Anda di halaman 1dari 21

Nama

: Destian Eka Sukmaningtyas

NIM

: 1511006

Kelas

: KA01 2011

Jurusan

: Teknik Kimia Industri

Mata Kuliah : Kewarganegaraan

Tugas dan Fungsi Penegak Hukum


I.

KEPOLISIAN
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI.
Fungsi kepolisian merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat (Pasal 2).
Kepolisian bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi
terpeliharanya

keamanan

dan

ketertiban

masyarakat,

tertib

dan

tegaknya

hukum,

terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta terbinanya


ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia (Pasal 4).
Fungsi dan tujuan kepolisian semacam itu kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam tugas
pokok kepolisian yang meliputi:
(1) memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
(2) menegakkan hukum; dan
(3) memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (Pasal 13).
Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, Pasal 14 menyatakan, kepolisian
bertugas untuk:
a. melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan
pemerintah sesuai kebutuhan;
b. menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas di jalan;
c. membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat
serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
d. turut serta dalam pembinaan hukum nasional;
1

e. memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;


f. melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik
pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;
g. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum
acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;
h. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan
psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;
i. melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan
ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung
j.

tinggi hak asasi manusia;


melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi

dan/atau pihak yang berwenang;


k. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas
kepolisian;
l. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
II.

KEJAKSAAN
TUGAS :
Melaksanakan tugas dan wewenang serta fungsi Kejaksaan di daerah hukum Kejaksaan
Tinggi yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh Jaksa serta tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Jaksa Agung.
FUNGSI :
1. Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan
dan pembinaan serta pemberian perijinan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung;
2. Penyelengaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan
manajemen, administrasi, organisasi dan tatalaksanaan serta pengelolaan atas milik
negara menjadi tanggung jawabnya;
3. Pelaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun yang berintikan keadilan di
bidang pidana;

4. Pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelijen yustisial, dibidang ketertiban

dan

ketentraman umum, pemberi bantuan, pertimbangan, pelayanan dan penegaakan hukum


di bidang perdata dan tata usaha negara serta tindakan hukum dan tugas lain, untuk
menjamin kepastian hukum, kewibawaan pemerintah dan penyelamatan

kekayaan

negara, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan


Jaksa Agung;
5. Penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa
atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan Hakim karena tidak mampu berdiri
sendiri atau disebabkan hal - hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan atau
dirinya sendiri;
6. Pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan peraturan
perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan, baik di dalam
maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung
III.

PENGADILAN NEGERI
Tugas Pokok Dan Fungsi Pengadilan Negeri
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat 1 UndangUndang Dasar pasca Amandemen).
Kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh Mahkamah Agung RI, Badan-badan peradilan
lain di bawah Mahkamah Agung (Peradilan Umum, PTUN, Peradilan Militer, Peradilan Agama)
serta Mahkamah Konstitusi (Pasal 24 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945).
Penyelenggaraan kekuasaan Kehakiman tersebut diserahkan kepada badan-badan
peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Mahkamah Agung sebagai
pengadilan tertinggi dengan tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya).(Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 10 ayat (1)
dan ayat (2))
3

Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya (Pasal 2 UU No.2 Tahun 1984). Pengadilan Negeri bertugas dan
berwenang, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara
perdata di tingkat pertama (Pasal 50 UU No.2 Tahun 1986)
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang hukum
kepada instansi pemerntah di daerahnya apabila diminta (Pasal 52 UU No.2 Tahun 1986). Selain
menjalankan tugas pokok, pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau
berdasarkan Undang-Undan
Kewenangan
a) Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara
pidana dan perdata di tingkat pertama;
b) Pengadilan Negeri dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasehat tentang hukum
kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta;
c) Selain tugas dan kewenangan tersebut diatas, Pengadilan Negeri dapat diserahi tugas dan
kewenangan lain berdasarkan Undang-undang

III.

LP (Lembaga Pemasyarakatan)
Adapun Fungsi Pemasyarakatan menurut KepMen No NOMOR : M.01.PR.07.03 tahun 1985
Pasal 2 seperti :
a.
b.
c.
d.
e.

Melakukan pembinaan narapidana/anak didik.


Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil kerja;
Melakukan bimbingan sosial/kerokhaniaan narapidana/anak didik
Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib LAPAS
Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga

Lapas diklasifikasikan dalam 3 (tiga) Klas yaitu:


a. Lapas Kelas I;
b. Lapas Kelas IIA;
c. Lapas Kelas IIB.
Adapun tugas dan fungsi kerja di Lapas Klas IIA curup adalah :
1.

Sub Bagian Tata Usaha


Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga
LAPAS. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi
4

a. Melakukan urusan kepegawaian.


b. Melakukan urusan surat-menyurat, perlengkapan dan rumah tangga. Sub Bagian Tata
Usaha terdiri dari:
Urusan Kepegawaian dan Keuangan
Urusan Kepegawaian dan Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan

kepegawaian dan keuangan.


Urusan Umum
Urusan Umum mempunyai tugas melakukan urusan surat-menyurat, perlengkapan
dan rumah tangga

2. Seksi Bimbingan Narapidana/ Anak Didik dan Kegiatan Kerja


Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik mempunyai tugas memberi-kan bimbingan
pemasyarakatan narapidana/anak didik dan bimbingan kerja, Untuk menyelenggarakan tugas
tersebut pada Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja mempunyai fungsi
yaitu :
a. Melakukan regristrasi dan membuat statistik, dokumentasi sidik jari serta memberikan
bimbingan pemasyarakatan bagi narapidana/ anak didik.
b. Mengurus kesehatan dan memberikan perawatan bagi narapidana/ anak didik;
c. Memberikan bimbingan kerja, mempersiapkan fasilitas sarana kerja dan mengelola hasil
kerja
Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja terdiri dari :
a. Sub Seksi Registrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan;
Sub Seksi Regristrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan mempunyai tugas melakukan
pencatatan, membuat statistik,dokumentasi sidik jari serta memberikan bimbingan dan
penyuluhan rohani, memberikan latihan olah raga,peningkatan pengetahuan, asimilasi, cuti dan
penglepasan narapidana/anak didik.
b. Sub Seksi PerawatanNarapidana/AnakDidik;
Sub Seksi Perawatan Narapidana/Anak Didik mempunyai tugas mengurus kesehatan dan
memberikan perawatan bagi narapidana/ anak didik.
c. Sub Seksi Kegiatan Kerja.
Sub

Seksi

Kegiatan

Kerja

mempunyai

tugas

memberikan

bimbingan

kerja,

mempersiapkan fasilitas sarana kerja dan mengelola hasil kerja.


3. Seksi kegiatan kerja
Seksi Kegiatan Kerja terdiri dari:
a. Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja;
5

b. Sub Seksi Sarana Kerja;


Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja mempunyai tugas memberikan
petunjuk dan bimbingan latihan kerja bagi narapidana/ anak didik serta mengelola hasil kerja.
Sub Seksi Sarana Kerja mempunyai tugas mempersiapkan fasilitas sarana kerja.
4. Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib;
Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib mempunyai tugas mengatur jadwal tugas,
penggunaan perlengkapan dan pembagian tugas pengamanan, menerima laporan harian dan
berita acara dari satuan pengamanan yang bertugas serta menyusun laporan berkala dibidang
keamanan dan menegakkan tata tertib. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Seksi
Administrasi Keamanan dan Tata tertib mempunyai fungsi :
a. Mengatur jadwal tugas, penggunaan perlengkapan dan pembagian tugas pengamanan.
b. Menerima laporan harian dan berita acara dari satuan pengamanan yang menegakkan tata
tertib.
5. Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib terdiri dari:
A. Sub Seksi Keamanan;
Sub Seksi Keamanan mempunyai tugas mengatur jadwal tugas, penggunaan
perlengkapan dan pembagian tugas pengamanan.
B. Sub Seksi Pelaporan dan Tata Tertib
Sub Seksi Pelaporan dan Tata tertib mempunyai tugas menerima laporan harian dan
berita acara dari satuan pengamanan yang bertugas serta mempersiapkan laporan berkala
dibidang keamanan dan menegakkan tata tertib.

6. Kesatuan Pengamanan Lapas


Kesatuan Pengamanan Lapas mempunyai tugas menjaga keamanan dan ketertiban Lapas.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Kesatuan Pengamanan Lapas mempunyai fungsi:
a.
b.
c.
d.
e.

Melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap Narapidana/ Anak Didik;


Melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban;
Melakukan pengawalan, penerimaan, penempatan dan pengeluaran narapidana/anak didik;
Melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran keamanan;
Membuat laporan harian dan berita acara pelaksanaan pengamanan.

Kesatuan Pengamanan Lapas dipimpin oleh seorang Kepala dan membawahkan petugas
Pengamanan Lapas.dan Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Lapas.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Lembaga Pemasyarakatan, , Kepala Kesatuan
Pengamanan, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Seksi, Kepala Urusan Wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Lapas serta
dengan instansi lain diluar Lapas sesuai dengan pokok masing-masing maupun antar satu
organisasi dalam lingkungan Lapas.
Contoh Kasus :
PEMERASAN
Seorang preman kampung dibekuk polisi lantaran diduga kerap memeras di rumah tinggal sementara mahasiswa
atau kost didaerah Kampung Baru.
KEPOLISIAN
Bapak setengah baya sekitar umur 45th itu bernama Ujang yang dikenal sebagai premankampung
meminta jatah Rp 25.000,- per bulan dengan alasan iuran keamanan dan sampah. Saat dimintai keterangan, ia hanya
bisa tertunduk lesu. Bapak setengah baya bertato ini ditangkap aparat Kepolisian Sektor Rajabasa, menyusul
laporan salah seorang mahasiswa Unila. Dari keterangan saksi, tersangka sering meminta uang keamanan dan
sampah. Jika tidak dituruti, maka ada saja barang dari rumah kost tersebut yang hilang.
Perilaku tersangka pun dianggap meresahkan. Tidak hanya anak kost yang menjadi korban, tapi juga
warga lain di kawasan tersebut. Dari pengakuan tersangka, uang yangdiperoleh digunakan untuk membeli rokok dan
minuman keras. Selain menangkap tersangka, polisi menyita barang bukti uang sebesar Rp 90.000,- dan kartutanda
penduduk milik tersangka. Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal pemerasan denganancaman hukuman
maksimal sembilan tahun penjara.
KEJAKSAAN
Pada kasus di atas, pelaku, Ujang telah melakukan tindak pidana pemerasan kepadakeluarga Nunung dengan cara
meminta secara paksa uang Rp 25.000,- setiap bulan. Karena yang melakukan tindak pidana adalah warga Negara
Indonesia dan terjadi di wilayahIndonesia, maka berlaku hukum pidana Indonesia , yang berarti KUHPidana (asas
teritorialitas). Pelaku dijerat oleh pasal mengenai Ppemerasan yang diatur dalam pasal 368 KUHPidana.
Dalam ketentuan Pasal 368 KUHP tindak pidana pemerasan diramuskan dengan rumusansebagai berikut :1.
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secaramelawan hukum, memaksa
7

orang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, untuk memberikan sesuatu barang, yang seluruhnya atau
sebagian adalah milik orang lain, atausupaya memberikan hutang maupun menghapus piutang, diancam, karena
pemerasan,dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
2. Ketentuan Pasal 365 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) berlaku dalam tindak pidana ini.
Unsur-Unsur yang ada di dalam ketentuan Pasal 368 KUHP
Unsur-unsur dalam ketentuan ayat (1) Pasal 368 KUHP
Unsur obyektif yaitu unsur yang terdapat di luar diri si pelaku tindak pidana, yang meliputiunsur-unsur :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memaksa.
Orang lain.
Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu barang (yang seleruhnya atau sebagiankepunyaan orang lain).
Supaya memberi hutang.
Untuk menghapus piutang
Unsur subyektif, yaitu unsur yang terdapat di dalam diri si pelaku tindak pidana yangmeliputi unsurunsur:

1.
2.

Dengan maksud.
Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
PENGADILAN NEGRI
Dipengadilan negri diputuskan hukuman berdasarkan ketentuan Pasal 368 KUHP tindak pidana pemerasan
diramuskan dengan rumusansebagai berikut :
1. Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secaramelawan hukum,
memaksa orang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, untuk memberikan sesuatu barang, yang
seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain, atausupaya memberikan hutang maupun menghapus piutang,
diancam, karena pemerasan,dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
2. Ketentuan Pasal 365 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) berlaku dalam tindak pidana ini.
LEMBAGA PEMASYARAKATAN
Setelah putusan jatuh dan tersangka dimasukan dalam Lembaga Pemasyarakatan maka didalam LP tersangka
tersebut harus diperlakukan seperti yang tercantum dalam KepMen No NOMOR :
M.01.PR.07.03 tahun 1985 Pasal 2 tentang Fungsi Pemasyarakatan diantaranya :
a. Melakukan pembinaan narapidana/anak didik.
b. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil kerja;
c. Melakukan bimbingan sosial/kerokhaniaan narapidana/anak didik
d. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib LAPAS
8

e. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.


Tersangka dihukum sesuai dengan waktu keputusan hakim d\ketika siding dipengadilan negri, tersangka bisa
mendapatkan potongan hukuman apabila mendapatkan grasi dengan ketentuan yang telah ditetapkan
Sebenarnya lembaga penegak hukum tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga yang
telah disebutkan sebelumnya (Kepolisian, KPK, Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, Otoritas
Jasa Keuangan, Badan Pengawas Pasar Modal, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kejaksaan, serta
Satpol PP). Lembaga-lembaga tersebut dapat dikatakan sebagai penegak hukum bukan hanya
karena memiliki kewenangan terkait proses Peradilan, tetapi juga karena memiliki kewenangan
menangkap, memeriksa, mengawasi, atau menjalankan perintah undang-undang di bidangnya
masing-masing.
Dalam artian luas, masih ada beberapa lembaga lain yang memiliki kewenangan untuk
mengatur, mengawasi dan melaksanakan perintah peraturan, antara lain:
a.

Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (lihat Pasal 74
sampai Pasal 92 UU No.10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun
1995 tentang Kepabeanan lihat pula Pasal 33 sampai Pasal 40 UU No. 11 Tahun
1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan UU No.39 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas UU No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai).

b.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (lihat Pasal 35 sampai Pasal 47 UU No. 5


Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat).

c.

Badan Pertanahan Nasional (lihat Pasal 3 Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia).

Jadi, walaupun di dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak disebutkan


definisi dari Lembaga Penegak Hukum maupun Penegak Hukum, tetapi dalam peraturan
perundang-undangan yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa aparat dan
lembaga yang dapat dikategorikan sebagai Lembaga Penegak Hukum.
Tugas Dan Wewenang KPK
Selain budaya tawuran tadi, Indonesia juga dipenuhi oleh budaya
korupsi. Bahkan Indonesia masuk 10 besar negara terkorup di dunia.
9

Menanggulangi hal tersebut, kini pemerintah membangun sebuah lembaga


baru yang bertujuan membasmi para koruptor yakni Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Dalam artikel kali ini penulis ingin memberikan informasi
seputar KPK, dimana nantinya penulis akan memberikan tentang tugas dan
wewenang dari Komisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini.
Apa itu KPK ?
KPK adalah komisi di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk
mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini
didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Tujuan dibangunnya KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk dengan tujuan meningkatkan
daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana
korupsi.

Tugas KPK

Koordinasi

dengan

instansi

yang

berwenang

melakukan

berwenang

melakukan

pemberantasan tindak pidana korupsi.

Supervisi

terhadap

instansi

yang

pemberantasan tindak pidana korupsi.

Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap


tindak pidana korupsi

Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.

Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan


Negara
10

Wewenang KPK
-

Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan


tindak pidana korupsi.

Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan


tindak pidana korupsi.

Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak


pidana korupsi kepada instansi yang terkait.

Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi


yang berwenang

melakukan pemberantasan

tindak

pidana

korupsi.
-

Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak


pidana korupsi.

Tugas dan Wewenang BPK


1. Mahkamah Agung (MA)

Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan


dibawah UU,dan mempunyai wewenang lainnya yang di berikan oleh UU.

Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi.

Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi.

2. Mahkamah Konstitusi (MK)

Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat final
untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang

11

kewenangannya diberikan kepada UUD 1945, memutus pembubaran Partai Politik, dan
memutus hasil perselisihan hasil Pemilihan Umum.

Wajib memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden
dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

3.

Komisi Yudisial (KY)

Berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim Agung dan wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.

Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung, Komisi Yudisial mempunyai tugas:


a. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung
b. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung
c. Menetapkan calon Hakim Agung
d. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR

Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku Hakim, dengan
tugas utama :
a. Menerima laporan petugas Komisi Yudisial
b. Pengaduan masyarakat tentang perilaku Hakim :
c. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku Hakim.
Dasar hukum BNN sebagai LPNK adalah Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010.

Sebelumnya, BNN merupakan lembaga nonstruktural yang dibentuk berdasarkan Keputusan


Presiden Nomor 17 Tahun 2002, yang kemudian diganti dengan Peraturan Presiden Nomor 83
Tahun 2007.

12

Kedudukan :
Badan Narkotika Nasional yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika
Nasional disebut BNN adalah lembaga pemerintah non kementrian yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia. BNN dipimpin oleh Kepala.
Tugas BNN :
Tugas dari BNN (Badan Narkotika Nasional) mungkin meliputi sebagai berikut dibawah ini :
1. Menyusun

dan

melaksanakan

kebijakan

nasional

mengenai

pencegahan

dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;


2. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika;
3. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahan
dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
4. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu
Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;
5. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika;
6. Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam pencegahan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika Narkotika;
7. Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional maupun internasional, guna
mencegah dan memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
8. Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;

13

9. Melaksanakan

administrasi

penyelidikan

dan

penyidikan

terhadap

perkara

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan


10. Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.
Selain tugas sebagaimana diatas, BNN juga bertugas untuk menyusun serta melaksanakan
kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau
dan

alkohol.

Fungsi BNN :
Fungsi dari BNN (Badan Narkotika Nasional) berikut dibawah ini pemaparannya :
1. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan
adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang selanjutnya
disingkat dengan P4GN.
2. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria dan prosedur P4GN.
3. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.
4. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan masyarakat,
pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang P4GN.
5. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna teknis P4GN di bidang pencegahan,
pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama.
6. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal di lingkungan
BNN.
7. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam rangka
penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.

14

8. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan BNN.


9. Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian wadah peran serta masyarakat.
10. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika.
11. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang narkotika, psikotropika
dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol.
12. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen masarakat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta perawatan
lanjutan bagi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan
adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol di tingkat pusat dan
daerah.
13. Pengkoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan
adiktif untuk tembakau dan alkohol yang diselenggarakan oleh pemerintah dan
masyarakat.
14. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika
dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol
berbasis komunitas terapeutik atau metode lain yang telah teruji keberhasilannya.
15. Pelaksanaan penyusunan, pengkajian dan perumusan peraturan perundang-undangan
serta pemberian bantuan hukum di bidang P4GN.
16. Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan internasional di bidang P4GN.
17. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di lingkungan BNN.

15

18. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah terkait dan


komponen masyarakat di bidang P4GN.
19. Pelaksanaan penegakan disiplin, kode etik pegawai BNN dan kode etik profesi penyidik
BNN.
20. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional penelitian dan pengembangan, serta
pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN.
21. Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya,
kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.
22. Pengembangan laboratorium uji narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif
lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol.
23. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.
Tugas, Fungsi, dan Wewenang PPATK
PPATK mempunyai tugas mencegah dan memberantas tindak pidana Pencucian Uang.
Dalam melaksanakan tugasnya, PPATK mempunyai fungsi sebagai berikut:
a.

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang;

b.

pengelolaan data dan informasi yang diperoleh PPATK;

c.

pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor; dan

d.

analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi Transaksi Keuangan yang berindikasi
tindak pidana Pencucian Uang dan/atau tindak pidana lain

Dalam melaksanakan fungsi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang,
PPATK berwenang:
a.

meminta dan mendapatkan data dan informasi dari instansi pemerintah dan/atau lembaga
swasta yang memiliki kewenangan mengelola data dan informasi, termasuk dari instansi
pemerintah dan/atau lembaga swasta yang menerima laporan dari profesi tertentu;

b.

menetapkan pedoman identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan;

16

c.

mengoordinasikan upaya pencegahan tindak pidana Pencucian Uang dengan instansi


terkait;

d.

memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya pencegahan tindak pidana


Pencucian Uang;

e.

mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi dan forum internasional yang
berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang;

f.

menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan antipencucian uang; dan

g.

menyelenggarakan sosialisasi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian


Uang.

Penyampaian data dan informasi oleh instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta kepada
PPATK dikecualikan dari ketentuan kerahasiaan. Dalam melaksanakan fungsi pengelolaan data
dan informasi, PPATK berwenang menyelenggarakan sistem informasi. Dalam rangka
melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor, PPATK berwenang:
a.

menetapkan ketentuan dan pedoman tata cara pelaporan bagi Pihak Pelapor;

b.

menetapkan kategori Pengguna Jasa yang berpotensi melakukan tindak pidana Pencucian
Uang;

c.

melakukan audit kepatuhan atau audit khusus;

d.

menyampaikan informasi dari hasil audit kepada lembaga yang berwenang melakukan
pengawasan terhadap Pihak Pelapor;

e.

memberikan peringatan kepada Pihak Pelapor yang melanggar kewajiban pelaporan;

f.

merekomendasikan kepada lembaga yang berwenang mencabut izin usaha Pihak Pelapor;
dan

g.

menetapkan ketentuan pelaksanaan prinsip mengenali Pengguna Jasa bagi Pihak Pelapor
yang tidak memiliki Lembaga Pengawas dan Pengatur.

Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi, PPATK
dapat:
a.

meminta dan menerima laporan dan informasi dari Pihak Pelapor;

b.

meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait;

c.

meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan pengembangan hasil analisis


PPATK;
17

d.

meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan permintaan dari instansi penegak
hukum atau mitra kerja di luar negeri;

e.

meneruskan informasi dan/atau hasil analisis kepada instansi peminta, baik di dalam
maupun di luar negeri;

f.

menerima laporan dan/atau informasi dari masyarakat mengenai adanya dugaan tindak
pidana Pencucian Uang;

g.

meminta keterangan kepada Pihak Pelapor dan pihak lain yang terkait dengan dugaan
tindak pidana Pencucian Uang;

h.

merekomendasikan kepada instansi penegak hukum mengenai pentingnya melakukan


intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

i.

meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan sementara seluruh atau sebagian
Transaksi yang diketahui atau dicurigai merupakan hasil tindak pidana;

j.

meminta informasi perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh


penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang;

k.

mengadakan kegiatan administratif lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang ini; dan

l.

meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik.

Dalam melaksanakan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 8


Tahun 2010, terhadap PPATK tidak berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan dan kode
etik yang mengatur kerahasiaan.

TUGAS DAN WEWENANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS)


Tugas Dan Wewenang Penyidik
1.
2.

mengawasi, mengkordinasi dan memberi petunjuk;


pelaksana pada waktu dimulai penyidikan, dan memberi tahu kepada
penuntut umum;
18

3.

pelaksana jika penyidikan dihentikan;

4.

pelaksana jika minta ijin atau lapor kepada ketua pengadilan jika melakukan
penggeledahan,

5.

penyitaan, pemeriksaan surat;

6.

pelaksana jika melakukan pemeriksaan tambahan jika diperlukan;

7.

dapat memberikan alasan baru untuk melakukan penuntutan dalam hal telah
dilakukan penghentian penuntutan.

8.

pelaksana atas kuasa penuntut umum, mengirim berkas acara cepat ke


pengadilan;

9.

pelaksana

untuk

menyampaikan

amar

putusan

acara

cepat

kepada

terpidana.
10.

menerima pemberitahuan jika tersangka dalam acara cepat mengajukan


perlawanan.
Wewenang Penyidik :
a. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak
pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat kejadian;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal
tersangka;
d. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
g. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi;

19

h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan


pemeriksaan perkara;
i. mengadakan penghentian penyidikan;
j. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
Pasal 7 ayat (1).
Yang dimaksud dengan tindakan lain ialah meneliti identitas tersangka,
barang bukti dengan memperhatikan secara tegas batas wewenang dan
fungsi

antara

penyidik,

penuntut

umum

dan

pengadilan.

Pasal 8 ayat (2-3) Penyidik menyerahkan berkas perkara kepada penuntut


umum :
a. pada tahap pertama penyidik hanya menyerahkan berkas perkara;
b. dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan
tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti kepada penuntut
umum.
Di bidang perikanan, wewenang PPNS dapat kita lihat dalam pasal 73 ayat
(4) UU No.31 tahun 2004 tentang perikanan. Di ayat (6) pasal yang sama
dijelaskan bahwa untuk kepentingan penyidikan, penyidik dapat melakukan
penahanan terhadap tersangka. Biro hukum dan organisasi DKP juga
berencana

untuk

menyusun

peraturan

yang

isinya

dasar

untuk

mempersenjatai PPNS perikanan guna memperlancar pelaksanaan tugasnya.


Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam melakukan tugas-tugasnya yaitu Pertama, soal
pengetahuan, hendaknya pengetahuan harus terus ditingkatkan dan menjadi prioritas utama atau
nomor satu yang harus dikuasai; Kedua, adalah kerjasama yang wajib harus dilakukan, dengan
membina kerjasama yang baik dengan lintas sektor dan lintas program terkait seperti
Kemenkumham, Kejaksaan dan penyidik POLRI; Ketiga, diperlukan ketegasan, sikap, mental
dan kemampuan untuk mampu melakukan kegiatan penyidikan sebagai PPNS; dan Keempat,
yaitu bagaimana dalam pekerjaan saudara sehari-hari itu secara tidak langsung melakukan upaya
20

pencegahan agar jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan yaitu jangan
sampai terkena penyidikan baik oleh PPNS sendiri ataupun oleh penegak hukum secara
langsung.

21

Anda mungkin juga menyukai