


Jenis Keterangan
1.

Tempat

Preposisi

Contoh

di, ke, dari, dalam, pada di kamar, ke kamar, dari kampus, dalam lemari,
pada permukaan

1.

Waktu

1.

Alat

1.

Tujuan

1.

Cara

1.

Penyerta

1.

Perbandingan/
kemiripan

1.

Sebab

1.

Kesalingan

-,

pada,

dalam,

se- Sekarang, pada hari ini, dalam minggu ini, sepulang

sebelum dsb.

dari kantor, sebelum dia datang.

Dengan

Dengan (memakai) gunting, dengan pensil

Agar, untuk, bagi, demi Agar kau pintar, untuk agama, bagi nusa, demi
kehormatan
Dengan, secara, dengan Dengan diam-diam, secara perlahan, dengan cara
cara
Dengan,
beserta
Seperti,

perang
bersama, Dengan

adiknya,

bersama

kekasihnya,

beserta

bintang
bagaikan, Seperti pelangi, laksana mutiara, bagaikan cahaya

laksana
Karena, sebab

Karena dia, sebab kecantikannya

Saling (mengasihi), satu sama lain

Di samping kesembilan jenis keteranga di atas, ada pula jenis keterangan lain yang selalu berbentuk
klausa, yaitu keterangan syarat, keterangan pengandaian, keterangan konsesif, dan keterangan hasil.

http://aa-jejemeratus.blogspot.co.id/2013/05/fungsi-unsur-kalimat.html

Anda mungkin juga menyukai