Anda di halaman 1dari 14

ENGINE

EMISI GAS BUANG

Tujuan Instruksional Umum

Peserta dapat mengetahui emisi gas buang dan permasalahannya

Tujuan Instruksional Khusus

Peserta dapat,
1. Menjelaskan proses terjadinya gas buang pada motor bensin dan diesel
2. Menyebutkan jenis gas buang motor bensin dan motor diesel
3. Menyebutkan penyebab terjadinya setiap jenis gas buang

Waktu : 120 menit

Alat bantu :
1. Transparan
2. Wallchart
3. Barang demo (kain lap, bensin, korek api dll)

Kepustakaan :
1. Automotive Handbook, Bosch, 2nd Edition, W.Germany
2. Makalah Seminar, Lemigas, Oberlin Sijabat
3. Makalah Seminar, Hutabarat Marsangkap, Astra Mobil
4. Makalah dan Panduan, Kusumadinata Margana, Bapedal
Struktur Materi

Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

Jenis Bahan Bakar Proses Pembakaran Jenis Gas Buang

Bahan Bakar Cair Reaksi Kimia Pembakaran Gas Buang Motor Bensin
- Bensin Petralite Sempurna - CO2 NOx
- Bensin Petramax - CO Pb
- Bensin Petramax - HC SO2
turbo - O2 C
- Solar
- Dexlite
- 2T/BB2L

Bahan Bakar Gas Reaksi Kimia Gas Buang Motor Diesel


- LPG Pembakaran Pada - CO2 C
- CNG Motor - CO SO2
- HC NOx
Instruktur Gaidance

Tahap Mengajar Metoda Alat Bantu Waktu


1. Membangun mentality : Menjaga lingkungan Diskusi Masker 2’
khususnya udara yang kita hirup sehari-hari
merupakan karya besar bagi umat manusia
Diskusi Kain lap , 3’
2. Membangkitkan motivasi : Apa yang kita bensin &
rasakan bila berada dibelakang Bus dengan asap korek api
yang pekat

3. Elaborasi
3.1 Menerangkan mengapa terjadi gas buang Cer, T-J, Tprn,LL,Ba 10’
dan jenis-jenis bahan bakar cair dan gas Tugas & han Bakar
Diskusi
3.2 Menerangkan reaksi kimia dan proses Cer, T-J & Tprn, LL, 20’
pembakaran pada motor bensin dan diesel Diskusi W.Chart
3.3 Menjelaskan aspek-aspek yang Idem Tprn, LL, 15’
mempengaruhi proses pembakaran Tabel
3.4 Menguraikan jenis-jenis gas buang Idem Pprn, LL, 20’
kendaraan bermotor W.Chart

4. Konsolidasi
4.1 Menanyakan hal yang masih kurang jelas T-J, Pertanyaan, 20
dan memberi kesempatan membangun Diskusi W.Board
jawaban serta menjelaskan ualng bila
masih belum jelas
4.2 Menyimpulkan pengajaran secara Ceramah W.Board 5’
sistematis

5. Evaluasi
Memberikan test kompetensi dan P.Tugas, Test 25’
memberitahukan hasilnya dan menyarankan T-J Kompetensi
self study bagi yang belum complet/berhasil
Test Kompetensi

1. Sebutkan jenis-jenis bahan bakar yang digunakan pada motor pembakaran didalam
2. Jelaskan reaksi kimia pembakaran sempurna
3. Jelaskan mengapa terjadi emisi gas buang
4. Sebutkan/uraikan macam gas buang kendaraan bermotor
5. Sebutkan hal yang menyebabkab CO tinggi
6. Sebutkan hal yang menyebabkan HC tinggi
7. Mengapa terjadi polutan Nox pada gas buang
8. Jelaskan dampak akibat gas buang kendaraan bermotor
EMISI GAS BUANG

Pemasyarakatan akan kepedulian terhadap lingkungan khususnya pencemaran udara


sudah menjadi keharusan bagi semua lapisan masyarakat, untuk itu kita tidak harus
menunggu hingga kondisi udara yang kita hirup setiap hari menjadi lebih buruk lagi,
khususnya kota-kota besar di Indonesia yang kita cintai ini, tentunya kita sudah
mengetahui bahwa Jakarta sudah menjadi kota tercemar nomer tiga setelah Meksiko dan
Bangkok, tidak mustahil akan naik peringkat menjadi nomer satu bila kita tidak peduli
dan tidak melakukan aksi dari peran kita masing-masing.

Bengkel adalah tempat yang memungkinkan pencemaran akibat gas buang dari
kendaraan lebih tinggi dari area lain seperti jalanan , hal ini dikarenakan sumber
pencemaran yang bergerak terkondisi menjadi sumber pencemar tidak bergerak,
sementara banyak sekali bengkel tidak melengkapi sistem yang memadai mengatasi hal
tersebut.

Konsentrasi emisi akan cepat bergerak naik bila terakumulasi pada tempat yang tertutup
dan tidak memiliki sistem ventilasi atau sistem pembuangan yang memungkinkan
pertukaran udara di dalam ruang dengan udara segar dari luar ruangan. Hal ini sangat
berbahaya terhadap pekerja dalam ruangan tersebut khususnya bengkel kendaraan
bermotor, pool, terminal, garasi dan sejenisnya.

PROSES TERJADINYA EMISI GAS BUANG

Alat transportasi kendaraan bermotor yang digunakan sehari-hari guna mendukung


mobilitas masyarakat dalam segala bentuk aktifitas ternyata tidak sepenuhnya menjanji-
kan harapan yang positif.

Dibalik penggunaan alat transportasi tersebut tersimpan berbagai masalah atau kalau
boleh dikatakan sebagai ancaman bagi pengguna dan lebih konyol lagi terhadap
masyarakat lingkungannya. Ancaman yang ditimbulkan alat transportasi tersebut cukup
beragam dan yang paling menakutkan dan berkepanjangan adalah emisi gas buang dari
knalpot tiap kendaraan. Hal yang sama terjadi juga di bengkel-bengkel mobil, terminal,
pool bus/truk dan pada kondisi macet total, kendaraan menjadi sumber pencemar tidak
bergerak layaknya pabrik.

Tentunya kita sudah mendengar dan membaca artikel-artikel tentang kondisi kota-kota
besar di Indonesia yang sudah tercemar dan akan terus semakin parah bila kita tidak mau
peduli dari ancaman tersebut. Mungkin banyak orang berpikir bahwa hal tersebut tidak
seburuk yang diperkirakan, bahkan ancaman gas beracun tersebut telah menelan banyak
korban meninggal dunia dan beberapa diantaranya dimuat di media cetak, hal tersebut
belum cukup menyadarkan manusia bahwa lingkungannya tidak seramah dulu lagi dan
Jakarta adalah urutan ketiga kota tercemar di dunia, bisa jadi akan menyusul menjadi
peringkat dua. Penyuplai pencemaran udara tersebut terbesar (±70-80%) adalah
kendaraan bermotor dari segala jenis dan model yang digunakan masyarakat.
Sudah saatnya kita sama-sama peduli kondisi ini dan hal tersebut dapat diatasi bila kita
mau peduli kondisi tersebut dan saya percaya di tengah kondisi ekonomi yang diawali
krisis moneter tahun lalu hingga krisis di berbagai bidang saat ini yang melanda bangsa
Indonesia.

Emisi gas buang kendaraan bermotor dari segala model mesin pembakaran di dalam
(Internal combustion engine), dengan penyempurnaan konstruksi dan teknologi yang
diterapkan, tetap menghasilkan emisi gas buang, hal ini terjadi karena perubahan wujud
bahan bakar dan udara pada saat terjadi proses pembakaran.

JENIS BAHAN BAKAR

Bahan bakar yang digunakan pada kendaraan bermotor dan didapatkan dari Pom bensin
(SPBU) dan eceran melalui truk tangki terbagi menjadi 3 kelompok

1. Bensin 2. Solar 3. Gas

Bensin

Bahan bakar bensin dibagi menjadi beberapa jenis dengan perbedaan nilai octan
(RON=Research Octane Number) dan kandungan timah hitam. Bahan timah hitam (Pb)
pada bensin berfungsi menaikkan nilai octan dengan senyawa organik TEL(Tetra ethyl
lead) yang tentunya menghasilkan partikel debu timah hitam.

Bensin premium
Bahan bakar ini yang banyak dikonsumsi kendaraan yang menggunakan mesin/motor
bensin 4 langkah , 2 langkah dan rotari dengan nilai oktan min 88. Bahan bakar ini
dijumpai di semua pom bensin (SPBU) di seluruh Indonesia

Bensin premix
Bahan bakar ini dikonsumsi kendaraan dengan mesin/motor bensin 4 langkah dan rotari
yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar dengan nilai octan min.92, hal ini
disebabkan tuntutan teknologi mekanisme engine dan sistem pendukung lainnya,
sehingga engine dapat beroperasi dengan baik menghasilkan tenaga sesuai spesifikasi
engine tersebut.

Bensin super TT
Bensin super tanpa timbal (TT) mempunyai nilai octan min.98 bahan bakar ini
dikonsumsi kendaraan dengan menggunakan mesin/motor bensin yang menggunakan
sistem engine management yang mengintegrasikan kerja sistem pendukung dan
menggunakan katalisator yang menekan emisi gas buang sekecil mungkin.
Bensin petro 2T/Bensin BB2L
Bahan bakar bensin jenis ini pada umumnya digunakan pada kendaraan dengan mesin/
motor 2 langkah. Nilai octan min.74 sehingga bahan bakar ini cocok untuk mesin/engine
dengan tekanan kompresi rendah.

Catatan :
Katalisator menuntut penggunaan bahan bakar yang bebas timbal agar kinerja alat
tersebut tidak terganggu mengkatalisasi emisi gas buang tersebut. Pengganti timah hitam
untuk menaikkan nilai octan digunakan bahan lain yang bukan logam seperti MTBE
(Methyl tertiary buthyl ether) juga sebagai bahan Additive anti knocking.

Solar

Bahan bakar solar yang digunakan pada kendaraan dengan mesin/motor diesel baik 2
langkah dan 4 langkah membutuhkan nilai cetana yang tinggi, nilai cetana yang
dipersyaratkan untuk motor-motor diesel min.45. Untuk motor diesel dengan high
performance atau dengan diesel engine management menuntut nilai cetane mencapai 50.

Gas

Bahan bakar gas yang tersedia di beberapa pom bensin di kota-kota besar yang dapat
dikonsumsi motor/mesin bensin dan diesel (masih uji coba) terdiri dari :

CNG
Bahan bakar gas CNG (Compressed Natural Gas) yang dikonsumsi kendaraan dengan
menggunakan engine/mesin bensin 4 langkah dan diesel yang sedang diuji coba, gas ini
disuplai ke tangki-tangki gas pada kendaraan dengan menggunakan tekanan yang tinggi .
Pada umumnya kendaraan yang menggunakan gas juga memiliki sistem bahan bakar
lainnya (Dual sistem).

LPG
Bahan bakar gas LPG (Liquified Petroleum Gas), gas ini pada umumnya mempunyai
bahan dasar butane dan propane dan dikonsumsi kendaraan dengan mesin/engine bensin
dengan instalasi sistem bahan bakar gas di samping sistem bahan bakar bensin, nilai
octan bisa mencapai 100, saat ini masih digunakan terbatas pada taxi-taxi, sedangkan di
negara lain seperti Australia sudah memasyarakat penggunaannya
PEMBAKARAN DALAM MESIN

PROSES PEMBAKARAN
Tenaga yang dihasilkan kendaraan bermotor dihasilkan dari perubahan energi bahan
bakar menjadi tenaga gerak, perubahan energi bersumber dari hasil pembakaran bahan
bakar. Proses pembakaran pada laboratorium antara bahan bakar bensin dengan
persenyawaan oksigen yang terdapat di udara ± 21 % dengan perbandingan 1 : 14.7
(stoichiometri) akan terjadi pembakaran yang sempurna menghasilkan CO2 (Carbon
dioksid) dan H2O (Uap air).

REAKSI PEMBAKARAN
Reaksi kimia pembakaran sempurna,

2 C8H18 + 25 O2 16 CO2 + 18 H2O

Reaksi kimia pembakaran tidak sempurna di ruang bakar engine


C8H18 +02 + N2 CO + CO2 + HC + Nox + SO2 + Pb + O2 + Partikel lainnya

ASPEK PENDUKUNG PROSES PEMBAKARAN

1. Ratio perbandingan antara volume bahan bakar dan debit udara


2. Kwalitas bahan bakar dan Kwalitas udara
3. Pengatomisasian bahan bakar (Carburation)
4. Homogenisasi campuran bahan bakar dan udara
5. Hambatan proses pembakaran (Tidak tepatnya waktu penyulutan (ignited)
6. Mekanisme engine/mesin
7. Teknologi sistem bahan bakar dan pengapian
8. Waktu (Timing) injeksi
PROSES PEMBAKARAN MOTOR BENSIN

Proses pembakaran pada motor bensin terjadi setelah bahan bakar dan udara yang
bercampur oleh sistem aliran udara akibat langkah hisap (pengisian) pada sistem bahan
bakar menggunakan karburator, sedangkan pada sistem injeksi bensin menyuplai dengan
informasi yang diterima sebelumnya dari beberapa sensor sehingga jumlah bahan bakar
yang diperlukan lebih proporsional

Bahan bakar dan udara yang tercampur secara homogen akibat turbulensi dan gesekan
udara pada ruang silinder saat langkah kompresi dan berubah ujud menjadi gas yang siap
untuk dibakar.

Pembakaran terjadi karena penyulutan (spark) oleh busi dari kerja sistem pengapian dan
diatur sedemikian rupa waktu penyalaannya.dan pembakaran ini menghasilkan explorasi
yang besar menekan piston ke bawah .
Gaya tersebut akan tersimpan pada roda gaya untuk melakukan langkah berikutnya dan
tenaga yang dihasilkan untuk memikul beban kendaraan
PROSES PEMBAKARAN MOTOR DIESEL

Proses pembakaran motor diesel terjadi setelah udara yang terhisap ke dalam silinder
pada saat langkah hisap (pengisian ) menjadi panas akibat langkah kompresi. Beberapa
derajat engkol piston akan mencapai titik mati atas, injektor oleh sistem bahan bakar
diesel menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar (combustion chamber ) atau ruang
muka, dengan cepat bahan bakar solar yang diinjeksi dengan pengatomisasian yang tinggi
menyerap panas dan terbakar dengan sendirinya.

Pembakaran ini menimbulkan explorasi yang besar dan menghasilkan tenaga yang
digunakan untuk melanjutkan langkah berikutnya dari siklus kerja engine dan tenaga
untuk menggerakkan serta memikul beban/muatan kendaraan

Perbandingan campuran pada bahan bakar dan udara pada motor diesel cenderung lebih
kurus dengan lambda 1,1 s/d 1,2. Hal ini menyebabkan kecenderungan menghasilkan
Nox lebih tinggi, disamping saat injeksi yang harus tepat. Perubahan saat injeksi 1 derajat
engkol akan mempengaruhi Nox 5% dan HC 15%
GAS BUANG (EXHAUST GAS)

Gas buang motor bensin dan diesel terdapat banyak persamaan, dan jika dibandingkan
terdapat yang dominan karena perbedaan bahan bakar dan proses pembakarannya.

Jenis motor bensin lebih dominan terhadap CO, HC, dan Pb sedangkan motor diesel
lebih dominan terhadap SO2 dan unsur C yang menimbulkan kepekatan asap knalpot.

Wujud gas pencemar dari knalpot kendaraan bermotor, hanya sebagian kecil yang dapat
diinterpretasikan dengan kemampuan indra manusia selebihnya harus mengggunakan
peralatan pengukur sehingga diketahui jenis dan jumlahnya.
EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR

Gas buang motor bensin jauh lebih berbahaya dibanding dengan mesin diesel, emisi gas
buang mesin bensin pada umumnya tidak terlihat oleh mata namun sangat membahaya-
kan untuk kelangsungan hidup manusia

CO (Corbon monoksida) tidak berwarna dan Bila kandungannya pada suatu ruangan men-
tidak beraroma, gas ini terjadi bila bahan bakar capai 3000 ppm (Part per million) dapat
atau unsur C tidak mendapat ikatan yang membunuh manusia dalam waktu ±30 menit,
cukup dengan O2 artinya udara yang masuk ke karena sifat carbon monoksida mudah beradap-
ruang silinder kurang atau suplai bahan bakar tasi dengan darah dan kandungan CO pada
berlebihan darah akan menolak oksigen yang dibutuhkan
oleh darah sehingga tubuh kekurangan oksigen
dan tamatlah riwayatnya.

HC (Hidro carbon) Warna kehitam-hitaman Gas ini dapat mengakibatkan iritasi pada mata,
dan beraroma cukup tajam , gas ini terjadi hidung dan tenggorokan dan pada akhirnya
apabila proses pembakaran pada ruang bakar menjadi penyakit yang serius
tidak berlangsung dengan baik atau suplai
bahan bakar berlebihan

Pb (timah hitam) tidak berwarna dan tidak Partikel ini sangat berbahaya bagi kelangsung-
beraroma memiliki berat jenis lebih berat dari an hidup generasi penerus karena partikel
udara , partikel ini terjadi pada semua bahan melayang pada ketinggian kurang dari 1 meter
bakar yang menggunakan timbal seperti bensin dari permukaan tanah dan konsumennya adalah
dan premix anak-anak, partikel ini akan merusak jaringan
otak anak dan menurunkan tingkat kecerdasan.

CO2 (Carbon dioksida), tidak berwarna dan Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil
tidak beraroma, gas ini terjadi akibat dari udara, sehingga cepat sekali bergerak ke
pembakaran yang sempurna antara bahan bakar atas dan mengakibatkan efek rumah kaca dan
dan udara dalam hal ini oksigen pemanasan global.

Nox (Nitrogen oksida), tidak berwarna dan Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil
tidak beraroma, gas ini terjadi akibat panas dari udara dan mengambil tempat di awan dan
yang tinggi pada ruang bakar akibat proses menimbulkan hujan asam yang mempengaruhi
pembakaran sehingga kandungan nitrogen pada tumbuh-tumbuhan
udara berubah menjadi Nox

Partikel asap (Smoke) berwarna hitam keabu- Partikel asap ini dapat menimbulkan iritasi
abuan dari hasil pembakaran engine/mesin mata, saluran pernafasan, tenggorokan dan
diesel, hal ini terjadi karena kurangnya suplai gejala kanker
udara yang akan bersenyawa dengan bahan
bakar, tekanan pembukaan injector rendah,
saat penginjeksian tidak tepat dan beban yang
berlebihan
PENYEBAB CARBON MONOKSIDA (CO) TERLALU TINGGI

I. Engine menggunakan karburator


1. Penyetelan campuran terlalu tinggi
2. Tinggi (volume) bensin terlalu tinggi pada ruang plampung
3. Jet bahan bakar (Spuyer) terlalu besar
4. Katup Choke tidak kembali pada posisi semula
5. Jet udara (spuyer) pada karburator tersumbat
6. Filter udara tersumbat (kotor)

II. Engine dengan sistem injeksi bensin


1. Penyetelan campuran terlalu gemuk atau regulasi pembukaan injektor terlalu
lama
2. Tekanan bahan bakar pada sistem terlalu besar (Regulator rusak)
3. Terdapat kebocoran/tetesan pada saat injektor posisi tertutup
4. Sensor temperatur tidak bekerja (Informasi ke ECU engine dingin)
5. Filter udara tersumbat
6. Throtle sensor rusak (Tidak mengirim sinyal dengan baik)
7. Tahanan kabel tegangan tinggi tidak merata
8. Penyetelan saat pengapian tidak tepat
9. Pemakaian busi tidak sesuai dengan kondisi engine atau kondisi busi yang sudah
jelek

III. Dampak CO yang terlalu tinggi


1. Menurunkan kemampuan berfikir
2. Melemahkan refleksi tubuh
3. Radang tenggorokan
4. Menurunkan aktifitas
5. Jika menghirup udara dengan kadar CO ± 0,3 %, dapat mengakibatkan kematian

PENYEBAB HIDRO CARBON TERLALU TINGGI

I. Engine menggunakan karburator


1. Bensin terlalu tinggi diruang pelampung
2. Main jet dan Idle jet terlalu besar
3. Jet udara untuk main dan idle jet tersumbat
4. Filter udara tersumbat
5. Terdapat silinder yang tidak bekerja (tidak terjadi pembakaran)
6. Penyetelan katup-katup terlalu rapat
7. Penyetelan saat pengapian tidak tepat
8. Tekanan kompresi rendah atau tidak merata pada masing-masing silinder
9. Choke tidak kembali pada posisi semula
10. Ventilasi karter rusak atau terganggu
11. Pompa akselerasi bocor
II. Engine dengan sistem electronic injection
1. Injektor kotor pada bibir penyemprot
2. Filter udara tersumbat
3. Air flow meter rusak
4. Sensor temperatur rusak
5. Throtle sensor tidak berfungsi (rusak)
6. Penyetelan saat pengapiaan tidak tepat
7. Terdapat silinder tidak bekerja (tidak terjadi pembakaran)
8. Sistem start dingin rusak
9. Penyetelan katup terlalu rapat
10. Throtle sensor rusak
11. ECU tidak berfungsi dengan baik sehingga pembukaan inkjektor tidak dapat
diregulasi dengan baik

III. Dampak HC terhadap kesehatan kita


1. Terjadi iritasi mata
2. Batuk-batuk
3. Ngantuk
4. Bercak-bercak dikulit
5. Perubahan kode genetik
6. Dan dampak lainnya

KEPEKATAN ASAP MOTOR DIESEL TERLALU TINGGI

Kepekatan dinyatakan terlalu tinggi bila melampaui ambang batas yang ditentukan oleh
pemerintah sebesar 50 % atau nilai koeficient (K faktor) ± 1.9, kepekatan tersebut
disebabkan,

1. Filter udara tersumbat


2. Tekanan pembukaan injektor terlalu rendah
3. Terdapat kebocoran pada Injektor (Injektor Menetes)
4. Terdapat kotoran pada lubang penyemprot Injektor
5. Tekanan kompresi rendah
6. Saat penyemprotan/injeksi terlambat
7. Tekanan pembukaan injektor tidak sama satu dengan lainnya
8. Volume penyemprotan tidak merata antara injektor satu dengan lainnya (kalibrasi
pompa tidak tepat)
9. Terdapat kotoran pada katup dan dudukannya
10. Dan penyebab lainnya

Anda mungkin juga menyukai