Program Kerja Ppi 2015
Program Kerja Ppi 2015
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Pada era globalisasi dimana kemajuan tehnologi yang sedemikian
pesat, pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab menjadi tuntutan yang sangat wajar
seiring dengan kesadaran pasien akan hak-haknya.
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat
pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit
menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit mampu
melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya,
manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang
menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan. Dalam kegiatan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan perlu ada suatu program yang terencana dan berkesinambungan
sebagai pedoman bagi pelayanan keperawatan dalam mengevaluasi dan membuat rencana
tindak lanjut sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan. Salah satu
program yang dibuat adalah Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
A. LATAR BELAKANG
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan persoalan serius
yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien.
Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan
tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit.
Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang
sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan
bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah.
Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada rendahnya
mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung oleh
penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan mengakibatkan hal-hal
seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya kematian
ataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan yang juga berdampak pada
perpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan yang
ditanggung oleh pasien maupun rumah sakit.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin penting
untuk dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan.
Perlu disadari bahwa rendahnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di rumah sakit
memerlukan dukungan berbagai pihak khususnya para klinisi serta komitmen pimpinan
rumah sakit untuk secara terus menerus menggerakkan semua pihak yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalian
infeksi. Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dituntut untuk
mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap masyarakat
khususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (patient safety).
Memperhatikan kompleksnya permasalahan tetapi di satu sisi banyaknya manfaat
yang dihasilkan apabila kita melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dengan baik, maka kegiatan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit ini seharusnya dapat dilaksanakan dalam suatu struktur organisasi yang kuat dan
rapi, yang mampu menyusun dan menjabarkan program secara komprehensif, rinci dan
jelas, sehingga dapat dilaksanakan oleh semua petugas rumah sakit secara benar dan
bertanggung jawab. Dibutuhkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan
sebagai upaya menekan kejadian infeksi di RSUP Sanglah Denpasar.
Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit seperti
dikemukakan di atas, maka perlu disusun suatu program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di RSUP Sanglah Denpasar dengan baik dan terarah sehingga rumah sakit dapat
meningkatkan mutu, cakupan dan efesiensi pelayanannya kepada masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap
aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh
petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit untuk mencapai kondisi
lingkungan rumah sakit yang memenuhi persayaratan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan
penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi
pelayanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit (IRS/Incident Rate
HAIs) di RSUP Sanglah Denpasar melalui kegiatan surveilans, investigasi
outbreak/KLB, audit kepatuhan PPI dan edukasi tentang PPI.
BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
A. Menurunkan dan mengendalikan angka insiden infeksi rumah sakit (IRS/incident rate
HAIs)
khususnya
insiden
infeksi
pneumonia
karena
pemakaian
seminar/simposium/work
shop
tentang
PPI
baik
nasional
maupun
internasional
BAB III
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
IADP =
x 1000
ISK adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni (uretra dan
permukaan saluran kemih) atau melibatkan bagian yang lebih dalam dari organorgan pendukung saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra dan
jaringan sekitar retroperitoneal atau rongga perinefrik).
`ISK yaitu infeksi akibat pemakaian/pemasangan kateter urine menetap
setelah 48 jam pemakaian alat. Alat yang digunakan pasien adalah alat yang
dipasang di RSUP Sanglah Denpasar.
ISK =
x 1000
HAP =
VAP =
IDO =
x 1000
Pencatatan dilakukan oleh perawat yang ditunjuk (IPCN) dibantu oleh IPCLN
yang ada di setiap unit perawatan dengan menggunakan format harian rumah sakit
yang mencakup semua variabel (satuan) yang ada dalam formula dari seluruh jenis
infeksi rumah sakit yang ada. Pencatatan dilakukan bila ditemukan kelainan sesuai
jenis infeksi rumah sakit yang ada maka petugas ruangan atau IPCLN yang pertama
kali menemukan pasien terinfeksi harus langsung mencatat dan melaporkannya
kepada IPCN.
Indikasi adanya infeksi rumah sakit juga dapat dengan melakukan
telaah/kajian laboratorium untuk mengetahui apakah ada hasil kultur atau isolasi
positif pada waktu tersebut di ruang perawatan dimana dilakukan kegiatan
surveilans.
Data infeksi yang ditemukan terlebih dahulu dikonfirmasi dengan dokter yang
merawat untuk menegakkan apakah hal tersebut dapat diindikasikan sebagai data
infeksi rumah sakit.
2. Investigasi outbreak/wabah/KLB
Surveilans atau investigasi outbreak/KLB dilaksanakan terhadap temuan
adanya kasus infeksi yang muncul dan pemunculan ulang (emerging atau
reemerging) serta kuman multi resisten lain yang dipantau melalui pemantauan hasil
laboratorium mikrobiologi seperti ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase),
MDRO (Multi Drug Resistant Organism), MRSA (Meticllin Resistant Staphylococcus
aureus), VRE (Vancomycin Resistant Enterococcus).
Suatu kejadian disebut outbreak/KLB adalah meningkatnya suatu kejadian,
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok
pasien dalam kurun waktu tertentu. Kriteria yang digunakan adalah:
a. Timbulnya penyakit/infeksi dan atau kuman yang sebelumnya tidak ada.
b. Adanya peningkatan kejadian dua kali atau lebih dibandingkan jumlah yang terjadi
pada kurun waktu yang sama pada periode/tahun sebelumnya.
dengan
penerimaan
sterilisasi/dekontaminasi,
alat
kotor,
pengemasan,
pembersihan
pelabelan
alat,
pengeringan,
kadaluarsa
steril
alat,
pada penyediaan
oleh
IPCN
ketersediaan/kelengkapan
mengisi
formulir
sarana/prasarana,
pemantauan
kepatuhan
yang
penggunaan
meliputi
APD,
10
c. Monitoring hand hygiene pada petugas/ staf dilakukan dengan Audit kepatuhan
melakukan kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari dan analisanya dubuat
setiap 3 (tiga) bulan. Audit dilakukan terhadap petugas yang terlibat langsung
dalam pelayanan pasien meliputi unit rawat jalan, kamar operasi dan rawat inap.
14. Monitoring penggunaan alat pelindung diri (APD)
Monitoring penggunaan APD yang dilakukan setiap hari terhadap petugas di unit
perawatan terutama di ruangan isolasi, dilakukan bersamaan dengan kunjungan
ruangan. Hasil monitoring dilaporkan tiap 1 bulan. (blangko terlampir)
15. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit.
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan monitoring kebersihan lingkungan
rumah sakit, lingkungan masing-masing unit pelayanan, prosedur penatalaksanaan
pengendalian lingkungan seperti mengepel lantai, membersihkan dinding dan
dekontaminasi permukaan termasuk prosedur pembuatan/pencampuran
larutan
11
Monitoring pola pelayanan farmasi meliputi prosedur yang terkait dengan dispensing
obat, kebersihan peralatan yang digunakan, kebersihan lingkungan sekitar, penataan
obat-obatan, dan penatalaksanaan obat kadaluarsa. Kegiatan monitoring dilakukan
minimal 1 kali tiap bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.
18. Monitoring ruang intensif
Monitoring penggunaan di ruang intensif dilakukan dengan melakukan kunjungan
lapangan
oleh
IPCN
dengan
ketersediaan/kelengkapan
mengisi
formulir
sarana/prasarana,
pemantauan
kepatuhan
yang
meliputi
penggunaan
APD,
oleh
IPCN
dengan
ketersediaan/kelengkapan
mengisi
formulir
sarana/prasarana,
pemantauan
kepatuhan
yang
meliputi
penggunaan
APD,
ke
unit
ambulan
oleh
IPCN
terkait
ketersediaan/kelengkapan
pada
ketersediaan/kelengkapan
sarana
cuci
tangan
dan
kepatuhan
12
kebutuhan pelatihan untuk IPCLN agar bisa diajukan ke Direktur Utama dan
ditembuskan kepada Direktur SDM dan Pendidikan.
27. Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang PPI bagi
seluruh petugas rumah sakit (medis dan non medis).
Program in house training PPI akan berkoordinasi dengan Bagian Diklit yang
dilaksanakan rutin dan berkesinambungan. Setiap petugas yang sudah mengikuti
kegiatan
in
house
training
akan
mendapatkan
sertifikat
sebagai
bukti
keikutsertaannya dan masa berlaku sertifikat adalah satu tahun. Komite PPI juga
melakukan in house training ke Insatalasi-Instalasi yang bertujuan semua staf yang
ada di setiap Instalasi dapat terpapar program in house training PPI.
28. Mengikuti seminar/simposium/work shop tentang PPI baik nasional maupun
internasional.
Agar lebih cepat mendapatkan up date tentang PPI, Komite PPI membuat usulan
supaya Tim PPI sebagai pelaksanaan kegiatan operasional Program PPI bisa
mengikuti seminar/simposium/work shop yang berhubungan dengan PPI, baik
Nasional maupun internasional. Usulan ditujukan kepada Direktur Utama yang
ditembuskan kepada Direktur SDM dan Pendidikan.
13
BAB IV
SASARAN
A. Sasaran program dengan melibatkan:
1. Seluruh staf RS
Seluruh staf RS dilibatkan dalam penerapan PPI dalam memberikan pelayanan
kepada pasien baik secara langsung maupun tidak langsung di unitnya masing
masing.
2. Pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut serta dalam
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. Edukasi diberikan secara langsung
(face to face) ataupun dikumpulkan dalam suatu pertemuan dalam bentuk
penyuluhan yang berkaitan dengan PPI.
3. Pengunjung
14
Angka insiden IDO < 2 kasus per- 100 tindakan operasi (<2%), meliputi semua
pasien paska operasi di RSUP Sanglah yang sedang dirawat dan setelah pasien
keluar dari RS yaitu di Poliklinik Umum dan Wing Amerta (Bedah dan
Kebidanan).
2. Investigasi outbreak/KLB
Sasaran surveilans kuman multiresisten aalah menurunnya angka insiden seperti
ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase), MDRO (Multi Drug Resistent
Organism), MRSA (Methicyllin Resistant Staphylococcus aureus), yaitu pada pasien
yang sudah dinyatakan infeksi dan atau dicurigai infeksi yang sedang dirawat di
semua ruang perawatan, dengan pemeriksaan kultur mikrobiologi. Sasaran
pencapaiannya adalah tidak ditemukan kuman multiresisten (0%) dalam 6 bulan.
15
3. Audit Kepatuhan
a. Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua petugas
baik medis dan non medis seperti dokter, perawat, petugas radiologi, petugas
laboratorium, petugas fisioterapi, petugas kebersihan , dan peserta didik yang
terlibat langsung dalam pelayanan pasien meliputi di unit rawat jalan, kamar
operasi dan rawat inap. Sasaran pencapaian kepatuhan kebersihan tangan
adalah >80% dalam jangka waktu 3 bulan.
b.
bersamaan
dengan
kunjungan
lapangan
ke
unit-unit
16
pencapaian edukasi kepada pasien adalah lebih dari 80% pasien yang sedang
dirawat dapat teredukasi PPI dalam waktu 6 bulan.
e. Pengunjung
Edukasi dengan pengunjung/keluarga pasien dilaksanakan berkoordinasi dengan
Tim PKRS dan petugas ruang perawatan. Kegiatan dilakukan di poliklinik/unit
rawat jalan dan ruang perawatan, meliputi kebersihan tangan, pencegahan
penyebaran penyakit infeksi di rumah sakit, kebersihan lingkungan, pengenalan
penyakit seperti penyakit menular, DM, penyakit Jantung, dll. Sasaran
pencapaiannya adalah >80% pengunjung dapat teredukasi dalam waktu 3 bulan.
f.
Kantin
Edukasi pada karyawan kantin yang berada di lingkungan RSUP Sanglah
Denpasar diberikan di kelas oleh IPCN atau langsung saat kunjungan ke kantin
yang melayani pasien, pengunjung/keluarga pasien dan petugas rumah sakit.
Sasaran pencapaian edukasi pegawai kantin adalah >80% sudah teredukasi PPI
dalam waktu 6 bulan.
17
Sasaran pencapainnya adalah >80% petugas Bank dan Parir teredukasi PPI
dalam waktu 1 tahun.
C. Memaksimalkan Kepatuhan Dalam Penerapan Kebijakan, Pedoman Dan atau SOP
Tentang PPI Di Semua Unit Pelayanan
1. Area Pelayanan
a. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit.
Sasaran yang dicapai adalah seluruh lingkungan rumah sakit yaitu semua
lingkungan di unit-unit pelayanan/perawatan dan lingkungan di sekitar rumah
sakit.
b. Monitoring pelaksanaan sterilisasi rumah sakit.
Sasaran yang dicapai adalah di Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS) yang meliputi
petugas, alat-alat, mesin dan lingkungan ISS.
c. Monitoring pelaksanaan manajemen linen rumah sakit.
Sasaran yang dicapai adalah di Instalasi Binatu yang meliputi petugas, linen,
alat-alat/mesin dan lingkungan.
d. Monitoring pelaksanaan pelayanan gizi.
Sasaran yang dicapai adalah di Instalasi Gizi meliputi petugas, bahan makanan
mentah, makanan jadi, alat-alat/mesin dan lingkungan.
e. Monitoring pelaksanaan PPI di kamar jenasah.
Sasaran yang dicapai adalah di Instalasi Gizi meliputi petugas, bahan makanan
mentah, makanan jadi, alat-alat/mesin dan lingkungan.
f.
18
j.
Barat
yaitu
di
ruang
bertekanan
positif
untuk
pasien-pasien
immunocompromissed.
l.
19
Sasaran yang ingin dicapai adalah seluruh pengunjung yang datang ke RS.
D. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI
1. Membuat usulan pelatihan lanjutan bagi tenaga IPCN.
Sasaran yang dicapai adalah 40% dari semua petugas IPCN (2 orang) dapat
mengikuti pelatihan lanjutan dalam 1 tahun.
2. Membuat usulan pelatihan dasar PPI bagi tenaga IPCLN.
Sasaran yang dicapai adalah >90% dari petugas IPCLN dapat mengikuti dan
memiliki sertifikasi pelatihan PPI Dasar dalam 1 tahun.
3. Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang PPI bagi
seluruh petugas rumah sakit (medis dan non medis).
Sasaran yang dicapai adalah >80% petugas di RSUP Sanglah dapat mengikuti
kegiatan in house training dan kegiatan dapat terlaksana minimal 1 kali dalam
setahun.
4. Mengikuti seminar/simposium/work shop tentang PPI baik nasional
maupun internasional.
Sasaran yang dicapai adalah 30% dari semua petugas Tim PPI (2 orang) dapat
mengikuti seminar/simposium/work shop dalam 1 tahun.
20
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No
Kegiatan
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Edukasi pasien
Edukasi pengunjung
Monitoring pengendalian ling RS
Monitoring ISS
Monitoring Binatu
Monitoring Gizi
Monitoring kantin/kafetaria
Monitoring Kamar Jenasah
Monitoring peralatan single use yg direuse
Monitoring Farmasi
Monitoring sampah infeksius dan cairan tubuh
Monitoring
pembuangan
darah
dan
komponen darh
20 Monitoring pembuangan benda tajam
21 Monitoring pencatatan pelaporan
22 Momitoring penggunaan Ruang isolasi
No
Kegiatan
23
24
Bulan
Apr Mei Jun Jul
Bulan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul
Monitoring Kesehatan karyawan
Ket
Ags Sep Okt
Nop Des
Sesuai kebutuhan/rekrutmen
Setiap Instalasi 1 kali
setahun
Sesuai waktu
orientasi/praktek klinik
Koordinasi PKRS
Koordinasi PKRS
Ket
Ags Sep Okt Nop Des
21
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
bangunan
Monitoring ruang intensif
Monitoring kamar operasi
Monitoring penatalaksanaan
kebersihan/dekontaminasi ambulan
Rapat Komite PPI
Rapat Tim PPI
Peninjauan, perbaikan dan pengembangan
kebijakan/SOP
Usulan pelatihan lanjutan PPI
Usulan pelatihan Dasar PPI
In house training PPI
Seminar/simposium/work shop
1 kali setahun
1 kali setahun
1 kali setahun
22
BAB VI
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali atau 2 (dua)
kali setahun yang dilakukan oleh IPCN (perawat pengendali infeksi) dibawah koordinasi Tim
PPI dan Komite PPI. Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat sesuai pelaksanaan
evaluasi kegiatan ditujukan kepada Komite PPI RSUP Sanglah Denpasar, menyangkut
jadwal pelaksanaannya serta elemen kegiatan yang sudah/belum/tidak dapat dilaksanakan
agar dapat dilakukan perbaikan bila mana perlu.
23
BAB VII
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
A. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi rumah sakit di unit-unit pelayanan
(surveilans) dengan formulir harian dari Komite PPI, mendokumentasikan hasil
audit kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan APD, kepatuhan penerapan
SOP/kebijakan PPI dan atau monitoring penerapan PPI di semua unit pelayanan.
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa dengan anggota Tim PPI dan
Komite PPI.
B. Pelaporan
1. Setiap 1 (satu) bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh Tim
PPI untuk didiskusikan dengan Komite PPI dan selanjutnya laporan dikirim ke
Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar ditembuskan ke semua Direksi, Bidang
Keperawatan, Bidang Pelayanan Medis dan Unit Penjamin Mutu.
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 3 bulan,
dianalisa dan didiskusikan dengan Tim PPI dan Komite PPI, selanjutnya
dibuatkan laporan yang dikirim ke Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar
ditembuskan ke semua Direksi, Bidang Keperawatan, Bidang Pelayanan Medis
dan Unit Penjamin Mutu.
3. Setiap 1 (satu) tahun semua pelaksanaan program Komite PPI dibuatkan
Laporan Tahunan yang akan dikirim kepada Direktur Utama RSUP Sanglah
Denpasar.
C. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal.
b. Formulir terisi sesuai surveilans dan audit PPI.
2. Evaluasi Hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap bulan akan dilakukan feed back oleh Direksi
dalam hal ini Direktur Medik dan Keperawatan untuk dilakukan tindak lanjut
oleh Komite PPI.
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan dilakukan
feedback oleh Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar.
24
BAB VIII
PENUTUP
Program Komite PPI di RSUP Sanglah Denpasar yang disusun untuk tahun 2014
meliputi kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dan kegiatan yang
baru diterapkan atau bersifat pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan yang
berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Program Komite PPI tahun 2014 ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Komite
PPI RSUP Sanglah Denpasar. Rencana kegiatan tersebut meliputi:
1. Menurunkan angka insiden infeksi rumah sakit (IRS/incident rate HAIs) meliputi:
a. Surveilans data IRS.
b. Investigasi outbreak/kejadian luar biasa (KLB).
c. Audit yang meliputi audit kepatuhan kebersihan tangan dan audit pemakaian alat
pelindung diri (APD) di semua unit perawatan.
d. Edukasi PPI bagi masyarakat rumah sakit (petugas, peserta didik, pasien,
pengunjung/keluarga pasien dan petugas fasilitas pendukung seperti kantin/kafetaria,
bank ataupun petugas parkir.
2. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SOP tentang PPI di semua
unit pelayanan melalui kegiatan monitoring.
3. Mengembangkan
fasilitas
pendukung
pelaksanaan/penerapan
PPI
di
unit-unit
pelayanan.
4. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI melalui pelatihan lanjutan bagi
tenaga IPCN, pelatihan dasar PPI bagi tenaga IPCLN, in house training tentang PPI,
mengikuti
seminar/simposium/work
shop
tentang
PPI
baik
nasional
maupun
internasional.
25