Diusulkan Oleh :
NUR OKTA MILATINA
MIMA AULIA
LINDIA HEVIYANTI
DWI ANDHITIA RAFIKA
ANGGRAENI AGESITA SAPUTRI
DEVITA RACHMAT
2412100089
2413100003
2413100004
2413100036
2413100080
2413100088
c
v
..(1)
Berdasarkan Gambar 1, tidak perlu mengukur sudut secara langsung. Nilai sinus
sudut datang dan sudut bias dapat dihitung berdasarkan pengukuran lokasi jatuhnya
sinar datang dan sinar bias. Berdasarkan gambar didapatkan
sin 1=
AB
OA (3)
sin 2=
CD
OD
(4)
Dengan mengambil indeks bias udara n1= 1 dan indeks bias zat cair n2=n maka
indeks bias zat cair dapat ditentukan dari rumus. [2]
AB x OD
n=
CD x OA .(5)
Tabel 2.1. Nilai indeks bias zat cair (untuk = 589 nm)
2.3 Premium
Premium merupakan salah satu bahan bakar cair yang komponen utamanya adalah
hidrokarbon, yakni senyawa yang paling sederhana, yang hanya terdiri dari unsur
karbon (C) dan hydrogen (H). Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat
berwarna kekuningan dan mengandung timbal sebagai Tetra Ethyl Lead (TEL). Warna
kuning pada premium timbul dari adanya zat pewarna tambahan. Bahan bakar premium
ini digunakan untuk bahan bakar motor otto, sehingga bahan bakar ini sering disebut
juga petrol.[3]
Tabel 2.2 Spesifikasi Bahan Bakar Premium
BATASAN
METODE TEST
SIFAT
SATUAN
MAKS ASTM
LAIN
Angka Oktan Riset
RON
88,0
D-2699
Kandungan Timbal (Pb)
Gr / lt
0,30 D-3341
Distilasi:
10% Vol. Penguapan
C
7
50% Vol. Penguapan
C
4
90% Vol. Penguapan
C
12
520
TitikDidihakhir
C
Residu
%Vol
2,
5
Tekanan Uap Reid pada
D-323
06
37,8C
kPa
Getah Purwa
Mg/100ml
D-381
Periode Induksi
Kandungan belerang
Korosi Bilah Tembaga
3 jam/ 50C
Uji Doctor atau
Belerang Mercaptan
Warna
Kandungan pewarna
Menit
%massa
240
0,20
No.1
C
Gr/100lt
D-525
D-1266
D-130
Negatif
0,0020 D-3227
Kuning
0,113
IP 30
Visual
2.4 Pertamax
Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina. Pertamax, seperti halnya
Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan
dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak. Pertamax
mempunyai nilai oktan sebesar 92. Pertamax pertama kali diluncurkan pada tanggal 10
Desember 1999 sebagai pengganti Premix 1994 dan Super TT 1998 karena unsur
MTBE yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, Pertamax memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan Premium. Pertamax direkomendasikan untuk
kendaraan yang memiliki kompresi 9,1-10,1, terutama yang telah menggunakan
teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI) dan catalytic converters
(pengubah katalitik). [3]
2.5 Pertamax Plus
Pertamax Plus adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina. Pertamax Plus,
seperti halnya Pertamax dan Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak
bumi, dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di kilang
minyak. Pertamax Plus mempunyai nilai oktan sebesar 95. Pertamax Plus merupakan
bahan bakar yang sudah memenuhi standar performa International World Wide Fuel
Charter (IWWFC). Pertamax Plus adalah bahan bakar untuk kendaraan yang memiliki
rasio kompresi 10,1-11,1, serta menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI),
Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers, dan catalytic
converters. [3]
2.6 Serat Optik
Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang
digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih
besar dari indeks bias udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser
mempunyai spektrum yang sangat sempit. Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu
cladding dan core. Cladding merupakan lapisan selubung core yang mempunyai
indek bias lebih rendah daripada core, dimana cladding berfungsi memantulkan
kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi. [4]
Serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk
mentransmisikan informasi melalui media cahaya. Teknologi ini melakukan perubahan
sinyal listrik kedalam sinyal cahaya yang kemudian disalurkan melalui serat optik dan
selanjutnya di konversi kembali menjadi sinyal listrik pada bagian penerima.
Gambar 2.8 Perbandingan diameter antara serat optik kaca dengan serat optik plastik
BAB 3. METODOLOGI PELAKSANAAN
Adapun rencana pelaksanaan kerja pada Final Project Sistem Fotonika ini adalah
sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Studi literatur berisi serangkaian kegiatan mencari dan mengkaji sumber -sumber
yang relevan dan terpercaya dalam pengumpulan materi untuk dijadikan acuan
Mulai
dalam final project Sistem Fotonika ini. Literatur yang kami pakai metitik beratkan
pada buku-buku dan jurnal tentang cara menghitung nilai loss untuk
memembandingkan nilai loss pada premium, pertamax, pertamaxplus.
2. Pengujian Komponen
Melakukan 2 pengujian untuk mengetahui
nilai loss : pada komponen fiber optik
Studi Literatur
yaitu jika jaket fiber optik tidak dilepas dan jika jaket fiber optik dilepas lalu
dicelupkan ke sampel.
Pengujian Komponen
LED
Fiber
optik
Fotodetektor
osiloskop
Analisa Hasil
Kesimpulan
NAMA ALAT
Fiber Optik
LED
Fotodioda
ADC
BANYAKNYA
1
4
3
1
HARGA
100000
700
3000
60000
JUMLAH
100000
2800
9000
60000
5
6
7
8
9
10
11
12
LCD
Atmega 16
Cuvet
Premium
Pertamax
Pertamax Plus
Premium Eceran
Pertamax Eceran
1
1
1
1lt
1lt
1lt
1lt
1lt
TOTAL
50000
55000
20000
7150
8250
9150
10000
12000
50000
55000
20000
7150
8250
9150
10000
12000
342350
VI
DAFTAR PUSTAKA
[1] H. G. A. P. J. B. Gisele Mendes, "Determination of octane numbers in gasoline by
distillation curves and partial least squares regression," 2010.
[2] U. N. Yogyakarta, Penentuan Loss Pada Fiber Optik, 2009
[3] http://www.pertamina.com/pertamina.php
[4] Praja,FG . Analisis Perhitumgan dan Pengukuran Transmisi Jaringan Serat Optik
Telkomsel Regional Jawa Tengah. Institut Teknologi Nasional : Jurusan Teknik
Elektro
[5] PPT : Material & Fabrikasi Serat Optik, Fakultas Teknik Elektro, Telkom
University.