Anda di halaman 1dari 7

BAHAN AJAR

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

3.3 Mengevaluasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan


kesehatan serta cara mengatasinya.

1. Siswa dapat menjelaskan dampak pembakaran hidrokarbon pada lingkungan


2. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis bahan bakar yang terdapat di kehidupan sehari-hari
3. Siswa dapata menjelaskan solusi untuk mengurangu dampak pembakaran hidrokarbon di
masyarakat
4. Siswa dapat memberikan solusi untuk mengurangi dampak pembakaran hidrokarbon dengan
memanfaatkan teknologi
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5: JENIS DAN MUTU BENSIN serta menghitung
bilangan oktan
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi kelompok menggunakan artikel dengan rasa ingin tahu, peserta didik mampu menjelaskan jenis-jenis bensin yang
dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Melalui diskusi kelompok dan menghitung dengan teliti, peserta didik mampu menjelaskan mutu bensin berdasarkan nilai bilangan
oktan.kehidupan sehari-hari

1. Kualitas Bensin
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang
digunakan oleh kendaraan roda dua, tiga dan empat. Bensin
mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki
rantai C5 – C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi
minyak mentah dan kualitas yang diinginkan. Ada 3 (tiga)
jenis bensin yaitu premium, pertamax dan pertamax plus.
Ketiganya mempunyai kualitas yang berbeda. Kualitas bensin
biasanya dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang
ditimbulkan. Kualitas bensin dinyatakan dengan bilangan
oktan.
Ketukan adalah pembakaran yang terjadi terlalu dini
sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan
mengurangi efisiensi bahan bakar dan bisa merusak mesin.
Ketukan ini mengurangi tenaga yang dihasilkan oleh mesin
dan menyebabkan aus.
Untuk menentukan  bilangan oktan, ditetapkan dua senyawa
sebagai pembanding yaitu: isooktana dan n-heptana.
Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit, diberi nilai
oktan 100, sedangkan n-heptana menghasilkan ketukan paling
banyak, nilai oktan = 0 (nol).
Contoh :
Suatu campuran terdiri dari 80% isooktana dan 20% n-
heptana, besar nilai oktan adalah : Nilai oktan = 80. Secara
umum alkana rantai bercabang mempunyai nilai oktan lebih
tinggi daripada isomer rantai lurusnya.
CH3          CH3

CH3 – C – CH2 – CH – CH3   CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3

CH3

2,2,4 – trimetilpentana            n-heptana (bilangan oktan = 0)


(isooktana), bilangan oktan = 100

Bensin hasil fraksionasi dari minyak bumi mempunyai bilangan oktan yang rendah,
kira-kira 70. Untuk menaikkan mutu bensin (menaikkan bilangan oktannya) perlu ditambah zat
aditif yang sifatnya anti ketukan. Makin besar nilai oktan, makin baik mutu bensin.
2. Zat aditif pada bensin
Zat aditif yang biasanya ditambahkan pada bensin misalnya TEL (Tetra Ethyl Lead)
dengan rumus kimia Pb(C2H5)4 dan MTBE (metil tersier butil eter).Dengan mencampur aditif
TEL maka bilangan oktan bensin dapat dinaikkan hingga 80 – 85 (premium), sampai 95
(premix). Agar timbal yang terbentuk tidak tertimbun pada bagian mesin maka diikat dengan zat
aditif etil bromida (C2H4Br2) atau 1,2-dibromoetana menjadi timbal bromida (PbBr2) yang bisa
menguap bersama gas buang mesin. Tetapi timbal di udara ini berbahaya (beracun), karena bila
terhirup, masuk ke dalam tubuh, akan mengganggu pembentukan sel darah merah, menghalangi
proses metabolisme dan merusak otak. Sekarang penggunaan TEL diganti dengan MTBE yang
bebas timbal.
C2H5                                                       CH3

C2H5 – Pb – C2H5                                   CH3 – C – O – CH3

C2H5                                                      CH3

TEL (Tetra Ethyl Lead)                           MTBE (Metil Tersier Butil Eter)

Jenis aditif Contoh Kegunaan / Keterangan


1. Antiketukan Etanol Untuk memperlambat pembakaran bahan bakar

2. Anioksidan Alkyl fenol Untuk menghambat pembentukan kerak yang


dapat menyumbat saringan dan saluran bensin

Untuk membedakan berbagai jenis bensin,


3. Pewarna   contoh ; pewarna kuning untuk premium.
Pewarna tidak mempengaruhi kualitas
 

4. Antikorosi Asam Untuk mencegah korosi pada logam seperti


karboksilat tangki dan saluran bensin

5. Deterjen Amina / amida Untuk membersihkan kerak pada karburator


karburator
   
 
   

 3. Jenis-jenis bensin


Ada 3 jenis bensin produksi Pertamina, dengan nilai bilangan oktan masing-masing :
Jenis Bensin Bilangan Oktan
1. Premium 80 – 88
2. Pertamax 91 – 92

3. Pertamax plus 95
 Keunggulan Pertamax dan Pertamax Plus dibandingkan Premium :
o Mempunyai bilangan oktan yang tinggi
Bensin dengan bilangan oktan yang tinggi dibutuhkan agar tenaga bensin menjadi
lebih besar dan kendaraan dapat melaju dengan kencang.
o Meningkatkan kinerja mesin agar mesin lebih bertenaga
o Bersifat ramah lingkungan
Pertamax dan pertamax plus tidak mengandung Pb yang bersifat racun. Pembakaran
yang makin sempurna juga dapat mengurangi kadar emisi gas polutan seperti CO,
NO2.
o Lebih ekonomis dari segi biaya perawatan mesin.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 6: DAMPAK DAN SOLUSI PEMBAKARAN


HIDROKARBON SERTA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi kelompok menggunakan tayangan video, dengan rasa ingin tahu dan cermat, peserta didik mampu menjelaskan
dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
2. Melalui presentasi, dengan komunikatif dan rasa ingin tahu, peserta didik mampu menjelaskan solusi untuk mengurangi dampak
pembakaran penggunaan bahan bakar.
3. Melalui presentasi, dengan komunikatif dan rasa ingin tahu, peserta didik mampu menjelaskan penggunaan bahan bakar alternatif
untuk mengurangi dampak pembakaran bahan bakar.
1. Dampak Pembakaran Bahan Bakar Minyak
Sumber pencemaran :
o pembakaran tidak sempurna : CO, jelaga (karbon yang tidak terbakar)
o pengotor dalam bahan bakar : SO2, oksida-oksida logam
o zat aditif pada bahan bakar : PbO.
Gas-gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar :
1. Karbondioksida (CO2)
Dalam jumlah yang banyak dapat menaikkan suhu permukaan bumi dan menimbulkan
efek rumah kaca (green house effect). Peningkatan suhu karena meningkatnya kadar
gas-gas rumah kaca disebut pemanasan global (global warming). Pemanasan global
dapat mempengaruhi iklim dan mencairkan es di kutub.
2. Karbonmonoksida (CO)
Bersifat racun, dalam jumlah banyak menyebabkan kematian. Dalam tubuh gas CO
akan lebih mudah mengikat hemoglobin dibandingkan dengan hemoglobin mengikat
oksigen dalam darah. Ambang batas CO di udara 20 ppm.
3. Oksida belerang (SO2 dan SO3)
Dapat menyebabkan hujan asam, ketika terjadi hujan, oksida belerang menyebabkan air
hujan bersifat asam. Apabila terhisap dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa
sakit.
4. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Ambang batas NOx di udara 0.05 ppm. Tidak beracun, tetapi bisa bereaksi dengan
bahan pencemar lain menimbulkan asap-kabut, menyebabkan berkurangnya daya
pandang, iritasi pada mata san saluran pernafasan, menjadikan tanaman layu dan
menurunkan kualitas materi.
5. Partikel timah hitam (Pb)
Timbal dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi.
Keracunan timbal menyebabkan sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, depresi.
Pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kerusakan otak, ginjal dan hati.
2. Solusi untuk Mengurangi Dampak Pembakaran Bahan Bakar dan Penggunaan Bahan
Bakar Alternatif

Kalau pada kasus truck yang menggunakan solar dan terjadi pembakaran tidak
sempurna bisa diakibatkan oleh rantai hidrokarbon yang terlalu besar. Pada truck yang
menggunakan solar (C15H32 – C6H34) terlihat lebih berasap hitam dibandingkan bensin (C6H14
– C9H20), maka solusinya adalah dengan berinovasi dalam menciptakan bahan bakar,
misalnya dengan memperpendek rantai karbon atau menaikan nilai oktan atau bisa juga
dengan membuat bahan bakar tanpa timbal (unleaded), contohnya pertamax, tapi karena
harganya yang sedikit mahal
membuat banyak kendaraan
memilih menggunakan teknik
mencampur (pertamax
campur premium) bahkan ada
yang memilih kembali ke
bensin campur. Apakah
berpengaruh terhadap mesin ?
Semua tergantung dari
pabrikan dan merek
mobilnya.
Ada cara lain juga
untuk mengurangi banyaknya
gas karbon monoksida yang
keluar dari knalpot kendaraan
bermotor yaitu dengan
menggunakan catalytic
converter. Catalityc converter
mengandung katalis logam
rodium dan platina yang dapat
berikatan sementara dengan
gas karbon monoksida
sebelum gas itu berikatan
dengan gas lain untuk
membentuk ikatan yang lebih
kuat dan stabil. Gas karbon
monoksida sebelum melewati
catalytic converter akan dikeluarkan menjadi gas karbon. Selain karbon monoksida, catalytic
converter mengubah gas nitrogen oksida menjadi gas nitrogen dan hidrokarbon yang tidak
terbakar.
Selain itu perlu dilakukan program pengalihan bahan bakar minyak ke bahan bakar
nabati, seperti penggunaan biofuel. Bahan bakar nabati (BBN) dinilai tidak banyak
memproduksi CO2. Seperti diketahui, tumpukan CO2 di atmosfer akan menimbulkan efek
rumah kaca yang mengakibatkan suhu dunia naik.
Dalam pemanfaatannya, minyak nabati memang bisa dicampur dengan minyak fosil
dalam kadar-kadar tertentu untuk menghasilkan campuran bahan bakar. Misalnya kode bahan
bakar E5, itu berarti bensin ditambah dengan campuran 5% bioetanol. Begitu juga B10,
misalnya, artinya campuran solar dengan 10% biodieel.
Namun yang sangat diharapkan perusahaan pabrikan mobil harus sinkron dengan
program lingkungan dengan mulai ramah terhadap lingkungan melalui produk-produk yang
dihasilkan. Dimana mesin mobil yang diproduksi harus bisa mengakomodir bahan bakar
nabati (BBN). Namun yang menjadi masalah yaitu, para pengambil kebijakan serta pengelola
keuangan di negara ini belum memandang industri biofuel sebagai industri masa depan. Lihat
saja kenyataan di lapangan, pemerintah lebih memilih melakukan subsidi BBM dibandingkan
pengembangan BBN yang lebih ramah lingkungan, malah subsidi tidak berjalan efektif
karena orang-orang yang tercover dalam golongan orang kaya juga ikut menikmati BBM
subsidi.
Kenyataan biofuel lebih mahal dari BBM, apalagi mayoritas masyarakat di Indonesia
cenderung memilih sesuatu yang lebih murah. Lihat saja petramax yang mahal sehingga
banyak yang enggan membelinya, kalau bisa membeli kebanyakan dicampur. Banyak
investor yang belum tertarik menanamkan modalnya di sektor pengembangan biofuel karena
takut investasi di sektor ini tidak menguntungkan dan juga melihat kebijakan pemerintah
yang sepenuhnya belum mendukung pengembangan energi terbarukan ini sehingga peluang
untuk meraup untung sangat kecil.

Anda mungkin juga menyukai