Anda di halaman 1dari 253

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN

LABORATURIUM 3 LANTAI JURUSAN BAHASA DAN


SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA INDONESIA
DAN SASTRA INDONESIA FBS UNNES
Kampus UNNES Sekaran Gunung Pati
Kota Semarang

Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang

Disusun oleh :
1. Danang Agustian A.

NIM: 5150304002

2. Abie Surya F.

NIM: 5150304020

Program Studi

: D3 Teknik Sipil

Jurusan Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007

LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Tugas Akhir dengan judul Perencanaan Pembangunan Gedung Kuliah Dan
Laboraturium 3 Lantai Jurusan Bahasa Dan Sastra Inggris Dan Jurusan Bahasa
Indonesia Dan Sastra Indonesia FBS UNNES ini telah disetujui dan disahkan
pada :
Hari

Tanggal

:
Pembimbing,

Drs. Henry Appriyatno, M.T


NIP. 131658240
Penguji I :

Penguji II :

Drs. H. Bambang Dewasa


NIP. 130515759

Drs. Henry Appriyatno, M.T


NIP. 131658240

Ketua Jurusan,

Ketua Program Studi,

Drs. Lashari, M.T.


NIP. 131471402

Drs. Tugino, M.T.


NIP. 131763887
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang

Prof. Dr. Soesanto


NIP. 130875753

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh


Puji syukur kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Tiada Illah yang benar-benar hak untuk disembah melainkan Allah.
Dialah pencipta seluruh langit dan bumi yang dalam semua ciptaan-Nya itu selalu
ada tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi orang-orang yang berpikir.
Penyusunan Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Program Studi
Diploma III Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.
Selama proses penyusunan ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan
yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang
berkompeten, akhirnya Proyek Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Soesanto, selaku Dekan Fakultas Teknik UNNES.
2. Bapak Drs. Lashari, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil UNNES.
3. Bapak Drs.Tugino, M.T, selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik
Sipil Fakultas Teknik UNNES.
4. Bapak Drs. Henry Appriyatno, M.T. yang telah memberikan bimbingan
dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Bapak Subari, selaku Pelaksana Proyek sekaligus pembimbing lapangan.
6. Bapak dan ibu yang telah memberi motivasi pada Penyusun.

iii

7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan Proyek Ahir


ini.
Penuyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Proyek Akhir
ini. Kritik, saran dan pemanfaatan laporan ini sangat penulis harapkan, Semoga
Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Semarang,

Agustus 2007

Penyusun

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO:
1. Tidakah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya ( menjulang )
kelangit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin
Tuhannya, Allah membuat perumpamaan perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu berdzikir ( Ibrahim : 24 25 ).
2. Adakah orang yang sampai kedudukan terpuji, atau akhir yang utama. Kecuali
setelah ia melewati jembatan ujian. Demikianlah kedudukanmu jika engkau ingin
mencapainya. Naiklah kesana dengan melewati jembatan kelelahan ( Ibnul Qoyim
Al Jauzi ).

PERSEMBAHAN:

Kupersembahkan tugas akhir ini pada :


1. Allah SWT yang telah memberi kekuatan dalam
menyelesaikan proyek akhir ini.
2. Ayah dan ibu, serta Keluargaku tercinta yang terus
mendukung dalam penyelesain proyek akhir ini.
3. Bapak Drs. Henry Appriyatno M.T. yang telah
mengarahkan serta membimbing sampai selesainya
proyek akhir ini.
4. Teman-teman Teknik Sipil 04 yang terus memberikan
semangat dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
5. Ikhwah fillah di pesma Qolbun Salim sukron atas
semua bantuan dan doanya.
6. D' ita ku sayank makacih suportnya

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. i
LEMBAR PENGESAHAN.. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii
KATA PENGANTAR. iv
DAFTAR ISI.... vi
DAFTAR TABEL. x
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I. BAGIAN PENDAHULUAN
1.1 Judul Proyek Akhir .....................................................................

1.2 Latar Belakang Proyek................................................................

1.3 Lokasi Proyek .

1.4 Maksud dan Tujuan Proyek Akhir ..............................................

1.5 Ruang Lingkup Penulisan ...........................................................

1.6 Metodologi Penelitian ................................................................

1.7 Sistematika Penulisan .................................................................

BAB II. DASAR DASAR PERENCANAAN


2.1 Uraian Umum.............................................................................

2.2 Kriteria dan Azas-asas Perencanaan ..........................................

2.3 Dasar dasar Perencanaan..........................................................

10

2.4 Dasar Dasar Perhitungan..........................................................

13

2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana ...............................................

14

2.6 Metode Perhitungan ....................................................................

22

vi

BAB III. PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG


3.1 Perencanaan Atap......................................................................

17

BAB IV. PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA


4.1 Perencanaan Plat Lantai ............................................................

61

4.2 Perencanaan Tangga .

68

4.3 Dasar-dasar Perencanaan ..

80

4.4 Perhitungan Gaya-gaya Geser yang Bekerja Pada Struktur .

81

4.5 Perencanaan Balok

89

4.6 Perencanaan Sloof .

97

4.7 Perencanaan Kolom ..

100

BAB V. PERHITUNGAN PONDASI


5.1 Uraian Umum............................................................................

112

5.2 Alternatif Pemilihan Pondasi ....................................................

112

5.3 Analisa Daya Dukung Tanah ....................................................

113

5.4 Perencanaan Pondasi.................................................................

114

5.5 Penulangan Pondasi .................................................................

115

BAB VI. RENCANA KERJA DAN SYARAT

vii

BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA


7.1 Perhitungan Volume Pekerjaan ................................................

191

7.2 Daftar Harga Bahan dan Upah .................................................

151

7.3 Rekapitulasi Awal ....................................................................

232

7.4 Persentase Bobot Pekerjaan ..

233

7.5 Rekapitulasi Akhir

235

BAB VIII. PENUTUP


8.1 Kesimpulan ...............................................................................

253

8.2 Saran .........................................................................................

254

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rangka Kuda - Kuda


Gambar 2. Koefisien Gempa Dasar C

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Dimensi Balok


Tabel 2. Dimensi Kolom
Tabel 3. Gaya-gaya pada Kuda-kuda
Tabel 4. Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat total gempa kesepanjang
panjang gedung dalam arah X dan Y untuk tiap portal
Tabel 5. Daftar harga bahan dan upah
Tabel 6. Daftar satuan pekerjaan
Tabel 7. Time Schedule
.

DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar Grafik Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)


2. Input Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)
3. Output Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)
4. Gambar Grafik Portal (SAP 2000)
5. Input Portal (SAP 2000)
6. Output Portal (SAP 2000)
7. Uji Tarik dan Bengkok Baja
8. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah
9. Gambar Bestek

xi

DAFTAR PUSTAKA

Apriyatno, Henry. 2003. Diktat Kuliah Strukur Beton. Jurusan Teknik Sipil FT
UNNES Semarang.
DPU. 1961. Pedoman Perencanaan Kayu Indonesia 1961. Bandung: Yayasan
Normalisasi Indonesia.
DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan
Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.
DPU. 1991. SK SNI T-15-1991-03, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan LPMB.
DPU. 1989. Pedoman Beton. Bandung: Yayasan Penerbit PU.
Tri Cahyo, H. 2005. Diktat Kuliah Teknik Fondasi I. Jurusan Teknik Sipil FT
UNNES Semarang.

xii

PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama

: Abie Surya Fuadi

NIM

: 5150304020

Program Studi : Teknik Sipil D3

menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya


yang berjudul :
PROYEK

PEMBANGUNAN

GEDUNG

KULIAH

DAN

LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS


DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.

Semarang,

Agustus 2007

Mengetahui,
Ketua Program Studi,

Drs.Tugino, M.T
NIP.131763887

Pembimbing,

Drs. Henry Apriyanto, M.T


NIP. 131658240

PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama

: Danang Agustian A

NIM

: 5150304002

Program Studi : Teknik Sipil D3

menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya


yang berjudul :
PROYEK

PEMBANGUNAN

GEDUNG

KULIAH

DAN

LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS


DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.

Semarang,

Agustus 2007

Mengetahui,
Ketua Program Studi,

Drs.Tugino, M.T
NIP.131763887

Pembimbing,

Drs. Henry Apriyanto, M.T


NIP. 131658240

PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama

: Abie Surya Fuadi

NIM

: 5150304020

Program Studi : Teknik Sipil D3

menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya


yang berjudul :
PROYEK

PEMBANGUNAN

GEDUNG

KULIAH

DAN

LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS


DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.

Semarang,

Agustus 2007

Pembimbing,

Drs. Henry Apriyanto, M.T


NIP. 131658240

PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama

: Danang Agustian A

NIM

: 5150304002

Program Studi : Teknik Sipil D3

menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya


yang berjudul :
PROYEK

PEMBANGUNAN

GEDUNG

KULIAH

DAN

LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS


DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES
dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.

Semarang,

Agustus 2007

Pembimbing,

Drs. Henry Apriyanto, M.T


NIP. 131658240

PROYEK AKHIR
BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Nama Proyek
Nama proyek ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan
Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia UNNES

1.2

Latar belakang Proyek


Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan
Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES
ini dilatarbelakangi banyaknya kekurangan sarana dan prasarna gedung
dengan kapasitas yang memadai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung
Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES sebagai Tugas Akhir dikarenakan
struktur gedung yang memiliki 3 (tiga) lantai dan sebagai pertimbangan lain
untuk memudahkan dalam penyusunan tugas ahir.
Pembangunan gedung ini nantinya akan di gunakan untuk kegiatan
yang membutuhkan ruang luas. Pembangunan Gedung Kuliah dan
Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia UNNES mempunyai maksud dan tujuan antara lain :
1 . Meningkatkan sarana dan prasarana di UNNES .
2 . Meningkatkan kenyamanan dan efektifitas kegiatan di Jurusan Bahasa
dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES.

PROYEK AKHIR
BAB I PENDAHULUAN

1.3

Lokasi Proyek
Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan

Laboratorium

Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
UNNES ini terletak di Kampus UNNES Sekaran, Gunungpati, Semarang
1.4

Maksud dan Tujuan Proyek


Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk menerapkan materi
perkuliahan yang telah diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh.
Penerapan materi perkuliahan yang telah diperoleh diaplikasikan dengan
merencanakan suatu bangunan gedung bertingkat banyak, minimal tiga
lantai. Dengan merencanakan suatu bangunan bertingkat ini diharapkan
mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diaplikasikan dan
mampu merencanakan suatu struktur yang cukup kompleks.

1.5

Ruang Lingkup Penulisan


Dalam Penyusunan Proyek Akhir ini, Penulis hanya menentukan pada
permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil yaitu pada bidang
perencanaan

struktur

lantai,Perencanaan

meliputi:Perencanaan
tangga,Perencanaan

atap,Perencanaan

plat

balok,Perencanaan

kolom,Perencanaan pondasi,Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS), dan


Rencana anggaran biaya
1.6

Metodologi
Data yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan
Proyek Akhir ini dapat di kelompokkan dalam dua jenis yaitu:
1. Data Primer

PROYEK AKHIR
BAB I PENDAHULUAN

Data Primer adalah data yang didapat melalui peninjauan dan


pengamatan langsung di lapangan terdari dari:
a. Lokasi Proyek

: Kampus UNNES Sekaran, Gunungpati,


Semarang

b. Topografi

: Tanah datar

c. Elevasi bangunan

o Lantai 1 : + 00,00 m
o Lantai 2 : + 04,60 m
o Lantai 3 : + 08,80 m
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam
proses pembuatan dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang
termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain:
a. Literatur panjang
b. Grafik grafik penunjang
c. Tabel tabel penunjang
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui
peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan sejak melaksanakan
Kerja Praktek, yang telah dilaksanakan pada proyek yang sama pada
tanggal 1 September sampai dengan 1 November 2006.
2) Studi pustaka

PROYEK AKHIR
BAB I PENDAHULUAN

Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan


landasan teori dengan mengambil data literatur yang relevan maupun
standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan. Pengumpulan
dilakukan melalui perpustakaan atau pun instansi instansi pemerintah
yang terkait.
1.7

Sistematika Penulisan
Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 8 (delapan) bab yang
terdiri dari :
BAB I

: PENDAHULUAN
Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan

tujuan, pembahasan masalah, dan sistematika penulisan.


BAB II : PERENCANAAN
Berisi uraian, kriteria, dan azas azas perencanaan, dasar dasar
perencanaan, metode perencanaan, dasar perhitungan, dan klasifikasi
pembebanan rencana.
BAB III : PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Berisi perhitungan pembebanan, perencanaan atap, tulangan plat,
tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga, dan pondasi
BAB IV : PERHITUNGAN STRUKTUR
Berisi perhitungan pembebanan, tulangan plat, tulangan balok,
tulangan kolom, tulangan tangga.
BAB V : PERHITUNGAN PONDASI
Berisi perhitungan perencanaan pondasi

PROYEK AKHIR
BAB I PENDAHULUAN

BAB VI : RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT


Berisi tentang rencana kerja dan syarat syarat (RKS), terdiri dari
syarat umum, syarat administrasi, dan syarat teknis
BAB VII : RENCANA ANGGARAN BIAYA
Berisi tentang volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya.
BAB VIII: PENUTUP
Berisi simpulan dan saran
Daftar pustaka
Lampiran

BAB II
PERENCANAAN

2.1

Uraian Umum
Pada tahap perencanaan Struktur Proyek Pembangunan Gedung Kuliah
dan

Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa

dan Sastra Indonesia UNNES ini perlu dilakukan study literatur untuk
menghubungkan satuan fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan
digunakan, disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis
gedung tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu
pola akibat syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan
salah satu faktor yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan
bentang ruang yang besar serta harus bebas kolom, sehingga akan
menghasilkan beban besar dan berdampak pada balok.
Study literatur dimaksudkan untuk dapat memperoleh hasil
perencanaan yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep
pemilihan sistem struktur dan konsep perencanaan struktur bangunannya,
seperti denah, pembebanan struktur atas dan struktur bawah serta dasardasar perhitungan.
2.2

Kriteria dan Azazazaz Perencanaan


Perencanaan pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan
Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES
ini diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan, sehingga

konstruksi bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak terjadi


kesimpang- siuran dalam bentuk fisiknya.
Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut adalah :
1. Harus memenuhi persyaratan teknis
Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis
yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang
dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang berasal dari
luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Bila persyaratan
teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan membahayakan orang yang
berada di dalam bangunan dan juga bisa merusak bangunan itu sendiri. Jadi
dalam perencanaan harus berpedoman pada peraturan- peraturan yang
berlaku dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ada.
2. Harus memenuhi persyaratan ekonomis
Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus
diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan
membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan kerugian
bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai dengan adanya
penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-bahan bangunan
yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan tenaga kerja yang
profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu pekerjaan secara tepat
diharapkan

bisa

menghasilkan

bangunan

menimbulkan pemborosan.

yang

berkualitas

tanpa

3. Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional


Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut
akan mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan.
4. Harus memenuhi persyaratan estetika
Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus
direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun
persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan teknis
yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah dan menarik. Jadi
dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan pula segi artistik
bangunan tersebut.
5. Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan
Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan
karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan
bangunan baik dalam jangka pendek (waktu selama proses pembangunan)
maupun

jangka

panjang

(pasca

pembangunan).

Persyaratan

aspek

lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap dampak


lingkungan di sekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan dengan
terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal mungkin
dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan berdirinya Gedung
Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini.

6. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran


Untuk

memudahkan

dalam

mendapatkan

bahan-bahan

yang

dibutuhkan maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan


di pasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang
direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim di pasaran
sehingga mudah didapat.
Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan juga
adanya azas-azas perencanaan yaitu antara lain:
1. Pengendalian biaya
Pengendalian biaya dalam suatu pekerjaan konstruksi dimaksudkan
untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan sehingga sesuai
dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah
ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil mungkin
tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini erat
kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis.
a. Pengendalian mutu
Pengendalian

mutu

dimaksudkan

agar

pekerjaan

yang

dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam


RKS. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai dari pengawasan
pengukuran lahan, pengujian tanah di lapangan menggunakan alat
sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan
yang digunakan dalam pembangunan sudah dikendalikan oleh pabrik
pembuatnya. Selain itu juga diperlukan pengawasan pada saat

bangunan tersebut sudah mulai digunakan, apakah telah sesuai


dengan yang diharapkan atau belum.
b. Pengendalian waktu
Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek
bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan time
schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam perencanaan
pekerjaan harus dilakukan penjadwalan pekerjaan dengan teliti agar
tidak terjadi keterlambatan waktu penyelesaian proyek.
2. Pengendalian tenaga kerja
Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan
hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian dilakukan oleh
Pengawas (mandor) secara terus menerus maupun berkala. Dari
pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan keterlambatan
pekerjaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja maupun menurunnya
efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus
dikendalikan untuk menghindari terjadinya penumpukan pekerjaan yang
menyebabkan

tidak

efisiensinya

pekerjaan

tersebut

serta

dapat

menyebabkan terjadinya pemborosan materil dan biaya.


2.3

Dasar dasar Perencanaan


Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang
berlaku di Indonesia, antara lain:
1. Plat Lantai
Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03 dan
Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang

10

perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan


syarat syarat tumpuan.
Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan
Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
UNNES ini tebal plat lantai adalah 12 cm.
2. Balok
Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-1991-03
yaitu:
a. Syarat - syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah:
1) Tumpuan jepit penuh
2) Tumpuan jepit sebagian
b. Ukuran balok
Dalam pra desain, tinggi balok menurut SK SNI T-15-1991-03
merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan.
Adapun balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan
Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini adalah sebagai
berikut :

Tabel 1. Dimensi balok

11

No

Balok

Dimensi balok (cm)

A1=T=A2

20 x 35

VT1=T1=VT2

20 x 50

P3=P4

30 x 60

AP2=P2

30 x 80

AP1=P1

30 x 60

C1

40 x 40

CP

40 x 100

SLOOF

20 x 50

3. Kolom
Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi
beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan () =
0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium
Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia UNNES ini, kolom yang digunakan berukuran :

Tabel 2. Dimensi kolom

12

No

Kolom

Dimensi kolom (cm)

Kolom type K1

60 x 40

Kolom type K2

50 x 40

Kolom type K3

40 x 40

Kolom type K4

60 x 60

Kolom type K5

20 x 20

Kolom type K6

30 x 30

4. Pondasi
Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi foot plat
dan pondasi Sumuran

A.

2.4

Metode Perhitungan
Dalam

perencanaan

pembangunan

Gedung

Kuliah

dan

Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia UNNES ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan
Program Analsis Struktur SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil,
UNNES )

Perhitungan ini digunakan untuk memudahkan menghitung

tulangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan struktur ini


adalah :
1.

Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat
dianggap sebagai beban merata.

2.

Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban
hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat.

13

Sebelum melakukan perhitungan mekanika, terlebih dahulu harus


menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain:
1.

Beban Gempa Statik


Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu
sendiri.

2.

Beban Mati
Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di
atasnya.

3.

Beban Hidup
Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung (PPIUG) 1987 untuk bangunan gedung.

2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana


Pembebanan

rencana

diperhitungkan

berdasarkan

Pedoman

Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan


diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada
gambar rencana.
Besarnya muatanmuatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Massa jenis beton bertulang

: 2400 kg/m 3

2. Berat plafon dan penggantung (gpf)

3. Tembok batu bata (1/2) batu

: 250 kg/m 2

14

18 kg/m 2

4. Beban hidup untuk tangga

: 300 kg/m

5. Beban hidup untuk gedung fasilitas umum : 250 kg/m 2


6. Adukan dari semen, per cm tebal

21 kg/m2

7. Penutup lantai, per cm tebal

24 kg/m2

Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang berlaku


di Kota Semarang. Kombinasi pembebanan digunakan dengan beberapa
alternatif, yaitu:
1. Comb 1 = 1,4 DL
2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 LL
3. Comb 3 = 1,2 DL + 1 LL + 1,6 W
4. Comb 4 = 1,2 DL + 1 LL 1,6 W
5. Comb 5 = 1,2 DL + 1 LL + 1 Q
6. Comb 6 = 1,2 DL + 1 LL - 1 Q
Combo (comb)

= beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan


dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam
yang berhubungan dengannya.

DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang
berhubungan dengan beban mati.
LL (live load)

= beban hidup atau momen dan gaya dalam yang


berhubungan dengan beban hidup.

Q (quake)

= beban gempa atau momen dan gaya-gaya yang


berhubungan dengan beban gempa.

15

B.

2.6

Dasar Perhitungan
Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda

Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini digunakan standar perhitungan yang


didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia antara lain:
1.

Pedoman Beton 1989.

2.

Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK


SNI T-15-1991-03.

3.

Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.

4.

Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung


1987.

5.

Data perhitungan Program Analsis Struktur SAP 2000V7.40 ( di Lab.


Komputer Teknik Sipil, UNNES )

16

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

BAB III
PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

3.1 PERENCANAAN ATAP


1. Data-data
Perencanaan beban atap didasarkan pada Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung 1983.
Data-datanya antara lain :

Bentuk kuda-kuda

: Joglo

Bentang kuda-kuda (L)

: 15 m

Jarak antar kuda-kuda ( l )

: 3,60 m

Kemiringan atap bagian atas

( 1 )

: 60

Bagian bawah ( 2 )

: 30

Penutup atap

: genteng (50 kg/m)

Sambungan konstruksi

: baut (BJ 37)

Mutu baja profil siku

: BJH 37

Tegangan dasar baja (d)

: 1600 kg/cm

Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai

: Kelas kuat II

Koefisien angin gunung

: 25 kg/m

Tegangan lentur kayu ( lt )

: 100 kg/cm

Modulus Lentur Kayu (E)

: 100000 kg/ cm

2. Perencanaan reng
1. Perencanaan reng pada bagian atas sudut = 60
a. Pembebanan Reng
Berat genting (gt)

= 50 kg/m
17

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Jarak reng (Jr)

= 0,25 m

Jarak usuk (Ju)

= 0,5 m

Beban pada reng (qr)


Berat genting . Jarak reng = gt . Jr
= 50 . 0,25
b. Momen yang terjadi
1. Momen yang terjadi pada sudut 60
Mx

= 1/8 . qr . cos 60 . (Ju)


= 1/8 . 12,5 . 0,50 . (0,5)
= 0,195 kg m

My

= 1/8 . qr . sin 60 (Ju)


= 1/8 . 12,5 . 0,866. (0,5)
= 0,338 kg m

c. Dimensi Reng
2
Dimensi reng dimisalkan b = . h
3

Wx

= 1/6 . b . (h)2
2
= 1/6 . h . h2
3
1
= h3 cm3
9

Wy

= 1/6 . b2 . h
2

2
= 1/6 . h . h
3
2
= h3 cm3
27

18

= 12,5 kg/m

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

ltr

Mx My
+
Wx Wy

My
Mx
+
1 3 2 3
h
h
9
27

100 kg/cm2 =

19,5 + 33,8
5 3
h
27

100 kg/cm2 =

287,82
h3

h3

287,82
100

h3

= 2,878

= 1,42 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :

2
h
3

2
. 3 cm
3

= 2 cm

2,878

Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm


d. Kontrol Lendutan
fijin

1
. Ju
200

1
. 50
200

= 0,25 cm
Ix

1
. b . (h)3
12

19

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

1
. 2 . (3)3
12

= 4,5 cm4
Iy

1
. b3 . h
12

1
. (2)3 . 3
12

= 2 cm4
fx

5.qr. cos .Ju 4


384.E.Ix

5.12,5. cos 60.(50) 4


384.10 7 .4,5

= 0,011 cm
fy

5.qr. sin .Ju 4


384.E.Iy

5.12,5. sin 60.(50) 4


384.10 7 .2

= 0,019 cm
f maks

( fx ) 2 + ( fy ) 2

(0,011) 2 + (0,019) 2

= 0,022 cm 0,25 cm (f ijin)

Ok!

e. Kontrol Tegangan
ytb

Mx My
+
Wx Wy

19,5
33,8
+
2
1 / 6.3.( 2)
1 / 6.2.(3) 3

= 21,017 kg/cm2 100 kg/cm2 (ltr)

20

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai


2. Perencanaan reng pada bagian bawah sudut = 30
a. Pembebanan Reng
Berat genting (gt)

= 50 kg/m

Jarak reng (Jr)

= 0,25 m

Jarak usuk (Ju)

= 0,5 m

Beban pada reng (qr)


Berat genting . Jarak reng = gt . Jr
= 50 . 0,25
b. Momen yang terjadi
1. Momen yang terjadi pada sudut 30
Mx

= 1/8 . qr . cos 30 . (Ju)


= 1/8 . 12,5 . 0,866 . (0,5)
= 0,338 kg m

My

= 1/8 . qr . sin 30 (Ju)


= 1/8 . 12,5 . 0,5. (0,5)
= 0,195 kg m

c. Dimensi Reng
2
Dimensi reng dimisalkan b = . h
3

Wx

= 1/6 . b . (h)2
2
= 1/6 . h . h2
3
1
= h3 cm3
9

Wy

= 1/6 . b2 . h

21

= 12,5 kg/m

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
2

2
= 1/6 . h . h
3
2
= h3 cm3
27

ltr

Mx My
+
Wx Wy

My
Mx
+
1 3 2 3
h
h
9
27

100 kg/cm2 =

19,5 + 33,8
5 3
h
27

100 kg/cm2 =

287,82
h3

h3

287,82
100

h3

= 2,878

= 1,42 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :

2
h
3

2
. 3 cm
3

= 2 cm

2,878

Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm Jadi dipakai reng


dengan dimensi 2/3 cm
d. Kontrol Lendutan
fijin

1
. Ju
200

22

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

1
. 50
200

= 0,25 cm
Ix

1
. b . (h)3
12

1
. 2 . (3)3
12

= 4,5 cm4
Iy

1
. b3 . h
12

1
. (2)3 . 3
12

= 2 cm4
fx

5.qr. cos .Ju 4


=
384.E.Ix
=

5.12,5. cos 30.(50) 4


384.10 7 .4,5

= 0,0159 cm
fy

5.qr. sin .Ju 4


384.E.Iy

5.12,5. sin 30.(50) 4


384.10 7 .2

= 0,0159 cm
f maks

( fx ) 2 + ( fy ) 2

(0,0159) 2 + (0,0159) 2

= 0,022 cm 0,25 cm (f ijin)

23

Ok!

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

e. Kontrol Tegangan
ytb

Mx My
+
Wx Wy

33,8
19,5
+
2
1 / 6.3.( 2)
1 / 6.2.(3) 3

= 21,017 kg/cm2 100 kg/cm2 (ltr)


Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai
3. Perencanaan usuk
a. Perencanaan usuk pada bagian bawah sudut = 30
1. Pembebanan Usuk

Berat genting (gt)

= 50 kg/m3

Jarak gording (Jgd)

= 1,5 m

Jarak usuk (Ju)

= 0,5 m

Beban pada usuk (qu)


Beban genting, reng dan usuk

= ggt . Ju
qu

qx = qu . cos 30
= 25 . cos 30
= 21.651kg/m
qy = qu . sin 30
= 25 . sin 30
= 12.5 kg/m
Momen yang terjad
Mx = 1/8 . qu . cos . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . cos 30 . (1, 5)2

24

= 50 . 0,5
= 25 kg/m

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

= 6,089 kgm
My = 1/8 . qu . sin . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . sin 30 . (1, 5)2
= 3,516 kgm
2. Karena Berat Pekerja

Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN


Px = 100 . cos
= 100 . cos 30
= 86.603 kg
Py = 100 . sin
= 100 .sin 30
= 50 kg
Mx

= 1/4 . P . cos . Jgd


= 1/4 . 100 . cos 30. 1,5
= 32,476 kg m

My

= 1/4 . P . sin . Jgd


= 1/4 . 100 . sin 30. 1,5
= 18.75 kg m

25

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

3. Karena Beban Angin

W diambil 25 kg/m2
Angin tekan = 0.02 x x (-0.4) dimana = 300
= 0.02 x 30 x (-0.4)x 25 x 0.5
= 2,5 kg/m
Momen yang timbul
Mx = 1 .Wx.( jgd ) 2
8
= 1 2.5 x1.5 2
8
= 0.703 kgm
Angin hisap
Koefisien angin hisab = -0.4
Tekanan angin hisab pada usuk :
Wx = -0.4 x 25 x 0.5
= -5 kg/m
Momen yang timbul
Mx = 1 .W .( jgd ) 2
8
= 1 x5 x1.5 2
8
= 1.406 kgm

26

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Kombinasi Pembebanan
M

B. Mati

B. Hidup

A. Tekan

A. Hisab

P. Tetap

P. Sementara

(a)

(b)

(c)

(d)

( a + b)

(a+b)+c

Mx

6,089

32,476

0.703

1.406

38,565

39,268

My

3,516

18.75

22,266

22,266

4. Dimensi usuk

Dimensi usuk dimisalkan b =

Wx =

1 2
bh
6

1 3
h
9

Wy =

2
h
3

1 2
hb
6

2 3
h
27

ltr =

100 =

Mx My
+
Wx Wy

3926,8 2226,6
+
1 3
2 3
h
h
9
27

h3 = 654,003
h = 8,68 dibulatkan = 10 cm
b=

2
h
3

b = 5,787 dibulatkan = 6 cm
Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm
27

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

5. Kontrol Lendutan

Fijin

1
. Jgd
200

1
. 150
200

= 0,75 cm
Ix

1
. b . (h)3
12

1
. 6 . (10) 3
12

= 500 cm4
Iy

1
. h . (b)3
12

1
. 10 . (6) 3
12

= 180 cm4
fx

qx. cos ..Jg 4


px. cos .Jg 3
5
1
.
+
.
384
E.Ix
48
E.Ix

5 0.25. cos 30.(150) 4 1 100. cos 30.(150) 3


.
+ .
384
48
10 5.500
10 5.500

= 0,151 cm
fy

qx. sin ..Jg 4


px. sin .Jg 3
5
1
.
+
.
E.Iy
E.Iy
384
48

5 0.25. sin 30.(150) 4 1 100. sin 30.(150) 3


.
+ .
384
48
10 5.180
10 5.180

= 0,241 cm
f max =
=

( fx) 2 + ( fy ) 2
(0,151) 2 + (0,241) 2

28

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

= 0,285 cm 0,75 cm OK!


6. Kontrol tegangan

ytb =
=

Mx
My
+
2
1 / 6bh 1 / 6hb 2
3926,8
2226,6
+
2
1 / 6.6.10
1 / 6.10.6 2

= 76,378 kg/cm
= 76,378 kg/cm2 100 kg/cm2 ( = ltr) OK!
Jadi, usuk kayu dengan dimensi 6/10 cm aman dipakai
b. Perencanaan usuk pada bagian bawah sudut = 60
1 Pembebanan Usuk

Berat genting (gt)

= 50 kg/m2

Jarak gording (Jgd)

= 1,5 m

Jarak usuk (Ju)

= 0,5 m

Beban pada usuk (qu)


Beban genting, reng dan usuk

= ggt . Ju

= 50 . 0,5

qu

= 25 kgm

qx = qu . cos 60
= 25 . cos 60
= 12,5 kg/m
qy = qu . sin 60
= 25 . sin 60
= 21,651 kg/m
Momen yang terjad
Mx = 1/8 . qu . cos . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . cos 60. (1, 5)2

29

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

= 3,516 kgm
My = 1/8 . qu . sin . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . sin 60. (1, 5)2
= 6,089 kgm
2. Karena Berat Pekerja

Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN


Px = 100 . cos
= 100 . cos 60
= 50 kg
Py = 100 . sin
= 100 .sin 60
= 86.603 kg
Mx

= 1/4 . P . cos . Jgd


= 1/4 . 100 . cos 60. 1,5
= 18.75 kg m

My

= 1/4 . P . sin . Jgd


= 1/4 . 100 . sin 60. 1,5
= 32,476 kg m

30

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

3. Karena Beban Angin

W diambil 25 kN/m2
Angin tekan = 0.02 x x (-0.4) dimana = 60
= 0.02 x 60 x (-0.4)x 25 x 0.5
= 10 kg/m
Momen yang timbul
Mx = 1 .Wx.( jgd ) 2
8
= 1 x10 x1.5 2
8
= 2.813 kgm
Angin hisap
Koefisien angin hisab = -0.4
Tekanan angin hisab pada usuk :
Wx = -0.4 x 25 x 0.5
= -5 kN/m
Momen yang timbul
Mx = 1 .W .( jgd ) 2
8
= 1 x5 x1.5 2
8
= 1.406 kgm

31

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Kombinasi Pembebanan
M

B. Mati

B. Hidup

A. Tekan

A. Hisab

P. Tetap

P. Sementara

(a)

(b)

(c)

(d)

( a + b)

(a+b)+c

Mx

3.516

18.75

2.813

1.406

22.266

25.079

My

6.089

32.476

38.565

38.565

4. Dimensi usuk

Dimensi usuk dimisalkan b =

Wx =

1 2
bh
6

1 3
h
9

Wy =

2
h
3

1 2
hb
6

2 3
h
27

ltr =

100 =

Mx My
+
Wx Wy

2507.9 3856.5
+
1 3
2 3
h
h
9
27

h3 = 746.339
h = 9.071 dibulatkan = 10cm
b=

2
h
3

b = 6.047 dibulatkan = 6 cm
Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm
32

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

5. Kontrol Lendutan

Fijin

1
. Jgd
200

1
. 1,5
200

= 0,75 cm
Ix

1
. b . (h)3
12

1
. 6 . (10) 3
12

= 500 cm4
Iy

1
. h . (b)3
12

1
. 10 . (6) 3
12

= 180 cm4
fx

qx. cos ..Jg 4


px. cos .Jg 3
5
1
.
+
.
384
E.Ix
48
E.Ix

5 0.25. cos 60.(150) 4 1 100. cos 60.(150) 3


.
+ .
384
48
10 5.500
10 5.500

= 0.086
fy

qx sin ..Jg 4
px. sin .Jg 3
5
1
.
+
.
E.Iy
E.Iy
384
48

5 0.25. sin 60.(150) 4 1 100. sin 60.(150) 3


.
+ .
384
48
10 5.180
10 5.180

= 0,417
f max =
=

( fx) 2 + ( fy ) 2
(0,086) 2 + (0,0417 ) 2

33

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

= 0,426 cm 0,75 cm OK!


6. Kontrol tegangan

ytb =
=

Mx
My
+
2
1 / 6bh 1 / 6hb 2
2507.9
3856.5
+
2
1 / 6.6.10
1 / 6.10.6 2

= 89.354 kg/cm
= 89.354 kg/cm2 100 kg/cm2 ( = ltr) OK!
Jadi, usuk kayu dengan dimensi 5/7 cm aman dipakai
Gambar 1. Rangka Kuda - Kuda

b6
b7

v13
d12

d11

b5

v12

b14

b15

b8

v14

b13

b16
d5

b4

v6

d6

b9
v7

v5
d7

d4

v8

v4
b3

b10
d8

d3

v9
a6

v3

v1

a7

b11

d9

a8

a4

v2
d1
b1

a5

d2

b2

v10

a9

d10
a10

a3

v11

b12

a11

a2

a1

a12

34

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

4. Mencari Panjang Batang

Tabel 3. Gaya-gaya pada Kuda-kuda

No Batang

Panjang Batang (cm)

No Batang

Panjang Batang (cm)

a1 = a12

140

d1 = d10

180

a2 = a11

140

d2 = d9

210

a3 = a10

140

d3 = d8

254

a4 = a9

150

d4 = d7

249

a5 = a8

104

d5 = d6

277

a6 = a7

104

d11 = d12

306

b1= b12

156

v1 = v11

62

b2 = b11

156

v2 = v10

98

b3 = b10

156

v3 = v9

134

b4 = b9

167

v4 = v8

170

b5 = b8

200

v5 = v7

196

b6 = b7

200

v6

231

b13 = b16

119

v12 = v14

98

b14 = b15

115

v13

231

5. Perencanaan Gording

Jarak gording

= 1.5 m

Jarak kuda-kuda = 3.6 m

a. Pembebanan
Beban mati
- berat sendiri gording (taksiran)

= 3.6 x 1.5

= 5.4 kg/m

- berat sendiri genteng

= 50 x 1.5

= 75

kg/m

- berat penggantung + plafond

= 18 x 1.5

= 27

kg/m

- berat lain-lain 10 %

= 10 % x 107.4
q

35

= 107.4

kg/m

= 10.74

kg/m

= 118.14

kg/m

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Momen akibat beban mati


qx

= q x cos 30

Iy
Ix

= 118.14 x 0.866
= 102.312 kg/m
qy

= q x sin 30
= 118.14 x 0.5
= 59.07 kg/m

Mx

= 1/8 x 102.312 x 3.62


= 165.745 kgm

My

= 1/8 x 59.07 x 3.62

Beban Hidup ( P = 100 kg )


Py

Iy
Ix

= P x sin 30
= 100 x 0.5
= 50 kg

Px

= P x cos 30
= 100 x 0.866
= 86.6 kg

My

= x Py x l
= x 50 x 3.6
= 45 kgm

36

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Mx

= x Px x l
= x 86.6 x 3.6
= 77.94 kgm

Beban angin
Koefisien angin tekan = 0.02 x 30 (-0.4) = 0.2
w = 0.2 x 1.5 x 25

= 7.5 kg/m

M = 1/8 x 7.5 x 3.62 = 12.15 kgm


Koefisien angin hisap = -0.4
w = -0.4 x 1.5 x 25

= -15 kg/m

M = 1/8 x (-15) x 3.62 = -24.3 kgm


Momen kombinasi
a. Beban mati + beban hidup
Mx = 165.745 + 77.94 = 243.69 kgm
My = 95.693 + 45

= 140.69 kgm

b. Beban mati + beban hidup + beban angin


Mx = 165.745 + 77.94 + 12.15 = 255.84 kgm
My = 95.693 + 45

= 140.69 kgm

b. Pendimensian Gording
Direncanakan memakai profil C tipis, atap yang didunakan adalah atap
genteng jadi merupakan struktur yang tegar sehingga diambil momen arah
x yang terbesar Mx = 255.84 kgm
Wx =

Mx

25584 kgcm
= 15.99cm 3
2
1600 kg / cm

37

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Dicoba profil C 150x50x20x4.5 dari tabel Profil Baja didapatkan :


Wx

= 49.0 cm3

Wy

= 10.5 cm3

Ix

= 368 cm4

Iy

= 35.7 cm4

Y
50
20
150

Weight = 9.20 kg/m

X
4.5

Kontrol tegangan
ytsb

= Mx/Wx
= 25584/49.0 cm3
= 522.12 kg/cm2 < = 1600 kg/cm2

Kontrol lendutan
f ijin

= l / 250 x 1

= 360 / 250

= 1.44 cm

fx

5 xqxxl 4
Pxxl 3
+
384 xExlx 48 xExlx

5 x1.02312 x360 4
86.6 x360 3
+
384 x 2.1x10 6 x368 48 x 2.1x10 6 x368

= 0.29 + 0.11 = 0.4 cm


fy

5 xqyx(l / 2) 4 Pyx(l / 2) 3
+
=
384 xExIy
48 xExIy
=

5 x0.5907 x(360 / 2) 4
50 x(360 / 2) 3
+
384 x 2.1x10 6 x35.7 48 x 2.1x10 6 x35.7

= 0.11 + 0.08 = 0.19 cm


f

fx 2 + fy 2

= ( 0 .4 ) 2 +

(0.19) 2

= 0.44 cm < 1.44 cmoke!


6. Menghitung Pembebanan Kuda-kuda

38

20

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Analisa pembebanan atap pada titik letak gording sebagai analisa data
input pada perhitungan dengan SAP 2000.
A. Analisa Pembebanan
Berat gording (dari profil)

= 9.20 kg/m

Berat atap = 1.5 m x 40 kg/m2

= 60

kg/m

Berat plafond + penggantung = 18 kg/m2 x 1.11 m = 19.98 kg/m +


q = 89.18 kg/m
Trekstang = 10% x 89.18 kg/m

= 8.918 kg/m +
qt = 98.1

Beban atap terpusat/beban tiap titik pada gording


PDL = qt x l
= 98.1 kg/m x 3.6 m
= 353.15 kg = 3.5315 KN
B. Analisa Beban Angin
Angin tekan pada gording
= 0.02 0.4 x 25 kg/m2x 1.5 m x 3.6 m
= 27 kg = 0.27 KN
Angin hisap pada gording
= -0.4 x 25 kg/m2 x 1.5 m x 3.6 m
= 54 kg = 0.54 KN
Beban hidup 100 kg
PLL = 100 kg/10 = 10 kg = 0.1 KN
7. Pendimensian Batang

a. Perencanan Batang Horisontal (Batang Tarik )

39

kg/m

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Batang a 1 s/d a 12
Diketahui : P maksimum (Pk)

: 125.48 KN = 12791.43 Kg (dari


hasil perhitungan dengan SAP
2000)

Panjang maksimum (Lk)

: 1,5 m = 150 cm

Tegangan dasar ()

: 1600 kg/cm2

Tegangan lentur (lt)

: 2400 kg/cm2

Tebal plat buhul ()

: 1 cm

Menentukan tegangan tarik karena lubang :


tr = 0,75 x
= 0,75 x 1600
= 1200 kg/cm2
Menghitung luas profil yang diperlukan :
A netto 2 profil =

P
12791.43kg
=
= 10.66cm 2
tr 1200kg / cm 2

A bruto 2 profil =

Anetto2 profil 10.66cm 2


=
= 12.54cm 2
0,85
0,85

Abruto2 profil 12.54cm 2


=
= 6.27cm 2
A bruto 1 profil =
2
2
Dipakai profil siku sama kaki JL 80.80.8
Dari tabel profil diperoleh :
A

= 12,3 cm2

= 2,2 cm

Ix = Iy = 72,3 cm4
A profil = 2 x 12,3 cm2 = 24,6 cm2

40

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) :


a=2e+
= (2 x 2,2 cm) + 1 cm = 5,4 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu y-y :
Iy gabungan = 2 {Iy + A (0,5 x a) 2 }
= 2 {72,3 cm4 + 12,3 (0,5 x 5,4) 2 }
= 323,93 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu y-y :
iy gabungan =

Iygabungan
2A
323,93
2 x12,3

= 3,63 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu x-x :
Ix gabungan = 2 x Ix
= 2 x 72,3
= 144,6 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu x-x :
ix gabungan =

Ixgabungan
2A
144,6
2 x12,3

= 2,42 cm
x

Lk
150
=
= 61.98 < 240 ( oke )
ixgabungan 2,42

41

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Digunakan i min =2,42 cm


Kontrol tegangan :

ytb =

P
Aprofil

ytb =

12791.43
24,6

= 519.98 kg/cm2 < tr = 1200 kg/cm2 ( oke )

b. Perencanan Batang Vertikal (Batang Tarik )


Batang v 1 s/d v 14
Diketahui : P maksimum (Pk)

: 38.09 KN = 3882.89 Kg (dari hasil


perhitungan dengan SAP 2000)

Panjang maksimum (Lk)

: 2.31 m = 231 cm

Tegangan dasar ()

: 1600 kg/cm2

Tegangan lentur (lt)

: 2400 kg/cm2

Tebal plat buhul ()

: 1 cm

Menentukan tegangan tarik karena lubang :


tr = 0,75 x
= 0,75 x 1600
= 1200 kg/cm2
Menghitung luas profil yang diperlukan :
A netto 2 profil =

P
3882.89kg
=
= 3.24cm 2
tr 1200 kg / cm 2

A bruto 2 profil =

Anetto2 profil 3.24cm 2


=
= 3,81cm 2
0,85
0,85

42

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

A bruto 1 profil =

Abruto2 profil 3,81cm 2


=
= 1,9cm 2
2
2

Dipakai profil siku sama kaki JL 70.70.7


Dari tabel profil diperoleh :
A

= 9,40 cm2

= 1,97 cm

Ix = Iy = 42,4 cm4
A profil = 2 x 9,40 cm2 = 18,80 cm2
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) :
a=2e+
= (2 x 1,97 cm) + 1 cm = 4,94 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu y-y :
Iy gabungan = 2 {Iy + A (0,5 x a) 2 }
= 2 {42,4 cm4 + 9,40 (0,5 x 4,94) 2 }
= 199,50 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu y-y :
iy gabungan =

Iygabungan
2A
199,50
2 x9,40

= 3,26 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu x-x :
Ix gabungan = 2 x Ix
= 2 x 42,4
= 84,8 cm4

43

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Jari-jari kelembaman terhadap sumbu x-x :


ix gabungan =

Ixgabungan
2A
84,8
2 x9,40

= 2,12 cm
x

Lk
231
=
= 108,96 < 240 ( oke )
ixgabungan 2,12

Digunakan i min =2,12 cm


Kontrol tegangan :

ytb =

P
Aprofil

ytb =

3882.89
18,80

= 206,54 kg/cm2 < tr = 1200 kg/cm2 ( oke )


c. Perencanan Batang Miring ( Batang Tekan )
Batang b 1 s/d b 16
Diketahui : P maksimum (Pk)

: 143,01 KN = 14578,44 Kg (dari


hasil perhitungan dengan SAP
2000)

Panjang maksimum (Lk)

: 2 m = 200 cm

Tegangan dasar ()

: 1600 kg/cm2

Tegangan lentur (lt)

: 2400 kg/cm2

Tebal plat buhul ()

: 1 cm

Penentuan dimensi :

44

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

n.Pk .Lk 2 3,5 x14578,44 x(200) 2


=
= 98,57cm 4
(3,14) 2 x 2,1x10 6
2 .E

Imin (perlu) =

n : faktor keamanan ditentukan = 3,5


E : Modulus elastisitas
Dipakai profil siku samakaki JL 90.90.9
Dari Tabel Profil Diperoleh :
A

= 15,50

= 2,54 cm

Ix=Iy = 116
ix=iy = 2,74 cm

200cm
Lk
= 72,99 = 0,528
=
i min 2,74cm

tk = x = 1600 x 0,528 = 844,92 kg/cm2


Ix profil

= 2.Ix = 2 x 116 = 232

A profil

= 2.A = 2 x 15,50 = 31

ix gabungan

2.Ix
2 x116
=
= 7,48 cm
2. A
2 x15,5

Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun ( a ) :


a = 2.e +
= (2 x 2,54) + 1 = 6,08 cm
Iy gab = 2{ Iy + A (0,5 x a) 2 }
= 2 {116 + 15,5 (0,5 x 6,08) 2 }
= 518,49
iy gab =

Iygab
2A

45

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

518,49
2 x15,5

= 4,09 cm
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan x-x :
x =

Lk
ix

200
2,74

= 72,99
g =

E
0,7.2400

= 3,14

2,1x10 6
0,7 x 2400

= 111,02
s =

x
g

72,99
= 0,66
111,02

Karena 0,183 < s < 1 maka :

1,41
1,593 s
1,41
= 1,51
1,593 0,66

Kontrol tegangan

ytb =

P
A

46

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

= 1,51

14578.44
= 710,11kg / cm 2 < tk = 844,92kg / cm 2 (OK )
31

Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan y-y :


y =

Lk
iygab
200
4,09

= 48,9
g =

E
0,7.2400

2,1x10 6
= 3,14
0,7 x 2400
= 111,02
s =

y
g

48,9
= 0,44
111,02

Karena 0,183 < s < 1 maka :

1,41
1,593 s
1,41
= 1,22
1,593 0,44

Kontrol tegangan

ytb =

P
A

= 1,22

14578.89
= 564.34kg / cm 2 < tk = 844,92kg / cm 2 (OK )
31

d. Perencanan Batang Diagonal ( Batang Tekan )


47

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Batang d 1 s/d d 12
Diketahui : P maksimum (Pk)

: 31.13 KN = 3173,39 Kg (dari hasil


perhitungan dengan SAP 2000)

Panjang maksimum (Lk)

: 3.06 m = 306 cm

Tegangan dasar ()

: 1600 kg/cm2

Tegangan lentur (lt)

: 2400 kg/cm2

Tebal plat buhul ()

: 1 cm

Penentuan dimensi :
Imin (perlu) =

n.Pk .Lk 2 3,5 x3173,39 x(306) 2


=
= 50,23cm 4
2
2
6
(3,14) x 2,1x10
.E

n : faktor keamanan ditentukan = 3,5


E : Modulus elastisitas
Dipakai profil siku samakaki JL 70.70.7
Dari Tabel Profil Diperoleh :
A

= 9,4

= 1,97 cm

Ix=Iy = 42,4
ix=iy = 2,12 cm

306cm
Lk
= 144,34 = 0,114
=
i min 2,12cm

tk = x = 1600 x 0,114 =182,34


Ix profil

= 2.Ix = 2 x 42,4 = 84,8

A profil

= 2.A = 2 x 9,4 = 18,8

ix gabungan

2.Ix
2 x 42,4
=
= 4,51 cm
2. A
2 x9,4

48

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun ( a ) :


a = 2.e +
= (2 x 1,97) + 1 = 4,94 cm
Iy gab = 2{ Iy + A (0,5 x a) 2 }
= 2 {42,4 + 9,4 (0,5 x 4,94) 2 }
= 199,5
iy gab =

Iygab
2A

199,5
2 x9,4

= 3,26 cm
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan x-x :
x =

Lk
ix

306
2,12

= 144,34
g =

E
0,7.2400

= 3,14

2,1x10 6
0,7 x 2400

= 111,02
s =

x
g

144.34
= 1,3
111,02

49

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Karena s > 1 maka :

= 2,381x(s) 2
= 4,02
Kontrol tegangan
P
A

ytb =

= 4,02

3173,39
= 678,57kg / cm 2 < tk = 928kg / cm 2 (OK )
18,8

Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan y-y :


y =

Lk
iygab
306
3,26

= 93,87
g =

E
0,7.2400

= 3,14

2,1x10 6
0,7 x 2400

= 111,02
s =

y
g

93,87
= 0,85
111,02

Karena 0,183 < s < 1 maka :

1,41
1,593 s

50

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

1,41
= 1,89
1,593 0,85

Kontrol tegangan

ytb =

P
A

= 1,89

3173,39
= 318,39kg / cm 2 < tk = 928kg / cm 2 (OK )
18,8

8. Pehitungan Sambungan
a. Kekuatan satu baut

Diameter baut = 1.27 cm


Jenis sambungan

= irisan dua

Tebal profil JL 90.90.9 = 2 x 9 mm = 18 mm


Tebal profil JL 80.80.8 = 2 x 8 mm = 16 mm
Tebal profil JL 70.70.7 = 2 x 7 mm = 14 mm
Tegangan geser ijin ( ) = 0,6 x 1600 = 960 kg/cm2
Tegangan tumpuan ijin ( tp) = 1,5 x dsr
= 1,5 x 1600
= 2400 kg/cm2
Daya pikul satu baut terhadap geser :
N gs = 2 x / 4 x d2 x ijin
= 2 x 3.14 / 4 x (1.27 )2 x 960
= 2430,96 kg
Daya pikul satu baut terhadap tumpu :
N tp profil 90.90.9 = tf x d x tp
= 1.8 x 1.27 x 2400

51

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

= 4389.12 kg
N tp profil 80.80.8 = tf x d x tp
= 1.6 x 1.27 x 2400
= 3901.44 kg
N tp profil 70.70.7 = tf x d x tp
= 1.4 x 1.27 x 2400
= 3413.76 kg
Maka dapat ditentukan kekuatan 1 baut = 2430,96 kg karena Ngs <
Ntp.
b. Penempatan baut
2.5 d < s < 7 d

2.5 x 1.27 cm < s < 7 x 1.27 cm


3.175 cm < s < 8.89 cm

1.5 d < s 1 < 2 d

1.5 x 1.27 cm < s 1 < 2 x 1.27 cm


1.905 cm < s 1 < 2.54 cm

2.5 d < u < 7 d

2.5 x 1.27 cm < u < 7 x 1.27 cm


3.175 cm < u < 8.89 cm
c

Perhitungan jumlah baut


a. Titik buhul A

S 17 = 17557,03 kg

52

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

A
S 9 = 12791,43 kg

Batang S9
Besar gaya batang = 125.48 KN = 12791.43 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

12791,43
= 5,266baut
2430,96

Batang S17
Besar gaya batang = 142,8 KN = 14557,03 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

1
= 2 , 84 3 baut
2430 , 96

2. Titik buhul B
S39 = 692,17 kg

S38 = 445,48 kg

S3 = 12791,43 kg

S10 = 12445,86 kg

Batang S9
Besar gaya batang = 125,48 KN = 12791,43 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

12791,43
= 5,266baut
2430,96

53

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Batang S10
Besar gaya batang = 122,09 KN = 12445,86 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

12445,86
= 5,126baut
2430,96

Batang S38
Besar gaya batang = 4,37 KN = 445,48 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

445,48
= 0,18 2baut
2430,96

Batang S39
Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

692,17
= 0,28 2baut
2430,96

3. Titik buhul C

S19 = 1346,81 kg
S18 = 14578,44 kg

S40 = 781,88 kg

C
S39 = 692,17 kg

Batang S18
Besar gaya batang = 143,01 KN = 14578,44 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

54

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Jumlah baut =

14578,44
= 5,96baut
2430,96

Batang S19
Besar gaya batang = 136,81 KN = 13946,41 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

13946,41
= 5,746baut
2430,96

Batang S39
Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

692,17
= 0,28 2baut
2430,96

Batang S340
Besar gaya batang = 7,67KN = 781,88 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

781,88
= 0,32 2baut
2430,96
S59 = 1594,34 kg

4. Titik buhul D

S29 = 10027,84 kg
S20 = 12720,07 kg

S43 = 1999,04kg

S = 1587,21kg

Batang S20
Besar gaya batang = 124,78 KN = 12720,07 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
55

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Jumlah baut =

12720,07
= 5,236baut
2430,96

Batang S29
Besar gaya batang = 98,37 KN = 10027,84 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

10027,84
= 4,135baut
2430,96

Batang S43
Besar gaya batang = 19,61 KN = 1999,04 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

1999,04
= 0,82 2baut
2430,96

Batang S44
Besar gaya batang = 15,57KN = 1587,21 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

1587,21
= 0,65 2baut
2430,96

Batang S59
Besar gaya batang = 15,64 KN = 1594,34 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

1594,34
= 0,66 2baut
2430,96

56

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

5. Titik buhul E
S48 = 3882,9kg

S26 = 7551,72 kg

S27 = 7551,72 kg

Batang S26
Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

7551,72
= 3,11 4baut
2430,96

Batang S27
Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

7551,72
= 3,11 4baut
2430,96

Batang S48
Besar gaya batang = 38,09 KN = 3882,9 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

3882,9
= 1,6 2baut
2430,96

57

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

6. Titik buhul F
E
S30 = 8943,2 kg

S31 = 8943,2 kg

S47 = 2461,85 kg

S49 = 2461,85 kg
S48 = 3882,9 kg

Batang S30
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

8943,2
= 3,7 4baut
2430,96

Batang S31
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

8943,2
= 3,7 4baut
2430,96

Batang S47
Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

2461,85
= 1,01 2baut
2430,96

Batang S48
Besar gaya batang = 38,09 KN = 3882,9 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg

58

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Jumlah baut =

3882,9
= 1,6 2baut
2430,96

Batang S49
Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

2461,85
= 1,01 2baut
2430,96

7. Titik buhul G

S60 = 1469,98 kg
S62 = 1469,98 kg

S36 = 1097,89 kg

S34 = 1097,89 kg
S35 = 241,6 kg

Batang S34
Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

1097,89
= 0,45 2baut
2430,96

Batang S36
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

8943,2
= 3,7 4baut
2430,96

Batang S35
Besar gaya batang = 2,37 KN = 241,6 kg

59

PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG

Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg


Jumlah baut =

241,6
= 0,1 2baut
2430,96

Batang S34
Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

1097,89
= 0,45 2baut
2430,96

Batang S60
Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

1469,98
= 0,61 2baut
2430,96

Batang S62
Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =

1469,98
= 0,61 2baut
2430,96

60

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

BAB IV
PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

PERENCANAAN PLAT LANTAI


1. Data Teknis :
- Mutu beton (fc)

= 25 MPa

- Mutu baja

= 240 MPa

(fy)

- Beban beton bertulang (PPIUG, 1983)

= 2400 kg/m3

- Beban keramik (PMI, 1979)

= 24

kg/m2

- Beban spesi 2 cm (PMI, 1979)

= 21

kg/m2

- Beban rangka plafond (PMI, 1979)

=7

kg/m

- Beban plafond (eternit) diasumsikan dari berat


semen asbes dengan tebal 5mm (PMI, 1979) = 11 kg/m
- Beban hidup untuk lantai (PPIUG, 1983)
- q lantai

= 3 kN/m2

- Tebal spesi / adukan

= 2 cm

- Tebal keramik max

= 1 cm

= 0,11 kN/m

= 250 kg/m = 2,5 kN/m

2. Tebal Plat :
Menurut buku-buku dasar perencanaan beton bertulang (CUR) table 10, tebal
plat untuk fy = 240 Mpa adalah 1/32 L.
Dipilih Ly/Lx terbesar
a. h min, arah x = 1/32 x 300

= 9.375 cm

b. h min, arah y = 1/32 x 360

= 11.250 cm

61

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Dipakai tebal plat 12 cm


3. Perhitungan Beban Plat :
Analisa Pembebanan Plat
Plat lantai
Beban Mati ( qD)
Berat sendiri plat = 0,12 m x 24 kN/m3

= 2,88

kN/m2

Berat keramik

= 1 x 0,24 kN/m2

= 0,24 kN/m2

Berat spesi

= 2 x 21 kN/m2

= 0,42 kN/m2

Berat plafond + penggantung

= 0,18

kN/m2
+

Total berat mati (qd) = 3,72

Beban Hidup (ql) = 2,5 kN/m2

Beban Berfaktor (qu)

kN/m2

= 1,2 qd + 1,6 ql
= 1,2 . 3,72 kN/m2 + 1,6 . 2,5 kN/m2
= 8,464 kN/m2

Plat tangga
Beban Mati ( qD)
Berat sendiri plat = 0,12 x 24 kN/m3

= 2,88 kN/m2

Berat keramik

= 1 x 0,24 kN/m2

= 0,24 kN/m2

Berat spesi

= 2 x 0,21 kN/m2

= 0,42 kN/m2 +

Total berat mati (qd) = 3,54 kN/m2

Beban Hidup (ql) = 3 kN/m2

Plat bordes
Beban Mati ( qD)

62

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Berat sendiri plat = 0,12 x 24 kN/m3

= 2,88 kN/m2

Berat keramik

= 1 x 0,24 kN/m2

= 0,24 kN/m2

Berat spesi

= 2 x 0,21 kN/m2

= 0,42 kN/m2 +

Total berat mati (qd) = 3,54 kN/m2

Beban Hidup (ql) = 3 kN/m2

4. Plat Lantai
Momen Rancang Plat
=

3600
= 1.2
3000

dipakai = 1.2
3000

cx+ = 34
cx- = 63
3600

cy+ = 25
cy- = 57

Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2


Mtx = -63 . 0,001 . 8,464. 3,02
Mtx = -4,799 kNm
Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2
Mlx = +34 . 0,001 . 8,464. 3,02
Mlx = 2,59 kNm
Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2
Mty = -57 . 0,001 . 8,464. 3,02
Mty = -4,342 kNm
63

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2


Mly = 25 . 0,001 . 8,464. 3,02
Mly = 1,904 kNm
Penulangan Plat

Tebal Plat = 120 mm

Selimut Beton = p = 20 mm

Direncanakan
Diameter tulangan utama arah x = 10 mm
Diameter tulangan utama arah y = 10 mm
Tinggi efektif
- Arah x = dx

= h p Dx/2
= 120 20 10/2
= 95 mm

- Arah y = dy

= h p Dx Dy/2
= 120 20 10 10/2
= 85 mm
Dy

dy

Dx

Penulangan tepi arah x

64

dx

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Mtx = 4,799kNm
k=

4799000
Mu
=
= 0,665
2
.b.d
0.8 x1000 x95 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10


maka = 0,0058
As tx1 = .b.d
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =

n=

Spasi =

Astx1
As
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78.5

b
1000mm
=
= 142,86 mm
n 1
7

Dipaka tulangan 10 150 mm


As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah x

Mlx = 2,59 kNm


k=

2590000
Mu
=
= 0,359
2
0,8 x1000 x95 2
.b.d

65

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

As lx1 = .b.d
= 0,0058 x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =

Aslx1
As

n=

Spasi =

551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5

b
1000mm
=
= 142,8 mm
n 1
7

Dipaka tulangan 10 150 mm


As lx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As lx1 = 551 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan tepi arah y

Ditinjau 1000 mm
Mty = 4,342 kNm
k=

4342000
Mu
=
= 0.751
2
.b.d
0.8 x1000 x85 2

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10


maka = 0,0058
As tx1 = .b.d
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2

66

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =

n=

Spasi =

Astx1
As
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78.5

b
1000mm
=
= 166,67 mm
6
n 1

Dipakai tulangan 10 150 mm


As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)

Penulangan lapangan arah y

Mly = 1,904 kNm


k=

1904000
Mu
=
= 0,189
2
0,8 x1000 x85 2
.b.d

As lx1 = .b.d
= 0,0058 x 1000 x 85 = 493 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2

67

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Jumlah tulangan n =

n=

Spasi =

Aslx1
As
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5

b
1000mm
=
= 166,67 mm
6
n 1

Dipakai tulangan 10 150 mm


As lx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As lx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)

3.1 PERENCANAAN TANGGA

Ketentuan Dan Dimensi Tangga


-

Skema tangga

2.30

4.60
2.30

68

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

B
o
r
d
e
s

1.50

1.80

1.80

3.60

Tinggi lokal ruangan

= 4.60 m

Ruangan tersedia

= 3.6 x 5.1 m

Tinggi dasar sampai bordes = 2.3 m

Anak tangga

Tinggi optride (t)

= 17 s/d 19

Diambil 18 cm

460
= 25,56 buah dibulatkan 26 buah
18

Jumlah anak tangga

Lebar antride a + 2 o = 0.60 s/d 0.66

(dipakai lebar antrede = 0.60)

a = 60 2 x 18

= 24 cm

Kemiringan tangga ()

= arc tg

2,3
3,6

= 32,57 0
-

Penulangan plat bordes

Momen Rancang Plat

69

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

3.6
= 2.4
1.5
1500

cx+ = 42,1
cx- = 72,4
3600

cy+ = 17,8
cy- = 54,9

Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2


Mtx = -72,4 . 0,001. 9,048 . 3,62
Mtx = -8,49 kNm
Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2
Mlx = +42,1 . 0,001 . 9,048 . 3,62
Mlx = 4,94 kNm
Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2
Mty = -54,9 . 0,001 . 9,048 . 3,62
Mty = -6,44 kNm
Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2
Mly = +17,8 . 0,001 . 9,048 . 3,62
Mly = 2,09 kNm
Penulangan Plat

Tebal Plat = 120 mm

Selimut Beton = p = 20 mm

Direncanakan

70

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Diameter tulangan utama arah x = 10 mm


Diameter tulangan utama arah y = 10 mm

Tinggi efektif
- Arah x = dx

= h p Dx/2
= 120 20 10/2
= 95 mm

- Arah y = dy

= h p Dx Dy/2
= 120 20 10 10/2
= 85 mm
Dy

dy

Dx

Penulangan tepi arah x

Mtx = 8,49 kNm


k=

8490000
Mu
=
= 1,18
2
0,8 x1000 x95 2
.b.d

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10


maka =0,0058
As tx1 = .b.d
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm

71

dx

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =

n=

Spasi =

Astx1
As
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5

1000mm
b
=
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n 1
7

Dipakai tulangan 10 150 mm


As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah x

Mlx = 4,94 kNm


k=

4940000
Mu
=
= 0,684
2
0,8 x1000 x95 2
.b.d

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10


maka =0,0058
As tx1 = .b.d
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2

72

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Jumlah tulangan n =

n=

Spasi =

Astx1
As
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5

1000mm
b
=
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n 1
7

Dipakai tulangan 10 150 mm


As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan tepi arah y

Mty = 6,44 kNm


k=

6440000
Mu
=
= 1,114
2
0,8 x1000 x85 2
.b.d

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10


maka =0,0058
As tx1 = .b.d
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =

n=

Astx1
As
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5
73

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Spasi =

b
1000mm
=
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n 1
6

Dipakai tulangan 10 150 mm


As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah y

Mly = 2,09 kNm


k=

2090000
Mu
=
= 0,362
2
0,8 x1000 x85 2
.b.d

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10


maka =0,0058
As tx1 = .b.d
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =

n=

Spasi =

Astx1
As
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5

b
1000mm
=
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n 1
6

Dipakai tulangan 10 150 mm

74

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)

Penulangan plat tangga

Momen Rancang Plat


=

4270
= 2.85
1500
1500

cx+ = 63,5
cx- = 83
4270

cy+ = 14
cy- = 50

Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2


Mtx = -83 . 0,001. 9,048 . 1,52
Mtx = -1,69 kNm
Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2
Mlx = +63,5 . 0,001 . 9,048 . 1,52
Mlx = 1,293 kNm
Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2
Mty = -50 . 0,001 . 9,048 . 1,52
Mty = -1,018 kNm
Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2

75

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Mly = +14 . 0,001 . 9,048 . 1,52


Mly = 0,285 kNm
Penulangan Plat

Tebal Plat = 120 mm

Selimut Beton = p = 20 mm

Direncanakan
Diameter tulangan utama arah x = 10 mm
Diameter tulangan utama arah y = 10 mm

Tinggi efektif
- Arah x = dx

= h p Dx/2
= 120 20 10/2
= 95 mm

- Arah y = dy

= h p Dx Dy/2
= 120 20 10 10/2
= 85 mm
Dy

dy

Dx

Penulangan tepi arah x

Mtx =1,69 kNm

76

dx

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

k=

1690000
Mu
=
= 0,234
2
0,8 x1000 x95 2
.b.d

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10


maka =0,0058
As tx1 = .b.d
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =

Astx1
As

n=

Spasi =

551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5

1000mm
b
=
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n 1
7

Dipakai tulangan 10 150 mm


As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 570 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah x

Mlx = 1,293 kNm


k=

1293000
Mu
=
= 0,179
2
0,8 x1000 x95 2
.b.d

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10

77

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

maka =0,0058
As tx1 = .b.d
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =

Astx1
As

n=

Spasi =

551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5

1000mm
b
=
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n 1
7

Dipakai tulangan 10 150 mm


As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan tepi arah y

Mty = 1,018 kNm


k=

1018000
Mu
=
= 0,176
2
0,8 x1000 x85 2
.b.d

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10


maka =0,0058
As tx1 = .b.d
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2

78

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =

Astx1
As

n=

Spasi =

493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5

b
1000mm
=
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n 1
6

Dipakai tulangan 10 150 mm


As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah y

Mly = 0,285 kNm


k=

285000
Mu
=
= 0,049
2
0,8 x1000 x85 2
.b.d

Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10


maka =0,0058
As tx1 = .b.d
= 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102

79

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =

n=

Spasi =

Astx1
As
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5

b
1000mm
=
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n 1
6

Dipakai tulangan 10 150 mm


As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)

DASAR PERENCANAAN

1.

Perencanaan struktur portal utama menggunakan beton bertulang


dengan mutu beton fc = 25 MPa, fy = 240 MPa. Struktur dihitung
dengan program SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil,
UNNES )

untuk menghindari kesalahan perhitungan dengan cara manual.


Perhitungan struktur portal meliputi :
1. Estimasi Pembebanan
Perhitungan pembebanan struktur portal berdasarkan Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.
2. Analisa Statik

80

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Perhitungan denga menggunakan SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer


Teknik Sipil, UNNES )
menghasilkan gaya gaya dan momen-momen yang nantinya
digunakan untuk menghitung penulangan
3. Perhitungan Penulangan
Momen atau gaya yang dihasilkan dari output SAP 2000V7.40 ( di
Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )
diambil yang terbesar kemudian digunakan untuk menghitung
penulangan balok, sloof, ringbalk, kolom, dan pondasi.
.
PERHITUNGAN

GAYA-GAYA

GESER

YANG

BEKERJA

PADA

STRUKTUR
Berat Bangunan Total (W Tot) Untuk Bangunan Gedung

Lantai 1
A. BEBAN MATI
Berat plat

= 15 x 54 x 2400 x 0.12

= 233280

P3=P4 (30x60)

= 30 x (0.6 0.12) x 0.3 x 2400

= 10368

AP2=P2 (30x80)

= 114 x (0.8 0.12)x 0.3 x 2400

= 55814.4

AP1=P1(30x60)

= 96 x 0.6 x (0.6 0.12) x 2400

= 66355.2

CP (40x100)

= 34.4 x 1 x (1 0.12)x 2400

= 72652.8

Balok induk

Balok anak

A1=A2=T (20x35)

= 292.2 x (0.35 0.12)x 0.2 x 2400 = 28051.2

C1 (40x40)

= 21.6 x (0.4 0.12)x 0.4 x 2400

81

= 5806.08

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Kolom

K1 (40x60)

= 16 x (4.6 x 0.4 x 0.6) x 2400

= 42393

K2 (40x50)

= 16 x (4.6 x 0.4 x 0.5) x 2400

= 35328

K3 (40x40)

= 2 x (4.6 x 0.4 x 0.4) x 2400

= 3532.8

K4 (60x60)

= 10 x (4.6 x 0.6 x 0.6) x 2400

= 39744

K5 (20x20)

= 6 x (4.6 x 0.2 x 0.2) x 2400

= 2649.6

K6 (30x30)

= 2 x (4.6 x 0.3 x 0.3) x 2400

= 1987.2

Dinding

= (2x14.85 ) + (2x53.85) x 4.6 x 250 = 123884.7

Plafon+ penggantung

= 14.85 x 53.85 x (11+7)

= 14395.1

Spesi

= 14.85 x 53.85 x 42

= 33586.2

Tegel

= 14.85 x 53.85 x 24

= 19192.1 +
Jumlah

= 788804.38

B. BEBAN HIDUP
qh lantai

= 250 kg/m2

koef reduksi

= 0.3

Wh

= 0.3 x (15 x 54 x 250)


= 60750 kg

Beban total

= Wm + Wh
= 788804.38 + 60750
= 849554.38 kg

Lantai 2
A. BEBAN MATI
Berat plat

= 15 x 54 x 2400 x 0.12

Balok induk

82

= 233280

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

P3=P4 (30x60)

= 30 x (0.6 0.12) x 0.3 x 2400

= 10368

AP2=P2 (30x80)

= 114 x (0.8 0.12)x 0.3 x 2400

= 55814.4

AP1=P1(30x60)

= 96 x 0.6 x (0.6 0.12) x 2400

= 66355.2

CP (40x100)

= 34.4 x 1 x (1 0.12)x 2400

= 72652.8

A1=A2=T (20x35)

= 292.2 x 0.35 x 0.2 x 2400

= 49089.6

C1 (40x40)

= 21.6 x 0.4 x 0.4 x 2400

= 8294.4

K1 (40x60)

= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) x 2400

= 38707.2

K2 (40x50)

= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) x 2400

= 32256

K3 (40x40)

= 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) x 2400

= 3225.6

K4 (60x60)

= 10 x (4.2 x 0.6 x 0.6) x 2400

= 36288

K6 (30x30)

= 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) x 2400

= 1814.4

Balok anak

Kolom

Dinding

= (2x14.85 ) + (2x53.85) x 4.2 x 250 = 113114.7

Plafon + penggantung

= 14.85 x 53.85 x (11+7)

= 14395.1

Spesi

= 14.85 x 53.85 x 42

= 33586.2

Tegel

= 14.85 x 53.85 x 24

= 19192.1 +
Jumlah

B. BEBAN HIDUP
= 250 kg/m2

a. qh lantai
b.koef reduksi= 0.3
Wh

= 0.3 x (15 x 54 x 250)


= 60750 kg

c. Beban total = Wm + Wh

83

= 788433.7

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

= 788433.7 + 60750
= 849183.7 kg
Lantai 3
A. BEBAN MATI
Balok

A1=A2=T (20x35)

= 138 x 0.35 x 0.2 x 2400

= 23184

K1 (40x60)

= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) x 2400

= 38707.2

K2 (40x50)

= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) x 2400

= 32256

K3 (40x40)

= 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) x 2400

= 3225.6

K4 (60x60)

= 4 x (4.2 x 0.6 x 0.6) x 2400

= 14515.2

K6 (30x30)

= 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) x 2400

= 1814.4

Kolom

Berat ring balk (20/15)

= (2x69.5)+(2x16.5)x0.15x0.2x2400 = 2515

Berat atap (berdasarkan SAP 2000) = 29.4 x 15 x 54

= 23814

Dinding

= (2x14)+(2x69.5)x4.5x250

= 156403

Plafon + penggantung

= 14x69.5x(11+7)

= 17514

Spesi

= 14x69.5x21

= 20433

Tegel

= 14x69.5x24

= 23353
Jumlah

B. BEBAN HIDUP
a.

qh lantai

= 250 kg/m2

b.

koef reduksi

= 0.3

Wh

= 0.3x(15 x 54 x 250)
= 60750 kg

84

= 357733.4 kg

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

c.

Beban total

= Wm + Wh

= 357733.4 + 60750
= 418483 kg
D. Beban bangunan total = beban lantai 1 + beban lantai 2 + beban lantai 3
= 849554.38 + 849183.7 + 418483
= 2117221.48 kg
= 2117.22148 Ton
Waktu Getar Bangunan (T)

Rumus empiris untuk portal beton Tx = Ty = 0,06


Dengan : H = Ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur
gedung diukur dari tingkat penjepit lateral ( dalam m ).
H = h1 + h2 + h3
= 4.6 + 4.2 + 4.2
= 13 m
Tx = Ty = 0.06 x H(3/4)
= 0.06 x 13(3/4)
= 0.411 detik

85

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Koefisien Gempa Dasar ( C )

Grafik koefisien gempa dasar untuk wilayah Semarang ( Zone 4 ) dengan


struktur bangunan di atas tanah lunak diperoleh C = 0.05

0.20
0.15
0.10
0.5
0

0.5

1.0

2.0

3.0

Gambar 2. Koefisien Gempa Dasar C

Untuk Tx = Ty = 0.411 detik, zone 4 dan jenis tanah lunak diperoleh C = 0.05
(Lihat Gambar 1.1)
Faktor keutamaan (I) dan faktor jenis struktur (K)

I = 1.5
K=1
Gaya Geser Horizontal Total Akibat Gempa

Vx = Vy = C x I x K x Wt
= 0.05 x 1.5 x 1 x 2117.22148 = 158.792 ton
Distribusi Gaya Geser Akibat Gempa ke Sepanjang Tinggi Gedung

a. Arah x

H 13
=
= 0.24 < 3 (OKE)
A 54
Fix =

Qixhi
xVx
Qixhi

b. Arah y
86

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

H 13
=
= 0.87 < 3 (OKE)
A 15
Fiy =

Qixhi
xVy
Qixhi

Dengan
Fi

= gaya geser horizontal akibat gempa pada lantai ke-1

hi

= tinggi lantai ke-1 terhadap lantai dasar

Vx, y= gaya geser horizontal total akibat gempa untuk arah x atau y
A, B = panjang sisi bangunan dalam arah x dan y

Tabel 4 Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat total gempa kesepanjang
panjang gedung dalam arah X dan Y untuk tiap portal
tingkat

Hi

Qi

Hi x Qi

Fix,y

(m)

(t)

(tm)

Total (t)

Fix(t)

13

418.483

5440.28

51.36

25.68

5.71

8.8

849.1837

7472.82

70.54

35.27

7.84

4.6

849.55438

3907.95

36.89

18.45

4.10

Perencanaan Balok
Balok P3=P4

L=6m
H min =

B=

6000
= 324.32mm ~ 60 cm
18.5

h
60
60
=
= 30s / d 45 ~ 30 cm
s/d
2s / d1.5 2
1.5

87

Untuk tiap portal


1/9

Fiy(t)

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Dipakai ukuran balok 60 x 30

Balok AP1=P1

L=6m
H min =

B=

6000
= 324.32mm ~ 60 cm
18.5

h
60
60
=
s/d
= 30s / d 45 ~ 30 cm
2s / d1.5 2
1.5

Dipakai ukuran balok 60 x 30

Balok AP2=P2

L=9m
H min =

B=

9000
= 486.49mm ~ 80 cm
18.5

h
80
80
=
s/d
= 40s / d 53 ~ 40 cm
1.5
2s / d1.5 2

Dipakai ukuran balok 80 x 40

Balok A1=A2=T

L = 3.6 m
H min =

B=

3600
= 194.60mm ~ 35 cm
18.5

h
35
35
=
s/d
= 17.5s / d 23.3 ~ 20 cm
2s / d1.5 2
1.5

Dipakai ukuran balok 35 x 20

88

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Balok CP

L = 10.8 m
H min =

B=

1080
= 583.78mm ~ 100 cm
18.5

h
100
100
=
s/d
= 50s / d 66.67 ~ 40 cm
2s / d1.5
2
1.5

Dipakai ukuran balok 100 x 40

Balok C1

L = 3.6 m
H min =

B=

3600
= 194.6mm ~ 40 cm
18.5

h
40
40
=
s/d
= 20s / d 26.67 ~ 20 cm
2s / d1.5 2
1.5

Dipakai ukuran balok 40 x 20


PERENCANAAN BALOK
Balok 30 x 60

Data-data balok
Tinggi balok (h)

: 600 mm

Lebar balok (b)

: 300 mm

Selimut beton

(p)

: 20 mm

Diameter tul. utama

: 20 mm

Diameter tul. sengkang

: 10 mm

Mutu tulangan (fy)

: 240 MPa

Mutu beton (fc)

: 25 MPa

Gaya rencana dipakai adalah gaya maksimum pada batang :


P = 89150 N
89

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Vu = 106380 N
Tu = 20730000 Nmm
Mu = 223650000 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 600 20 -10 -22/2
= 559 mm
Penulangan pada momen
k=
=

Mu
.b.d 2
223650000
0,8.300.559 2

= 2.98
min = 0,0058
perlu = 0,0135
maks = 0,0403
min < perlu < maks

0,0058 < 0,0135 < 0,0403


As = . b. d

= 0,0135 . 300 . 559


= 2263,95 mm2
Akibat gaya tekan aksial
A=

P
. fy

89150
0,65.240

= 571,47 mm2
Ast = As + A

= 2263,95 + 571,47
= 2835,42 mm2
Dipakai 6 25 = 2945,2 mm2

90

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

kontrol spasi =

300 20 (6.25)
2

= 65 mm
Penulangan geser
Tu

= 2070000 Nmm

Vu

= 106380 N

x2y = (300-40)2 . (600-40)

= 37856000 mm2
fc .x2y = 0,6 . 1/24 . 25 . 37856000

.1/24 .

= 4732000 Nmm
Tu .1/24 .

fc . x2y

2070000 Nmm 4732000 Nmm

Vc = 1/6 .

fc . b . d

= 1/6 . 25 . 300 . 559


= 139750 N
Perlu tulangan geser
Vs

=
=

Vu

Vc

106380
139750
0,6

= 37550 N
2/3 . b . d .

fc = 2/3 . 300 . 559 . 25

= 559000N
Vs 2/3 . b . d .

fc

37550 N 559000 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 559 / 2
= 279,5 mm , dipakai 150 m

91

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Penulangan geser
Av

Vs.S
fy.d

37550.150
240.559

= 41,98 mm2
Jadi dipakai 10 150

Balok lantai 40 x 100

Data-data balok
Tinggi balok (h)

: 1000 mm

Lebar balok (b)

: 400 mm

Selimut beton

(p)

: 20 mm

Diameter tul. utama

: 22 mm

Diameter tul. sengkang

: 12 mm

Mutu tulangan (fy)

: 240 MPa

Mutu beton (fc)

: 25 MPa

Gaya rencana yang dipakai adalah gaya maksimum pada batang :


P

=122620 N

Vu

= 436990 N

Tu

= 12380000 Nmm

Mu

= 772990000 Nmm

Penulangan longitudinal
d = 1000 20 -12 -22/2
= 957 mm
Penulangan pada momen
k=
=

Mu
d 2 .b.

772990000
0,8.400.957 2

= 2,637 MPa

92

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

min = 0,0058
perlu = 0,0118
maks = 0,0403
min < perlu < maks

0,0058 < 0,0118 < 0,0403


As = . b . d

= 0,0118 . 400 . 957


= 4517,04 mm2
Akibat gaya tekan aksial
A=

=
Ast

P
. fy

122620
0,65.240

= 786,03 mm2

= As + A
= 4517,04+ 786,03
= 5303,07mm2

Dipakai 9 28

kontrol spasi =

400 20 (9.28)
2

= 64 mm
Penulangan geser
Tu

= 12380000 Nmm

Vu

= 436990 N

x2y = (400-40)2 . (1000-40)


= 124416000 mm2
.1/24 .

fc . x2y = 0,6 . 1/24 . 25 . 124416000

= 15552000 Nmm
Tu . 1/24 .

fc . x2y

12380000 Nmm 15552000 Nmm

93

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Vc = 1/6 .

fc . b . d

= 1/6 . 25 . 400 . 957


= 319000 N
Perlu tulangan geser
Vs =
=

Vu

Vc

436990
319000
0,6

= 409316,67 N
2/3 . b . d .

fc = 2/3 . 400 . 957 .

25

= 1276000 N
Vs 2/3 . b . d .

fc

409316,67 N 1276000 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 957 / 2
= 478,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av

Vs.S
fy.d

409316,67.150
240.957

= 267,32 mm2
Jadi dipakai 12 150

Balok 20 x 35

Data-data balok
Tinggi balok (h)

: 350 mm

Lebar balok (b)

: 200 mm

94

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Selimut beton

(p)

: 20 mm

Diameter tul. utama

: 12 mm

Diameter tul. sengkang

: 8 mm

Mutu baja (fy)

: 240 MPa

Mutu beton (fc)

: 25 MPa

Gaya rencana dipakai adalah gaya maksimum pada batang :


P = 20050 N
Vu = 20950 N
Tu = 7000000 Nmm
Mu = 35530000 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 350 20 - 8 -12/2
= 316 mm
Penulangan pada momen
k=
=

Mu
d 2 .b.
35530000
0,8.200.316 2

= 2,224 MPa
min = 0,0058
perlu = 0,0098
maks = 0,0403
min < perlu < maks

0,0058 < 0,0098 < 0,0403


As = . b. d

= 0,0098 . 200 . 316


= 619,36 mm2
Akibat gaya tekan aksial
A=

P
. fy

95

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

20050
0,65.240

= 128,52 mm2
Ast = As + A

= 619,36 + 128,52
= 747,88 mm2
Dipakai 5 14
kontrol spasi =

200 40 (5.14)
2

= 45 mm
Penulangan geser
Tu

= 7000000 Nmm

Vu

= 20950 N

x2y = (200-40)2 . (350-40)


= 7936000 mm2
.1/24 .

fc .x2y = 0,6 . 1/24 . 25 . 7936000

= 992000 Nmm
Tu .1/24 .

fc . x2y

7000000 Nmm 992000 Nmm


Vc = 1/6 .

fc . b . d

= 1/6 . 25 . 200 . 316


= 52666,67 N
Perlu tulangan geser

Vs

=
=

Vu

Vc

20950
52666,67
0,6

= -17750 N
2/3 . b . d .

fc = 2/3 . 200 . 316 . 25

96

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

= 210666,67 N
Vs 2/3 . b . d .

fc

-17750 N 210666,67 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
=316 / 2
= 158 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av

Vs.S
fy.d

17750.150
240.316

= -35,1 mm2
Jadi dipakai 10 150
PERENCANAAN SLOOF

1. Data-Data Balok 20 x 50

Tinggi balok

= 500 mm

Lebar balok

= 200 mm

Selimut beton

= 20 mm

Diameter tulangan utama

= 19 mm

Diameter tulangan sengkang

= 10 mm

Mutu baja (fy)

= 240 MPa

Mutu beton (fc)

= 25 MPa

Tinggi efektif d = h p - tul sengkang tul. utama


= 500 20 10 x 19
= 460.5 mm

97

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

2.

Dari hasil analisa dengan menggunakan program SAP 2000V7.40 ( di


Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES ) diperoleh data-data sebagai
berikut

M tumpuan

= 59870000 Nmm

M lapangan

= 2030000 Nmm

V tumpuan

= 59810 N

V lapangan

= 1450 N

2. Penulangan sloof
a. Penulangan sloof tumpuan
M tumpuan = 59870000 Nmm
K perlu =

59870000
Mu
=
= 1,76
2
xbxd
0,8 x 200 x 460.5 2

Menurut tebel perhitungan beton bertulang A.10 diperoleh


= 0,0076

As = x b x d
= 0,0076 x 200 x 460.5
= 699.96mm2 ..... dipakai 5 D 14 (As = 770 mm2)
As = 0,5 x As
= 0,5 x
= 349,98 mm2 ..... dipakai 3 D 13 (As = 398,2 mm2)
b. Penulangan sloof lapangan
M lapangan = 2030000 Nmm
K perlu =

2030000
Mu
=
= 0,06
2
xbxd
0.8 x 200 x 460,5 2

98

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Menurut buku tebel perhitungan beton bertulang A10 diperoleh


= 0,0058

As = x b x d
= 0,0058 x 200 x 460,5
= 534,18 mm2 ..... dipakai 5 D 12 (As = 565,5 mm2)
As = 0,5 As
= 0.5 x 534,18
= 267,09 mm2 ..... dipakai 6 D 8 (As = 301 mm2)
c. Perhitungan tulangan geser

Tulangan geser tumpuan


V tumpuan = 59810 N
Gaya Geser Nominal Pada Beton:
Vc = 1/6 x
= 1/6 x

fc x b x d

25 x 200 x 460.5

= 76750 N
Vs =

Vu

Vc

59810
76750
0,6

= 22933,33 N > 0
( perlu tulangan geser)
Av =

VsxS 22933,3x150
= 44,23mm 2
=
240 x 460.5
fyxd

x 1/20 x

fc x x2y = 3538000 Nmm Tu =6420000 Nmm

99

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

( tidak perlu tulangan puntir )


Av tot. =44,23 mm2 Av min =

bxS 200 x150


= 41,67mm2
=
3xfy 3x 240

Av = x Av tot.= 72,12 mm2


D2 =

Ax 4

72,12 x 4
= 91,87mm2
3,14

D =9,59 mm
Jadi dipakai 10 -150 mm

Tulangan geser lapangan


V lapangan = 1450 N
Vc = 1/6 x
= 1/6 x

fc x b x d

25 x 200 x 460,5

= 76750 N
Vs =

Vu

Vc

1450
76750
0.6

= -74333,39 N < 0
( perlu tulangan geser)
Av =

VsxS
fyxd

74333,39 x150
240 x 460,5

= 100.85 mm2
x 1/20 x

fc x x2y = 3538000 Nmm Tu =6420000 Nmm

100

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

( tidak perlu tulangan puntir )


Av tot. = 100.89 mm2 Av min =

bxS 200 x150


= 41,67mm2
=
3xfy 3x 240

Av = x Av tot.= 50,45 mm2


D2 =

Ax 4

50,45 x 4
= 79,03mm 2
3,14

D =8,02 mm
Jadi dipakai 10 -150 mm

PERENCANAAN KOLOM
Kolom lantai 1

Data kolom :
Ukuran kolom

= ( 600 x 600 ) mm

Diameter tulangan pokok

= 22 mm

Selimut beton (p)

= 40 mm

Diameter sengkang

= 10 mm

fy

=240 MPa

Gaya rencana dipakai adalah gaya maksimum pada batang


P

= 2165400 N

Vu

= 273800 N

Tu

= 11610000 Nmm

Mu

= 623620000 Nmm

Lebar efektif ( d)

= 600-40-10-22/2
= 539 mm

Cb

600
.d
600 + fy

101

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

600
.539
600 + 240

= 385 mm
ab

= . Cb
= 0,85 . 385
= 327,25 mm

Dengan mengabaikan displacement concrete


Ccb

= ab . b . 0,85 . fc
= 327,25 . 600 . 0,85. 25
= 4172437,5 N

Tsb

= Csb

Karena kolom simetris


Pnb

= Ccb + Csb Tsb


= 4172437,5 N

Prb

= 0,65 . Pnb
= 0,65 . 4172437,5
= 2712084,37 N

P Prb
2165400 N 2712084,37 N
kontrol keluluhan baja
y

= 0,0020

d'

= 40 + 10 +11
= 61

cb d '
0,003
cb

385 61
0,003
385

= 0,0259 vy = 0,0020
Mnb = Ccb (

h ab
h
h
) + Tsb ( - d ) + Csb (
-d)
2
2
2
2

= 4172437,5 (

600 327,25
600

40)
) + 2 Tsb (
2
2
2

102

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

= 569016164,1 + 520 Tsb


623620000 = 569016164,1 + 520 Tsb
Tsb

= 105007,38 N

As

Tsb
fy

105007,38
240

= 437,53 mm2
= 2 As

As

= 2 . 437,53
= 875,06 mm2
Dipakai tulangan 8 12
Spasi =

600 80 (3.12)
3

= 161 mm
Penulangan geser
Tu

= 11610000 Nmm

Vu

= 273800 Nmm

x y = (600-80)2 . (600-80)
= 140608000 mm2
. 1/24 .

fc . x2y

= 0,6 . 1/24 . 25 . 140608000


= 117576000 Nmm
fc . x2y

Tu . 1/24 .

11610000 Nmm 117576000 Nmm


Vc = 1/6 .b . d .

fc

= 1/6 . 600 . 539 . 25


= 269500 N
Perlu tulangan geser

103

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Vs =
=

Vu

Vc

273800
269500
0,6

= 186833,3 N
2/3 . b . d .

fc = 2/3 . 600 . 539 .

25

= 1078000 N
Vs 2/3 . b . d .

fc

186833,3 N 1078000 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 539 /2
= 269.5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av =

Vs.s
fy.d
=

186833.3.150
240.539

= 216,64 mm2
Dipakai 10 -150

Kolom lantai 2

Data kolom :
Ukuran kolom

= ( 400 x 600 ) mm

Diameter tulangan pokok

= 22 mm

Selimut beton (p)

= 40 mm

Diameter sengkang

= 10 mm

fy

= 400 MPa

Gaya rencana di pakai adalah gaya maksimum pada batang :


P

= 760290 N

Vu

= 115810 N
104

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Tu

= 3145000 Nmm

Mu

= 271220000 Nmm

d = 400 - 40 - 10 -22/2
= 339 mm

Cb

600
.d
600 + fy

600
339
600 + 240

= 242,14 mm
ab

= . Cb
= 0,85 . 242,14
= 205,82 mm

Dengan mengabaikan displacement concrete


Ccb

= ab . b . 0,85 . fc
= 205,82 . 400 . 0,85. 25
= 1749470N

Tsb

= Csb

Karena kolom simetri


Pnb

= Ccb + Csb Tsb


= 1749470 N

Prb

= 0,65 . Pnb
= 0,65 . 1749470
= 1137155,5 N

P Prb
760290 N 1137155,5 N
kontrol keluluhan baja
y

= 0,0020

d'

= 40 + 10 +11
= 61

cb d '
0,003
cb

105

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

242,14 61
0,003
242,14

= 0.0024 vy = 0,0020
Mnb = Ccb (

h ab
h
h
) + Tsb ( - d ) + Csb (
-d)
2
2
2
2

= 1749470 (

600 205,82
600

40)
) + 2 Tsb (
2
2
2

= 244803042,3 + 520 Tsb


271220000 = 244803042,3 + 520 Tsb
Tsb

= 50801,84 N

As

Tsb
fy

50801,84
240

= 211,67 mm2
= 2 As

As

= 2 . 211,67
= 423,35 m2
Dipakai tulangan 4 12
Spasi =

400 80 (4.12)
3

= 90,67 mm
Penulangan geser
Tu

= 3145000 Nmm

Vu

= 1151810 Nmm

x y = (400-80)2 . (600-80)
= 53248000 mm2
. 1/24 .

fc . x2y

= 0,6 . 1/24 . 25 . 53248000


= 6656000 Nmm
Tu . 1/24 .

fc . x2y

3145000 Nmm 6656000 Nmm


106

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

Vc = 1/6 .b . d .

fc

= 1/6 . 400 . 339 . 25


= 113000 N
Perlu tulangan geser
Vs =
=

Vu

Vc

1151810
113000
0,6

= 1806683,3 N
2/3 . b . d .

fc = 2/3 . 200 . 149 .

25

= 99333,33 N
Vs 2/3 . b . d .

fc

3028,33 N 99333,33 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 149 /2
= 74,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av =

Vs.s
fy.d
=

3028,33.150
400.149

= 7,621 mm2
Dipakai 6-150

Kolom lantai 3

Data kolom :
Ukuran kolom

= ( 400 x 400 ) mm

Diameter tulangan pokok

= 22 mm

Selimut beton (p)

= 40 mm

Diameter sengkang

= 10mm

107

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

= 240 MPa

fy

Gaya rencana di pakai gaya maksimum pada batang 1753 (frame 1753 )
P

= 780650 N

Vu

= 13100 N

Tu

=1840000 Nmm

Mu

= 186510000 Nmm

d = 400 40 - 10 - 22/2
= 339 mm

Cb

600
.d
600 + fy

600
339
600 + 240

= 242,14 mm
ab

= . Cb
= 0,85 . 242,14
= 205,82 mm

Dengan mengabaikan displacement concrete


Ccb

= ab . b . 0,85 . fc
= 205,82. 400 . 0,85. 25
= 1749470 N

Tsb

= Csb

Karena kolom simetri


Pnb

= Ccb + Csb Tsb


= 1749470 N

Prb

= 0,65 . Pnb
= 0,65 . 1749470
= 1137155,5 N

P Prb
780650 N 1137155,5 N
108

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

kontrol keluluhan baja


y

= 0,0020

d'

= 40 + 10 +11
= 61

cb d '
0,003
cb

242,14 61
0,003
242,14

= 0,0024 vy = 0,0020
Mnb = Ccb (

h ab
h
h
) + Tsb ( - d ) + Csb (
-d)
2
2
2
2

= 1749470 (

400 205,82
400

40)
) + 2 Tsb (
2
2
2

= 169856042,3 + 320 Tsb


186510000 = 169856042,3 + 320 Tsb
Tsb

= 52043,6 N

As

Tsb
fy

52043,6
240

= 216,85 mm2
As

= 2 As
= 2 . 47,02
= 433,69 mm2

Dipakai tulangan 4 12

Spasi =

400 80 (4.12)
3

= 90,6 mm
Penulangan geser
Tu

= 1840000 Nmm

Vu

= 312314 Nmm

X2y

= (400-80)2 . (400-80)
109

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

= 32768000 mm2

. 1/24 .

fc . x2y

= 0,6 . 1/24 . 25 . 32768000


= 4096000 Nmm

fc . x2y

Tu . 1/24 .

1840000 Nmm 4096000 Nmm


Vc = 1/6 .b . d .

fc

= 1/6 .400 . 339 . 25


= 113000 N
Perlu tulangan geser
Vs =
=

Vu

Vc

312314
113000
0,6

= 407523,3 N
2/3 . b . d .

fc = 2/3 . 400 . 339 .

= 452000 N
Vs 2/3 . b . d .

fc

407523,3 N 452000 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 339 /2
= 169,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av =

Vs.s
fy.d
=

407523,3.150
240.339

= 751,33 mm2
Dipakai 10 - 150

110

25

PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA

111

PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI

BAB V
PERHITUNGAN PONDASI
5.1 Uraian Umum
Pondasi bangunan merupakan struktur yang berfungsi untuk meneruskan
beban ke dalam tanah pendukung yang ada di bawahnya. Pelimpahan beban
struktur harus terjadi sedemikian sehingga keseimbangan struktur dapat
terjamin dengan baik dan ekonomis. Seluruh beban struktur harus dapat
ditahan oleh lapisan tanah yang kuat agar tidak terjadi setlement yang
menyebabkan kehancuran struktur, perhitungan pondasi harus menghasilkan
konstruksi pondasi yang kuat dan kokoh.
Pondasi adalah suatu struktur bangunan yang berada di samping atau di
bawah bangunan yang dapat menahan secara kuat bangunan tersebut dan
dapat di tahan oleh tanah yang ada di sampingnya ataupun di bawahnya.

5.2 Alternatif Pemilihan Pondasi


Dalam perencanaan pondasi untuk bangunan harus diperhatikan beberapa
hal penting sebagai berikut :
1. Fungsi dari bangunan yang dipikul oleh pondasi.
2. Data tentang tanah dasar.
3. Besarnya beban dan berat bangunan yang ada di atasnya.
4. Waktu dan biaya pondasi.
Menurut bentuknya pondasi foot plat setempat dibagi menjadi :
1. Pondasi plat bujur sangkar.
2. Pondasi plat persegi.

112

PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI

3. Pondasi plat lingkaran.


Dari ketiga bentuk pondasi foot plat tersebut dipilih pondasi foot plat bentuk
persegi karena mempunyai keuntungan diantaranya :
1. Pondasi tapak persegi efektif digunakan bila ruangan yang tersisa
terbatas, sehingga tidak memungkinkan menggunakan pondasi tapak
bujur sangkar.
2. Pondasi tapak persegi lebih efektif bila sisi panjang diperuntukkan
menahan momen lentur.

5.3 Analisa Daya Dukung Tanah


Dari hasil pengujian boring di laboratorium mekanika tanah Universitas
Negeri Semarang diperoleh data-data tanah sebagai berikut :

Df (kedalaman)

= 2.60 m

Sf (Safety Factor/Angka Keamanan)

= 3.00

C (Kohesi)

= 0.18 kg/cm2 = 0.18 kN/m2

B (Berat Tanah)

= 18 kN/m3

(Sudut geser)

= 24

Dari tabel nilai-nilai faktor daya dukung terzaghi :

Nc (Faktor Daya Dukung)

= 2.51

Nq (Faktor Daya Dukung)

= 12.7

N (Faktor Daya Dukung)

= 9.7

Tebal plat pondasi

= 0.8 m

113

PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI

qc

= 135 kg/m2

= Df x B
= 2.60 m x 18 kN/m3
= 46.8 kN/m2

Dari rumus terzaghi didapat :


Q ultimit = c. Nc + Df . B . Nq + 0,5 . B . N
= qc/20 . Nc + Df . B . Nq + 0,5. B .N
= 135/20 . 2,51 + 2,6 .18 .12,7 + 0,5 .18 . 9,7
= 659.6 kN/m2
Kapasitas daya dukung tanah
Q netto

= 659,6 / Sf
= 659.6 kN/m2 / 3
= 219.86 kN/m2

5.4 Perencanaan Pondasi


Dalam mengatur letak pondasi foot plat hendaknya diperhitungkan jarak
antar tiang sehingga masing-masing foot plat akan menerima beban yang
sama. Walaupun foot plat menumpu pada lapisan tanah yang cukup baik,
namun dasar pembagian yang sama untuk setiap pondasi foot plat harus tetap
dipegang, agar dapat dihindari hal-hal yang tidak dapat diperkirakan
sebelumnya sebagai akibat penurunan yang tidak sama.
Pondasi foot plat ini menggunakan mutu beton (fc) = 22.5 MPa dan mutu
baja (fy) = 240 MPa.

114

PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI

5.5 Penulangan Pondasi


Dari analisa dengan program SAP 2000 diperoleh :
Pu

= 2165397.3 N

= 2165.3973 kN

Mx

= 45121700 Nmm

= 45.1217 kNm

My

= 89855800 Nmm

= 89.8558 kNm

a. Pembebanan

Beban tanah timbunan

= 2.6 m x 18 kN/m3

= 46.8 kN/m2

Beban telapak

= 0.6 m x 24 kN/m2

= 14.4 kN/m2 +
= 61.2 kN/m2

b. Perhitungan tegangan ijin netto akibat beban yang bekerja

Tegangan ijin tanah

= 219.86 kN/m2

Berat Pondasi

= 61.2

netto

kN/m2

= 281.06 kN/m2

c. Perhitungan dimensi bidang datar pondasi


A perlu

Pu
.netto

2165.3973
281.06

P=2165397.N

= 7.704 m

0.8 m
m
2m

Lebar pondasi diambil (B)

=2m

Panjang pondasi (L)

= 3.5 m

Eksentrisitas (e)

My
Pu

54.3208
1010.67
115

PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI

= 0.0537 m
d. Perhitungan akibat tegangan netto akibat beban berfaktor
Pu

= 2165397.3 N

= 2165.3973 kN

Mx

= 45121700 Nmm

= 45.1217 kNm

My

= 89855800 Nmm

= 89.8558 kNm

Tegangan netto berfaktor


Q netto=

Pu Mx My

A Wx Wy
1010.67 32.8331 54.3208

2.2
2.2 2
2.2 2

Q maks

= 470.2892 kN/m2

Q min

= 448.5008 kN/m2

Q netto

Qmaks + Q min
2

470.2892 + 448.5008
2

= 459.395 kN/m2
e. Kontrol kekuatan Geser Pons
Tinggi efektif
o Tebal pondasi

= 800 mm

o Penutup beton

= 20 mm

o Diameter tulangan (D)

= 22 mm

o dp

= h p D .D
= 800 70 22 - 11
= 697 mm

o dl

=hpD
116

PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI

= 800 70 - 11
= 719 mm
Perhitungan akibat tegangan netto berfaktor

Gaya geser berfaktor


Vu = Q netto maks x luas beban geser
= 470.2892 kN/m2 x {(B.L) (a1 + d) . (a2 + d)}
= 470.2892 x {(2.2) (0.45 + 0,697). (0.85 + 0,697)}
= 1046,671 kN

Gaya geser nominal


Vc

= . bo . d .

bo

= 2 . (a1 + d) + 2 . (a2 + d)

f 'c

= 2 . (450 + 697) + 2. (850 + 697)


= 5388 mm
Vc

= 0.6 x 5388 x 0.697 x

25

= 11266 kN
Vu = 1046,671 kN < Vc = 11266 kN
Tebal plat mencukupi untuk memikul gaya geser tanpa memerlukan
tulangan geser.
f. Perhitungan momen lentur
2

La
Mu = . Q netto maks .
.B
2
2

2 0.45
= x 459.395 kN/m x
x2
2

= 275,924 kNm

117

PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI

g. Perhitungan tulangan lentur


Wu maks = Q1 = 470.2892 kN/m2
2

Mu

L a1
= . Wu.
.B
2
2

2 0,45
= . 470.2892 .
.2
2

= 282,467451 kNm
= 282467,451 kNmm
Momen nominal (Mn) =

Mu

282467,451
= 353,0843 kNmm
0.8

Perhitungan luas tulangan lentur


K perlu =

282,467.10 6
Mu
=
= 0,363
.b.d 2 0,8.2000.697 2

Di dapat = 0,0035
As perlu = . b .d
= 0,0035 . 2000 . 697
= 4879 mm2
Luas tulangan permeter lebar
As

Asperlu 4879
=
= 2439,5mm 2
2
B

Dipakai tulangan D22- 150 mm (As = 2534,2 mm2)

118

PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI

Perhitungan Pondasi Sumuran


Dari perhitungan SAP didapat :

Dari data sondir diperolah :

= 1843,29 KN

Mx

= -14,29 KNm

My

= 2,55 KNm

qc

= 170 Kg/cm2

Tf

= 740 Kg/cm2

Diameter sumuran (D) = 160 cm, kedalaman = 4.6 m


Luas (A) = 1/4 . 3,14 . D2 = 1257,57 cm2
Keliling (O) = 3,14 . D = 502.4 cm
Qijin = (qc . A/ 3) + (Tf . O) / 10
= (170 . 1257,57 / 3) + (740 . 502.4 / 10 )
= 2055,91 KN
Jumlah sumuran = P/ Qu
= 1843,29 / 2055,91 = 0,89 1 bh

20
x

160
Tebal pile cap (d) = 50 cm
20

20

160

20

P = 1843,29 + 24. 2 . 2 . 0,5


= 1891,79 KN

Cek Terhadap Geser Pons :


Mutu beton K225 fc = 22.5 MPa, mutu baja fy = 240 MPa
Besar tinggi efektif (d) = 50 cm
Kolom = 50 x 50 cm
Vu pons = 1891,79 KN

119

PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI

bo = 2 . (500 + 500) + 2 (500 + 500)


= 4000 mm
Vc = 0,6 . 1/3 .

fc . bo . d

= 0,6 . 1/3 . 25 . 4000 . 500 = 2000 KN > Vu = 1891,79 KN


Cek Terhadap Geser Lentur
Pengecekan geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena d = 50 cm,
sumuran berada di dalam bidang geser yang terbentuk.
Tebal pile cap (th) = d+ selimut beton + 1/2 tulangan
= 50 + 5+ 2,5 / 2 = 56,25 55 cm
Jika pengecekan akan dilakukan langkah perhitungannya :
Vu geser lentur = 0 KN
Vc geser lentur = 0,6 . 1/6 .

fc . b . d

= 0,6 . 1/6 . 25 . 2000. 500


= 500 KN
Maka Vu geser lentur < Vc geser lentur
0 KN < 500 KN
Perhitungan Tulangan Pile cap :
pmin = 0.0058, tabel 2.9
Asmin = min . b.d
= 0,0058 . 2000 . 500
= 5800 mm2
AD25 = 490,9 mm2
n = 5800 / 490,9 = 12D25

120

PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI

55
12D25
12D25

Panjang 4,6m
20

Pondasi sumuran 160 cm


160

20

Perhitungan tulangan sumuran :

460

Tulangan tegak :
pmin = 0,0058 tabel 2.9
Asmin = 0,0058 . (1/4 . . 14002 1/4 . . 13002)

15

120

= 1229,31 mm2

15

n = 1229,31 / AD12 = 11D12


Tulangan Melingkar D10 25 cm
11D12

Beton Siklop
D10 25 cm

15

120

15

121

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

BAB VI
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
4.1. SYARAT SYARAT UMUM
Pasal I. 01
PERATURAN UMUM
Tatkala dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanaakan berdasarkan peraturanperaturan sebagai berikut :
1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan borongan
bangunan di Indonesi, maka sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum
(disingkat SU) untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan Indonesia
(AV) yang disyahkan dengan surat keputusan Pemerintah No.9 tanggal : 28 Mei
1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571.
2. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002 tentang
pedoman Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2003,tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
4. keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. 339/KPTS/M/2003
tgl 21 Agustus 2002,tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Negara.
5. keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. 339/KPTS/M/2003
tgl 31 Desember 2003,tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi
Oleh Instansi Pemerintah.
6. Peraturan- peraturan lain yang berhubungan dengan Pembangunan ini.

122

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal I.02
PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN
Pemberi Tugas Pekerjaan adalah : Pejabat Pembuat Komitmen Komitmen Kegiatan
PNPB & Administrasi UmumDIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
Pasal I.03
PENGELOLAAN KEGIATAN PEKERJAAN
Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan terdiri atas :
1. Pengelolaan Pekerjaan dari Unsur Pemegang Mata Anggaran.
2. Pengelolaan Teknis Proyek ( PTP ) adalah personil yang ditunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNBP & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006.
Pasal I.04
PERENCANA / ARSITEK
1. Perencana Teknik Pembangunan adalah CV.NIRMANA, Jalan Palebon Raya
No 39A, SEMARANG. Tlpn (024) 6732763 Fax (024) 6716679.
2. Perencana berkewajiban pula mengadakan pengawasan berkala dalam bidang
arsitektur dan struktur.
3. Perencana tidak dibenarkan merubah ketentuan- ketentuan pelaksanaan pekerjaan
sebelum mendapt ijin secara tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. Bilamana
Perencana menjumpai kejanggalan kejanggalan dalam pelaksanaan atau
menyimpang dari Bestek/RKS supaya memberi tahukan secara tertulis kepada

123

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

penanggung jawab kegiatan dan Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri


Semarang ( UNNES ).
Pasal I.05
PENGAWASAN LAPANGAN/DIREKSI LAPANGAN
1. Konsultan

Pengawas

Teknis

Pembangunan

akan

ditentukan

kemudian

olehPenanggung Jawab Kegiatan Penyelenggara Kegiatan dan Usaha Perguruan


Tinggi Universitas Negeri Semarang ( UNNES ).
2. Tugas Konsultan Pengawas adalah mengawasi Pekerjaan sesuai gambar
Bestek/RKS dan perubahan- perubahan dalam berita acara Aanwijzing selama
pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan ke I dan masa pemeliharaan
sampai serah terima pekerjaan ke II.
3. Pengawasan

lapangan

tidak

dibenarkan

merubah

ketentuan-ketentuan

pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat ijin tertulis dari Pejabat Pembuat


Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun
Anggaran 2006.
4. Bilamana Pengawas lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam
pelaksanaan atau menyimpan dari bestek, supaya segera memberitahukan secara
tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi
Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
5. Konsultan Pengawas diwajibkan menyusun rekaman pengawasan selama
pelaksanaan berlangsung 0% sampai dengan serah terima pekerjaan ke II dan
disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi
Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
124

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal I. 06
PENGUMUMAN PENDAFTARAN PESERTA LELANG
1. Metoda pemilihan penyedia jasa borongan pekerjaan ini dilakukan melalui
Pelelangan Umum dengan pasaca kualifikasi..
2. Pelelangan Pekerjaan ini diumumkan sacara luas melalui media cetak, elektronika
dan papan pengumuman resmi.
3. Tempat, tanggal, hari dan waktu untuk pendaftaran serta pengambilan Dokumen
lelang tercantum jelas pengumuman lelang.
Pasal I.07
PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING)
1. Pemberian penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada :
1.

Hari

2.

Tanggal

3.

Waktu

4.

Tempat

2. Berita acara pemberian penjelasan (Aanwijzing) dapat diambil pada :


1.

Hari

2.

Tanggal

3.

Waktu

4.

Tempat

125

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal I. 08
PELELANGAN
1. Pelelangan akan dilaksanakan melalui system satu sampul.
2. Pemasukan surat penawaran paling lambat pada :
1.

Hari

2.

Tanggal

3.

Waktu

4.

Tempat

3. Pembukaan surat-surat penawaran akan dilakukan oleh Panitia lelang dihadapan


Rekanan, pada :
1.

Hari

2.

Tanggal

3.

Waktu

4.

Tempat

4. Wakil Rekanan yang mengikuti/ menghadiri pelelangan harus membawa syrat


kuasa bermeterai Rp.6.000,-- dari Direksi Rekanan dan bertanggung jawab penuh.
Pasal I.09
SAMPUL SURAT PENAWARAN
1. Sampul surat penawaran berukuran A4 sesuai dokumen 25 x 40 cm berwarna
putih dan tidak tembus baca.
2. Sampul surat penawaran yang sudah terisi surat penawaran lengkap dengan
lampiran-lampirannya supaya ditutup, dan diberi lak 5 (lima) tempat dan tidak
boleh diberi kode cap cincin atau cap perusahaan dan kode lain.
126

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

3. Sampul penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah supaya ditulis
(periksa contoh surat penawaran).
4. Alamat sampul seperti tertulis digambar dibawah bisa ditempel huruf besar
langsung pada kertas sampulnya.
5. Sampul surat penawaran dibuat sendiri oleh pemborong, ukuran sesuai contoh.
Pasal I. 10
SAMPUL SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH
Sampul surat penawaran yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana :
1. Sampul surat penawaran dibuat menyimpang dari atau tidak sesuai dengan syarat
syarat.
2. Sampul surat penawaran terdapat nama atau terdapat hasil penawarannya atau
terdapat juga tanda-tanda lain di luar syarat-syarat yang telah ditentukan.
Pasal I. 11
PERSYARATAN PENAWARAN
1. Penawaran yang diminta adalah penawaran sama sekali lengkap menurut gambar,
ketentuan-ketentuan RKS serta berita acara aanwijzing
2. Surat penawaran, surat Pernyataan, daftar RAB, Daftar harga satuan Bahan dan
Upah kerja, Daftar Analisa Pekerjaan dan daftar harga Satuan Pekerjaan halaman
supaya dibuat di atas kertas kop nama perusahaan (pemborong) dan harus ditanda
tangani oleh Direktur Rekanan yang bersangkuatan dan di bawah tanda tangan
supaya disebutkan nama terang dan cap perusahaan.
3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong sendiri
harus dilampiri :
127

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

a. Surat kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan bermaterai Rp.


6000,- diberi tanggal dan cap perusahaan terkena pada meterai tersebut.
b. Foto copy akte pendirian berbadan hukum.
4. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiranlampirannya dan surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6000,- dan materai
supaya diberi tanggal terkena tanda tangan dan cap perusahaan.
5. Surat penawaran termasuk lampiran-lampiran supaya dimasukkan ke dalam satu
amplop sampul surat penawaran yang tertutup.
6. Dokumen Penawaran berisi :
1.

Starat Administrasi.
a. Fotocopy Surat Undangan.
b. Surat Penawaran
c. Jaminan Penawaran ( 1%-3% ) berbentuk fotocopy (asli diserahkan
panitia dari bank pemerintah/lembaga keuangan yang ditunjuk olrh
menteri keuangan.
d. Surat kesanggupan bermaterai Rp. 6000,- yang berisi

2.

Mengasuransikan tenaga kerja ke perum Jamsostek.

Membayar IMB.

Menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak.

Tunduk pada peraturan daerah setempat.

Syarat Teknis
a.

Metoda Pelaksanaan Pekerjaan.

128

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

3.

7.

b.

Jadwal Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.

c.

Daftar Peralatan.

d.

Daftar Personil inti yang ditempatkan secara penuh.

Perhitungan Biaya/Harga.
a.

RAB

b.

Harga satuan

c.

Analisa

d.

Harga Upah dan Bahan

Bagi Pemborong yang sudah memasukkan surat penawaran, tidak dapat


mengundurkan diri dan terikat untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan tersebut, bilamana pekerjaan diberikan kepadanya menurut
penawaran yang diajukan.
Pasal I.12
SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH

Surat yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana ;


1. Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup.
2. Surat penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB tidak dibuat di atas kertas kop
Rekanan yang bersangkutan.
3. Surat penawaran tidak ditanda tangani si penawar.
4. Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sesuai dengan yang tertulis
dengan huruf.
5. Surat penawaran asli tidak bermeterai Rp.6000,- tidak diberi tanggal dan tidak
terkena tanda tangan penawar/tidak ada cap perusahaan.
129

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka maupun
huruf.
7. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditanda tangani oleh penawar dan tidak
diberi cap dari Rekanan.
8. Surat penawaran dari Rekanan yang tidak diundang.
9. Surat penawaran yang tidak lengkap lampiran-lampirannya.
10. Penawaran yang disampaikan dilihat batas waktu yang ditentukan
Pasal I. 13
CALON PEMENANG
1. Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas ketentuan
mengenai harga satuan (harga standard) yang telah ditetapkan serta telah sesuai
dengan ketentuan yang ada, maka panitia menetapkan 3 (tiga) peserta yang telah
memasukkan penawaran yang paling menguntungkan Negara dalam arti :
a. Penawaran

harga

yang

ditawarkan

secara

teknis

dapat

dipertanggungjawabkan.
b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran yang memenuhi
syarat seperti tersebut diatas.
2. Jika dua peserta atau lebih mengajukan harga mempunyai kemampuan dan
kecakapan yang terbesar. Jika bahan-bahan untuk menentukan pilihan tersebut
tidak ada maka penilaiannya dilakukan dengan penilaian kembali, hal mana harus
dicatat dalam berita acara.

130

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

3. Panitia membuat laporan kepada pejabat yang berwenang mengambil keputusan


mengenai penetapan calon pemenang laporan tersebut disertai usulan serta
penjelasan tambahan dan keterangan lain yang dianggap perlu sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan.
4. Aspek teknis, administrasi dan harga.
Pasal I. 14
PENETAPAN PEMENANG
1. Panitia/Pejabat

Pengadaan

menetapkan

calon

pemenang

lelang

yangmenguntungkan bagi Negara, yakni :


a. Penawaran memenuhi Syarat Administrasi dan Teknis.
b. Penawaran Haraga/biaya terendah dan responsive.
c. Lulus evaluasi Kualifikasi dalam pasca kualifikasi.
2. Berdasarkan laporan disertai usulan penetapan calon pemenang, penjelasan dan
keterangan lain yang disampaikan oleh panitia/pejabat pengadaan, Pejabat yang
berwenangan mengambil keputusan menetapkan pemenang Lelang dengan
menerbitkan Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) selambat-lambatnya
5 (lima) hari sejak usulan penetapan calon pemenang.
Pasal I. 15
PENGUMUMAN PEMENANG LELANG
Pemenang lelang diumumkan oleh panitia/pejabat Pengadan selambat-lambatnya 2
(dua) hari sejak surat Penetapan Barang/Jasa.

131

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal I. 16
PELELANGAN ULANG
Lelang dibatalkan bilamana :
1. Diantara rekanan yang diundang dan mengikuti Aanwijzing dan mengajukan
penawaran yang sah kurang dari 3 (tiga).
2. Penawaran melampaui anggaran yang tersedia.
3. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar.
4. Sanggahan dari rekanan ternyata benar
5. Berhubungan dengan pelbagai hal tidak mungkin mengadakan penetapan.
6. Dalam pelelangan dinyatakan gagal atau pemenangnya yang ditunjuk
mengundurkan diri atau urutan pemenang kedua tidak bersedia ditunjuk, maka
panitia pelangan atas permintaan kepala kantor satuan kerja, atau pemimpin
kegiatan akan mengadakan pelelangan ulang.
Pasal I. 17
PEMBERIAN ATAU PELULUSAN PEKERJAAN
1. Pengguna Anggaran akan memberikan pekerjaan kepada rekanan yang
penawarannya

pantas,

wajar

dan

menguntungkan

Negara

serta

dapat

dipertanggungjawabkan.
2. SPK akan diberikan kepada rekanan yang telah ditunjuk dalam waktu paling
lambat 10 hari kerja setelah pemberitahuan pengumuman penetapan pemenang
pelelangan.
3. Rekanan diperkenankan mulai bekerja setelah diterbitkannya SPK sekaligus
memberikan jaminan pelaksanaan.
132

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal I. 18
PELAKSANA PEMBORONG
1. Bilamana akan dimulai di lapangan, pihak Pemborong supaya memberitahukan
secara tertulis kepada Pemberi Tugas.
2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli dan diberi
kuasa oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas namanya.
3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah ditugaskan
oleh direksi.
4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung
bertingkat dan pembantu-pembantunya minimal memahami bestek dan mengerti
gambar.
Pasal I. 19
SYARAT SYARAT PELAKSANAAN
Pekerjaan harus dikerjakan menurut :
1. RKS dan gambar-gambar kerja/gambar detail secara menyeluruh untuk kegiatan
ini.
2. RKS dengan segala perubahanperubahan dalam Aanwijzing (Berita Acara
Aanwijzing).
3. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis dari Pengguna Anggaran/Pengelola
Kegiatan.
4. Lapangan/lahan yang tersedia.

133

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal I. 20
PENETAPAN UKURAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuranukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.
2. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan apabila ada
perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006.
3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS,
maka petunjuk pemberi tugas yang dijadikan pedoman berdasar pembentukan
dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA
UNNES Tahun Anggaran 2006.
4. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka
pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian kecuali bilaman pihak
pemborong dapat membuktikan bahwa dengan adanya perubahan-perubahan
tersebut pemborong menderita kerugian.
5. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubaha, maka
perencana harus membuat gambar perubaha (refisi) dengan tanda garis berwarna
di atas gambar aslinya. Kesemuanya atas biaya perencana.
6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan RKS
dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seizin dan sepengetahuan Pejabat Pembuat
Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun
Anggaran 2006.
134

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal I. 21
PENJAGAAN DAN PENERANGAN
1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam) dalam
kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan
lain-lain.
2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan/lampu
pada tempat tertentu, satu sama hal lain tersebut atas kehendak Direksi.
3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya yang
disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi kebakaran dan
pencurian, maka harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran
pekerjaan.
4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat
pekerjaan, alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang sama
harus selalu berada di tempat pekerjaan.
5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam
pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain
sepenuhnya.
Pasal I. 22
KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan
penyelamatan dan segera memberitahukan kepada pemberi tugas.
2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan
korban dan keluarganya.
135

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

3. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-syarat


palang merah.
4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerjanya, juga selalu
memberikan bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan menyediakan air
minum yang memenuhi syarat kesehatan.
5. Pemborong harus mengasuransikan tenaga kerjanya yang bekerja diproyek ini ke
PT.JAMSOSTEK.
Pasal I. 23
PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN
1. Bahan-bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri
kwalitas baik.
2.

Harus diperhatikan syarat-syarat dan mutu barang dan jasa yang bersangkutan.
Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan harus
mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &
Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.

3. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan harus


mendapat persetujuan dari pengguna Anggaran/pengawas terlebih dahulu dan
harus berkwalitas baik.
4.

Semua bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh Pejabat Pembuat


Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun
Anggaran 2006 tidak dapat dipakai (afkir) harus segera disingkirkan jauh-jauh
dari tempat pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung jawab
pemborong.
136

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

5. Bilamana pemborong melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan yang


telah diafkir, maka Penanggung Jawab Kegiatan Penyelenggara Kegiatan dan
Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang ( UNNES ) berhak untuk
memerintah membongkar dan harus mengganti dengan bahan-bahan yang
memenuhi syarat-syarat atas resiko/tanggung jawab pemborong.
6.

Bilamana Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum


DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 sangsi akan mutu bahan/ kwalitas bahan
bangunan yang akan digunakan, pemimpin kegiatan/ pengelola kegiatan berhak
meminta kepada pemborong untuk memeriksakan bahan bahan bangunan
tersebut pada laboratorium bahan-bahan bangunan.
Pasal I. 24
KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE

1. Semua kenaikan harga akibat kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia


dibidang moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai dengan
keputusan pemerintah dan pedoman resmi dari pemerintah Republik Indonesia.
2. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain; gempa
bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain, kejadian
tersebut dapat dibenarkan oleh pemerintah, bukan menjadi tanggungan
Pemborong.
4. Apabila terjadi force majeure, pihak rekanan harus memberitahukan kepada
pemimpin kegiatan/pengelola kegiatan secara tertulis paling lambat 24 jam
demikian pula bila force majeure.
137

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal I. 25
ASURANSI
Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di kegiatan ini
ke PT. Jamsostek, ternasuk tenaga dari team Teknis, Konsulatan Perencana dan
Konsultan Pengawas yang namanya tercamtum dalam Struktur Organisasi ini.
Pasal I. 26
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Perselisihan akan diselesaikan menurut aturan/ketentuan yang lazim berlaku,
sedangkan tata caranya diatur kemudian dalam kontrak.
Pasal I. 27
URAIAN MENGENAI RKS DAN GAMBAR
1. Disamping peraturan-peraturan umumyang disebut dalam pasal I. 01.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta gambar-gambarnya berlaku
sebagai dasar pedoman/ketentuan untuk melaksanakan pekerjaan ini.
3. Gambar-ganbar yang ikut disertakan akan juga merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari RKS ini.
4. Kontraktor wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuranukuran dimensi konstruksi apabila ukuran-ukuran yang ditentukan dalam
spesifikasi/gambar meragukan kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor diijinkan
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan
tertulis dari Penawas dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Bila terdapat perbedaan :

138

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

a. Antara gambar dan ketentuan RKS, Surat/Surat Penawaran maka Pemberi


Tugas dapat memutuskan pekerjaan dengan volume pekerjaan harga
pekerjaan/kwalitas bahan material yang tinggi.
b. Surat perjanjian Pemborong didahulukan atas RKS.
c. RKS didahulukan atas gambar serta perubahan sebagaimana Berita Acara
Aanwijzing, Berita Acara Aanwijzing didahukan atas RKS dan Gambar.
d. Gambar beserta detail dan tambahan atau perubahan yang tercantum dalam
Berita Acara Aanwijzing didahulukan atas Surat Penawaran.
e. Jika pekerjaan tidak terdapat dalam RKS, tetapi terdapat dalam gambar maka
yang terakhir ini berlaku penuh demikian pula sebaliknya.
6. Perbedaan antara gambar dan RKS maupun perubahan yang ditentukan pada
waktu pelaksanaan berlangsung. Kontraktor diwajibkan menaati keputusan
Konsultan Pengawas yang diberikan secara tertulis di mana dijelaskan juga
kemungkinan adanya pekerjaan tambah/kurang.
7. Apabila ada perbedaan gambar dalam yang satu dengan yang lain, maka Pemberi
Tugas dapat menetapkan yang lebih besar volume/harga kwalitas/ukuran.
8. Kontraktor wajib membuat gambar kerja, sebelum memulai sesuatu pekerjaan
yang khusus dan harus dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas.
9. Dalam hal kontraktor meragukan ketentuan-ketentuan yang tercamtum dalam
dokuman pelaksanaan, maka kontraktor wajib berkonsultasi dengan konsultan
Perencana atau Pengawas.
10. Untuk menghindari kesalahan dalam memedomani gambar-gambar pelaksanaan,
maka kontraktor untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sama sekali
139

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

tidak diperkenankan memperbanyak gambar dengan cara apapun: seperti


menyalin kembali gambar pada kalkir atau kertas lainnya, mengopy dengan cara
apapun. Jika Pelaksana Kontraktor memerlukan copy gambar maka copy tersebut
hanya dapat dikeluarkan melalui Konsultan. Seluruh akibat terhadap pelanggaran
yang tersebut di atas, akan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Pasal I. 28
LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam
Aanwijzing
2. Sarat penawaran / RAB supaya dibuat seperti contoh terlampir.
3. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB
ternyata terdapat kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut pos-posnya
dengan cara menambah huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos yang
bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka perubahannya tidak
nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya.
4. Surat permohonan IMB (jika diperlukan) dari Pemberi Tugas, sedang pengurusan
dan pembiayaannya kepada Pemborong dan dilaksanakan segera setelah
dilakukan penandatanganan.
5. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
6. BQ tidak mengikat dan kontraktor wajib menghitung kembali.
7.

Apakah ada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data / informasi sejak
dimulainya proses pelelangan ini, maka Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
140

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 akan
menjatuhkan sanksi.
8. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Penitia Lelang / Pimpinan Kegiatan.
9.

Ketentuan atau ketetapan lain di dalam pelaksanaan proses pelelangan ini


merupakan hak dan wewenang Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &
Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.

SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
Pasal II. 01
JAMINAN LELANG
1. Jaminan Penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan Bank milik pemerintah
atau Bank Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24 Februari 1988.
Nomor : 205 / KMK / 013 / 1988 sebesar 1 3 % dari harga penawarn.
2. Bagi Pemborong yang mendapat pekerjaan, tender Garansi diberikan kembali
pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
3. Bagi pemborong yang tidak mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil
setelah adanya Penetapan Pemenang, yang mendapatkan pekerjaan, tender garansi
dapat diambil setelah dikeluarkannya SPMK, dan telah memberikan jaminan
pelaksanaan. Jaminan penawaran dapat diambil setelah ditanda tangani kontrak.
Pasal II. 02
JAMINAN PELAKSANAAN
1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.
141

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB


& Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 bersama dengan
penandatanganan surat perjanjian Pemborongan.
3. Masa berlaku jaminan pelaksanaan setelah tanggal SKPBJ sampai dengan 14
(empat belas) hari setelah masa pemeliharaan berakhir.
Pasal II. 03
PERMULAAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA
(TIME SCHEDULE)
1. Setelah penandatanganan kontrak, pengguna dan penyedia barang/jasa bersamasama mengadakan pemeriksaan lapangan dan membuat berita acara penyerahan.
2. SPMK diterbitkan segera mungkin dan paling lambat 14 ( empat belas ) hari
setelah penandatanganan kontrak.
3. pemborong harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan untuk disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA
UNNES Tahun Anggaran 2006. dan segera melaksanakan pekerjaan paling
lambat 7 ( tujuh ) hari setelah diterbitkannya SPMK
4. pemborong wajib membertahukan direksi, bila mana akan memulai pekerjaan.
5. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja yang
telah disetujui.
6. Rekanan tetap bertanggungjawab atas penyelesaian pekerjaan tepat pada
waktunya.

142

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal II.04
LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN
1. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan laporan
kepada Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir oleh yang
berwenang.
2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak
termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya
pengeluaran uang oleh Pemborong.
Pasal II. 05
PEMBAYARAN
1. Pembayaran akan dilaksanakan dan atau akan diatur kemudian dalam kontrak.
2. Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai berita acara pemeriksaan
pekerjaan dan dilampiri dafatr hasil opname pekerjaan foto-foto dokumentasi
dalam album.
Pasal II.06
MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMINJN)
1. Jangka waktu pemeliharaan adaalah 180 ( seratus delapan puluh ) hari kalender
sehabis penyerahan pertama.
2. Bila mana masa pemeliharaan terjadi kerusakan-kerusakan akibat kurang
sempurnanya didalam pelaksanaan ataukarena mutu bahan. Maka pemborong
harus memperbaiki setelah mendapat peringatan pertama tertulis dari Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006.
143

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal II.07
PERMULAAN PEKERJAAN
1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari SMPK (Gunning)
dikeluarkan dari Pemberi Tugas, pekerjaan harus sudah dimulai.
2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan
dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah.
3. Apabila akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Pemberi Tugas.
4. Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak
menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Pasal II. 08
PENYERAHAN PEKERJAAN
1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 160 (seratus enam puluh) hari
kalender termasuk hari minggu, hari besar dan hari raya.
2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai 100
% dan dapat diterima denagn baik oleh Penanggung Jawab Kegiatan dan Usaha
Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan disertai Berita
Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan, pada penyerahan pertama untuk
pekerjaan ini, keadaan bangunan serta halaman harus dalam keadaan rapi dan
bersih.
3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan teknis
dalam penyerahan ke 1 (pertama) maka surat permohonan pemeriksaan teknis
yang diajukan kepada Direksi supaya dilampiri :
144

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

a. Daftar kemajuan pekerjaan 100% ditanda tangani pengawas lapangan dan


diketahui oleh Pemborong.
b. Satu (1) album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja 100%.
c. Khusus untuk ukuran foto yang 10 R supaya diambil yang baik.
4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pejabat Pembuat
Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun
Anggaran 2006. harus sudah dikirimkan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir.
5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan
instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006. surat pernyataan bahwa instalasi listrik tersebut telah
terdaftar di PLN dengan meterai Rp. 6000,Pasal II.09
MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMIJN)
1. Jangka waktu pemeliharaan adalah 6 bulan (180) hari kalender terhitung sejak
penyerahan pertama.
2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud terjmin) terjadi kerusakan akibat
kurang sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu bahan-bahan
yang

digunakan,

maka

pemborong

harus

segara

memperbaiki

dan

menyempurnakannya kembali setelah pihak pemborong diperingatkan atau


diberitahukan yang pertama kalinya secara tertulis oleh Pengghuna Anggaran dan
Pengendali Kegiatan.
145

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal II.10
PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN
1. Surat permohonan waktu penyerahan pertama yang diajukan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006. harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas)
hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir dan surat tersebut
supaya dilampiri :
a. Data yang lengkap.
b. Time Schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan.
2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap
tidak akan dipertimbangkan.
3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat diterima
oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA
UNNES Tahun Anggaran 2006. bilamana :
a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk) yang
tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani oleh
kedua belah pihak yang dinyatakan dalam Berita Acara.
b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. tentang
pekerjaan tambahan.
c. Adanya perintah tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &
Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006., pekerjaan untuk
sementara waktu dihentikan.
146

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

d. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan, pemogokan,


perang) kejadian mana ditangguhkan oleh yang berwenang.
e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan secara
langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan Pengawas.
f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan karena
lahan yang akan dipakai untuk bangunan masih ada masalah.
Pasal II.11
SANKSI / DENDA (PASAL 49 AV)
1. Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan pertama kalinya dilampaui/tidak
dipenuhi, maka pemborong dikenakan denda/diwajibkan membayar denda
sebesar 1 0/00

(satu permil) tiap hari, dengan denda maksimal 5 % dari nilai

kontrak. Uang denda harus dilunaskan padawaktu pembayaran angsuran (termijn)


penyerahan kesatu (I).
2. Menyimpang dari Pasal 49A V terhadap segala kelainan mengenai peraturan atau
tugas yang tercantum dalam ketetapan ini, maka sepanjang bestek ini tidak ada
ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu
permil) tiap terjadi kelainan dengan tidak diperlukan suatu pengecualian.
3. Bilamana terjadi perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak
disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan tidak
akan diperpanjang.

147

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal II.12
PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN
1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006., pemborong dapat mengajukan pembayaran tambahan.
2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong supaya mengajukan kepada
Pemimpin proyek/pengelola proyek daftar RAB agar Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
agar diperhitungkan pembayarannya.
3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah kurang harga satuan yang telah
dimasukkan dalam daftar penawaran/kontrak.
4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang diajukan,
maka akan diselesaikan secara musyawarah.
Pasal II.13
DOKUMENTASI
1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0 %
supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting menurut
pertimbangan Direksidengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 set berwarna.
2. Setiap permintaan pembayaran termijn (angsuran) dan penyerahan pertama harus
diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (minimum dari 5
jurusan) masing-masing menurut pengajuan termijn dengan ukuran 9 x 14 cm
sebanyak 3 set berwarna. (pembidikan dari titik tetap), pada penyerahan pertama,
pemborong harus mendak dan foto 10 R sejumlah 5 buah dan sudah dipigur.
148

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal II.14
PENDAFTARAN GEDUNG PEMERINTAH
Konsultan pengawas di wajibkan membantu pengelola proyek menyelesaikan
pendaftaran gedung-gedung disesuaikan dengan persyaratan yang ditetapkan.
Pasal II.15
PENCABUTAN PEKERJAAN
1. Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA
UNNES Tahun Anggaran 2006. berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan
dari tangan pemborong apabila ternyata pihak pemborong telah menyerahkan
pekerjaan seluruhnya atau sebagian kepada pemborong lain semata-mata hanya
mencari keuntungan saja dari pekerjaan tersebut.
2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk
pekerjaan yang telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006. sedangkan harga bahan bangunan yang berada di tempat
menjadi resiko pemborong sendiri.
3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (onder
eanemer) tanpa izin tertulis dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. tidak
diizinkan.
Pasal II.16
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR, CONTOH SURAT PENAWARAN
1. Tanggung jawab Kontraktor :
149

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab atas bangunan tersebut selama sepuluh


tahun sesuai dengan pasal 1609 KUHP Perdata.
2. Mengurus IMB dengan biaya dari pemborong / Kontraktor , sedang proyek
membantu dengan pengurusan kelengkapan dokumen yang diperlukan.

150

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

CONTOH SURAT PENAWARAN :


KERTAS KOP NAMA PERUSAHAAN
Nomor :
Lamp :
Perihal : Surat Penawaran

Kepada

Pekerjaan

..
Jl. .
SEMARANG

Untuk

mengikuti

penunjukan

langsung

terbatas

yang

di

adakan

pada

hari.tanggal
bulan.tahun. dengan mengambil tempat di.yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama

: .

Jabatan

: .

Alamat

: .

Berkedudukan : .
Dengan ini menyatakan :
1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan
pekerjaan bangunan-bangunan negara.
2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam dokumen
lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang tercantum
dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal ..

151

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang mungkin


ada atas dasar bestek.
4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak.
5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank
sebesar Rp
6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan kontrak.
7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan bangunan
dan peralatan yang diperlukan untuk :
a. Pekerjaan

b. Lokasi

c. Denagn harga borongan

: Rp

d. Jangka waktu pelaksanaan

(terbilang)
(

e. Jangka waktu pemeliharaan : selama :

) hari kalender
(

Semarang,

) hari kalender
2004

Hormat Kami,
CV/ PT.
Materai Rp. 6000,Cap perusahaan

Nama Terang
Direktur

152

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM


Pasal III.01.
URAIAN PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pembangunan gedung kuliah dan Laboratorium 3 lantai Jurusan Bahasa Inggris
dan Bahasa Indonesia FBS UNNES di SEMARANG
Didesa Sekaran Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang
Uraian Jenis Pekerjaan, Konstruksi dan Bahan.
- Konstruksi pondasi dari beton bertulang dan pasangan batu kali
- Konstruksi kerangka (kolom, balok, & konsol) dari beton bertulang.
- Konstruksi dinding dari pasangan batu bata.
- Kusen kayu Bangkirai.
- Usuk kayu kruing, Reng, dan lisplank kayu bangkiray.
a. Sparing-sparing Instalasi listrik
b.

Sparing-sparing Instalasi air kotor dan kotoran WC.

2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran Pekerjaan pelaksanaan diLapangan Kontraktor harus
menyediakan :
a. Tenaga Pelaksana yang slalu ada dilapangan, tenaga kerja yang
terampil dan cukup jumlahnya.

153

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

b. Penyediaan alatg-alat Bantu : Beton molen, vibrator, pompa air, mesin


las, alat angkut, mesin giling serta peralatan lainya yang digunakan
harus selalu tersedia dilapangan sesuai kebutuhan.
c. Bahan-bahan bangunan harus tersedia dilapangan dengan jumlah yang
cukup.
d. Melaksanakan tepat dengan scedhule.
3. Cara Pelaksanaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan syarat-syarat
( RKS ) Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk
Konsultan Pengawas.
Pasal III.02
JENIS MUTU BAHAN
Jenis mutu bahan yang dipakai diutamakanproduksi dalam negeri
Sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menteri Penerangan.
No : 472/Kop/XII/80.
No : 813/Menpen/1980.
No : 64/Menpen/1980
Tanggal 23 Desember 1980.

154

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal III.03
GAMBAR GAMBAR
RKS ini dilampiri :
A. Gambar Perencanaan
1. Gambar Rencana Site Plan
2. Gambar Rencana Denah Layout 1,2,&3
3. Gambr Tampak dan Potongan
B. Gambar Pelaksanaan
1. Gambar Denah, Tampak, Potongan LT1
2. Denah dan Detail Konstruksi.
Pasal III.04
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan laindalm Rencana Kerja
dan Syarat-syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah
ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Kepers

16

tahun

1994

beserta

segala

perubahan

dan

penyempurnaannya.
b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan diIndonesia atau
Algemene Voowaarden voor de Uitvouring bijaaneming van openbare
warken ( AV )1941.
c. Keputusan-keputusan dariMajelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik
dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI ).
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1989 ( PBI 1989 ).
155

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

e. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga


Kerja.
f. Peraturan

umum

tentang

pelaksanaan

Instalasi

Air

minum

sertaInstalasi Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.


g. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979
dan PLN setempat.
h. Peraturan sambungan telepon yang berlaku diIndonesia.
i. Pertuan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI 1961 )
j. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. No : 08
k. Perturan Batu Merah sebagai bahan bangunan.
l. Pertauran Muatan Indonesia.
m. Peraturan dan ketentuan lain yang di keluarkan oleh jawatan/instansi
pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan
bangunan.
2. Untuk melaksanakan npekerjaan dalam pasal 1 ayat 2 tersebut berlaku dan
mengikat pula:
a. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah disahkan
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek Tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja ( S.P.K )
g. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
156

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

h. Jadwal pelaksanaan yang tekah disetujui pemimpin proyek.

Pasal III.05
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (
RKS )termasuk tambahan dan perubahannya dalam berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ), maka
yang mengikat adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang
lain maka gambar dengan sekala besar yang berlaku.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada
konsultan dan mengikuti keputusannya.
4. Dalam penelitian tersebut diuraikan juga terhadap volume pekerjaan.
Pasal III.06
PERSIAPAN DILAPANGAN
1. Kontraktor harus membuat kantor direksi dan gudang prnyimpanan bahan seluas
24 meter persegi dengan tiang kayu kruing dan dinding papan triplex lantai beton
tumbuk dan atap asbes/seng bergelombang.
2. Kontraktor harus membuat bangsal pekerja untuk para pekerja dan gudang
penyimpanan barang yang dapat dikunci.
3. Pembongkaran bangsal kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.

157

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal III.07
JADWAL PELAKSANAAN
1. Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan kontraktor wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan
curve bahan/tenaga.
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
konsultan Pengawas, paling lambat 15 hari setelah surat penunjukan diterima
kontraktor.
3. Rencana kerja yang telah disetujui oleh konsultan pengawas, akan disahkan oleh
pemberi tugas.
4. Kontraktor wjib memberi salinan rangkap 4 kepada konsultan pengawas. Rencana
Kerja ditempel didinding bangsal diikuti grafik prestasi kerja.
Pasal III.08
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjuk seseorang kuasa kontraktor
disebut sebagai pelaksana yang cakap untuk memimpin pekerjaan.
2. Dengan adanya pelaksana bukan berarti kontraktor lepas tanggung jawab.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada tim teknik wilayah dan
konsultan pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapat persetujuan.
4. Bila di kemudian hari menurut Tim teknik wilayah dan konsultan pengawas,
pelaksana itu tidak cakap memimpin, kontraktor akan diberitahu secara tertulis.
5. dalam 7 hari setelah mendapat peringatan tersebut kontraktor harus mencari
pengganti pelaksana.
158

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal III.09
TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI ) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA
1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja apabila terjadi
hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberikan secara tertulis,
alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Tim teknik wilayah dan konsultan
pengawas.
2. Alamat kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah-ubh. Apabila
ada parubahan, agar segera memberi tahu.
Pasal III.10
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik
proyek, Konsultan Pengawasdan milik pihak ketiga yang ada dilapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui konsultan
pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung
jawab kontraktor dan tidak akan diperhittungkan dalam biaya tambahan.
3. Apabila terjadi kebakaran kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang
berupa barang-barang maupun keselammatan jiwa. Untuk itu kontraktor
diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang
ditempatkan ditempat-tempat yang telah ditetapkan.
Pasal III.11
JAMINAN KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor

diwajibkan

menyediakan

obat-obatan

menurut

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang slalu siap pakai.


159

syarat-syarat

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
pakai.
4. Membuat tempat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk penjaga
keamanan.
5. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan sesuai dengan
peraturan perundingan yang brlaku.
Pasal III.12
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor,
sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain
:
1. Beton molen yang jumlahnya akan ditentukan kemudian oleh pengawas.
2. Theodolit dan water pass ( ijin konsultan pengawas ).
3. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
4. Pompa air untuk system pengeringan, jika diperlukan.
5. Mesin pemadat.
6. Alat megger, alat test instalasi listrik dan test instalasi air, sesuai kebutuhan.
Pasal III.13
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi

160

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 adalah pekerjaan baru, sesuai dengan gambar
situasi.
b. Ukuran dalam gambar ataupun Uraian dalam RKS merupakan garis besar
pelaksanaan.
c. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan,
sifat dan uas pekerjaan, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi harga
penawaran.
d. Kelalaian atau kekurang tliti kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alas an
untuk menggagalkan tuntutan.
2. Ukuran
a. Ukuran yang dipakai disini semuanya dinyatakan dalam cm kecuali ukuran
baja dinyatakan dalam mm.
b. Duga lantai ( permukaan atas lantai ) ditetapkan dilapangan.
c. Dibawah

pengawasan

konsultan

pengawas,

kontraktor

diwajibkan

menempatkan satu titik duga dan lima titik Bantu, dengan tiang beton yang
panjangnya 1,20cm berpenampang 10 x 10 cm. Titik ini di jaga
kedudukannya dan tidak boleh dibongkar sebelum dapat ijin dari konsultan
pengawas.
d. Memasang papan pengawas (Bowplank).

Ketetapn letak bangunan diukur dibaeah pengamatan konsultan pengawas


dengan siket/patok yang dipasang kuat-kuat dan papan terentang dengan
ketebalan 2 cm diketam rata pada sisi bagian atas.

161

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara


mengukur, alat-alat penyipat datar (theodolit, water pass) prisma silang
pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah bangunan, yang selalu
berada dilapangan.
Pasal III.14
SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang


ditentukan pasal 2.
2. Konsultan pengawas berhak memeriksa asal bahan dan kontraktor wajib
memberitahukan.
3. Semua bahan bangunan yang digunakan wajib diperiksakan dahulu kepada
konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan.
4. Bahan bangunan yang telah didatangkan kontraktor dilapangan pekerjaan dan
ditolak pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan ppekerjaan selambatlambatnya 2x24 jam dari penolakan.
5. Apabila konsultan pengawas merasa perlu meneliti bahan lebih lanjut, konsultan
berhak mengirim ke Balai penelitian bahan-bahan (Laboratorium) untuk diteliti,
Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan kontraktor.
6. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukankontraktor tetapi ternyata
ditolak konsultan pengawas, harus segera dihentikan dan dibongkar dengan biaya
kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan oleh konsultan pengawas.

162

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal III.15
PEMERIKSAAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah
selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor
diwajibkan memintakan persetujuan kepada konsultan pengawas. Baru apabila
telah disetujui kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam 2x24 jam tidak dipenuhi oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila
Konsul;tan Pengawa minta perpanjangan waktu.
3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan
kontraktor.
Pasal III.16
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan tertulis dalam buku
harian oleh Konsultan Pengawas serta persetujuan pemberi tugas.
2. pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bilamana nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Konsultan Pengawas serta persetujuan dari pemberi tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut harga satuan
pekerjaan, yang dimaksudkan oleh kontraktor sesuai AV artikel 50 dan 51 yang
pembayarannya diperhitungikan bersama-sama angsuran terakhir.
163

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

4. Untuk pekerjaan tambah yang harganya tidak tercantum diharga satuan yang
dimasukkan dalam penawaran, harga satuan akan ditentukan lebih lanjut oleh
Konsultan Pengawas bersama-sama kontraktor dengan persetujuan pemberi tugas.
5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alas an sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas / Tim Pengelola
Teknis dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu, karena adanya pekerjaan
tambahan tersebut.
Pasal III.17
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa menggangu
pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap
sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang lain.
2. Jalan masuk dan Konstruksi jalan sementara.
Untuk mencapai jenis pengangkutan kendaraan material dilokasi proyek ini
melalui jalan desa dan rencana jalan umum/kampus, untuk itu kontraktor harus
menjaga keutuhan jalan dan jembatan dan sebagainya. Kerusakan akibat
pelaksanaan proyek tersebut diatas maka kontraktor wajib memperbaikinya.
3. Selamanya berlangsungnya pekerjaan kontraktor harus dapat menjaga lingkungan
yang terganggu oleh jalannya proyek.
4. Kontraktor tidak dibenarkan memasang papan Reklame dalam bentuk apapun
dalam lingkungfan halaman tanah disamping yang berbatasan langsung dengan
hgalaman komplek kampus UNNES desa sekaran.

164

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

5. Kontraktor harus memasang nama proyek 1 (satu) unit dari papan/tiang kayu.
Redaksi papan nama proyek tersebut akan ditentukan kemudian, dengan papan
ukuran minimal 1,50 x 0,80 m.
Pasal III.18
PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Galian
a. Waktu Pelaksanaan Penggalian
Pekerjaan penggalian tanah terutama galian pada dasar pondasi sebaiknya
dilaksanakan pada musim kering.
b. Batas dan Ketinggian Galian
Dalam

melaksanakan

pekerjaan

penggalian

tanah,

rekanan

harus

memperhatikan batas-batas ketinggian setiap galian sesuai dengan kebutuhan


seperti yang tercantum didalam gambar rencana.
c. Alat-alat
Alat-alat yang dipakai untuk pekerjaan penggalian tanah, baik jenis maupun
kebutuhannya harus sesuai dengan kebutuhan, untuk itu rekanan harus
menyerahkan daftar alat-alat yang dipakai dalam pekerjaan ini sebelum
memulai pekerjaan tanah.
d. Pencegahab Kelongsoran Dinding Galian
Rekanan wajib melaksanakan pengamanan dinding galian dari kemungkinan
terjadinya longsor, terutama pada galian-galian yang dalam. ( untuk pondasi
sumuran ) antara lain dengan cara-cara sebagai berikut :

165

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Membuat

talut

yag

landai

atau

system

bertangga

dengan

memperhatikan tanah asli sebenarnya.

Mengangkat tanah-tanah/batu-batu lepas yang terdapat pada diding


galian.

Memasang turap-turap pengaman atau casing pengaman.

Dilarang menempatkan bahan bangunan atau alat-alat berat didekat


tepi galian.

Memasang Konstruksi pengaman lainnya yang dianggap perlu. Dalm


hal ini rekanan harus sudah memperhitungkan harga biaya dalam
penawaran.

e. Galaian konstruksi
Galian Konstruksi adalah galian tanah ataupun batuan yang dimaksudkan
untuk pemasangan pondasi bangunan, tembok penahan tanah dan lain-lain
seperti yang dimaksudkan dalam gambar rencana atau ditentukan dalanm
ketentuan ini. Galian-galian ini harus memenuhi persyaratan sehingga posisi
dan ketinggian serta ukuran struktur sesuai dengan ketentuan dalam gambar
rencana. Sebelum memulai penggalian rekanan harus memberitahukan
Direksi terlebih dahulu.
f. Pemakaian Kembali Material Bangunan
Material galian yang memenuhi syarat bisa dipakai kembali sebagaimaterial
urugan atas persetujuan Direksi, yang tidak memenuhi syarat harus dibuang.
g. Pembuangan Material Bangunan

166

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Material galian yang tidak dapat dipakai urugan atau material kelebihan harus
dibuang ketempat-tempat yang telah ditentukan. Pembuangan ini tidak boleh
merusak lingkungan, menghalangi arus aor atau merugikan pihak lain.
h. Tes Kepadatan

Setelah tanah urugan selesai dipadatkan, dilakukan tes kepadatan


dilapangan (disaksikan oleh Direksi/pengawas) maupun laboratorium.

Untuk tes dilapangan dapat digunakan sand cone method atau cara lain
yang disetujui oleh Direksi/ pengawas.

Lokasi dan jumlah titik yang dites ditentukan oleh Direksi/Pengawas.

Hasil tertulis harus diserahkan kepada d\Direksi/Pengawas untuk


memperoleh persetujuan.

i. Tingkat Kepadatan
Tingkat kepadatan lapangan disyaratkan 95% dari kepadatan kering
maksimum yang berlaku untuk semua urugan umum.
j. Urugan khusus untuk Perbaikan Tanah
Apabila terjadi perbaikan tanah dengan maksud memperbaiki daya dukung
tanah maka sebagian tanh semula akan digali sedemikian hingga tebalnya
tanah pengganti memenuhi syarat dalam Gambar Rencana dan mengusahakan
seminimum mungkin etrjadinya gangguan terhadap tanah asli yang
diakibatkan oleh penggalian tersebut. Tanah ini dipadatkan dengan baik sesuai
dengan ketentuan-ketentuan tentang pemadatan tanah urugan seperti yang
disebutkan dalam (sub) pasal-pasal terdahulu.

167

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasal III.19
PEKERJAAN BETON
(Pondasi, kolom, Ringbalok, dan Konsol)
1. Bahan
a. Semen Portland / PC
Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan semen
Portland Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standart No. 12/1965. semen
harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong
asli dari pabrik. Merk PC dianjurkan dalam negeri seperti Nusantara, Tiga
Roda, atau sekualitas, satu macam dan dengan persetujuan konsultan
pengawas. Semen harus di simpan dalam gudang yang kedap air berventilasi
baik, di atas lantai setinggi 30 cm.
Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis.
Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman.
b. Agregrat halus dan kasar dapat dipakai agregrat alami atau buatan asal
memenuhi syarat menurut PBI 1989. untuk pasir beton dipakai pasir
Muntilan, sedang batu pecah dipakai batu pecah ukuran dan kwalitas dari
hasil pemecah mesin split.
Agregrat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan
ketahanan tulangan terhadap karatan. Untuk itu kontraktor harus mengajukan
contoh-contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber (tempat
pengambilan) antara laintidak boleh menggunakan pasir laut.

168

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Agregrat-agregrat harus disimpan ditempat yang saling terpisah dalam


tumpukan yang tidak lebih dari 1m berpermukaan yang bersih, padat serta
kering dan harus dicegah terhadap pengkotoran.
c. Air
Untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dai air bersih dan tidak
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.
Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat manurut PBI 1991.
d. Bahan campuran tambahan (Additives)

Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture) kecuali yang


tersebut tegas dalam gambar atau persyaratan harus seijin tertulis dari
Konsultan Pengawas, untuk itu Kontraktor harus mengajukan permohonan
tertulis. Kontraktor harus mengajukan analisa kimiawinya serta bukti
penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.

Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan permulaan (intial set)


tidak boleh dipakai, sedangkan untuk beton kedap air dibawah tanah
(hydrostatic preasure) tidak boleh waterproofer yang mengandung garam
stearate. ]bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan iklim
tropis dan memenuhi persyaratan AS. 1478 dan ASTM C.494 dan type B
dan type D sekaligus sebagai pengurangan air adukan dan penunda
pengerasan awal.

Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk

teknis dari pabrik dan

dimasukkan kedalam mesin pengaduk bersamaan dengan air adukan yang

169

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

terakhir dituangkan kedalam mesin pengaduk. Pemakaian additive tidak


boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam adukan.
e. Lapisan pelindung beton
Untuk lapisan pelindung plat lantai beton harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
f. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.dalam

keadaan

maka

Konsultan

Pengawas

berhak

minta

pemeriksaan atas biaya Kontraktor.


2. Macam pekerjaan
Konstruksi beton untuk pekerjaan :
- Kolom
- Plat
- Balok/ Rib
- Pondasi
3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Rencana adukan beton (Mix Design)

Test Laboratorium
1. Contoh split, pasir dan PC yang akan dipergunakan harus dikirim olejh
rekanan dan dikirim ke laratorium yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan untuk dianalisis dan hasil test contoh tersebut, laboratorium
akan merencanakan suatau campuran beton untuk ememnuhi setiap
kekuatan yang dikehendaki dan memenuhi slump yang disyaratkan.

170

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

2. Laboratorium juga akan menyediakan 2 (dua) kubus percobaan dari


setiap adukan yang direncanakan dari contoh split dan pasir yang telah
diperiksa, 1 (satu) kubus ditest pada umur 7 hari dan sebuah lagi pada
umur 28 hari.
3. Rekanan harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap hasil test dan rencana
adukan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui sebelum pengecoran
beton dilakukan.
4. Seluruh biaya pembuatan contoh, renewa adukan dan test laboratorium
ditanggung oleh Rekanan.

Ukuran campuran PC dan bahan adukan lain termasuk air


Jumlah PC dan bahan adukan sebelum diadduk harius ditetapkan langsung
dengan alat pengukur yang disediakan oleh rekanan dan di setujui oleh
Direksi Lapangan.

b. Test Kekuatan Beton

Rekanan harus melakukan test kekuatan beton, test bisa dilakukan di


labortorium yang independent yang ditentukan atau disetujui oleh Direksi/
Pengawas. Pembuatan beton uji dan jumlah harus memenuhi ketentuan
dalam SKSNI T-15-03. tahun 1990 dan 1991 atau PBI71

1 (satu) lembar asli dan 2 (dua) lembar copy laporan hasil test diserahkan
kepada Direksi/ Pengawas.

Bila beton yang berumur 7 hari kekuatannya kurang dari 70% kekuatan
beto umur 28 hari, maka Direksi berhak dengan segera memerintahkan

171

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Rekanan untuk menambah jumlah PC kedalam campuran beton atau


merubah perbandingan campuran beton (bila dianggap perlu).

Biaya tambahan akibat perubahan campuran tadi dan biya kekuatan beton,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Rekanan.

c. Persiapan Pengecoran Beton

Pemeriksaan dan Persetujuan Direksi


Beton tidak diperbolehkan dicor bila seluruh pekerjaan pembesian,
pekerjaan bekisting dan pekerjaan instalasi tiap bagian yang telah
dipasang serta persiapan seluruh permukaan tempat pengecoran belum
diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
1. Seluruh permukaan bekisting, besi tulang dan instalasi-instalasi (bila
ada) yang tertanam dalam beton harus dibersihkan terlebih dahulu dari
segala macam kotoran termasuk kerak beton sisa pekerjaan
pengecoran sebelumnya.
2. Permukaan bekisting, lantai kerja atau tanah dibagian yang akan dicor
harus berada dalam kedaan lembab pada saat pencoran beton yang
dilakukn, untuk itu, permukaan tersebut harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu. Tetapi permukaan-permukaan tersebut tidak boleh
tergenang air. Setiap genangan air di bagian yang akan dicor harus
disingkirkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pencoran.

Persiapan Permukaan yang akan dicor beton

Persiapan Instalasi-instalasi yang ditanam dalam beton

172

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Instalasi-instalasi yang ditanam dalam beton (bila ada) seperti pipa


instalasi mekanikal elektrikal, plumbing sanitasi dan sebagainya harus
telah terpasang dengan kokoh dalam bekisting.

Lantai kerja
Semua pekerjaan beton, terutama pekerjana pondasi, yang berhubungan
dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberi pasir dan lantai kerja dari
beton tumbuk (1:3:5).

d. Pembuatan Adukan Beton

Alat Pembuatan Adukan Beton


1. Bila tidak ditentukan lain, adukan beton harus dibuat dengan
menggunakan mesin pengaduk beton atau beton molen. Penentuan
jenis dan ukuran beton molen harus ada sepengetahuan Direksi.
2. Permukaan

bagain

dalam

molen

harus

selalu

bersih,

tidak

diperbolehkan ada kerak-kerak beton sisa adukan yang dibuat


sebelumnya.

Campuran Adukan Beton


Campuran adukan beton harus dibuat sesuai dengan Rencana Campuran
Beton yang disetujui Direksi sebelumnya, kecuali bila Direksi menetapkan
lain. Sehubungan dengan hal itu, jumlah PC, bahan-bahan adukan dan air
untuk membuat adukan beton harus ditakar dengan alat-alat penakar yang
disediakan oleh Rekanan dan disetujui oleh Direksi.

Waktu Pengadukan

173

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

1. Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran


betonadalah paling sedikit 1 menit untuk 1 m3 beton dihitung dari
saat sesudah semua bahan, kecuali air, dimasukkan ke dalam molen.
2. Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin
mengaduk lebih besar dari 1 m3. Contoh : untuk 2 m3, waktu
pengadukan adalah : 1 menit + 1 menit = 2 menit dan seterusnya.

Kekentalan Adukan Beton


1. Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T15-1990-03).
2. Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/ Pengawas.
3. untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah air
yang digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan cuaca
atau kelembapan bahan-bahan adukan.

e. Pengecoran Beton

Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/ Pengawas.

Pengecoran beton tidakboleh dilaksanakan bila cuaca buruk dan bila pada
lokasi yang sama sedang dilaksanakan pekerjaan pemancangan tiang
pancang.

Adukan beton yang tidsak memenuhi syarat tidak boleh dijatuhkan dengan
tinggi jatuh lebih dari 1.5 m. bila tinggi jatuh adukan beton lebih dari1,5 m
maka kerikil akan terpisah dari adukan dan akan membentuk sarangsarang kerikil yang berongga.

174

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Untuk pengecoran dalam/ tinggi, dapat menggunakan saluran vertical dan/


atau corong yang licin agar adukan beton yang melaluinya tetap homogen.

Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah


dicorkan, tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter
dalam arah datar.

Bagian strujtru yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis, tiap
lapis harus mempunyai tinggi yang merata/ seragam dan berbentuk
miring. Pengecoran la[pisan yang berikutnya harus dilakukan pada waktu
lapisan sebelumnya masih lunak.

Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan beton harus seijin


Direksi.

Dalam cuaca panas, Rekanan harus melakukan langkah-langkah


pengamanan agar adukan beton tidak terlalu cepat mongering, misalnya
dengan cara melindunginya dari panas matahari secara langsung.

f. Pemadatan Adukan Beton

Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting atau galian pondasi,
harus digetarkan dengan alat penggetar (vibrator) type Immersion agar
diperoleh beton yang padat dan homogen serta tidak terjadi sarang-sarang
kerikil.

Pada waktu digunakan, jarum penggetar tidak boleh menyentuh bekisting


atau tulangan.

175

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pencelupan jarum penggetar ke dalam adukan beton tidak boleh terlalu


lama sebab bisa mengakibatkan pemisahan unsure-unsur adukan beton.

Ukuran diameter jarum penggetar yang digunakan harus disesuaikan


dengan keadaan/ dimensi bagian yang harus dicor.

g. Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton

Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang-kurangnya


selama 14 (empat belas) hari setelah dicor, dengan cara disirami air, atau
ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang
dapat dibenarkan.

Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru


dicor dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton
tersebut.

Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir


dipermukaan beton yang masih basah.

h. Pekerjaan Pembesian

Persyaratan Besi Tulangan Beton


Besi yang digunakan untuk penulangan beton adalah :
- U-24 polos untuk tulangan berdiameter 12 mm. (fy = 240 MPa)
- U-32 ulir untuk tulangan berdiameter > 12 mm. (fy = 320 MPa)
Ukuran yang dicantumkan dalam gambar-gambar adalah ukuran Metric.
Secara umum, besi penulangan beton harus memenuhi ketentuanketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 atau PBI71.

176

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Daftar dan Gambar Detail penulangan


Rekananharus membuat sendiri dan oleh karenanya bertanggung jawab
penuh atas daftar dan gambar detail penulangan konstruksi beton yang
diperlukan, yang dalam proses penyusunannya telah memperhitungkan
cara-cara pelaksanaannya.

Pemsangan Besi Penulangan


Sebelum dipasang, besi penulangan beton harus bebas dari kotorankotoran tanah/ Lumpur ; minyak dan bahan-bahan lian yang bisa
mengandung atau mengurangi daya ikat besi penulangan dengan adukan
beton.
Persyaratan-persyaratan

pemasangan

seperti

pembengkokan-

pembengkokan, tebal betondecking, kursi-kursi penumpu, toleransi


pemasangan, sambungan overlap dan lain-lain harus mengikuti ketentuanketentuan dalam SKSNI T-15 1990-03.

Persetujuan Direksi/ Pengawas terhadap Besi Penulangan


Pemasangan besi penulangan harus diperiksa oleh Direksi/ pengawas
terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan sebelum pengecoran.
Rekanan harus memberitahu Direksi/ Pengawas bila pemasangan besi
penulkangan telah siap untuk diperiksa.

i. Pekerjaan Bekisting

Pesrsyaratan Konstruksi Bekisting

177

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

1. Bekisting harus terbuat dari multiplex 18 mm dan rangka yang kokoh


terbuat dari kayu keras, sama sekali tidsak diijinkan memakai bambu
sebagai rangka bekisting.
2. bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungansambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau
adukan beton yang mengalir keluar krena bocor.
3. untuk permukaan luar beton yang tidak akan di plester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi bahan
sejenis

minyak

yang

disetujuioleh

Direksi/

Pengawas

untuk

memudahkan pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas


tidak bisa dibenarkan dibenarkan.
4. penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai
harus atas seijin Direksi/ Pengawas.

Persetujuan Direksi/ Pengawas Terhadap Bekisting


Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas
terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak menolak dan
memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap ekisting yang
dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun ukuranukurannya.

Pembukaan Bekisting
Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan normal
bekisting pelat dan balok hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28

178

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

hari, kecuali sisi vertical balok, kolom dan dinding atas sudah dibongkar
setelah beton berumur lebih dari 4 hari. Pembongkaran bekisting harus
dilakukan dengan tenaga statis tanpa getaran, goncangan atau pukulan
ynag bisa merusak beton.
Pasal III.20

PEKERJAAN PONDASI
1. PONDASI SUMURAN
a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi sumuran harus dipimpin oleh tenaga ahli yang
berpengalaman.
b. Rekanan harus menyerahkan rencana kerja/ metode pelaksanaan termasuk
data elevasi sumuran kepada Direksi/ Pengawas.
c. Galian tanah

Posisi galian pondasi sumuran dan ukuran diameter harus sesuai gambar
rencana dan atau Berita Acara Uitzet Lapangan, penentuan titik-titik
pondasi sumuran ini harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi Lapangan.

Galian tanah dilakukan dengan menggunakan tenaga mesin atau tenaga


manusi yang tidak mengganggu bangunan sekitarnya dengan kedalaman
sesuai rencana, dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi Lapangan.

Jika kedalaman sesuai rencana masih terdapat tanah lunak, maka


penggalian dilakukan sampai diperoleh tanah keras, dan jika tanah lunak
terlalu dalam maka perlu di konsultasikan ke Direksi Lapangan/

179

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Konsultan Pengawas untuk penanganan lebih lanjut bersama Konsultan


Perencana.

Kekerasan tanah harus dilakukan dengan menggunakan uji SPT dengan N


minimal = 50, pengujian ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/
Direksi Lapangan.

Tanah bekas galian harus diatur sedemikian hingga agar efek samping
terhadap pekerjaan dan linglkungan dapat di tekan seminim mungkin.

Jika tanah yang digali mudah longsor maka Kontraktor wajib


menggunakan Casing untuk mencegah kelongsoran tanah tersebut.

Jika terjadi galian terlalu dalam dari rencana, maka untuk menyesuaikan
dengan peil rencana tidak boleh dilakukan pengurulkan dengan tanah
bekas galian, dan harus diisi dengan bahan yang sesuai dengan pondasi
sumurannya. Besarnya biaya akibat hal ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

d. Pemasangan tulangan

Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar rencana baik mengenai


mutu, diameter dan jarak tulangnya. Mutu yang digunakan adalah sebagai
berikut :

Penggantian diameter diperbolehkan asal luas tampang total dari tulangan


minimal sama dengan gambar rancangan, penggantian diameter
tulangamn harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi Lapangan.
1. tulangan utama

fy

= 320 MPa,

180

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

2. tulangan geser

fy = 240 MPa.

3. mutu beton cycloope

fc = 15 MPa (K-175 = 175kg/cm2)

4. mutu poer / pile cap

fc = 22,5 MPa (K-250 = 250kg/cm2)

Pemasangan tulangan harus hati-hati agar tidak menyantuh tanah


disekitarnya, untuk itu di bagian luar rangkaian tulangan perlu diberi
beton Decikng dengan tebl minimal 5 cm.

Hubungan tulangamn pondasi sumuran, dengan peil cap dan kolom harus
sesuai dengan gambr kerja, dan harus disetujui oleh Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas.

e. Pengecoran

Mutu beton cycloope fc = 15 MPa (K-175 = 175kg/cm2) mutu poer/ pile


cap fc = 22,5 MPa (K-250 = 250kg/cm2)

Sebelum dilakukan pengecoran, maka kesiapan harus diketahui dan


disetujui Konsultan Pengawas/ Direksi lapangan mengenai hal-hal sbb:
1. dimensi sumuran dan tulangan yang terpasang.
2. posisi/ as pondasi dan posisi tulang.
3. kebersihan lhn cord an tulangan.
4. kesiapan material, peralatan dan tenaga.
5. kondisi cuaca dan perlengkapan pengamanan jika terjadi hujan.

Pengecoran cycloope borepile harus didahului dengan adukan beton,


kemudian disusul batu belah. Tinggi adukan beton diperkirakan dapat

181

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

membenamkan batu belah yang diisikan. Pengisian dilakukan seperti


tersebut diatas hingga dicapai tinggi yang diingingkan.

Ukuran batu belah sisi terpanjang, maksimum 15 cm dan diisikan dengan


penyebaran yang merata, sela-sela batu belah harus mip terisi oleh adukan
betonnya.

Pengisian beton pada lubang sumuran tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 1
meter, untuk itu diperlukan selang beton dengan pompa yang ujungnya
dapat diikat mengikuti ketinggian cor yang sudah ada.

Peralihan type cycloope dengan perubahan prosentase batu belahnya harus


dikerjakan sesuai gambar rencana dan diketahui dengan pasti oleh
konsultan pengawas/ Direksi Lapangan.

Batas akhir pengecoran bore pile diberi tanda agar tidak melampaui posisi
dasr pell capnya.

Ujung akhir pengecoran harus dijaga dari kotoran yang mengganggu


(tanah, potongan kayu, kertas semen dll).

2. PONDASI PLAT LAJUR


a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi plat lajur harus dipimpin oleh tenaga ahli yang
berpengalaman.
b. Rekanan harus menyerahkan rencana kerja/ metoda pelaksanaan kepada
Direksi/ Pengawas.
c. Galian tanah

182

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Posisi galian borepile dan uuran diameter harus sesuai Gambar Rencana
dan atau berita acara Uitzet Lapangan, penentuan titik-titik bore pile ini
harus diketahui dan disetujui oleh konsultan pengawas/ direksi Lapangan.

Galian tanah dilakukan dengan menggunakan tenaga menusia atau mesin


yang tidak mengganggu bangunan sekitarnya dsengan kedalaman sesuai
rencana, dan setujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi Lapangan.

Jika kedalaman sesuai rencana masih terdapat tanah lunak, maka


penggalian dilakukan sampai diperoleh tanah kersa, dan jika tanah lunak
terlalu dalam maka perlu dikonsultasikan ke Direksi Lapangan/ Konsultan
Pengawas untuk penanganan lebih lanjut bersama Konsultan perencana.

Tanah bekas galian harus diataur sedemikian hingga, agar efek samping
terhadap pekerjaan dan lingkungan dapat ditekan seminimum mungking.

Jika tanah yang digali mudah longsor, maka kontraktro wajib


menggunakan casing untuk mencegah kelongsoran tanah tersebut.

Jika terjadi galian terlalu dalam dari rencana, maka untuk menyesuaikan
dengan peil rencana tidak boleh dilakukan penguranagn dengan tanah
bekas galian, dan harus diisi dengan sirtu yang dipadatkan atau tanpa
diurug. Besarnya biaya akibat hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

d. Lantai kerja

Lantai kerja dilakukan setelah permukaan galian rata dan telah mencapai
tanah keras/ yang disetujui Direksi.

183

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Ketebalan lntai kerja minimal sesuai gambr rencana.

Bahan linati kerja dari beton mutu fc = 15 MPa (K-175). Dengan


perbandingan 1 PC: 3 Psr : 5 Kr.

e.

Pemasangan tulangan

Sebelum pemasangan tulangan, lantai kerja harus sudah cukup keras


sehingga tidak rusak akibat pelaksanaan pemasangan tulangan.

Pemasangan tulangan harus sesuai dengan Gambar Rencana baik mengnai


mutu, diameter dan jarak tulangannya. Mutu yang digunakan adalah
sebagai berikut:

1. tulangan utama fy

= 320 MPa.

2. tulangan geser fy

= 240 MPa.

Penggantian diameter diperbolehkan asal luas tampang total tulangan


minimal sama dengan Gambar Rencana, penggantian diameter tulangan
harus diesetujui oleh konsultan Pengawas/direksiLapangan.

Pemasangan tulangan harus hati-hati agar tidak menyentuh tanah di


sekitarnya,untuk itu di bagian luar rangkaian tulangan perlu diberi beton
decking dengan tebal minimal 3 cm.

Hubungan tulangan pondasi Plat lajur (palt dan rib) dengan kolom harus
sesuaidengan

Gambar

Kerja,dan

Lapangan/Konsultan Pengawas.
f. Pengecoran

184

harus

disetujui

oleh

Direksi

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Mutu lantai kerja K-175 (fc = 15 MPa) dengan perbandingan adukan 1Pc
: 3 Psr :3 Kr/split, dan mutu beton pondasi plat lajur fc = 22,5 MPa (K250 = 250 kg/cm2) dengan perbandingan adukan 1Pc : 2 Psr : 3 Kr/split.

Sebelum dilakukan pengecoran, maka kesiapan akhir harus diketahui dan


disetujui konsultan pengawas/ Direksi Lapangan mengenai hal-hal sbb:
1. dimensi sumuran dan tulangan yang terpasang.
2. posisi/as pondasi dan posisi tulang.
3. kebersihan lahan cord an tulangan.
4. kesiapan material, peralatan dan tenaga.
5. kondisi cuaca dan perlengkapan pengamanan jika terjadi hujan
Pasal III.22

PEKERJAAN KAYU
1. Bahan
a. Kayu dipakai harus menggunakan kayu berkualitas baik, tua, kering dan tidak
bercacat pecah-pecah serta tidak terdapat kayu mudanya (spint).
b. Kelembapan kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu hlus harus kurang dari
16 % dan kayu yang dikirim ketempat pekerjaan dan harus konstan sampai
bangunan selesai.
c. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan
penyimpanannya ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas.

185

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

2. Macam Pekerjaan
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis-jenis seperti
dibawah ini :

Kayu kamfer diawetkan


Semua kusen, kecuali pintu km/wc, BV.

3. Syarat-syarat pekerjaan
a. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata, khususnya bidangbidang tampak kayu harus benar-benar rata, licin dan diselesaikan sedemikian
rupa.
b. Semua sambungan kayu memanjang, lubang dan pen harus di meni.
Pasal III.23

PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN


1. Bahan
a. Semen Portland/PC
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton. (lihat pasal 11). Semen Portland yang dipakai
sekualitas semen Nusantara atau Tiga Roda.
b. Kapur
Kapur yang dipakai adalah kapur pamotan dan sekualitas.
c. Pasir

186

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

Pasir yang digunakan harus pasir Muntilan yang berbutir.kadar Lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 5 %. Pasir harus memenuhi
persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.
d. Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan yang dikerjakan
beton (lihat pasal 11).
e. Batu bata (Bata Merah)
Bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam, tidak menunjukkan
retak-retak. Batu merah tersebut ukurannya harus sama perunitnya dan harus
memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB 1970 (NI-3), dipakai Ex Penggaron
atau sekualitas.
f. Batu Gunung / Batu Belah
Batu gunung untuk pondasi harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi
persyaratan yang ada di PUBB 1970 (NI-3), dipakai Ex pudak Payung.
g. Krawang beton harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang
sisi dasarnya tidak menunjukkan retak-retak dan perubahan bentuk. Ukuran
beton krawang harus sama satu sama lain, krawang beton harus melalui
pengujian Konsultan Pengawas.
h. Kricak/ split
Kerikil yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 dan PBI
1970 dan PBI 1989. krikil harus cukup keras, bersih serta susunan butirnya
gradasinya menurut kebutuhan. Krikil harus melalui yakan (saringan)
berlubang persegi 76 mm dan tinggal diatas saringan berlubang 50 mm. batu
187

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

split menggunakan ex Pudak Payung dan sekualitas dari hasil pemecah mesin
harus mempunyai ukuran yang hampir sama max 2/3.
2. Macam pekerjaan
a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam
perbandingan campuram seperti tersebut dibawah ini :
Macam
M1

Perbandingan
1 Pc : 2 Ps

Penggunaan
- Adukan dan plesteran
dinding batu bata dan
beton krawang yang
kedap air.
- Untuk

plesteran

trasram dan plesteran


beton yang kedp air
M2

1 Pc : 3 Ps

- Untuk plesteran beton


bertulang yang tidak
kedap air.
- Untuk rollag pasangan
batu bata.
- Sponengan.

M3

1 Pc : 6 Ps

- Untuk

pasangan

pondasi batu belah


dan

188

pasangan

batu

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

bata

dan

plesteran

tembok.

b. Pasangan batu kosong (aanstamping) dengan bahan batu gunung dipasang


dibawah pondasi batu belah dan diisi dengan pasir.
c. Pasangan dinding krawang dengan perekat dari pasta semen (campuran air
dengan semen).
d. Semua tembok kamar mandi, wc, setinggi 1,50 m diatas lantai dengan adukan
macam M1.
e. Pasangan tembok setinggi 20 cm diatas lantai dengan campuran spesi
1 Pc : 3 Ps.
3. Syarat-syarat pekerjaan
a. Plesteran dinding dan sponing/ plesteran sudut semua dinding yang di plester
harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air.
Sebelum dibuat kepala plesteran paling sedikit 1,50 cm dan paling tebal 2 cm,
plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difiniksh/ diselesaikan.
Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis. Selama proses
pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak rambut
akibat proses pengeringan yang terlalu cepat. Pencampuran adukan hanya
boleh menggunakan mesin pengaduk dan campuran dengan tangan hanya
boleh dilaksanakan seijin Konsultan Pengawas. Pengadukan harus diatas alas
papan atau yang lainnya. Plesteran untuk dinding yang akan di cat tembok

189

PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

atau di kapur, penyelesaian terakhir harus digosok dengan amplas bekas pakai
atau kertas sak semen, semua beton yang di plester harus dibuat kasar dulu
agar plesteran dapat melekat. Untuk semua sponingan harus menggunakan
campuran M2 (pada daftar), rata, siku dan tajam pada sudutnya.
Pasal III.27

PEKERJAAN LAIN-LAIN
a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini masih termasuk lingkup
dalam pelaksanaan ini kontraktor harus menyelesaikan, sesuai dengan petunjuk,
Perintah Direksi, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta
perubahan-perubahan di dalam berita acara Aanwijzing.
b. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian dilapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas. Dengan dibuat berita acara
yang disyahkan oleh Pengelola Proyek/ Direksi.

190

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

I.

Pekerjaan Persiapan
a. Luas yang dibersihkan
Panjang

= 60 m

Lebar

= 20 m

Luas

= 60 x 20

20 m

60 m

= 1200 m2

b. Pemasangan Bowplank
L = 2 x (20 + 60)
20 m
= 160 m2
60 m
c.

Pekerjaan Direksi Keet


Panjang

= 10 m

Lebar

=5m

Luas

= 10 x 5 = 50 m2

5m

6m

4m

II. Pekerjaan Tanah


a. Galian Tanah Pondai Plat Menerus
Tipe PL1

Luas penempang

= 1.7 x 2.25
= 3.83 m2

Panjang pondasi

= 55 m

Volume galian tanah = 3.83 x 55


= 210.38 m3
191

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm


Volume

= 0. x 55 x 1.7
= 18.7 m3

Tipe PL2
Luas penempang

= 1.4 x 2.25
= 3.15 m2

Panjang pondasi

= 60 m

Volume galian tanah = 3.15 x 60


= 189 m3
Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm
Volume

= 0.2 x 60 x 1.4
= 16.8 m3

Tipe PL3
Luas penempang

= 2 x 2.5
= 4.5 m2

Panjang pondasi

= 24 m

Volume galian tanah = 4.5 x 24


= 108 m3
Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm
Volume

= 0.2 x 24 x 2
= 9.6 m3

b. Galian Tanah Pondai Batu Kali


Luas penempang

= 1 x 0.8
= 0.8 m2

192

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Panjang pondasi

= 50 m

Volume galian tanah = 0.8 x 50


= 40 m3
Urugan pasir bawah pondasi tebal 10 cm
Volume

= 0.1 x 50 x 0.8
= 4 m3

c. Galian Tanah Pondai Sumuran


Luas penempang

= 3.14 x 1.62
= 8.04 m2

Kedalaman pondasi

=4m

Jumlah pandasi

= 2 buah

Volume galian tanah = 2 x 4 x 8.04


= 64.32 m3
Total volume galian tanah pondasi
Volume = 210.38 + 189 + 108 + 40 + 64.32
= 611.7 m3
Total volume sirtu padat bawah pondasi
Volume = 18.7 + 16.8 + 9.6
=45.1 m3
III. Pekerjaan Pondasi
a. Volume Pondai Plat Menerus
Tipe PL1
Panjang pondasi

= 55 m

Luas penampang

= 0.45 m2

193

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Volume pondasi

= 55 x 0.6
= 24.75 m3

Tipe PL2
Panjang pondasi

= 60 m

Luas penampang

= 0.34 m2

Volume pondasi

= 60 x 0.34
= 20.25 m3

Tipe PL3
Panjang pondasi

= 24 m

Luas penampang

= 0.6 m2

Volume pondasi

= 24 x 0.6
= 14.4 m3

b. Volume Pondai Sumuran


= 3.14 x 1.62

Luas penempang

= 8.04 m2
Kedalaman pondasi

=4m

Jumlah pandasi

= 2 buah

Volume pondasi sumuran = 2 x 4 x 8.04


= 64.32 m3
c. Volume Pondai Batu Kali
Panjang pondasi

= 24 m

Luas penampang

= 0.6 m2

Volume pondasi

= 24 x 0.6
= 14.4 m3

194

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Volume total pondasi

= 24.75 + 20.25 + 14.4 + 64.32 + 14.4


= 138.12 m3

Urugan Tanah Kembali


Volume = V galian tanah (V sirtu padat + vV pasir urug bawah
pondasi + V pondasi)
= 611.7 (45.1 + 4 + 138.12)
= 424.48 m3
IV. Pekerjaan Beton
a. Beton Kolom Struktur
Volume kolom K1 (40x60)
Lantai I

= 16 x (4.6 x 0.4 x 0.6)


=17.66 m3

Lantai II

= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6)


= 16.13 m3

Lantai III

= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6)


= 16.13m3

Volume kolom K2 (40x50)


Lantai I

= 16 x (4.6 x 0.4 x 0.5)


= 14.72 m3

Lantai II

= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5)


= 13.44 m3

Lantai III

= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5)


= 13.44 m3

195

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Volume kolom K3 (40x40)


Lantai I

= 2 x (4.6 x 0.4 x 0.4)


= 1.47 m3

Lantai II

= 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4)


= 1.34 m3

Lantai III

= 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4)


= 1.34 m3

Volume kolom K4 (60x60)


Lantai I

= 10 x (4.6 x 0.6 x 0.6)


= 16.56 m3

Lantai II

= 10 x (4.2 x 0.6 x 0.6)


= 15.12 m3

Lantai III

= 4 x (4.2 x 0.6 x 0.6)


= 6.05 m3

Volume kolom K5 (20x20)


Lantai I

= 6 x (4.6 x 0.2 x 0.2)


= 1.10 m3

Volume kolom K6 (30x30)


Lantai I

= 2 x (4.6 x 0.3 x 0.3)


= 0.28 m3

Lantai II

= 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3)


= 0.75 m3

196

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Lantai III

= 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3)


= 0.75 m3

Volume total beton kolom struktur = 136.28 m3


b. Beton Balok Struktur
Balok P3=P4 (30x60)
Volume

= 30 x (0.6 0.12) x 0.3


= 4.32 m3

Balok AP2=P2 (30x80)


Volume

= 114 x (0.8 0.12) x 0.3


= 23.26 m3

Balok AP1=P1(30x60)
Volume

= 96 x 0.6 x (0.6 0.12)


= 27.65 m3

Balok CP (40x100)
Volume

= 34.4 x 1 x (1 0.12)
= 30.27 m3

Balok A1=A2=T (20x35)


Volume

= 292.2 x (0.35 0.12)x 0.2


= 13.44 m3

Balok C1 (40x40)
Volume

= 21.6 x (0.4 0.12)x 0.4


= 2.42m3

Volume total balok struktur = 101.36 m3


c. Beton Plat Lantai

197

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Lantai 2
Volume

= 0.12 x {(69.5 x 16.5 )(6 x 6)-( 6 x 3 )-(6 x 3 )


= 128.97 m3

Lantai 3
Volume

= 0.12 x {(69.5 x 16.5 )(6 x 6)-( 6 x 3 )-(6 x 3 )


= 128.97 m3

d. Beton Tangga
Plat tangga
Vol. Tangga 1 = 1.528 x 3.84 x 0.16 = 1.12 m3

4m

Vol. Tangga 2 = 1.528 x 3.84 x 0.16 = 1.12 m3


BORDES

Vol. Tangga 3 = 1.64 x 4.00 x 0.16 = 1.05 m3


6m

Total Volume

= 2 x 1.12 m3

= 2.24 m3
Total Volume tangga = 2 x 2.24 = 4.48 m3

Plat bordes

Tebal bordes =16 cm


Volume = 3.6 x 1.5 x 0.15
= 0.81 m3
1,5 m

Total volume bordes = 2 x 0.81

3.6 m

= 0.81 x (2 buah )

198

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

= 1.62 m3
Balok Bordes (30 x 20)
Volume = 0.3 x 0.2 x 4
= 0.24 m3
Total volume bordes

= 0.24 x 2
= 0.48 m3

V. Pekerjaan Penulangan
Balok
Balok P3=P4 (30/60)
Tul. Pokok

: 9D22 ( 2.98 kg/m)


: 9 x 2.98 = 26.82 kg

Tul. Begel

: D8-75 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 7.5 = 13 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan

: 2 (30 - 4) + 2 (60 - 4) + 2 (8 x 1)
: 165.6 cm = 1.656 m

Berat dalam 1m

: 1.656 x 0.395 x 13 = 8.56 kg

*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.


Begel

: 26.82 + 8.56 = 35.38 kg

Volume per m balok 30/60

: 0.6 x 0.30x 1 = 0.18 m3

Dalam 1m3

1
= 5.55(pot. Balok m 30/60)
0.18

199

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 5.55 x 35.38
= 196.55 kg

Balok AP2=P2 (30/80)


Tul. Pokok

: 12D22 ( 2.98 kg/m)


: 12 x 2.98 = 35.76 kg

Tul. Begel

: D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan

: 2 (80-4) + 2 (30-4) + 2 (8 x 1)
: 220 cm = 2.2 m

Berat dalam 1m

: 2.2 x 0.395 x 7 = 6.08 kg

*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.


Begel

: 35.76 + 6.08 = 41.84 kg

Volume per m balok 30/80

: 0.80 x 0.30 x 1 = 0.24 m3

Dalam 1m3

1
= 4.17 (pot. Balok m 30/80)
0.24

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 4.17 x 41.84
= 174.33 kg

Balok AP1 = P1 (30/60)


Tul. Pokok

: 6D22 ( 2.98 kg/m)


: 6 x 2.98 = 17.88 kg

Tul. Begel

: D10-75 (0.617 kg/m)

200

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 7.5 = 13 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan

: 2 (60-4) + 2 (30-4) + 2 (10 x 1)


: 184 cm = 1.84 m

Berat dalam 1m

: 1.84 x 0.617 x 13 = 14.75 kg

*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.


Begel

: 14.75 + 17.88 = 32.63 kg

Volume per m balok 30/60

: 0.60 x 0.30x 1 = 0.18 m3

Dalam 1m3

1
= 5.55 (pot. Balok m 30/60)
0.18

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 5.55 x 32.63
= 181.09 kg

Balok CP (40/100)
Tul. Pokok

: 16D22 ( 2.98 kg/m)


: 16 x 2.98 = 47.68 kg

Tul. Begel

: D12-50 (0.888 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 5 = 20 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan

: 2 (100-4) + 2 (40-4) + 2 (12 x 1)


: 288 cm = 2.88 m

Berat dalam 1m

: 2.88 x 0.888 x 20 = 51.15 kg

201

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.


Begel

: 51.15 + 47.68 = 98.83 kg

Volume per m balok 30/120 : 1.00 x 0.30x 1 = 0.3 m3


Dalam 1m3

1
= 3.33 (pot. Balok m 40/100)
0 .3

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 3.33 x 98.83
= 329.43 kg

Balok A1=A2=T (20/35)


Tul. Pokok

: 5D16 ( 1.580 kg/m)


: 5 x 1.580 = 7.9 kg

Tul. Begel

: D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan

: 2 (35-4) + 2 (20-4) + 2 (7 x 1)
: 108 cm = 1.08 m

Berat dalam 1m

: 1.08 x 0.395 x 7 = 2.99 kg

*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.


Begel

: 2.99 + 7.90 = 10.89 kg

Volume per m balok 20/35

: 0.35 x 0.20x 1 = 0.07 m3

Dalam 1m3

1
= 14.28 (pot. Balok m 20/35)
0.07

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 14.28 x 10.89


= 155.57 kg

Balok C1 (40/40)

202

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Tul. Pokok

: 6D16 ( 1.580 kg/m)


: 6 x 1.58 = 9.48 kg

Tul. Begel

: D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg
tekukan

: 2 (40-4) + 2 (40-4) + 2 (7 x 1)
: 158 cm = 1.58 m

Berat dalam 1m

: 1.58 x 0.395 x 7 = 4.37 kg

*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.


Begel

: 4.37 + 9.48 = 13.85 kg

Volume per m balok 40/40

: 0.40 x 0.40x 1 = 0.16 m3

Dalam 1m3

1
= 6.25 (pot. Balok m 40/40)
0.16

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 6.25 x 13.85
= 86.56 kg

Kolom

Kolom K1 (40/60)
Tul. Pokok

: 10D22 ( 2.98 kg/m)


: 10 x 2.98 = 29.8 kg

Tul. Begel

: D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah

203

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +


2.pjg tekukan : 2 (40-8) + 2 (60-8) + 2 (7 x 1)
: 182 cm = 1.82 m
Berat dalam 1m : 1.82x 0.617 x 7 = 7.86 kg
*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel

: 7.86 + 29.8 = 37.66 kg

Volume per m kolom 40/60


Dalam 1m3

: 0.40x 0.60x 1 = 0.24 m3

1
= 4.17 (pot. kolom m 40/60)
0.24

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 4.17 x 37.66
= 157.04 kg

Kolom K2 (40/50)
Tul. Pokok

: 8D22 ( 2.98 kg/m)


: 8 x 2.98 = 23.84 kg

Tul. Begel

: D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (50-8) + 2 (40-8) + 2 (7 x 1)
: 162 cm = 1.62 m
Berat dalam 1m : 1.62 x 0.395 x 7 = 4.48 kg
*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel

: 4.48 + 23.84 = 28.32 kg

Volume per m kolom 45/85

204

: 0.40x 0.50x 1 = 0.2 m3

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Dalam 1m3

1
= 5 (pot. kolom m 40/50)
0.2

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 5 x 28.32
=141.60 kg

Kolom K3 (40/40)
Tul. Pokok

: 8D16 ( 1.58 kg/m)


: 8 x 1.58 = 12.64 kg

Tul. Begel

: D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (40-8) + 2 (40-8) + 2 (7 x 1)
: 142 cm = 1.42 m
Berat dalam 1m : 1.42 x 0.395 x 7 = 3.93 kg
*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel

: 12.64 + 3.93 = 16.57 kg

Volume per m kolom 45/85


Dalam 1m3

: 0.40x 0.40x 1 = 0.16 m3

1
= 6.25 (pot. kolom m 40/40)
0.16

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 6.25 x 16.57
= 103.56 kg

Kolom K4 (60/60)
Tul. Pokok

: 16D22 ( 2.98 kg/m)


: 16 x 2.98 = 47.68 kg

205

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Tul. Begel

: D10-200 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 20 = 5 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (60-8) + 2 (60-8) + 2 (5 x 1)
: 218 cm = 2.18 m
Berat dalam 1m : 2.18 x 0.617 x 5 = 6.73 kg
*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel

: 47.68 + 6.73 = 54.41 kg

Volume per m kolom 60/60


Dalam 1m3

: 0.60x 0.60x 1 = 0.36 m3

1
= 2.78 (pot. kolom m 60/60)
0.36

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 2.78 x 54.41
= 151.26 kg

Kolom K5 (20/20)
Tul. Pokok

: 4D16 ( 1.58 kg/m)


: 4 x 1.58 = 6.32 kg

Tul. Begel

: D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (20-8) + 2 (20-8) + 2 (7 x 1)
: 62 cm = 0.62 m
Berat dalam 1m : 0.62 x 0.395 x 7 = 1.71 kg

206

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.


Begel

: 6.32 + 1.71 = 8.03 kg

Volume per m kolom 20/20


Dalam 1m3

: 0.20x 0.20x 1 = m3

1
= 25 (pot. kolom m 20/20)
0.04

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan

= 25 x 8.03
= 200.75 kg

Kolom K6 (30/30)
Tul. Pokok

: 4D16 ( 1.58 kg/m)


: 4 x 1.58 = 6.32 kg

Tul. Begel

: D8-150 (0.395 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (30-8) + 2 (30-8) + 2 (7 x 1)
: 102 cm = 1.02 m
Berat dalam 1m : 1.02 x 0.395 x 7 = 2.82 kg
*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel

: 6.32 + 2.82 = 9.14 kg

Volume per m kolom 30/30


Dalam 1m3

: 0.30x 0.30x 1 = 0.09 m3

1
= 11.11 (pot. kolom m 45/85)
0.09

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 11.11 x 9.14


= 101.55 kg

207

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Sloof

Sloof S1 (30/120)
Tul. Pokok

: 10D20 ( 2.46 kg/m)


: 10 x 2.46 = 24.6 kg

Tul. Begel

: D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)
: 242 cm = 2.42 m
Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg
*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel

: 24.6 + 10.45 = 35.05 kg

Volume per m kolom 45/85


Dalam 1m3

: 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3

1
= 2.614 (pot. kolom m 45/85)
0.382

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05


= 91.62 kg

Sloof S2 (30/120)
Tul. Pokok

: 10D20 ( 2.46 kg/m)


: 10 x 2.46 = 24.6 kg

Tul. Begel

: D10-150 (0.617 kg/m)

208

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)
: 242 cm = 2.42 m
Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg
*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel

: 24.6 + 10.45 = 35.05 kg

Volume per m kolom 45/85


Dalam 1m3

: 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3

1
= 2.614 (pot. kolom m 45/85)
0.382

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05


= 91.62 kg

Sloof S3 (30/120)
Tul. Pokok

: 10D20 ( 2.46 kg/m)


: 10 x 2.46 = 24.6 kg

Tul. Begel

: D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m: 100 : 15 = 7 buah


Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)
: 242 cm = 2.42 m
Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg
*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel

: 24.6 + 10.45 = 35.05 kg

209

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Volume per m kolom 45/85


Dalam 1m3

: 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3

1
= 2.614 (pot. kolom m 45/85)
0.382

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05


= 91.62 kg

Sloof S4 (30/120)
Tul. Pokok

: 10D20 ( 2.46 kg/m)


: 10 x 2.46 = 24.6 kg

Tul. Begel

: D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)
: 242 cm = 2.42 m
Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg
*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel

: 24.6 + 10.45 = 35.05 kg

Volume per m kolom 45/85


Dalam 1m3

: 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3

1
= 2.614 (pot. kolom m 45/85)
0.382

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05


= 91.62 kg
Ringbalk

210

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Sloof S1 (30/120)
Tul. Pokok

: 10D20 ( 2.46 kg/m)


: 10 x 2.46 = 24.6 kg

Tul. Begel

: D10-150 (0.617 kg/m)

Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m:


100 : 15 = 7 buah
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) +
2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1)
: 242 cm = 2.42 m
Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg
*Sehingga per m membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat.
Begel

: 24.6 + 10.45 = 35.05 kg

Volume per m kolom 45/85


Dalam 1m3

: 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3

1
= 2.614 (pot. kolom m 45/85)
0.382

**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05


= 91.62 kg

A. Plat lantai
Tul. Yang digunakan

: 10D10 (0.62 kg/m)


: 10 x 0.62 = 6.2 kg

Panjang tulangan per 1m : 100 2(tebal selimut) + 2(pj. Tekukan)


: (100 2.2) + (2.6.1) = 108 cm = 1.08 m
Berat dalam 1m

: 1.08 x 6.2 = 6.696 kg

211

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Volume per m plat

: 0.12 x 1x 1 = 0.12 m3

Dalam 1m3

1
= 8.37 (pot. plat m)
0.12

**Jadi, dalam 1m3 beton plat membutuhkan tulangan = 8.37 x 6.696


= 56.046 kg

Pekerjaan Dinding
Lantai 1

Uraian Dinding
a) Luas Dinding B :
Luas

= 44.8 x 4.2

Luas Kusen

= 36.5 m2

= 188.16 m2

Luas dinding = 151.66 m2


b) Luas Dinding D :
Luas

= 16 x 4.2

Luas Kusen

= 5.54 m2

= 67.2 m2

Luas dinding = 61.66 m2

c) Luas Dinding E :
Luas

= 21.6 x 4.2

Luas Kusen

= 6.72 m2

= 90.72 m2

Luas dinding = 84 m2
d) Luas Dinding F :
Luas

= 4.2 x 6.8

212

=28.56 m2

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

e) Luas Dinding G:
Luas

= 4.2 x 44.8

Luas Kusen

= 46.92 m2

= 188.16 m2

Luas dinding = 141.24 m2


f) Luas Dinding H:
Luas

= 4.2 x 3.6

Luas Kusen

= 6.72 m2

= 15.12 m2

Luas dinding = 8.4 m2


g) Luas Dinding 1:
Luas

= 4.2 x 13

Luas Kusen

= 9.56 m2

= 54.6 m2

Luas dinding = 45.04 m2


h) Luas Dinding 5:
Luas

= 4.2 x 11.2

Luas Kusen

= 2.52 m2

= 47.04 m2

Luas dinding = 44.52 m2


i) Luas Dinding 7:
Luas

= 4.2 x 11.2

= 47.04 m2

j) Luas Dinding 7.5:


Luas

= 4.2 x 2.6

Luas Kusen

= 3.36 m2

= 10.92 m2

Luas dinding = 7.56 m2


k) Luas Dinding 8:
Luas

= 4.2 x 1.5

213

= 6.3 m2

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

l) Luas Dinding 8.5:


Luas

= 4.2 x 3

=12.6 m2

m) Luas Dinding 9:
Luas

= 4.2 x 1.5

=6.3 m2

n) Luas Dinding 9.5:


Luas

= 4.2 x 2.6

Luas Kusen

= 1.68 m2

= 10.92 m2

Luas dinding = 9.24 m2


o) Luas Dinding 10:
Luas

= 4.2 x 11.2

= 47.04 m2

p) Luas Dinding 12:


Luas

= 4.2 x 5.6

= 23.52 m2

q) Luas Dinding 13:


Luas

= 4.2 x 11.2

Luas Kusen

= 2.52 m2

= 47.04 m2

Luas dinding = 37.8 m2


r) Luas Dinding 16:
Luas

= 4.2 x 13

Luas Kusen

= 9.56 m2

= 54.6 m2

Luas dinding = 45.04 m2


Jumlah luas dinding lantai 1 yaitu 995.68 m2

Lantai 2

Uraian Dinding

214

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

a) Luas Dinding B :
Luas

= 3.8 x 44.8

Luas Kusen

= 31.75 m2

= 170.4 m2

Luas dinding = 138.49 m2


b) Luas Dinding D :
Luas

= 3.8 x 19.2

Luas Kusen

= 5.04 m2

= 72.96 m2

Luas dinding = 67.92 m2


c) Luas Dinding E :
Luas

= 3.8 x 25.2

Luas Kusen

= 7.56 m2

= 95.76 m2

Luas dinding = 88.2 m2


d) Luas Dinding F :
Luas

= 3.8 x 9.6

= 36.48 m2

e) Luas Dinding G:
Luas

= 3.8 x 44.8

Luas Kusen

= 33.5 m2

= 170.24 m2

Luas dinding = 136.74 m2


f) Luas Dinding H:
Luas

= 3.8 x 9.6

Luas Kusen

= 10.08 m2

= 36.48 m2

Luas dinding = 26.4 m2


g) Luas Dinding 1:
Luas

= 3.8 x 13

215

= 49.4 m2

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Luas Kusen

= 6.2 m2

Luas dinding = 43.2 m2


h) Luas Dinding 4:
Luas

= 3.8 x 10.4

Luas Kusen

= 2.52 m2

= 39.52 m2

Luas dinding = 37 m2
i) Luas Dinding 7:
Luas

= 3.8 x 10.4

= 39.52 m2

j) Luas Dinding 7.5:


Luas

= 3.8 x 3

Luas Kusen

= 3.36 m2

= 11.4 m2

Luas dinding = 8.04 m2


k) Luas Dinding 8:
Luas

= 3.8 x 1.5

= 5.7 m2

l) Luas Dinding 8.5:


Luas

= 3.8 x 3

= 11.4 m2

m) Luas Dinding 9:
Luas

= 3.8 x 1.5

= 5.7 m2

n) Luas Dinding 9.5:


Luas

= 3.8 x 3

Luas Kusen

= 3.36 m2

= 11.4 m2

Luas dinding = 8.04 m2


o) Luas Dinding 10:
Luas

= 3.8 x 10.4

216

= 39.52 m2

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

p) Luas Dinding 11:


Luas

= 3.8 x 6

= 22.8 m2

q) Luas Dinding 13:


Luas

= 3.8 x 10.4

Luas Kusen

= 2.52 m2

= 39.52 m2

Luas dinding = 37 m2
r) Luas Dinding 16:
Luas

= 3.8 x 13

Luas Kusen

= 6.2 m2

= 49.4 m2

Luas dinding = 43.2 m2


Jumlah luas dinding lantai 2 yaitu 795.35 m2
Lantai 3

Uraian Dinding
a) Luas Dinding B :
Luas

= 3.5 x 44.8

Luas Kusen

= 44.74 m2

= 156.8 m2

Luas dinding = 112.06 m2


b) Luas Dinding D :
Luas

= 3.5 x 42.4

Luas Kusen

= 15.12 m2

= 148.4 m2

Luas dinding = 132.88 m2


c) Luas Dinding E :
Luas

= 3.5 x 43.2

Luas Kusen

= 15.12 m2

217

= 151.2 m2

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Luas dinding =136.08 m2


d) Luas Dinding F :
Luas

= 3.5 x 10

= 35 m2

e) Luas Dinding G:
Luas

= 3.5 x 44.8

Luas Kusen

= 38.2 m2

= 156.8 m2

Luas dinding = 118.6 m2


f) Luas Dinding H:
Luas

= 3.5 x 10

Luas Kusen

= 10.08 m2

= 35 m2

Luas dinding = 24.92 m2


g) Luas Dinding 1:
Luas

= 3.5 x 13

Luas Kusen

= 3.4 m2

= 45.5 m2

Luas dinding = 42.1 m2


h) Luas Dinding 3:
Luas

= 3.5 x 14

= 49 m2

i) Luas Dinding 5:
Luas

= 3.5 x 14

= 49 m2

j) Luas Dinding 7:
Luas

= 3.5 x 13.8

= 48.3 m2

k) Luas Dinding 7.5:


Luas

= 3.5 x 1.5

Luas Kusen

= 1.68 m2

218

= 5.25 m2

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Luas dinding = 3.57 m2


l) Luas Dinding 8:
Luas

= 3.5 x 1.5

= 5.25 m2

m) Luas Dinding 8.5:


Luas

= 3.5 x 3

= 10.5 m2

n) Luas Dinding 9:
Luas

= 3.5 x 1.5

= 5.25 m2

o) Luas Dinding 9.5:


Luas

= 3.5 x 1.5

Luas Kusen

= 1.68 m2

= 5.25 m2

Luas dinding = 3.57 m2


p) Luas Dinding 10:
Luas

= 3.5 x 13.8

= 48.3 m2

q) Luas Dinding 12:


Luas

= 3.5 x 14

= 49 m2

r) Luas Dinding 14:


Luas

= 3.5 x 14

= 49 m2

s) Luas Dinding 16:


Luas

= 3.5 x 13

Luas Kusen

= 3.4 m2

= 45.5 m2

Luas dinding = 42.1 m2


Jumlah luas dinding lantai 3 yaitu 1126.53 m2
Pekerjaan Kusen
a. Kusen Pintu Dan Jendela

219

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

1. Tipe P1
Panjang
2. Tipe P2
Panjang
3. Tipe P3
Panjang
4. Tipe P4
Panjang
5. Tipe J1
Panjang
6. Tipe J2
Panjang
7. Tipe J3
Panjang
8. Tipe J4
Panjang
9. Tipe J5
Panjang

= 4 buah
= {( 2.10 x 2) + 1.6 } x 4

= 23.2 m

= 1 buah
= ( 2.5 x 2 ) + 1.9

= 6.9 m

= 25 buah
= {( 2.10 x 2 ) + 1.2 } x 25

= 135 m

= 24 buah
= {( 2.10 x 2 ) + 0.8 } x 24

= 120 m

= 58 buah
= {( 1.2 x 4 )+ ( 2 x 2 )} x 58

= 510.4 m

= 2 buah
= {( 1.5 x 5 ) + ( 2 x 3 )} x 2

= 27 m

= 58 buah
= {( 0.5 x 4 ) + ( 2 x 2 )} x 58

= 348 m

= 2 buah
= {( 0.5 x 3 ) + ( 1.4 x 2)} x 2

= 8.6 m

= 70 buah
= {( 0.5 x 2 ) + ( 0.7 x 2 )} x 70

Panjang kayu kusen

= 168 m +
= 1347.1 m

Telinga kusen

= ( 54 x 2 x 0.15) + ( 190 x 4 x 0.15)


= 130.2 m

Panjang Kayu total

= 1347.1 + 130.2

= 1477.3 m

10 % kayu yang hilang

= 10 % x 1477.3

= 147.73 m

Total

= 1477.3 +147.73

= 1625.03 m

220

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Volume

= 1625.03 x 0.08 x 0.16


= 20.8 m3

b. Memeni Kayu yang menyentuh Pasangan


Luas kayu yang menyentuh pasangan :
1. 4 Buah Tipe P1 = {( 2.10 x 2 ) + 1.6 } x 4

= 23.2 m2

2. 1 Buah Tipe P2 = {( 2.5 x 2 ) + 1.9 }

= 6.9 m2

3. 25 Buah Tipe P3 = {( 2.10 x 2 ) + 1.2 } x 25

= 135 m2

4. 24 Buah Tipe P4 = {(2.10 x 2 ) + 0.8 } x 24

= 120 m2

5. 58 Buah Tipe J1 = { 2 x ( 2 + 1.2 )} x 58

= 371.2 m2

6. 2 Buah Tipe J2 = { 2 x ( 2 + 1.5 )} x 2

= 14 m2

3. 58 Buah Tipe J3 = { 2 x ( 2 + 0.5 )} x 58

= 290 m2

3. 2 Buah Tipe J4 = { 2 x ( 1.4 + 0.5 )} x 2

= 7.6 m2

3. 70 Buah Tipe J4 = { 2 x ( 0.5 + 0.7 )} x 70

= 168 m2 +
= 1135.9 m2

Luas telinga kusen :


1. Tipe P1

= 4 x ( 2 x 0.0411 )

= 0.3288 m2

2. Tipe P2

=1x ( 2 x 0.0411 )

= 0.0822 m2

3. Tipe P3

= 25 x ( 2 x 0.0411 ) = 2.055 m2

4. Tipe P4

= 24 x ( 2 x 0.0411 ) = 1.9728 m2

5. Tipe J1

= 58 x ( 2 x 0.0411 ) = 9.5352 m2

6. Tipe J2

= 2 x ( 2 x 0.0411 )

7. Tipe J3

= 58 x ( 2 x 0.0411 ) = 9.5352 m2

8. Tipe J4

= 2 x ( 2 x 0.0411 )

221

= 0.3288 m2

= 0.3288 m2

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

9. Tipe J5

= 70 x ( 2 x 0.0411 ) = 11.508 m2+


= 35.64748 m2

+
= 1171.575 m2

TOTAL

c. Baut / Angkur
Berdasarkan perletakan baut dan angkur dibutuhkan 1088 buah
angker.
Berdasarkan daftar baja 16 mm, beratnya 1.58 kg/m.
Panjang baut angkur 0.35 m, jdadi beratnya 0.553 kg.
Volume baut / angkur kesluruhan 1088 x 0.553 = 601.664 kg

VI. Pekerjaan Atap


a. Rangka kuda-kuda

= 16823.40 kg

b.Gording

= 8796 kg

c. Reng, kaso

= 2052.01 m2

d.Papan Reuter, kerpus

= 86 m

e. Atap genteng

= 2052.01 m2

f. Papan Listplank

= 547.36 m

VII. Pekerjaan Plafon


Balok Plafon
Rangka Plafon

Lantai 1 : 6/12 = 837.03 m


5/7

775.50 m

Lantai 2 : 6/12 = 837.03 m

222

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

5/7

775.50 m

Lantai 3 : 6/12 = 850.80 m


5/7

+ 781.95 m +

Total = 2524.86 m 2332.95 m

Lantai 1 luar :
6/12 = 490 m
5/7

+ 379 m

Total panjang rangka = 3032.86 m 2711.95 m


Volume 6/12
5/7

= 3032.86 x 0.06 x 0.12

= 21.836 m3

= 2711.95 x 0.05 x 0.07

= 9.492 m3 +
= 31.328 m3

10 % kayu hilang

= 10 % x 31.328

= 3.1328 m3 +
= 34.461 m3

Volume balok plafon

Memasang Plafon
a. Plafon dalam
Lantai 1 : Luas ruangan keseluruhan

= 782.21 m2

Lantai 2 : Luas ruangan keseluruhan

= 781.13 m2

Lantai 3 : Luas ruangan keseluruhan

= 772.95 m2 +

Total jumlah luas semua ruangan

= 2336.29 m2

Volume

= 2336.29 m2

b. Plafon Luar
Teras lantai 1 = 409.4 m2
Volume

= 409.4 m2

223

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

VIII. Pekerjaan Plesteran


Plesteran Dinding
Berdasarkan pekerjaan dinding :
Lantai 1 dengan Luas

= 995.68 m2

Lantai 2 dengan Luas

= 795.35 m2

Lantai 3 dengan Luas

= 1126.53 m2 +

Total

= 2917.56 m2

Jumlah Luas pleseteran

= 2 x 2917.56 m2
= 5835.12 m2

IX. Pekerjaan Lantai


Urugan Dibawah Lantai
a. Urugan tanah dibawah lantai 1
Luas ruangan keseluruhan Lantai 1 = 782.212 m2
Luas teras

= 268.2 m2 +

Total

= 1050.412 m2

Tebal urugan

= 0.6 m

Volume Urugan

= 0.6 x 1050.412

b. Urugan pasir dibawah lantai


Luas Ruangan Lantai 1

= 785.21 m2

Luas Ruangan Lantai 2

= 781.13 m2

Luas Ruangan Lantai 3

= 772.95 m2

Luas teras

= 268.2 m2 +

Total

= 2604.49 m2
224

= 630.247 m3

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Tebal pasir

= 0.10 m2

Volume

= 0.10 x 2604.49

= 260.449 m3

Pasangan Lantai
Campuran 1 : 3 : 10
a. Volume keramik 40 x 40
Luas ruangan keseluruhan

= 2604.49 m2

Volume

= 2604.49 m2

b. Pasangan Ubin keramik 20 x 20


Luas pasangan pada kamar mandi

= 48.8852 m2

Jumlah kamar mandi

= 16 buah

Volume

= 782.1632 m2

= 16 x 48.8852

X. Pekerjaan Pintu dan jendela


Pintu / Jendela
a. Pintu Panil
1. Tipe P1
Luas
2. Tipe P2
Luas
3. Tipe P3
Luas
4. Tipe P4
Luas

= 4 buah
= ( 1.60 x 2.10 ) x 4

= 13.44 m2

= 1 buah
= ( 1.90 x 2.50 )

= 4.75 m2

= 25 buah
= ( 1.2 x 2.1 ) x 25

= 63 m2

= 24 buah
= ( 0.8 x 2.1 ) x 24
225

= 40.32 m2 +

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Volume panil pintu kayu jati

(X a) = 121.51 m2

b. Jendela Kaca
1. Tipe J1
Luas
2. Tipe J2
Luas
3. Tipe J3
Luas
4. Tipe J4
Luas
5. Tipe J5
Luas

= 58 buah
= {(1.20 x .60) x 2 } x 58

= 83.52 m2

= 2 buah
= {( 1.20 x 0.60 ) x 3 } x 2

= 4.32 m2

= 58 buah
= {( 0.40 x 0.60 ) x 3 } x 58 = 41.76 m2
= 2 buah
= {( 0.4 x 0.6 ) x 2 } x 2

= 0.96 m2

= 70 buah
= ( 0.40 x 0.60 ) x 70

Volume jendela kaca (X b)

= 16.8 m2 +
= 147.36 m2

Penggantung / Kunci
a. Engsel
Jumlah kesluruhan Engsel untuk pasangan pintu dan jendela
dibutuhkan 992 buah engsel.
b. Kunci Tanam
Jumlah keseluruhan Pintu = 54 buah
Jumlah Kunci Tanam

= 54 buah

c. Grendel
Grendel kunci untuk pintu dengan 2 daun pintu

= 30 buah

Grendel kunci untuk daun jendela

= 370 buah

226

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

XI. Pekerjaan Cat


a. Mencat Dinding
Berdasarkan pekerjaan plesteran = 5835.12 m2
= 5835.12 m2

Volume (XI a)
b. Mencat kusen + pintu

Panjang kusen yang menyentuh pasangan = 1135.9 m


Keliling

= ( 2 x 0.06 ) + 0.12

= 0.24 m

Luas

= 1135.9 x 0.24

= 272.616 m2

Mencat pintu
Luas daun pintu

= 121.51 m2

Luas cat

= 2 x 121.51

= 243.02 m2

Volume

(XI b)

= 515.636 m2

XII. Pekerjaan Perlengkapan Dalam


Listrik
a. Pasangan instalasi dalam :
Lampu Pijar : 49 buah
Lampu TL

: 112 buah

b. Sekering group
3 buah
c. Stop kontak
59 buah
d. Saklar seri
32 buah
227

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

e. Saklar Paralel
25 buah
Sanitasi air
a. Kloset Porselen
Jumlah kamar mandi 16, jadi kloset yang dipasang sebanyak 16
buah kloset jongkok.
b. Pemasangan Instalasi Bersih
Pipa d = , panjang = 80 m
c. Pemasangan Instalasi Air Kotor
Pipa d = 2 , panjang = 61 m
d. Kran
Dipasang pada kamar mandi dan lavatory sebanyak 36 buah.

XIII. Pekerjaan Perlengkapan Luar


a. Saluran keliling bangunan
Saluran terbuka penampung air hujan dengan panjang =168 m
b. Septick tank
Penampungan kotoran digunakan septicktank sebanyak 4 buah

228

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH


PEKERJAAN

: PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN


LABORATURIUM 3 LANTAI TAHAP JURUSAN
BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA FBS
UNNES SEMARANG

LOKASI

: GUNUNG PATI SEKARAN

TH. ANGG.

: 2006

Tabel 5. Daftar harga bahan dan upah


No.

URAIAN BAHAN/UPAH

SATUAN

HARGA

A.

DAFTAR BAHAN

Batu belah

m3

155.000,00

Batu pecah mesin

m3

160.000,00

Batu bata

Kerikil beton

buah

200,00

m3

140.000,00

Pasir urug

65.000,00

Pasir pasang

m3

120.000,00

Pasir beton

m3

145.000,00

Kapur pasang

m3

130.000,00

Sirtu

m3

65.000,00

10

PC (40 kg/zak)

zak

29.000,00

11

Besi beton polos/ulir

kg

6.000,00

12

Kawat bendrat

kg

8.500,00

13

Paku biasa

kg

8.500,00

14

Kayu cetakan

m3

900.000,00

15

Papan cetakan

m3

900.000,00

16

Bambu

batang

6.800,00

17

Tali ijuk

kg

4.000,00

229

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

B.

DAFTAR UPAH

Mandor

Hari

35.000,00

Kepala tukang kayu

Hari

35.000,00

Kepala tukang batu

Hari

35.000,00

Kepala tukang besi

Hari

35.000,00

Tukang kayu

Hari

35.000,00

Tukang batu

Hari

32.500,00

Tukang besi

Hari

30.000,00

Pekerja

Hari

22.000,00

230

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

DAFTAR SATUAN PEKERJAAN


Tabel 6. Daftar satuan pekerjaan
No

URAIAN PEKERJAAN

SATUAN

JUMLAH
HARGA

Pekerjaan galian tanah

m3

15.920,00

Urugan tanah

m3

4.889,00

Urugan pasir

m3

101.200,00

Urugan Sirtu

101.200,00

Pas. Bato kosong/aanstamping

m3

219.952,00

Pas. Batu belah 1 pc : 5 ps

m3

405.205,00

Pekerjaan beton cor 1 pc:3 ps:5 kr(bow)

m3

495.960,00

Pekerjaan beton cor 1 pc:2 ps:3 kr(bow)

m3

568.800,00

Pek. Tulangan besi untuk tulangan beton

1.340.000,00

Tulangan 100

kg

1.072.000,00

Tulangan 110

kg

1.179.200,00

10

Pek. Cetakan beton untuk 1 m3 beton

11

Bongkar begisting

12

Untuk 1 m3 beton bertulang

10 m2

634.000,00

m2

3.369,00

10 m2

33.691,00

13

Pas. Pondasi siklop 30% batu belah

795.725,00

14

Pas. Pondasi siklop 60% batu belah

m3

842.225,00

15

Pasangan batu bata 1 pc : 3 ps

m3

385.410,00

231

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

PRESENTASE BOBOT PEKERJAAN


I. PEKEJAAN PERSIAPAN
Harga
Persentase

= 2,617,200.00
2.617.200,00
=
x 100 % = 0,059 %
4.432.795.540,89

II. PEKERJAAN TANAH


Harga
Persentase

= 23,103,302.63
23,103,302.63
=
x 100 % = 0,521 %
4.432.795.540,89

III. PEKERJAAN PONDASI


Harga
Persentase

= 267,026,152.92
267,026,152.92
=
x 100 % = 6,024 %
4.432.795.540,89

IV. PEKERJAAN BETON


Harga
Persentase

= 2,717,086,824.84
2,717,086,824.84
=
x 100 % = 61,295 %
4.432.795.540,89

V. PEKERJAAN ATAP
Harga
Persentase

= 601,906,853.85
601,906,853.85
=
x 100 % = 13,578 %
4.432.795.540,89

VI. PEKERJAAN PLAFON


Harga
Persentase

= 223,169,683.20
223,169,683.20
=
x 100 % = 5,034 %
4.432.795.540,89

VII. PEKERJAAN PLESTERAN


Harga
Persentase

= 125,962,735.44
125,962,735.44
x 100 % = 2,842 %
=
4.432.795.540,89

VIII. PEKERJAAN LANTAI


232

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Harga
Persentase

= 228,109,230.24
228,109,230.24
=
x 100 % = 5,146 %
4.432.795.540,89

IX. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


Harga
Persentase

= 111,020,944.36
111,020,944.36
=
x 100 % = 2,504 %
4.432.795.540,89

X. PEKERJAAN CAT
Harga
Persentase

85,243,022.41
85,243,022.41
=
x 100 % = 1,923 %
4.432.795.540,89
=

XI. PEKERJAAN PERLENGKAPAN DALAM


Harga
persentase

36,326,833.00
36,326,833.00
=
x 100 % = 0,819 %
4.432.795.540,89
=

XII. PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR


Harga
Persentase

= 11,222,758.00
11,222,758.00
=
x 100 % = 0,253 %
4.432.795.540,89

233

PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA

234

PROYEK AKHIR
BAB XIII PENUTUP

BAB XIII
PENUTUP

Dalam penyusunan Proyek Akhir Perencanaan Struktur Gedung Kuliah


dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia UNNES ini banyak sekali dijumpai hambatan. Hal tersebut
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal
perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek. Meskipun demikian, penulis
mencoba mengatasi dengan teori yang telah diterima di bangku kuliah dan
berbagai literatur tentang pelaksanaan suatu proyek, dengan upaya tersebut,
hambatan hambatan di atas dapat diatasi.
8.1 Kesimpulan
1. Dalam perencanaan suatu stuktur bangunan diperlukan ketelitian dan
kecermatan yang tinggi sehingga perhitungan yang dihasilkan benar
benar akurat dan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Dengan rencana kerja yang baik akan membantu pelaksanaan dan
penghematan dalam hal penggunaan sumber tenaga, material, peralatan,
dan keuangan yang diperlukan.
3. Gambar kerja merupakan pedoman yang sangat menetukan dalam hal
pelaksanaan dan perhitungan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaaan
disamping rencana kerja dan syarat syarat (RKS).

253

PROYEK AKHIR
BAB XIII PENUTUP

8.2 Saran
1. Pelaksanaan

poyek

harus

disesuaikan dengan rencana kerja

dan syarat syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur
bangunan yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan.
2.

Pelaksanaan pembangunan proyek harus diusahakan cepat dan tepat


dalam segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah
dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan.

3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya


diperlukan kerjasama yang baik antara pihak pihak yang terkait dalam
pembangunan proyek tersebut.
4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan
sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal,
baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan
selama bangunan yang telah berdiri digunakan.

254

Anda mungkin juga menyukai