Gedung Kuliah
Gedung Kuliah
Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Disusun oleh :
1. Danang Agustian A.
NIM: 5150304002
2. Abie Surya F.
NIM: 5150304020
Program Studi
: D3 Teknik Sipil
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Tugas Akhir dengan judul Perencanaan Pembangunan Gedung Kuliah Dan
Laboraturium 3 Lantai Jurusan Bahasa Dan Sastra Inggris Dan Jurusan Bahasa
Indonesia Dan Sastra Indonesia FBS UNNES ini telah disetujui dan disahkan
pada :
Hari
Tanggal
:
Pembimbing,
Penguji II :
Ketua Jurusan,
ii
KATA PENGANTAR
iii
Semarang,
Agustus 2007
Penyusun
iv
PERSEMBAHAN:
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. i
LEMBAR PENGESAHAN.. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii
KATA PENGANTAR. iv
DAFTAR ISI.... vi
DAFTAR TABEL. x
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I. BAGIAN PENDAHULUAN
1.1 Judul Proyek Akhir .....................................................................
10
13
14
22
vi
17
61
68
80
81
89
97
100
112
112
113
114
115
vii
191
151
232
233
235
253
254
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR PUSTAKA
Apriyatno, Henry. 2003. Diktat Kuliah Strukur Beton. Jurusan Teknik Sipil FT
UNNES Semarang.
DPU. 1961. Pedoman Perencanaan Kayu Indonesia 1961. Bandung: Yayasan
Normalisasi Indonesia.
DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan
Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.
DPU. 1991. SK SNI T-15-1991-03, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan LPMB.
DPU. 1989. Pedoman Beton. Bandung: Yayasan Penerbit PU.
Tri Cahyo, H. 2005. Diktat Kuliah Teknik Fondasi I. Jurusan Teknik Sipil FT
UNNES Semarang.
xii
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama
NIM
: 5150304020
PEMBANGUNAN
GEDUNG
KULIAH
DAN
Semarang,
Agustus 2007
Mengetahui,
Ketua Program Studi,
Drs.Tugino, M.T
NIP.131763887
Pembimbing,
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama
: Danang Agustian A
NIM
: 5150304002
PEMBANGUNAN
GEDUNG
KULIAH
DAN
Semarang,
Agustus 2007
Mengetahui,
Ketua Program Studi,
Drs.Tugino, M.T
NIP.131763887
Pembimbing,
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama
NIM
: 5150304020
PEMBANGUNAN
GEDUNG
KULIAH
DAN
Semarang,
Agustus 2007
Pembimbing,
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa :
Nama
: Danang Agustian A
NIM
: 5150304002
PEMBANGUNAN
GEDUNG
KULIAH
DAN
Semarang,
Agustus 2007
Pembimbing,
PROYEK AKHIR
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Nama Proyek
Nama proyek ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan
Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia UNNES
1.2
PROYEK AKHIR
BAB I PENDAHULUAN
1.3
Lokasi Proyek
Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan
Laboratorium
Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
UNNES ini terletak di Kampus UNNES Sekaran, Gunungpati, Semarang
1.4
1.5
struktur
lantai,Perencanaan
meliputi:Perencanaan
tangga,Perencanaan
atap,Perencanaan
plat
balok,Perencanaan
Metodologi
Data yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan
Proyek Akhir ini dapat di kelompokkan dalam dua jenis yaitu:
1. Data Primer
PROYEK AKHIR
BAB I PENDAHULUAN
b. Topografi
: Tanah datar
c. Elevasi bangunan
o Lantai 1 : + 00,00 m
o Lantai 2 : + 04,60 m
o Lantai 3 : + 08,80 m
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam
proses pembuatan dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang
termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain:
a. Literatur panjang
b. Grafik grafik penunjang
c. Tabel tabel penunjang
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui
peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan sejak melaksanakan
Kerja Praktek, yang telah dilaksanakan pada proyek yang sama pada
tanggal 1 September sampai dengan 1 November 2006.
2) Studi pustaka
PROYEK AKHIR
BAB I PENDAHULUAN
Sistematika Penulisan
Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 8 (delapan) bab yang
terdiri dari :
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan
PROYEK AKHIR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN
2.1
Uraian Umum
Pada tahap perencanaan Struktur Proyek Pembangunan Gedung Kuliah
dan
dan Sastra Indonesia UNNES ini perlu dilakukan study literatur untuk
menghubungkan satuan fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan
digunakan, disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis
gedung tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu
pola akibat syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan
salah satu faktor yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan
bentang ruang yang besar serta harus bebas kolom, sehingga akan
menghasilkan beban besar dan berdampak pada balok.
Study literatur dimaksudkan untuk dapat memperoleh hasil
perencanaan yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep
pemilihan sistem struktur dan konsep perencanaan struktur bangunannya,
seperti denah, pembebanan struktur atas dan struktur bawah serta dasardasar perhitungan.
2.2
bisa
menghasilkan
bangunan
menimbulkan pemborosan.
yang
berkualitas
tanpa
jangka
panjang
(pasca
pembangunan).
Persyaratan
aspek
memudahkan
dalam
mendapatkan
bahan-bahan
yang
mutu
dimaksudkan
agar
pekerjaan
yang
tidak
efisiensinya
pekerjaan
tersebut
serta
dapat
10
11
No
Balok
A1=T=A2
20 x 35
VT1=T1=VT2
20 x 50
P3=P4
30 x 60
AP2=P2
30 x 80
AP1=P1
30 x 60
C1
40 x 40
CP
40 x 100
SLOOF
20 x 50
3. Kolom
Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi
beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan () =
0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium
Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia UNNES ini, kolom yang digunakan berukuran :
12
No
Kolom
Kolom type K1
60 x 40
Kolom type K2
50 x 40
Kolom type K3
40 x 40
Kolom type K4
60 x 60
Kolom type K5
20 x 20
Kolom type K6
30 x 30
4. Pondasi
Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi foot plat
dan pondasi Sumuran
A.
2.4
Metode Perhitungan
Dalam
perencanaan
pembangunan
Gedung
Kuliah
dan
Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia UNNES ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan
Program Analsis Struktur SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil,
UNNES )
Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat
dianggap sebagai beban merata.
2.
Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban
hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat.
13
2.
Beban Mati
Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di
atasnya.
3.
Beban Hidup
Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung (PPIUG) 1987 untuk bangunan gedung.
rencana
diperhitungkan
berdasarkan
Pedoman
: 2400 kg/m 3
: 250 kg/m 2
14
18 kg/m 2
: 300 kg/m
21 kg/m2
24 kg/m2
DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang
berhubungan dengan beban mati.
LL (live load)
Q (quake)
15
B.
2.6
Dasar Perhitungan
Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda
2.
3.
4.
5.
16
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
BAB III
PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Bentuk kuda-kuda
: Joglo
: 15 m
: 3,60 m
( 1 )
: 60
Bagian bawah ( 2 )
: 30
Penutup atap
Sambungan konstruksi
: BJH 37
: 1600 kg/cm
: Kelas kuat II
: 25 kg/m
: 100 kg/cm
: 100000 kg/ cm
2. Perencanaan reng
1. Perencanaan reng pada bagian atas sudut = 60
a. Pembebanan Reng
Berat genting (gt)
= 50 kg/m
17
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 0,25 m
= 0,5 m
My
c. Dimensi Reng
2
Dimensi reng dimisalkan b = . h
3
Wx
= 1/6 . b . (h)2
2
= 1/6 . h . h2
3
1
= h3 cm3
9
Wy
= 1/6 . b2 . h
2
2
= 1/6 . h . h
3
2
= h3 cm3
27
18
= 12,5 kg/m
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
ltr
Mx My
+
Wx Wy
My
Mx
+
1 3 2 3
h
h
9
27
100 kg/cm2 =
19,5 + 33,8
5 3
h
27
100 kg/cm2 =
287,82
h3
h3
287,82
100
h3
= 2,878
2
h
3
2
. 3 cm
3
= 2 cm
2,878
1
. Ju
200
1
. 50
200
= 0,25 cm
Ix
1
. b . (h)3
12
19
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
1
. 2 . (3)3
12
= 4,5 cm4
Iy
1
. b3 . h
12
1
. (2)3 . 3
12
= 2 cm4
fx
= 0,011 cm
fy
= 0,019 cm
f maks
( fx ) 2 + ( fy ) 2
(0,011) 2 + (0,019) 2
Ok!
e. Kontrol Tegangan
ytb
Mx My
+
Wx Wy
19,5
33,8
+
2
1 / 6.3.( 2)
1 / 6.2.(3) 3
20
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 50 kg/m
= 0,25 m
= 0,5 m
My
c. Dimensi Reng
2
Dimensi reng dimisalkan b = . h
3
Wx
= 1/6 . b . (h)2
2
= 1/6 . h . h2
3
1
= h3 cm3
9
Wy
= 1/6 . b2 . h
21
= 12,5 kg/m
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
2
2
= 1/6 . h . h
3
2
= h3 cm3
27
ltr
Mx My
+
Wx Wy
My
Mx
+
1 3 2 3
h
h
9
27
100 kg/cm2 =
19,5 + 33,8
5 3
h
27
100 kg/cm2 =
287,82
h3
h3
287,82
100
h3
= 2,878
2
h
3
2
. 3 cm
3
= 2 cm
2,878
1
. Ju
200
22
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
1
. 50
200
= 0,25 cm
Ix
1
. b . (h)3
12
1
. 2 . (3)3
12
= 4,5 cm4
Iy
1
. b3 . h
12
1
. (2)3 . 3
12
= 2 cm4
fx
= 0,0159 cm
fy
= 0,0159 cm
f maks
( fx ) 2 + ( fy ) 2
(0,0159) 2 + (0,0159) 2
23
Ok!
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
e. Kontrol Tegangan
ytb
Mx My
+
Wx Wy
33,8
19,5
+
2
1 / 6.3.( 2)
1 / 6.2.(3) 3
= 50 kg/m3
= 1,5 m
= 0,5 m
= ggt . Ju
qu
qx = qu . cos 30
= 25 . cos 30
= 21.651kg/m
qy = qu . sin 30
= 25 . sin 30
= 12.5 kg/m
Momen yang terjad
Mx = 1/8 . qu . cos . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . cos 30 . (1, 5)2
24
= 50 . 0,5
= 25 kg/m
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 6,089 kgm
My = 1/8 . qu . sin . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . sin 30 . (1, 5)2
= 3,516 kgm
2. Karena Berat Pekerja
My
25
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
W diambil 25 kg/m2
Angin tekan = 0.02 x x (-0.4) dimana = 300
= 0.02 x 30 x (-0.4)x 25 x 0.5
= 2,5 kg/m
Momen yang timbul
Mx = 1 .Wx.( jgd ) 2
8
= 1 2.5 x1.5 2
8
= 0.703 kgm
Angin hisap
Koefisien angin hisab = -0.4
Tekanan angin hisab pada usuk :
Wx = -0.4 x 25 x 0.5
= -5 kg/m
Momen yang timbul
Mx = 1 .W .( jgd ) 2
8
= 1 x5 x1.5 2
8
= 1.406 kgm
26
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Kombinasi Pembebanan
M
B. Mati
B. Hidup
A. Tekan
A. Hisab
P. Tetap
P. Sementara
(a)
(b)
(c)
(d)
( a + b)
(a+b)+c
Mx
6,089
32,476
0.703
1.406
38,565
39,268
My
3,516
18.75
22,266
22,266
4. Dimensi usuk
Wx =
1 2
bh
6
1 3
h
9
Wy =
2
h
3
1 2
hb
6
2 3
h
27
ltr =
100 =
Mx My
+
Wx Wy
3926,8 2226,6
+
1 3
2 3
h
h
9
27
h3 = 654,003
h = 8,68 dibulatkan = 10 cm
b=
2
h
3
b = 5,787 dibulatkan = 6 cm
Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm
27
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
5. Kontrol Lendutan
Fijin
1
. Jgd
200
1
. 150
200
= 0,75 cm
Ix
1
. b . (h)3
12
1
. 6 . (10) 3
12
= 500 cm4
Iy
1
. h . (b)3
12
1
. 10 . (6) 3
12
= 180 cm4
fx
= 0,151 cm
fy
= 0,241 cm
f max =
=
( fx) 2 + ( fy ) 2
(0,151) 2 + (0,241) 2
28
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
ytb =
=
Mx
My
+
2
1 / 6bh 1 / 6hb 2
3926,8
2226,6
+
2
1 / 6.6.10
1 / 6.10.6 2
= 76,378 kg/cm
= 76,378 kg/cm2 100 kg/cm2 ( = ltr) OK!
Jadi, usuk kayu dengan dimensi 6/10 cm aman dipakai
b. Perencanaan usuk pada bagian bawah sudut = 60
1 Pembebanan Usuk
= 50 kg/m2
= 1,5 m
= 0,5 m
= ggt . Ju
= 50 . 0,5
qu
= 25 kgm
qx = qu . cos 60
= 25 . cos 60
= 12,5 kg/m
qy = qu . sin 60
= 25 . sin 60
= 21,651 kg/m
Momen yang terjad
Mx = 1/8 . qu . cos . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . cos 60. (1, 5)2
29
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 3,516 kgm
My = 1/8 . qu . sin . (Jgd)2
= 1/8 . 25 . sin 60. (1, 5)2
= 6,089 kgm
2. Karena Berat Pekerja
My
30
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
W diambil 25 kN/m2
Angin tekan = 0.02 x x (-0.4) dimana = 60
= 0.02 x 60 x (-0.4)x 25 x 0.5
= 10 kg/m
Momen yang timbul
Mx = 1 .Wx.( jgd ) 2
8
= 1 x10 x1.5 2
8
= 2.813 kgm
Angin hisap
Koefisien angin hisab = -0.4
Tekanan angin hisab pada usuk :
Wx = -0.4 x 25 x 0.5
= -5 kN/m
Momen yang timbul
Mx = 1 .W .( jgd ) 2
8
= 1 x5 x1.5 2
8
= 1.406 kgm
31
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Kombinasi Pembebanan
M
B. Mati
B. Hidup
A. Tekan
A. Hisab
P. Tetap
P. Sementara
(a)
(b)
(c)
(d)
( a + b)
(a+b)+c
Mx
3.516
18.75
2.813
1.406
22.266
25.079
My
6.089
32.476
38.565
38.565
4. Dimensi usuk
Wx =
1 2
bh
6
1 3
h
9
Wy =
2
h
3
1 2
hb
6
2 3
h
27
ltr =
100 =
Mx My
+
Wx Wy
2507.9 3856.5
+
1 3
2 3
h
h
9
27
h3 = 746.339
h = 9.071 dibulatkan = 10cm
b=
2
h
3
b = 6.047 dibulatkan = 6 cm
Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm
32
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
5. Kontrol Lendutan
Fijin
1
. Jgd
200
1
. 1,5
200
= 0,75 cm
Ix
1
. b . (h)3
12
1
. 6 . (10) 3
12
= 500 cm4
Iy
1
. h . (b)3
12
1
. 10 . (6) 3
12
= 180 cm4
fx
= 0.086
fy
qx sin ..Jg 4
px. sin .Jg 3
5
1
.
+
.
E.Iy
E.Iy
384
48
= 0,417
f max =
=
( fx) 2 + ( fy ) 2
(0,086) 2 + (0,0417 ) 2
33
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
ytb =
=
Mx
My
+
2
1 / 6bh 1 / 6hb 2
2507.9
3856.5
+
2
1 / 6.6.10
1 / 6.10.6 2
= 89.354 kg/cm
= 89.354 kg/cm2 100 kg/cm2 ( = ltr) OK!
Jadi, usuk kayu dengan dimensi 5/7 cm aman dipakai
Gambar 1. Rangka Kuda - Kuda
b6
b7
v13
d12
d11
b5
v12
b14
b15
b8
v14
b13
b16
d5
b4
v6
d6
b9
v7
v5
d7
d4
v8
v4
b3
b10
d8
d3
v9
a6
v3
v1
a7
b11
d9
a8
a4
v2
d1
b1
a5
d2
b2
v10
a9
d10
a10
a3
v11
b12
a11
a2
a1
a12
34
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
No Batang
No Batang
a1 = a12
140
d1 = d10
180
a2 = a11
140
d2 = d9
210
a3 = a10
140
d3 = d8
254
a4 = a9
150
d4 = d7
249
a5 = a8
104
d5 = d6
277
a6 = a7
104
d11 = d12
306
b1= b12
156
v1 = v11
62
b2 = b11
156
v2 = v10
98
b3 = b10
156
v3 = v9
134
b4 = b9
167
v4 = v8
170
b5 = b8
200
v5 = v7
196
b6 = b7
200
v6
231
b13 = b16
119
v12 = v14
98
b14 = b15
115
v13
231
5. Perencanaan Gording
Jarak gording
= 1.5 m
a. Pembebanan
Beban mati
- berat sendiri gording (taksiran)
= 3.6 x 1.5
= 5.4 kg/m
= 50 x 1.5
= 75
kg/m
= 18 x 1.5
= 27
kg/m
- berat lain-lain 10 %
= 10 % x 107.4
q
35
= 107.4
kg/m
= 10.74
kg/m
= 118.14
kg/m
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= q x cos 30
Iy
Ix
= 118.14 x 0.866
= 102.312 kg/m
qy
= q x sin 30
= 118.14 x 0.5
= 59.07 kg/m
Mx
My
Iy
Ix
= P x sin 30
= 100 x 0.5
= 50 kg
Px
= P x cos 30
= 100 x 0.866
= 86.6 kg
My
= x Py x l
= x 50 x 3.6
= 45 kgm
36
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Mx
= x Px x l
= x 86.6 x 3.6
= 77.94 kgm
Beban angin
Koefisien angin tekan = 0.02 x 30 (-0.4) = 0.2
w = 0.2 x 1.5 x 25
= 7.5 kg/m
= -15 kg/m
= 140.69 kgm
= 140.69 kgm
b. Pendimensian Gording
Direncanakan memakai profil C tipis, atap yang didunakan adalah atap
genteng jadi merupakan struktur yang tegar sehingga diambil momen arah
x yang terbesar Mx = 255.84 kgm
Wx =
Mx
25584 kgcm
= 15.99cm 3
2
1600 kg / cm
37
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 49.0 cm3
Wy
= 10.5 cm3
Ix
= 368 cm4
Iy
= 35.7 cm4
Y
50
20
150
X
4.5
Kontrol tegangan
ytsb
= Mx/Wx
= 25584/49.0 cm3
= 522.12 kg/cm2 < = 1600 kg/cm2
Kontrol lendutan
f ijin
= l / 250 x 1
= 360 / 250
= 1.44 cm
fx
5 xqxxl 4
Pxxl 3
+
384 xExlx 48 xExlx
5 x1.02312 x360 4
86.6 x360 3
+
384 x 2.1x10 6 x368 48 x 2.1x10 6 x368
5 xqyx(l / 2) 4 Pyx(l / 2) 3
+
=
384 xExIy
48 xExIy
=
5 x0.5907 x(360 / 2) 4
50 x(360 / 2) 3
+
384 x 2.1x10 6 x35.7 48 x 2.1x10 6 x35.7
fx 2 + fy 2
= ( 0 .4 ) 2 +
(0.19) 2
38
20
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Analisa pembebanan atap pada titik letak gording sebagai analisa data
input pada perhitungan dengan SAP 2000.
A. Analisa Pembebanan
Berat gording (dari profil)
= 9.20 kg/m
= 60
kg/m
= 8.918 kg/m +
qt = 98.1
39
kg/m
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Batang a 1 s/d a 12
Diketahui : P maksimum (Pk)
: 1,5 m = 150 cm
Tegangan dasar ()
: 1600 kg/cm2
: 2400 kg/cm2
: 1 cm
P
12791.43kg
=
= 10.66cm 2
tr 1200kg / cm 2
A bruto 2 profil =
= 12,3 cm2
= 2,2 cm
Ix = Iy = 72,3 cm4
A profil = 2 x 12,3 cm2 = 24,6 cm2
40
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Iygabungan
2A
323,93
2 x12,3
= 3,63 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu x-x :
Ix gabungan = 2 x Ix
= 2 x 72,3
= 144,6 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu x-x :
ix gabungan =
Ixgabungan
2A
144,6
2 x12,3
= 2,42 cm
x
Lk
150
=
= 61.98 < 240 ( oke )
ixgabungan 2,42
41
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
ytb =
P
Aprofil
ytb =
12791.43
24,6
: 2.31 m = 231 cm
Tegangan dasar ()
: 1600 kg/cm2
: 2400 kg/cm2
: 1 cm
P
3882.89kg
=
= 3.24cm 2
tr 1200 kg / cm 2
A bruto 2 profil =
42
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
A bruto 1 profil =
= 9,40 cm2
= 1,97 cm
Ix = Iy = 42,4 cm4
A profil = 2 x 9,40 cm2 = 18,80 cm2
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) :
a=2e+
= (2 x 1,97 cm) + 1 cm = 4,94 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu y-y :
Iy gabungan = 2 {Iy + A (0,5 x a) 2 }
= 2 {42,4 cm4 + 9,40 (0,5 x 4,94) 2 }
= 199,50 cm4
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu y-y :
iy gabungan =
Iygabungan
2A
199,50
2 x9,40
= 3,26 cm
Momen kelembaman terhadap sumbu x-x :
Ix gabungan = 2 x Ix
= 2 x 42,4
= 84,8 cm4
43
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Ixgabungan
2A
84,8
2 x9,40
= 2,12 cm
x
Lk
231
=
= 108,96 < 240 ( oke )
ixgabungan 2,12
ytb =
P
Aprofil
ytb =
3882.89
18,80
: 2 m = 200 cm
Tegangan dasar ()
: 1600 kg/cm2
: 2400 kg/cm2
: 1 cm
Penentuan dimensi :
44
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Imin (perlu) =
= 15,50
= 2,54 cm
Ix=Iy = 116
ix=iy = 2,74 cm
200cm
Lk
= 72,99 = 0,528
=
i min 2,74cm
A profil
= 2.A = 2 x 15,50 = 31
ix gabungan
2.Ix
2 x116
=
= 7,48 cm
2. A
2 x15,5
Iygab
2A
45
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
518,49
2 x15,5
= 4,09 cm
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan x-x :
x =
Lk
ix
200
2,74
= 72,99
g =
E
0,7.2400
= 3,14
2,1x10 6
0,7 x 2400
= 111,02
s =
x
g
72,99
= 0,66
111,02
1,41
1,593 s
1,41
= 1,51
1,593 0,66
Kontrol tegangan
ytb =
P
A
46
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 1,51
14578.44
= 710,11kg / cm 2 < tk = 844,92kg / cm 2 (OK )
31
Lk
iygab
200
4,09
= 48,9
g =
E
0,7.2400
2,1x10 6
= 3,14
0,7 x 2400
= 111,02
s =
y
g
48,9
= 0,44
111,02
1,41
1,593 s
1,41
= 1,22
1,593 0,44
Kontrol tegangan
ytb =
P
A
= 1,22
14578.89
= 564.34kg / cm 2 < tk = 844,92kg / cm 2 (OK )
31
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Batang d 1 s/d d 12
Diketahui : P maksimum (Pk)
: 3.06 m = 306 cm
Tegangan dasar ()
: 1600 kg/cm2
: 2400 kg/cm2
: 1 cm
Penentuan dimensi :
Imin (perlu) =
= 9,4
= 1,97 cm
Ix=Iy = 42,4
ix=iy = 2,12 cm
306cm
Lk
= 144,34 = 0,114
=
i min 2,12cm
A profil
ix gabungan
2.Ix
2 x 42,4
=
= 4,51 cm
2. A
2 x9,4
48
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Iygab
2A
199,5
2 x9,4
= 3,26 cm
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan x-x :
x =
Lk
ix
306
2,12
= 144,34
g =
E
0,7.2400
= 3,14
2,1x10 6
0,7 x 2400
= 111,02
s =
x
g
144.34
= 1,3
111,02
49
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 2,381x(s) 2
= 4,02
Kontrol tegangan
P
A
ytb =
= 4,02
3173,39
= 678,57kg / cm 2 < tk = 928kg / cm 2 (OK )
18,8
Lk
iygab
306
3,26
= 93,87
g =
E
0,7.2400
= 3,14
2,1x10 6
0,7 x 2400
= 111,02
s =
y
g
93,87
= 0,85
111,02
1,41
1,593 s
50
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
1,41
= 1,89
1,593 0,85
Kontrol tegangan
ytb =
P
A
= 1,89
3173,39
= 318,39kg / cm 2 < tk = 928kg / cm 2 (OK )
18,8
8. Pehitungan Sambungan
a. Kekuatan satu baut
= irisan dua
51
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 4389.12 kg
N tp profil 80.80.8 = tf x d x tp
= 1.6 x 1.27 x 2400
= 3901.44 kg
N tp profil 70.70.7 = tf x d x tp
= 1.4 x 1.27 x 2400
= 3413.76 kg
Maka dapat ditentukan kekuatan 1 baut = 2430,96 kg karena Ngs <
Ntp.
b. Penempatan baut
2.5 d < s < 7 d
S 17 = 17557,03 kg
52
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
A
S 9 = 12791,43 kg
Batang S9
Besar gaya batang = 125.48 KN = 12791.43 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
12791,43
= 5,266baut
2430,96
Batang S17
Besar gaya batang = 142,8 KN = 14557,03 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
1
= 2 , 84 3 baut
2430 , 96
2. Titik buhul B
S39 = 692,17 kg
S38 = 445,48 kg
S3 = 12791,43 kg
S10 = 12445,86 kg
Batang S9
Besar gaya batang = 125,48 KN = 12791,43 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
12791,43
= 5,266baut
2430,96
53
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Batang S10
Besar gaya batang = 122,09 KN = 12445,86 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
12445,86
= 5,126baut
2430,96
Batang S38
Besar gaya batang = 4,37 KN = 445,48 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
445,48
= 0,18 2baut
2430,96
Batang S39
Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
692,17
= 0,28 2baut
2430,96
3. Titik buhul C
S19 = 1346,81 kg
S18 = 14578,44 kg
S40 = 781,88 kg
C
S39 = 692,17 kg
Batang S18
Besar gaya batang = 143,01 KN = 14578,44 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
54
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Jumlah baut =
14578,44
= 5,96baut
2430,96
Batang S19
Besar gaya batang = 136,81 KN = 13946,41 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
13946,41
= 5,746baut
2430,96
Batang S39
Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
692,17
= 0,28 2baut
2430,96
Batang S340
Besar gaya batang = 7,67KN = 781,88 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
781,88
= 0,32 2baut
2430,96
S59 = 1594,34 kg
4. Titik buhul D
S29 = 10027,84 kg
S20 = 12720,07 kg
S43 = 1999,04kg
S = 1587,21kg
Batang S20
Besar gaya batang = 124,78 KN = 12720,07 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
55
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Jumlah baut =
12720,07
= 5,236baut
2430,96
Batang S29
Besar gaya batang = 98,37 KN = 10027,84 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
10027,84
= 4,135baut
2430,96
Batang S43
Besar gaya batang = 19,61 KN = 1999,04 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
1999,04
= 0,82 2baut
2430,96
Batang S44
Besar gaya batang = 15,57KN = 1587,21 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
1587,21
= 0,65 2baut
2430,96
Batang S59
Besar gaya batang = 15,64 KN = 1594,34 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
1594,34
= 0,66 2baut
2430,96
56
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
5. Titik buhul E
S48 = 3882,9kg
S26 = 7551,72 kg
S27 = 7551,72 kg
Batang S26
Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
7551,72
= 3,11 4baut
2430,96
Batang S27
Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
7551,72
= 3,11 4baut
2430,96
Batang S48
Besar gaya batang = 38,09 KN = 3882,9 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
3882,9
= 1,6 2baut
2430,96
57
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
6. Titik buhul F
E
S30 = 8943,2 kg
S31 = 8943,2 kg
S47 = 2461,85 kg
S49 = 2461,85 kg
S48 = 3882,9 kg
Batang S30
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
8943,2
= 3,7 4baut
2430,96
Batang S31
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
8943,2
= 3,7 4baut
2430,96
Batang S47
Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
2461,85
= 1,01 2baut
2430,96
Batang S48
Besar gaya batang = 38,09 KN = 3882,9 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
58
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Jumlah baut =
3882,9
= 1,6 2baut
2430,96
Batang S49
Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
2461,85
= 1,01 2baut
2430,96
7. Titik buhul G
S60 = 1469,98 kg
S62 = 1469,98 kg
S36 = 1097,89 kg
S34 = 1097,89 kg
S35 = 241,6 kg
Batang S34
Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
1097,89
= 0,45 2baut
2430,96
Batang S36
Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
8943,2
= 3,7 4baut
2430,96
Batang S35
Besar gaya batang = 2,37 KN = 241,6 kg
59
PROYEK AKHIR
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
241,6
= 0,1 2baut
2430,96
Batang S34
Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
1097,89
= 0,45 2baut
2430,96
Batang S60
Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
1469,98
= 0,61 2baut
2430,96
Batang S62
Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
Jumlah baut =
1469,98
= 0,61 2baut
2430,96
60
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
BAB IV
PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 25 MPa
- Mutu baja
= 240 MPa
(fy)
= 2400 kg/m3
= 24
kg/m2
= 21
kg/m2
=7
kg/m
= 3 kN/m2
= 2 cm
= 1 cm
= 0,11 kN/m
2. Tebal Plat :
Menurut buku-buku dasar perencanaan beton bertulang (CUR) table 10, tebal
plat untuk fy = 240 Mpa adalah 1/32 L.
Dipilih Ly/Lx terbesar
a. h min, arah x = 1/32 x 300
= 9.375 cm
= 11.250 cm
61
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 2,88
kN/m2
Berat keramik
= 1 x 0,24 kN/m2
= 0,24 kN/m2
Berat spesi
= 2 x 21 kN/m2
= 0,42 kN/m2
= 0,18
kN/m2
+
kN/m2
= 1,2 qd + 1,6 ql
= 1,2 . 3,72 kN/m2 + 1,6 . 2,5 kN/m2
= 8,464 kN/m2
Plat tangga
Beban Mati ( qD)
Berat sendiri plat = 0,12 x 24 kN/m3
= 2,88 kN/m2
Berat keramik
= 1 x 0,24 kN/m2
= 0,24 kN/m2
Berat spesi
= 2 x 0,21 kN/m2
= 0,42 kN/m2 +
Plat bordes
Beban Mati ( qD)
62
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 2,88 kN/m2
Berat keramik
= 1 x 0,24 kN/m2
= 0,24 kN/m2
Berat spesi
= 2 x 0,21 kN/m2
= 0,42 kN/m2 +
4. Plat Lantai
Momen Rancang Plat
=
3600
= 1.2
3000
dipakai = 1.2
3000
cx+ = 34
cx- = 63
3600
cy+ = 25
cy- = 57
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Selimut Beton = p = 20 mm
Direncanakan
Diameter tulangan utama arah x = 10 mm
Diameter tulangan utama arah y = 10 mm
Tinggi efektif
- Arah x = dx
= h p Dx/2
= 120 20 10/2
= 95 mm
- Arah y = dy
= h p Dx Dy/2
= 120 20 10 10/2
= 85 mm
Dy
dy
Dx
64
dx
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Mtx = 4,799kNm
k=
4799000
Mu
=
= 0,665
2
.b.d
0.8 x1000 x95 2
n=
Spasi =
Astx1
As
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78.5
b
1000mm
=
= 142,86 mm
n 1
7
2590000
Mu
=
= 0,359
2
0,8 x1000 x95 2
.b.d
65
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
As lx1 = .b.d
= 0,0058 x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =
Aslx1
As
n=
Spasi =
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5
b
1000mm
=
= 142,8 mm
n 1
7
Ditinjau 1000 mm
Mty = 4,342 kNm
k=
4342000
Mu
=
= 0.751
2
.b.d
0.8 x1000 x85 2
66
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Astx1
As
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78.5
b
1000mm
=
= 166,67 mm
6
n 1
1904000
Mu
=
= 0,189
2
0,8 x1000 x85 2
.b.d
As lx1 = .b.d
= 0,0058 x 1000 x 85 = 493 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
67
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Aslx1
As
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5
b
1000mm
=
= 166,67 mm
6
n 1
Skema tangga
2.30
4.60
2.30
68
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
B
o
r
d
e
s
1.50
1.80
1.80
3.60
= 4.60 m
Ruangan tersedia
= 3.6 x 5.1 m
Anak tangga
= 17 s/d 19
Diambil 18 cm
460
= 25,56 buah dibulatkan 26 buah
18
a = 60 2 x 18
= 24 cm
Kemiringan tangga ()
= arc tg
2,3
3,6
= 32,57 0
-
69
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
3.6
= 2.4
1.5
1500
cx+ = 42,1
cx- = 72,4
3600
cy+ = 17,8
cy- = 54,9
Selimut Beton = p = 20 mm
Direncanakan
70
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Tinggi efektif
- Arah x = dx
= h p Dx/2
= 120 20 10/2
= 95 mm
- Arah y = dy
= h p Dx Dy/2
= 120 20 10 10/2
= 85 mm
Dy
dy
Dx
8490000
Mu
=
= 1,18
2
0,8 x1000 x95 2
.b.d
71
dx
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Astx1
As
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5
1000mm
b
=
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n 1
7
4940000
Mu
=
= 0,684
2
0,8 x1000 x95 2
.b.d
72
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Astx1
As
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5
1000mm
b
=
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n 1
7
6440000
Mu
=
= 1,114
2
0,8 x1000 x85 2
.b.d
n=
Astx1
As
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5
73
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Spasi =
b
1000mm
=
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n 1
6
2090000
Mu
=
= 0,362
2
0,8 x1000 x85 2
.b.d
n=
Spasi =
Astx1
As
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5
b
1000mm
=
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n 1
6
74
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
As tx2 = As x n
= 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2
(Tulangan memenuhi syarat)
4270
= 2.85
1500
1500
cx+ = 63,5
cx- = 83
4270
cy+ = 14
cy- = 50
75
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Selimut Beton = p = 20 mm
Direncanakan
Diameter tulangan utama arah x = 10 mm
Diameter tulangan utama arah y = 10 mm
Tinggi efektif
- Arah x = dx
= h p Dx/2
= 120 20 10/2
= 95 mm
- Arah y = dy
= h p Dx Dy/2
= 120 20 10 10/2
= 85 mm
Dy
dy
Dx
76
dx
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
k=
1690000
Mu
=
= 0,234
2
0,8 x1000 x95 2
.b.d
Astx1
As
n=
Spasi =
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5
1000mm
b
=
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n 1
7
1293000
Mu
=
= 0,179
2
0,8 x1000 x95 2
.b.d
77
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
maka =0,0058
As tx1 = .b.d
= 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =
Astx1
As
n=
Spasi =
551
= 7,02 dibulatkan 8 batang
78,5
1000mm
b
=
= 142,86 mm dibulatkan 150 mm
n 1
7
1018000
Mu
=
= 0,176
2
0,8 x1000 x85 2
.b.d
78
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Direncanakan tulangan 10 mm
As = . . D2
= . 3,14 . 102
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =
Astx1
As
n=
Spasi =
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5
b
1000mm
=
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n 1
6
285000
Mu
=
= 0,049
2
0,8 x1000 x85 2
.b.d
79
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 78,5 mm2
Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Astx1
As
493
= 6,28 dibulatkan 7 batang
78,5
b
1000mm
=
= 166,67 mm dibulatkan 150 mm
n 1
6
DASAR PERENCANAAN
1.
80
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
GAYA-GAYA
GESER
YANG
BEKERJA
PADA
STRUKTUR
Berat Bangunan Total (W Tot) Untuk Bangunan Gedung
Lantai 1
A. BEBAN MATI
Berat plat
= 15 x 54 x 2400 x 0.12
= 233280
P3=P4 (30x60)
= 10368
AP2=P2 (30x80)
= 55814.4
AP1=P1(30x60)
= 66355.2
CP (40x100)
= 72652.8
Balok induk
Balok anak
A1=A2=T (20x35)
C1 (40x40)
81
= 5806.08
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Kolom
K1 (40x60)
= 42393
K2 (40x50)
= 35328
K3 (40x40)
= 3532.8
K4 (60x60)
= 39744
K5 (20x20)
= 2649.6
K6 (30x30)
= 1987.2
Dinding
Plafon+ penggantung
= 14395.1
Spesi
= 14.85 x 53.85 x 42
= 33586.2
Tegel
= 14.85 x 53.85 x 24
= 19192.1 +
Jumlah
= 788804.38
B. BEBAN HIDUP
qh lantai
= 250 kg/m2
koef reduksi
= 0.3
Wh
Beban total
= Wm + Wh
= 788804.38 + 60750
= 849554.38 kg
Lantai 2
A. BEBAN MATI
Berat plat
= 15 x 54 x 2400 x 0.12
Balok induk
82
= 233280
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
P3=P4 (30x60)
= 10368
AP2=P2 (30x80)
= 55814.4
AP1=P1(30x60)
= 66355.2
CP (40x100)
= 72652.8
A1=A2=T (20x35)
= 49089.6
C1 (40x40)
= 8294.4
K1 (40x60)
= 38707.2
K2 (40x50)
= 32256
K3 (40x40)
= 3225.6
K4 (60x60)
= 36288
K6 (30x30)
= 1814.4
Balok anak
Kolom
Dinding
Plafon + penggantung
= 14395.1
Spesi
= 14.85 x 53.85 x 42
= 33586.2
Tegel
= 14.85 x 53.85 x 24
= 19192.1 +
Jumlah
B. BEBAN HIDUP
= 250 kg/m2
a. qh lantai
b.koef reduksi= 0.3
Wh
c. Beban total = Wm + Wh
83
= 788433.7
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 788433.7 + 60750
= 849183.7 kg
Lantai 3
A. BEBAN MATI
Balok
A1=A2=T (20x35)
= 23184
K1 (40x60)
= 38707.2
K2 (40x50)
= 32256
K3 (40x40)
= 3225.6
K4 (60x60)
= 14515.2
K6 (30x30)
= 1814.4
Kolom
= (2x69.5)+(2x16.5)x0.15x0.2x2400 = 2515
= 23814
Dinding
= (2x14)+(2x69.5)x4.5x250
= 156403
Plafon + penggantung
= 14x69.5x(11+7)
= 17514
Spesi
= 14x69.5x21
= 20433
Tegel
= 14x69.5x24
= 23353
Jumlah
B. BEBAN HIDUP
a.
qh lantai
= 250 kg/m2
b.
koef reduksi
= 0.3
Wh
= 0.3x(15 x 54 x 250)
= 60750 kg
84
= 357733.4 kg
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
c.
Beban total
= Wm + Wh
= 357733.4 + 60750
= 418483 kg
D. Beban bangunan total = beban lantai 1 + beban lantai 2 + beban lantai 3
= 849554.38 + 849183.7 + 418483
= 2117221.48 kg
= 2117.22148 Ton
Waktu Getar Bangunan (T)
85
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
0.20
0.15
0.10
0.5
0
0.5
1.0
2.0
3.0
Untuk Tx = Ty = 0.411 detik, zone 4 dan jenis tanah lunak diperoleh C = 0.05
(Lihat Gambar 1.1)
Faktor keutamaan (I) dan faktor jenis struktur (K)
I = 1.5
K=1
Gaya Geser Horizontal Total Akibat Gempa
Vx = Vy = C x I x K x Wt
= 0.05 x 1.5 x 1 x 2117.22148 = 158.792 ton
Distribusi Gaya Geser Akibat Gempa ke Sepanjang Tinggi Gedung
a. Arah x
H 13
=
= 0.24 < 3 (OKE)
A 54
Fix =
Qixhi
xVx
Qixhi
b. Arah y
86
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
H 13
=
= 0.87 < 3 (OKE)
A 15
Fiy =
Qixhi
xVy
Qixhi
Dengan
Fi
hi
Vx, y= gaya geser horizontal total akibat gempa untuk arah x atau y
A, B = panjang sisi bangunan dalam arah x dan y
Tabel 4 Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat total gempa kesepanjang
panjang gedung dalam arah X dan Y untuk tiap portal
tingkat
Hi
Qi
Hi x Qi
Fix,y
(m)
(t)
(tm)
Total (t)
Fix(t)
13
418.483
5440.28
51.36
25.68
5.71
8.8
849.1837
7472.82
70.54
35.27
7.84
4.6
849.55438
3907.95
36.89
18.45
4.10
Perencanaan Balok
Balok P3=P4
L=6m
H min =
B=
6000
= 324.32mm ~ 60 cm
18.5
h
60
60
=
= 30s / d 45 ~ 30 cm
s/d
2s / d1.5 2
1.5
87
Fiy(t)
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Balok AP1=P1
L=6m
H min =
B=
6000
= 324.32mm ~ 60 cm
18.5
h
60
60
=
s/d
= 30s / d 45 ~ 30 cm
2s / d1.5 2
1.5
Balok AP2=P2
L=9m
H min =
B=
9000
= 486.49mm ~ 80 cm
18.5
h
80
80
=
s/d
= 40s / d 53 ~ 40 cm
1.5
2s / d1.5 2
Balok A1=A2=T
L = 3.6 m
H min =
B=
3600
= 194.60mm ~ 35 cm
18.5
h
35
35
=
s/d
= 17.5s / d 23.3 ~ 20 cm
2s / d1.5 2
1.5
88
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Balok CP
L = 10.8 m
H min =
B=
1080
= 583.78mm ~ 100 cm
18.5
h
100
100
=
s/d
= 50s / d 66.67 ~ 40 cm
2s / d1.5
2
1.5
Balok C1
L = 3.6 m
H min =
B=
3600
= 194.6mm ~ 40 cm
18.5
h
40
40
=
s/d
= 20s / d 26.67 ~ 20 cm
2s / d1.5 2
1.5
Data-data balok
Tinggi balok (h)
: 600 mm
: 300 mm
Selimut beton
(p)
: 20 mm
: 20 mm
: 10 mm
: 240 MPa
: 25 MPa
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Vu = 106380 N
Tu = 20730000 Nmm
Mu = 223650000 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 600 20 -10 -22/2
= 559 mm
Penulangan pada momen
k=
=
Mu
.b.d 2
223650000
0,8.300.559 2
= 2.98
min = 0,0058
perlu = 0,0135
maks = 0,0403
min < perlu < maks
P
. fy
89150
0,65.240
= 571,47 mm2
Ast = As + A
= 2263,95 + 571,47
= 2835,42 mm2
Dipakai 6 25 = 2945,2 mm2
90
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
kontrol spasi =
300 20 (6.25)
2
= 65 mm
Penulangan geser
Tu
= 2070000 Nmm
Vu
= 106380 N
= 37856000 mm2
fc .x2y = 0,6 . 1/24 . 25 . 37856000
.1/24 .
= 4732000 Nmm
Tu .1/24 .
fc . x2y
Vc = 1/6 .
fc . b . d
=
=
Vu
Vc
106380
139750
0,6
= 37550 N
2/3 . b . d .
= 559000N
Vs 2/3 . b . d .
fc
37550 N 559000 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 559 / 2
= 279,5 mm , dipakai 150 m
91
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Penulangan geser
Av
Vs.S
fy.d
37550.150
240.559
= 41,98 mm2
Jadi dipakai 10 150
Data-data balok
Tinggi balok (h)
: 1000 mm
: 400 mm
Selimut beton
(p)
: 20 mm
: 22 mm
: 12 mm
: 240 MPa
: 25 MPa
=122620 N
Vu
= 436990 N
Tu
= 12380000 Nmm
Mu
= 772990000 Nmm
Penulangan longitudinal
d = 1000 20 -12 -22/2
= 957 mm
Penulangan pada momen
k=
=
Mu
d 2 .b.
772990000
0,8.400.957 2
= 2,637 MPa
92
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
min = 0,0058
perlu = 0,0118
maks = 0,0403
min < perlu < maks
=
Ast
P
. fy
122620
0,65.240
= 786,03 mm2
= As + A
= 4517,04+ 786,03
= 5303,07mm2
Dipakai 9 28
kontrol spasi =
400 20 (9.28)
2
= 64 mm
Penulangan geser
Tu
= 12380000 Nmm
Vu
= 436990 N
= 15552000 Nmm
Tu . 1/24 .
fc . x2y
93
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Vc = 1/6 .
fc . b . d
Vu
Vc
436990
319000
0,6
= 409316,67 N
2/3 . b . d .
25
= 1276000 N
Vs 2/3 . b . d .
fc
409316,67 N 1276000 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 957 / 2
= 478,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av
Vs.S
fy.d
409316,67.150
240.957
= 267,32 mm2
Jadi dipakai 12 150
Balok 20 x 35
Data-data balok
Tinggi balok (h)
: 350 mm
: 200 mm
94
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Selimut beton
(p)
: 20 mm
: 12 mm
: 8 mm
: 240 MPa
: 25 MPa
Mu
d 2 .b.
35530000
0,8.200.316 2
= 2,224 MPa
min = 0,0058
perlu = 0,0098
maks = 0,0403
min < perlu < maks
P
. fy
95
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
20050
0,65.240
= 128,52 mm2
Ast = As + A
= 619,36 + 128,52
= 747,88 mm2
Dipakai 5 14
kontrol spasi =
200 40 (5.14)
2
= 45 mm
Penulangan geser
Tu
= 7000000 Nmm
Vu
= 20950 N
= 992000 Nmm
Tu .1/24 .
fc . x2y
fc . b . d
Vs
=
=
Vu
Vc
20950
52666,67
0,6
= -17750 N
2/3 . b . d .
96
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 210666,67 N
Vs 2/3 . b . d .
fc
-17750 N 210666,67 N
Dimensi sudah memenuhi syarat
Smaks = d/2
=316 / 2
= 158 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av
Vs.S
fy.d
17750.150
240.316
= -35,1 mm2
Jadi dipakai 10 150
PERENCANAAN SLOOF
1. Data-Data Balok 20 x 50
Tinggi balok
= 500 mm
Lebar balok
= 200 mm
Selimut beton
= 20 mm
= 19 mm
= 10 mm
= 240 MPa
= 25 MPa
97
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
2.
M tumpuan
= 59870000 Nmm
M lapangan
= 2030000 Nmm
V tumpuan
= 59810 N
V lapangan
= 1450 N
2. Penulangan sloof
a. Penulangan sloof tumpuan
M tumpuan = 59870000 Nmm
K perlu =
59870000
Mu
=
= 1,76
2
xbxd
0,8 x 200 x 460.5 2
As = x b x d
= 0,0076 x 200 x 460.5
= 699.96mm2 ..... dipakai 5 D 14 (As = 770 mm2)
As = 0,5 x As
= 0,5 x
= 349,98 mm2 ..... dipakai 3 D 13 (As = 398,2 mm2)
b. Penulangan sloof lapangan
M lapangan = 2030000 Nmm
K perlu =
2030000
Mu
=
= 0,06
2
xbxd
0.8 x 200 x 460,5 2
98
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
As = x b x d
= 0,0058 x 200 x 460,5
= 534,18 mm2 ..... dipakai 5 D 12 (As = 565,5 mm2)
As = 0,5 As
= 0.5 x 534,18
= 267,09 mm2 ..... dipakai 6 D 8 (As = 301 mm2)
c. Perhitungan tulangan geser
fc x b x d
25 x 200 x 460.5
= 76750 N
Vs =
Vu
Vc
59810
76750
0,6
= 22933,33 N > 0
( perlu tulangan geser)
Av =
VsxS 22933,3x150
= 44,23mm 2
=
240 x 460.5
fyxd
x 1/20 x
99
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Ax 4
72,12 x 4
= 91,87mm2
3,14
D =9,59 mm
Jadi dipakai 10 -150 mm
fc x b x d
25 x 200 x 460,5
= 76750 N
Vs =
Vu
Vc
1450
76750
0.6
= -74333,39 N < 0
( perlu tulangan geser)
Av =
VsxS
fyxd
74333,39 x150
240 x 460,5
= 100.85 mm2
x 1/20 x
100
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Ax 4
50,45 x 4
= 79,03mm 2
3,14
D =8,02 mm
Jadi dipakai 10 -150 mm
PERENCANAAN KOLOM
Kolom lantai 1
Data kolom :
Ukuran kolom
= ( 600 x 600 ) mm
= 22 mm
= 40 mm
Diameter sengkang
= 10 mm
fy
=240 MPa
= 2165400 N
Vu
= 273800 N
Tu
= 11610000 Nmm
Mu
= 623620000 Nmm
Lebar efektif ( d)
= 600-40-10-22/2
= 539 mm
Cb
600
.d
600 + fy
101
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
600
.539
600 + 240
= 385 mm
ab
= . Cb
= 0,85 . 385
= 327,25 mm
= ab . b . 0,85 . fc
= 327,25 . 600 . 0,85. 25
= 4172437,5 N
Tsb
= Csb
Prb
= 0,65 . Pnb
= 0,65 . 4172437,5
= 2712084,37 N
P Prb
2165400 N 2712084,37 N
kontrol keluluhan baja
y
= 0,0020
d'
= 40 + 10 +11
= 61
cb d '
0,003
cb
385 61
0,003
385
= 0,0259 vy = 0,0020
Mnb = Ccb (
h ab
h
h
) + Tsb ( - d ) + Csb (
-d)
2
2
2
2
= 4172437,5 (
600 327,25
600
40)
) + 2 Tsb (
2
2
2
102
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 105007,38 N
As
Tsb
fy
105007,38
240
= 437,53 mm2
= 2 As
As
= 2 . 437,53
= 875,06 mm2
Dipakai tulangan 8 12
Spasi =
600 80 (3.12)
3
= 161 mm
Penulangan geser
Tu
= 11610000 Nmm
Vu
= 273800 Nmm
x y = (600-80)2 . (600-80)
= 140608000 mm2
. 1/24 .
fc . x2y
Tu . 1/24 .
fc
103
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Vs =
=
Vu
Vc
273800
269500
0,6
= 186833,3 N
2/3 . b . d .
25
= 1078000 N
Vs 2/3 . b . d .
fc
186833,3 N 1078000 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 539 /2
= 269.5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av =
Vs.s
fy.d
=
186833.3.150
240.539
= 216,64 mm2
Dipakai 10 -150
Kolom lantai 2
Data kolom :
Ukuran kolom
= ( 400 x 600 ) mm
= 22 mm
= 40 mm
Diameter sengkang
= 10 mm
fy
= 400 MPa
= 760290 N
Vu
= 115810 N
104
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Tu
= 3145000 Nmm
Mu
= 271220000 Nmm
d = 400 - 40 - 10 -22/2
= 339 mm
Cb
600
.d
600 + fy
600
339
600 + 240
= 242,14 mm
ab
= . Cb
= 0,85 . 242,14
= 205,82 mm
= ab . b . 0,85 . fc
= 205,82 . 400 . 0,85. 25
= 1749470N
Tsb
= Csb
Prb
= 0,65 . Pnb
= 0,65 . 1749470
= 1137155,5 N
P Prb
760290 N 1137155,5 N
kontrol keluluhan baja
y
= 0,0020
d'
= 40 + 10 +11
= 61
cb d '
0,003
cb
105
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
242,14 61
0,003
242,14
= 0.0024 vy = 0,0020
Mnb = Ccb (
h ab
h
h
) + Tsb ( - d ) + Csb (
-d)
2
2
2
2
= 1749470 (
600 205,82
600
40)
) + 2 Tsb (
2
2
2
= 50801,84 N
As
Tsb
fy
50801,84
240
= 211,67 mm2
= 2 As
As
= 2 . 211,67
= 423,35 m2
Dipakai tulangan 4 12
Spasi =
400 80 (4.12)
3
= 90,67 mm
Penulangan geser
Tu
= 3145000 Nmm
Vu
= 1151810 Nmm
x y = (400-80)2 . (600-80)
= 53248000 mm2
. 1/24 .
fc . x2y
fc . x2y
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Vc = 1/6 .b . d .
fc
Vu
Vc
1151810
113000
0,6
= 1806683,3 N
2/3 . b . d .
25
= 99333,33 N
Vs 2/3 . b . d .
fc
3028,33 N 99333,33 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 149 /2
= 74,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av =
Vs.s
fy.d
=
3028,33.150
400.149
= 7,621 mm2
Dipakai 6-150
Kolom lantai 3
Data kolom :
Ukuran kolom
= ( 400 x 400 ) mm
= 22 mm
= 40 mm
Diameter sengkang
= 10mm
107
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 240 MPa
fy
Gaya rencana di pakai gaya maksimum pada batang 1753 (frame 1753 )
P
= 780650 N
Vu
= 13100 N
Tu
=1840000 Nmm
Mu
= 186510000 Nmm
d = 400 40 - 10 - 22/2
= 339 mm
Cb
600
.d
600 + fy
600
339
600 + 240
= 242,14 mm
ab
= . Cb
= 0,85 . 242,14
= 205,82 mm
= ab . b . 0,85 . fc
= 205,82. 400 . 0,85. 25
= 1749470 N
Tsb
= Csb
Prb
= 0,65 . Pnb
= 0,65 . 1749470
= 1137155,5 N
P Prb
780650 N 1137155,5 N
108
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 0,0020
d'
= 40 + 10 +11
= 61
cb d '
0,003
cb
242,14 61
0,003
242,14
= 0,0024 vy = 0,0020
Mnb = Ccb (
h ab
h
h
) + Tsb ( - d ) + Csb (
-d)
2
2
2
2
= 1749470 (
400 205,82
400
40)
) + 2 Tsb (
2
2
2
= 52043,6 N
As
Tsb
fy
52043,6
240
= 216,85 mm2
As
= 2 As
= 2 . 47,02
= 433,69 mm2
Dipakai tulangan 4 12
Spasi =
400 80 (4.12)
3
= 90,6 mm
Penulangan geser
Tu
= 1840000 Nmm
Vu
= 312314 Nmm
X2y
= (400-80)2 . (400-80)
109
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 32768000 mm2
. 1/24 .
fc . x2y
fc . x2y
Tu . 1/24 .
fc
Vu
Vc
312314
113000
0,6
= 407523,3 N
2/3 . b . d .
= 452000 N
Vs 2/3 . b . d .
fc
407523,3 N 452000 N
Dimensi memenuhi syarat
Smaks = d/2
= 339 /2
= 169,5 mm , dipakai 150 mm
Penulangan geser
Av =
Vs.s
fy.d
=
407523,3.150
240.339
= 751,33 mm2
Dipakai 10 - 150
110
25
PROYEK AKHIR
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
111
PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI
BAB V
PERHITUNGAN PONDASI
5.1 Uraian Umum
Pondasi bangunan merupakan struktur yang berfungsi untuk meneruskan
beban ke dalam tanah pendukung yang ada di bawahnya. Pelimpahan beban
struktur harus terjadi sedemikian sehingga keseimbangan struktur dapat
terjamin dengan baik dan ekonomis. Seluruh beban struktur harus dapat
ditahan oleh lapisan tanah yang kuat agar tidak terjadi setlement yang
menyebabkan kehancuran struktur, perhitungan pondasi harus menghasilkan
konstruksi pondasi yang kuat dan kokoh.
Pondasi adalah suatu struktur bangunan yang berada di samping atau di
bawah bangunan yang dapat menahan secara kuat bangunan tersebut dan
dapat di tahan oleh tanah yang ada di sampingnya ataupun di bawahnya.
112
PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI
Df (kedalaman)
= 2.60 m
= 3.00
C (Kohesi)
B (Berat Tanah)
= 18 kN/m3
(Sudut geser)
= 24
= 2.51
= 12.7
= 9.7
= 0.8 m
113
PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI
qc
= 135 kg/m2
= Df x B
= 2.60 m x 18 kN/m3
= 46.8 kN/m2
= 659,6 / Sf
= 659.6 kN/m2 / 3
= 219.86 kN/m2
114
PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI
= 2165397.3 N
= 2165.3973 kN
Mx
= 45121700 Nmm
= 45.1217 kNm
My
= 89855800 Nmm
= 89.8558 kNm
a. Pembebanan
= 2.6 m x 18 kN/m3
= 46.8 kN/m2
Beban telapak
= 0.6 m x 24 kN/m2
= 14.4 kN/m2 +
= 61.2 kN/m2
= 219.86 kN/m2
Berat Pondasi
= 61.2
netto
kN/m2
= 281.06 kN/m2
Pu
.netto
2165.3973
281.06
P=2165397.N
= 7.704 m
0.8 m
m
2m
=2m
= 3.5 m
Eksentrisitas (e)
My
Pu
54.3208
1010.67
115
PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI
= 0.0537 m
d. Perhitungan akibat tegangan netto akibat beban berfaktor
Pu
= 2165397.3 N
= 2165.3973 kN
Mx
= 45121700 Nmm
= 45.1217 kNm
My
= 89855800 Nmm
= 89.8558 kNm
Pu Mx My
A Wx Wy
1010.67 32.8331 54.3208
2.2
2.2 2
2.2 2
Q maks
= 470.2892 kN/m2
Q min
= 448.5008 kN/m2
Q netto
Qmaks + Q min
2
470.2892 + 448.5008
2
= 459.395 kN/m2
e. Kontrol kekuatan Geser Pons
Tinggi efektif
o Tebal pondasi
= 800 mm
o Penutup beton
= 20 mm
= 22 mm
o dp
= h p D .D
= 800 70 22 - 11
= 697 mm
o dl
=hpD
116
PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI
= 800 70 - 11
= 719 mm
Perhitungan akibat tegangan netto berfaktor
= . bo . d .
bo
= 2 . (a1 + d) + 2 . (a2 + d)
f 'c
25
= 11266 kN
Vu = 1046,671 kN < Vc = 11266 kN
Tebal plat mencukupi untuk memikul gaya geser tanpa memerlukan
tulangan geser.
f. Perhitungan momen lentur
2
La
Mu = . Q netto maks .
.B
2
2
2 0.45
= x 459.395 kN/m x
x2
2
= 275,924 kNm
117
PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI
Mu
L a1
= . Wu.
.B
2
2
2 0,45
= . 470.2892 .
.2
2
= 282,467451 kNm
= 282467,451 kNmm
Momen nominal (Mn) =
Mu
282467,451
= 353,0843 kNmm
0.8
282,467.10 6
Mu
=
= 0,363
.b.d 2 0,8.2000.697 2
Di dapat = 0,0035
As perlu = . b .d
= 0,0035 . 2000 . 697
= 4879 mm2
Luas tulangan permeter lebar
As
Asperlu 4879
=
= 2439,5mm 2
2
B
118
PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI
= 1843,29 KN
Mx
= -14,29 KNm
My
= 2,55 KNm
qc
= 170 Kg/cm2
Tf
= 740 Kg/cm2
20
x
160
Tebal pile cap (d) = 50 cm
20
20
160
20
119
PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI
fc . bo . d
fc . b . d
120
PROYEK AKHIR
BAB V PERHITUNGAN PONDASI
55
12D25
12D25
Panjang 4,6m
20
20
460
Tulangan tegak :
pmin = 0,0058 tabel 2.9
Asmin = 0,0058 . (1/4 . . 14002 1/4 . . 13002)
15
120
= 1229,31 mm2
15
Beton Siklop
D10 25 cm
15
120
15
121
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
BAB VI
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
4.1. SYARAT SYARAT UMUM
Pasal I. 01
PERATURAN UMUM
Tatkala dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanaakan berdasarkan peraturanperaturan sebagai berikut :
1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan borongan
bangunan di Indonesi, maka sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum
(disingkat SU) untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan Indonesia
(AV) yang disyahkan dengan surat keputusan Pemerintah No.9 tanggal : 28 Mei
1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571.
2. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002 tentang
pedoman Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2003,tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
4. keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. 339/KPTS/M/2003
tgl 21 Agustus 2002,tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Negara.
5. keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. 339/KPTS/M/2003
tgl 31 Desember 2003,tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi
Oleh Instansi Pemerintah.
6. Peraturan- peraturan lain yang berhubungan dengan Pembangunan ini.
122
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I.02
PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN
Pemberi Tugas Pekerjaan adalah : Pejabat Pembuat Komitmen Komitmen Kegiatan
PNPB & Administrasi UmumDIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
Pasal I.03
PENGELOLAAN KEGIATAN PEKERJAAN
Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan terdiri atas :
1. Pengelolaan Pekerjaan dari Unsur Pemegang Mata Anggaran.
2. Pengelolaan Teknis Proyek ( PTP ) adalah personil yang ditunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNBP & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006.
Pasal I.04
PERENCANA / ARSITEK
1. Perencana Teknik Pembangunan adalah CV.NIRMANA, Jalan Palebon Raya
No 39A, SEMARANG. Tlpn (024) 6732763 Fax (024) 6716679.
2. Perencana berkewajiban pula mengadakan pengawasan berkala dalam bidang
arsitektur dan struktur.
3. Perencana tidak dibenarkan merubah ketentuan- ketentuan pelaksanaan pekerjaan
sebelum mendapt ijin secara tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. Bilamana
Perencana menjumpai kejanggalan kejanggalan dalam pelaksanaan atau
menyimpang dari Bestek/RKS supaya memberi tahukan secara tertulis kepada
123
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengawas
Teknis
Pembangunan
akan
ditentukan
kemudian
lapangan
tidak
dibenarkan
merubah
ketentuan-ketentuan
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 06
PENGUMUMAN PENDAFTARAN PESERTA LELANG
1. Metoda pemilihan penyedia jasa borongan pekerjaan ini dilakukan melalui
Pelelangan Umum dengan pasaca kualifikasi..
2. Pelelangan Pekerjaan ini diumumkan sacara luas melalui media cetak, elektronika
dan papan pengumuman resmi.
3. Tempat, tanggal, hari dan waktu untuk pendaftaran serta pengambilan Dokumen
lelang tercantum jelas pengumuman lelang.
Pasal I.07
PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING)
1. Pemberian penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada :
1.
Hari
2.
Tanggal
3.
Waktu
4.
Tempat
Hari
2.
Tanggal
3.
Waktu
4.
Tempat
125
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 08
PELELANGAN
1. Pelelangan akan dilaksanakan melalui system satu sampul.
2. Pemasukan surat penawaran paling lambat pada :
1.
Hari
2.
Tanggal
3.
Waktu
4.
Tempat
Hari
2.
Tanggal
3.
Waktu
4.
Tempat
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3. Sampul penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah supaya ditulis
(periksa contoh surat penawaran).
4. Alamat sampul seperti tertulis digambar dibawah bisa ditempel huruf besar
langsung pada kertas sampulnya.
5. Sampul surat penawaran dibuat sendiri oleh pemborong, ukuran sesuai contoh.
Pasal I. 10
SAMPUL SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH
Sampul surat penawaran yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana :
1. Sampul surat penawaran dibuat menyimpang dari atau tidak sesuai dengan syarat
syarat.
2. Sampul surat penawaran terdapat nama atau terdapat hasil penawarannya atau
terdapat juga tanda-tanda lain di luar syarat-syarat yang telah ditentukan.
Pasal I. 11
PERSYARATAN PENAWARAN
1. Penawaran yang diminta adalah penawaran sama sekali lengkap menurut gambar,
ketentuan-ketentuan RKS serta berita acara aanwijzing
2. Surat penawaran, surat Pernyataan, daftar RAB, Daftar harga satuan Bahan dan
Upah kerja, Daftar Analisa Pekerjaan dan daftar harga Satuan Pekerjaan halaman
supaya dibuat di atas kertas kop nama perusahaan (pemborong) dan harus ditanda
tangani oleh Direktur Rekanan yang bersangkuatan dan di bawah tanda tangan
supaya disebutkan nama terang dan cap perusahaan.
3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong sendiri
harus dilampiri :
127
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Starat Administrasi.
a. Fotocopy Surat Undangan.
b. Surat Penawaran
c. Jaminan Penawaran ( 1%-3% ) berbentuk fotocopy (asli diserahkan
panitia dari bank pemerintah/lembaga keuangan yang ditunjuk olrh
menteri keuangan.
d. Surat kesanggupan bermaterai Rp. 6000,- yang berisi
2.
Membayar IMB.
Syarat Teknis
a.
128
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3.
7.
b.
c.
Daftar Peralatan.
d.
Perhitungan Biaya/Harga.
a.
RAB
b.
Harga satuan
c.
Analisa
d.
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka maupun
huruf.
7. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditanda tangani oleh penawar dan tidak
diberi cap dari Rekanan.
8. Surat penawaran dari Rekanan yang tidak diundang.
9. Surat penawaran yang tidak lengkap lampiran-lampirannya.
10. Penawaran yang disampaikan dilihat batas waktu yang ditentukan
Pasal I. 13
CALON PEMENANG
1. Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas ketentuan
mengenai harga satuan (harga standard) yang telah ditetapkan serta telah sesuai
dengan ketentuan yang ada, maka panitia menetapkan 3 (tiga) peserta yang telah
memasukkan penawaran yang paling menguntungkan Negara dalam arti :
a. Penawaran
harga
yang
ditawarkan
secara
teknis
dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran yang memenuhi
syarat seperti tersebut diatas.
2. Jika dua peserta atau lebih mengajukan harga mempunyai kemampuan dan
kecakapan yang terbesar. Jika bahan-bahan untuk menentukan pilihan tersebut
tidak ada maka penilaiannya dilakukan dengan penilaian kembali, hal mana harus
dicatat dalam berita acara.
130
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan
menetapkan
calon
pemenang
lelang
131
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 16
PELELANGAN ULANG
Lelang dibatalkan bilamana :
1. Diantara rekanan yang diundang dan mengikuti Aanwijzing dan mengajukan
penawaran yang sah kurang dari 3 (tiga).
2. Penawaran melampaui anggaran yang tersedia.
3. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar.
4. Sanggahan dari rekanan ternyata benar
5. Berhubungan dengan pelbagai hal tidak mungkin mengadakan penetapan.
6. Dalam pelelangan dinyatakan gagal atau pemenangnya yang ditunjuk
mengundurkan diri atau urutan pemenang kedua tidak bersedia ditunjuk, maka
panitia pelangan atas permintaan kepala kantor satuan kerja, atau pemimpin
kegiatan akan mengadakan pelelangan ulang.
Pasal I. 17
PEMBERIAN ATAU PELULUSAN PEKERJAAN
1. Pengguna Anggaran akan memberikan pekerjaan kepada rekanan yang
penawarannya
pantas,
wajar
dan
menguntungkan
Negara
serta
dapat
dipertanggungjawabkan.
2. SPK akan diberikan kepada rekanan yang telah ditunjuk dalam waktu paling
lambat 10 hari kerja setelah pemberitahuan pengumuman penetapan pemenang
pelelangan.
3. Rekanan diperkenankan mulai bekerja setelah diterbitkannya SPK sekaligus
memberikan jaminan pelaksanaan.
132
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 18
PELAKSANA PEMBORONG
1. Bilamana akan dimulai di lapangan, pihak Pemborong supaya memberitahukan
secara tertulis kepada Pemberi Tugas.
2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli dan diberi
kuasa oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas namanya.
3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah ditugaskan
oleh direksi.
4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung
bertingkat dan pembantu-pembantunya minimal memahami bestek dan mengerti
gambar.
Pasal I. 19
SYARAT SYARAT PELAKSANAAN
Pekerjaan harus dikerjakan menurut :
1. RKS dan gambar-gambar kerja/gambar detail secara menyeluruh untuk kegiatan
ini.
2. RKS dengan segala perubahanperubahan dalam Aanwijzing (Berita Acara
Aanwijzing).
3. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis dari Pengguna Anggaran/Pengelola
Kegiatan.
4. Lapangan/lahan yang tersedia.
133
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 20
PENETAPAN UKURAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuranukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.
2. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan apabila ada
perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006.
3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS,
maka petunjuk pemberi tugas yang dijadikan pedoman berdasar pembentukan
dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA
UNNES Tahun Anggaran 2006.
4. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka
pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian kecuali bilaman pihak
pemborong dapat membuktikan bahwa dengan adanya perubahan-perubahan
tersebut pemborong menderita kerugian.
5. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubaha, maka
perencana harus membuat gambar perubaha (refisi) dengan tanda garis berwarna
di atas gambar aslinya. Kesemuanya atas biaya perencana.
6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan RKS
dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seizin dan sepengetahuan Pejabat Pembuat
Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun
Anggaran 2006.
134
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 21
PENJAGAAN DAN PENERANGAN
1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam) dalam
kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan
lain-lain.
2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan/lampu
pada tempat tertentu, satu sama hal lain tersebut atas kehendak Direksi.
3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya yang
disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi kebakaran dan
pencurian, maka harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran
pekerjaan.
4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat
pekerjaan, alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang sama
harus selalu berada di tempat pekerjaan.
5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam
pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain
sepenuhnya.
Pasal I. 22
KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan
penyelamatan dan segera memberitahukan kepada pemberi tugas.
2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan
korban dan keluarganya.
135
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Harus diperhatikan syarat-syarat dan mutu barang dan jasa yang bersangkutan.
Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan harus
mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &
Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 25
ASURANSI
Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di kegiatan ini
ke PT. Jamsostek, ternasuk tenaga dari team Teknis, Konsulatan Perencana dan
Konsultan Pengawas yang namanya tercamtum dalam Struktur Organisasi ini.
Pasal I. 26
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Perselisihan akan diselesaikan menurut aturan/ketentuan yang lazim berlaku,
sedangkan tata caranya diatur kemudian dalam kontrak.
Pasal I. 27
URAIAN MENGENAI RKS DAN GAMBAR
1. Disamping peraturan-peraturan umumyang disebut dalam pasal I. 01.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta gambar-gambarnya berlaku
sebagai dasar pedoman/ketentuan untuk melaksanakan pekerjaan ini.
3. Gambar-ganbar yang ikut disertakan akan juga merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari RKS ini.
4. Kontraktor wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuranukuran dimensi konstruksi apabila ukuran-ukuran yang ditentukan dalam
spesifikasi/gambar meragukan kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor diijinkan
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan
tertulis dari Penawas dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Bila terdapat perbedaan :
138
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Apakah ada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data / informasi sejak
dimulainya proses pelelangan ini, maka Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
140
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 akan
menjatuhkan sanksi.
8. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Penitia Lelang / Pimpinan Kegiatan.
9.
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
Pasal II. 01
JAMINAN LELANG
1. Jaminan Penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan Bank milik pemerintah
atau Bank Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24 Februari 1988.
Nomor : 205 / KMK / 013 / 1988 sebesar 1 3 % dari harga penawarn.
2. Bagi Pemborong yang mendapat pekerjaan, tender Garansi diberikan kembali
pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
3. Bagi pemborong yang tidak mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil
setelah adanya Penetapan Pemenang, yang mendapatkan pekerjaan, tender garansi
dapat diambil setelah dikeluarkannya SPMK, dan telah memberikan jaminan
pelaksanaan. Jaminan penawaran dapat diambil setelah ditanda tangani kontrak.
Pasal II. 02
JAMINAN PELAKSANAAN
1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.
141
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
142
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal II.04
LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN
1. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan laporan
kepada Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir oleh yang
berwenang.
2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak
termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya
pengeluaran uang oleh Pemborong.
Pasal II. 05
PEMBAYARAN
1. Pembayaran akan dilaksanakan dan atau akan diatur kemudian dalam kontrak.
2. Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai berita acara pemeriksaan
pekerjaan dan dilampiri dafatr hasil opname pekerjaan foto-foto dokumentasi
dalam album.
Pasal II.06
MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMINJN)
1. Jangka waktu pemeliharaan adaalah 180 ( seratus delapan puluh ) hari kalender
sehabis penyerahan pertama.
2. Bila mana masa pemeliharaan terjadi kerusakan-kerusakan akibat kurang
sempurnanya didalam pelaksanaan ataukarena mutu bahan. Maka pemborong
harus memperbaiki setelah mendapat peringatan pertama tertulis dari Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006.
143
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal II.07
PERMULAAN PEKERJAAN
1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari SMPK (Gunning)
dikeluarkan dari Pemberi Tugas, pekerjaan harus sudah dimulai.
2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan
dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah.
3. Apabila akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Pemberi Tugas.
4. Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak
menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Pasal II. 08
PENYERAHAN PEKERJAAN
1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 160 (seratus enam puluh) hari
kalender termasuk hari minggu, hari besar dan hari raya.
2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai 100
% dan dapat diterima denagn baik oleh Penanggung Jawab Kegiatan dan Usaha
Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan disertai Berita
Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan, pada penyerahan pertama untuk
pekerjaan ini, keadaan bangunan serta halaman harus dalam keadaan rapi dan
bersih.
3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan teknis
dalam penyerahan ke 1 (pertama) maka surat permohonan pemeriksaan teknis
yang diajukan kepada Direksi supaya dilampiri :
144
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
digunakan,
maka
pemborong
harus
segara
memperbaiki
dan
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal II.10
PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN
1. Surat permohonan waktu penyerahan pertama yang diajukan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006. harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas)
hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir dan surat tersebut
supaya dilampiri :
a. Data yang lengkap.
b. Time Schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan.
2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap
tidak akan dipertimbangkan.
3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat diterima
oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA
UNNES Tahun Anggaran 2006. bilamana :
a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk) yang
tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani oleh
kedua belah pihak yang dinyatakan dalam Berita Acara.
b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. tentang
pekerjaan tambahan.
c. Adanya perintah tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB &
Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006., pekerjaan untuk
sementara waktu dihentikan.
146
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
147
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal II.12
PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN
1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006., pemborong dapat mengajukan pembayaran tambahan.
2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong supaya mengajukan kepada
Pemimpin proyek/pengelola proyek daftar RAB agar Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
agar diperhitungkan pembayarannya.
3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah kurang harga satuan yang telah
dimasukkan dalam daftar penawaran/kontrak.
4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang diajukan,
maka akan diselesaikan secara musyawarah.
Pasal II.13
DOKUMENTASI
1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0 %
supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting menurut
pertimbangan Direksidengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 set berwarna.
2. Setiap permintaan pembayaran termijn (angsuran) dan penyerahan pertama harus
diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (minimum dari 5
jurusan) masing-masing menurut pengajuan termijn dengan ukuran 9 x 14 cm
sebanyak 3 set berwarna. (pembidikan dari titik tetap), pada penyerahan pertama,
pemborong harus mendak dan foto 10 R sejumlah 5 buah dan sudah dipigur.
148
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal II.14
PENDAFTARAN GEDUNG PEMERINTAH
Konsultan pengawas di wajibkan membantu pengelola proyek menyelesaikan
pendaftaran gedung-gedung disesuaikan dengan persyaratan yang ditetapkan.
Pasal II.15
PENCABUTAN PEKERJAAN
1. Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA
UNNES Tahun Anggaran 2006. berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan
dari tangan pemborong apabila ternyata pihak pemborong telah menyerahkan
pekerjaan seluruhnya atau sebagian kepada pemborong lain semata-mata hanya
mencari keuntungan saja dari pekerjaan tersebut.
2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk
pekerjaan yang telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES
Tahun Anggaran 2006. sedangkan harga bahan bangunan yang berada di tempat
menjadi resiko pemborong sendiri.
3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (onder
eanemer) tanpa izin tertulis dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. tidak
diizinkan.
Pasal II.16
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR, CONTOH SURAT PENAWARAN
1. Tanggung jawab Kontraktor :
149
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
150
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Kepada
Pekerjaan
..
Jl. .
SEMARANG
Untuk
mengikuti
penunjukan
langsung
terbatas
yang
di
adakan
pada
hari.tanggal
bulan.tahun. dengan mengambil tempat di.yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama
: .
Jabatan
: .
Alamat
: .
Berkedudukan : .
Dengan ini menyatakan :
1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan
pekerjaan bangunan-bangunan negara.
2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam dokumen
lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang tercantum
dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal ..
151
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
b. Lokasi
: Rp
(terbilang)
(
) hari kalender
(
Semarang,
) hari kalender
2004
Hormat Kami,
CV/ PT.
Materai Rp. 6000,Cap perusahaan
Nama Terang
Direktur
152
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran Pekerjaan pelaksanaan diLapangan Kontraktor harus
menyediakan :
a. Tenaga Pelaksana yang slalu ada dilapangan, tenaga kerja yang
terampil dan cukup jumlahnya.
153
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
154
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal III.03
GAMBAR GAMBAR
RKS ini dilampiri :
A. Gambar Perencanaan
1. Gambar Rencana Site Plan
2. Gambar Rencana Denah Layout 1,2,&3
3. Gambr Tampak dan Potongan
B. Gambar Pelaksanaan
1. Gambar Denah, Tampak, Potongan LT1
2. Denah dan Detail Konstruksi.
Pasal III.04
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan laindalm Rencana Kerja
dan Syarat-syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah
ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Kepers
16
tahun
1994
beserta
segala
perubahan
dan
penyempurnaannya.
b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan diIndonesia atau
Algemene Voowaarden voor de Uitvouring bijaaneming van openbare
warken ( AV )1941.
c. Keputusan-keputusan dariMajelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik
dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI ).
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1989 ( PBI 1989 ).
155
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
umum
tentang
pelaksanaan
Instalasi
Air
minum
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal III.05
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (
RKS )termasuk tambahan dan perubahannya dalam berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ), maka
yang mengikat adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang
lain maka gambar dengan sekala besar yang berlaku.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada
konsultan dan mengikuti keputusannya.
4. Dalam penelitian tersebut diuraikan juga terhadap volume pekerjaan.
Pasal III.06
PERSIAPAN DILAPANGAN
1. Kontraktor harus membuat kantor direksi dan gudang prnyimpanan bahan seluas
24 meter persegi dengan tiang kayu kruing dan dinding papan triplex lantai beton
tumbuk dan atap asbes/seng bergelombang.
2. Kontraktor harus membuat bangsal pekerja untuk para pekerja dan gudang
penyimpanan barang yang dapat dikunci.
3. Pembongkaran bangsal kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.
157
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal III.07
JADWAL PELAKSANAAN
1. Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan kontraktor wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan
curve bahan/tenaga.
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
konsultan Pengawas, paling lambat 15 hari setelah surat penunjukan diterima
kontraktor.
3. Rencana kerja yang telah disetujui oleh konsultan pengawas, akan disahkan oleh
pemberi tugas.
4. Kontraktor wjib memberi salinan rangkap 4 kepada konsultan pengawas. Rencana
Kerja ditempel didinding bangsal diikuti grafik prestasi kerja.
Pasal III.08
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjuk seseorang kuasa kontraktor
disebut sebagai pelaksana yang cakap untuk memimpin pekerjaan.
2. Dengan adanya pelaksana bukan berarti kontraktor lepas tanggung jawab.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada tim teknik wilayah dan
konsultan pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapat persetujuan.
4. Bila di kemudian hari menurut Tim teknik wilayah dan konsultan pengawas,
pelaksana itu tidak cakap memimpin, kontraktor akan diberitahu secara tertulis.
5. dalam 7 hari setelah mendapat peringatan tersebut kontraktor harus mencari
pengganti pelaksana.
158
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal III.09
TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI ) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA
1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja apabila terjadi
hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberikan secara tertulis,
alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Tim teknik wilayah dan konsultan
pengawas.
2. Alamat kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah-ubh. Apabila
ada parubahan, agar segera memberi tahu.
Pasal III.10
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik
proyek, Konsultan Pengawasdan milik pihak ketiga yang ada dilapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui konsultan
pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung
jawab kontraktor dan tidak akan diperhittungkan dalam biaya tambahan.
3. Apabila terjadi kebakaran kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang
berupa barang-barang maupun keselammatan jiwa. Untuk itu kontraktor
diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang
ditempatkan ditempat-tempat yang telah ditetapkan.
Pasal III.11
JAMINAN KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor
diwajibkan
menyediakan
obat-obatan
menurut
syarat-syarat
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
pakai.
4. Membuat tempat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk penjaga
keamanan.
5. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan sesuai dengan
peraturan perundingan yang brlaku.
Pasal III.12
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor,
sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain
:
1. Beton molen yang jumlahnya akan ditentukan kemudian oleh pengawas.
2. Theodolit dan water pass ( ijin konsultan pengawas ).
3. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
4. Pompa air untuk system pengeringan, jika diperlukan.
5. Mesin pemadat.
6. Alat megger, alat test instalasi listrik dan test instalasi air, sesuai kebutuhan.
Pasal III.13
SITUASI DAN UKURAN
1. Situasi
160
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 adalah pekerjaan baru, sesuai dengan gambar
situasi.
b. Ukuran dalam gambar ataupun Uraian dalam RKS merupakan garis besar
pelaksanaan.
c. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan,
sifat dan uas pekerjaan, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi harga
penawaran.
d. Kelalaian atau kekurang tliti kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alas an
untuk menggagalkan tuntutan.
2. Ukuran
a. Ukuran yang dipakai disini semuanya dinyatakan dalam cm kecuali ukuran
baja dinyatakan dalam mm.
b. Duga lantai ( permukaan atas lantai ) ditetapkan dilapangan.
c. Dibawah
pengawasan
konsultan
pengawas,
kontraktor
diwajibkan
menempatkan satu titik duga dan lima titik Bantu, dengan tiang beton yang
panjangnya 1,20cm berpenampang 10 x 10 cm. Titik ini di jaga
kedudukannya dan tidak boleh dibongkar sebelum dapat ijin dari konsultan
pengawas.
d. Memasang papan pengawas (Bowplank).
161
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
162
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal III.15
PEMERIKSAAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah
selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor
diwajibkan memintakan persetujuan kepada konsultan pengawas. Baru apabila
telah disetujui kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam 2x24 jam tidak dipenuhi oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila
Konsul;tan Pengawa minta perpanjangan waktu.
3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan
kontraktor.
Pasal III.16
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan tertulis dalam buku
harian oleh Konsultan Pengawas serta persetujuan pemberi tugas.
2. pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bilamana nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Konsultan Pengawas serta persetujuan dari pemberi tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut harga satuan
pekerjaan, yang dimaksudkan oleh kontraktor sesuai AV artikel 50 dan 51 yang
pembayarannya diperhitungikan bersama-sama angsuran terakhir.
163
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
4. Untuk pekerjaan tambah yang harganya tidak tercantum diharga satuan yang
dimasukkan dalam penawaran, harga satuan akan ditentukan lebih lanjut oleh
Konsultan Pengawas bersama-sama kontraktor dengan persetujuan pemberi tugas.
5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alas an sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas / Tim Pengelola
Teknis dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu, karena adanya pekerjaan
tambahan tersebut.
Pasal III.17
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa menggangu
pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap
sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang lain.
2. Jalan masuk dan Konstruksi jalan sementara.
Untuk mencapai jenis pengangkutan kendaraan material dilokasi proyek ini
melalui jalan desa dan rencana jalan umum/kampus, untuk itu kontraktor harus
menjaga keutuhan jalan dan jembatan dan sebagainya. Kerusakan akibat
pelaksanaan proyek tersebut diatas maka kontraktor wajib memperbaikinya.
3. Selamanya berlangsungnya pekerjaan kontraktor harus dapat menjaga lingkungan
yang terganggu oleh jalannya proyek.
4. Kontraktor tidak dibenarkan memasang papan Reklame dalam bentuk apapun
dalam lingkungfan halaman tanah disamping yang berbatasan langsung dengan
hgalaman komplek kampus UNNES desa sekaran.
164
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
5. Kontraktor harus memasang nama proyek 1 (satu) unit dari papan/tiang kayu.
Redaksi papan nama proyek tersebut akan ditentukan kemudian, dengan papan
ukuran minimal 1,50 x 0,80 m.
Pasal III.18
PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Galian
a. Waktu Pelaksanaan Penggalian
Pekerjaan penggalian tanah terutama galian pada dasar pondasi sebaiknya
dilaksanakan pada musim kering.
b. Batas dan Ketinggian Galian
Dalam
melaksanakan
pekerjaan
penggalian
tanah,
rekanan
harus
165
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Membuat
talut
yag
landai
atau
system
bertangga
dengan
e. Galaian konstruksi
Galian Konstruksi adalah galian tanah ataupun batuan yang dimaksudkan
untuk pemasangan pondasi bangunan, tembok penahan tanah dan lain-lain
seperti yang dimaksudkan dalam gambar rencana atau ditentukan dalanm
ketentuan ini. Galian-galian ini harus memenuhi persyaratan sehingga posisi
dan ketinggian serta ukuran struktur sesuai dengan ketentuan dalam gambar
rencana. Sebelum memulai penggalian rekanan harus memberitahukan
Direksi terlebih dahulu.
f. Pemakaian Kembali Material Bangunan
Material galian yang memenuhi syarat bisa dipakai kembali sebagaimaterial
urugan atas persetujuan Direksi, yang tidak memenuhi syarat harus dibuang.
g. Pembuangan Material Bangunan
166
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Material galian yang tidak dapat dipakai urugan atau material kelebihan harus
dibuang ketempat-tempat yang telah ditentukan. Pembuangan ini tidak boleh
merusak lingkungan, menghalangi arus aor atau merugikan pihak lain.
h. Tes Kepadatan
Untuk tes dilapangan dapat digunakan sand cone method atau cara lain
yang disetujui oleh Direksi/ pengawas.
i. Tingkat Kepadatan
Tingkat kepadatan lapangan disyaratkan 95% dari kepadatan kering
maksimum yang berlaku untuk semua urugan umum.
j. Urugan khusus untuk Perbaikan Tanah
Apabila terjadi perbaikan tanah dengan maksud memperbaiki daya dukung
tanah maka sebagian tanh semula akan digali sedemikian hingga tebalnya
tanah pengganti memenuhi syarat dalam Gambar Rencana dan mengusahakan
seminimum mungkin etrjadinya gangguan terhadap tanah asli yang
diakibatkan oleh penggalian tersebut. Tanah ini dipadatkan dengan baik sesuai
dengan ketentuan-ketentuan tentang pemadatan tanah urugan seperti yang
disebutkan dalam (sub) pasal-pasal terdahulu.
167
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal III.19
PEKERJAAN BETON
(Pondasi, kolom, Ringbalok, dan Konsol)
1. Bahan
a. Semen Portland / PC
Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan semen
Portland Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standart No. 12/1965. semen
harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong
asli dari pabrik. Merk PC dianjurkan dalam negeri seperti Nusantara, Tiga
Roda, atau sekualitas, satu macam dan dengan persetujuan konsultan
pengawas. Semen harus di simpan dalam gudang yang kedap air berventilasi
baik, di atas lantai setinggi 30 cm.
Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis.
Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman.
b. Agregrat halus dan kasar dapat dipakai agregrat alami atau buatan asal
memenuhi syarat menurut PBI 1989. untuk pasir beton dipakai pasir
Muntilan, sedang batu pecah dipakai batu pecah ukuran dan kwalitas dari
hasil pemecah mesin split.
Agregrat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan
ketahanan tulangan terhadap karatan. Untuk itu kontraktor harus mengajukan
contoh-contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber (tempat
pengambilan) antara laintidak boleh menggunakan pasir laut.
168
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
169
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
keadaan
maka
Konsultan
Pengawas
berhak
minta
Test Laboratorium
1. Contoh split, pasir dan PC yang akan dipergunakan harus dikirim olejh
rekanan dan dikirim ke laratorium yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan untuk dianalisis dan hasil test contoh tersebut, laboratorium
akan merencanakan suatau campuran beton untuk ememnuhi setiap
kekuatan yang dikehendaki dan memenuhi slump yang disyaratkan.
170
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
1 (satu) lembar asli dan 2 (dua) lembar copy laporan hasil test diserahkan
kepada Direksi/ Pengawas.
Bila beton yang berumur 7 hari kekuatannya kurang dari 70% kekuatan
beto umur 28 hari, maka Direksi berhak dengan segera memerintahkan
171
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Biaya tambahan akibat perubahan campuran tadi dan biya kekuatan beton,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Rekanan.
172
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Lantai kerja
Semua pekerjaan beton, terutama pekerjana pondasi, yang berhubungan
dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberi pasir dan lantai kerja dari
beton tumbuk (1:3:5).
bagain
dalam
molen
harus
selalu
bersih,
tidak
Waktu Pengadukan
173
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
e. Pengecoran Beton
Pengecoran beton tidakboleh dilaksanakan bila cuaca buruk dan bila pada
lokasi yang sama sedang dilaksanakan pekerjaan pemancangan tiang
pancang.
Adukan beton yang tidsak memenuhi syarat tidak boleh dijatuhkan dengan
tinggi jatuh lebih dari 1.5 m. bila tinggi jatuh adukan beton lebih dari1,5 m
maka kerikil akan terpisah dari adukan dan akan membentuk sarangsarang kerikil yang berongga.
174
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Bagian strujtru yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis, tiap
lapis harus mempunyai tinggi yang merata/ seragam dan berbentuk
miring. Pengecoran la[pisan yang berikutnya harus dilakukan pada waktu
lapisan sebelumnya masih lunak.
Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting atau galian pondasi,
harus digetarkan dengan alat penggetar (vibrator) type Immersion agar
diperoleh beton yang padat dan homogen serta tidak terjadi sarang-sarang
kerikil.
175
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
h. Pekerjaan Pembesian
176
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
pemasangan
seperti
pembengkokan-
i. Pekerjaan Bekisting
177
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
minyak
yang
disetujuioleh
Direksi/
Pengawas
untuk
Pembukaan Bekisting
Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan normal
bekisting pelat dan balok hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28
178
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
hari, kecuali sisi vertical balok, kolom dan dinding atas sudah dibongkar
setelah beton berumur lebih dari 4 hari. Pembongkaran bekisting harus
dilakukan dengan tenaga statis tanpa getaran, goncangan atau pukulan
ynag bisa merusak beton.
Pasal III.20
PEKERJAAN PONDASI
1. PONDASI SUMURAN
a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi sumuran harus dipimpin oleh tenaga ahli yang
berpengalaman.
b. Rekanan harus menyerahkan rencana kerja/ metode pelaksanaan termasuk
data elevasi sumuran kepada Direksi/ Pengawas.
c. Galian tanah
Posisi galian pondasi sumuran dan ukuran diameter harus sesuai gambar
rencana dan atau Berita Acara Uitzet Lapangan, penentuan titik-titik
pondasi sumuran ini harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi Lapangan.
179
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Tanah bekas galian harus diatur sedemikian hingga agar efek samping
terhadap pekerjaan dan linglkungan dapat di tekan seminim mungkin.
Jika terjadi galian terlalu dalam dari rencana, maka untuk menyesuaikan
dengan peil rencana tidak boleh dilakukan pengurulkan dengan tanah
bekas galian, dan harus diisi dengan bahan yang sesuai dengan pondasi
sumurannya. Besarnya biaya akibat hal ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
d. Pemasangan tulangan
fy
= 320 MPa,
180
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
2. tulangan geser
fy = 240 MPa.
Hubungan tulangamn pondasi sumuran, dengan peil cap dan kolom harus
sesuai dengan gambr kerja, dan harus disetujui oleh Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas.
e. Pengecoran
181
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengisian beton pada lubang sumuran tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 1
meter, untuk itu diperlukan selang beton dengan pompa yang ujungnya
dapat diikat mengikuti ketinggian cor yang sudah ada.
Batas akhir pengecoran bore pile diberi tanda agar tidak melampaui posisi
dasr pell capnya.
182
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Posisi galian borepile dan uuran diameter harus sesuai Gambar Rencana
dan atau berita acara Uitzet Lapangan, penentuan titik-titik bore pile ini
harus diketahui dan disetujui oleh konsultan pengawas/ direksi Lapangan.
Tanah bekas galian harus diataur sedemikian hingga, agar efek samping
terhadap pekerjaan dan lingkungan dapat ditekan seminimum mungking.
Jika terjadi galian terlalu dalam dari rencana, maka untuk menyesuaikan
dengan peil rencana tidak boleh dilakukan penguranagn dengan tanah
bekas galian, dan harus diisi dengan sirtu yang dipadatkan atau tanpa
diurug. Besarnya biaya akibat hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Lantai kerja
Lantai kerja dilakukan setelah permukaan galian rata dan telah mencapai
tanah keras/ yang disetujui Direksi.
183
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
e.
Pemasangan tulangan
1. tulangan utama fy
= 320 MPa.
2. tulangan geser fy
= 240 MPa.
Hubungan tulangan pondasi Plat lajur (palt dan rib) dengan kolom harus
sesuaidengan
Gambar
Kerja,dan
Lapangan/Konsultan Pengawas.
f. Pengecoran
184
harus
disetujui
oleh
Direksi
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Mutu lantai kerja K-175 (fc = 15 MPa) dengan perbandingan adukan 1Pc
: 3 Psr :3 Kr/split, dan mutu beton pondasi plat lajur fc = 22,5 MPa (K250 = 250 kg/cm2) dengan perbandingan adukan 1Pc : 2 Psr : 3 Kr/split.
PEKERJAAN KAYU
1. Bahan
a. Kayu dipakai harus menggunakan kayu berkualitas baik, tua, kering dan tidak
bercacat pecah-pecah serta tidak terdapat kayu mudanya (spint).
b. Kelembapan kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu hlus harus kurang dari
16 % dan kayu yang dikirim ketempat pekerjaan dan harus konstan sampai
bangunan selesai.
c. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan
penyimpanannya ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas.
185
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
2. Macam Pekerjaan
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis-jenis seperti
dibawah ini :
3. Syarat-syarat pekerjaan
a. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata, khususnya bidangbidang tampak kayu harus benar-benar rata, licin dan diselesaikan sedemikian
rupa.
b. Semua sambungan kayu memanjang, lubang dan pen harus di meni.
Pasal III.23
186
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasir yang digunakan harus pasir Muntilan yang berbutir.kadar Lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 5 %. Pasir harus memenuhi
persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.
d. Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan yang dikerjakan
beton (lihat pasal 11).
e. Batu bata (Bata Merah)
Bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam, tidak menunjukkan
retak-retak. Batu merah tersebut ukurannya harus sama perunitnya dan harus
memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB 1970 (NI-3), dipakai Ex Penggaron
atau sekualitas.
f. Batu Gunung / Batu Belah
Batu gunung untuk pondasi harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi
persyaratan yang ada di PUBB 1970 (NI-3), dipakai Ex pudak Payung.
g. Krawang beton harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang
sisi dasarnya tidak menunjukkan retak-retak dan perubahan bentuk. Ukuran
beton krawang harus sama satu sama lain, krawang beton harus melalui
pengujian Konsultan Pengawas.
h. Kricak/ split
Kerikil yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 dan PBI
1970 dan PBI 1989. krikil harus cukup keras, bersih serta susunan butirnya
gradasinya menurut kebutuhan. Krikil harus melalui yakan (saringan)
berlubang persegi 76 mm dan tinggal diatas saringan berlubang 50 mm. batu
187
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
split menggunakan ex Pudak Payung dan sekualitas dari hasil pemecah mesin
harus mempunyai ukuran yang hampir sama max 2/3.
2. Macam pekerjaan
a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam
perbandingan campuram seperti tersebut dibawah ini :
Macam
M1
Perbandingan
1 Pc : 2 Ps
Penggunaan
- Adukan dan plesteran
dinding batu bata dan
beton krawang yang
kedap air.
- Untuk
plesteran
1 Pc : 3 Ps
M3
1 Pc : 6 Ps
- Untuk
pasangan
188
pasangan
batu
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
bata
dan
plesteran
tembok.
189
PROYEK AKHIR
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
atau di kapur, penyelesaian terakhir harus digosok dengan amplas bekas pakai
atau kertas sak semen, semua beton yang di plester harus dibuat kasar dulu
agar plesteran dapat melekat. Untuk semua sponingan harus menggunakan
campuran M2 (pada daftar), rata, siku dan tajam pada sudutnya.
Pasal III.27
PEKERJAAN LAIN-LAIN
a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini masih termasuk lingkup
dalam pelaksanaan ini kontraktor harus menyelesaikan, sesuai dengan petunjuk,
Perintah Direksi, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta
perubahan-perubahan di dalam berita acara Aanwijzing.
b. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian dilapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas. Dengan dibuat berita acara
yang disyahkan oleh Pengelola Proyek/ Direksi.
190
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
I.
Pekerjaan Persiapan
a. Luas yang dibersihkan
Panjang
= 60 m
Lebar
= 20 m
Luas
= 60 x 20
20 m
60 m
= 1200 m2
b. Pemasangan Bowplank
L = 2 x (20 + 60)
20 m
= 160 m2
60 m
c.
= 10 m
Lebar
=5m
Luas
= 10 x 5 = 50 m2
5m
6m
4m
Luas penempang
= 1.7 x 2.25
= 3.83 m2
Panjang pondasi
= 55 m
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
= 0. x 55 x 1.7
= 18.7 m3
Tipe PL2
Luas penempang
= 1.4 x 2.25
= 3.15 m2
Panjang pondasi
= 60 m
= 0.2 x 60 x 1.4
= 16.8 m3
Tipe PL3
Luas penempang
= 2 x 2.5
= 4.5 m2
Panjang pondasi
= 24 m
= 0.2 x 24 x 2
= 9.6 m3
= 1 x 0.8
= 0.8 m2
192
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Panjang pondasi
= 50 m
= 0.1 x 50 x 0.8
= 4 m3
= 3.14 x 1.62
= 8.04 m2
Kedalaman pondasi
=4m
Jumlah pandasi
= 2 buah
= 55 m
Luas penampang
= 0.45 m2
193
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Volume pondasi
= 55 x 0.6
= 24.75 m3
Tipe PL2
Panjang pondasi
= 60 m
Luas penampang
= 0.34 m2
Volume pondasi
= 60 x 0.34
= 20.25 m3
Tipe PL3
Panjang pondasi
= 24 m
Luas penampang
= 0.6 m2
Volume pondasi
= 24 x 0.6
= 14.4 m3
Luas penempang
= 8.04 m2
Kedalaman pondasi
=4m
Jumlah pandasi
= 2 buah
= 24 m
Luas penampang
= 0.6 m2
Volume pondasi
= 24 x 0.6
= 14.4 m3
194
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Lantai II
Lantai III
Lantai II
Lantai III
195
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Lantai II
Lantai III
Lantai II
Lantai III
Lantai II
196
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Lantai III
Balok AP1=P1(30x60)
Volume
Balok CP (40x100)
Volume
= 34.4 x 1 x (1 0.12)
= 30.27 m3
Balok C1 (40x40)
Volume
197
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Lantai 2
Volume
Lantai 3
Volume
d. Beton Tangga
Plat tangga
Vol. Tangga 1 = 1.528 x 3.84 x 0.16 = 1.12 m3
4m
Total Volume
= 2 x 1.12 m3
= 2.24 m3
Total Volume tangga = 2 x 2.24 = 4.48 m3
Plat bordes
3.6 m
= 0.81 x (2 buah )
198
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
= 1.62 m3
Balok Bordes (30 x 20)
Volume = 0.3 x 0.2 x 4
= 0.24 m3
Total volume bordes
= 0.24 x 2
= 0.48 m3
V. Pekerjaan Penulangan
Balok
Balok P3=P4 (30/60)
Tul. Pokok
Tul. Begel
: 2 (30 - 4) + 2 (60 - 4) + 2 (8 x 1)
: 165.6 cm = 1.656 m
Berat dalam 1m
Dalam 1m3
1
= 5.55(pot. Balok m 30/60)
0.18
199
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
= 5.55 x 35.38
= 196.55 kg
Tul. Begel
: 2 (80-4) + 2 (30-4) + 2 (8 x 1)
: 220 cm = 2.2 m
Berat dalam 1m
Dalam 1m3
1
= 4.17 (pot. Balok m 30/80)
0.24
= 4.17 x 41.84
= 174.33 kg
Tul. Begel
200
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Berat dalam 1m
Dalam 1m3
1
= 5.55 (pot. Balok m 30/60)
0.18
= 5.55 x 32.63
= 181.09 kg
Balok CP (40/100)
Tul. Pokok
Tul. Begel
Berat dalam 1m
201
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
1
= 3.33 (pot. Balok m 40/100)
0 .3
= 3.33 x 98.83
= 329.43 kg
Tul. Begel
: 2 (35-4) + 2 (20-4) + 2 (7 x 1)
: 108 cm = 1.08 m
Berat dalam 1m
Dalam 1m3
1
= 14.28 (pot. Balok m 20/35)
0.07
Balok C1 (40/40)
202
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Tul. Pokok
Tul. Begel
: 2 (40-4) + 2 (40-4) + 2 (7 x 1)
: 158 cm = 1.58 m
Berat dalam 1m
Dalam 1m3
1
= 6.25 (pot. Balok m 40/40)
0.16
= 6.25 x 13.85
= 86.56 kg
Kolom
Kolom K1 (40/60)
Tul. Pokok
Tul. Begel
203
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
1
= 4.17 (pot. kolom m 40/60)
0.24
= 4.17 x 37.66
= 157.04 kg
Kolom K2 (40/50)
Tul. Pokok
Tul. Begel
204
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Dalam 1m3
1
= 5 (pot. kolom m 40/50)
0.2
= 5 x 28.32
=141.60 kg
Kolom K3 (40/40)
Tul. Pokok
Tul. Begel
1
= 6.25 (pot. kolom m 40/40)
0.16
= 6.25 x 16.57
= 103.56 kg
Kolom K4 (60/60)
Tul. Pokok
205
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Tul. Begel
1
= 2.78 (pot. kolom m 60/60)
0.36
= 2.78 x 54.41
= 151.26 kg
Kolom K5 (20/20)
Tul. Pokok
Tul. Begel
206
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
: 0.20x 0.20x 1 = m3
1
= 25 (pot. kolom m 20/20)
0.04
= 25 x 8.03
= 200.75 kg
Kolom K6 (30/30)
Tul. Pokok
Tul. Begel
1
= 11.11 (pot. kolom m 45/85)
0.09
207
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Sloof
Sloof S1 (30/120)
Tul. Pokok
Tul. Begel
1
= 2.614 (pot. kolom m 45/85)
0.382
Sloof S2 (30/120)
Tul. Pokok
Tul. Begel
208
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
1
= 2.614 (pot. kolom m 45/85)
0.382
Sloof S3 (30/120)
Tul. Pokok
Tul. Begel
209
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
1
= 2.614 (pot. kolom m 45/85)
0.382
Sloof S4 (30/120)
Tul. Pokok
Tul. Begel
1
= 2.614 (pot. kolom m 45/85)
0.382
210
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Sloof S1 (30/120)
Tul. Pokok
Tul. Begel
1
= 2.614 (pot. kolom m 45/85)
0.382
A. Plat lantai
Tul. Yang digunakan
211
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
: 0.12 x 1x 1 = 0.12 m3
Dalam 1m3
1
= 8.37 (pot. plat m)
0.12
Pekerjaan Dinding
Lantai 1
Uraian Dinding
a) Luas Dinding B :
Luas
= 44.8 x 4.2
Luas Kusen
= 36.5 m2
= 188.16 m2
= 16 x 4.2
Luas Kusen
= 5.54 m2
= 67.2 m2
c) Luas Dinding E :
Luas
= 21.6 x 4.2
Luas Kusen
= 6.72 m2
= 90.72 m2
Luas dinding = 84 m2
d) Luas Dinding F :
Luas
= 4.2 x 6.8
212
=28.56 m2
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
e) Luas Dinding G:
Luas
= 4.2 x 44.8
Luas Kusen
= 46.92 m2
= 188.16 m2
= 4.2 x 3.6
Luas Kusen
= 6.72 m2
= 15.12 m2
= 4.2 x 13
Luas Kusen
= 9.56 m2
= 54.6 m2
= 4.2 x 11.2
Luas Kusen
= 2.52 m2
= 47.04 m2
= 4.2 x 11.2
= 47.04 m2
= 4.2 x 2.6
Luas Kusen
= 3.36 m2
= 10.92 m2
= 4.2 x 1.5
213
= 6.3 m2
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
= 4.2 x 3
=12.6 m2
m) Luas Dinding 9:
Luas
= 4.2 x 1.5
=6.3 m2
= 4.2 x 2.6
Luas Kusen
= 1.68 m2
= 10.92 m2
= 4.2 x 11.2
= 47.04 m2
= 4.2 x 5.6
= 23.52 m2
= 4.2 x 11.2
Luas Kusen
= 2.52 m2
= 47.04 m2
= 4.2 x 13
Luas Kusen
= 9.56 m2
= 54.6 m2
Lantai 2
Uraian Dinding
214
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
a) Luas Dinding B :
Luas
= 3.8 x 44.8
Luas Kusen
= 31.75 m2
= 170.4 m2
= 3.8 x 19.2
Luas Kusen
= 5.04 m2
= 72.96 m2
= 3.8 x 25.2
Luas Kusen
= 7.56 m2
= 95.76 m2
= 3.8 x 9.6
= 36.48 m2
e) Luas Dinding G:
Luas
= 3.8 x 44.8
Luas Kusen
= 33.5 m2
= 170.24 m2
= 3.8 x 9.6
Luas Kusen
= 10.08 m2
= 36.48 m2
= 3.8 x 13
215
= 49.4 m2
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Luas Kusen
= 6.2 m2
= 3.8 x 10.4
Luas Kusen
= 2.52 m2
= 39.52 m2
Luas dinding = 37 m2
i) Luas Dinding 7:
Luas
= 3.8 x 10.4
= 39.52 m2
= 3.8 x 3
Luas Kusen
= 3.36 m2
= 11.4 m2
= 3.8 x 1.5
= 5.7 m2
= 3.8 x 3
= 11.4 m2
m) Luas Dinding 9:
Luas
= 3.8 x 1.5
= 5.7 m2
= 3.8 x 3
Luas Kusen
= 3.36 m2
= 11.4 m2
= 3.8 x 10.4
216
= 39.52 m2
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
= 3.8 x 6
= 22.8 m2
= 3.8 x 10.4
Luas Kusen
= 2.52 m2
= 39.52 m2
Luas dinding = 37 m2
r) Luas Dinding 16:
Luas
= 3.8 x 13
Luas Kusen
= 6.2 m2
= 49.4 m2
Uraian Dinding
a) Luas Dinding B :
Luas
= 3.5 x 44.8
Luas Kusen
= 44.74 m2
= 156.8 m2
= 3.5 x 42.4
Luas Kusen
= 15.12 m2
= 148.4 m2
= 3.5 x 43.2
Luas Kusen
= 15.12 m2
217
= 151.2 m2
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
= 3.5 x 10
= 35 m2
e) Luas Dinding G:
Luas
= 3.5 x 44.8
Luas Kusen
= 38.2 m2
= 156.8 m2
= 3.5 x 10
Luas Kusen
= 10.08 m2
= 35 m2
= 3.5 x 13
Luas Kusen
= 3.4 m2
= 45.5 m2
= 3.5 x 14
= 49 m2
i) Luas Dinding 5:
Luas
= 3.5 x 14
= 49 m2
j) Luas Dinding 7:
Luas
= 3.5 x 13.8
= 48.3 m2
= 3.5 x 1.5
Luas Kusen
= 1.68 m2
218
= 5.25 m2
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
= 3.5 x 1.5
= 5.25 m2
= 3.5 x 3
= 10.5 m2
n) Luas Dinding 9:
Luas
= 3.5 x 1.5
= 5.25 m2
= 3.5 x 1.5
Luas Kusen
= 1.68 m2
= 5.25 m2
= 3.5 x 13.8
= 48.3 m2
= 3.5 x 14
= 49 m2
= 3.5 x 14
= 49 m2
= 3.5 x 13
Luas Kusen
= 3.4 m2
= 45.5 m2
219
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
1. Tipe P1
Panjang
2. Tipe P2
Panjang
3. Tipe P3
Panjang
4. Tipe P4
Panjang
5. Tipe J1
Panjang
6. Tipe J2
Panjang
7. Tipe J3
Panjang
8. Tipe J4
Panjang
9. Tipe J5
Panjang
= 4 buah
= {( 2.10 x 2) + 1.6 } x 4
= 23.2 m
= 1 buah
= ( 2.5 x 2 ) + 1.9
= 6.9 m
= 25 buah
= {( 2.10 x 2 ) + 1.2 } x 25
= 135 m
= 24 buah
= {( 2.10 x 2 ) + 0.8 } x 24
= 120 m
= 58 buah
= {( 1.2 x 4 )+ ( 2 x 2 )} x 58
= 510.4 m
= 2 buah
= {( 1.5 x 5 ) + ( 2 x 3 )} x 2
= 27 m
= 58 buah
= {( 0.5 x 4 ) + ( 2 x 2 )} x 58
= 348 m
= 2 buah
= {( 0.5 x 3 ) + ( 1.4 x 2)} x 2
= 8.6 m
= 70 buah
= {( 0.5 x 2 ) + ( 0.7 x 2 )} x 70
= 168 m +
= 1347.1 m
Telinga kusen
= 1347.1 + 130.2
= 1477.3 m
= 10 % x 1477.3
= 147.73 m
Total
= 1477.3 +147.73
= 1625.03 m
220
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Volume
= 23.2 m2
= 6.9 m2
= 135 m2
= 120 m2
= 371.2 m2
= 14 m2
= 290 m2
= 7.6 m2
= 168 m2 +
= 1135.9 m2
= 4 x ( 2 x 0.0411 )
= 0.3288 m2
2. Tipe P2
=1x ( 2 x 0.0411 )
= 0.0822 m2
3. Tipe P3
= 25 x ( 2 x 0.0411 ) = 2.055 m2
4. Tipe P4
= 24 x ( 2 x 0.0411 ) = 1.9728 m2
5. Tipe J1
= 58 x ( 2 x 0.0411 ) = 9.5352 m2
6. Tipe J2
= 2 x ( 2 x 0.0411 )
7. Tipe J3
= 58 x ( 2 x 0.0411 ) = 9.5352 m2
8. Tipe J4
= 2 x ( 2 x 0.0411 )
221
= 0.3288 m2
= 0.3288 m2
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
9. Tipe J5
+
= 1171.575 m2
TOTAL
c. Baut / Angkur
Berdasarkan perletakan baut dan angkur dibutuhkan 1088 buah
angker.
Berdasarkan daftar baja 16 mm, beratnya 1.58 kg/m.
Panjang baut angkur 0.35 m, jdadi beratnya 0.553 kg.
Volume baut / angkur kesluruhan 1088 x 0.553 = 601.664 kg
= 16823.40 kg
b.Gording
= 8796 kg
c. Reng, kaso
= 2052.01 m2
= 86 m
e. Atap genteng
= 2052.01 m2
f. Papan Listplank
= 547.36 m
775.50 m
222
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
5/7
775.50 m
+ 781.95 m +
Lantai 1 luar :
6/12 = 490 m
5/7
+ 379 m
= 21.836 m3
= 9.492 m3 +
= 31.328 m3
10 % kayu hilang
= 10 % x 31.328
= 3.1328 m3 +
= 34.461 m3
Memasang Plafon
a. Plafon dalam
Lantai 1 : Luas ruangan keseluruhan
= 782.21 m2
= 781.13 m2
= 772.95 m2 +
= 2336.29 m2
Volume
= 2336.29 m2
b. Plafon Luar
Teras lantai 1 = 409.4 m2
Volume
= 409.4 m2
223
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
= 995.68 m2
= 795.35 m2
= 1126.53 m2 +
Total
= 2917.56 m2
= 2 x 2917.56 m2
= 5835.12 m2
= 268.2 m2 +
Total
= 1050.412 m2
Tebal urugan
= 0.6 m
Volume Urugan
= 0.6 x 1050.412
= 785.21 m2
= 781.13 m2
= 772.95 m2
Luas teras
= 268.2 m2 +
Total
= 2604.49 m2
224
= 630.247 m3
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Tebal pasir
= 0.10 m2
Volume
= 0.10 x 2604.49
= 260.449 m3
Pasangan Lantai
Campuran 1 : 3 : 10
a. Volume keramik 40 x 40
Luas ruangan keseluruhan
= 2604.49 m2
Volume
= 2604.49 m2
= 48.8852 m2
= 16 buah
Volume
= 782.1632 m2
= 16 x 48.8852
= 4 buah
= ( 1.60 x 2.10 ) x 4
= 13.44 m2
= 1 buah
= ( 1.90 x 2.50 )
= 4.75 m2
= 25 buah
= ( 1.2 x 2.1 ) x 25
= 63 m2
= 24 buah
= ( 0.8 x 2.1 ) x 24
225
= 40.32 m2 +
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
(X a) = 121.51 m2
b. Jendela Kaca
1. Tipe J1
Luas
2. Tipe J2
Luas
3. Tipe J3
Luas
4. Tipe J4
Luas
5. Tipe J5
Luas
= 58 buah
= {(1.20 x .60) x 2 } x 58
= 83.52 m2
= 2 buah
= {( 1.20 x 0.60 ) x 3 } x 2
= 4.32 m2
= 58 buah
= {( 0.40 x 0.60 ) x 3 } x 58 = 41.76 m2
= 2 buah
= {( 0.4 x 0.6 ) x 2 } x 2
= 0.96 m2
= 70 buah
= ( 0.40 x 0.60 ) x 70
= 16.8 m2 +
= 147.36 m2
Penggantung / Kunci
a. Engsel
Jumlah kesluruhan Engsel untuk pasangan pintu dan jendela
dibutuhkan 992 buah engsel.
b. Kunci Tanam
Jumlah keseluruhan Pintu = 54 buah
Jumlah Kunci Tanam
= 54 buah
c. Grendel
Grendel kunci untuk pintu dengan 2 daun pintu
= 30 buah
= 370 buah
226
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Volume (XI a)
b. Mencat kusen + pintu
= ( 2 x 0.06 ) + 0.12
= 0.24 m
Luas
= 1135.9 x 0.24
= 272.616 m2
Mencat pintu
Luas daun pintu
= 121.51 m2
Luas cat
= 2 x 121.51
= 243.02 m2
Volume
(XI b)
= 515.636 m2
: 112 buah
b. Sekering group
3 buah
c. Stop kontak
59 buah
d. Saklar seri
32 buah
227
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
e. Saklar Paralel
25 buah
Sanitasi air
a. Kloset Porselen
Jumlah kamar mandi 16, jadi kloset yang dipasang sebanyak 16
buah kloset jongkok.
b. Pemasangan Instalasi Bersih
Pipa d = , panjang = 80 m
c. Pemasangan Instalasi Air Kotor
Pipa d = 2 , panjang = 61 m
d. Kran
Dipasang pada kamar mandi dan lavatory sebanyak 36 buah.
228
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
LOKASI
TH. ANGG.
: 2006
URAIAN BAHAN/UPAH
SATUAN
HARGA
A.
DAFTAR BAHAN
Batu belah
m3
155.000,00
m3
160.000,00
Batu bata
Kerikil beton
buah
200,00
m3
140.000,00
Pasir urug
65.000,00
Pasir pasang
m3
120.000,00
Pasir beton
m3
145.000,00
Kapur pasang
m3
130.000,00
Sirtu
m3
65.000,00
10
PC (40 kg/zak)
zak
29.000,00
11
kg
6.000,00
12
Kawat bendrat
kg
8.500,00
13
Paku biasa
kg
8.500,00
14
Kayu cetakan
m3
900.000,00
15
Papan cetakan
m3
900.000,00
16
Bambu
batang
6.800,00
17
Tali ijuk
kg
4.000,00
229
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
B.
DAFTAR UPAH
Mandor
Hari
35.000,00
Hari
35.000,00
Hari
35.000,00
Hari
35.000,00
Tukang kayu
Hari
35.000,00
Tukang batu
Hari
32.500,00
Tukang besi
Hari
30.000,00
Pekerja
Hari
22.000,00
230
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
URAIAN PEKERJAAN
SATUAN
JUMLAH
HARGA
m3
15.920,00
Urugan tanah
m3
4.889,00
Urugan pasir
m3
101.200,00
Urugan Sirtu
101.200,00
m3
219.952,00
m3
405.205,00
m3
495.960,00
m3
568.800,00
1.340.000,00
Tulangan 100
kg
1.072.000,00
Tulangan 110
kg
1.179.200,00
10
11
Bongkar begisting
12
10 m2
634.000,00
m2
3.369,00
10 m2
33.691,00
13
795.725,00
14
m3
842.225,00
15
m3
385.410,00
231
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
= 2,617,200.00
2.617.200,00
=
x 100 % = 0,059 %
4.432.795.540,89
= 23,103,302.63
23,103,302.63
=
x 100 % = 0,521 %
4.432.795.540,89
= 267,026,152.92
267,026,152.92
=
x 100 % = 6,024 %
4.432.795.540,89
= 2,717,086,824.84
2,717,086,824.84
=
x 100 % = 61,295 %
4.432.795.540,89
V. PEKERJAAN ATAP
Harga
Persentase
= 601,906,853.85
601,906,853.85
=
x 100 % = 13,578 %
4.432.795.540,89
= 223,169,683.20
223,169,683.20
=
x 100 % = 5,034 %
4.432.795.540,89
= 125,962,735.44
125,962,735.44
x 100 % = 2,842 %
=
4.432.795.540,89
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Harga
Persentase
= 228,109,230.24
228,109,230.24
=
x 100 % = 5,146 %
4.432.795.540,89
= 111,020,944.36
111,020,944.36
=
x 100 % = 2,504 %
4.432.795.540,89
X. PEKERJAAN CAT
Harga
Persentase
85,243,022.41
85,243,022.41
=
x 100 % = 1,923 %
4.432.795.540,89
=
36,326,833.00
36,326,833.00
=
x 100 % = 0,819 %
4.432.795.540,89
=
= 11,222,758.00
11,222,758.00
=
x 100 % = 0,253 %
4.432.795.540,89
233
PROYEK AKHIR
BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
234
PROYEK AKHIR
BAB XIII PENUTUP
BAB XIII
PENUTUP
253
PROYEK AKHIR
BAB XIII PENUTUP
8.2 Saran
1. Pelaksanaan
poyek
harus
dan syarat syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur
bangunan yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan.
2.
254