Oleh:
FIRDA DARMAYANTI
1021711026
FAKULTAS TEKNIK
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak masa kolonial, industri kelapa sawit telah dikembangkan di indonesia.
Pertumbuhan produksi CPO Indonesia yang begitu cepat merubah posisi
indonesia pada pasar minyak sawit dunia. Pada Tahun 2006, indosia berhasil
menggeser Malaysia menjadi produsen CPO terbesar dunia dan pada tahun 2016
pangsa pasar indonesia mencapai 54 persen dari produksi CPO dunia. Kelapa
sawit merupakan komuditas yang memiliki andil besar terhadap prekonomian
berbagai daerah terutama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan
industri yang berkembang telah mampu mendororong pertumbuhan ekonomi
secara berarti (putra,2007). Sayangnya selain memberikan dampak positif disektor
ekonomi , kegiatan industri juga menimbulkan masalah dibidang kesehatan.
(purwaningsih,2012).
Sejak tahun 2016 hingga tahun 2020 ada sekitar 180 ribu hektar kebun kelapa
sawit yang terdata di Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
(BPDPKS). Ada beberapa produk olahan dari kelapa sawit diantara nya mentega,
coklat, bahan sabun, make up dan sabun cuci. Produk olahan tersebut berasal
dari CPO (Crude Palm Oil) yang merupahan salah satu minyak nabati yang
dihasilkan dari pengolahan di pabrik kelapa sawit.
Karbon monoksida ialah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
dan tidak merangsang. Sebab itulah gas karbon monoksida ini sulit untuk
dideteksi. Gas karbon dioksida berasal dari proses pembakaran yang tidak
sempurna. Adapun asal gas karbon monoksida terbanyak ialah dari polusi
kendaraan, pembakaran sampah, kegiatan industri dan lainnya. Banyak
2
pembakaran yang menggunakan bahan bakar seperti alat pemana dengan
menggunakan kerosen (minyak tanah) gas, kayu dan charcoal yaitu kompor,
pemanas air, alat pembuangan hasil pembakaran dan lain-lain yang dapat
menghasilkan gas CO. Pada daerah yang macet tingkat bahayanya cukup tinggi
terhadap kasus keracunan. Apabila terhirup gas karbon monoksida mengakibatkan
transportasi oksigen pada darah terganggu sehingga dapat menyebabkan gangguan
pada organ-organ yang sangat membutuhkan oksigen seperti jantung dan paru-
paru jika dihirup melebihi ambang batas. Masalah yang dipaparkan di atas
berkaitan dengan standar OHSAS 18001:2007 tentang manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)pada organisasi. Kadar CO yang masih aman terhirup
yaitu dibawah 100 ppm. Sebisa mungkin untuk tidak menghirup diatas angka
tersebut. Batas pemaparan CO yang diperbolehkan oleh OSHA adalah 35 ppm
dalam waktu 8 jam/hari kerja. Kadar yang langsung dianggap berbahaya terhadap
kehidupan atau kesehatan adalah 1500 ppm (0,5%). Paparan dari 1000 ppm
(0,1%) selama beberapa menit dapat menyebabkan 50% kejenuhan dari karboksi
hemoglobin dan dapat berakibat fatal.
Dikarenakan gas karbon monoksida tidak dapat dilihat dengan kasat mata
namun berbahaya bagi kesehatan orang yang berada di sekitar pabrik kelapa sawit
PT THEP. Oleh karena itu peru dirancang suatu sistem monitoring gas karbon
monoksida. Maka penyusun ingin merancang prototype alat monitoring gas
karbon monoksida dengan tujuan sebagai evaluasi pihak industri kelapa sawit PT
THEP.
3
1.2 Rumusan Masalah
4
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Penerapan teknologi pada alat monitoring polutan CO berbasis Arduino
di PT THEP
b. Mengetahui kadar CO di PT THEP
c. Sebagai media pembelajaran dalam mata kuliah instrumentasi
5
1.6 Sistematika Penulisan
Agar memudahkan pembahasan dan pemahaman isi dari tugas akhir ini maka
penulisannya diuraikan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, manfaat serta sistematika Penulisan dari hasil
penelitian yang dilakukan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, menjelaskan tentang teori-teori pendukung yang
berkaitan dengan perancangan alat,
BAB III: METODE PENELITIAN, berisi tentang rancangan sistem yang meliputi
diagram blok perancangan sistem, alat dan bahan, prinsip kerja rangkaian dan
langkah-langkah perancangan
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN, berisi tentang pengujian alat untuk
mengetahui karakteristik sistem monitoring suhu dan kelembaban ruangan
sehingga diperoleh data yang mendukung penggunaan alat secara optimal.
BAB V : PENUTUP (SIMPULAN DAN SARAN), berisi tentang kesimpulan dan
saran. DAFTAR PUSTAKA
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Uno
Microcontroller ATmega328P
Operating Voltage 5V
Input Voltage
7-12V
(recommended)
32 KB (ATmega328P)
Flash Memory
of which 0.5 KB used by
bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328P)
EEPROM 1 KB (ATmega328P)
8
Sensor MQ-7 merupakan sensor gas yang digunakan dalam peralatan
untuk mendeteksi gas karbon monoksida (CO) dalam kehidupan sehari-hari,
industri, atau mobil. Fitur dari sensor gas MQ-7 ini adalah mempunyai sensitivitas
yang tinggi terhadap karbon monoksida (CO), stabil, dan berumur panjang.
Sensor ini menggunakan catu daya heater : 5V AC/DC dan menggunakan catu
daya rangkaian : 5 VDC, jarak pengukuran : 20 - 2000 ppm untuk ampuh
mengukur gas karbon monoksida. Sensor MQ-7 dapat dilihat pada Gambar
9
Sinyal ketika sensor digeser dari udara bersih untuk karbon monoksida (CO),
pengukuran sinyal dilakukan dalam waktu satu atau dua periode pemanasan
lengkap (2,5 menit dari tegangan tinggi ke tegangan rendah). Lapisan sensitif dari
MQ-7 komponen gas sensitif terbuat dari SnO2 dengan stabilitas. Jadi, MQ-7
memiliki stabilitas jangka panjang yang sangat baik. Masa servis bisa mencapai 5
tahun di bawah kondisi penggunaan. Penyesuaian sensitivitas nilai resistansi MQ7
adalah perbedaan untuk berbagai jenis dan berbagai gas konsentrasi. Ketika secara
akurat mengukur, titik alarm yang tepat untuk detektor gas harus ditentukan
setelah mempertimbangkan pengaruh suhu dan kelembaban.
10